Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang

Infrastruktur Transportasi memiliki interdependensi terhadap distribusi perkembangan kota dan


wilayah dalam suatu struktur keruangan. Seperti halnya dengan manusia dan alam yang memiliki
keterakitan di antara kedua nya. Ketersediaan dan keberadaan infrastruktur baik dari segi
infrastruktur transportasi Darat seperti jalan, jembatan, Infastruktur transportasi Laut seperti
pelabuhan, dermaga, tambatan perahu, dan infastruktur transportasi udara seperti bandara
merupakan infastruktur penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dalam
menginetgrasikan pusat-pusat kegiatan kota dan akan menjadi embrio untuk perkembangan wilayah
di sekitarnya (Hiterland).

Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah menjelaskan bahwa untuk menciptakan dan meningkatkan
kegiatan ekonomi wilayah sangat di perlukan sarana infrastruktur yang memadai sebagai penunjang
utama terselenggaranya suatu proses pembangunan suatu daearh dalam mensejahterakan
masyarakatnya. Dalam Pergerakanya pertumbuhan ekonomi suatu wilayah sangat penting di mana
dari situasi tersebut, untuk menumbuhkan kemandirian daerah tersebut.

Kabupaten Muna Barat sendiri merupakan Satu Kabupaten yang baru dimekarkan 2014 yang meiliki
11 Kecamatan yang terdiri dari daerah daratan dan kepulauan, yang memiliki potensi baik hasil laut,
pertanian, perkebunan . Untuk hasil bumi Kabupaten Muna Barat sendiri selain untuk keperluan
daerah nya itu sendiri, di pasok juga di Kabupaten tetangga seperti Kabupaten Muna, Buton Tengah,
Bau-Bau dan Kota Kendari.

Pembangunan infrastruktur berupa transportasi masih menjadi perhatian serius bagi pemerintah.
Bahkan sampai sekarang Pemkab masih fokus membangun dan membuka beberapa ruas jalan,
peningkatan kualitas pelabuhan dan bandara yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan
kecamatan yang ada di Kab. Muna Barat. Prioritas pembangunan sarana infrastruktur ini sangat
penting untuk membuka dan mempermudah akses transportasi dan mobilisasi masyarakat,
terutama di wilayah yang selama ini terisolasi, sehingga diharapkan bisa menumbuhkan dan
menggerakkan roda perekonomian rakyat dan daerah kabupaten tersebut, karena infrastruktur
merupakan pendukung utama fungsi-fungsisistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat.

Pemilihan kabupaten Muna Barat didasarkan atas 3 pertimbangan utama;1) wilayah Kabupaten
Muna Barat merupakan wilayah pemekaran baru terakhir di wilayah ProvinsiSulawesi Tenggara
dengan Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah, 2) Kabupaten Muna Barat dalam
kurun 3 tahun terakhir pasca pemekaran genjot dalam pembangunan infrastruktur, 3) Kabupaten
Muna Barat merupakan daerah mempunyai banyak potensi sumberdaya alam seperti potensi
pertanian, kehutanan, perikanan, dan wisata dalam menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah.
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Muna Barat?

2. Bagaimana kondisi infrastruktur trasnportasi Kabupaten Muna Barat?

3. Bagaimana Trand Perkembanganinfrastruktur transportasi dalam meningkatkan


pertumbuhan ekonomiKabupaten Muna Barat?

1. Jenis Karya Ilmiah dan Lokasi

Karya Ilmiah ini bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Pendekatan dalam penelitian ini
merupakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menggambarkan perkembangan infastruktur
transportasi dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Muna Barat.

2. Variabel

Menentukan variabel dalam karya tullis ini, dan juga dapat menjadi dasar pijakan bagi peneliti guna
melakukan penelitian. Variabel pada penelitian ini adalah sebelum dan sesudah pemekaran
Kabupaten Muna Barat, dengan melihat beberapa parameter diantaranya jumlah jalan beraspal
(km), jumlah jalan pengerasan (km), jumlah jalan tanah (km), aksesibilitas, mobilitas, jumlah
angkutan umum dan jumlah kunjungan kapal. Penentuan variabel analisis infrastruktur trasnportasi
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Muna Barat dilakukan untuk
menghasilkan spesifikasi dasar dari usulan jenis pengembangan infrastruktur transportasi yang layak
ditindak lanjuti dan untuk mengetahui secara lebih pasti tingkat perkembangannya dari beberapa
aspek yang ditinjau yaitu aspek teknis dalam hal ini infrastruktur sektor transportasi yaitu jalan,
pelabuhan serta bandar udara dan aspek ekonomi yang di wakili oleh nilai PDRB dan pendapatan
perkapita sebagai tolak ukur melihat kondisi perekonomian Kabupaten Muna Barat sehingga dalam
penentuan variabel dalam mengetahui perkembangan pembangunan infastruktur terhadap
pertumbuhan ekonomi wilayah akan lebih obyektif. Berikut variabel transportasi.

3. Jenis Data di gunakan data Kulitatif dan Data Kuantitatif serta data yang dikumpulkan yaitu Data
primer dan sekunder

4. Teknik Pengumpulan Data dilakukan secara observasi lapangan dan kepustakaan.

5. Teknis Analis Data menggunakan analisis deskriptif kualitatif

6. Metode analis data yang digunakan yaitu analis ekonomi, Analis Infastruktur Tarnsportasi dan
Analis Uji Trand

a. Analisis Pertumbuhan Ekonomi


Analisis pertumbuhan ekonomi di Kab. Muna Barat, berdasarkan Pendapatan Daerah Regional Bruto
(PDRB), dari tahun 2015-2017 mengalami kenaikan yang signifikan, berkisar 0.2-0.3%. Dari hasil
analisis tersebut pertumbuhan ekonomi Kab. Muna Barat tahun 2015-2017 mengalami kenaikan
yang cukup signifikan, dimana di tahun 2015 PDRB kab. Muna Barat sebesar Rp. 1.756,4 milyar,
tahun 2016 sebesar Rp. 1.967,7 milyar dan tahun 2017 sebesar Rp. 2.141,3 milyar. Kenaikan PDRB
Kab. Muna Barat yang cukup signifikan disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor sumberdaya
alam (pertanian dan perikanan), dimana diketahui bahwa hasil dari sektor pertanian dan perikanan
Kab. Muna Barat merupakan penyokong ekonomi Kab. Muna Barat sekaligus penyuplai/pendistribusi
bagi daerah lain seperti Kab. Muna, Kab. Konawe Selatan, Kendari, Bau-Bau dan Kab. Buton Tengah

b. Kondisi Infrastruktur

1. Infrastruktur Transportasi Darat

Kabupaten Muna Barat ditinjau dari segi infrastruktur jalan sebelum pemekaran menjadi daerah
otonomi baru, kondisi jalan hampir sebagian besar rusak berat. Hal ini berdasarkan wawancara
dengan masyarakat setempat bahwa selama 11 tahun masyarakat menikmati kondisi jalan yang
rusak (meskipun sebagian kecil jalannya telah diaspal), dibiarkan tanpa ada sentuhan perbaikan dari
pemerintah Kabupaten dikarenakan keterbatasan anggaran.Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa
panjang jalan menurut statusnya, di Kabupaten Muna Barat pada tahun 2015 adalah 333,13 Tahun
2016 adalah 492,58 km dan Tahun 2017 517,58 km. Berdasarkan jenis permukaannya, jalan dapat
dibedakan menjadi jalan diaspal dan jalan tidak diaspal. Sedangkan berdasarkan kondisinya jalan
dapat dibedakan menjadi kondisi baik, rusak ringan, dan rusak berat. Pengembangan jaringan
trasportasi darat perkotaan Kabupaten Muna Barat sebagai gambaran bahwa Kabupaten Muna
Barat terkenal dengan potensi pertanian dan perkebunan yang banyak, maka pemerintah berinisatif
untuk mengembangan jaringan jalan lingkar perkotaan yang tadinya jalan lingkar perkotaan hanya
terdapat satu jalur dua lajur, sekarang dikembangan menjadi dua jalur empat lajur.

2. Infrastruktur Transportasi Laut

Berdasarkan hasil di tahun sebelum pemekarannya keberadaan pelabuhan Kab. Muna Barat tidak
terlalu difungsikan, di Kab. Muna Barat sendiri terdapat pelabuhan pengumpul sekunder seperti
seperti ferry tondasi, pelabuhan pajala dan pelabuhan-pelabuhan kecil. Untuk pelabuhan ferry
sendiri sebelum pemekaran tidak melayani trip, pelabuhan Pajala hanya melayani 1 trip dalam 1 hari
itupun tergantung pada kondisi penumpang, dan untuk pelabuhan-pelabuhan kecil yang terdapat
beberapa saja (± 10 unit). Keberadaan infrastruktur pelabuhan, Kab. Muna Barat terutama
pelabuhan penyeberangan ferry Tondasi dapat melayani 1 trip dalam 1 hari, begitupula dengan
pelabuhan Pajala dan pelabuhan-pelabuhan kecil bertambah jumlahnya sebanyak 22 unit
pelabuhan. Pelabuhan-pelabuhan tesebut menghubungkan antar pulau di Kab. Muna Barat dan
diluar Kab. Muna Barat. Untuk penyeberangan Tondasi itu sendiri bukan hanya pelabuhan yang
menghubungkan antar Kabupaten (Muna Barat-Bombana-Konawe Selatan) akan tetapi
menghubungkan Sultra (Tondasi) dan Bira (Sulawesi Selatan) dan Pemda sendiri berkomitmen akan
mengembangkan layanannya dan fasilitasnya.

