Anda di halaman 1dari 7

KAWASAN INDUSTRI (KI) TANAH KUNING – MANGKUPADI

Akses pendukung
Jalan
Panjang
Dana (APBD/APBN)
Prov/Kab

Perencanaan dalam arti yang seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan pembangunan adalah suatu
pengarahan penggunaan sumber-sumber pembangunan (termasuk sumber-sumber
ekonomi) yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan-tujuan sosial ekonomi yang
lebih baik secara efisien dan lebih aktif.
Perencanaan juga merupakan suatu proses yang tidak berakhir bila rencana
tersebut telah di tetapkan; rencana harus diimplementasikan. Setiap saat selama
proses implementasi dan pengawasan, rencana-rencana mungkin memerlukan
modifikasi agar tetap berguna. Perencanaan kembali kadang- kadang dapat menjadi
faktor kunci pencapaian sukses akhir. Oleh karena itu perencanaan harus
mempertimbangkan kebutuhan fleksibilitas agar mampu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi baru secepat mungkin.
Oleh sebab itu pemerintah Provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi bungsu
di Indonesia telah mengaktualisasikan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem perencanaan Nasional dengan menyusun Rencana Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) pada
tahun 2021-2026 yang didalamnya Kawasan Industri Tanah Kuning Merupakan
Program Prioritas Pembangunan Daerah.
Demikian juga amanah Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 telah
dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara dengan telah terbitnya
Peraturan Daerah tentang RTRW Provinsi Kalimantan Utara Nomor 1 tahun 2017
Tentang RTRW Prov. Kaltara Tahun 2017- 2037, yang didalamnya KI Tanah Kuning
Merupakan Kawasan Strategis (KSP) Prov. Kaltara
RPJPD, RPJMD dan RTRP Prov. Kaltara memberikan tujuan yang jelas dan
arah bagi daerah sehingga seluruh komponen dalam pemerintahan tersebut
mengetahui dengan baik tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah Provinsi dan
dituangkan salah satunya adalah dalam menyusun dokumen perencanaan
pembangunan KIPI di Tanah Kuning.
Adapun dukungan dokumen-dokumen perencanaan yang dihasilkan dalam
mendukung kebijakan Investasi dalam membangun KIPI baik yang diinisiasi oleh
Pemerintah Pusat, oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara serta Pemerintah
Kabupaten Bulungan terhadap Pembangunan Kawasan Industri Prioritas Tanah
Kuning adalah sebagai berikut :
1. Penetapan Kalimantan Utara di dalam wilayah Pengembangan Industri
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035;
2. Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2021 Tentang Kemudahan Proyek
Strategis Nasional;
3. Penetapan Kawasan Industri Tanah Kuning sebagai Proyek Prioritas Nasional
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN
2020-2024;
4. Penetapan Kawasan Industri Tanah Kuning sebagai Proyek Strategis
Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020;
5. Peraturan Menteri Investasi / Kepala BKPM No.4 Tahun 2021 Tentang
Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dan
Fasilitas Penanaman Modal;
6. Penetapan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Mangkupadi –
Tanah Kuning sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Kalimantan Utara tahun 2017 – 2037;
7. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2021 – 2026;
8. Revisi Pergub No. 43 Tahun 2018 Tentang Pendelegasian Wewenang
Penyekenggaraan Pelayanan Perizinan Satu Pintu;
9. Pergub No. 11 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Penanaman Modal
Daerah;
10. Penetapan Tanah Kuning-Mangkupadi sebagai Kawasan strategis Daerah
melalui Perda Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2021 tentang RTRW
Kabupaten Bulungan Tahun 2021-2041.
Visi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam Peraturan Daerah RPJPD yaitu
terwujudnya Provinsi Kalimantan Utara sebagai wilayah perbatasan menjadi
beranda terdepan NKRI yang Maju, Sejahtera, Berbudaya, Adil, dan Beradab
melalui misinya yaitu: mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas,
mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang adil yang
berkelanjutan, mengembangkan perekonomian yang berdaya saing, mewujudkan
pembangunan yang merata dan berkeadilan, mewujudkan tata pemerintahan yang
baik.
Kalimantan Utara yang langsung berbatasan dengan kawasan sedang cepat
tumbuh secara ekonomi dan sosial yaitu cekungan laut Cina Selatan (RRT, Taiwan,
Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam). Kaltara
merupakan pintu gerbang atau outlet strategis ke wilayah Asia Pasifik dan Eropa,
karena berada dijalur pelayaran nasional dan internasional ALKI II. Dengan
terbentuknya masyarakat ekonomi ASEAN dan AFTA 2015 yang akan membuka
aliran barang, jasa, dan orang tanpa hambatan antar negara ASEAN sehingga
penting untuk merumuskan fungsi dan peran Kaltara dimasa depan dalam kerangka
sistem ekonomi geografis dan politik dimasa datang.
Kalimantan Utara mempunyai nilai yang sangat strategis sebagai sentra
pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia maka dari itu diperlukan adanya
International Hub Port di Kaltara di masa depan. Kondisi existing alur pelayaran saat
ini yaitu kombinasi biaya transportasi yang sangat tinggi dan waktu tempuh yang
lebih lama, sehingga mempengaruhi harga komoditas dan daya saing produk
Kalimantan Utara.
Berdasarkan Analisa kekuatan dan keunggulan wilayah, Pemerintah Provinsi
Kalimantan Utara berupaya mengimplementasikan Visi jangka Panjang daerah
dengan merumuskan 10 Program Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi
Kalimantan Utara. Sepuluh Program tersebut adalah :

1. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN PLTA SUNGAI MENTARANG DAN


SUNGAI KAYAN;
2. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KIPI;
3. Mewujudkan ketahanan pangan daerah dengan pembangunan pertanian
dalam arti luas;
4. Meningkatkan terwujudnya konektivtas kawasan perbatasan, pedalaman dan
daerah terpencil dalam rangka membangun desa menata kota;
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur desa dan kelurahan di kabupaten
dan kota;
6. Mewujudkan pembangunan ekonomi melalui diversifikasi produk dan
keunggulan komperatif setiap kabupaten dan kota;
7. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan wajib belajar
16 tahun yang berwawaskan;
8. Mewujudkan pengadaan balai latihan kerja, perluasan lapangan kerja,
kesempatan usaha dan ekonomi kreatif bagi kaum milineal;
9. Mewujudkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku UMKM di
setiap Kabupaten dan Kota;
10. Mewujudkan pemberian tunjangan perbaikan penghasilan bagi aparat desa
dan RT, tenaga pendidikan dan kependidikan pada semua tingkatan satuan
pendidikan, tenaga kesehataan serta tenaga honorer di daerah perbatasan,
pedalaman dan terpencil serta perkotaan sesuai dengan kemampuan
keuangan daerah.
Melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi telah ditetapkan Kawasan
Strategis Provinsi (KSP) yaitu kawasan-kawasan yang diprioritaskan penataan
ruangnya karena mempunyai pengaruh sangat penting dari sudut pandang provinsi,
terhadap aspek ekonomi, sosial budaya dan atau lingkungan hidup. Kawasan
strategis merupakan kawasan yang didalamnya berlangsung kegiatan yang
mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang di wilayah sekitarnya, baik
pengaruh terhadap pola ruang maupun struktur ruang yang memerlukan pengaturan
lebih lanjut sebagai acuan pembangunan berbagai sektor di wilayah tersebut. Salah
satu KSP yang telah ditetapkan Pada RTRW Provinsi Kalimantan Utara adalah KSP
Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas Timur dinilai memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi.
Untuk mencapai target tersebut perlu adanya sarana prasarana sebagai faktor
pendukung dimana salah satunya adalah pemilihan wilayah Tanah Kuning di
Kecamatan Tanjung Palas Timur sebagai Kawasan Industri Pelabuhan Internasional
(KIPI).
Tanah Kuning letak geografisnya sangat mendukung dan berada di pesisir laut
dan secara teknis pengembangan KIPI di Tanah Kuning akan membuka peluang
besar dalam mendukung prospek pembangunan di Kaltara. KIPI Tanah Kuning akan
menarik para investor untuk menanamkan investasi di Kaltara. Karena, KIPI semakin
membuka peluang investasi yang juga melihat potensi sumber daya alam lokal. Tak
hanya menarik investor, KIPI dapat membuka lapangan pekerjaan dengan sekitar
75.000 tenaga kerja akan terserap saat KIPI Tanah Kuning mulai jalan.
Konsep KIPI Tanah Kuning berbeda dengan KIPI di daerah lain. Di Tanah Kuning
menonjolkan agromina wisata, yang artinya kawasan tersebut dapat dijadikan
sebagai area investasi, tetapi tetap berbasis pada pariwisata. Terlebih lagi, wilayah
