Anda di halaman 1dari 33

INRASTRUKTUR PENDUKUNG

USAHA TAMBAK LELE


GAMPONG LAMDINGIN

BKM BANGUN LAMDINGIN


GAMPONG LAMDINGIN
KECAMATAN KUTA ALAM
KOTA BANDA ACEH
DAFTAR ISI
BUSINESS PLAN (RENCANA USAHA)

Daftar Isi .................................................................................................................... ii


Daftar Gambar ...........................................................................................................iii
Daftar Tabel................................................................................................................iv

1. Ringkasan Situasi ................................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Visi-Misi ......................................................................................................... 3

2. Usaha Budidaya Lele.............................................................................................. 4


2.1 Ikan Lele.......................................................................................................... 4
2.2 Pengelolaan Usaha Budidya Lele................................................................... 4
2.2.1 Produksi............................................................................................... 5
2.2.2 Pemasaran........................................................................................... 7
2.2.3 Organisasi dan Pembagian Kerja......................................................... 8
2.2.4 Keuangan............................................................................................. 9
2.3 Siklus Budidaya Pembesaran.........................................................................12
2.4 Infrastruktur Produksi Lele............................................................................13

3. Rencana Pengembangan Usaha.............................................................................14


3.1 Target Pengembangan Usaha.........................................................................16
3.2 Kegiatan Pengembangan................................................................................
3.2.1 Perbaikan Teknis Sarana Fisik dan Penerapan Teknologi Baru
(2019 - 2020).......................................................................................16
3.2.2 Pengembangan Kapasitas Manajemen Usaha Budidaya Lele
(2019-2020).........................................................................................16
3.2.3 Penganekaragaman Usaha (2019 – 2020)...........................................17
3.2.4 Pengembangan Organisasi Kelompok dan Aturan Bersama...............17

4. Lampiran.................................................................................................................18
4.1 Pentagonal Aset (Rantai Produksi).................................................................18
4.2 Analisis Situasi................................................................................................18
4.3 Kapasitas Produksi..........................................................................................20
4.4 Pentagonal Aset (Masalah dan Indikasi Kebutuhan)......................................22
4.5 Pohon/Rantai Masalah...................................................................................23
4.6 Rencana Kegiatan...........................................................................................24
4.7 Keuangan (Proyeksi Arus Kas dan Analisis Nilai Tambah)..............................24
4.8 Analisis Dampak Ekonomi Sumur Bor Dan Instalasi Air.................................25
4.9 Analisis Dampak Pipanisasi.............................................................................26
4.10 Aturan Kelompok..........................................................................................28

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Kelembagaan ........................................................................................ 9

Gambar 2 : Proses pembesaran lele..................................................................................... 13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel .1 : Tupoksi KSM............................................................................................... 9


Tabel 2 : Neraca Keuangan ...................................................................................... 10
Tabel 3 : Laporan Laba Rugi...................................................................................... 14
Tabel 4 Justifikasi Kegiatan Infrastruktur................................................................ 15
Tabel 5: Rekapitulasi Kondisi produksi lele................................................................16

iv
1 RINGKASAN SITUASI
1.1. Latar Belakang

Gampong Lamdingin merupakan salah satu Gampong yang termasuk dalam SK Kumuh
Walikota tahun 2015. Kawasan ini masuk dalam kategori Gampong yang teridentifikasi
kumuh berat di Kota Banda Aceh. Tahun 2018 pemerintah mengucurkan dana bantuan
investasi sebesar 1, 5 Milyar untuk kegiatan infrastruktur melalui Program KOTAKU
untuk mengatasi atau mengurangi kawasan kumuh di Gampong ini khususnya untuk
Dusun Gano, Dusun Lam Kruet dan Dusun Lampoh Pak, ditahun 2018 beberapa hektar
kawasan kumuh yang diprioritaskan hilang terletak di Dusun Gano dan Dusun Lampoh
Pak, sedangkan Dusun Lam Kruet masih menyisakan kumuh dengan 4,5 Ha.
Tahun 2019 melalui program KOTAKU pemerintah mengucurkan dana kembali dalam
bentuk Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat (BPM) sebesar 1,5 Milyar. Selain itu
ditahun ini juga Lamdingin menjadi sasaran pembangunan yang berkonsep
infrastruktur pendukung livelihood dengan tujuan akhir agar usaha-usaha di Gampong
Lamdingin terutama usaha perioritas yang telah disepakati untuk didukung oleh
infrastruktur yang bagus sehingga mampu meningkatkan pendapatan MBR khususnya
dan peningkatan perekonomian masyarakat pada umumnya melalui usaha-usaha
perikanan, home industry dan usaha mikro kecil lain sehingga masyarakat Gampong
Lamdingin berkehidupan layak dan mandiri secara berkesinabungan

Ada beberapa jenis mata pencaharian yang berkembang di Gampong Lamdingin yang
dapat menjadi potensi Gampong dalam meningkatkan perekonomian masyarakatnya.
Ada pun jenis-jenis mata pencaharian tersebut terdapat dalam bidang perikanan,
olahan rumah tangga dan juga kerajinan. Namun yang sangat potensial adalah sektor
perikanan. Mata pencaharian dari sektor perikanan terbagi menjadi beberapa usaha
antara lain tambak lele, tambak udang, usaha tiram dan usaha pengolahan ikan kayu.
Sebaran usaha tersebut di sektor perikanan hanya terdapat di Dusun Gano sesuai
dengan daerah geografisnya yang terletak di pesisir laut.

Komoditi
1 ikan lele di Lamdingin merupakan sumber penghidupan sebagaian besar
penduduk Dusun Gano. Saat ini kemampuan potensi usaha petani sangat terbatas,
akses dan aset petani terhadap hampir seluruh sumberdaya yang dibutuhkan lemah,
baik aset sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumber daya keuangan, maupun

1
sumberdaya fisik. Aset yang cukup kuat adalah sumberdaya sosial, yaitu adanya
perkumpulan informal antar petani sebagai media berbagi pengalaman dan
pengetahuan serta saling bantu dalam memenuhi kebutuhan keuangan. Semua
keterbatasan tersebut berujung pada rendahnya pendapatan dari hasil usaha
budidaya lele. Peluang usaha budidaya lele cukup terbuka. Permintaan di Banda Aceh
diperkirakan 1 ton per hari, ada kemungkinan lebih besar bergantung akurasi
informasi pasar. Petani Dusun Gano pun telah memenuhi pasar lokal sekurang-
kurangnya 50% dari angka permintaan yang ada.

Secara nasional, produksi lima tahun terakhir tumbuh 21%. Bahkan di tingkat nasional
telah ada asosiasi pengusaha budidaya ikan lele. Pemerintah Pusat melalui Kementrian
Kelautan dan Perikanan pun serius mengembangkan budidaya ikan lele agar petani
mampu meningkatkan kualitas ikan, volume produksi dan efisiensi biaya. Peluang
paling menarik adalah pasar ekspor ke Timur Tengah dan Uni Eropa yang sudah
dimasuki petani dari daerah lain namun belum diketahui petani lele Dusun Gano
tantangan bagi petani lele Dusun Gano untuk memenuhi permintaan pasar lokal dan
ekspor secara berkeberlanjutan di masa yang akan datang sangat besar. Pertama,
bagaimana mengatasi kerentanan dan resiko terkait ketersediaan dan akses terhadap
lahan. Kebanyakan petani masih menyewa lahan, bahkan menggunakan lahan tanpa
izin. Lebih jauh dari itu, harga tanah diperkirakan akan merangkak naik apabila
rencana pemeritah Kota mengembangkan tata Kota dan ekonomi di wilayah Lamdingin
terlaksana. Kenaikan harga tanah biasanya diikuti alih fungsi lahan ke kegiatan yang
lebih cocok dengan tata Kota dan atau memiliki nilai ekonomi yang lebih besar. Kedua,
bagaimana petani memastikan keseriusan pemerintah Kota/kabupaten dalam
melaksanakan rencana kebijakan tata ruang dan ekonomi, khususnya terkait budidaya
lele. Di luar itu semua, petani memerlukan informasi pasar lokal maupun ekspor yang
lebih akurat dari pemerintah dibanding informasi yang tersedia saat ini.

Strategi pengembangan usaha yang dituangkan dalam dokumen ini lebih diarahkan
pada upaya mengatasi kelemahan petani dalam budidaya dan berusaha melalui
kegiatan penguatan kemampuan serta perbaikan sarana produksi dalam rentang
waktu dua-tiga tahun ke depan, yaitu mencakup; (i) perbaikan teknis tata cara
pembesaran lele, (ii) perbaikan tempat usaha pembuatan pakan tambahan, serta (iii)

2
mengikuti berbagai pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petani
dalam mengelola budidaya dan berusaha sejauh mungkin tersertifikasi.

