ERWIN OCTAVIANTO,
SE, ME
PT WHC ITERA
PUBLICATIONS
2020 Author : Resesi Ekonomi Lampung Dan Tantangan Pilkada Dimasa Pandemi,
JURNAL FISIP UNILA
2018 Q3 JOURNAL IJEPEE (SWITZERLAND) The Challenges To Achieve
Commonweal In Industrial Area (Case Study In Bandarlampung Industrial Area), , ISSN:
2223-5078
2008-present Write opinion at mass media, for ex.: Lampung Post, Radar Lampung,
Tribun Lampung.
2015 Book contributor author: Changing Mindset Economic Development Lampung,
Book of Lampung Development Idea, ISBN: 978-602-1534-44-1, Indepth Publishing and
Kupas Tuntas Newspaper
2015 Book contributor author: Smart in Capturing The Opportunities, Book of One Year
Lampung on Ridho-Bactiar (Towards a developed and prosperous Lampung), ISBN: 978-
602-1534-44-1, Indepth Publishing and Kupas Tuntas Newspaper
2013 Author: The Megaprojects (infrastructure) And Economic Lampung, Opinion in
Lampung Post Newspaper, June 13, 2013
2012 Author: Bandar Lampung Coastal Planning, in Lampung Post Newspaper, June 29,
2012
2011 The Economic Policy to Way Kanan District, Journal of Standar, Universitas of
Bandar Lampung, Vol 01/ No. 01, February 2011, ISSN 2088-0235.
N
What we'll work on next month
03
Rempang Dalam Program
Strategis Nasional
Permasalahan Konflik Di
04
Rempang
Selain dilengkapi dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang memadai,
kampung baru tersebut juga akan didukung dengan dermaga modern yang
berfungsi untuk memaksimalkan aktivitas nelayan serta kegiatan bongkar
muat
REMPANG ECO-
CITY
INVESTASI
• Rempang Eco City dijadikan sebagai ajang
berkompetisi (dengan negara tetangga) untuk
Potensi Investasi Rempang Eco City
mendapatkan Investasi Rp174 triliun untuk Xinyi
Group dan Rp381 Triliun untuk PT. MEG.
• Sedangkan rata-rata total investasi di Batam saja
per tahun adalah sebesar Rp13,63 triliun
• kehadiran Xinyi, dapat menarik investasi lainnya,
sehingga tercipta ekosistem usaha yang berdampak
bagi Kawasan (multiplier effect).
• Xinyi Group didirikan pada 1988 dan berkantor
pusat di Hong Kong. Perusahaan ini bergerak pada
produksi kaca apung (float glass), kaca mobil, dan
kaca arsitektur hemat energi berkualitas tinggi dan
telah memiliki jaringan di 130 negara di dunia.
PERMASALAHAN
KONFLIK DI
REMPANG
UMUM
• Rencana investasi ratusan triliun rupiah awalnya
menjanjikan kemajuan, tetapi berakhir dengan konflik
antara pihak pengembang, masyarakat setempat, dan
pemerintah.
• Kasus ini menunjukkan kompleksitas perencanaan
pembangunan dan dampak sosialnya.
• Konflik tersebut menyoroti pentingnya melibatkan
masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan
dan pengambilan keputusan.
• Keadilan, transparansi, dan pelestarian budaya serta
mata pencaharian lokal harus menjadi poin utama
dalam rencana pembangunan.
MAIN PROBLEM
01 02 03 04 05
Masyarakat mengaku Sampai saat ini, BP Menurut KPA, Dalam RTRW Nasional
temuan awal Ombudsma merasa tertekan oleh Batam belum masyarakat yang telah berdasarkan PP Nomor 13
n RI desakan-desakan untuk mengantongi sertifikat menempati wilayah itu Tahun 2017 pun, tidak ada
mengungkap bahwa mendaftarkan diri ke hak pengelolaan lahan selama berpuluh-puluh yang secara spesifik
upaya legalisasi program relokasi (HPL) di Pulau Rempang tahun dinilai semestinya menunjukkan alokasi ruang
kampung-kampung tua karena lahan yang memiliki hak yang sah untuk pengembangan
di Pulau Rempang “belum clean and clear”. atas tanah tersebut. Rempang Eco City.
"dibiarkan Yang ada justru Taman Buru
menggantung" oleh Pulau Rempang yang masuk
Pemerintah Kota Batam sebagai Kawasan Lindung
sejak awal 2000-an. Nasional,
PERMASALAH
AN
GENTRIFIKASI
• Gentrifikasi nampaknya meluas dan terlegalkan dalam dokumen tata
ruang di Indonesia.
• Hal ini dibuktikan dengan adanya kebijakan untuk menyingkirkan
penghuni lama dari kampung tua yang ada di sana.
• Konsep baru yang dibawa, yaitu menjadikan pulau tersebut sebagai
pulau dengan citra suatu kota yang maju dan modern dan tercerabut
dari akar budaya pulau itu sendiri.
• perencanaan tata ruang yang mengabaikan eksistensi penduduk asli
telah menimbulkan geger budaya dan juga geger mental bagi
masyarakat yang ada di sana, terutama anak-anak dan kaum wanita.
ALTERNATIVE
DAN SOLUSI
PRINSIP 01
Keberadaan Rempang Eco City harus menghormati dan menempatkan
kampung tua dan warganya sebagai elemen penting dari suatu upaya
menjaga keseimbangan dan eksistensi seluruh aktivitas yang ada di
AN
02
tersebut, mendapatkan Manfaat turunan dari Pembangunan Rempang
Eco City tanpa menghapus Adat dan Budaya Masyarakat Setempat
Solusi Rekonsiliasi
g. Penyelesaian Kasus.
PENANGANAN KONFLIK
AGRARIA BERKAITAN DENGAN
PSN
Dalam Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2020 hal gugatan Perkara merupakan Program Strategis Nasional, Tanah Aset Pemerintah/BUMN/BUMD dapat dilakukan Rapat
Koordinasi Penanganan Perkara, antar kuasa hukum:
a. Kementerian, Kantor Wilayah dan/atau Kantor Pertanahan;
b. Pejabat dan/atau Instansi terkait, tergugat lainnya; dan/atau
c. Narasumber/Ahli,
yang hasilnya dituangkan dalam notula.
Resettlement yang baik seharusnya memberi kesempatan pihak untuk melihat dan menilai tempat dimana ia akan dipindah jadi
terdapat pilihan-pilihan untuk hal tersebut. Tawaran relokasi yang tidak partisipatif itu sejatinya menyisakan permasalahan yang
cukup besar karena tidak memperhitungkan kondisi psikologis warga, misalnya
1). Kekhawatiran kehilangan sejarah/identitas;
2). Tecabut dari jejaring sosial yang ada;
3). Ketidakpastian untuk mengawali hidup di tempat yang baru; dan
4). Akan adanya potensi konflik horizontal di warga sekitar.
Relokasi tanpa partisipasi akan sulit diterima warga terdampak. Menawarkan bentuk/fasilitas relokasi dan lain-lain dan
menetapkan prioritas penerima, tanpa memberikan waktu bagi masyarakat untuk berpikir dan membuat pilihan atau keputusan,
terkesan menjadikan relokasi sebagai satu-satunya jalan keluar
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan berwawasan kependudukan
menitikberatkan penduduk sebagai titik sentral dan modal dasar
pembangunan. Konsep ini dapat diterapkan dengan memperhatikan
beberapa hal, sebagai berikut: