INFORMASI
UMUM
ALAMAT PELABUHAN
1.
2.
Alamat
Pelabuhan
Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi
Status Pelabuhan
: Ujung Tanah
: Wajo
:: Sulawesi Selatan
: Pelabuhan Diusahakan
3.
Jenis Pelabuhan
: Pelabuhan Umum
4.
Alamat
5.
Kode Pos
: Jl. Soekarno
Makassar
: 90173
6.
Telepon
7.
Faximile
:
0411316549,316966,320941
: 0411-313513
8.
Telex/VHF
:-
9.
SSB
Nama Stasiun
Frequensi
)KHZ/MHZ(
:-
10.
Kelas Pelabuhan
: Utama
11.
Kepanduan
Status Pemanduan
- Koordinat
Perairan Pandu
- Sarana Pemanduan
No
Wajib Pandu
: Pelabuhan
Tunggu Pandu
di Bouy
posisi 05 07' 25 LS/
pada
119 22' 20 BT
: Kapal Tunda 3 Unit
Kapal Pandu 3 Unit
8(delapan )orang Pandu
Peta Pelabuhan
MASTER PLAN
PELABUHAN
a.
Ada
DAERAH
LINGKUNGAN
PELABUHAN Perairan
Ha
KERJA
:2.978
Daratan
:1.192.93
3 M2 (dikuasai)
b.
DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN
Perairan
:39.740
Ha
c.
DITETAPKAN DENGAN SK KM 85 Tahun 1999, Tanggal
13/10/1999
JALAN MASUK PELABUHAN
a.
Jalan dari/ke sentra-sentra industri/perdagangan
Kelas Jalan
Lapisan Permukaan
b.
: Tol Reformasi
: Aspal
LISTRIK
PLN
: 993
AIR
PAM
: 175 T/jam
kW
Produksi tebu yang terbesar berasal dari Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012
produksi tebu yang berasal dari Provinsi Jawa Timur sebesar 1,26 juta ton yang
berarti
sekitar 48,40 persen dari total produksi tebu Indonesia. Sementara itu provinsi
lainnya
yang juga merupakan penghasil tebu yang cukup besar yakni Lampung sebesar
747,08
ribu ton (28,73%), Jawa Tengah sebesar 247,48 ribu ton (9,52%), dan Jawa Barat
114,48
ribu ton (4,40%).
Persentase luas areal perkebunan tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat
mencapai 56,14 persen terhadap total luas areal perkebunan tebu Indonesia,
sedangkan
produksi dari perkebunan rakyat sekitar 55,79 persen dari total produksi tebu
Indonesia,
hal ini berarti produktivitas dari perkebunan rakyat umumnya lebih rendah
dibandingkan
Persentase produksi tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat selama periode
tahun 2010-2012 yakni berkisar 52,82 57,23 persen, sedangkan perkebunan besar
negara berkisar 14,48 16,71 persen dan untuk perkebunan besar swasta berkisar
26,06 32,70 persen. Produksi tebu Indonesia tahun 2012 sebesar 2,60 juta ton yang
berasal dari
perkebunan rakyat sebesar 1,45 juta ton (55,79%), perkebunan besar negara
sebesar 0,41
juta ton (15,77%) dan perkebunan besar swasta sebesar 0,74 juta ton (28,44%).
Head Office :
Jl.
Urip
Sumoharjo No.