tersebut juga sebagai penghasil ikan. Masterplan perencanaan KIPI Tanah Kuning
diperkirakan membutuhkan sekitar 10.100 hektar. Lahan tersebut diperuntukkan
sebagai pelabuhan internasional, lahan investasi, serta pengembangan lainnya.
Membangunan Kawasan Industri merupakan salah satu pilar utama
pembangunan perekonomian nasional, yang diarahkan dengan menerapkan prinsip-
prinsip pembangunan industri yang berkelanjutan yang didasarkan pada aspek
pembangunan eknomi, social, budaya, dan lingkungan hidup. Pembangunan
Kawasan Industri memerlukan tahapan persiapan yang matang dan komprehensif
sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal pada pertumbuhan ekonomi,
kesejahteraan masyarkat dan kelestarian lingkungan hidup.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menetapkan Peraturan Derah No. 10
Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) sebagai
amanat dari Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustran Pasal 14
bahwa Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah mendorong percepatan
penyebaran dan pemerataan pembangunan industry ke seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia melalui pembangunan Kawasan Industri dengan
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), mensinergikan dengan
perencanaan dan pembangunan infrastruktur industry, infrastruktur penunjang dan
sarana penunjang untuk Kawasan Industri.
Sejak ditetapkannya sebagai Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 58 tahun 2017 Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
telah banyak melakukan kegiatan pembangunan yang mengarah kepada
terwujudnya Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning
dan Mangkupadi di kabupaten Bulungan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 142 Tahun 2015, jelas terbagi
masing-masing tugas stakeholder dalam membangun Kawasan Industri. Pada pasal
10 dan pasal 11 menjelaskan bahwa Pemerintah bertugas membangun
infrastruktur industri dan infrastruktur penunjang, sedangkan perusahaan kawasan
industri bertugas membangun infrastruktur dasar.
Pembangunan Infrastruktur Industri dan Infrastruktur penunjang yang
menjadi tugas pemerintah, akan dibangun sesuai RTRWP, RTRWK yang telah
ditetapkan. Pembangunan fisik Infrastruktur penunjang yang telah dilakukan oleh
Pemerintah provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut :
a. Pembangunan sarana pendukung seperti jalan pendekat menuju KI
Tanah Kuning – Mangkupadi. Total jalan yang telah dibangun sepanjang
23,25 km dari total rencana 53,40 km, dengan rincian jalan : panjang
jalan aspal 13,35 km, agregat 7,40 km dan tanah 2,50 km.
b. Pembangunan jalan dalam Kawasan Industri sepanjang 84,13 km dengan
kondisi jalan mayoritas jalan tanah dan jalan agregat.
c. Jalan Bulungan-Berau menuju KI Tanah Kuning sepanjang 50 Km dengan
kondisi berupa jalan tanah.
d. Untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Kawasan Industri dan Pelabuhan
Internasional akan di dapatkan dari Sungai Pindada,Sungai Mangkupadi dan
Sungai Binai.

