Anda di halaman 1dari 10

PERANAN TRANSPORTASI LAUT DALAM MENUNJANG ARUS BARANG DAN

ORANG DI KECAMATAN MERAUKE KABUPATEN MERAUKE


Poni Paisal
email:ponipaisal@gmail.com
ABSTRACT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran transportasi laut dalam mendukung arus
barang dan orang di Kecamatan Merauke Kabupaten Asmat. Sumber informasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji 3 jurnal dan. Analisis data menggunakan metode
analisis deskriptif dengan mendeskripsikan karakteristik dan kondisi subjek penelitian atau dengan
menganalisis data yang diperoleh secara deskriptif. Hasil analisis terhadap data yang diperoleh
membuat peneliti menyimpulkan bahwa pembangunan pelabuhan dan pengadaan K.M.
Tatamaylau dan speed boat turut berperan dalam meningkatkan jumlah pedagang atau
masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi di sekitar pelabuhan, berakibat pada peningkatan
pendapatan masyarakat, maupun dalam arus barang dan orang yang terlihat dari peningkatan
jumlah penumpang. serta jumlah dan jenis barang yang diangkut melalui jalur Merauke -Asmat
karena lebih mudah bagi masyarakat untuk berpindah-pindah antara dua wilayah tersebut melalui
jalur laut.

Kata Kunci: transportasi laut, arus barang, orang

1. Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan, maka fungsi angkutan laut sangat penting
dalam pembangunan. Sebagai negara kepulauan yang mempunyai luas sekitar 1,5 juta km2 dengan
wilayah laut empat kali luas daratan, maka sudah sewajarnya bila negara maritim ini menempatkan
perhubungan laut dalam kedudukan yang amat penting karena dalam wilayah seluas itu tersebar
17.508 pulau baik besar maupun kecil dan hampir setengahnya dihuni oleh manusia yang mutlak
saling berhubungan.

Negara kepulauan Indonesia memiliki kekayaan alam, darat maupun laut yang sangat
melimpah, yang dapat digunakan bagi kesejahteraan masyarakat Bangsa dan Negara. Dengan
kondisi geografis demikian, jaringan transportasi melalui laut dengan sendirinya harus mampu
menjangkau seluas mungkin wilayah nusantara, sampai ke daerah-daerah kecil sekalipun. Bukan
sekadar untuk menyediakan fasilitas lingkungan bagi penduduk yang ingin bepergian dari satu
tempat ke tempat lain atau menyalurkan barang-barang kebutuhan pokok, namun juga merupakan
tali penyikat yang menyatukan seluruh wilayah nusantara dari berbagai aspek. Di Papua Selatan
sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama memasuki era otonomi
daerah diharapkan semakin memacu pada pembangunan daerah. Untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi membutuhkan jasa angkutan laut atau transportasi laut yang sangat
memadai. Angkutan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi kehidupan
perekonomian masyarakat, karena lancar atau tidaknya proses pengangkutan khususnya
pengangkutan laut mempengaruhi tingkat aktivitas maupun perkembangan ekonomi masyarakat.

1
Tingkat perekonomian masyarakat yang baik senantiasa membutuhkan sarana transportasi yang
memadai yang merupakan mobilitas masyarakat yang menunjang aktivitas kehidupan masyarakat
sehari-hari. Transprotasi laut merupakan salah satu subsektor transportasi yang turut menjadi
bagian penting dalam menunjang aktivitas masyarakat kepulauan. Hal ini juga menjadi salah satu
sasaran dalam peningkatkan perekonomian nasional dalam menunjang perdagangan antar pulau
seperti yang terjadi di Papua Selatan khususnya Kecamatan Merauke. Wilayah kepulauan di
Kecamatan Merauke menjadikan transportasi laut sebagai salah satu alat bantu yang digunakan
untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya yang terus dikembangkan. Orientasi
merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk peninjauan untuk mendapatkan suatu cara atau
sikap yang tepat dalam membangun kegiatan perdagangan antar pulau dengan menggunakan kapal
motor dan speed boat yang sekaligus menjadi salah satu tindak untuk memenuhi kebutuhan
transportasi. Transportasi laut memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian
nasional dan daerah sebagaimana amanat dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 menjadi
suatu yang sangat strategis bagi wawasan nasional serta menjadi sarana vital yang menunjang
tujuan persatuan dan kesatuan nasional. Perlu diketahui juga kontribusi transportasi laut menjadi
semakin penting karena nilai biaya yang dikeluarkan adalah paling kecil bila dibandingkan dengan
biaya transportasi darat dan udara. Perkembangan transportasi laut di Kecamatan Maligano sangat
memegang peranan penting. Dengan adanya pembangunan pelabuhan pada tahun 1995, pengadaan
speed boat, dan kapal penumpang KM tatamaylau pada tahun 2002 merupakan suatu proses arus
pelayaran dengan melayani rute Meraiuke-Asmat. Dengan adanya perkembangan tersebut tentu
bisa berdampak positif baik bagi penumpang dan proses distribusi barang, maupun aktivitas
masyarakat lainnya. Selain itu, usaha tersebut juga menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat
sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Rute atau jalur pelayaran dari setiap kapal mesin
dan speed boat ditetapkan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat lokal. Rute
yang ditetapkan tersebut merupakan kerja sama antara stakeholder di daerah. Stakeholder yang
dimaksud adalah pemerintah daerah, pihak yang memiliki sarana transportasi masyarakat lokal
yang bekerja sama dalam membangun perekonomian daerah. Salah satu rute penyeberangan yang
turut membangun ekonomi daerah adalah rute transportasi laut dari Kecamatan Merauke menuju
Kota Agats di Kabupaten Asmat untuk memindahkan orang dan barang. Di mana usaha
transportasi laut yang beroperasi terdiri dari 1 unit kapal motor dan 4 buah speed boat yaitu
KM.Tatamaylau, Maligano Start, Satria Jaya Saniava, Prima Dona, Lintas Samudra. Adapun
kapasitas atau daya tampung masing-masing untuk KM Tatamaylau memuat kurang lebih 1.200
orang, dimana tarif penumpang perorangnya Rp. 250.000.Adapun jumlah penumpang dalam setiap
tahun berubah-ubah, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dengan dikembangkannya
pembangunan pelabuhan Merauke serta ditingkatkannya jumlah unit kendaraan yang beroperasi di
pelabuhan Merauke yang telah menunjang dalam mempercepat penyeberangan barang dan jasa dari
Kecamatan Maligano menuju Kota Agats maka akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi

2
masyarakat Kecamatan Merauke sehingga hal ini menarikpeneliti untuk melakukan penelitian
peranan transportasi laut dalam menunjang arus barang dan orang di Kecamatan Merauke
Kabupaten Asmat

2. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan data sekunder.Data Sekunder diperoleh dari 3 Jurnal yaitu:
1. Revitalisasi Pelabuhan Labuhan Haji di Lombok Timur
2. Strategi pengembangan transportasi antar wilayah di provinsi papua barat
3. Identifikasi Fasilitas 24 Pelabuhan di Indonesia Menggunakan Analisis Cluster dan
Analysis Hierarchy Process

Dari ke 3 Jurnal diatas telah disimpulkan menjadi satu Judul Jurnal baru yaitu “peranan
transportasi laut dalam menunjang arus barang dan orang di kecamatan Merauke Kabupaten
Merauke “
Metode Penelitian ini dibuat dengan cara mengkaji beberapa jurnal diatas untuk membuat
sebuah jurnal baru.Data yang digunakan untuk analisis merupakan data sekunder meliputi data
fasilitas pelabuhan yang membuat data kedalaman alur laut, luas kolam, kedalaman kolam maks,
Panjang Dermaga, Kedalaman Dermaga, Luas Gudang, Luas Lapangan Penumpukan, serta Luas
Kontainer yard.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

 Jumlah pedagang

Pelabuhan Umum Merauke merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan
penyelenggaraan transportasi laut dimana tempat beroperasi Kapal KM TATAMAYLAU.
Keberadaan pelabuhan Umum Merauke sebagai titik tumpu kapal dan barang muatan, sungguh
sangat diperlukan dalam menunjang transportasi laut. Dari titik pandang demikian, mutu pelabuhan
Maligano turut menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan perjalanan kapal dalam
memindahkan barang dan penumpang dari Kecamatan Merauke ke Pelabuhan lainnya yang ada di
Provinsi Papua. Tanpa ketersediaan fasilitas dan mutu yang baik dipelabuhan,maka kelancaran
angkutan laut tidak mungkin dapat diwujudkan.

