Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kerja (K.A.

K) Rest Area Datae

SIDENRENG RAPPANG
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dilihat dari kondisi wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dengan ruas jalan provinsi
sepanjang 1.500,15 km tentunya tidak memakan waktu yang sedikit untuk melakukan
perjalanan. Oleh sebab itu pembangunan Rest Area di Sulawesi Selatan merupakan
prioritas daerah sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023. Selama 5 tahun akan
dibangun 10 buah rest area yang tersebar di wilayah-wilayah strategis di Provinsi
Sulawesi Selatan. Agar sejalan dengan konsep pengembangan ekonomi lokal, maka
pembangunan rest area ini diharapkan bukan hanya sebagai tempat beristirahat,
namun juga dapat meningkatkan perekonomian khususnya masyarakat sekitar
dengan konsep Michi No Eki. Salah satunya di Kabupaten Sidenreng Rappang.

Kabupaten Sidenreng Rappang adalah salah satu Kabupaten dalam rute Provinsi
Sulawesi Selatan yang dilalui jalur lintas tengah dan jalur menuju lintas utara, yang
menghubungkan beberapa pusat kegiatan/pusat kota di Provinsi Sulawesi Selatan dan
Pulau Sulawesi, hal ini menyebabkan ruas jalan yang berada di Kabupaten Sidenreng
Rappang menjadi salah satu pilihan pengendara kendaraan umum.

Dari hasil feasibility study (FS) yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan ditahun 2019, beberapa pertimbangan keunggulan Kabupaten Sidenreng
Rappang antara lain; (a) Dukungan Pemerintah Daerah; (b) Ketersediaan Lahan yang
secara prosedur memenuhi syarat Penerima; (c) Kabupaten Sidenreng Rappang
adalah satu daerah yang menjadi titik jenuh saat melakukan perjalanan yang
memungkinkan pelaku moda transportasi beristirahat di Lokasi Datae; (d) berada pada
Posisi strategis Jalur lintas tengah dan jalur menuju lintas utara; dan (e) Didukung
dengan View (Pemandangan) kawasan perbukitan yang hijau dan masih terjaga.

Pada konsep pengelolaan, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Nurdin


Abdullah menerapkan Konsep Michi No Eki pada tiap Rest Area yang akan dibangun
di sepuluh kabupaten. Secara harfiah Michi No Eki berasal dari bahasa Jepang
(dengan menggunakan Huruf Hiragana) merupakan “stasiun tepi jalan” yang
diperuntukkan bagi pengguna jalan. Digagas oleh Pemerintah Jepang sejak Tahun
1990 dan hingga Bulan Juli 2020 sudah tercatat 1.180 Michi No Eki di Jepang. Program
inilah yang akan diadopsi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka
pengembangan rest area di 10 (sepuluh) kabupaten, salah satunya di Kabupaten
Sidenreng Rappang. Konsep Michi No Eki yang bertujuan untuk pengembangan pusat
ekonomi di Datae dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan produk lokal dengan
mengangkat karakter daerah. Menurut Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Michi No
Eki adalah Etalase Produk Lokal dengan mengangkat karakter daerah.
B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri PUPR No.10/PRT/M/2018 tentang Rest Area sebagai Tempat
Istirahat dan Pelayanan Pada Jalan Tol.
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2018-2023.
3. Nota Kesepahaman antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan
Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang; Nomor: 180/12a/VI/2019

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Pembangunan Rest Area Datae Sidenreng Rappang Berbasis Konsep Michi No
Eki ini dilandasi atas dasar tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap keselamatan
dan kenyamanan di jalan, dilengkapi dengan media untuk mempromosikan produk-
produk lokal. Pembangunan ekonomi dan pariwisata dalam rangka peningkatan
pendapatan masyarakat secara merata antar lapisan dan antar wilayah diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya masyarakat lokal. Adapun
maksud dan tujuan pembangunan Michi No Eki ini adalah sebagai berikut;

a. Pusat pelayanan Informasi fasilitas pelayanan umum, produk unggulan, agenda


budaya dan objek pariwisata
b. Tempat peristirahatan yang nyaman dan layanan yang berkualitas bagi
pengguna jalan
c. Promosi daerah Sidenreng Rappang melalui pemanfaatan sumberdaya lokal
secara optimal, baik dari segi pengolahan, pengemasan sampai pada penjualan
produk maupun sebuah obyek rekreasi/ wisata
d. Peningkatan internonektivitas dan kolaborasi Sidenreng Rappang dengan
kabupaten/kota.
e. Peningkatan kreasi, inovasi dan daya saing dalam penyediaan pelayanan, dan
produk daerah berupa peningkatan kapasitas berbagai mitra.
II. Gambaran Umum
A. Gambaran Umum Rest Area Datae
Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sulawesi Selatan yang letaknya sangat strategis, berada di tengah-tengah
Ajatappareng dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Enrekang, Soppeng, Wajo,
Pinrang, Barru, dan Kota Parepare. Oleh karena itu, Kabupaten Sidenreng Rappang
memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi dengan luas wilayah 189.808,69 km2.
Secara administrastif, Kabupaten Sidenreng Rappang terdiri atas 11 kecamatan, 106
Desa/Kelurahan. Terdiri atas 68 Kelurahan dan 38 Desa.

Kondisi geografisnya dengan ketinggian yang bervariasi antara 18 sampai 64


meter di atas permukaan laut memungkinkan untuk pengembangan berbagai kegiatan
ekonomi, seperti sektor petanian dan perkebunan, kehutanan, perdagangan dan
industri, serta sektor pertambangan dan energi. Disamping itu, kondisi fisik wilayah
yang terdiri dari darat, danau dan bukit/pegunungan memungkinkan dikembangkan
sektor perikanan darat, perhubungan, dan pariwisata.

Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki potensi sumber daya manusia yang


cukup besar dengan jumlah penduduk 301.972 jiwa pada tahun 2019. Laju
pertumbuhan penduduk dapat ditekan hanya di kisaran rata-rata 1,10% pertahun.
Meskipun demikian, jumlah pengangguran relatif masih tinggi. Tercatat bahwa pada
tahun 2019 angka pengangguran masih mencapai angka 4,75% atau sekitar 15.692
orang. Selain itu, jumlah penduduk miskin juga masih tinggi Sekitar 4,79% penduduk
kabupaten Sidenreng Rappang berada di bawah garis kemiskinan atau sebanyak
14.464 orang.

Konsep Michi No Eki Rest Area yang akan berlokasi di Datae, Kelurahan Lawawoi
berjarak sekitar 8,3 km dari Pangkajene, Ibu Kota Kabupaten Sidenreng Rappang dan
berjarak sekitar 132 km dari Makassar. Rest Area Datae berjarak sekitar 90 km dari
Toraja, salah satu destinasi wisata utama di Provinsi Sulawesi Selatan.

B. Kondisi Terkini
Sebelum intervensi pembangunan Rest Area Datae oleh Pihak Provinsi Sulawesi
Selatan, kondisi lingkungan dari objek wisata buatan tersebut cukup memprihatinkan,
namun beberapa masyarakat sekitar masih menggunakan fasilitas yang ada seperti;
Kolam Renang, Rumah adat dan waduk pemancingan (Existing).

Pertahun 2020 ini, beberapa pembangunan telah hampir rampung seperti;


Bangunan Michi No Eki, Foodcourt, Masjid dan Parkiran sebagai pembangunan tahap
awal Rest Area datae – Sidenreng Rappang.
III. KONSEP PENGELOLAAN
A. Model Pengelolaan
Fasilitas utama Rest Area Datae adalah Bangunan Fisik dan Program RAME yang
telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di Datae Sidenreng
Rappang. Untuk melaksanakan Program RAME Rest Area Datae diperlukan adanya
persemaan persepsi dan komitmen yang kuat serta kerjasama dan sinergitas antara
Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat dalam menyusun rencana kegiatan yang
terpadu dan terintegrasi, meliputi, antara lain;
a. Penyiapan dan pembinaan kelembagaan dan personil pengelola RAME
b. Menyusun metode pengelolaan dan operasional RAME
c. Penyiapan masyarakat/ kelompok tani/ koperasi
d. Melakukan pendataan UKM, IKM, Koperasi, Kelompok Tani/Nelayan, serta
Bumdes yang akan terlibat dalam pemanfaatan RAME
e. Penyiapan dan pembinaan terkait ragam dan kualitas produk/jasa yang akan
dipasarkan di RAME.

Terdapat lima (5) aspek penting yang menjadi pilar dalam mencapai
keberhasilan penyelenggaraan program RAME, yaitu :
a. Aspek Norma. Hal ini terkait dengan adanya kesatuan pemahaman dan
komitmen bersama dalam penyelenggaraan program RAME Rest Area Datae.
Hal ini sangat penting untuk mencapai keberhasilan karena dibutuhkan
kesepahaman dan komitmen bersama yang kuat sebagai dasar dalam bertindak
dan merumuskan kebijakan.
b. Pengorganisasian. Untuk menjalankan program ini, maka dibutuhkan metode
pengelolaan yang dilakukan oleh perangkat dalam bentuk organisasi dan
dibekali dengan tupoksi masing-masing guna menguatkan pengelolaan RAME
di Rest Area Datae.
c. Sumberdaya. Aspek ini meliputi penyiapan sumberdaya-sumberdaya yang
dibutuhkan dalam pengelolaan RAME. Seperti contoh kebutuhan akan gedung
dan perabotnya, produk-produk lokal yang telah terseleksi dengan baik,
tersedianyanya informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna jalan/
pengunjung sampai dengan anggaran yang disediakan untuk operasionalisasi
RAME Rest Area Datae.
d. Penguatan kapabilitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas terkait
norma, organisasi dan sumberdaya (kapasitas mitra) untuk menunjang
program RAME Rest Area Datae. Dengan penguatan kapabilitas, maka dapat
memberikan nilai tambah yang lebih dibandingkan dengan program kemitraan
diluar konsep Michi No Eki Rest Area Datae.
e. Jejaring Kerjasama. Hal ini nantinya akan memfasilitasi jejaring kerjasama
dalam pengelolaan kesepahaman dan komitmen, pengelolaan RAME dan
kapasitas mitra dalam hal ini pelaku-pelaku usaha yang akan berkontribusi di
RAME. Dengan penguatan jejaring kerjasama diharapkan dapat memperluas
pasar dan promosi terkait produk-produk unggulan yang ada di RAME tersebut.

Produk
Konsep Rest Area Datae merujuk pada Gagasan Gubernur Sulawesi Selatan
merupakan Etalase untuk produk lokal di Kabupaten penerima. Adapun item produk
lokal yang akan dijual di Michi No Eki berupa produk segar (Beras organik premium,
telur, sayuran, buah-buahan), produk olahan (aneka kripik, kue tradisional, kerajinan)
dan kerajinan.

Creative Hub
Rest Area sebagai Stimulan Sidenreng Rappang Smart City dengan berbasis
Industri Kreatif, Kolaborasi yang terintegrasi pada konsep pengelolaan Rest Area
Datae.

Konsep Creative Hub merupakan turunan dari Smart City. Creative Hub yang
akan berpusat di Datae termasuk salah satu implementasi dari Tim Pengelola untuk
dijadikan pusat kreativitas komunitas. Sebagai salah satu pusat kreatif Sidenreng
Rappang, dengan Design tempat yang terintegrasi mencermikan gaya kreativitas
berkelas. Selain dari fisik bangunan yang megah, diharapkan Rest Area Datae juga
dilengkapi dengan fasilitas penunjang yang memadai.

Program ini bertujuan untuk menciptakan yang ruang-ruang kreatif yang


berkualitas dan dapat bersaing sebagai upaya mengangkat karakter daerah melalui
sarana teknologi untuk menarik pengunjung, seperti kegiatan yang bertema fashion,
musik, fotografi dan kreativitas komunitas kreatif Sidenreng Rappang. Diharapkan
Kegiatan Creative Hub Rest Area Datae mampu mengangkat karakter daerah dengan
karya-karya kreatif yang dapat dijadikan kekuatan besar dalam sektor ekonomi kreatif.

Event
Pelaksanaan Event yang akan dilakukan di Rest Area Datae berdasar konsep
pengembangan pariwisata daerah, antara lain;
a. Organizational Event. Bentuk event yang diselenggarakan pada tujuan
organisasi. Contoh acara di acara organisasi adalah konferensi di sebuah partai
politik, pameran yang diselenggarakan oleh suatu organisasi / perusahaan
dengan kepentingan perusahaan.
b. Cultural Event. Merupakan kegiatan yang yang identik dengan budaya atau
memiliki nilai sosial yang tinggi dalam jalinan masyarakat. Dengan
perkembangan pesat dan kemajuan teknologi, organisasi acara budaya akan
lebih menarik dan mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi zaman
modern, menghasilkan campuran yang mengesankan.
c. Leisure Event. Merupakan kategori event yang banyak berkembang dalam
kegiatan olahraga, di mana ada elemen kompetisi dan menarik banyak
pengunjung.
d. Personal Event. Kegiatan yang didalamnya melibatkan anggota keluarga atau
teman di mana kategori acara dapat digambarkan sebagai lebih sederhana.
Contoh acara pribadi termasuk mengatur pernikahan, dll.

