Anda di halaman 1dari 26

TUGAS MANDIRI

DISUSUN UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH KOMPUTER APLIKASI

DIBUAT OLEH
NAMA : FAROP HARI KAMRI
NIM : 210210049
JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN AJARAN 2021/202


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
ABSTRAK..................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Pendahuluan................................................................................................1
1.2. Permasalahan..............................................................................................3
BAB 2 SOLUSI DAN TARGET LUARAN...............................................................5
2.1. Solusi Yang Ditawarkan.............................................................................5
2.2. Rencana dan Target Capaian.....................................................................7
BAB 3 METODE PELAKSANAAN..........................................................................9
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................................9
3.2. Metode Pelaksanaan.................................................................................10
3.3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan...............................................................12
BAB 4 JADWAL DAN KEGIATAN.......................................................................14
4.1. Anggaran Biaya.........................................................................................14
4.2. Jadwal dan Kegiatan.................................................................................16
BAB 5.........................................................................................................................19
JADWAL DAN KEGIATAN...................................................................................19
5.1. Kesimpulan................................................................................................19
5.2. Saran..........................................................................................................19

i
DAFTAR TABEL
Table 1Tabel 1...............................................................................................................6
Table 2Batam 2.............................................................................................................8
Table 3Batam 3...........................................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR
Figure 1welcome to Batam...........................................................................................2
Figure 2Objek wisata WTB............................................................................................2
Figure 3MAP Pulau Batam............................................................................................9
Figure 4Logo...............................................................................................................14
Figure 5Batam 4..........................................................................................................16
Figure 6Batam 5..........................................................................................................19

iii
ABSTRAK

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan
pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,
Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan
dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.
Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–
Karimun (BBK). Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis.
Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat
dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam
merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun
pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni
sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158
kali lipat.

iv
v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK).

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

1
2

Figure 1welcome to Batam

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Figure 2Objek wisata WTB

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-

nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam

ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita

Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini menjadi Badan Pengusahaan

(BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang

merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP

Batam).
3

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam). Kota yang

merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah daratan seluas

715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km². Kota Batam beriklim

tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang

berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang

sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat

tumbuh tanpa mengikuti musim.

.2. Permasalahan

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas

wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km².

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini

memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang

subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya

tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim


4
BAB 2

SOLUSI DAN TARGET LUARAN

2.1. Solusi Yang Ditawarkan

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK).

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Table 1Tabel 1

5
6

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-

nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam

ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita

Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini menjadi Badan Pengusahaan

(BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang

merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP

Batam).

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam).


7

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas

wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km².

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini

memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang

subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya

tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim.

.2. Rencana dan Target Capaian

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK).

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Table 2Batam 2
8

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.


BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK).

Figure 3MAP Pulau Batam

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

9
10

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

.2. Metode Pelaksanaan

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-

nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam

ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita

Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini menjadi Badan Pengusahaan

(BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang

merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP

Batam).

Table 3Batam 3
11

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam).

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas

wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km².

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini

memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang
12

subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya

tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim

.3. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat sejak

tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim

dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an sebagai

basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu. Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal

menjadikan Batam sebagai Singapura-nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden

nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri

dengan didukung oleh Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih

dikenal dengan Badan Otorita Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini

menjadi Badan Pengusahaan (BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam,

pada dekade 1980-an, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah

Kecamatan Batam yang merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan

statusnya menjadi Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi

pemerintahan dan kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan

Otorita Batam (BP Batam).


13

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam).

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas

wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km².

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini

memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang

subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya

tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim


BAB 4

JADWAL DAN KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK).

Figure 4Logo

Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis. Selain berada

di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat dan berbatasan

14
15

langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam merupakan salah

satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an

oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni sekitar 6.000

penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-

nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam

ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita

Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini menjadi Badan Pengusahaan

(BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang

merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP

Batam).

Figure 5Batam 4
16

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam).

Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas

wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km².

Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini

memiliki dataran yang berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang

subur dan cuaca yang sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya

tanaman yang dapat tumbuh tanpa mengikuti musim.

.2. Jadwal dan Kegiatan

Kota Batam adalah sebuah kota terbesar di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.

Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan

pulau-pulau kecil lainnya di kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam,

Rempang, dan Galang terkoneksi oleh Jembatan Barelang. Menurut Dinas Kependudukan
17

dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.037.187 jiwa.

Batam merupakan bagian dari kawasan khusus perdagangan bebas Batam–Bintan–

Karimun (BBK). Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis.

Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat

dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia. Sebagai kota terencana, Batam

merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun

pada tahun 1970-an oleh Otorita Batam (saat ini bernama BP Batam), kota ini hanya dihuni

sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158

kali lipat.

Pulau Batam dihuni pertama kali oleh orang melayu dengan sebutan orang selat

sejak tahun 231 Masehi. Pulau yang pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang

Nadim dalam melawan penjajah ini digunakan oleh pemerintah pada dekade 1960-an

sebagai basis logistik minyak bumi di Pulau Sambu.

Pada dekade 1970-an, dengan tujuan awal menjadikan Batam sebagai Singapura-

nya Indonesia, maka sesuai Keputusan Presiden nomor 41 tahun 1973, Pulau Batam

ditetapkan sebagai lingkungan kerja daerah industri dengan didukung oleh Otorita

Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Badan Otorita

Batam (BOB) sebagai penggerak pembangunan Batam. Kini menjadi Badan Pengusahaan

(BP Batam).Seiring pesatnya perkembangan Pulau Batam, pada dekade 1980-an,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1983, wilayah Kecamatan Batam yang

merupakan bagian dari Kabupaten Kepulauan Riau, ditingkatkan statusnya menjadi

Kotamadya Batam yang memiliki tugas dalam menjalankan administrasi pemerintahan dan

kemasyarakatan serta mendudukung pembangunan yang dilakukan Otorita Batam (BP

Batam).
18

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang nomor

53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya menjadi daerah

otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan

pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam (BP Batam). Kota yang

merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini, memiliki luas wilayah daratan seluas

715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan mencapai 1.575 km². Kota Batam beriklim

tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai 34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang

berbukit dan berlembah. Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang

sering berubah sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat

tumbuh tanpa mengikuti musim.

Figure 6Batam 5
BAB 5

JADWAL DAN KEGIATAN

5.1. Kesimpulan

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang

nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya

menjadi daerah otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi

pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam

(BP Batam). Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini,

memiliki luas wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan

mencapai 1.575 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai

34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.

Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang sering berubah

sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat tumbuh tanpa

mengikuti musim.

19
20

.2. Saran

Di era reformasi pada akhir dekade tahun 1990-an, dengan Undang-Undang

nomor 53 tahun 1999, maka Kotamadya administratif Batam berubah statusnya

menjadi daerah otonomi, yaitu Pemerintah Kota Batam untuk menjalankan fungsi

pemerintahan dan pembangunan dengan mengikutsertakan Badan Otorita Batam

(BP Batam). Kota yang merupakan bagian dari Provinsi Kepulauan Riau ini,

memiliki luas wilayah daratan seluas 715 km², sedangkan luas wilayah keseluruhan

mencapai 1.575 km². Kota Batam beriklim tropis dengan suhu rata-rata 26 sampai

34 derajat celsius. Kota ini memiliki dataran yang berbukit dan berlembah.

Tanahnya berupa tanah merah yang kurang subur dan cuaca yang sering berubah

sehingga untuk dijadikan lahan pertanian hanya tanaman yang dapat tumbuh tanpa

mengikuti musim.

Anda mungkin juga menyukai