Makassar - 90232
Indonesia
Telephone:
Faximile:
Email: ptpnxiv@indosat.net.id
Website: http://www.ptpnxiv.com
Kantor Penghubung :
Jl. Cut Meutia No. 11
Jakarta Pusat
Indonesia
Telephone: +62-21-3150404
Faximile: +62-21-3150404
Email: lo_ptpnxiv@yahoo.com
Website: http://www.ptpnxiv.com
72
76
+62-411-444830
+62-411-444840
Bone
PG Camming
Desa Wanuawaru, Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone 92766
Provinsi Sulawesi Selatan
Telp. 0482 2425016
Email : pgcamming@gmail.com
PG Takalar
Desa Parappunganta
Kecamatan Polongbangkeng Utara
Kabupaten Takalar PO BOX 02
Provinsi Sulawesi Selatan
Telp/Fax. 0411-232821
PKS Luwu I
Desa Lagego Kecamatan Burau
Kabupaten Luwu Timur 90003
Pronvinsi Sulawesi Selatan
Faximile 0473-25064
Email : pksluwu@gmail.com
Kebun Keera
Desa Ciromanie, Kecamatan Keera
Kabupaten Wajo 90993
Provinsi Sulawesei Selatan
Mobile : 08114201614
Kebun Malili
Desa Mantadulu
Kecamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur 95985
Provinsi Sulawesi Selatan
Kebun Asera
Desa Lamonae, Kecamatan Wiwirano
Kabupaten Konawe Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Telp. 0401-319333
Unit Minahasa-Halmahera
Jln. Gunung Klabat
Kota Manado
Provinsi Sulawesi Utara
Unit Beteleme
Desa Beteleme, Kecamatan Lembo
Kabupaten Morowali 94666
Provinsi Sulawesi Tengah
Mobile : 0813-55400821
Pengolahan Kapas Jeneponto
Desa Lamonae,
Jl. Pelita No. 1 Kecamatan Binamu
Kota Bontosunggu
Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan
Kebun Kolaka (Non Operasi)
Kecamatan Watubangga
Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
Kakao
A. Definisi Kakao
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu
kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan
agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan
kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang
sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam
kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao
Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar
(87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% dikelola perkebunan besar negara
serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan
sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra produksi utama adalah
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga
diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan
Jawa Tengah.
B. Industri Pengolahan Kakao
1. Wilayah Potensi
Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan
produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata
900 Kg per ha .Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:
Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton
(21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara 51.000
ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung 21.000 ton
(3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%). Menurut usahanya
perkebunan kakao Indonesia dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ;
Perkebunan Rakyat 887.73 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan
Perkebunan Swasta 54.737 Ha.
Tabel 1. Data produksi kakao menurut Badan Pusat Statistik Nasional Pulau
Jawa dan Pulau Sulawesi dalam (ribu ton)
Provinsi
DKI Jakarta
Jawa Barat
Banten
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Sulawesi Utara
2007
2.7
0
2.3
0
2.9
0
1.0
0
16.
60
7.5
0
1.8
0
11.
80
2.8
0
2008
3.7
0
2.4
0
2.7
0
1.2
0
18.
30
6.8
0
1.7
0
11.
90
4.0
0
2009
3.6
0
2.1
0
2.6
0
1.2
0
22.
70
6.8
0
1.5
0
12.
10
3.5
0
Kakao
2010
2.1
0
2.1
0
2.7
0
1.2
0
24.
20
6.2
0
1.3
0
13.
00
5.0
0
2011
2.6
0
1.6
0
2.4
0
0.8
0
24.
80
3.7
0
1.0
0
8.8
0
3.7
0
2012
2.7
0
3.0
5
2.4
6
1.1
1
29.
89
4.3
6
1.3
7
11.
79
4.4
4
2013*
2.6
2
2.9
1
2.3
7
1.0
5
28.
58
4.1
4
1.3
0
11.
19
4.2
3
Gorontalo
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Selatan
Sulawesi Barat
Sulawesi
Tenggara
3.0
0
14
6.80
11
9.30
88.
40
13
5.10
3.4
0
15
1.90
11
2.00
14
9.50
11
7.00
3.6
0
13
8.10
16
4.40
96.
90
13
2.20
3.7
0
13
8.30
17
3.80
96.
00
14
1.20
2.9
0
12
4.80
14
2.80
80.
20
11
4.60
3.8
9
14
8.56
14
9.86
83.
98
13
3.10
3.7
1
14
4.36
14
6.84
76.
16
12
2.96
Berdasarkan hasil pengerjaan di Microsoft Excel, maka didapatkan data sebagai berikut:
1. NPV sebesar Rp 731.075.620.000,00
2. IRR sebesar 11.30%
3. Payback Period di tahun ke-10 (tahun 2025), bisnis berlangsung dari 2015 2039
4. Terdapat risiko dalam bisnis pelayaran, salah satunya yakni banyaknya daftar perusahaan
pelayaran saingan