B. Struktur Pengelola

STRUKTUR TIM PENGELOLA REST AREA DATAE


KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Pembina : Bupati/Wakil Bupati


Pengarah : Sekretaris Daerah
Pendamping :
- Dinas Koperasi dan UMKM
- Dinas Perindustrian dan Perdagangan
- Dinas Olahraga dan Pariwisata
- Dinas Kesehatan
- Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (Pemdes)
- Instansi terkait lainnya.
Ketua :
Wakil :
Sekretaris :
Wakil Sekretaris :

A. Bidang Promosi dan Kerjasama; Job desk: Pembuatan


dokumentasi, CSR, pameran, kemitraan, Networking, Penyediaan
Dokumen Kerjasama, Konten Grafis, Cinematografi Produk, Log
Book, Event Organizer (Pameran, Festival, Meeting, Wedding
Organizer)

B. Bidang Pemasaran & Produksi; Job Desk; Produk Intelegence,


Penentuan Harga Produk, Packaging, Perizinan. Dibagi dalam
Produk; Produk Segar/Olahan, Produk Kuliner, Merchandise, Crafting
(Wood/Iron Craft, anyaman, Kerajinan Batu), Pasar Hobby, Pangan
Organik, Produk Unggulan Lokal (Telur dan Beras, Mette, Jagung,
Gula Semut, Cokelat Olahan. Setiap Item Produk berbasis Produk
Lokal
C. Bidang Sarana dan Prasarana; Job Desk; Utilitas Pendukung,
Perabotan (Interior & Eksterior), Pemeliharaan/Maintainance,
Sanitasi, Pencahayaan, Lingkungan (RTH, Kebersihan, Pengolahan
Sampah).

D. Manajerial Stand & Booth (disesuaikan dengan Utilitas yang


ada)
1. Michi No Eki;
2. FoodCourt;
3. Mushollah;
4. Parkir;
5. Anjungan Kuliner;
6. Waterboom;
7. Museum Adat;
8. Klinik Kesehatan.

E. Bidang Creative Hub

F. Sekertariat
Manajer Operasional :
Personalia :
Keuangan & Pembiayaan :
IT & Komunikasi :
Keamanan :
Kebersihan :
Umum :

G. Tim Sinkronisasi Program Kegiatan


a. TGUPP
b. Bappeda Kabupaten Sidrap/Provinsi SulSel
c. OPD Provinsi terkait
IV. FACILITIES NEED
Saat ini, sarana dan prasarana yang sementara dibangun di Rest Area di
Kabupaten Sidenreng Rappang berupa Musholla, Food Court, Michi No Eki. Adapun
kebutuhan Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan untuk perencanaan tahun 2021:
1. Technical Assistance dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak JICA;
2. Gudang Penyimpanan (storage);
3. Fasilitas Penyandang Disabiltas, Faslitas Ramah Anak, ruang menyusui dan
Lansia;
4. Smoking Area;
5. Pengelolaan Sampah terintegrasi (Mobil Sampah, Tempat Sampah, Alat
Pengolahan Sampah, Bank Sampah);
6. Guest House;
7. Penghijauan (RTH);
8. Kesehatan (Penyediaan Sarana/Prasarana Kesehatan, Ambulance);
9. Inkubator dan klinik Bisnis (tempat pelatihan dan peralatan);
10. Rumah Produksi Kreatif;
11. Rumah Imam Masjid;
12. Perpustakaan/Taman Bacaan;
13. Genset;
14. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
15. Air Bersih.
V. PEMBIAYAAN
Pembiayaan pembangunan dan pengembangan Rest Area dengan Konsep Michi
No Eki berasal dari APBD Provinsi, APBD Kabupaten Sidenreng Rappang, Corperate
Social Responsibility, Hibah dan kerjasama Swasta.

Tim Pengelola Rest Area

Anda mungkin juga menyukai