Berkaitan dengan prinsip otonomi daerah yang telah ditegaskan dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (selanjutnya disebut UU
23/2014), maka pemerintah daerah memiliki kewenangan dalam mengambil
kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Salah satu bentuk kewenangan tersebut adalah kewenangan pemerintah daerah
dalam menerbitkan izin, yang lahir berdasarkan wewenang yang diberikan oleh
undang-undang kepada pemerintah daerah, sehingga tugas pemerintah dalam
mengatur mempunyai makna pemerintah terlibat dalam penerbitan dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan termasuk melahirkan sistem-sistem perizinan
melalui instrumen pengaturan tersebut, pemerintah mengendalikan para investor
yang banyak berminat menanamkan modalnya di KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi,
dalam bentuk peraturan termasuk izin yang mengadung larangan dan kewajiban.
Izin lokasi diperlukan oleh suatu perusahaan untuk memperoleh tanah dalam
rangka melaksanakan rencana penanaman modal yang dimilikinya. Izin lokasi ini
diatur di dalam Peraturan Menteri Agraria Kepala Badan Pertanahan Nomor 5 Tahun
2015 tentang Izin Lokasi.

Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh
tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai
izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha
penanaman modalnya.
Setiap perusahaan yang telah memperoleh persetujuan penanaman modal wajib
mempunyai izin lokasi untuk memperoleh tanah yang diperlukan untuk
melaksanakan rencana penanaman modal yang bersangkutan.

Pemegang Izin Lokasi berhak membebaskan tanah dalam areal Izin Lokasi dari
hak dan kepentingan pihak lain berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak
atau pihak yang memiliki kepentingan tersebut dengan cara jual beli, pemberian
ganti kerugian, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, pemegang Izin Lokasi dapat diberikan hak atas tanah yang memberikan
kewenangan kepadanya untuk menggunakan tanah tersebut sesuai dengan
keperluan untuk melaksanakan rencana penanaman modalnya.

Disamping memiliki hak, pemegang izin lokasi juga wajib menghormati


kepentingan pihak-pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan, tidak menutup atau
mengurangi aksessibilitas yang dimiliki masyarakat di sekitar lokasi, menjaga serta
melindungi kepentingan umum, serta melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga)
bulan kepada Kepala Kantor Pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah
dilaksanakannya berdasarkan Izin Lokasi dan pelaksanaan penggunaan tanah
tersebut.

Berdasarkan Permen. Agraria/BPN pasal 3, menyebutkan bahwa tanah yang


ditunjuk dalam izin lokasi adalah tanah yang menurut RTRW diperuntukan bagi
penggunaan yang sesuai dengan rencana penanaman modal yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan menurut persetujuan penanaman modal yang
dipunyainya.

Adapun izin lokasi yang sudah dikeluarkan untuk kegiatan di Kawasan Industri
dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning – Mangkupadi adalah sebagai
berikut :

No Perusahaan Rencana Luas Rencana Nilai Investasi


Lahan (Ha) (USD)

1 PT. ALBASSAM PETROLEUM INDONESIA 1542 110 Miliar


(PT. API)
2 INDONESIA STRATEGIS INDUSTRI (PT. 4.686 3.931.287,000
ISI)
3 PT.ADHIDAYA SUPRAKENCANA (PT. 316 2.500.000.000
ASK)
4 PT.KAYAN PATRIA PROPERTINDO 380 107.142.857

5 PT. AMAN MULIA GEMILANG 6500 1.000.000.000

Pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah


Kuning dan Mangkupadi di kabupaten Bulungan yang sudah di groundbreaking
pembangunan KIPI oleh Presiden Jokowi, diharapkan perekonomian masyarakat
Bulungan dan Kaltara juga dapat terangkat. KIPI ini akan menggerakan ekonomi dan
menghasilkan multiplier effect sangat besar, tidak hanya di Bulungan akan tetapi
kabupaten kota lainnya yang juga sebagai penyangga akan terdampak secara
ekonomi. (Redaksi)

Anda mungkin juga menyukai