Sejalan dengan hal itu, maka pembangunan pelabuhan di Kecamatan Merauke mampu
merangsang kegiatan ekonomi, perdagangan, melalui aktivitas perputaran roda perekonomian,
berbagai jenis usaha akan tumbuh. Dengan pembangunan pelabuhan masyarakat dapat membuka
usaha seperti membangun kios, membangan warung makan, dan ada juga sebagai pedagang
keliling. Dengan pembangunan pelabuhan tersebut sekiranya maka dapat berdampak positif
terhadap kemajuan perekonomian masyarakat hal ini sesuai dengan hasil wawancawa bersama

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah pedagang yang melakukan aktifitas ekonomi di sekitar
wilayah pelabuhan sebelum dan sesudah adanya pembangunan dan pengembangan transportasi laut
sebagaimana Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa sebelum adanya pelabuhan dan pengadaan
KM. Rembulan dan speed boat, jumlah pedagang atau jumlah orang yang melakukan aktivitas

3
ekonomi di sekitar pelabuhan masih sangat sedikit dimana pedagang keliling pada tahun 1999, 1
orang, tahun 2000 - 2001 yaitu 2 orang, kios pada tahun 1999-2001 terdiri 2 unit, pada tahun 2002
terdiri dari 3 unit.warung makan pada tahun 1999 terdiri dari 1 unit, pada tahun 2000-2001 terdiri
dari 2 unit.

Tabel 1 Jumlah Pedagang yang Melakukan Akitifitas Ekonomi di Sekitar Pelabuhan Merauke
Sebelum Pembangunan Pelabuhan dan Pengembangan Transportasi Laut

Sumber: Data sekunder 2015

Namun setelah adanya pembangunan pelabuhan, maka dapat menambah tenaga kerja dan
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa menambah peluang usaha kecil dan
menengah sehingga meningkatkan pendapatan serta pemenuhan kebutuhan hidup dapat terpenuhi.
Dari enam jenis usaha yang beroperasi disekitaran Pelabuhan Maligano dapat mempermudah akses
pemenuhan kebutuhan bagi para penumpang atau konsumen untuk melakukan transaksi ekonomi
dalam memenuhi kebutuhannya. Disamping dapat menghemat waktu dalam memperoleh pelayanan
kebutuhan bagi konsumen, juga dapat mempermuda jarak tempuh untuk mendapat pelayanan
pemenuhan kebutuhan.

Tabel 2 Jumlah Pedagang yang Melakukan Akitifitas Ekonomi Sesudah Pembangunan Pelabuhan
Merauke

4
Sumber : Data Primer 2015

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas telah jelas bahwa pembangunan pelabuhan
membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk bisa melakukan aktifitas ekonomi sehingga dapat
meningkatkan pendapatan perkapita. Disisi lain dengan adanya usaha-usaha kecil yang beroperasi
disekitaran pelabuhan maka dapat mempermudah konsumen untuk membeli kebutuhan yang
dibutuhkannya tanpa harus mencari lokasi diluar pelabuhan untuk melakukan transaksi jual beli.
Keberadaan pelabuhan Meraukebeserta sarana dan prasarananya yang telah disiapkan dapat
mempengaruhi kondisi dan kenyamanan pengguna pelabuhan. Fasilitas yang disiapkan semestinya
dapat senantiasa ditingkatkan sebab perkembangan teknologi yang semakin maju tidak menutup
kemungkinan akan berpotensi untuk menghadirkan angkutan laut yang lebih canggih dan lebih
maju.

 Jumlah Penumpang

Penyeberangan laut rute Meraauke -Asmat merupakan salah satu rute pelayaran antar pulau
yang dilakukan masyarakat dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke sebagai
jalur pelayanan yang membantu masyarakat untuk bepekergian atau berpindah dari Kecamatan
Merauke menuju Kota Agats dan sebaliknya. Penumpang yang menggunakan jalur transportasi laut
pada rute Merauke- Asmat bukan hanya masyarakat di Kecamatan Merauke tetapi juga masyarakat
luar dari Kecamatan Merauke yaitu masyarakat dari Bade. Sebelum pengadaan KM. Tatamaylau
dan speed boat jumlah penumpang setiap tahun masih sangat sedikit dibandingkan dengan setelah
pengadaan KM. Tatamaylau dan speed, dimana pada tahun 1999 jumlah penumpang 19.615, pada
tahun 2000 yaitu 23.176 penumpang pada tahun 2001 yaitu 23.438 orang, dengan kecepatan waktu
yang di tempuh dari Kecamatn Merake menuju Kota Agats yaitu 2 Hari 2 malam. Jumlah
penumpang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya hingga tahun 2012. Jumlah penumpang
pada tahun 2013 mengalami penurunan 5 persen lebih disebabkan oleh cuaca buruk. Sementara
jumlah penumpang pada tahun 2015 juga mengalami penurunan disebabkan masyarakat
masyarakat beralih ke rute lain yaitu Wanam - Agats. Tetapi tidak begitu berpengaruh besar
terhadap jumlah perkembangan penumpang karena letak Kecamatan Merauke adalah yang paling
strategis. Kondisi kegiatan transportasi dengan jumlah penumpang menggambarkan adanya
kegiatan ekonomi yang berlangsung pada masyarakat Maligano yang melakukan transportasi
melalui laut ke Kota Raha. Hal ini menunjukaan bahwa dengan adanya pengembangan transpotasi
laut maka jumlah penumpang yang melintasi Merauke - Agats, semakin bertambah

Tabel 3 Jumlah Penumpang Rute Maligano – Raha(PP) Tahun 1999-2015

5
Sebagaimana peran transportasi laut pada umumnya, aktifitas penyeberangan dan
pengangkutan barang dari Pelabuhan Maligano oleh KM Rembulan ke Pelabuhan Laino berjalan
lancar. Prosedur penggunaan jasa telah ditetapkan sesuai standar pelayanan jasa angkutan laut yang
tidak bertentangan dengan aturan pemerintah dan tidak merugikan masyarakat pengguna jasa.
Selain dari KM Rembulan yang melakukan pelayanan transportasi laut, dipelabuhan Maligano juga
beroperasi speed boat. Speed boat merupakan alat transportasi laut yang beroperasi pada Maligano
Raha yang lebih canggih dari perahu sebab dilengkapi dengan mesin yang memiliki kecepatan
tinggi sehingga dapat mempermudah jarak dan menghemat waktu tempuh dalam perjalanan
masyarakat pengguna jasa speed boat. Kapal-kapal yang beroperasi pada pelabuhan Merauke
sebanyak 4 unit, dengan jadwal operasi 1 minggu 2 kali. Dengan jadwal penyeberangan yang telah
disusun sedemikian rupa maka dapat mengakomodir setiap kepentingan penyeberangan bagi
penumpang atau pengguna jasa angkutan laut. umlah kapasitas penumpang minimum bagi kapal
adalah sebanyak kurang lebih 1.200 orang dan jumlah kapasistas maksimum sebanyak 1.250 orang.

Jumlah dan Jenis Barang yang Diangkut

Perkembangan jumlah dan jenis barang serta jumlah kendaraan roda dua yang di angkut
sebelum dan sesudah keberadaan KM .Tatamaylau dan speed boat pada rute Maligano-Raha
sajikan pada Tabel 4 yang menunjukkan bahwa setelah adanya pengadaan KM. Tatamaylau dan
speed jumlah kendaraan dan hasil pertanian yang di angkut semakin meningkat di mana jumlah
kendaraan dari tahun 2002-2014 selalu peningkatan, jumlah kendaraan 2014 yaitu 7.825 unit dan
pada tahun 2015 menurun menjadi 6.094 unit karena masyarakat menggunakan rute lain.sedangkan
hasil pertanian setiap tahun meningkat di mana pada tahun 2015 paling tertinggi dibandingkan

6
dengan tahun sebelumnya yaitu 76 ton karena hasil panen seperti jambu mete, nilam,pisang dan
kopra paling banyak diproduksi, yang didukung oleh musim yang baik

Tabel 4 Jumlah dan Jenis Barang yang Diangkut Rute Merauke - Asmat Tahun 1999-2015

5. Kesimpulan

Pembangunan pelabuhan dan pengadaan KM. Tatamaylau berperan terhadap jumlah pedagang
atau jumlah orang yang melakukan aktivitas ekonomi di sekitar pelabuhan, serta berperan terhadap
arus bongkar muat barang dan orang yang dilihat dari bertambahnya jumlah penumpang serta
jumlah dan jenis barang yang diangkutmelalui rute Merauke-Asmat karena masyarakat semakin
mudah untuk melakukan aktifitas penyeberangan.

7
Daftar Pustaka

Adisasmita, S.A. 2010. Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah. Edisi pertama. Jurusan
Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin, Makassar Akyuwen, R and Ekawati, N. 2004. IRAP
Approach and Pro-Poor Rural Infrastructure Planning : The Case Of Indonesia. ASIST Asia Pacific
Mainstreaming Proverty Reduction Strategies, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
Fourth Expert Group Meeting, ILO, Cambodia. Report, Annex 6 Arifin, N.A., 2007. Peran
Aksesibilitas dan Mobilitas Jaringan Transportasi bagi Pengembangan Ekonomi Perdesaan, Kasus
Kabupaten Enrekang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi Papua Barat. Manokwari Hadingham, T. 2003. Decentralisation and
Development Planning : Some Practical Considerations. Development Planner, Scott Wilson
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). Edisi kesembilan. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta Sarkar, A.K., 2002. Application of IRAP in Rajasthan-India. ASIST Asia Pacific
Mainstreaming Proverty Reduction Strategies, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) Third
Expert Group Meeting, ILO, Bangkok. Report. p. 126- 159 Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. Edisi kedua. ITB, BandungDitjen Perhubungan Laut.Kementerian
perhubungan.2013.Studi Rencana Induk Pelabuhan Benoa, Jakarta; Informasi 25 Pelabuhan
Strategis Indonesia, www.dephub.go.id, tanggal download 4 Januari 2013, Jakarta; Indriastiwi,
Fitri, dkk. 2010.Kajian Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Tanjung Wangi dalam
Mengantisipasi Pertumbuhan Industri dan Perdagangan daerah hinterland, Puslitbang
Perhubungan Laut, Jakarta; Keputusan Menteri Perhubungan No KP 414 Tahun 2013 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, 17 April 2013. Kementerian Perhubungan. Jakarta; Puslitbang
Perhubungan Laut. 2010. Studi Penetapan Pelabuhan Yang Dapat Melayani Kapal-Kapal Cruise
(Kapal Wisata). Jakarta; Puslitbang Perhubungan LautKementerian Perhubungan. 2010. Penelitian
Optimalisasi Dan Pengembangan 25 Pelabuhan Strategis. Jakarta; Peraturan Pemerintah No 69
Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan. 22 Oktober 2009. Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 151. Jakarta; PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. 2002. Penelitian Sistem
Bongkar Muat Barang di Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Surabaya;
Solossa, A.Y. 2013.Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Laut Sorong di Kota Sorong, Jurnal
Sipil Statik 1(10). Jakarta; Sjafrrudin, Ade, dkk. 2010. Perancangan Dermaga Khusus Kapal
Penumpang Di Pelabuhan Benoa – Pulau Bali, Simposium III FSTPT, ISBN no. 979 -96241-0-X.
Subgayo.2001. Analisa Preferensi International Hub Port Terhadap Kebijakan Penentuan
Pelabuhan Hubung Internasional Indonesia, tesis.Program S2 Transportasi. ITB. Bandung; Sugiana
Ugan, dkk,1999. Analisis Kebutuhan Dermaga Khusus Kapal Penumpang Dan Fasilitasnya Dalam
Mengantisipasi Kenaikan Permintaan Di Pelabuhan Tanjung Priok, Tesis. Architecture, Planning

8
and Policy Development, ITB. Bandung; Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2008 tentang Pelayaran. 7 Mei 2008.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64.
Jakarta.

Arianto, Dedy, 2013, Strategi Menekan Tingginya Dwelling Time Di Pelabuhan Tanjung Priok,
Jurnal Transportasi Laut Volume 15, Nomor 3 September 2013, Jakarta. Arianto, Dedy, 2014,
Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Di Pelabuhan Balikpapan, Jurnal Transportasi Laut Volume
16, Nomor 4 Desember 2014, Jakarta. Arianto, Dedy, 2014, Kebutuhan Pengembangan Dermaga
Petikemas (Studi Kasus Pelabuhan Biak), Jurnal Transportasi Laut Volume 16, Nomor 3 September
2014, Jakarta. Arianto, Dedy, 2014, Peningkatan Kualitas Pelayanan Terminal Penumpang Di
Pelabuhan Ambon, Warta Penelitian Perhubungan Volume 26, Nomor 10 Oktober 2014, Jakarta.
http://ksp.go.id/perluasan-pelabuhan-sibolga-selesai-akhir-2017/ diunduh tanggal 09/02/2017
pukul 10.51. http://sumut.pojoksatu.id/2016/08/21/jokowi-targetkan-pengembangan-pelabuhan-
sibolga-wajib-selesai-akhir-2017/ diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.42.
http://www.bumninsight.co.id/industri/infrastruktur/pengembangan-pelabuhan-sibolga-dimulai
diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.44.
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/08/20/252277/pelabuhan-sibolga-pacu-
ekonomi-pantai-barat/#.WJvnqRoxWM8 diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.55.
http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2012/11/15/23262/perpanjangan-dermaga-
pelabuhan-sibolga-mendesak/10.52
http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2012/11/16/23554/bongkar-muat-petikemas-di-
pelabuhan-sibolga-kembali-aktif/ tgl 10/02/2017 pukul 10.45.
http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2014/01/27/120130/pelabuhan-sibolga-layak-
diperpanjang/ 10.49. https://m.tempo.co/read/news/2016/08/20/090797473/jokowi-targetkan-
pengembangan-pelabuhan-sibolga-rampung-2017 diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.36.
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Laut yang disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Laut. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2009 Tentang Kepelabuhanan, Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian
Perhubungan, Jakarta.

Budiarsa, IK. Pengaruh revitalisasi kawasan terhadap kualitas ruang publik dan peningkatan
ekonomi masyarakat di wilayah Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem. Thesis. 2011.
www.pps.unud.ac.id, diunduh 13 April 2016. Dishubkominfo Kabupaten Lombok Timur. Rencana
Induk Pelabuhan Labuhan Haji. 2009. Lembaga Pendidikan Doktor, Universitas Gajah Mada,

9
Metodologi Penelitian - Analisis Kuantitatif, , Yogyakarta - Indonesia, 1984. Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Penyusunan
Feasibility Study Dermaga Labuhan Haji Lombok Timur. 2005. Overseas Coastal Area Development
of Japan (OCDI), Technical Standard and Commantaries for Port and Harbour in Japan, Japan.
2009. Pandiangan, ML. Revitalisasi Pelabuhan Lama di Tepi Sungai Siak Pekanbaru. 2015.
www.temuilmiah.iplbi.co.id, diunduh tanggal 13 April 2016. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta, 2008. Romadhoni KR dan Tri Achmadi. Model Evaluasi
Kebijakan Publik untuk Revitalisasi Pelayaran Rakyat (Studi Kasus: Pelabuhan Rakyat Gresik).
www.digilib.its.ac.id, diunduh 13 April 2016. Somantri, GR. Memahami Metode Kualitatif. Makara,
Sosial Humaniora, Vol. 9, No. 2, Desember 2005: 57-65. Taylor dan Bogdan. Penghantar Penelitian
Ilmiah. Tarsito, Bandung,1984. Tenri, AA dan Ani Murlina. Perencanaan Dermaga Kapal Barang Di
Pelabuhan Tegal. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 2007. www. eprints.undip.ac.id,
diunduh 13 April 2016. Quinn, Alonso Def. Design and Construction of Port and Marine Structures.
Mc Graww Hill, New York, 1972. Wulansari, NZ. Analisis Kelayakan Pelabuhan Hub Nasional Guna
Mendukung Konsep Tol Laut Indonesia. Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. 2016.
www.dishidros.go.id, diunduh 2 Februari 2017.

Adisasmita, S.A. 2010. Perencanaan Infrastruktur Transportasi Wilayah. Edisi pertama. Jurusan
Teknik Perkapalan Universitas Hasanuddin, Makassar Akyuwen, R and Ekawati, N. 2004. IRAP
Approach and Pro-Poor Rural Infrastructure Planning : The Case Of Indonesia. ASIST Asia Pacific
Mainstreaming Proverty Reduction Strategies, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)
Fourth Expert Group Meeting, ILO, Cambodia. Report, Annex 6 Arifin, N.A., 2007. Peran
Aksesibilitas dan Mobilitas Jaringan Transportasi bagi Pengembangan Ekonomi Perdesaan, Kasus
Kabupaten Enrekang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2009. Rencana Tata Ruang
Wilayah Propinsi Papua Barat. Manokwari Hadingham, T. 2003. Decentralisation and
Development Planning : Some Practical Considerations. Development Planner, Scott Wilson
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Reorientasi Konsep
Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21). Edisi kesembilan. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta Sarkar, A.K., 2002. Application of IRAP in Rajasthan-India. ASIST Asia Pacific
Mainstreaming Proverty Reduction Strategies, Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) Third
Expert Group Meeting, ILO, Bangkok. Report. p. 126- 159 Tamin, O. Z. 2000. Perencanaan dan
Pemodelan Transportasi. Edisi kedua. ITB, Bandung

10

Anda mungkin juga menyukai