Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PROGRAM ABDIMAS DOSEN UPBJJ-UT

JUDUL

Meningkatkan Keterampilan Bercocok Tanam dengan Metode Hidroponik Bagi


Masyarakat Kelurahan Mukakuning Kota Batam

Oleh
1. Albert Gamot Malau,S.Si.,M.Si (Ketua)
2. Adisti Yuliastrin, S.Si., M.Si (Anggota)
3. Drs.Haholongan Simanjuntak,M.Pd (Anggota)
4. Eliaki Gulo, S.E., M.M (Anggota)
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENGABDIAN MASYARAKAT

Judul : Meningkatkan Keterampilan Bercocok Tanam dengan Metode Hidroponik


Bagi Masyarakat Kelurahan Mukakuning Kota Batam

1. Ketua
Nama Lengkap : Albert Gamot Malau,S.Si.,M.Si
NIP/NIDN : 197004301997031002/0030047002
Jabatan Fungsional : Lektor/III-d
Program Studi : Agribisnis
Jurusan/Fakultas : Biologi/FMIPA
No Hp/e-mail : 081364022947/ albert@ecampus.ut.ac.id
2. Anggota ke-1
Nama Lengkap : Drs.Haholomham Simanjuntak,M.Pd
NIP/NID : 19650215 200812 1 003/0021056503
Jabatan fungsional : Lektor Kepala/IV-a
Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam/Pendidikan
Matematika
3. Anggota ke-2
Nama Lengkap : Adisti Yuliastrin, S.Si., M.Si
NIP/NID : 19650215 200812 1 003/
Jabatan fungsional : Lektor /III-b
Jurusan/ Fakultas : Biologi/FMIPA
4. Anggota ke-3
Nama Lengkap : Eliaki Gulo, S.E., M.M.
NIP/NID : 19650215 200812 1 003/
Jabatan fungsional : Lektor /III-c
Jurusan/ Fakultas : Manajemen/FEKON
Instutusi Mitra (Jika anda) : PT.Tunaskarya Indoswasta
Alamat : Batamindo Industrial Park Lot 306, Jalan Angsana,
Muka Kuning, Nongsa, Kabil, Nongsa, Kota Batam,
Kepulauan Riau 29432
Penanggung Jawab : Riko Jayasaputra
Jarak Kantor UPBJJ-UT
Batam : 16 km
Kegiatan Abdimas
Tahun Pelaksanan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Biaya Tahun Berjalan : Rp 13.000.000,-
Biaya Keseluruhan : Rp 13.000.000,-
Mengetahui Batam,22 November 2017
Kepala UPBJJ-UT Batam Ketua

Drh.Ismed Sawir,M.Sc Albert Gamot Malau,S.Si.,M.Si


NIP.195801051989031003 BIP.197004301997031002
Menyetujui,
Ketua LPPM

Ir.Kristanti Ambar Puspitasari,M.Ed.,PhD


NIP.196102121986032001
Ringkasan
Pulau Batam menjadi sebuah kota administratif (1983), Batam menjadi kawasan industri
terkemuka dan menjadi “kota pencetak dollar”. Sehingga tak mengherankan jika total dari
perekonomian Batam, 71,60% nya adalah merupakan kegiatan Industri Pengolahan. Untuk
mendukung hal itu semua, Batam berusaha memperluas lahan untuk industrinya. Melalui
digabungnya pulau-pulau sekitar seperti Pulau Batam, Tonton, Nipah, Setoko, Rempang,
Galang, dan Galang Baru dengan jembatan megah. Bahkan Batam sendiri membagi
kawasannya menjadi beberapa bagian; kawasan Industri, kawasan wisata, kawasan penyedia
air bersih, dan kawasan yang menjadi pusat kegiatan perdagangan ritel dan pemerintahan.
Bisa kita bayangkan, apabila kita dapat memadukan konsep pertanian konvensioanal dan
Urban Farming, maka kita akan mampu mencukupi kebutuhan pangan kita sendiri bahkan
mampu mengespornya ke negara lain. Hal Ini tidak saja member keuntungan ekonomis
namun juga membuat Kota Batam memiliki ketahanan pangan yang kuat dan akan membawa
Kota Batam swasembada Pangan
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Analisi Situasi Latar Belakang

Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2002

dan pemerintahannya baru efektif berjalan sejak 1 Juli 2004 meliputi 4 ( empat )

Kabupaten dan 2 ( dua ) Kota yakni Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten

Natuna dan Kabupaten Lingga serta Kota Tanjungpinang dan Kota Batam, Provinsi ini

merupakan salah satu dari 33 Provinsi di Indonesia yang memiliki letak geografis yang

sangat strategis. Letak wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia,

Singapura, Vietnam dan Thailand yang merupakan salah satu kawasan pertumbuhan

ekonomi di dunia telah memberikan keunggulan komperatif terhadap perkembangan

Provinsi Kepulauan Riau. Posisi Provinsi Kepulauan Riau juga menjadi semakin penting

karena berada di jalur perdagangan international yaitu Selat Malaka. Menurut Batam

dalam Angka (2016) Luas wilayah Provinsi Kepulauan mencapai 425.214,6679 km2 yang

terdiri dari perairan seluas 417.005,0594 km2 (98,05%). Sementara luas daratannya

mencapai 8.209,605 km2 (1,95 %) yang terdiri dari gugusan pulau besar dan kecil,

panjang garis pantai 2.367,6 km. Dari 6 kabupaten/kota yang berada dalam wilayah

administrasi Provinsi Kepulauan Riau, seluruhnya merupakan wilayah yang memiliki

daerah pesisir dan terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil. Dari lebih kurang 2.408 pulau,

hanya 366 buah (15%) yang berpenghuni, 2.042 buah (85%) belum berpenghuni.

Beberapa pulau yang dapat dikategorikan sebagai pulau besar di provinsi ini adalah Pulau

Bintan, Batam, Karimun, Singkep, Lingga, Senayang, Bunguran dan pulau-pulau

Anambas. Sedangkan sisanya merupakan pulau dan gugusan pulau kecil.

Kota Batam adalah salah satu kota di provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Kota

Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur
pelayaran internasional. Kota ini memiliki jarak yang dekat dengan Singapura dan

Malaysia. Kota Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di

Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk, namun hingga Desember 2008 telah berpenduduk 915.882 jiwa. Pada dekade

1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka

sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai

lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah

Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai

penggerak pembangunan Batam, adapun Kota Batam ini memiliki luas wilayah daratan

seluas 715 km² atau sekitar 115% dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah

keseluruhan mencapai 1.570.35 km².

Setelah ditetapkannya Pulau Batam menjadi sebuah kota administratif (1983), Batam

menjadi kawasan industri terkemuka dan menjadi “kota pencetak dollar”. Sehingga tak

mengherankan jika total dari perekonomian Batam, 71,60% nya adalah merupakan

kegiatan Industri Pengolahan. Untuk mendukung hal itu semua, Batam berusaha

memperluas lahan untuk industrinya. Melalui digabungnya pulau-pulau sekitar seperti

Pulau Batam, Tonton, Nipah, Setoko, Rempang, Galang, dan Galang Baru dengan

jembatan megah. Bahkan Batam sendiri membagi kawasannya menjadi beberapa bagian;

kawasan Industri, kawasan wisata, kawasan penyedia air bersih, dan kawasan yang

menjadi pusat kegiatan perdagangan ritel dan pemerintahan.

