Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SISTEM TATA GUNA LAHAN TERHADAP POTENSI DAN

PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN INDRAMAYU

Disusun oleh :
SOFWAN DWI PRAMONO
2001387
TRANSDAR 2.14

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Sistem Tata Guna Lahan

Dosen Pengampu :
AJI RONALDO M.Sc

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TRANSPORTASI DARAT POLITEKNIK


TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD
2022
Perkembangan suatu daerah dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitas
dalam suatu wilayah. Pengembangan wilayah akan menimbulkan perubahan fisik dan penggunaan lahan
yang ada sehingga akan timbul kegiatan masyarakat yang mendiami daerah tersebut melalui persebaran
pola penggunaan lahan. Seiring dengan perkembangan yang ada, semakin berkembang pula kegiatan
manusia (dalam hal ini penduduk suatu kota/daerah) tersebut yang menyebabkan pertumbuhan intensitas
pergerakannya. Tata guna lahan di suatu daerah juga akan terus berkembang seiring dengan berjalannya
waktu.
Pembangunan daerah akan berjalan dengan baik apabila mempunyai rencana tata ruang yang mampu
mengantisipasi perkembangan wilayah. Penyediaan fasilitas sarana maupun prasarana transportasi akan
menyokong pengembangan wilayah secara terpadu dan menyeluruh. Dimana salah satu indikator kota
sebagai ciri kota yang baik adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi warga
masyarakat yang ada. Pola tata guna lahan yang ada pada suatu wilayah berkaitan erat dengan perubahan-
perubahan serta keefektifan dari sistem transportasi.

Kabupaten Indramayu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten ini
berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Cirebon di tenggara, Kabupaten Majalengka dan
Kabupaten Sumedang di Selatan, serta Kabupaten Subang di barat. Kabupaten Indramayu dilalui jalur
utama pantura, yakni jalur nomor satu sebagai urat nadi perekonomian pulau Jawa. Oleh karena itu
Indramayu menjadi tempat persinggahan dan perantauan dari daerah di timur pulau Jawa, dari para
pendatang asal suku Jawa tersebut di Indramayu dapat ditemukan ragam percakapan bahasa Jawa.
Kabupaten Indramayu memiliki potensi yang sangat besar dalam industri minyak dan gas (migas),
perikanan laut dan pariwisata pantai. Ketiga potensi Sumber Daya Alam yang ada di Indramayu perlu
dikembangkan secara maksimal untuk mengejar ketertinggalan Indramayu dengan kabupaten-kabupaten
lainnya di Jawa Barat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya, terlebih posisi Indramayu cukup
strategis karena dilewati jalur pantura sehingga berpotensi untuk dapat menunjang ekonomi masyarakat
Indramayu.
Walaupun dijuluki sebagai Kota Mangga, akan tetapi Indramayu juga punya potensi dalam industri
Minyak dan Gas. Dari keseluruhan 318 desa dan kelurahan di Indramayu, tercatat 255 desa memiliki
potensi kandungan Migas. Bahkan berdasarkan Seismic 3D Akasia Besar (kegiatan perekaman data potensi
minyak dan gas) lingkungan kantor Pemkab Indramayu yang berlokasi di kecamatan Margadadi juga
berpotensi memiliki kandungan Migas.

Sampai dengan tahun 2019 sedikitnya 77 sumur minyak dan 40 sumur gas produktif ada di wilayah
wilayah Kabupaten Indramayu. Pada 2021 melalui pengeboran sumur Eksplorasi Akasia Maju-001, PT
Pertamina EP menemukan cadangan Migas serta kondensat di area PEP Asset 3 di Kecamatan Jatibarang.
Dengan adanya temuan wilayah wilayah berpotensi migas ini menunjukkan kegiatan sektor migas dari hulu
sampai hilir ada di Indramayu. Adapun beberapa lapangan pengeboran minyak yang cukup dikenal di
indsutri migas, antara lain lapangan Jatibarang dan lapangan Cemara.

Wilayah Indramayu terdapat kilang minyak Balongan, yang merupakan salah satu dari enam kilang
minyak terbesar di Indonesia. Kilang minyak balongan berdiri pada tahun 1990 dan memiliki kapasitas
pengolahan bahan mentah untuk BBM sekitar 125 ribu BPSD (barel per steam day). Selain pengolahan
minyak, terdapat pula unit pemasaran yang memasok kebutuhan Bahan Bakar Minyak di Jabodetabek.