Usaha budidaya lele saat ini sangat potensial di kalangan masyarakat karena lele
merupakan salah satu ikan yang menjadi makanan favorit masyarakat yang didukung
dengan berbagai aspek penunjang, baik dari segi potensi suhu air, lahan, iklim maupun
pakan tambahan dari TPI Gampong Lampulo yang menjadi tetangga Gampong
Lamdingin yang membuat masyarakat setempat memanfaatkan peluang bisnis
budidaya lele ini. Usaha budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran) yang ada di
Gampong Lamdingin sekitar 48 tambak yang dikelola oleh 23 orang yang menetap di
Gampong Lamdingin. Peluang usahan budidaya lele cukup terbuka, apalagi permintaan
di Banda Aceh diperkirakan mencapai 1 ton per hari atau lebih

1.2 VISI DAN MISI


1.2.1 Visi

 Tersedianya tempat destinasi utama wisata kuliner dan edukasi di


sektor budidaya ikan lele dan makanan olahan yang menyediakan bahan
pangan sehat dan bergizi, ramah lingkungan, lingkungan bersih, nyaman, dan
layak di Bada Aceh di tahun 2024
 Kehidupan yang sejahtera bagi anggota kelompok usaha yang ditopang
penghidupan berkelanjutan di tahun 2024

1.2.2 Misi

 Menjadi kelompok usaha yang mandiri. berdaya saing, dan


berkelanjutan di bidang budidaya ikan lele, pembenihan, pembuatan pakan,
kuliner, dan wisata yang produktif dan efisien.
 Mendukung kemandirian pangan melalui penyediaan bahan pangan
bergizi melalui usaha kuliner di Banda Aceh
 Tertatanya lokasi budidaya ikan lele, pembenihan, pembuatan pakan,
dan kuliner sebagai destinasi wisata

3
2. USAHA BUDIDAYA LELE
Usaha budidaya lele berkembang pesat di Indonesia karena; (i) dapat dibudidayakan di lahan
dan sumber air yang terbatas, (ii) teknologi relatif mudah dikuasai, (iii) pemasarannya relatif
mudah, (iv) modal usaha relatif rendah. Usaha budidaya ikan lele merupakan usaha
yang mudah dijalankan. Ada dua jenis usaha budidaya lele menurut produk akhirnya,
yaitu:

 Usaha budidaya lele untuk pembibitan (pembenihan). Pembenihan lele


bertujuan untuk dijual ke petani lainnya. Pembenihan lele memerlukan waktu 1
bulan untuk mencapai ukuran 2-3 cm., dan 2 bulan 5-7 cm.
 Usaha budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran). Pembesaran lele
dilakukan sampai ukuran lele sesuai permintaan pasar. Benih yang digunakan
berukurannya sedang, yaitu antara 6-7 cm, karena mudah dan cepat
dikembangbiakkan, dipanen dalam waktu 3-4 bulan.

2.1 Ikan Lele

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin.
Daging ikan lele mengandung berbagai zat yang baik bagi kesehatan tubuh.

Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang
(Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling
(Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) dan di (Sumatra) dikenal
lele sangkuryang. Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond
(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), catretrang (Jepang). Dalam
Bahasa Inggris disebut pulacatfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak
pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang
perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural,
yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah
padamusim penghujan.

2.2 Pengelolaan Usaha Budidaya Lele


Pengelolaan usaha budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran) di Gampong
Lamdingin sama halnya dengan jenis usaha lain, memiliki bagian-bagian penting guna

4
mendukung kelancaran sebuah usaha, karena pada dasarnya usaha budidaya lele
bergantung pada lingkungan usaha dan bekerjanya fungsi-fungsi usaha. Fungsi-fungsi
usaha mencakup kegiatan:
2.2.1 Produksi
Fungsi dan kegiatan produksi ini mencakup perencanaan budidaya lele untuk konsumsi
(pembesaran), pengendalian dan pengawasan budidaya, sampai kegiatan panen.
Fungsi produksi termasuk pula kegiatan penyiapan sarana dan peralatan yang
dibutuhkan dalam kegiatan budidaya, instalasi dan penempatan semua sarana yang
dibutuhkan dalam kegiatan budidaya pembesaran lele. Fungsi produksi bekerja
dengan berbagai sarana, untuk budidaya lele sarana produksi yang minimal mencakup;
(i) Bahan, yaitu; benih, pakan, pupuk, air, kapur, dan obat-obatan. (ii) Alat, yaitu
mencakup; penggaris, serokan dan lambit, alat sortir, timbangan, anco, pompa, pipa
air. (iii) Bangunan, mencakup; kolam, gudang pakan

Kegiatan produksi usaha budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran) berhasil atau
tidak rencana produksi usaha budidaya lele pembesaran ini sangat ditentukan oleh
beberapa tahapan berikut yang harus konsisten dilakukan oleh seorang petambak,
yaitu :

a. Persiapan kolam (pembersihan kolam,


penjemuran kolam, penggaraman
kolam dan pengisian air)
b. Penempatan bibit (Karangtina adaptasi
bibit, pengecekan kondisi air dan
pengaturan waktu yang pas)
c. Pemberian pakan (kualitas pakan dan waktu pemberian pakan)
d. Monitoring perkembangan budidaya Lele (maintenance olam dan manajemen
air yang baik)

Adapun potensi dari budidaya lele ini sendiri adalah Lele lebih cepat besar
dibandingkan ikan air tawar lainnya. Hanya dalam waktu 3 bulan, lele sudah dapat
dipasarkan, Pasarnya tidak pernah sepi, dapat dikembangbiakkan dengan kepadatan
tinggi misalnya 1 meter persegi dapat menampung 350 ekor dalam satu wadah

5
sehingga dapat menghemat tempat dengan produksi yang tinggi, Ikan Lele mampu
hidup diberbagai kondisi air tawar sehingga mudah di budidayakan
Ketika sudah memasuki pra panen biasanya akan dilakukan pensortiran ikan
berdasarkan ukuran dalam 3 tahapan panen. Panen yang dilakukan dimulai dengan
pengangkatan ikan, penimbangan ikan, packaging dan distribusi ke konsumen. Untuk
pemasaran lele ini petani menjualnya ke distributor lele dengan kisaran harga Jual
sebesar Rp 18.000 – Rp. 19.000/ kg (7-8 ekor). Hasil panen perkolam berbeda-beda
sesuai dengan luas tambak dan jumlah bibit yang hidup ketika pembesaran lele
dilakukan.

Omset dana yang berputar untuk usaha tambak lele ini rata-rata antara Rp 10.000.000
sampai dengan Rp. 25.000.000. Rata-rata tambak yang mereka manfaatkan mulai dari
ukuran 1 x 2,5 meter yang mampu menampung benih lele sebanyak 350 sampai 450
benih lele sampai dengan dengan tambak ukuran 8 x 12 meter yang mampu
menampung 15.000 benih lele yang di budidayakan hanya benih yang berukuran 2
inchi yang merupakan benih unggulan karena benih ini tingkat resiko kematiannya
juga lebih kecil sebelum berkembang. Usaha lele ini di jalankan selama 3,5 bulan
dengan jangka waktu panen di bagi menjadi 3 tahapan.

Prospek keuntungan dari usaha budidaya lele lumayan bagus, laba bersih per panen
masing-masing kolam mencapai 6 juta sampai 11 juta dengan hasil panen minimal 750
kg sampai dengan 1 ton lebih ikan lele. Panen yang dilakukan tidak sekaligus
melainkan mencapai 3 tahapan atau sesuai dengan keadaan lele yang siap panen.
Jangka waktu panen relatif singkat paling cepat 1,5 bulan dan paling lambat 3,5 bulan
apalagi permintaan terhadap ikan lele di pasaran yang tinggi ini merupakan peluang
yang sangat besar dalam hal pengembahan usaha budidaya lele ini

Sebanyak 23 KK petani lele berpeluang untuk membentuk kelompok. Namun mereka


masih memerlukan pembekalan untuk peningkatan kapasitas mereka, seperti
pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengembangan budidaya lele untuk pembesaran
dan pemasaran sehingga diharapakan dapat menjaga kualitas produk, memberikan
pelayanan yang baik kepada konsumen, dan mampu bersaing di pasar

6
Dikarenakan permintaan terhadap ikan lele di pasar yang tinggi, ini merupakan
peluang yang sangat besar dalam hal pengembangan usaha budidaya lele ini.

2.2.2 Pemasaran
Pemasaran Ikan lele segmentasi pasar meliputi semua kalangan baik anak-anak,
dewasa maupun orang tua tanpa melihat laki-laki maupun perempuan serta warung
nasi khususnya warung pecel lele.. Awalnya ikan lele hasil dari budidaya dipasarkan
secara lisan (dari mulut ke mulut), akibatnya untuk saat ini penjualannya masih melalui
agen distributor yang langsung menunggu di lokasi tambak ketika musim panen sudah
tiba sehingga harga yang ditawarkan masih kurang maksimal.dan berimbas pada
keuntungan yang diperoleh. Contoh jika dibeli langsung oleh agen dilokasi tambak
dengan harga 1 kg 18.000 rupiah, seandainya petambak menjual kepasar peunayong
atau ke konsumen langsung dengan harga 1 kg 23.000 rupiah.

Dengan adanya KSM tambak lele yang belum didukung dengan tehnologi dalam
pembesarannya, walaupun sejak tahun 2018 sudah mulai memasarkan Ikan lele
melaui media sehingga memperoleh harga yang bersaing, apalagi Banda Aceh
umumnya masih sangat minim usaha tambak Lele di wilayah pesisir sehingga
membuka peluang yang besar untuk mengembangkannya dan mengolahnya dalam
berbagai varian makanan seperti lele asap, abon lele, kerupuk lele, bakso lele serta
memasarkannya. Ikan lele merupakan salah satu jenis usaha yang baru dikembangkan
setelah Tsunani di Gampong Lamdingin Kota Banda Aceh. Adapun bauran pemasaran
atau mareketing mix dalam memasarkan pemasaran ikan lele , diantaranya :

 Produk
Ikan lele Brand image Gano Bobot 1 kg / 7-8 ekor untuk dikonsumsi
 Price / Harga
Harga yang di tawarkan juga terjangkau oleh para konsumen, harga ini juga
tergolong lebih murah dibandingkan ikan tawar lainnya
 Place / Lokasi usaha
lokasi usaha sangat strategis karena berada di jalur kawasan perdagangan
Kota Banda Aceh, kebetulan usaha tambak lele ini berada pas di tepi jalan di
jalur lintas utama dari TPI Lampulo menuju Syiah Kuala yang ramai dilewati
oleh masyarakat luas.

7
 Promosi
Dalam hal promosi pada awalnya melalui lisan, diskon khusus diberikan
berdasarkan kuantitas pembelian. Pembeli ikan lele saat ini datang langsung
ke kolam sehingga tidak ada kegiatan pengiriman, terkecuali pada pembeli
langsung. Lele dikirim dengan kemasan plastik beroksigen. Mulai tahun 2018
mulai memakai social media seperti facebook, wa dan lain-lain yang sedang
ramai dinikmati oleh masyarakat. Ikan Lele di Gampong Lamdingin
merupakan binaan dinas perikanan Kota Banda Aceh sehingga dalam
memasarkannya peran pemerintah Kota patut diperhitungkan.

2.2.3 Organisasi dan Pembagian Kerja


Petani Ikan lele di Dusun Gano masih berupa usaha rumah tangga yang belum memiliki
kelompok secara formal, walaupun sebagian diantara mareka ada yang pernah terlibat
dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang ada di Gampong Lamdingin untuk
melaksanakan kegiatan infrastruktur skala lingkungan, meskipun begitu sudah terjalin
komunikasi dan pertemuan dengan sesama petambak sehingga akan memudahkan
dalam pembentukan Kelomopk Swadaya Masyarakat (KSM) tambak lele.

Cikal bakal adanya usaha tambak lele setelah gelombang tsunami menerjang Aceh
pada tahun 2004 lalu atas inisiatif dari beberapa warga masyarakat
Gampong.Lamdingin yang memanfaatkan lahan tidur sekitar mareka untuk
mengembangkan tambak lele. Sampai saat ini KSM tambak lele berjumlah 4 KSM
dengan jumlah anggota 23 orang. Adapun tenaga kerja tetap yang terserap dari
masyarakat setempat per tambak 2 orang, dengan jumlah tambak sekitar 48 unit maka
tenaga kerja yang terserap adalah 96 orang.
Pembudidayaan ikan lele ini dapat menyerap sejumlah tenaga kerja baik di fungsi
maupun sepanjang siklus produksi, jumlahnya bergantung pada skala usaha. Usaha
rumah tangga menggunakan tenaga sendiri dan keluarga. Tenaga kerja upahan harian
dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti panen dan pembuatan kolam.
Setiap usaha yang dirintis dari tahun ke tahun pasti menghadapi berbagai risiko, oleh
karena itulah KSM tambak lele dibentuk karena kesamaan tujuan dan kebutuhan di
antara petambak Lele tersebut dalam rangka menyelesaikan berbagai permasalahan

8
dan kendala serta strategi untuk mencapai laba maksimum dilapangan secara
bersama-sama, supaya usaha yang mareka geluti dapat berkembang secara
berkesinambungan

Gambar..1 Struktur Organisasi KSM

Saiful/Ketua

Nurma/ Bachtiar/Sekretaris
Bendahara KSM KSM

Anggota

Sulaiman Harun Iqbal Mulyadi


Bag. Pengembangan SDM Bag. Produksi Bag. Pemasaran

Sumber: Berita acara pembentukan KSM diolah, September 2019

Tabel.1 Tupoksi KSM


Ketua :
Mengatur jalannya organisasi untuk kemajuan usaha bersama
Mengambil keputusan yang bijaksana

Bag. Pemasaran : Sekretaris :

1. Melakukan Promosi 1. Mencatat kegiatan usaha


2. Melakukan Penjualan 2. Membuat perencanaan Usaha
3. Menganalisis target pemasaran
Bag Produksi Bendahara :

1. Mengatur jumlah produksi. 1. Membuat perencanaan keuangan


2. Bertanggungjawa batas kualitas produk. 2. Menyusun laporan keuangan harian, mingguan
3. Melakukan pengembangan produk maupun bulanan Mengelola uang kas, mulai dari
membuka rekening, menentukan setoran,
mengatur kas, menangani pembayaran atas
kewajiban dan membuat catatan transaksi kas
Sumber: Data sekunder diolah, September 2019

2.2.4 Keuangan.
Fungsi keuangan mencakup perencanaan keuangan, perhitungan Laba Rugi,
pengendalian aliran kas, rencana investasi dan titik impas pengembalian modal. Omset

9
dana yang berputar untuk usaha tambak lele ini rata-rata antara Rp 10.000.000 sampai
dengan Rp. 25.000.000. Rata-rata tambak yang mereka manfaatkan mulai dari ukuran 1
x 2,5 meter yang mampu menampung benih lele sebanyak 350 sampai 450 benih lele
sampai dengan dengan tambak ukuran 8 x 12 meter yang mampu menampung 15.000
benih lele

Prospek keuntungan dari usaha budidaya lele lumayan bagus, laba bruto per panen
masing-masing kolam mencapai 6.000,000 sampai 20.250.000 dengan hasil panen
minimal 450 kg sampai dengan 1 ton lebih ikan lele. Jika dikalikan dengan jumlah
petmbak lele sebanyak 23 kk dengan jumlah tambak sebanyak 48 maka akan ada Rp.
228.000.000,- sampai dengan Rp. 972.000.000,-. Dari 23 pelaku usaha tambak lele
hanya beberapa pelaku saja yang telah mempraktekkan pembukuan sederhana,
sebagai contoh berikut ini akan di sajikan gambaran keuangan salah satu pelaku usaha
tambak lele yang bernama Zakir :

Tabel. 2
Neraca Keuangan Budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran)
Per 31 Desember 2018

Aktiva Pasiva

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas 8.887.500   Hutang Usaha 3.000.000
Bank 0 Htang Wesel 3.710.000
Piutang 4.750.000        
1.440.00
Persediaan  
0
Jumlah Aktiva Lancar 35.077.500 Jumlah Kewajiban 6.710.000
   
Aktiva tetap     Modal    
25.000.00
Tanah /Tambak 0 Modal Usaha  
0
Mesin 2.500.000   Modal Lainnya 
Peralatan
3.020.000  
Produksi
Jumlah Aktiva Tetap 5.520.000 Jumlah Modal 25.000.000
   
    Laba / Rugi   8.887.500
Total Aktiva 40.597.500 Total Pasiva   40.597.500
Sumber : Data primer diolah, Oktober 2019
Tabel.
10 3
Laporan Laba Rugi Budidaya lele untuk konsumsi (pembesaran)
Per 31 Desember 2018

Pendapatan    

Penjualan Ikan lele 1.125Kg x


20.250.000  
Rp 18.000
Pendapatan Lain-Lain  
Total Pendapatan   20.250.000
Biaya    
Sewa lahan tambak 1 panen 1.000.000  
Perbaikan dan peawatan tambak 2.440.000  
Bibit lele 4.050.000  
Pakan lele 2.445.000  
Penyusutan peralatan produksi /
755.000  
Tahun
Biaya lain-lain 672.500  
Total Biaya 11.362.500 11.362.500
Laba   8.887.500

Sumber : Data primer diolah, Oktober 2019

Penghitungan Pay Back Period (Nilai Investasi/Kas Masuk bersih)


Kegiatan Kegiatan ambak usaha lele :
Laba bersih 1 kali panen 1.125 kg x Rp. 18.000 = Rp. 8.87.500,- per tambak
Laba per kolam 3 kali panen / pertahun = Rp. 26.662,500,- pertambak
Laba 48 x 26.662.500 pertahun/pertambak = Rp 1,279,800,000,-
Perhitungan Pay Back Period = Rp 700.000.000/1.279.800.000
= 1,82 tahun
Adapun titik impas pertambak usaha budidaya pembesaran lele sebagai berikut

BEP Unit Perkolam 1 x panen 15.235.000 : 4.500 = 3.386

24.659.000 : 4.500 = 5.480

15.235.000 : (18.000 - 5500 )

15.235.000 : 12.500

1.219 Kg
9,750 Ekor

BEP Rupiah Perkolam 1 x panen 1.219 x 18000

9.018.000

2.3 Siklus Budidaya Pembesaran

Siklus budidaya lele adalah satu rangkaian kegiatan


11 dari mulai persiapan kolam sampai
kegiatan panen yang kurang lebih memakan waktu antara 3 – 3,5 bulan. Secara rinci
rangkaian kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

- Persiapan Kolam. Kolam lele dapat terbuat dari kolam alam (tanah) dan kolam
buatan (terpal). Pada saat persiapan ini langkah yang diperhatikan adalah
mempertimbangkan sinar matahari. Kolam tempat budidaya lele jangan sampai
terkena sinar matahari langsung, jika perlu dilengkapi atap diatas kolam. Alternatif
lain menghidari matahari adalah menanam enceng gondok.
- Penyiapan dan Pengendalian Air. Ketersesiaan dan kualitas air bagi lele sangat
penting oleh karena itu perlu dipersiapkan dan dikendalikan. Pastikan air dalam
kolam tidak terlalu kotor dan sesuai dengan kadar yang telah ditentukan. Tingkat
PH dan keasaman air harus dijaga agar lele dapat tumbuh secara sempurna. Lele
tidak membutuhkan air yang bening atau bersih untuk hidup. Ikan lele
membutuhkan PH air yang sesuai dengan kebutuhan dirinya. Salah satu cara
untuk mendapatkan PH yang tepat adalah dengan menaburkan kotoran kambing
untuk menumbuhkan mikro organisme. Pengawasan dan pengendalian air harus
dilakukan secara rutin untuk memeriksa volume dan kualitasnya.
- Pemilihan Bibit Lele. Pemilihan bibit lele untuk pembesaran sangat penting. Benih
yang digunakan berukuran sedang, yaitu antara 6-7 cm. Lele ukuran sedang
mudah dan cepat dikembangbiakkan, dipanen dalam waktu 3-4 bulan.
- Pemberian Pakan Lele. Pemberian pakan pada lele sebaiknya 3 kali sehari yaitu
jam 7 pagi, 4 sore, dan 10 malam, pakan lele dapat berupa kotoran burung atau
pelet ikan. Selain itu ada banyak lagi
Untuk menghasilkan lele yang maksimal maka usaha ini juga mempunyai tahapan-
tahapan dalam pelaksanaannya mulai dari penyebaran sampai panen akhir. Berikut di
bawah ini alur proses usaha tambak lele mulai dari pembibitan sampai lele siap panen
Gambar. 2 Proses pembesaran lele

12

2.4 Infrastruktur Produksi Lele

Kondisi jalan menuju ke lokasi usaha berfungsi dan sudah pengaspalan, tetapi
sebagian rusak karena dibuat setelah tsunami menerjang Aceh, pada dasarnya jalan
ditingkatkan untuk lebih mempermudah pelaku usaha dalam rangka mobilisasi bahan
baku, pemasaran dan juga memudahkan masyarakat di sekitar pelaku usaha untuk
menggunakan jalan tersebut. Dan untuk saat sekarang jalan tersebut juga digunakan
kendaraan roda empat atau mobil untuk angkutan air untuk pemenuhan kebutuhan
usaha dan masyarakat
Kondisi saluran khususnya saluran sirkulasi pergantian air dan pembuangan air
limbah dari tambak lele dan saluran rumah tangga di sekitar lokasi usaha juga belum
terkoneksi dengan saluran induk. Sehingga sirkulasi pergantian air tambak dan
limbah rumah tangga juga masih dibuang sembarangan yang menyebabkan
kekumuhan baru dan rawan akan sumber penyakit.
Kondisi air untuk pembesaran lele secara umum untuk Dusun Gano masih
menggunakan air dari got induk karena terkendala masalah debit air dan pipanisasi
dalam melakukan usaha, apabila masalah debit air dan sambungan pipanisasi
tersebut terkoneksi maka kebutuhan untuk air bersih pelaku usaha secara otomatis
akan terpenuhi. Lebih detailnya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ;
Tabel .4 Justifikasi Kegiatan Infrastruktur Pendukung Livelihood
KEGIATAN INFRASTRUKTUR 13
Justifikasi terhadap kegiatan yg akan kita bangun berdampak pada
YANG MENDUKUNG
livelihood
EKONOMI  
Dengan diperbaiki jalan akan mempermudah proses pengangkutan bahan
1
Peningkatan Jalalan Rabat pakan lele dan hasil produksi ke Konsumen
Beton Denga kondisi jalan yang baik akan memudahkan untuk menarik orang
2
  belajar pembesaran lele
  Dengan adanya pembangunan jalan maka lingkungan menjadi tertata dan
3
indah
Saluran yang dibangun sebagai sarana pergantian air, pembuangan dari air
1
Pembangunan Saluran kolam tambak ketika dibersihkan atau ketika dikuras secara berkala
Drainase (Tertutup) 2 Sarana pelimpasan air hujan
  Pada musim penghujam terjadi limpasan air tambak meluap sampai ke jalan
  3 sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup besar dikarenakan lele
tersebut menyebar ke daratan.
Air dari sumur bor merupakan salah satu item utama dalam meningkatkan
Sumur Bor dan Perpipaan Air
1 hasil produksi dan resiko kematian bibit lele karena air yang dipergunakan
Tambak
bersih
 
2 Air untuk Tambak Lele dibutuhkan secara continyu dan terus menerus
 
3 Debit air yang dibutuhkan untuk pengelolaan tambak relatif lebih besar

3. RENCANA PENGEMBANGAN USAHA

Rencana pengembangan usaha lele di Kelurahan Lamdingin ini didasarkan pada


masalah-masalah budidayadan pengelolaan usaha yang dihadapi para petani. Masalah
utama yang dihadapai petani adalah:

1) Kerentanan/resiko usaha. Kerentanan usaha ini disebabkan oleh (i) kurang


pastinya ketersediaan dan akses lahan dalam jangka waktu lama (menjamin
keberlanjutan), dan (ii) kepastian rencana kebijakan pemerintah terkait
pengembangan ekonomi dan tata ruang.
2) Pendapatan dari budidaya lele rendah. Rendahnya pendapatan disebabkan
oleh:
a. Produksi rendah. Produksi rendah diakibatkan dua hal, yaitu (i)
pemanfaatan luas kolam belum optimum dan belum sesuai standar (tebar
padat), dan (ii) presentase kematian benih yang mencapai 38% (persentase
kematian ideal sebesar 10 – 5%). Secara garis besar, belum optimum tebar
padat dan tingginya persentase kematian lele disebabkan oleh:
i. Pengelolaan budidaya lele yang belum sesuai standar akibat dari
terbatasnya pengetahuan dan keterampilan teknis petani (SDM),
seperti pengelolaan tumbuh kembang ikan, manejemen pakan dan
jenis pakan yang digunakan, dan manajemen air.
ii. Kondisi alam kurang mendukung terutama terkait jarak sumber air
dengan kolam, dan kualitas air (perbedaan tingkat keasaman kolam
benih dan kolam pembesaran) (SDA).
iii. Keterbatasan penerapan teknologi, terutama dalam hal penyediaan
air, pengelolaan sirkulasi, dan pengawasan kualitas air
(Fisik/Infrastruktur).
iv. Belum diaksesnya lembaga-lembaga keuangan yang tersedia untuk
menyokong permodalan dan investasi usaha yang dibutuhkan
(Keuangan).
b. Biaya usaha per unit produksi relatif tinggi. Biaya satuan perunit produksi
tinggi ditimbulkan oleh biaya benih, biaya pakan, dan biaya sewa lahan,
sehingga biaya persatuan unit produksinya tinggi, dan tenaga serta waktu
yang digunakan pemilik dibanding hasil.
Tabel .5. Rekapitulasi Kondisi Produksi Lele di Dusun Gano

REKAPITULASI VOLUME SATUAN


Jumlah pemilik tambak 23 Orang
Jumlah tambak 48 Tambak
Jumlah total volume air tambaj (luas tambak x tinggi air 4.781 M2
tambak) Tinggi Air rata-rata 1,5 m
Luas tambak terbesar 140 M3
Jumlah volume air tambak terbesar 210 M2
Luas kolam terkecil 32 M3
Jumlah volume air tambak terkecil 864.000 Ekor
Kebutuhan bibit 61.714 Ekor/mg
Kebutuhan bibit perminggu 181 Ekor/m3
Efektiftas lahan (standar 500 ekor/m3) 105 Hari
Lama budidaya 3,5 bulan 43.110 Kg
Jumlah pakan perhari 411 Kg
Jumlah berat panen selama 3,5 bulan 66.500 Kg
Jumlah berat panen perhari (kebutuhan 1.000 Kg/hr) 633 Kg
Ukuran Panen 532.000 Kg/ekor
REKAPITULASI VOLUME SATUAN
Jumlah kematian 332.000 Ekor
Presentase tingkat kematian 38 %
Sumber: Data sekunder diolah, Juli 2019

3.1 Target Pengembangan Usaha


15
Berdasarkan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani maka target
pengembangan usaha budidaya ikan lele di Dusun Gano, Lamdingin ini adalah;
1) Mengurangi resiko atau kerentanan yang dihadapi petani, dan
2) Meningkatkan pendapatan dari hasil budidaya lele.
RU/RPU ini hanya berfokus pada target kedua, yaitu meningkatkan pendapatan dari
hasil budidaya lele. Sementara upaya mengurangi resiko dan kerentanan merupakan
bagian dari rencana lain. Program yang diusulkan untuk meningkatkan pendapatan
petani ini ada tiga sesuai alur peta masalah yang teridentifikasi, yaitu:
(1) Perbaikan teknis sarana fisik dan penerapan teknologi baru
(2) Penganekaragaman usaha (olahan makanan bahan dasar lele)
(3) Peningkatan kapasitas SDM dalam pengelolaan budidaya lele

3.2 Kegiatan Pengembangan


3.2.1 Perbaikan Teknis Sarana Fisik dan Penerapan Teknologi Baru (2019 - 2020)

Perbaikan teknis dan penerapan teknologi baru ini bertujuan untuk;


(i)meningkatkan populasi dengan padat tebar sesuai standar 350 ekor/m3 dan (ii)
menekan tingkat kematian dari 38,43% menjadi 20%. Kegiatan yang dilakukan
adalah melakukan perbaikan manajemen air tambak melalui pembangunan sumur
bor satu paket dengan menggunakan teknologi alternative, seperti sistem
filterisasi. (Langkah-langkah perbaikan teknis dapat dilihat di lampiran).

3.2.2 Pengembangan Kapasitas Manajemen Usaha Budidaya Lele (2019-2020)


Sesuai kebutuhan, kegiatan pengembangan kapasitas manejemen budidaya lele
lebih diarahkan pada; (i) pengetahuan dan keterampilan pengendalian dan
pengawasan budidaya lele (pakan, air, tumbuh kembang, hama), (ii) pengelolaan
waktu dan siklus budidaya, (iii) jenis dan penggunaan teknologi sarana
pembesaran, pengendalian dan pengawasan, (iii) tata kelola keuangan, (iv) dan
kebutuhan lain sesuai masalah yang dihadapi sejalan perjalanan waktu.
Untuk pengembangan 2 tahun kedepan budidaya lele akan terus dilakukan
penguatan kapasitas sehingga siap untuk bersaing secara kompetitif dengan
petambak lain pada umumnya. Ditambah penerapan strategi –strategi hasil
analisis SWOT terutama dari internal pelaku tambak itu sendiri ( kekuatan dan
kelemahan ) dan juga dari ekternal (peluang
16 dan ancaman) terhadap budidaya lele
ini dalam rangka menyonsong budidaya lele yang berkelanjutan. Salah satu
permasalahan yang dialami oleh petambak lele Gampong Lamdingin yang belum
bisa di intervensi oleh kegiatan program KOTAKU adalah rumah Pakan dan mesin
pembuat pelet karena tidak tersedianya lahan hibah yang bisa dipergunakan
secara Komunal oleh KSM, ditambah informasi terbaru dari Dinas Perikanan Kota
Banda Aceh bahwasanya sebagian anggota KSM pernah menerima mesin pelet
dan mesin tersebut tidak dapat menghasilkan pelet yang berkualitas sehingga
peningkatan kapasitas petambak masih harus dilanjutkan.
3.2.3 Penganekaragaman Usaha (2020 – 2021)

Penganekaragaman usaha dilakukan untuk menekan biaya usaha persatuan unit


produksi. Penganekaragaman usaha ini akan dilakukan dengan cara meningkatkan
usaha pembuatan pakan tambahan dan olahan makanan bahan dasar lele.
Sementara usaha pembuatan pakan sendiri direncanakan akan mengurangi
penggunaan pakan limbah sebesar 50% dari total kebutuhan pakan pelet.

3.2.4 Pengembangan Organisasi Kelompok dan Aturan Bersama

Petani lele Dusun Gano berjumlah 23 orang dengan jumlah kolam sebanyak 48
kolam. Para petani telah sepakat untuk berkelompok menjadi 4 kelompok
berdasarkan kedekatan lokasi kolam. Satu kelompok jadinya berisi 5-6 orang. Hal
ini disepakati untuk memudahkan organisasi pengairan kolam yang diambil dari
sungai sejauh 500m. Setiap kelompok akanmengurusi satu jaringan pengairan
kolam, termasuk di dalamnya perawatan dan operasionalisasi pompa. Selain itu
untuk kebutuhan listrik, maka anggota kelompok akan melakukan iuran
bergantung jumlah pemakaian listrik setiap pompa, dan bergiliran mengawasi
jaringan pipa sejauh 500 m. Aturan kelompok yang lebih rinci tentang hak dan
kewajiban pengurus dan anggota serta tata cara pengambilan keputusan bersama
dapat dilihat di lampiran.

Sampai tahun 2020, semua petani di Dusun Gano akan diikat oleh satu jaringan
kelompok agar suatu saat dapat berhimpun menjadi Gabungan Kelompok Tani
yang lebih formal. Belum ada rencana untuk melegalkan jaringan kelompok
sebagai suatu kelembagaan usaha, terkecuali dibutuhkan di masa yang akan dating
17
(misalnya Usaha Bersama atau Koperasi).

4. LAMPIRAN
4.1 pentagonal Aset
Rantai Produksi Usaha Lele
PENYEDIAAN BAHAN
PEMROSESAN PENGEMASAN PENYIMPANAN PENJUALAN
BAKU
- Agen (pakan), bibit - Pemilik sekaligus - Pemilik dan pegawai - - Agen
( agen) pengelola harian lepas - Pembayaran 3-5
Siapa
- -  Beli ikan BS (pakan) - 1 orang py anggota 2 org - -  Upah 150 rb/hari s/d hari hari ke 7
250 kas
- Bibit diantar, beli - Pakan 2x sehari - Kuras air - Keramba = 3 - Agen dating beli
tunai - pemantauan bibit mati - Disortir jam
- Harga – per 300 selama 7 hari - Masuk keramba, - 1 kolam panen
- Pakai perkilo 11.000- - s/d 1,5 bulan pelet saja dipilih, ditimbang kira-kira ½ hari
Bagaiman 6.500 lebih 1,5 bln s/d 2,5 bln - Agen datnag ke tKP
a - Kualitas 17.000 - Harga 1 kg =20.000/5-6
pembibitan s/d 15 ekor
hari - Sumber air dari drainase
- Pemberian makanan 2
x sehar
- Bibit : setiap saat - Panen 2x minimal s/d - Tidak ada pengaturan Setiap panen
tersedia bulan ke 4 mulai panen
Kapan - Pakan tergantung stok - Tidak ada pasal yang
- Bahan baku ada yang menentukan bebas aja
tunai ada yang kredit - -           
- Bibit – Agen Medan - Kolam masyarakat - Di lokasi agen dating Dilokasi panen
Dimana - Pakan – toko lambaro masing-masing ambil
  - Pakan langsung dari took
dan dari rumah
Sumber : Kajian analisis data rantai produksi tambak lele Gampong Lamdingin, September 2019

4.2 Analisis Situasi

PELUANG TANTANGAN

 Di tingkat nasional sudah ada Asosiasi Pengusaha  permintaan pasar lokal Banda Aceh tidak tumbuh
Catfish Indonesia (APCI) Sejak tahun 2013 (informasi pasar kurang update)
 Produksi nasional tumbuh 21%  Kapasitas produksi rendah, tingkat kematian ikan
 Permintaan Pasar Ekspor ke Uni Eropa dan Timur lele secara keseluruhan mencapai 40%
Tengah terus meningka  Dinas perikanan Banda Aceh belum maksimal
 Ada rencana kebijakan pemerintah Kota Banda memberikan penyuluhan (terkecuali penyuluhan
Aceh membuat sentra budidaya lele mengenai penjagaan bibit selama 7 hari),
 Permintaan pasar Banda Aceh saat ini sebesar 1 pemerintah daerah pesimis terhadap
ton /hari perkembangan usaha budidaya lele di Lamdingin
 Tambak lele menjadi sumber penghidupan  Potensi peningkatan harga tanah akibat rencana
mayoritas penduduk Dusun Gano, ada 23 orang perkembangan Kota, lahan tidak disewakan lagi
pengusaha tambak lele, terdapat 41 kolam  tidak ada izin tertulis dalam penggunaan lahan
dengan total luas 3.203 m2, kapasitas produksi tambak ikan lele antara pemilik tanah dengan
66,5 ton dengan masa panen 2,5 s.d 3,5 bulan petani tambak
 Tersedia berbagai lembaga kuangan (Bank, BMT,
UPK)

POTENSI KEKUATAN

Akses dan aset SDA Akses dan aset terhadap SDA


 Garansi penggantian bibit ikan dari suplier  Lahan milik orang luar Lamdingin. resiko sewaktu-
selama 7 hari waktu tidak disewakan lagi
 Sumber air selokan  Jarak dari sumber air untuk kolam 500 m
 Saat ini dapat menyewa lahan milik orang lain  Sirkulasi air menggunakan pompa dan selang,
sementara tidak terpakai debit dan kualitas air kolam tidak memadai
Akses dan Aset Jaringan (social)  PH air kolam asal bibit (berasal dari Medan)
 Ada langganan pembeli (Agen dengan PH air di Lamdingin berbeda
/tengkulak/pengepul) dengan system panjar 3  pakan yang digunakan bersumber dari sisa ikan
hari (indent) laut, kualitas rendah harga lebih rendah dari pakan
 Sudah ada kegiatan pertemuan Informasi pabrik
sebagai sarana tukar pengalaman dan belajar  Lahan untuk kolam terbatas
Akses dan Aset Keuangan Akses dan aset SDM
 Pinjaman Antar Petani  Tidak ada pengelolaan siklus produksi budidaya,
tidak ada teknik pemisahan ikan, penyortiran ikan
dilakukan secara konvensional
 Tidak ada pengelolaan dan pengawasan terhadap
tumbuh kembang ikan, kualitas air, dan pemberian
pakan.
 Tidak memiliki target penjualan
 Tidak ada tenaga kerja tambahan untuk
pengawasan dan pemeliharaan selain pemiliki
ikan, terkecuali saat panen.
 Pengetahuan tambak lele sangat minim hanya
menggarap lahan kosong tidak bisa membuat
tempat pemeliharaan ikan lele dengan media
terpal
Akses dan aset infra
 Kurang memanfaatkan teknologi
 Kolam konvensional
 Tidak memiliki gudang penyimpanan pakan
 Tidak memiliki pompa untuk sirkulasi air
Menggunakan pompa untuk pengaliran air ke
kolam dengan menggunakan pipa paralon ukuran
3 – 4 inci Akses dan aset social
 Belum ada kelompok formal
Akses dan aset keuangan
 Kurang memiliki tabungan
 Belum mengakses lembaga keuangan untuk
pinjaman permodalan
Sumber : Kajian analisis data situasi tambak lele Gampong Lamdingin, September 2019
4.3 Kapasitas Produksi
Kebutu PERKIRAAN
LOKASI JUMLAH Hasil
NAMA PEMILIK NO UKURAN Tinggi han KEBUTUHAN
NO TAMBAK LUAS Luasan (M3) Liter BIBIT Panen MASA PANEN
TAMBAK TAMBAK TAMBAK (M) kolam Pakan PAKAN TOTAL
(DUSUN) (EKOR ) (Ton)
(Kg/Bl) (KG/3 BLN
1 Gano 6 x 10 1.2 60 72 72000 35,000 2.5 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
Amri
2 Gano 6 x 10 1.2 60 72 72000 35,000 2.5 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
3 Fauzan Gano 4 x 10 1.2 40 48 48000 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
4 Gano 5x6 1.2 30 36 36000 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
Manda
5 Gano 5x6 1.2 30 36 36000 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
6 Zakir Gano 5 x 12 1.2 60 72 72000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
7 Ryan Gano 5 x 12 1.2 60 72 72000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
8 Gano 8 x 17 1.1 136 149.6 149600 25,000 2.1 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
9 M. Nasir Gano 10 8 x 12 1.2 96 115.2 115200 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
10 Gano 11 8 x 12 1.2 96 115.2 115200 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
11 Gano 12 8 x 22 1.1 176 193.6 193600 35,000 2.5 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
12 Gano 24 6 x 15 1.2 90 108 108000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
13 Mulyadi Gano 39 4x8 1.2 32 38.4 38400 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
14 Gano 40 4x 8 1.2 32 38.4 38400 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
15 Gano 41 10 x 20 1.1 200 220 220000 30,000 2.3 2,5 s/d 3,5 bln 480 1,440.00
16 Ryan Gano 14 5x8 1.2 40 48 48000 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
17 Gano 15 5 x8 1.2 40 48 48000 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
18 Said Gano 16 5 x 12 1.2 60 72 72000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
19 Gano 22 6 x 15 1.2 90 108 108000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
20 Gano 17 5 x 15 1.3 75 97.5 97500 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
Tgk. Nasrul
21 Gano 18 5 x 15 1.2 75 90 90000 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
22 Ibrahim Gano 19 5 x 15 1.3 75 97.5 97500 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
23 Rusli Gano 20 4x 8 1.2 32 38.4 38400 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
24 Ishak Gano 21 6 x 15 1.2 90 108 108000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
25 Gano 23 6 x 20 1.2 120 144 144000 40,000 3 2,5 s/d 3,5 bln 600 1,800.00
26 Sofyan Abdullah Gano 27 6x8 1.5 48 72 72000 17,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
27 Gano 28 6x8 1.2 48 57.6 57600 17,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
28 Iqbal Gano 25 6 x 20 1.1 120 132 132000 40,000 3 2,5 s/d 3,5 bln 600 1,800.00
29 Gano 29 7 x 20 1.2 140 168 168000 25,000 2.1 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
30 Gano 13 5x8 1.1 40 44 44000 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00

20
Kebutu PERKIRAAN
LOKASI JUMLAH Hasil
NAMA PEMILIK NO UKURAN Tinggi han KEBUTUHAN
NO TAMBAK LUAS Luasan (M3) Liter BIBIT Panen MASA PANEN
TAMBAK TAMBAK TAMBAK (M) kolam Pakan PAKAN TOTAL
(DUSUN) (EKOR ) (Ton)
(Kg/Bl) (KG/3 BLN
31 Gano 7 5 x 12 1.2 60 72 72000 15,000 1.2 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
32 Gano 26 6 x 20 1.1 120 132 132000 40,000 3 2,5 s/d 3,5 bln 600 1,800.00
Rasidi
33 Gano 31 6 x 17 1.2 102 122.4 122400 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
34 Gano 30 6 x 17 1.2 102 122.4 122400 20,000 1.5 2,5 s/d 3,5 bln 300 900.00
Azhari
35 Gano 32 8 x 20 1.2 160 192 192000 30,000 2.3 2,5 s/d 3,5 bln 480 1,440.00
36 Gano 33 8 x 20 1.2 160 192 192000 30,000 2.3 2,5 s/d 3,5 bln 480 1,440.00
Faisal
37 Gano 34 8 x 20 1.2 160 192 192000 30,000 2.3 2,5 s/d 3,5 bln 480 1,440.00
38 Gano 35 6 x 20 1.2 120 144 144000 25,000 2.1 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
M. Lian
39 Gano 36 6 x 20 1.2 120 144 144000 25,000 2.1 2,5 s/d 3,5 bln 450 1,350.00
40 Gano 37 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
Tgk. Rayeuk
41 Gano 38 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
42 Sulaiman Daud Gano 42 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
43 Safrizal Gano 43 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
44 Asrianda Gano 44 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
45 Taufik Gano 45 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
46 Syamsuddin Gano 46 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
47 Nyak Din Gano 47 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
48 Ramadhan Gano 48 4x6 1.2 24 28.8 28800 12,000 0.9 2,5 s/d 3,5 bln 240 720.00
Total 4283.4 4283400 948,000 72.8   16,050 48150
Sumber : Kajian kapasitas produksi tambak lele Gampong Lamdingin (masalah dan kebutuhan), September 2019

4.4 Pentagonal Aset (Masalah dan Indikasi Kebutuhan)

21
PENTAGONAL ASET USAHA IKAN LELE

PRODUKSI ASET MASALAH PENYEBAB KEBUTUHAN

SDA Air Sumber terbatas dari selokan Tidak ada sumber air lain Ditarik dengan pompa dialirkan
Air Rawa Agak jauh kira2 500m dengan paralon 3’ s/d 4 “

SDM  Banyak pekerja laki-laki  Sementara ini masih tradisional


Belum ada latihan dan penyuluhan dr : Penyuluhan dan Pelatihan intensif,
   Banyak pengusaha 1. Kualitas air Pembinaan dari Dinas terkait
  2. Kualitas bibit Sertifikasi petani tambak lele
  3. Hasil produksi Pelatihan pembibitan
  4. Produk lain seperti kripik lele
  5. Pembuatan pakan lele
SOSIAL  Ada acara kumpul bersama  Belum ada nama untuk kelompok  Belum ada pendampingan intensif  Pendamping intensif
setiap hari lele
FISIK  Tanah  Tidak ada pompa air  Terbatasnya penghasilan  Rumah produksi
   Kolam lele  Tanah sebagian hak pakai  Pemilik orang luar Aceh  Alat produksi
   Jalan  Pemilik orang luar lebih banyak  Terbatasnya penghasilan   Pompa Air + paralon
   bangunan  Belum ada rumah produksi pelet  Kolam terpal, keramba
KEUANGAN  Permodalan : Bank, BMT, UPK  Tabungan minim  Tabungan minim  Meningkatkan tabungan dengan cara
   ½ bulan pertama sebelum panen  Belum ada kemitraan 1. Tabungan pribadi
  butuh biaya besar   2. Tabungan Kelompok
 Akses minim ke lembaga keuangan
Sumber : Kajian data pentagonal aset Gampong Lamdingin (masalah dan kebutuhan), September 2019

22
4.5 POHON/RANTAI MASALAH

MASALAH BUDAYA
MASALAH BUDAYA

kebutuhan
kebutuhan Pasar
Pasar Kualitas
Kualitas Air
Air
Biaya
Biaya Lahan
Lahan Mahal
Mahal Belum bisa
Belum bisa Biaya
Biaya Pakan
Pakan Mahal
Mahal Kualitas Benih
Kualitas Benih
Tambah
Tambah buruk
buruk
terpenuhi
terpenuhi

Tidak
Tidak dilakukan
dilakukan penggunaan
penggunaan pakan
pakan
Kemungkinan Allih
Kemungkinan Allih Keterbatasan
Keterbatasan Jumlah
Jumlah Populasi
Populasi Tingkat
Tingkat Kematian
Kematian Sumber
Sumber Air
Air dari
dari Penggunaan
Penggunaan Pakan
Pakan Dari
Dari Luar Wilayah
Luar Wilayah Resiko Kematian
Resiko Kematian
penggantian
penggantian air
air tambahan Berupa
tambahan Berupa Biaya
Biaya Tinggi
Tinggi
Fungsi
Fungsi lahan
lahan Lahan
Lahan Sedikit
Sedikit Tinggi
Tinggi drainase
drainase Kota
Kota Pabrik
Pabrik Tinggi
Tinggi
Berkala
Berkala Limbah
Limbah

Pengetahuan
Pengetahuan jarak
jarak Sumber Air
Sumber Air Belum
Belum ada
ada
Kepadatan tebar
Kepadatan tebar Kepadatan Tebar
Kepadatan Tebar Kandungan
Kandungan Mengurangi
Mengurangi biaya
biaya Belum
Belum Bisa
Bisa Perbedaan
Perbedaan
Budidaya
Budidaya yang
yang (rawa ke Tambak)
(rawa ke Tambak) Pembudidayaan
Pembudidayaan
belum Maksimal
belum Maksimal belum standar
belum standar Amoniak Tinggi
Amoniak Tinggi Pakan lela
Pakan lela membuat
membuat Sendiri
Sendiri kkondisi Alam
kkondisi Alam
masih kurang
masih kurang 500
500 m
m benih
benih

Alternatif
Alternatif Pengembangan
Pengembangan
Butuh
Butuh Teknologi
Teknologi penambangan
penambangan Butuh Peningkatan
Butuh Peningkatan Butuh Teknologi
Butuh Teknologi Butuh
Butuh membuat Pakan
membuat Pakan Budidaya
Budidaya
Tebar Padat
Tebar Padat Populasi
Populasi Produksi
Produksi kapasitas
kapasitas pengelolaan
pengelolaan Air
Air Teknologi /Adat
Teknologi /Adat Sendiri
Sendiri Pembenihan
Pembenihan

Butuh Modal Besa


Butuh Modal Besa Butuh
Butuh teknologi
teknologi
diawal dan
diawal dan keahlian
keahlian
Keahlian
Keahlian

Sumber : Kajian dan analisis masalah diolah, September 2019

23
4.6 Tabel Rencana Kegiatan

Tabel Rencana Kegiatan 2019 – 2024 Pengembangan Usaha Lele

TOTAL BIAYA SUMBER


NO KEGIATAN VOL SAT PELAKU
(RP) DANA

A Penanganan Tahap 1 (2019-2020)      


1 Gapura (Gerbang Kawasan) 2 unit 25,000,000 ADD Dana Desa
2 Saluran drainase tertutup tahap 1 840 meter 285,000,000 APBD Dinas PU
Saluran dan penutup skala lingkungan untuk
3 170 143,644,000 BPM KOTAKU
sirkulasi air tambak dan masyarakat setempat meter
4 Sumur bor dan perpipaan air tambak 1 Paket 410,570,000 BPM KOTAKU
5 Jalan beton 170 meter 140,786,000 BPM KOTAKU
6 Sarana & prasarana pembenihan ikan 1 unit 200,000,000 APBD Dinas perikanan
7 Tempat pengolahan pakan tambahan 1 unit 80,000,000 BPM KOTAKU
Pelatihan usaha budidaya lele, pembuatan orang
8 30 30,000,000 APBD Dinas Perikanan
pakan dan pembenihan
Pelatihan budiaya pembesaran lele sistem orang
9 10 10,000,000 APBD Dinas Perikanan
bioflok
Pembuatan legalitas usaha (PIRT + Sertifikat orang
10 Halal makanan olahan dan ikan kayu/asin) 30 15,000,000 APBD Dinas UMKM

Sub Total   913,500,000  


B Penanganan Tahap 2 (2021-2022)      
Pembuatan kolam bioflok melalui unit
1 50 100,000,000 APBD Dinas Perikanan
pengembangan kelompok
Penambahan mesin produksi pakan pellet dan unit
2 1 100,000,000 APBD Dinas Perikanan
oven pengeringan
Bangunan pengolahan ikan kayu dan asin + unit
3 1 200,000,000 APBD Dinas Perikanan
peralatan produksi
Jerabah beton / meja beton (tempat jemur unit
4 1 60,000,000 APBD Dinas Perikanan
ikan kayu dan asin)
5 Sarana pengolahan limbah pengolahan ikan 1 unit 15,000,000 APBD Dinas Perikanan
6 Even pameran 1 unit 10,000,000 APBD Dinas UMKM
7 Pelatihan pemasaran secara online 30 orang 15,000,000 APBD Dinas UMKM
Sub Total   500,000,000  
C Penanganan Tahap 3 (2022-2023)      
Pembangunan tempat makan/resto + galeri m2
1 penjualan produk makanan olahan dan ikan 250 750,000,000 Swasta Swasta
kayu
2 Tempat Parkir 400 m2 200,000,000 Swasta Swasta
Bangunan fasiltas umum : toilet, children play unit
3 ground, mushola, taman, tempat foto/selfi, 1 150,000,000 Swasta Swasta
mini flying fox
Sub Total   1,100,000,000  
D Penanganan Tahap 4 (2023-2024)      
1 Pembangunan ruang pelatihan 1 unit 300,000,000 APBD Dinas Perikanan
2 Kolam edukasi 1 unit 50,000,000 APBD Dinas Perikanan
Sub Total   350,000,000  
Total   3,865,000,000    
Sumber : Kajian perencanaan kegiatan diolah, September 2019

24
4.7 Tabel Keuangnan (Proyeksi Arus Kas dan Analisis Nilai Tambah)
  Tahun ke
KETERANGAN
2020 2021 2022 2023 2024
A. SALDO AWAL          
  Kas - 1.208.114.165 2.650.228.330 4.218.342.495 6.200.456.660
  Bank - - - - -
  TOTAL SALDO AWAL 0 1.208.114.165 2.650.228.330 4.218.342.495 6.200.456.660
B. PEMASUKAN          
  Proyeksi volume penjualan (ton) 162 175 182 205 216
  Penjualan Ikan Lele @18.000,-/kg 2.916.000.000 3.150.000.000 3.276.000.000 3.690.000.000 3.888.000.000
  TOTAL PEMASUKAN 2.916.000.000 3.150.000.000 3.276.000.000 3.690.000.000 3.888.000.000
C. PENGELUARAN          
1 Biaya Tetap          
  Sewa Lahan (48 kolam@3.000.000/th) 144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000
  Perbaikan Kolam (48 kolam
144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000
@3.000.000/th)
  Samponi/ Racun Kolam (48 kolam
8.640.000 8.640.000 8.640.000 8.640.000 8.640.000
@180.000/th)
  Upah tenaga kerja tetap (48 kolam
230.400.000 230.400.000 230.400.000 230.400.000 230.400.000
@4.800.000/th)
  Kapur Kolam (48 kolam x .225.000 X 3
32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000
musim)
  Pupuk (48 kolam x 150.000 X 3 musim) 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000 21.600.000
  Biaya penyusutan peralatan / tahun 755.000 755.000 755.000 755.000 755.000
  Biaya penyusutan mesin pompa / tahun 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000 2.750.000
  Biaya penyusutan bangun (gudang) /
0 0 0 0 0
tahun
  Biaya listrik / tahun 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
  Biaya pemasaran (promosi) / tahun - - - - -
  Total Biaya Tetap 591.745.000 591.745.000 591.745.000 591.745.000 591.745.000
2 Biaya Variabel          
  Benih Lele ukuran 2 cm (3863 M X 350
255.960.000 255.960.000 255.960.000 255.960.000 255.960.000
ekor/M X 3 X .270,-)
  Pakan Lele Kecil (48 kolam x 160.000 X
23.040.000 23.040.000 23.040.000 23.040.000 23.040.000
3 musim)
  Pakan Sedang (48 kolam x 220.000 X 3
31.680.000 31.680.000 31.680.000 31.680.000 31.680.000
musim)
  Pakan Besar (48 kolam x 310.000 X 3
44.640.000 44.640.000 44.640.000 44.640.000 44.640.000
musim)
  Pakan Besar Siap Panen (48 kolam x
43.920.000 43.920.000 43.920.000 43.920.000 43.920.000
305.000 X 3 musim)
  Usus Ayam (48 kolam x 1.200.000 X 3
172.800.000 172.800.000 172.800.000 172.800.000 172.800.000
musim)
  Ikan Busuk (48kolam x 250.000 X 3
36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000 36.000.000
musim)
  Vitamin (48 kolam x 45.000 X 3 musim) 6.480.000 6.480.000 6.480.000 6.480.000 6.480.000
  Kapur Kolam (48 kolam x 225.000 x 3
32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000
musim)
  Minyak Mesin Air 5.472.000 5.472.000 5.472.000 5.472.000 5.472.000
  Listrik 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000 7.200.000
  Upah pekerja paruh waktu 144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000 144.000.000
  Kayu Bakar 50.400.000 50.400.000 50.400.000 50.400.000 50.400.000
  Total Biaya Variabel 853.992.000 853.992.000 853.992.000 853.992.000 853.992.000
3 Biaya lain lain          
  Biaya contingensi (7,5% dari biaya
108.430.275 108.430.275 108.430.275 108.430.275 108.430.275
variabel dan biaya tetap)
  TOTAL BIAYA (Biaya Tetap + Biaya
1.554.167.275 1.554.167.275 1.554.167.275 1.554.167.275 1.554.167.275
Variabel + Biaya lain-lain)
  Biaya modal (18% dari biaya variabel) 153.718.560 153.718.560 153.718.560 153.718.560 153.718.560
  TOTAL PENGELUARAN 1.707.885.835 1.707.885.835 1.707.885.835 1.707.885.835 1.707.885.835
D KEUNTUNGAN 1.208.114.165 1.442.114.165 1.568.114.165 1.982.114.165 2.180.114.165
E SALDO AKHIR          
  KAS 1.208.114.165 2.650.228.330 4.218.342.495 6.200.456.660 8.380.570.825
  BANK          
  TOTAL SALDIO AKHIR 1.208.114.165 2.650.228.330 4.218.342.495 6.200.456.660 8.380.570.825
Sumber : Narasi penghitungan laba rugi per tahun diolah, September 2019

25
4.8 Analisis Dampak Ekonomi Sumur Bor dan Instalasi Air

Analisis Dampak Ekonomi Sumur Bor dan Instalasi Air


KETERANGAN
SEBELUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SESUDAH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
(naik/Turun)
KETERANGAN HARGA
VOLUME SATUAN JUMLAH (Rp) VOLUME HARGA SATUAN (Rp) JUMLAH (Rp)
(Rp)
A PENDAPATAN              
1. Penjualan Ikan Lele ( Ton ) 162 18.000 2.916.000.000 216 18.000 3.888.000.000  
2. Pendapatan lain            
  TOTAL PEMASUKAN     2.916.000.000     3.888.000.000 Naik
B BIAYA-BIAYA            
1 BIAYA TETAP *)            
1 Sewa Lahan 48 3.000.000 144.000.000 48 3.000.000 144.000.000  
2 Sewa Mesin + Selang terpal 48 300.000 14.400.000 48 300.000 14.400.000  
3 Penyusutan Barang 48 755.000 36.240.000 48 3.505.000 168.240.000  
4 Perbaikan Kolam 48 3.000.000 144.000.000 48 3.000.000 144.000.000  
5 Samponi ( Racun Kolam ) 48 180.000 8.640.000 48 180.000 8.640.000  
6 Pupuk 48 450.000 21.600.000 48 450.000 21.600.000  
7 Upah Pekerja 48 4.800.000 230.400.000 48 4.800.000 230.400.000  
  TOTAL BIAYA TETAP     599.280.000     731.280.000  
2 BIAYA VARIABEL **)            
94
1 270 255.960.000 948.000 270 255.960.000
Benih Lele ukuran 2 inci 8.000  
Pakan Lele Kecil ( 10 Kg ) BS
2 48 480.000 23.040.000 48 480.000 23.040.000
99  
Pakan Sedang ( 20 Kg ) BS
3 48 660.000 31.680.000 48 660.000 31.680.000
781-1  
Pakan Besar ( 30 Kg ) BS
4 48 930.000 44.640.000 48 930.000 44.640.000
781-2  
Pakan Besar Siap Panen ( 30
5 48 915.000 43.920.000 48 915.000 43.920.000
Kg ) BS 781 Polos  
6 Usus Ayam 48 3.600.000 172.800.000 48 3.600.000 172.800.000  
7 BS ( Ikan Busuk ) 48 750.000 36.000.000 48 750.000 36.000.000  
8 Vitamin (Booster 25) 48 135.000 6.480.000 48 135.000 6.480.000  
9 Kapur Kolam 48 675.000 32.400.000 48 675.000 32.400.000  
10 Minyak Mesin Air 48 114.000 5.472.000 48 114.000 5.472.000  
11 Listrik 48 150.000 7.200.000 48 150.000 7.200.000  
12 Kayu Bakar 48 1.050.000 50.400.000 48 1.050.000 50.400.000  
13 Upah pekerja paruh waktu     48 3.000.000 144.000.000  
14 Biaya pemasaran       48 50.000 2.400.000  
  TOTAL BIAYA VARIABEL    709.992.000   856.392.000  
3 BIAYA LAIN-LAIN            
BIAYA KONTIGENSI ***
652.529.400 (5% dari biaya variabel dan biaya tetap)  774.099.600
  (7,5% dari biaya variabel dan biaya tetap)   
TOTAL BIAYA (Biaya Tetap+Biaya Variabel+Biaya  
1.961.801.400 2.361.771.600
  Lain-lain)    
BIAYA MODAL ****) (18% dari
727.078.560 885.430.560
4 (18% dar itotal  biaya tetap dan  variabel )  total  biaya tetap dan  variabel )  
  TOTAL BIAYA 2.688.879.960 3.247.202.160  
C KEUNTUNGAN 227.120.040 640.797.840  
Sumber : Data penghitungan kegiatan eksisting dan pengembangan diolah, September 2019

26
4.9 Analisis Dampak Ekonomi Pipanisasi

Analisis ekonomi dampak pembagunan infrastruktur Pipanisasi Air Bersih


PARAMETER SEBELUM SESUDAH
KETERANGAN PERUBAHAN
PRODUKSI PIPANISASI PIPANISASI
HASIL
Total Volume Panen/Total Voume
Rasio Hasil 0,1708861 0,2278481 0,06
Bibit
  Perhitungan masing-masing Kolam 0,60 0,80 0,20
KEUANGAN
Penjualan Nilai Penjualan 2.916.000.000 3.888.000.000 -972.000.000
Biaya Tetap Nilai Biaya Tetap 599.280.000 731.280.000 -132.000.000
Biaya Variabel Nilai Biaya Variabel 709.992.000 856.392.000 -146.400.000
Total Biaya Nilai Total Biaya 1.309.272.000 1.587.672.000 -278.400.000
LAVARGE
Operating Lavarage Biaya Tetap/Total Biaya 0,46 0,46 0,00
Total Biaya Penyusutan tahunan/
Kontribusi pipanisasi
selisih penjualan sebelum dan 0,0372840 -0,1730864 -0,1358025
terhadap penjualan
sesudah
EFISIENSI
Total Biaya/Total Penjualan 0,448995885 0,408351852 -0,040644033
EFISIENSI Total Biaya Tetap/Total Penjualan 0,205514403 0,18808642 -0,017427984
Total Biaya/ Variabel Total Penjualan 1,844065849 1,853908023 0,009842175
Sumber : Data penghitungan kegiatan eksisting dan pengembangan diolah, September 2019

Payback Period = Nilai Investasi / Kas Masuk


Bersih

4.10 Aturan Kelompok

27
 Kelompok memiliki struktur organisasi yang terdiri dari :
1. Ketua
2. Bendahara
3. Sekretaris
4. Anggota
Yang mempunyai tugas dan fungsi masing-masing
1) Ketua bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan di kelompok
seperti :
1. Memastikan pertemuan rutin berjalan sesuai kesepakatan
2. Memastikan tabungan rutin berjalan
3. Menjadwalkan jadwal pertemuan serta agenda yang akan di bahas
2) Sekretaris bertanggung jawab terhadap administrasi kelompok seperti :
1. Melakukan pencatatan dalam setiap pertemuan
2. Memastikan absensi berjalan dan kegiatan terdokumentasi dengan baik
3. Memastikan dokumen pelaksanaan pertemuan terarsip dengan baik
4. Menginformasikan kepada anggota KSM mengenai jadwal pertemuan
3) Bendahara bertanggung jawab terhadap pencatatan keuangan kelompok seperti :
1. Melakukan pencatatan dengan benar uang masuk dan uang keluar di
pembukuan kelompok
2. Memastikan anggota kelompok membayar iuran tabungan rutin yang disepakati
setiap pertemuan
3. Melaporkan laporan uang masuk dan uang keluar dalam pertemuan rutin

 Pertemuan rutin dilakukan setiap minggu 1x pada jam 16.00 ( Setelah Ashar )
bertempat di Balee perebusan pakan tambahan
 Pemanfaat infrastruktur sumur bor, jalan dan saluran terdiri dari 4 KSM jumlah total
anggota ksm sebanyak 23 orang
 Bangunan sumur bor merupakan infrastruktur yang dibangun melalui Program KOTAKU
dan menjadi milik bersama bukan milik individu
 Dalam pertemuan kelompok dimanfaatkan untuk membahas persoalan-persoalan yang
dihadapi dan strateginya
 Petambak tidak boleh membuang sampah pada saluran, jalan maupun lahan kosong
 Setiap petambak harus menjaga kebersihan kolam, saluran dan jalan disekitar lokasi
tambaknya sehingga tidak menimbulkan bau terhadap lingkungan sekitar
 Permasalan yang timbul akibat kegiatan infrastruktur pendukung livelihood ini akan
dibicarakan bersama dengan asas kekeluargaan
 Iuran kelompok petambak dibayar setiap tahapan panen
 Melakukan gotong royong secara berkala

DOKUMENTASI USAHA TAMBAK LELE


28
DUSUN GANO GAMPONG LAMDINGIN
KOTA BANDA ACEH
30

29

Anda mungkin juga menyukai