Anda di halaman 1dari 74

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................11

2.4.1 Standar Pelayanan Minimal..............................................................16

i
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................25

3.3.1 Penelitian Lapangan..........................................................................27

3.3.2 Penelitian Kepustakaan.....................................................................27

3.3.1 Populasi.............................................................................................28

3.3.2 Sampel ..............................................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................36

ii
4.3.1 Karakterisitik Responden..................................................................37

4.3.2 Uji Validitas......................................................................................40

4.3.3 Uji Reliabilitas Data .........................................................................43

4.3.5 Analisis Kinerja Pelayanan Pelabuhan Kasipute dengan Metode

Importance Performance Analisis (IPA) ..........................................45

4.3.6 Analisis Kinerja dan Pelayanan Pelabuhan Kasipute Berdasarkan

Standar Pelayanan Minimum Menurut Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2019.........57

BAB V PENUTUP................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................25

Gambar 3.3 Diagram Alir Metodologi Penelitian..............................................26

Gambar 4.1 Diagram Kartesius..........................................................................55

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada awalnya, pelabuhan hanya merupakan suatu tepian di mana kapal-

kapal dan perahu-perahu dapat merapat dan bertambat untuk bisa melakukan

bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang dan kegiatan lain. Selain itu

pelabuhan memiliki peran penting untuk membangun teritorial maritim yang kuat

untuk merangsang pertumbuhan ekonomi seperti industri, perdagangan, pariwisata,

dan sebagai sarana mendorong peningkatan pendapatan wilayah ataupun daerah

serta menjadi titik temu antarmoda transportasi serta gerbang penghubung interaksi

sosial-ekonomi atar pulau atau negara.

Menurut PP no. 69 tahun 2001, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari

daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat

kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat

kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang.

yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang

pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar roda transportasi.

Dalam PP no. 69 tahun 2001 juga diatur kriteria, peran, dan jenis Pelabuhan.

Kondisi pelabuhan juga menjadi faktor penentu terbangunnya poros

maritim yang kuat melalui peningkatan daya saing efisiensi proses produksi dan

distribusi serta terbangunnya integritas dan konektivitas sitem perekonomian.

Bergitupun pada pelabuhan Kasipute yang menghubungkan beberapa wilayah,

daerah ataupun pulau-pulau.

1
Sulawesi Tenggara terdiri dari gugus kepulauan, hubungan antara satu pulau

dengan pulau yang lain perlu menjadi perhatian agar pemerataan pembangunan dapat

terlaksana. Selain itu, Sulawesi Tenggara memiliki 14 kabupaten/kota dan salah

satunya Kabupaten Bombana.

Kabupaten Bombana adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi

Tenggara dengan ibu kota Rumbia yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 29 Tahun

2003 yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Buton. Kabupaten Bombana

mempunyai wilayah daratan seluas 2.845,36 km² atau 284.536 ha dan wilayah

perairan laut diperkirakan seluas 11.837,31 km² dan juga Kabupaten Bomabana

terletak dikepulauan Jazirah Tenggara pulau Sulawesi. Wilayah Kabupaten Bombana

secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara

ke selatan diantara 4°30' – 6°25' lintang selatan dan bentang dari barat ke timur

antara 120°82' – 122°20' bujur timur dimana wilayah Kabupaten Bombana

berbatasan dengan Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Selatan dibagian

utara, Kabupaten Muna dan Kabupaten Buton dibagian timur, laut Flores dibagian

selatan, dan teluk Bone dibagian barat.

Selain itu Kabupaten Bombana memiliki kondisi kepulauan dengan jarak

antaranya relatif dekat yang kepadatan dan kerapatan penduduk tergolong rendah.

Penduduk yang menghuni antara pulau terdekat memiliki keterbatasan pada sarana

transpotasi, yang mana hal ini merupakan salah satu penunjang tingkat pertumbuhan

ekonomi. Dengan adanya sarana transpotasi akan mampu meningkatkan daya saing

produk masyarakat dan memudahkan akses layanan pemerintah antar kecematan di

Kabupaten Bombana. Kabupaten Bombana juga terdiri dari 22 kecematan, 22

kelurahan, dan 121 desa dimana jumlah penduduk sebesar 136.582 jiwa pada tahun

2
2017 dengan sebaran penduduk 45 jiwa/km², yang dimana salah satu kelurahannya

adalah kelurahan Kasipute.

Kasipute merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Rumbia, Kabupaten

Bombana, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Di kelurahan ini terdapat Pelabuhan

Kasipute. Pelabuhan kasipute merupakan pelabuhan yang berada di Kabupaten

Bombana yang memiliki posisi kordinat 4° 46' 44.35" LS, 122° 4' 7.87" BT, yang dimana

kegiatan pada pelabuhan ini untuk pengangkutan barang dan penumpang.

Sedangkan hierarki pelabuhan yaitu pelabuhan lokal, dimana pelabuhan

kasipute ini merupakan pelabuhan umum. Menurut (Usman,2020) yang dikutip dari

sulawesion.com pelabuhan Kasipute masih termasuk dalam kategori pelabuhan

penghubung atau yang biasa dikenal dengan pelabuhan tipe-C dan masih memiliki

kekurangan akan fasilitas penunjang baik untuk pelabuhan maupun untuk pengguna

atau penumpang.

Pelabuhan umum yaitu pelabuhan yang digunakan untuk melayani kepentingan

umum, penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh pemerintah dan

pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha milik negara yang didirikan

untuk maksud tersebut. Sedangkan Pelabuhan perikanan pantai (ppp) atau yang dikenal

sebagai pelabuhan perikanan type-C atau kelas ii, yaitu pelabuhan yang dirancang

untuk melayani kapal perikanan berukuran 5-15 gt (gross tonnage). Pelabuhan type ini

dapat menampung 50 kapal atau 500 gt (gross tonnoage) sekaligus, selain itu pelabuhan

ini juga melayani kapal ikan yang beroperasi diperairan pantai yang dimana ikan yang

didaratkan sekitar 15-20 ton/hari atau sekitar 4.000 ton/tahun.

Menurut PP No. 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan menyatakan bahwa

pelabuhan umum dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

3
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar roda

transportasi. Sedangkan Menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

08/MEN/2012 tentang kepelabuhanan perikanan menyatakan bahwa pelabuhan harus

dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan kelas/type pelabuhan seperti

fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Namun, Pelabuhan

Kasipute itu sendiri masih memiliki banyak kekurangan akan failitas tersebut.

Adapun penetapan lokasi dan hierarki pelabuhan sesuai keputusan Menteri

Perhubungan RI Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan.

Pelabuhan Kasipute juga merupakan pelabuhan pertama yang ada di Kecematan

Rumbia itu sendiri, sering dengan berkembang dari waktu ke waktu pada bulan februari

2018 Kabupaten Bombana telah meresmikan dermaga kapal penyeberangan baru yang

dilengkapi dengan Moveble Bridge (MB) (www.lenterasultra.com, 2018). Hal ini dapat

berpengaruh pada perkembang selanjutnya terhadap Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

Suwarto (2009) menyebutkan terdapat beberapa hal yang berpengaruh

dengan kinerja pada suatu pelabuhan antara lain saran dan prasarana, aksessibilitas,

dan semberdaya manusia. Untuk tingkat kepuasan penumpang, aspek-aspek yang

diukur yaitu jadwal keberangkatan, tarif, keamanan, kenyamanan, dan ketersediaan

fasilitas. Sedangkan pada pelabuhan Kasipute itu sendiri masih memiliki banyak

kekurangan baik dari failitas pokok, fasilitas fungsional, maupun fasilitas penunjang.

Namun hal ini masih dipertanyakan apakah berpengaruh terhadap kinerja pelayanan

dari pelabuhan Kasipute itu sendiri dikarenakan kinerja pelabuhan sangat

menentukan keberhasilan dari sebuah pelabuhan. Dari latar belakang di atas, maka

untuk itulah peneliti mengambil judul “Kinerja Pelayanan Pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana”.

4
Rumusan Masalah

Berdasarkan penuturan pada latar belakang diatas maka dapat disimpulkan

rumusan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana kinerja pelayanan dan tingkat kepentingan pengguna pelabuhan

Kasipute Kabupaten Bombana?

2) Bagaimana standar pelayanan minimum dari pelabuhan Kasipute Kabupaten

Bombana menurut peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor

PM 62 Tahun 2019?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian ini

sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui bagaimana kinerja pelayanan dan tingkat kepentingan

pengguna pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana

2) Untuk mengetahui bagiamana standar pelayanan minimum dari pelabuhan

Kasipute Kabupaten Bombana menurut peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2019

Batasan Masalah

Batasan penelitian ini dibatasi beberapa hal sebagai berikut:

1) Wilayah yang akan menjadi wilayah penelitian ini adalah Pelabuhan Kasipute,

Kabupaten Bombana.

5
2) Penelitian ini terfokus pada kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute Kabupaten

Bomabana serta tingkat kepentingan pengguna terhadap Pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana.

3) Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif, dengan

pendekatan Importance-Performance Analysis (IPA) dan dibantu dengan

perangkat lunak Statistical Product and Service Solutions (SPSS) dan

Microsoft Excel Office.

3) Pada penelitian ini hanya menjelaskan tentang jenis pelayanan yang sesuai

dengan SPM dan tidak sesuai dengan SPM menurut aspek-aspek peraturan

Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2019

4) Penelitian ini tidak menyangkut anggaran biaya.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan diatas, maka diharapakn dapat memberikan manfaat

penelitian sebagai berikut.

1) Dapat mengetahui kinerja pelayanan pelabuhan yang diberikan oleh Pelabuhan

Kasipute Kabupaten Bombana

2) Dapat mengetahui tingkat kepentingan pengguna di Pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana

3) Dapat dijadikan sebagai referensi pemerintah Kabupaten Bombana untuk

meningkatkan kinerja pelayanan pada Pelabuhan Kasipute

6
Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulisan gunakan adalah membagi kerangka

masalah dalam bab ke bab dengan maksud masalah yang hendak penulis

kemukakan menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Secara garis besarnya, tulisan

ini terdiri dari 3 (tiga) BAB, yaitu: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, dan Metode

Penelitian.

Gambaran umum mengenai isi tulisan, dapat penulis rincikan dengan

menguraikan inti tiap bab sebagai berikut:

BAB I - Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan,batasan masalah,manfaat

serta sistematikan penulisan penelitian ini.

BAB II - Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang kumpulan pustaka yang mendukung dalam

penulisan laporan ini.

BAB III - Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang lokasi penelitian, prosedur kerja penelitian,

survey pendahuluan, pengumpulan data yang di butuhkan, pelaksanaan

pengamatan, penentuan sampel, dan parameter efektifitas dan efisien

BAB IV – Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB V - Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapatkan darihasil

penelitin.

7
Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini, berikut penelitian yang telah di lakukan

sebelumnya:

1) Rianti Apriani, Akhmadali dan Heri Azwansyah (2017), Evaluasi Kinerja

Pelabuhan Nipah Kuning. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja

Pelabuhan Rakyat Nipah Kuning pada bulan November 2017. Metode yang

digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode wawancara,

sedangkan data yang digunakan dalam evaluasi kinerja pelabuhan ini melalui

data primer seperti melakukan pengamatan langsung dan melakukan

wawancara terhadap pihak terkait. Adapun data skunder yang diperoleh yaitu

data fisik pelabuhan, data jumlah bongkar muat barang, data jumlah kapal yang

bertambat, data karakteristik kapal, layout pelabuhan, pedoman kinerja

pelabuhan yang diperoleh dari PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil evaluasi kinerja pelabuhan tersebut

diperoleh kinerja arus kapal yang cukup baik berdasarkan standarisasi PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Pontianak.

2) Stenley Novenza (2019), Analisis Kinerja Pelayanan Kapal Penumpang Di

Dermaga 1 Pelabuhan Merak. Tujuan penelitian ini untuk mengevsluasi kinerja

pelayanan kapal penumpang Pelabuhan Merak untuk 5 (lima) tahun mendatang.

Metode yang digunakan yaitu regresi logarithmic. Dimana pada proses ini data-data

ini digunakan bantuan aplikasi komputer yaitu SPSS Ver. 25 yang nantinya akan

menghasilkan data yang digunakan untuk analisa kinerja pelabuhan. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa prediksi jumlah arus penumpang dan arus kunjungan

kapal, dengan menggunakan Software SPPS Ver. 25 yang mencakup 5 tahun

8
kedepan bahwa arus kunjungan kapal dan arus penumpang di dermaga 1

mengalami kecenderungan peningkatan, dan evaluasi kinerja dermaga 1 untuk

5 tahun mendatang mendapatkan perhitungan bahwa nilai BOR dari tahun

2018 sampai 2023 tidak memenuhi standard yang telah ditentukan yaitu lebih

besar dari 40%.

3) La Welendo, LaOde Muhammad Nurrakhmad dan Juhasman (2019), Studi

Pelayanan Pelabuhan Ferry Labuan Buton Utara. Tujuan dari Penelitian ini yaitu

untuk mengetahui kepuasana konsumen terhadap kinerja pelabuhan penyebrangan

Labuan Bajo. Metode Penelitian ini dengan cara mewawancarai respoden dengan

menjawab butir-butir pertanyaan. Serta analisa dilakukan dengan menggunakan

Importance and Permormance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI)

dan pada pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa indeks kepuasana konsumen terhadap kinerja pelabuhan

penyebrangan Labuan Bajo sebesar 62,4% dan berada pada rentang 0,51-0,65

menunjukan bahwa konsumen merasa puas terhadap kualitas pelayanan fasilitas yang

diberikan pihak pengelola pelabuhan penyebrangan Labuan Bajo tersebut.

4) Dedeh Suryani (2020), Pengaruh Langsung Kinerja Pelayanan Pelabuhan

Terhadap Kepuasan Pengguna Jasa Kepelabuhanan di Pelabuhan Tanjung

Priok. The purpose of this study was to determine and analyze port service user

satisfaction that was influenced by port service performance and the application

of Inaportnet information technology at Tanjung Priok Port in 2019. The study

was conducted at Tanjung Priok Port using quantitative methods, with the

number of research samples taken based on 62 sample. Data is collected

through instruments in the form of a statement sheet with a Likert scale model

9
that has been tested. To solve the problem the author uses two methods of data

collection, namely, first the method of collecting data in the form of field data

and library data. Both methods of data analysis use linear regression analysis,

simple correlation, partial or simultaneous and path analysis. Based on the

results of the study show that the influence of port service performance on the

application of Inaportnet information technology at Tanjung Priok Port so that

the effect is significant; the influence of port service performance on port user

satisfaction at Tanjung Priok Port so that the effect is significant; the influence

of the application of Inaportnet information technology on the satisfaction of

port users at Tanjung Priok Port so that the influence is significant and the

indirect effect of port service performance on port service user satisfaction is

significant. at Tanjung Priok Port is 58.2% and the application of information

technology Inaportnet can be an intermediary for port service performance

towards port user service satisfaction.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pelabuhan

Pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan yang terlindung dari

gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal maupun kendaraan air

lainnya yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, barang

maupun hewan, reparasi, pengisian bahan bakar dan lain sebagainya yang

dilengkapi dengan dengan dermaga tempat menambatkan kapal, kran-kran untuk

bongkar muat barang, gudang transito serta tempat penyimpanan barang dalam

waktu yang lebih lama, sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan atau

pengapalan selanjutnya. Selain itu, pelabuhan merupakan suatu pintu gerbang untuk

masuk ke suatu wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar

daerah, antar pulau atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Dengan fungsinya

tersebut maka pembangunan pelabuhan harus dapat dipertanggungjawabkan baik

secara sosial ekonomi maupun teknis (Triatmodjo,2010).

2.2 Klasifikasi Pelabuhan

Pelabuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada

sudut tinjauannya (Triatmodjo,2010):

a) Ditinjau dari segi penyelenggaranya

1. Pelabuhan umum

Pelabuhan umum diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan

masyarakat umum. Penyelenggaraan pelabuhan umum dilakukan oleh

11
pemerintah dan pelaksanaannya dapat dilimpahkan kepada badan usaha

milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di Indonesia dibentuk

empat badan usaha milik negara yang diberi wewenang mengolah

pelabuhan umum diusahakan. Keempat badan usaha tersebut adalah Pt

(Persero) Pelabuhan Indonesia I berkedudukan di Medan, Pelabuhan

Indonesia II berkedudukan di Jakarta. Pelabuhan Indonesia III

berkedudukan di Ujung Pandang.

2. Pelabuhan khusus

Pelabuhan khusus diselenggarakan untuk kepentingan sendiri guna

menunjang kegiatan tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk

kepentingan umum, kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin pemerintah.

Pelabuhan khusus dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah maupun

swasta , yang berfungsi untuk prasarana pengiriman hasil produksi

perusahaan tersebut. Sebagai contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh

yang digunakan untuk mengirimkan hasil produksi gas alam cair ke daerah

atau negara lain. Pelabuhan Pabrik Aluminium Asahan di Kuala Tanjung

Sumatra Utara digunakan untuk melayani import bahan baku bouksit dan

export aluminium ke daerah atau negara lain.

b) Ditinjau dari segi pengusahaanya

1. Pelabuhan yang diusahakan

Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas-

fasilitas yang diperlukan oleh kapal yang memasuki pelabuhan untuk

melakukan kegiatan bongkar muat barang, menaik-turunkan penumpang

12
serta kegiatan lainnya. Pemakaian pelabuhan ini dikenakan biaya-biaya,

seperti biaya jasa labuh, jasa tambat, jasa pemanduan, jasa penundaan, jasa

pelayanan air bersih, jasa dermaga, jasa penumpukan, bongkar-muat, dan

sebagainya.

2. Pelabuhan yang tidak diusahakan

Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgahan kapal, perahu,

tanpa fasilitas, bongkar-muat, bea cukai, dan sebagainya. Pelabuhan ini

umumnya pelabuhan kecil yang disubsidi oleh Pemerintah, dan dikelola

oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

c) Ditinjau dari fungsi perdagangan nasional dan internasional

1. Pelabuhan laut

Pelabuhan laut adalah pelabuhan yang bebas dimasuki oleh kapal-

kapal berbendera asing. Pelabuhan ini biasanya merupakan pelabuhan besar

dan ramai dikunjungi oleh kapal-kapal samudera.

2. Pelabuhan pantai

Pelabuhan pantai ialah pelabuhan yang disediakan untuk

perdagangan dalam negeri dan oleh karena itu tidak bebas disinggahi oleh

kapal berbendera asing. Kapal asing dapat masuk ke pelabuhan ini dengan

meminta ijin terlebih dulu.

d) Ditinjau dari segi penggunaannya

1. Pelabuhan ikan

Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kelaman air yang

besar, karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan

13
tidak besar. Di Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang

dilakukan oleh nelayan-nelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis

kapal ikan ini bervariasi, dan yang sederhana.

2. Pelabuhan minyak

Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakan agar jauh dari

keperluan umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga

yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup

membuat jembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut

untuk mendapatkan kedalaman air. Bongkar muat dilakukan dengan pipa-

pipa dan pompa-pompa.

3. Pelabuhan barang

Pelabuhan ini mempunyai dermaga yang dilengkapi dengan fasilitas untuk

bongkar muat barang. Pelabuhan dapat berada dipantai atau estuari dan

sungai besar. Daerah perairan pelabuhan harus cukup tenang sehingga

memudahkan bongkar muat barang. Pelabuhan barang ini bisa dibuat oleh

pemerintah sabagai pelabuhan niaga atau perusahaan swasta untuk

keperluan transpor hasil produsinaya seperti baja, aluminium, pupuk, batu

bara dan sebagainya.

Definisi Kinerja

Dalam Kamus Besar Bahasa Inggris, istilah kinerja atau performa disebut

dengan performance yang artinya sebagai unjuk kerja. Hal ini mengandung arti

14
bahwa kinerja merupakan tolak ukur hasil pencapaian terhadap pekerjaan yang

telah ditentukan sebelumnya untuk mencapai kondisi optimal,efektif dan efisien.

Kinerja adalah hasil seseorng secara keseluruhan selama periode tertentu di

dalam melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran aau

kriteria yang yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Apabila dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun), maka pengertian

performance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam su atu perusahaan sesuai wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, agar tidak

melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika.

Kualitas Pelayanan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualitas berarti tingkat baik

buruknya sesuatu, derajat atau taraf kepandaian, kecakapan atau mutu.

Sedangankan menurut Tjiptono (1995) pengertian kualitas adalah kesesuaian

dengan persyaratan, kecocokan untuk pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas

dari kerusakan atau cacat, pemenuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat,

melakukan segala sesuatu secara benar, dan sesuatu yang bisa membahagiakan

pelanggan.

Menurut Ibrahim (1997), kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen

dan internal, secara eksplisit dan implisit. Strategi ini menggunakan seluruh

15
kemampuan sember daya manajemen, modal, teknologi, peralatan, material serta

sumber daya manusia.

Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan memiliki

tiga makna yaitu perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan orang lain

dengan memperoleh imbalan uang, dan kemudahan yang diberikan sehubungan

dengan jual beli barang atau jasa.

Menurut Lovelock (1991), pelayanan adalah produk yang tidak berwujud,

berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami. Artinya pelayanan merupakan

produk yang tidak ada bentuk yang dapat dirasakan oleh penerima pelayanan.

Secara etimologis, pelyanan berasal dari kata layan yang berarti membantu

menyimpan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang

(Poerwadarminta,1995).

Dari uraian tersebut, maka pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang

diberikan untuk membantu, menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang atau

jasa dari suatu pihak kepada pihak lain.

2.4.1 Standar Pelayanan Minimal

Menurut peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62

Tahun 2019 tentang standar pelayan minimal angkuatan penyeberangan pada pasal

1 ayat 1, standar pelayanan minimal angkutan penyeberangan yang selanjutnya

disebut SPM angkutan penyeberangan adalah persyaratan minimal yang harus

dipenuhi oleh perusahaan angkutan penyeberangan dalam memberikan pelayanan

kepada pengguna jasa.

16
Pada pasal 2 ayat (1) dan (2), ayat (1) badan usaha angkutan penyeberangan

yang mengoperasikan kapal angkutan penyeberangan harus memenuhi SPM

angkutan penyeberangan. Dan ayat (2) SPM angkutan penyeberangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. SPM angkutan penyeberangan untuk pelayanan penumpang;

b. SPM angkutan penyeberangan untuk pemuatan kendaraan; dan

c. SPM angkutan penyeberangan untuk pengoperasian kapal.

Kinerja dan Pelayanan

Menurut Kotler (2003) menyebutkan bahwa pelayanan (Service) dapat

didefinisikan sebagai suatu tindakan atau kinerja yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan ataupun kinerja

adalah sebagai berikut:

1) Reliability (kehandalan), kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan

dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan.

2) Assurance (jaminan), yaitu kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

para staf.

3) Tangible (berwujud), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan

eksistensinya kepada pihak eksternal.

4) Empathy (empati), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus kepada kebutuhan

pelanggan.

17
5) Responsiveness (ketanggapan), yaitu keinginan para staf untuk membantu para

pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Tingkat Kepentingan Pelanggan

Tingkat kepentingan pelanggan didefinisikan sebagai keyakinan pelanggan,

sebelum mencoba atau membeli suatu produk atau jasa, yang akan dijadikan standar

acuan dalam menilai kinerja suatu produk jasa.

Menurut Parasuramn dalam Triptono (2006) terdapat dua tingkatan

kepentingan konsumen yaitu; adequate service dan desired service. Adequate

service adalah tingkat kinerja minimal yang masih dapat diterima berdasarkan

perkiraan jasa yang mungkin akan diterima dan tergantung pada alternatif yang

tersedia. . Sedangkan desired service adalah tingkat kinerja yang diharapkan

pelanggan akan diterimanya, yang merupakan gabungan dari kepercayaan

pelanggan mengenai apa yang dapat dan harus diterimanya.

Desired service dipengruhi oleh faktor-faktorsebagai berikut:

a. Keinginan dilayani dengan baik dan benar

Pelanggan berharap dilayani dengan baik karena ia melihat pelanggan lain

dengan baik serta dilayani dengan benar, dimana pelayanan yang benar

tergantung pada falsafah individu yang bersangkutan.

b. Kebutuhan perseorangan

Pelayanan yang diharapkan pelanggan karena kebutuhan pelayan tersebut

bersifat mendasar dan terikat dengan kesejahteraan pelanggan.

18
c. Janji secara langsung

Pelayanan yang diharapkan pelanggan karena pelanggan dijanjikan

mendapatkan pelayanan seperti itu oleh pemberi jasa.

d. Janji secara tidak langsung

Pelayanan yang diharapkan pelanggan karena pelanggan memperoleh petunjuk

yang berkaitan dengan pelayanan tersebut sehingga ia menarik kesimpulan

tentang pelayanan seperti apa yang seharusnya diberikan, petunjuk tersebut

meliputi harga serta peralatan pendukung pelayanan.

e. Konsumsi mulut ke mulut

Pelayanan yang diharapkan pelanggan karena menerima informasi atau

pertanyaan yang disimpankan oleh pihak lain pemberi jasa.

f. Pelanggan masa lalu

Pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan karena iya telah memilki

pengalaman yang meliputi hak-hak yang telah diketahui.

Adequate service dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Keadaan darurat

Pelayanan minimal yang harus diterima oleh pelanggan karena pelanggan

membutuhkan pelayan tersebut untuk sementara waktu.

b. Ketersediaan alternatif

Pelayanan minimal yang diharapkan oleh pelanggan yang muncul dari persepsi

pelanggan atas tingkat pelayanan perusahaan lain yang sejenis.

c. Derajat keterampilan pelanggan

Pelayanan yang minimal diterima pelanggan karena pelanggan terlibat di

19
dalam penyediaan jasa tersebut.

d. Faktor-faktor yang bergantung situasi

Pelayanan minimal yang asih dapat diterima oleh pelanggan karena adanya

peristiwa yang dapat mempengaruhi kinerja jasa yang berada di luar kendali

penyedia jasa.

e. Pelayanan yang diperkirakan

Pelayanan minimal yang masih dapat diterima pelanggan karena pelanggan

telah memperkirakan akan mendapata pelayanan seminimal itu.

Importance-Performance Analysis (IPA)

John A Martilla dan John C. James mengembangkan sebuah konsep

Importance-Performance Analysis (IPA) yang sebenarnya berasal dari konsep

Satisfaction Quality. Konsep ini berisi bagaimana menterjemahkan apa yang

diinginkan oleh pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa yang harus

dilakukan oleh penyedia jasa agar menghasilkan produk berkualitas, baik yang

berwujud maupun tidak berujud (Supranto, 2001).

Importance-Performance Analysis (IPA) merupakan alat bantu dalam

menganalisis atau untuk membandingkan sampai sejauh mana kinerja/pelayanan

yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa dibandingkan terhadap tingkat kepuasan

yang diinginkan. Untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat

kepuasan/kinerja pelayanan terhadap jawaban responden, digunakan skala lima

tingkat. Dari hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian

kinerja/pelayanan, maka akan diperoleh suatu perhitungan mengenai tingkat

20
kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya. Tingkat

kesesuaian merupakan hasil perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan dengan

skor kepentingan, sehingga tingkat kesesuain inilah yang akan dipakai dalam

penanganan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna jasa angkutan

laut.

Ada dua buah variabel yang akan menentukan tingkat kinerja penyedia jasa

pelayanan jasa pelayanan, pada tingkat kepentingan (diberi simbol Y) dan tingkat

pelayanan (diberi simbol X) sebagaimana dijelaskan dengan model matematik

sebagai berikut:

Τ = × 100%……………………………...(2.1)


Χ= ……………………………………….(2.2)


= ……………………………………....(2.3)

Dimana: Τ = Tingkat kesesuaian responden

X = Skor penilaian kualitas pelayanan jasa (kinerja)

Y = Skor penilaian kualitas pelayanan kepentingan pengguna jasa

= Skor rata-rata tingkat pelayanan jasa (kinerja)

= Skor rata-rata tingkat kepentingan

Ν = Jumlah responden

21
Selanjutnya unsur-unsur dari atribut akan dikelompokan dalam salah satu

dari tempat kuadran yang disebut dengan diagram kartesius yang dibatasi oleh

sumbu X dan sumbu Y. Diagram kartesius digunakan untuk mengetahui tingkat

harapan pelayanan menurut konsumen dan tingkat kepuasan konsumen terhadap

pelayanan yang diberikan perusahaan atau penyedia jasa, seperti terlihat dalam

gambar berikut:

Gambar 2. 1 Importance Performance Diagram Kartesius

Adapun keterangan pada kuadran 1,2,3, dan 4 pada gambar di atas antara

lain sebagai berikut:

1) Kuadran 1, dapat diartikan bahwa unsur tersebut memiliki importance tinggi

dan performance rendah. Pada kondisi ini, kepentingan pengguna jasa berupa

faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan berada pada tingkat tinggi

(dianggap penting), sedangkan dari sisi kepuasan, pengguna jasa merasa tidak

puas sehingga menuntut adanya perbaikan kualitas pelayanan menjadi prioritas

utama oleh penyedia jasa.

22
2) Kuadran 2, maka unsur tersebut memiliki importance tinggi dengan

performance juga tinggi. Kondisi ini berarti faktor-faktor yang mempengaruhi

pelayanan dianggap penting dan menjadi keunggulan pengguna jasa juga

terpenuhi (sudah merasa puas). Dalam hal ini pengolahan penyedia jasa

diharapkan dapat mempertahankan prestasinya dalam bentuk kualitas

pelayanan/kinerjanya.

3) Kuadran 3, maka unsur tersebut memiliki importance rendah dengan

performance juga rendah. Kondisi ini menunjukan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kualitas pelayanan dianggap tidak penting oleh pengguna

jasa dan kinerja penyedia jasa biasa-biasa saja sehingga pengguna jasa tidak

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Peningkatan kualitas pelayanan

pada kondisi ini tidak terlalu mendesak sehingga menjadi prioritas rendah

dalam perbaikan pelayanan.

4) Kuadran 4, memiliki importance rendah sedangkan performance tinggi, artinya

pada kondisi ini faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan tidak penting

bagi pengguna jasa. Pengguna jasa merasa pelayanan yang diterima lebih dari

yang diharapkan (berlebihan) sehingga tidak perlu ada perbaikan penyenan

dari penyedia jasa.