Indramayu juga menyimpan keindahan alam dengan potensi pariwisata yang begitu besar. Dengan
panjang bentangan pantai yang memanjang 146 kilometer, menjadikan Indramayu sebagai daerah dengan
destinasi wisata pantai yang eksotik di Provinsi Jawa Barat. Tahun 2021 dibuka beberapa pantai baru
sebagai destinasi wisata seperti Pantai Pendawa, Pantai Tiris, Pantai Rembat Juntinyuat, Pantai Glayem,
Pantai Tambak Raya dan juga termasuk Arboretum Mangrove Karangsong.
Hal yang sama juga mengacu terhadap kontribusi yang cukup besar sekitar 40 persen produksi
perikanan di Jawa Barat berasal dari Indramayu. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perikanan dan
Kelautan Kabupaten Indramayu, pada tahun 2019 produksi ikan di Kabupaten Indramayu mencapai Rp
464.529.060.185. berasal dari 14 Tempat Pelelangan Ikan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten
Indramayu

Adapun potensi perikanan hasil tangkapan nelayan asal Kabupaten Indramayu, diantaranya kakap
merah, tongkol, tenggiri, bawal hitam, manyung, kuniran, peperek, tiga waja, kembung, cucut, kerang dan
cumi. Sementara itu, komoditas unggulan yang dibudidayakan di areal tambak di Kabupaten Indramayu
berupa ikan bandeng, gurame, nila, lele, udang, dan rumput laut serta tambak garam.

Selain itu, Kabupaten Indramayu juga memiliki wilayah pesisir yang sangat panjang dalam
menghasilkan garam. Dihimpun dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Indramayu
menghasilkan 303.696,31 ton garam (memasok 15% garam nasional) dengan luas lahan 2.714,46 hektar
pada tahun 2020 dengan keberadaan sentra garam di beberapa kecamatan seperti kecamatan Krangkeng,
Kandang Haur, dan Kecamatan Losarang.

Pengembangan potensi kelautan dan perikanan juga ditunjang oleh pembangunan Pelabuhan Patimban
di perbatasan wilayah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang yang dianggarkan selesai sejak tahun
2020 dan menjadi wilayah bangkitan dan tarikan perjalanan baru masyarakat. Hal ini juga sejalan dengan
pembangunan Pelabuhan Patimban sebagai alternatif pengganti Pelabuhan Tanjung Priok untuk
mengantisipasi kepadatan lalu lintas kendaraan yang sering terjadi pada ruas jalan di Jakarta Utara yang
berakibatr membengkaknya biaya logistik untuk membayar biaya jasa pelabuhan.

Dengan kapasitas tampung Car terminal yang mampu memuat 250.000 sampai 300.000 kendaraan
per tahun serta melayani jasa muatan peti kemas sehingga kapal-kapal yang disediakan merupakan Kapal
yang berukuran besar. Dengan luas area operasional pelabuhan sebesar 356 Ha diharapkan dapat
mendukung mobilitas logistik dan membagi beban dari Pelabuhan Tanjung Priok serta mengurangi dampak
memuncaknya biaya logistik akibat kepadatan arus lalu lintas.

Pelabuhan Patimban seolah menjadi jawaban terbitnya episentrum baru sebagai upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang dapat memicu adanya roda perekonomian baru di daerah Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang dan Kabupaten Cirebon. Letak Pelabuhan Patimban yang dinilai sangat
strategis untuk prospek di masa mendatang juga didukung oleh infrastruktur yang memadai seperti
kemudahan koneksi dengan kawasan penting seperti Kawasan Industri Karawang- Bekasi, Bandara
Kertajati di Kabupaten Majalengka juga akses dengan jalan tol.
Dengan adanya wajah baru Pelabuhan Patimban, nantinya diharapkan dapat menghasilkan segitiga
kawasan pertumbuhan ekonomi antar wilayah produktif yang saling berhubungan dalam proses
pengembangannya dan memiliki segmen yang saling terkait dan komplementer untuk menunjang dan
mempercepat pertumbuhan roda perekonomian di wilayah regional juga memperluas jangkauan produk
ekspor yang semakin efektif dan efisien serta mampu memiliki daya saing.

