Anda di halaman 1dari 5

1.

Secara umum Pulau Batam memiliki beberapa pusat kegiatan urban (kota) yang tersebar di
beberapa area yang di hubungkan dengan jalan besar atau utama.
Diantaranya iyalah:
A. Daerah komersil/pusat-pusat kegiatan
Daerah komersil ini masuk dalam penataan kawasan pariwisata pusat kota.
a. Batam centre Wilayah Batam Centre diperuntukan bagi CBD dengan ditunjang oleh
kegiatan campuran seperti restoran, hiburan, permukiman, dan perkantoran
b. Nagoya Wilayah Nagoya yang lebih hidup kegiatan utama adalah komersil dan campuran
dengan ditunjang oleh permukiman yang tersebar merata disekitarnya. kondisi ini diperkuat
dengan pola penataan bangunan yang relatif dekat antar satu dengan yang lainnya,
sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk mencapainya. Secara umum keberhasilan
Nagoya sebagai suatu kawasan komersil adalah karena tumbuh secara alami dengan pola
orientasi pedestrian.

B . Daerah industry

Daerah industri di Pulau Batam ini tersebar dibeberapa wilayah yakni Sekupang, Kabil, Batu Ampar, dan
Muka Kuning.Wilayah Kabil diperuntukan bagi industri berat,sedangkan wilayah Batu Ampar
diperuntukan bagi industri yang berhubungan dengan perminyakan, pada kenyataannya area Batu
Ampar cukup padat berisi kegiatan industri. Muka Kuning diperuntukan industri dengan tingkat
pencemaran sangat rendah.dibandingkan dengan wilayah industri lainnya wilayah Batamindo-Muka
Kuning ini paling baik. Penataan blok massa bangunan, zoning, sirkulasi transportasi, dan penataan
lingkungan sangat baik.

C. Daerah Permukiman
Secara umum Pulau Batam telah memiliki berbagai jenis /tipe perumahan yang dapat
mengakomodasi kebutuhan penduduknya. Tipe perumahan yang ada disesuaikan dengan
ukuran taraf hidup masyarakat batam, baik lapisan bawah, menengah, dan lapisan
masyarakat atas dengan harga yang bervariatif meliputi, tipe rumah T.21, T36,
T36+ ,T45 ,T60 ,T65 ,T90 ,T120 ,T200 ,T300. Kawasan perumahan itu banyak yang memiliki
akses langsung menuju jalan utama Sehingga menimbulkan keluhan dari pihak transportasi
Batam,bahwa akan menimbulkan kemacetan dan kekacauan lalu lintas di jalan utama
tersebut. Dalam rencana distribusi unit perumahan di Pulau Batam tahun 2006, disrtibusi
unit perumahan direncanakan sebanyak 225.220 unit yang disesuaikan dengan distribusi
penduduk yaitu 4.55 per unit. luas lantai bangunan perumahan total yang direncanakan
sebesar 6.581.541 m² dan luas lahan perumahan total sebesar 36.458.033 m². jika
pembangunan tanpa strategi multy storey tidak digunakan, akan memerlukan luas lahan
total sebesar 78.590.000 m², yang jauh melampaui alokasi lahan. Bahwa alokasi kebutuhan
lahan relatif lebih kecil tahun 1999-2001, dan meningkat pada tahun 2001-2006. ini
disebabkan karena permintaan akan guna lahan pertanian mengalami peningkatan cukup
besar, pada tahun 2002 meningkat dengan laju pertumbuhan rata-rata 14%, disusul oleh
guna lahan jasa sebesar 13% dan pariwisata 6%. Khususnya untuk guna lahan perumahan
relatif tidak berubah karena alokasi perumahan yang ada telah jauh melebihi kebutuhan
lahan perumahan dan mengalami peningkatan pada tahun 2003 rata-rata 6%, untuk guna
lahan lainnya relatif mengalami pertumbuhan permintaan kecil yakni 1% untuk industri, dan
1% untuk fasum. Kecenderungan yang terjadi di kota Batam adalah adanya pola perjalanan
yang memusat khususnya perjalanan dari rumah menuju daerah perkantoran, pabrik
tempat kerja, dan pusat pelayanan jasa. Hal ini disebabkan perkembangan yang sangat
pesat pada pusat kegiatan komersil di tengah kota. Sementara pada kawasan-kawasan
permukiman baru yang berkembang di daerah baru kurang mendapatkan pelayanan yang
memadai. Bahwa lebih dari 90 % perjalanan berbasis tempat tinggal artinya mereka
memulai perjalanan dari tempat tinggal (rumah) dan mengakhiri perjalanan kembali
kerumah. Oleh karena itu pergerakan antara tempat tinggal dengan tempat kerja/sekolah
akan menambah karakteristik pola pergerakan penduduk. Semakin jauh tempat tinggal
dengan tempat aktifitas sehari-hari maka akan semakin menambah beban lalu lintas di jalan
akibat adanya akumulasi lalu lintas yang menuju ke pusat kota. Hal ini menyebabkan
gangguan pelayanan transportasi antara lain dengan timbulnya kemacetan di beberapa ruas
jalan.

Berdasarkan hal tersebut ketika pemikiran diarah ke masa yang akan datang akan terlihat
banyaknya problem yang akan dihadapi seiring dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi mengingat kawasan sub wilayah pengembangan, dan hinterland kota batam akan
berkembang pesat menjadi kawasan yang padat penduduknya, sedang pada sisi lain prasarana
jalan perkembangannya sangat kecil yang menyebabkan kinerja jalan cepat mengalami
penurunan. Banyak faktor-faktor terkait yang saling mempengaruhi, faktor-faktor tersebut
diduga berhubungan dengan dengan perkembangan wilayah yang ditunjukan dengan
perubahan tata guna lahan, perkembangan volume lalu lintas. Faktor yang tidak kalah penting
adalah adanya pola pergerakan komuter penduduk yaitu berupa pergerakan pulang pergi yaitu
penduduk yang pergi ketempat kerja dan kembali kerumah atau dari rumah menuju ke sekolah.
Oleh karena itu penting usaha-usaha perencanaan transportasi yang matang yang harus
dilakukan sedini mungkin.
2
3.saya tinggal/berdomisilih di kota yaitu kota batam

TERIMAKASIH….

Sumber reperensi:http://eprints.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai