Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan adalah suatu proses perubahan yang mencakup
beberapa aspek, seperti sosial, budaya, infrastruktur, ekonomi, politik,
pendidikan dan kelembagaan yang dilaksanakan dalam rangka menuju
kondisi yang lebih baik di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
pembangunan dilaksanakan secara berencana, berkesinambungan,
berharap untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

Pada umumnya pembangunan di Provinsi Bali dilakukan secara


menyeluruh diberbagai bidang, salah satunya pembangunan infrastruktur
transportasi yang menjadi prioritas. Penempatan skala prioritas pada
bidang transportasi dilakukan karena transportasi merupakan unsur vital
dalam menunjang, mendorong dan memberi dampak terhadap percepatan
pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial budaya dan mendukung
mewujudkan sasaran pembangunan nasional dan daerah baik di perkotaan
mauapun pedesaan. Manfaat pembangunan sarana dan prasarana
transportasi di Bali dibutuhkan dalam rangka menunjang lancarnya
pergerakan arus manusia dan distribusi kebutuhan barang dalam rangka
percepatan pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial suatu daerah.

Provinsi Bali menjadi salah satu bagian integral dari wilayah


pembangunan nasional dan Kabupaten Jembrana merupakan salah satu
dari 8 (delapan) kabupaten yang terletak di wilayah bagian barat Provinsi
Bali yang masih perlu dilakukan pengembangan dan pembangunan
infrastruktur, sebab Kabupaten Jembrana menjadi salah satu wilayah yang
kurang tersentuh pembangunan (Krisnananda and Kartika, 2021).

Di Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana sebagai jalur perlintasan


kendaraan menuju kota metropolitan dan kawasan pariwisata di Bali.
1
Berdasarkan data sekunder dari Kantor Samsat Kabupaten Jembrana,
disebutkan bahwa jumlah kepemilikan kendaraan selama 5 (lima) tahun
terakhir hingga tahun 2020 sebanyak 114.545 kendaraan, dengan tingkat
pertumbuhan kendaraan 1,45%. Seiring perkembangan zaman, terjadinya
peningkatan terhadap pertumbuhan kendaraan akan menyebabkan
peningkatan terhadap kebutuhan akan transportasi dan infrastruktur.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus
melakukan peningkatan terhadap konektivitas antar pusat pertumbuhan
ekonomi seperti kawasan pelabuhan dengan kawasan pariwisata dan
metropolitan di berbagai daerah. Dengan demikian, Kementerian PUPR
bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berupaya untuk memulai
pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi di Bali pada pertengahan
2022 ini. Pembangunan jalan tol ini diharapkan dapat memudahkan
aksesibilitas dan mobilitas bagi pelaku perjalanan. Transportasi yang baik
memegang peranan penting dalam pembangunan daerah, terutama
berkenaan dengan kemudahan dan kapasitas wilayah atau ruang yang
dapat diakses dan dijangkau di luar wilayah dengan menggunakan jaringan
transportasi yang ada. Salah satu pendukung transportasi yang baik adalah
akses jalan yang menghubungkan jalan antara desa dan kota (Setiawan
2020). Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memangkas waktu perjalanan dari Pelabuhan
Gilimanuk menuju kota metropolitan Denpasar, sehingga keberadaan jalan
tol di Kabupaten Jembrana akan menjadi salah satu alternatif bagi pelaku
perjalanan. Dengan adanya tambahan satu jenis rute lalu lintas yang akan
ditempuh dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Kota Metropolitan Denpasar
melalui Kabupaten Jembrana tentunya dapat memilih rute perjalanannya
dengan berbagai pertimbangan guna mencapai tujuan. Akan tetapi, tidak
semua pelaku perjalanan akan memilih rute yang sama, karena terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pemilihan rute oleh pelaku
perjalanan. Menurut Tamin (2000), model pilihan diskrit umumnya
dinyatakan sebagai probabilitas bahwa setiap orang akan memilih suatu
pilihan, hal tersebut merupakan fungsi dari karakteristik sosial ekonomi dan

2
daya tarik pilihan mereka. Menurut Finkleman (2011) dalam Setiawan,
2020, menyebutkan variabel yang mempengaruhi terjadinya pemilihan rute
adalah jenis kelamin, pendapatan, ukuran keluarga serta jarak tempuh per
hari. Sedangkan, pada penelitian Zuna, dkk (2014) dalam Setiawan, 2020
menyatakan persepsi pengguna jalan tol ialah efisiensi waktu tempuh,
kesesuaian tarif, kenyamanan perjalanan, keselamaan dan keamanan
menggunakan jalan tol, rambu lalu lintas, aksesibilitas dan kemudahan
pelayanan serta pemandangan.

Pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Gilimanuk - Mengwi merupakan


salah satu upaya pemerintah pusat untuk memperkuat pembangunan
infrastruktur transportasi yang terintegrasi dan terkoneksi antar wilayah
guna mendukung pembangunan ekonomi dan akses serta kualitas
pelayanan publik. Berdasarkan Keputusan Gubernur Bali Nomor 243/01
A/HK/2022 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Ruas Jalan Tol
Gilimanuk – Mengwi di Provinsi Bali, jalan tol akan dibangun dengan
melintasi 3 (tiga) kabupaten, yaitu Kabupaten Jembrana, Kabupaten
Tabanan dan Kabupaten Badung. Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi akan
memiliki panjang 96,84 km, maka dari itu untuk melanjutkan ke tahap
konstruksi, tentu pemerintah berhadapan dengan pemilik lahan agar dapat
dilakukan pembebasan lahan. Jalan tol ini direncanakan akan melewati
beberapa fungsi guna lahan diantaranya perkebunan, persawahan,
kawasan hutan lindung Bali Barat, Taman Nasional Bali Barat, sungai, dan
permukiman. Dengan dilakukannya pembangunan ini tentu akan
berdampak terhadap perubahan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat di
wilayah yang akan dilalui jalan tol. Sebagai contoh permasalahan, rencana
proyek pembangunan jalan tol sepanjang 96,84 km akan melintasi 3 (tiga)
kabupaten dan akan menerabas 98 area subak yang tersebar sebagai lahan
pertanian produktif, sehingga dapat mengurangi produksi beras di Bali
sebanyak 1.129,86 ton yang secara tidak langsung akan menyebabkan
penurunan produksi beras di Bali. Hal tersebut dapat menyebabkan mata
pencaharian warga berubah bahkan sampai hilang yang secara tidak
langsung akan berdampak pada perubahan pendapatan terhadap
3
penduduk di wilayah yang terdampak
(https://bali.idntimes.com/news/bali/ayu-afria-ulita-ermalia/fakta-proyek-
tol-gilimanuk-mengwi/4). Sedangkan daerah permukiman yang akan
dilewati akan berpengaruh terhadap perubahan sosial baik dari segi
lingkungan maupun kegiatan menyama braya (konsep hidup
bermasyarakat di Bali) karena adanya perubahan kondisi lingkungan.

Analisis dampak merupakan bagian penting dalam sebuah


perencanaan pembangunan. Namun demikian, di Indonesia dokumen
analisis dampak sosial ekonomi cenderung diabaikan dan tidak disertakan
dalam dokumen analisis dampak, sehingga tidak jarang ditemukan banyak
kasus kegagalan pembangunan, karena menimbulkan dampak sosial
ekonomi yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Berdasarkan hal ini, upaya
yang dilakukan oleh pemerintah untuk membantu kemudahan aksesibilitas
dan mobilitas pelaku perjalanan dengan dibangun Jalan Tol Gilimanuk –
Mengwi perlu diketahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap
pembangunan jalan tol ini. Dengan demikian, dalam penelitian ini akan
membahas mengenai besarnya probabilitas pengguna jalan yang bersedia
beralih menggunakan jalan tol dari jalan nasional serta kondisi sosial
ekonomi terhadap masyarakat di sepanjang ruas jalan yang terdampak
pembangunan. Selain itu hingga saat ini belum ditemukan kajian mengenai
dampak terhadap kondisi sosial ekonomi di wilayah terdampak dari
pembangunan jalan tol. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menelusuri
lebih dalam lagi tentang besar probabilitas individu untuk memilih pada
kedua rute jalan tersebut dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan
akibat pembangunan jalan tol dengan berjudul “Analisis Dampak
Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi Terhadap Pola
Pergerakan Lalu Lintas dan Kondisi Sosial Ekonomi (Studi Kasus:
GT Cekik, Kecamatan Melaya)”.

4
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah
pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1.2.1 Salah satu wilayah Provinsi Bali yang kurang tersentuh


pembangunan adalah Kabupaten Jembrana.
1.2.2 Berdasarkan data sekunder dari Kantor Samsat Kabupaten
Jembrana, disebutkan bahwa jumlah kepemilikan kendaraan
selama 5 (lima) tahun terakhir hingga tahun 2020 sebanyak
114.545 kendaraan, dengan tingkat pertumbuhan kendaraan
1,45%. Seiring perkembangan zaman, terjadinya peningkatan
terhadap pertumbuhan kendaraan akan menyebabkan
peningkatan terhadap kebutuhan akan transportasi dan
infrastruktur.
1.2.3 Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi akan menerabas 98
area subak yang tersebar sebagai lahan pertanian produktif,
sehingga dapat mengurangi produksi beras di Bali sebanyak
1.129,86 ton yang secara tidak langsung akan menyebabkan
penurunan produksi beras di Bali dan tidak menutup kemungkinan
terjadinya perubahan pendapatan penduduk.
1.2.4 Daerah permukiman yang dilewati akan berpengaruh terhadap
perubahan sosial baik dari segi lingkungan maupun kegiatan
menyama braya (konsep hidup bermasyarakat di Bali) karena
adanya perubahan kondisi fungsi guna lahan.
1.2.5 Keberadaan jalan tol di Kabupaten Jembrana akan menjadi salah
satu rute alternatif bagi pengguna jalan, namun tidak semua
pelaku perjalanan akan memilih rute yang sama.
1.2.6 Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pengguna jalan
memilih rute alternatif.
1.2.7 Belum pernah dilakukan kajian terhadap faktor pengguna jalan
bersedia beralih menggunakan jalan tol.
1.2.8 Belum pernah dilakukan kajian terhadap analisis dampak sosial
ekonomi pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi.
5
1.3 Batasan Masalah
Berkaitan dengan luasnya masalah penelitian yang akan dilakukan,
upaya peneliti untuk lebih fokus dan mendalam terhadap penelitian ini,
maka perlu dilakukan pembatasan permasalahan, sehingga pada penelitian
ini akan dibatasi, diantaranya:

I.3.1 Probabilitas dan faktor pengguna jalan bersedia beralih


menggunakan jalan tol.
I.3.2 Perubahan pola pergerakan lalu lintas hanya di jalan nasional.
I.3.3 Faktor pengguna jalan bersedia beralih menggunakan jalan tol
dengan metode regresi logistik.
I.3.4 Dampak sosial ekonomi terhadap masyarakat yang terdampak
pembangunan dianalisis menggunakan metode regresi logistik.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah pada
penelitian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu :

1.4.1 Bagaimana besarnya probabilitas dan faktor pengguna jalan


bersedia beralih menggunakan Jalan Tol Gilimanuk ?
1.4.2 Bagaimana perubahan pola pergerakan lalu lintas di Jalan Nasional
akibat Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ?
1.4.3 Bagaimana dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat
pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ?

1.5 Maksud dan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maksud dari pelaksanan
penelitian ini adalah untuk mengungkap seberapa besar pembangunan
Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi memberikan pengaruh baik terhadap daerah
maupun masyarakatnya. Adapun tujuan yang hendak dicapai dari
penyusunan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

6
1.5.1 Menghitung besarnya probabilitas dan faktor pengguna jalan
bersedia beralih menggunakan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi.
1.5.2 Menghitung besarnya perubahan pola pergerakan lalu lintas di
Jalan Nasional akibat Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi.
1.5.3 Mengidentifikasi dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat
pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi.

1.6 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam penulisan penelitian untuk
mempermudah dalam melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan
analisis data, yaitu sebagai berikut :

a. Ruang lingkup wilayah yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini
adalah wilayah di Kabupaten Jembrana yang terkena pembangunan
Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi khususnya di Kecamatan Melaya yang
terdirir dari 9 (sembilan) desa dan 1 (satu) kelurahan. Kecamatan
Melaya merupakan bagian dari paket rencana pembangunan jalan tol
dengan luas area terdampak 2.033.364,88 m2.
b. Objek penelitian ini di titik beratkan pada :
1) Perubahan pola pergerakan lalu lintas di Jalan Nasional.
2) Dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat Jalan Tol
Gilimanuk – Mengwi.
Berikut variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini,
sebagai berikut :

7
Tabel I. 1 Aspek Kajian dan Variabel Kajian Penelitian

Sasaran Variabel
a. Demografi (usia, jenis
kelamin)
b. Pekerjaan
Probabilitas dan faktor c. Maksud Perjalanan
pengguna jalan beralih d. Tujuan Perjalanan
menggunakan jalan tol e. Biaya Perjalanan
f. Jarak Tempuh
g. Waktu Tempuh
h. Alasan Jalan Yang Dipilih
a. Kapasitas
Perubahan Pola
b. Volume Lalu Lintas
Pergerakan Lalu Lintas
c. V/C Ratio
a. Demografi (Usia, Jenis
Kelamin)
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
Kondisi Sosial Ekonomi d. Perspektif masyarakat
terhadap pembangunan
a. Pendapatan
b. Pengeluaran
c. Kepemilikan kekayaan

c. Subjek penelitian ini akan dilakukan kepada pengguna jalan dan


masyarakat di sekitar ruas jalan terdampak pembangunan di
Kecamatan Melaya.

1.7 Asumsi Penelitian


Asumsi merupakan suatu anggapan dasar terhadap suatu teori yang
masih belum dibuktikan akan kebenarannya. Dalam penelitian ini, tujuan
pemerintah melakukan pembangunan jalan tol guna memberikan
kemudahan aksesibilitas dan mobilitas pelaku perjalanan, sehingga menjadi
salah satu alternatif perjalanan. Namun, tidak semua orang akan memilih
rute perjalanan yang sama. Berdasarkan hal tersebut, maka asumsi yang
dapat dikemukakan dalam penelitian ini, yaitu :

8
1. Dengan adanya Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi tidak menutup
kemungkinan pelaku perjalanan dari non tol beralih menggunakan
jalan tol guna menghemat waktu, biaya serta kemudahan dalam
aksesibilitas dan mobilitas.
2. Terjadinya perubahan pola pergerakan lalu lintas di Jalan Nasional
yang disebabkan beralihnya pengguna jalan di Jalan Nasional ke
Jalan Tol.

Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi memberikan perubahan


positif maupun negatif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
sekitar ruas jalan yang akan dilalui jalan tol.

1.8 Keaslian Penelitian


Keaslian penelitian merupakan salah satu persyaratan yang wajib
dipenuhi terhadapa penelitian yang akan dilakukan oleh akademisi yang
dilakukan dengan membandingkan skripsi/tesis kita dengan skripsi dengan
tema ataupun judul yang serupa lainnya dengan penelitian kita. Sehingga,
hasil riset dari keaslian penelitian ini akan memberikan gambaran terkait
perbedaan posisi penelitian dengan penelitian serupa lainnya.

Berikut akan disajikan keaslian penelitian dan posisi penelitian yang


akan dilakukan dalam bentuk tabel dibawah ini.

9
Tabel I. 2 Keaslian Penelitian dan Posisi Penelitian

10
1.9 Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini terdiri beberapa bagian, seperti: latar
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
asumsi, keaslian penelitian dan sistematika
penulisan laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM


Bab ini akan menyajikan beberapa informasi
yang berakitan dengan kondisi fisik wilayah,
kondisi sosial ekonomi serta kondisi khusus pada
pola umum jaringan lalu lintas angkutan jalan
yang ada di wilayah kajian, termasuk di
dalamnya tinjauan singkat terhadap kawasan
yang menjadi objek penelitian.
BAB III : KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan menguraikan pustaka tentang
inti penelitian secara utuh dan komprehensif,
yang berisikan tentang aspek teoritiis penelitian
dan hasil review dari berbagai sumber ilmiah
baik berupa prosiding dan/atau jurnal penelitian,
buku pelajara (bukan modul catatan kuliah
dan/atau pedoman panduan) yang diperkuat
dengan sumber hukum berupa peraturan
perundangan yang sah dan valid
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini akan menguraikan dan membahas
tentang kerangka konseptual, alur penelitian,
teknik pengumpulan data, teknik analisis data
serta jadwal dan lokasi penelitian yang terbentuk
gambaran secara umum tentang desain
penilitiannya.

11
BAB V : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH
Bagian ini akan membahas tentang hasil
pengumpulan data, proses pengolahan data dan
analisis data. Analisis data berupa interpretasi
evaluasi hasil pengolahan data dan upaya
pemecahan masalah. Upaya pemecahan
masalah menggunakan metode pendekatan
yang telah dituangkan pada metodologi
penelitian.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup yang akan
menyimpulkan dari pembahasan pada bab
sebelumnya dan saran berdasarkan kondisi yang
telah telah dibahas pada bab – bab sebelumnya
terkait dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat di wilayah terdampak.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

212

Anda mungkin juga menyukai