Anda di halaman 1dari 3

6.

1 Bentuk dan Struktur Kota


Penggunaan lahan di Kota Pariaman banyak yang masih bercampur antara kegiatan
permukiman, perdagangan, jasa, perkantoran, sawah dan kebun. Lokasi sebarannya pun tidak
teratur. Namun demikian, bentuk pusat kota sudah terlihat di Kecamatan Pariaman Tengah,
yaitu di sekitar Jalan Ahmad Yani dan Jalan Pahlawan. Mayoritas penggunaan lahan di Kota
Pariaman masih didominasi oleh penggunaan lahan non terbangun seperti sawah (sebesar 38,
55 %) dan kebun campuran (33,97 %) yang tersebar di seluruh kecamatan Kota Pariaman.
Sedangkan untuk penggunaan lahan terbangun seperti permukiman, perkantoran,
perdagangan, jasa dan lain-lain, persentase penggunaan lahanya hanya 17,49 % dan
didominasi oleh kegiatan permukiman dan umumnya terletak di Kecamatan Pariaman Tengah
yang merupakan kawasan pusat kota. Pola penggunaan lahan terbangun Kota Pariaman ini
berbentuk terpusat di sekitar pusat kota dan perkembangannya mengikuti jalan-jalan utama
Kota Pariaman.

6.2 Arah Pengembangan Bentuk dan Struktur Kota


Berdasarkan RTRW Kota Pariaman Tahun 2010—2030 arah pengembangan bentuk
dan struktur Kota Pariaman yaitu fungsi kegiatan utamanya sebagai kawasan perdagangan
dan jasa serta kawasan pariwisata.

6.2.1 Arah Pengembangan Wisata Pesisir


Sektor pariwisata sangat diharapkan dapat menjadi lokomotif pengembangan kegiatan
ekonomi Kota Pariaman di masa mendatang, hal ini terutama berdasarkan pertimbangan atas
potensi SDA kelautan dan potensi kekayaan budaya yang dimiliki serta posisi geografis Kota
Pariaman yang sangat strategis. Selain itu juga dipertimbangkan keterbatasan pengembangan
sektor lain seperti pertanian dan perkebunan yang terkendala oleh minimnya lahan yang dapat
dikembangkan serta adanya persaingan di sektor perdagangan & jasa dengan PKW lainnya.
Kota Pariaman merupakan wilayah pesisir yang mempunyai beberapa potensi alam yang
dapat dikatakan bisa dikembangkan dan dibangun untuk menjadi wilayah pesisir yang
berbasis wisata untuk meningkatkan pendapatan daerah Kota Pariaman. Hal ini juga
dicantumkan dalam RTRW Kota Pariaman Tahun 2010—2030. Berikut adalah beberapa
potensi alam yang dimiliki oleh Kota Pariaman.

6.2.2 Potensi Wisata Bahari Kota Pariaman


Kegiatan sektor pariwisata ditekankan pada pemanfaatan potensi bahari yang
mencakup kawasan pantai, laut dan pulau-pulau kecil serta pengembangan dan peningkatan
kegiatan festival Tabuik yang sudah menjadi kalender acara nasional. Puncak kegiatan
pariwisata setiap tahunnya dilaksanakan pada setiap pelaksanaan Festival Tabuik. Sebagai
maskot pariwisata Kota Pariaman, sudah selayaknya kegiatan Festival Tabuik ini dapat
diagendakan dan disiapkan dengan lebih matang serta mendapatkan dukungan dari berbagai
sektor kegiatan lainnya. Dari sisi aspek insfrastruktur kota, diperlukan penataan,
pengembangan dan pembangunan insfratruktur khusus untuk pelaksanaan kegiatan ini.
Misalnya seperti rumah tabuik yang permanen dan lebih representatif, jalur jalan yang lebar
dan dipersiapkan khusus untuk mengarak tabuik, areal pertemuan 2 tabuik dan lokasi
pengarungan tabuik di pantai Gondoriah. Lokasi-lokasi tersebut harus disiapkan dan
dipersiapkan dengan baik, terencana dan terukur sehingga dapat menampung membludaknya
penonton yang bisa mencapai ratusan ribu orang dari berbagai kalangan dan berbagai tempat.
Madani; sesuai dengan karakter masyarakat Pariaman yang agamais maka pengembangan
kegiatan pariwisata maupun perdagangan dan jasa yang akan mendukung pengembangan
wilayah akan membawa dampak positif terhadap masyarakat setempat. Kegiatan pariwisata
yang dikembangkan harus yang bercirikan islami.

6.2.3 Arah Pengembangan Perdagangan dan Jasa


Guna menunjang pencapaian visi Kota Pariaman yakni memantapkan kerangka
pemerintahan yang optimal menuju kota perdagangan dan jasa, dimana infrastruktur ekonomi
masih minim, dimana terdapat 3 buah pasar yang masih bersifat tradisional yaitu Pasar
Pariaman, Pasar Kuraitaji dan Pasar Pagi Balai Nareh. Naumn secara berangsur sudah mulai
membenahi kondisinya. Di Pasar Pariaman kini sudah berdiri pusat pertokoan Pariaman
Plaza, Pusmall dan Komplesk Pertokoan Fachri dan didukung 4 unit cabang bank dan Bank
Perkreditan Rakyat serta KSU Simpan Pinjam. Sementara itu untuk menampung hasil-hasil
produk pertanian, industri, dan kerajinan rakyat, tidak saja bagi Kota Pariaman namun
diharapkan juga bisa menampung produk-produk dari daerah tetangga. Subsektor
perkoperasian merupakan pengembangan usaha yang berperan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Perkembangan perkoperasian di Kota Pariaman selama empat tahun terakhir
cukup baik. Tercatat jumlah koperasi saat ini sejumlah 71 buah. Sebahagian besar dari
koperasi yang ada tergolong pada koperasi primer. Laporan terakhir menerangkan bahwa
jumlah modal koperasi sudah mencapai Rp 9 milyar lebih modal sendiri dan Rp. 2,5 milyar
lebih modal luar dengan volume usaha sebesar Rp 8, 1 milyar serta asset senilai Rp 11,7
milyar. Di bidang industri yakni potensi industri kecil dan rumah tangga cendrung meningkat
dari tahun ke tahun. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan telah memberikan
dampak positif. Beberapa jenis produk hasil kerajinan industri kecil sudah memasuki pasar
luar negeri, seperti produk sulaman, mukena, pakaian muslim. Produk makanan olahan
tradisional seperti kipang kacang dan emping melinjo juga sudah memasuki pasar regional
seperti Pekanbaru, Medan dan Jakarta namun masih terbatas dalam skala kecil. Saat ini
terdapat sebanyak 200 lebih unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 2.000 orang lebih.

6.2.4 Arah Pengembangan Berwawasan Lingkungan


upaya pengembangan kegiatan kota yang berwawasan lingkungan dengan
memperhatikan mitigasi bencana untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
membangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana serta memperhatikan ruang terbuka hijau kota.

Anda mungkin juga menyukai