Pembangunan Pelabuhan Patimban sebagai pelabuhan perikanan nusantara (PPN) akan banyak
memberikan dampak khususnya dalam hal perekonomian akan berubah seiring dengan adanya Pelabuhan
Patimban, berbagai masyarakat dengan mata pencaharian utama (nelayan, petani, pedagang, buruh dll.)
akan beralih sejalan dengan penyerapan tenaga kerja juga mampu mengurangi tingkat pengangguran di
Kabupaten Indramayu sehingga berimbas pada peningkatan pendapatan masyarakat di sekitar lokasi
pelabuhan. Kondisi sosial masyarakat juga akan mengalami perubahan dari yang notabenenya
merupakan masyarakat pedesaan akan beralih menjadi wilayah industri dan metropolitan sehingga tentu
saja akan mengubah kebiasaan sosial masyarakat sekitar.

Hal tersebut terbukti dengan mulai maraknya beberapa rencana perumahan/ pemukiman masyarakat
yang akan dibangun di sekitar pelabuhan. Kondisi tersebut meyakinkan karena potensi lokasi disekitar
Pelabuhan Patimban sangat besar, karena dimungkinkan kedepannya akan semakin berkembang sehingga
banyak pihak yang menaruh investasi seperti perumahan baik untuk pemukiman penduduk ataupun
kemudahan dalam melakukan aktifitas perusahaan di sekitar lokasi pelabuhan. Adapun pembangunan
beberapa perumahan yang sedang dilakukan adalah Perumahan Glayem Village dan Bumi Dermayu Indah
yang direncanakan akan selesai pada 2023 mendatang. Seiring berjalannya waktu, tidak menutup
kemungkinan bahwa akan ada lokasi perumahan lain yang akan dibangun di sekitar lokasi pelabuhan.

Sama halnya dengan gencarnya investasi perumahan di sekitar lokasi pelabuhan, di sisi lain mulai
banyak investor yang melirik Indramayu sebagai daerah potensial untuk melakukan investasi. Pada 2020
rencana pembangunan Mall of Indramayu sudah direncanakan dan saat ini sedang dalam masa
pembangunan, diperkirakan akan selesai pada tahun 2024.
Terbukanya potensial pembangunan Mall ini juga akan merubah kondisi sosial budaya masyarakat
Indramayu sehingga banyak merubah tatanan sosial budaya masyarakat menjadi lebih konsumtif.
Pembangunan Mall of Indramayu juga menjadi salah satu dampak positif dari dibangunnya Pelabuhan
Patimban yang nantinya mampu meningkatkan produktifitas wilayah dengan banyak menarik banyak
franchise perusahaan retail besar untuk menanamkan modalnya di Indramayu.

Sementara itu pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan/ pangkalan pendaratan ikan
dapat memajukan ekonomi di suatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan penerimaan negara dan
Pendapatan Asli Daerah.

Pembangunan Pelabuhan Patimban juga memiliki dampak terkait dengan meningkatnya penerimaan
negara dan Pendapatan Asli Daerah yang dihasilkan dari proyek pelabuhan dari sektor perikanan melalui
munculnya pangkalan pendaratan ikan yang akan memajukan perekonomian wilayah sekitar pelabuhan.
Dampak tersebut cukup terasa dengan dibangunnya beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang baru-baru
ini marak kembali untuk di bangun seperti TPI Karangsong yang berlokasi di Desa Pabean Udik, juga TPI
Glayem dan TPI Limbangan yang berada di Desa Eretan Wetan sehingga apabila potensi tersebut semakin
tinggi maka tentunya akan semakin banyak Tempat Pelelangan Ikan yang dibangun sesuai dengan jumlah
permintaan pasokan perikanan nasional.
Dibalik bentangan pantai yang memanjang 146 kilometer di seluruh Wilayah Kabupaten Indramayu,
Indramayu juga menyimpan keindahan alam dengan potensi pariwisata yang begitu besar. Hal ini
menjadikan Indramayu sebagai daerah dengan destinasi wisata pantai yang eksotik di Provinsi Jawa Barat.
Tahun 2021 dibuka beberapa pantai baru sebagai destinasi wisata seperti Pantai Pendawa, Pantai Tiris,
Pantai Rembat Juntinyuat, Pantai Glayem, Pantai Tambak Raya dan juga termasuk Arboretum Mangrove
Karangsong. Ternyata berdampak pada tingginya permintaan bisnis kuliner ataupun olahan perikanan khas
Indramayu, sedikitnya tercatat pembukaan 18 restoran atau bisnis makanan baru yang mencuat belakangan
ini. Pembukaan restoran dan bisnis makanan baru seolah menjadi sinyal yang cukup kuat untuk menarik
wisatawan asing untuk berwisata kuliner sembari menikmati keindahan alam pantai di Indramayu. Konsep
konsep restoran yang semakin menarik juga membuat sektor pariwisata di Kabupaten Indramayu semakin
berkembang dari tahun ke tahunnya.

Peranan Pemerintah Daerah tidak luput dalam perencanaan pembangunan daerah dimana Pemerintah
daerah memiliki wewenang dan kemampuan untuk ikut andil dalam melaksanakan ataupun mengelola program-
program perencanaan pembangunan di suatu daerah. Keberhasilan proses perencanaan pembangunan wilayah
juga tentunya melalui rancangan yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Daerah dengan mempertimbangkan
berbagai aspek yang perlu ditinjau seperti tuntutan dan harapan serta pendapat rakyat, kebutuhan masyarakat,
regulasi pihak terkait, dampak lingkungan, sebagai langkah peningkatkan kesejahteraan, kemakmuran
masyarakat juga menciptakan ketertiban dan ketenteraman untuk seluruh masyarakat.
Dalam hal ini Pemerintah Daerah dapat memicu tumbuhnya aktifitas ekonomi masyarakat melalui
kebijakan usaha ataupun industri kecil melalui pelatihan dan pemberian modal usaha untuk masyarakat agar
dapat meningkatkan usahanya. Pemerintah dapat membantu dengan memberi kredit dan subsidi kepada industri
kecil masyarakat yang berpotensi besar dapat mengjangkau banyak segmentasi pasar. Peran penting Pemerintah
Daerah dalam kegiatan produktif akan menciptakan berbagai inovasi usaha baru yang akan membuka lapangan
pekerjaan, menekan angka pengangguran, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai
macam kesempatan kerja yang semakin terbuka. Apabila perkembangan jumlah sektor produktif daerah dapat
tersalurkan secara maksimal, maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi yang akan terus menerus
berkembang di suatu daerah tersebut.

Pemerintah daerah juga bertanggungjawab atas pelaksanaan, koordinasi dan dukungan semua kegiatan
layanan pemerintah di tingkat kabupaten. Pemerintah daerah berkewajiban untuk melakukan monitoring
kebijakan pembangunan daerah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan mempertimbangkan perangkat
daerah dan masyarakat dalam perencanaan pembangunan wilayah untuk memahami situasi dan kondisi riil di
lapangan ataupun keadaan masyarakat secara langsung. Sebelum melakukan perencanaan pengembangan
wilayah, Pemerintah daerah haruslah memiliki persiapan yang matang seperti melakukan survei, menganalisis
kelayakan perencanaan wilayah serta aktif untuk melalukan sosialiasi serta menampung aspirasi masyarakat
dalam hal perancangan pembangunan wikayah di masa mendatang dengan mempertimbangkan aspek penting
seperti potensi daerah, kondisi geografis wilayah, keadaan ekonomi dan sosial budaya masyarakat, manajemen
resiko serta tantangan dan peluang yang akan diterima beberapa tahun kedepan.

Pemerintah daerah juga perlu melakukan riset dan memfasilitasi program perencanaan pembangunan
wilayah untuk melibatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan wilayah. Hal ini dimaksudkan untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik bagi seluruh masyarakat, pemerintah, dan dengan memanfaatkan
atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia, serta harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, akan
tetapi mempertimbangkan asas prioritas yang perlu diutamakan. Pembangunan yang melibatkan pendapat
masyarakat disebut juga sebagai Bottom Up Planing (perencanan dari bawah) sesuai dengan lima dasar negara
dalam pancasila yaitu demokrasi. Dengan adanya perencanaan wilayah dengan mempertimbangkan aspirasi
rakyat, maka pelaksanaan pembangunan akan sesuai dengan kebutuhan dan keluh kesah yang dihadapi oleh
masyarakat sehingga masyarakat dapat memperoleh ataupun merasakan manfaat dari pengambilan keputusan/
kebijakan terkait dengan perencanaan pembangunan di suatu wilayah.

Anda mungkin juga menyukai