Kota Batam yang merupakan kawasan Industri, yang mengakibatkan lahan pertanian

semaking sedekit, dan berakibat harga bahan pokok berupa sayur-sayuran semakin

tinggi. Dengan lahan yang terbatas maka ada konsep bertani di daerah perkotaan dengan

memanfaatkan lahan sempit yang ada. Konsep itu bernama Urban Farming. Kita tidak

lagi memerlukan lahan yang luas untuk bertani. Cukup memanfaatkan lahan sempit yang
tersedia di halaman rumah atau teras, kita tetap mampu menanam sayur atau buah-

buahan, bahkan padi sekalipun. Bisa kita bayangkan, apabila kita dapat memadukan

konsep pertanian konvensioanal dan Urban Farming, maka kita akan mampu mencukupi

kebutuhan pangan kita sendiri bahkan mampu mengespornya ke negara lain. Hal Ini

tidak saja member keuntungan ekonomis namun juga membuat Kota Batam memiliki

ketahanan pangan yang kuat dan akan membawa Kota Batam swasembada Pangan.

Apabila Kota Batam mampu mewujudkan ini, maka kita telah mampu mengeliminir

resiko masalah harga sayur mayur yang cukup tinggi. Untuk itu maka Pengabdian

masyarakat ini bertujuan untuk Meningkatkan Keterampilan Bercocok Tanam dengan

Metode Hidroponik Bagi Masyarakat Kelurahan Muka Kuning Kota Batam

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Kota Batam merupakan kota industri dan wisata, hal ini menyebabkan banyak lahan

yang diperuntukan untuk industri dan penginapan berupa hotel, restauran. Hal ini

berdampak terhadap kebutuhan akan bahan-bahan pokok berupa sayur-sayuran masih di

datangkan dari daerah, ini berdampak dengan tingginnya harga sayur-sayuran.

Berdasarkan tinjauan disperindag mencatat harga cabai merah jawa turun dari Rp25.000

per kg menjadi Rp24.000 per kg dan cabai merah keriting turun dari R35.000 per kg

menjadi Rp33.000 per kg. Sedangkan cabai merah impor naik dari Rp9.000 per kg

menjadi Rp10.000 per kg.

Kebiasaan makan dengan sayur dan buah-buahan sangat penting untuk kesehatan kita.

Tidak saja mengkonsumsi sayur dan buah-buahan secara teratur tetapi juga memastikan

kualitas sayur dan buah-buahan tersebut. Urban Farming dengan basis bertanam secara

organic dan hydroponic bebas dari penggunaan pestisida sehingga akan sangat

bermanfaat menjaga kesehatan tubuh kita. Berbeda dengan sayur dan buah-buahan yang

ditanam secara konvensional banyak menggunakan pestisida yang dalam jangka panjang
dapat merugikan kesehatan kita. Terdapat beberapa permasalahan yang terkait dengan

lahan yang terbatas Program Keterampilan Bercocok Tanam dengan Metode Hidroponik

Bagi Masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana memotivasi (membangun kemauan) dari masyarakat supaya dapat

bercocok tanam dengan Metode Hidroponik ?

2. Bagaiman Menyusun Perencanaan Program Wirausaha bercocok tanam dengan

Metode Hidroponik

3. Bagaimana Menyususn Keuangan Program Wirausaha bercocok tanam dengan

Metode Hidroponik

4. Bagaimana menyususn proposal pengajuan Program Wirausaha bercocok tanam

dengan Metode Hidroponik

1.3. Tujuan Kegiatan

Mengacu pada permasalahan yang diatas dan diajukan untuk dipecahkan, maka

tujuan kegiatan ini adalah:

1. Bagaimana memotivasi (membangun kemauan) dari masyarakat supaya dapat belajar

bagaimana memanfaatkan ruangan yang kecil untuk bercocok tanam dengan Metode

Hidroponik

2. Bagaiman Menyusun Perencanaan dari permodalan sampai keuntungan bercocok

tanam dengan Metode Hidroponik

3. Bagaimana memilih pembibitan yang baik bercocok tanam dengan Metode

Hidroponik

4. Bagaimana menyususn proposal pengajuan Program Wirausaha bercocok tanam

dengan Metode Hidroponik

1.4. Manfaat Kegiatan


Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki keterampilan

tentang wirausaha, secara khusus program ini dilaksanakan di Kelurahan Muka kuning

yang tinggal di kecamatan Muka kuning, pengabdian masyarakat diharapkan dapat

memberikan manfaat kepada masyarakat yang marjina terutama yang terdapat di

Kecamatang Sagulung. Program pengabdian masyarakat ini untuk menambah

pengetahuan para masyarakat baik dalam program usaha. Bagi Pemerintah daerah

manfaat program ini adalah untuk meningkatkan jumlah masyarakat untuk dapat

memanfaatkan ruang dilingkunagn masing-masing untuk bercocok tanam.


BAB II
Target dan Luaran Abdimas

Berdasarkan Rencana Masyarakat yang disusun maka target dan luaran yang

diharapkan setelah melaksanan Pelatihan Hidroponik Bagi Masyarakat dapat ditunjukkan

pada tabel 2.1. Hasil kegiatan ini juga akan digunakan untuk menyususn berupa seminar hasil

dari pengabdian masyarakat yang telah dilakukan serta publikasi

Tabel 2.1. Target Luaran yang diharapkan tercapai setelah Pelaksanan Pelatihan
Hidroponik

No Kegiatan Target Luaran pada mitra


1 Penyampaian Manfaat dan Kegunaan Tanaman 90 % dari peserta latihan
Hidroponik memahami manfaat secara
ekonomis tanaman
hidroponik
1. Pengertian hidroponik
2. Perencanan Biaya
penanaman hidroponik
3. Bagaimana bercocok
tanam hidroponik
4. Evaluasi bercocok tanam
hidroponik
2 Praktek membudidaya tanaman hidroponik 85 % dari peserta latihan
memahami bagaimana
membudidaya tanaman
hidroponik
1. Bagaiman membudidaya
tanaman hidroponi
2. Bagaimana mengunakan
alat yang sederhana
bercocok tanam dengan
metode hidroponik
3 Peserta membuat dan membudidaya tanaman 90 % peserta melakukan
hidroponik praktek langsung bagaiman
cara membuat dan
membudidaya tanaman
hidroponik
BAB III
Metode Pelaksanaa Abdimas

3.1.Metode

Kegiatan Pelatihan Bercocok tanam hidroponik di laksanakan di Kebun hidroponik

Blok C, sedangkan untuk pengisian materi di laksanakan di training Room Dormitory Blok

B1-14, yang diikuti oleh sebanyak 54 orang peserta dan di bantu sebanyak 5 orang instruktur

dan 4 narasumber dari Universitas Terbuka. Adapun Topik yang disampaikan adalah sebagai

berikut:

1. Pengertian Hidroponik

2. Pembiayaan Tanaman Hidroponik

3. Bercocok tanam hidroponik

4. Praktek

3.2.Sasaran

Sasaran pelatihan bercocok tanam hidroponik adalah masyarakat yang ada di

lingkungan Perusahan Batamindo di daerah mukakuning

3.3.Metode Kegiatan

Teknik yang digunakan dalam menyampaikan materi pelatihan adalah workshop dengan

menggunakan alat bantu multimedia berupa laptop, LCD, alat peraga.


BAB IV

Kelayakan Pelaksanan Abdimas

Pelaksanan Pengabddian masyarakat yang dilaksanakan di Training Room Dormitory

Blok B1-14 dan praktek dilaksanakan kebun Hidroponik Blok C sangat membantu warga

masyarakat di sekitar muka kuning, dimana pelatihan bercocok tanam hidroponik sangat

membantu masyarakat yang tidak memiliki lokasi pertanian. Pada pelaksanan pelatihan ini

juga diadakan praktek bagaimana bercocok tanam yang dimulai dari bagaiman cara

pembibitan dan Penyemaian.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Siti Istiqomah (2011) bahwa Hidroponik adalah budidaya menanam dengan

memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan

kebutuhan nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada

kebutuhan air pada budidaya dengan tanah (Wekepedia). Pada awalnya Gericke

mendefinisikan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan larutan nutrien mineral.