3. Infrastruktur Transportasi Udara


Kabupaten Muna Barat dalam hal Infrastruktur bandara terus dilakukan, terakhir dibangun gedung
terminal Bandara seluas 456 meter, dengan kapasitas ruang tunggu tersebut dapat menampung
hingga 70 orang yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan. Dan untuk sementara waktu rute
yang dilayani yaitu Makassar-Muna Barat dan kedepannya diharapkan Bandara Sugimanuru
direncanakan akan melayani rute Ambon dan Kalimantan. Keberadaan Bandara Sugimanuru dinilai
dapat memberikan kemudahan akses transportasi bagi masyarakat di Kabupaten Muna, Muna Barat
dan Buton Tengah yang akan berkunjung ke kota lain. Selama ini masyarakat di tiga kabupaten
tersebut masih menggunakan jasa transportasi laut dan dan darat sehingga membutuhkan waktu
yang cukup lama, sehingga ini menjadi peluang untuk pertumbuhan ekonomi Muna Barat.

c. Analisis Uji Trand Variabel Infrastruktur Trasportasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

1. Jalan

Berdasarkan hasil analisis trand menunjukan bahwa terjadi penaikan jumlah panjang jalan yang
diaspal setiap tahunnya di Kabupaten Muna Barat dimana tahun 2015 panjang jalan diaspal sebesar
12,52 persen dan di tahun 2018 meningkat menjadi 36,15 persen. Untuk jenis jalan pengerasan
setiap tahunnya mengalami penurunan dimana di tahun 2015 sebesar 60,54 persen dan di tahun
2018 turun menjadi 38,45 persen, penurunan tersebut dikarenakan adanya perubahan kondisi jalan
dari pengerasan menjadi aspal atau dengan kata lain terjadi pembangunan infrastruktur jalan dari
yang awalnya pengerasan menjadi jalan aspal. Dan untuk jalan tanah di Kabupaten Muna Barat
menjalami penurunan namun tidak signifikan seperti pada jalan aspal dan jalan pengerasan, dimana
jalan tanah tahun 2015 sebesar 27,21 persen dan tahun 2018 menjadi 25,40 persen, indikasi
penrunan jalan tanah sama halnya dengan pada jalan pengerasan yaitu adanya pembangunan
infrastruktur jalan dari tanah ke jalan pengerasan.

2. Pelabuhan

Berdasarkan hasil analisis trand untuk infrastruktur pelabuhan diperoleh bahwa untuk jumlah
pelabuhan dengan jumlah 2 unit pelabuhan ferry dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2018 tidak
mengalami kenaikan maupun penurunan. Namun berdasarkan hasil penelitian pelabuhan feery
infrastruktur dan fasilitasnya terus dibenahi mulai dari dermaga yang diaspal dan ruang tunggu yang
dibenahi. Untuk tambatan perahu dari tahun 2015-2018 berdasarkan hasil analisis trand mengalami
kenaikan setiap tahunnya, dimana tahun 2015 sebesar 4.68, di 2016 sebesar 18.75, di 2017 sebesar
37.5 dan di tahun 2018 sebesar 39.06. Kenaikan trand perkembangan tambatan perahu dipengaruhi
semakin meningkatnya mobilisasi masyarakat untuk tujuan perekonomian seperti menjual dan
membeli hasil bumi di ibu kota Kab. Muna Barat, kunjungan wisata, maupun aktivitas lain.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan karya ilmah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kab. Muna Barat dari tahun 2015-2017 mengalami
peningkatan di tahun 2017 sebesar 2141.3 milyar.

2. Kondisi infrastruktur jalan beraspal, pengerasan dan tanah di Kab. Muna Barat mengalami
peningkatan pembangunan, untuk jalan jalan beraspal sampai tahun 2017 mengalami pebangunan
sebesar 31.01 persen, jalan pengerasan 43.60 persen dan jalan tanah sebesar 25.40 persen.
3. Kondisi infrastruktur pelabuhan, jumlah pelabuhan tidak mengalami perkembangan
pembangunan dimana sampai 2018 jumlah pelabuhan hanya terdapat 2 unit, dan hanya terjadi
perbaikan infrastruktur dan fasilitas dan untuk tambatan perahu mengalami pembangunan (2015-
2018) sebesar 39.06 persen atau terjadi penambahan 22 unit.

Anda mungkin juga menyukai