NOTULEN RAPAT
I.Pendahuluan
Pada tanggal 03 Mei 2017 Pukul 13 s.d. Selesai di ruangan Rapat Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Batam Kantor Bersama Lantai IV,telah dilaksakan Kunjungan Pratikum Ilmu Pemerintahan Fisip
UNJANI Kota Bandung dengan Badan Kesbangpol yang dipimpin oleh Sekeretaris Badan Kesbangpol
Kota Batam. Sebelum menjadi daerah otonom, Kotamadya Batam merupakan Kotamadya ke 2 (dua) di
Propinsi Riau, Pada awalnya Kotamadya Batam merupakan suatu Wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan
Batam yang termasuk dalam Wilayah Administrasi Kabupaten Tingkat II Kepulauan Riau. Batam adalah
nama sebuah pulau terbesar di daerah ini, tetapi tidak jelas diketahui dari mana literatur sejarah masa
lampau diwaktu Johor dan Riau masih merupakan Kerajaan Melayu.
Pemerintah Hindia Belanda, sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura
diserahkan kepada Pemerintah Belanda. Luas wilayah Kotamadya Batam lebih kurang 1.647,83 Km2,
yang terdiri dari lautan 1.035,30 Km2 dan daratan 612,53 Km2, sedangkan banyaknya pulau berjumlah
186 buah dimana 80 buah telah dihuni dan 106 buah pulau lagi masih kosong, diantaranya ada 3 buah
pulau yang agak besar yaitu Pulau Batam dengan luas kurang lebih 415 Km2, Pulau Bulan dan Kepala
Jeri. Karena wilayah Kotamadya Batam letaknya yang sangat strategis pada jalur pelayaran international
yang paling ramai di dunia dengan jarak hanya 12,5 mil laut (20 km) dari Singapura serta pintu gerbang
lalu lintas wisatawan yang keluar masuk dari/keluar negeri melalui pelabuhan laut Sekupang. Dengan
modal inilah maka Pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk memacu perkembangan di wilayah
Nusantara dari semua aspek kehidupan, Pulau Batam menjadi Otorita Pengembangan Daerah Industri
Pulau Batam (OBDIPB). Guna pemantapan pengembangan sebagaimana fungsi Pulau Batam tersebut
menjadi daerah industri dan perdagangan, alih kapal, penumpukan dan basis logistik serta pariwisata,
maka dikeluarkan beberapa Surat Keputusan Presiden atau Mentri maupun Dirjen, sebagaimana
periodesasi Pimpinan/PengembangPertumbuhan Penduduk/ masyarakat Kota Batam untuk mengatasi
pertumbuhan penduduk Dari data yang dihimpun, jumlah penduduk Batam saat ini sekitar 1,2 juta jiwa. Data itu dirilis
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam, usai Lebaran tahun 2016. Angka itu belum
memperhitungkan pendatang usai Lebaran yang akan bertambah.jumalah mungkin bertambah Demographia World
Urban Areas, sebuah perusahaan konsultasi di Amerika Serikat, menyebutkan Batam sebagai kota dengan
pertumbuhan populasi tertinggi di dunia. Dalam laporan tahunan itu Batam ditempatkan pada urutan pertama dengan
tingkat pertumbuhan penduduk 7,4 persen per tahun. Artinya, dengan pertumbuhan penduduk karena Kota Batam
Merupakan Mayarakat Hotrogen yang Berbagai suku,Bangsa dan Agama ada di Kota Batam,Batam merupakan Kota
Yang mempunyai Dualisme Kepemimpinan yaitu Pemerintah Kota Batam dan Badan Kawasan (BP) Batam.diaman
Kota Batam Untuk Masalah Lahan dan Perkapalan di tentukan oleh Badan Kawasan ( BP) Batam.Kondisi ekonomi
yang semakin lesu di Batam dianggap kian genting karena mengakibatkan ribuan orang harus kehilangan pekerjaan.
Sebagaimana data dari Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, tercatat ada sekitar 23 perusahaan yang tutup serta
hengkang di tahun 2017. Jumlah pengangguran juga tak sedikit mencapai 200 ribu orang. Hampir sekitar 20 persen
lebih jumlah penduduk Batam yang kini mencapai 1,2 juta jiwa.Sementara itu Apalagi bila hal tersebut dikaitkan
dengan masalah ekonomi di Batam yang saat ini menurun drastis.
Kota Batam dengan Jumlah Penduduk yang bergitu Komplek Tidak Mungkin Akan
sama dengan Penduduk Negara Singapure yang termasuk Negara Maju,dan Kota
Batam hanya Kota Bukan sebuah Negara,sementara untuk konflik sosial di Kota
Batam tidak Penah Terjadi samapai adanya pertumpahan darah karena apabila
terjadinya konflik makan akan diseselasikan dengan memdatangkan para perwakilan
suku dari daerah yang sedang berkonflik karena masyarakat domina masyarakat yang
dating dari luar Batam,serta apa bila ada konflik di Perkerja juga cukup hanyak
menjelaskan peraturan yang telah menentukan serta penjelasan dari pesatuan Pekerja.
Sedangkan untuk fenomena Ruli sudah diganti dengan hak Pakai kecuali Kampung
Tua,dimana Kota Batam Memiliki 360 Buah Pulau dan Barelang Status quo.
Kota Batam sebagai kota pariwisata, menyajikan aneka bentuk sarana wisata yaitu wisata laut dan pantai, wisata
seni dan budaya, wisata belanja, wisata ekonomi dan konferensi, serta wisata kemanusiaan. Didukung oleh
tersedianya fasilitas hotel dan resort dengan standar berkelas internasional serta aneka peristiwa yang disusun
dalam Kalender Kegiatan Kepariwisataan Kota Batam sehingga diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan
kepuasan wisatawan domestik maupun mancanegara dalam berkunjung serta dapat memberikan inperasi Bagi
Adek-adek Semua dalam pelaksanaan Kunjungan ini dengan maksud tujuan dalam kunjungan tersebut
melaksanakan Pratikum Ilmu pemerintahan semoga dengan hasil Konsultasi ini bisa menambaha wawasan tentang
Kota Batam. Demikian Laporan ini disampaikan,mohon arahan dan petunjuk lebih lanjut
AGUS SUYATNO.S.Pi.MT
Nip.19720802 199803 1 006
NOTULEN RAPAT
I.Pendahuluan
Pembauran kebangsaan adalah proses pelaksanaan kegiatan integrasi anggota masyarakat dari berbagai
ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan, dan
perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku,
dan etnis masing-masing dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam upaya untuk
mewujudkan pembauran kebangsaan maka Kantor Kesbangpol membentuk Forum Pembauran
Kebangsaan (FPK) sesuai dengan amanat Permendagri nomor 34 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pemabauran Kebangsaan di Daerah. FPK diharapkan dapat menjadi wadah informasi,
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama antara warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan,
memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan. Pertemuan Forum Pembauran
Kebangsan (FPK) mulai dari para pengurus tingkat kota hingga tingkat Kecamatan, Rapat Koordinasi
Forum Pembauran merupakan Pertemuan ini menjadi ajang silaturahmi dan sekaligus untuk memperkokoh
penguatan kelembagaan demi terwujud Visi Kota Batam yang Maju,Walikota Batam selaku dewan
pembina FPK Kota Batam, bekenan hadir menjadi wadah bertemunya para pengurus FPK untuk
membahas program kerja kedepan,juga menyebut hendaknya FPK dijadikan wadah yang benar-benar
mempersatukan warga Kota Batam yang terdiri dari banyak etnis. Dengan begitu konflik yang mungkin
terjadi di beberapa wilayah, misalnya dengan pemicunya perbedaan etnis, bisa diminimalisir.Kota Batam
memiliki multi etnis. Ada Melayu,Tionghoa, Batak, Betawi, Sunda, Jawa dan lainnya. Kesatuan ini perlu kita
perkokoh dengan berbagai kegiatan bersama untuk membangun kota Batam dalam
keberagaman,Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Kota Batam Dalam Rapat koordinasi tersebut
mengatakan FPK harus mampu mengoptimalkan fungsi kelembagan mulai dari tingkat kota hingga
kecamatan.Dengan begitu bisa berperan bersama masyarakat mewujudkan sosial kehidupan yang baik.
Termasuk, pada bidang ekonomi dan pelestarian lingkungan. Untuk memaksimalkan peran FPK dan
kelembagaanya ia berharap komunikasi antar anggota bisa terus ditingkatkan. Bersama unsur lainnya
bekerjasama dan bertoleran dalam sosial kemasyarakatan.Pembahasan mengenai suatu persoalan
bersama untuk dicari titik temu. Kita ingin membangun komunikasi , juga ingin berkontribusi dari segi
apapun agar bermanfaat bagi orang lain.Dilanjutkan dengan penyampaian narasumber menyampaikan
pokok pembahasan mengenai peran FPK mewujudkan kesatuan bangsa khususnya di Kota Batam.Pada
tanggal 28 Juli 2016 Pukul 08.00 s.d. Selesai di ruangan Rapat Kantor Walikota Batam ,telah
dilaksakan Rapat Koordinasi dipimpin oleh Kepala Badan Kesbangpol Kota Batam.seluruh
peserta Pembauran.
Keanggotaan FPK
terdiri atas pimpinan organisasi pembauran kebangsaan, pemuka adat, suku, etnis,
dan masyarakat setempat.
Jumlah anggota FPK provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan
disesuaikan dengan jumlah suku, etnis, dan pemuka masyarakat setempat.
FPK dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua dan wakil ketua, 1 (satu) orang sekretaris
dan anggota sesuai dengan kebutuhan yang dipilih secara musyawarah oleh
anggota.
Dalam rangka membina FPK, dibentuk Dewan Pembina FPK di provinsi, kabupaten/
kota, kecamatan dan desa/kelurahan.
Dewan Pembina FPK
Dewan Pembina FPK kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh bupati/walikota dengan susunan keanggotaan Ketua
kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh bupati/walikota dengan
susunan keanggotaan:
Ketua : carmat