Hidroponik merupakan bagian dari budidaya tanpa tanah. Banyak budidaya tanpa tanah

namun dengan larutan untuk hidroponik. tatic solution culture memiliki pengertian

budidaya hidroponik dengan air statis yang mana airnya diam dan tidak mengalir,

merupakan teknik hidroponik yang akarnya secara terus-menerus akarnya tercelup air

yang diletakkan pada wadah berisi larutan. Mengetahui teknik menanam tanaman

hidroponik dan mempelajari bagaimana cara untuk mempraktekannya. Saat ini luas lahan

pertanian semakin menipis seiring meningkatnya lahan pemukiman. Jika hal ini di biarkan

saja tentu akan sangat mengkhawatirkan pasokan bahan makanan yang di dapat dari

pertanian.

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini memiliki luas wilayah

daratan seluas 715 km² atau sekitar 115% dari wilayah Singapura, sedangkan luas wilayah

keseluruhan mencapai 1.570.35 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26

sampai 34 bderajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.

Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subu, hal ini yang menyebabkan harga pangan

di kota batam termasuk yang tertinggi. Hal tersebut yang melatarbelakanggi untuk

melakukan pengabdian dengan bentuk pelatihan bercocok tanam hidroponik yang

dilakukan di daerah mukakunin dengan jumlah peserta sebanyak 55 orang,


Pada pelatihan penanaman tanaman hidroponik dimulai dengan perencanaan bercocok

tanam yang dimulai dari penyamaian bibit, penanaman dan proses penjualan. Pada

pelaksanan pelatihan juga di lakukan bagaimana perencanaan biaya yang digunakan serta

proses produksi. Pada pelatihan penanaman hidroponik ini peserta hanya i bekali keahliah

bagaiman merencanakan dengan memiliki lahan yang kecil bisa menghasilkan produk

berupa sayur yang bisa di konsumsikan dan di jual menjadi penghasilan tambahan. Pada

pelatihan ini juga diadakan simulasi. Pada simulasi para peserta di coba membuat

perencanaan yang di mulai dari pembibitan,penanama, produksi serta penjualan. Hasil

yang diperoleh dari pelatihan adalah setiap anggota peserta pelatihan memahami serta

dinyatakan lulus dalam pelatihan bercocok tanam dengan hidroponik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pelaksanan pelatihan bercocok tanam Hidroponik di Muka kuning berjalan dengan

lancar, dan sesuai dengan perencanaan. Pelaksanan yang direncanakan berjumlah 50

bertambah menjadi 54 orang. Tingginya minat masyarakat untuk bercocok tanam

hidroponik disebabkan oleh pada umumnya masyarakat tidak memiliki lahan untuk

bercocok tanam. Pada umumnya peserta memiliki lahan sempit dan kebutuhan akan

pangan berupa sayur-sayuran sangatlah penting. Hasil pengamatan kami setelah mereka

melakukan pelatihan ada 25 orang yang telah melaksanakan penanaman sayur-sayuran

mengunakan hidroponik.

Saran

Harapan kita supaya pelaksanan pelatihan ini bisa dilakukan di kecamatan yang lain,

misalnya kecamatan sagulung,hal ini disebabkan oleh lahan di Kota Batam yang terbatas

sedangkan kebutuhan akan bahan pokok sangatlah penting.


Daftar Pustaka

Jimmy Halim “ Urban Farming 6 Teknik Hidroponik” Penerbit Gramedia

Nurdin SQ “Mempercepat Panen Sayuran Hidroponik “Penerbit Gramedia


LAMPIRAN 1. Photo Kegiatan Pengabdian Masyarakat Pelatihan Bercocok
Tanam Hidroponik di Mukakuning di Training Room Dormitory
Blok B1-14
Photo Praktek Lapangan Pengabdian Masyarakat di Kebun Hidroponik Blok C
Lampiran II. Surat Pernyataan Kesedian Mitra dalam Kegiatan Program Abdimas

Anda mungkin juga menyukai