ABSTRAK
Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan infrastruktur Kota
Surabaya. Rencana pengembangan ini meliputi : sistem transportasi, kawasan
perumahan dan permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa,
kawasan wisata, kawasan lindung dan sistem pematusan. Setiap rencana
pengembangan infrastruktur tersebut dideskripsikan anatomi permasalahannya
dan dirumuskan solusi pemecahannya.
Kata kunci : Infrastruktur, Sistem Transportasi, perumahan dan permukiman, kawasan
industri, perdagangan dan jasa, wisata, lindung, sistem Pematusan
1.
PENDAHULUAN
17
kehidupan
kemasyarakatan
harmonis dan bertoleransi
yang
2.
18
Fungsi Jalan
1.
Darmo
0,85
2.
Diponegoro
0,86
Arteri Sekunder
Arteri Primer
3.
Margomulyo
0,87
Arteri Sekunder
4.
Jemur Handayani
0,95
Kolektor Sekunder
5.
Wonokromo
1,02
Arteri Primer
6.
Ahmad Yani
1.53
Arteri Primer
7.
Mastrip
1,56
Kolektor primer
8.
Banyu Urip
1,32
Arteri Sekunder
Jumlah Kendaraan
Sedan
Jeep
Station
Wagon
Bus
Truck
Sepeda
Motor
2001
52.284
25.280
104.794
1.683
64.946
568.542
2002
52.747
25.557
112.218
1.740
69.245
630.933
2003
54.370
26.581
119.614
1.755
73.726
708.343
2004
56.377
27.393
132.534
1.831
79.625
800.008
2005
56.633
27.567
147.106
1.883
84.157
863.838
2006
45.709
27.157
153.396
1.887
84.371
928.686
V/C
19
20
21
2.2.1. Pengembangan
Perkotaan
Angkutan
Massal
22
4.
Pembangunan
kawasan
industri
dilakukan secara terpadu dengan
lingkungan
sekitarnya
dengan
memperhatikan radius dan tingkat
pencemaran yang dapat ditimbulkan
serta
upaya-upaya
pencegahan
pencemaran terhadap kawasan di
sekitarnya;
23
5.
diserahkan
6.
Kawasan
perdagangan
dan
jasa
direncanakan secara terpadu dengan
kawasan
sekitarnya
dan
harus
memperhatikan kepentingan semua
pelaku sektor perdagangan dan jasa
termasuk pedagang informal atau
pedagang sejenis lainnya ;
7.
Pada
pembangunan
fasilitas
perdagangan
berupa
kawasan
perdagangan
terpadu,
pelaksana
pembangunan / pengembang wajib
menyediakan prasarana lingkungan,
utilitas umum, area untuk pedagang
informal dan fasilitas sosial dengan
dengan proporsi 40% dari keseluruhan
luas lahan dan selanjutnya diserahkan
kepada Pemerintah Daerah
24
2.
25
5.
26
e.
8.
9.
27