Skala Likert

Skala likert atau likert scale adalah suatu skala psikometrik yang umum

digunakan dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam

riset berupa survei. Nama skala ini diambil dari nama Rensis Likert, seorang ahli

23
psikologi sosial dari Amerika Serikat. Selain itu, skala likert merupakan metode

skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif atau negatif terhadap suatu

pernyataan

Tingkat persetujuan yang dimaksud dalam skala Likert ini terdiri dari 1-5

pilihan skala penilaian yang berdasarkan tingkat kepentingan (Impotance) dan

tingkat kinerja (Performance).

a. Tingkat kepentingan (Importance)

Sebagai pedoman bagi pelanggan untuk menilai tingkat kepentingan

kualitas pelayanan, menggunakan skala Likert dengan nilai 1-5 yakni sebagai

berikut:

 Sangat penting (SP) diberi nilai 5

 Penting (P) diberi nilai 4

 Cukup penting (CP) diberi nilai 3

 Tidak penting (TP) diberi nilai 2

 Sangat tidak penting (STP) diberi nilai 1

b. Tingkat kinerja (Performance)

Sebagai pedoman bagi pelanggan untuk menilai tingkat kinerja pelayanan,

menggunakan skala Likert dengan nilai 1-5 yakni sebagai berikut:

 Sangat baik (SB) diberi nilai 5

 Baik (B) diberi nilai 4

 Cukup baik (CB) diberi nilai 3

 Kurang baik (KB) diberi nilai 2

 Sangat tidak baik (STB) diberi nilai 1

24
3 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada

pelabuhan kasipute adapun lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini

sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Peta Lokasi Penelitian

Sumber: earth.google

Gambar 3. 2 Lokasi Penelitian

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2021

25
Alur Penelitian

Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Maksud dan Tujuan

Tinjauan Pustaka

Rumusan Malasah dan Tujuan

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Primer: Pengumpulan Data Skunder:


 Hasil kuesioner  Data penumpang harian,
 Hasil Wawancara bulanan dan tahunan.
 Data fasilitas penunjang
pelabuhan dan fasilitas
kapal

Analisa Data

Hasil dan
Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3. 3 Diagram Alir Metodologi Penelitian

26
Teknik Pengambilan Data

Sabagai pelengkap pembahasan ini maka diperlukan adanya data atau

informasi baik dari dalam pelabuhan, dari luar pelabuhan maupun dari instansi

terkait. Penulis memperoleh data dengan cara sebagai berikut:

3.3.1 Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan pada pelabuhan memperoleh data yang

berhubungan dengan penulisan dengan cara:

1. Observasi

Suatu bentuk penelitian yang dilakukan penulis dengan melakukan

pengamatan, baik secara bertahap, langsung maupun tidak langsung seperti

meemberikan pertanyaan untuk dijawab.

2. Wawancara

Suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak

yang bersangkutan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan matri

pembahasan.

3. Kuesioner

Suatu cara pengumpulan dara dengan memberikan data atau menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan

memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.

3.3.2 Penelitian Kepustakaan

Penelitian yang dilakukan dengan membaca beberapa buku literatur-

literatur, mengumpulkan dokumen, arsip, maupun catatan penting yang

27
berhubungan dengan permasalahan penulisan skripsi ini dan selanjutnya diolah

kembali.

Sumber Data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan skripsi ini,

penulis memperoleh data yang bersumber dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari melalui wawancara dengan bantuan kuesioner

kepada responden. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner adalah

closed ended questions, yaitu bentuk pertanyaan dengan beberapa alternative

jawaban bagi responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen instansi

terkait yang ada hubungannya dengan pembahasan penulis.

Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi bukannya hanya orang tetapi juga objek dan benda-benda alam

yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah pada obyek yang dipelajari, tetapi

meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu

dan sampel merupakan bagian dari populasi tersebut.

Menurut Sugiono (2006:73) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

28
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan data dari para responden.

Data yang diambil adalah data dari sampel yang mewakili seluruh populasi.

Maka sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative

(mewakili).

3.5.2 Sampel

Sedangkan sampel menurut sugiono (2006:73) adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini

penentuankan jumlah sampel yang digunakan untuk populasi kinerja pelayanan

Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bomabana adalah dengan menggunakan rumus

Slovin, jadi populasi terget (N) orang, dan menetapkan batas toleransi kesalahan

sebesar 10% (Surjarwani 2014). Adapun untuk lebih jelasnya rumus penentuan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

= …………………………(3.1)
( . )

Dimana: = Jumlah sampel

Ν = Jumlah total populasi

= Batas toleransi error

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel

berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu

29
dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat

dijadikan sampel atau responden ( Riduwan, 2012).

Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tentang kinerja pelayanan pelabuhan

Kasipute yang dilihat dari sudut pandang pengguna jasa pelayanan pelabuhan.

Adapun yang akan saya teliti dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Indikator penelitian yang mempengaruhi faktor-faktor kinerja pelayanan

Pelabuhan

Dimensi kualitas
Atribut/Instrumen Dimensi menurut SPM
pelayanan/kinerja

Ketepatan jadwal pemberangkatan kapal Realibility Keteraturan


Ketepatan jadwal kedatangan kapal Realibility Keteraturan
Ketepatan dan kecepatan waktu pelayanan Realibility Keteraturan
Kemampuan petugas dalam memberikan Responsiviness Kenyamanan
pelayanan secara cepat dan tepat kepada
penumpang
Tindak cepat petugas bila ada masalah Responsiviness Keamanan dan
Kenyamanan
Kemamapuan petugas menaggapi permintaan Responsiviness Keteraturan
penumpang
Keamanan dan kenyamanan dalam kapal Assurance Keteraturan dan
kenyamanan
Keamanan barang bawaan penumpang Assurance Keamanan dan
Kenyamanan
Keamanan dan kenyamanan selama berada Assurance Keamanan dan
diarea pelabuhan Kenyamanan
Perhatian petugas terhadap penumpang kapal Empathy Kenyamanan dan
kesetaraan
Keramahan kru di dalam kapal Empathy Kenyamanan dan
kesetaraan
Kemampuan berkomunikasi petugas Empathy Keteraturan dan
pelabuhan dalam memberikan informasi kemudahan
jadwal kedatangan kapal dan keberangkatan
kapal
Kebersihan lingkungan kawasan pelabuhan Tangible Kenyamanan

30
Penataan eksterior (lokasi parkir & lain-lain) Tangible Keteraturan dan
dan interior (ruang tunggu & lain-lain) kemudahan
dipelabuhan
Kelengkapan fasilitas kapal dan kelengkapan Tangible Keteraturan,
fasilitas pelabuhan yang disediakan kenyamanan dan
keselamatan
Sumber: Peneliti, 2021

Pengolahan Data

Setelah memperoleh data primer dan data sekunder, kemudian dilakukan

pengolahan data. Pada rumusan masalah yang ada pada bab I terdapat dua, dimana

pada kinerja pelayanan dan tingkat kepentingan pengguna pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana prosesnya adalah menggunakan metode Importance-

Performance Analysis (IPA) dan dibantu dengan perangkat lunak Statistical

Product and Service Solutions (SPSS) dan Microsoft Excel Office. Setelah itu, data-

data tersebut dijelaskan sesuai dengan SPM dan yang tidak sesuai dengan SPM

menurut Peraturan Meteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun

2019.

Instrumen Penelitian

Pengisian kuesioner diukur dengan menggunakan skala likert yang dimana

memiliki bobot 1-5 yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Skala likert

kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambahkan bobot dari

jawaban yang dipilih. Nilai rata-rata dari masing-masing responden dapat

dikelompokan dalam kelas interval, dengan jumlah kelas 5 intervalnya dapat

dihitung dengan rumus sebagai barikut:

31
= ………………(3.2)

5− 1
=
5

= 0,8

Dari skala tersebut skala distribusi terhadap jawaban responden dapat kita

lihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Skala distribusi terhadap jawaban responden

Skor Kinerja Kepntingan


1,00 - 1,79 Sangat Tidak Baik Sangat Tidak Penting
1,80 - 2,59 Kurang Baik Tidak Penting
2,60 - 3,39 Cukup Baik Cukup Penting
3,40 - 4,19 Baik Penting
4,20 - 5,00 Sangat Baik Sangat Penting
Sumber: Skripsi, Rajagukguk, 2013

Dikarenakan penelitian ini menggunkan kuesioner untuk mendapatkan data,

oleh karena itu indikator-indikator atau pertanyaan pada kuesioner memiliki bobot

atau nilai di setiap jawaban yang berbeda dan setiap pertanyaan memiliki dua

jawaban dalam skala Likert berdasarkan tingkat kepentingan (Impotance) dan

tingkat kinerja/pelayanan (Performance). Adapun bobot jawaban kuesioner pada

skala Likert dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.3 Bobot jawaban kuesioner

No Jawaban Bobot
1 Sangat baik/Sangat penting (SB/SP) 5
2 Baik/Penting (B/P) 4
3 Cukup baik/Cukup penting (CB/CP) 3
4 Kurang Baik/Tidak penting (KB/TP) 2
5 Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Penting (STB/STP) 1
Sumber: Sugiarto, 2018

32
Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah analisa data-

data kuantatif yang diperlukan adanya perhitungan matematis sebagai alat bantu

analisis,sebagai berikut:

1) Uji Validitas

Pada penelitian ini, uji validitas digunakan untuk menentukan valid atau

tidaknya suatu kuesioner. Untuk menguji validitas penelitian ini, rumus yang

digunakan adalah rumus koefisien korelasi dengan menggunakan bantuan prangkat

lunak Statistic Product and Service Solutions (SPSS) versi 25 for windows. Berikut

rumus korelasi product moment:


…………………...(3.2)
²

Dimana: r Koefisien korelasi

N Jumlah sampel

Σx Jumlah skor butir

Σy Jumlah skor variabel

Σ Jumlah perkalian skor butir dan skor variabel

Σ Jumlah skor butir kuadrat

Σ Jumlah skor variabel kuadrat

33
2) Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach

yaitu penghitungan dilakukan dengan menghitung rata-rata interkolerasi diantara

butir-butir pertanyaan dalam kuesioner. Menurut Sujerweni (2014), variabel

kuesioner dikatakan reliabel jika nilai alphnya lebih dari 0,6. Dengan dilakukan uji

reliabilitas makan akan menghasilkan suatu instrumen yang benar-benar tepat dan

akurat. Adapun persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:

= ( )(1 − )……………………………….(3.3)

Dimana: = Jumlah butir

= Variasi butir

= Variasi total

3) Analisis kinerja dan pelayanan pelabuhan dengan metode Importance

Performance Analysis (IPA)

Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja dan pelayanan

pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana menggunakan Importance-Performance

Analysis (IPA) lalu mendiskripsikannya. Analisis ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan

Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana. Dalam analisis ini terdapat dua variabel

yang akan diwakili dengan huruf X dan Y, dimana pada tingkat kepentingan (diberi

simbol Y) dan tingkat kinerja/pelayanan (diberi simbol X). Sedangkan untuk

34
persamaan sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun langkah-langkah

sebagai berikut:

a) Membagi keusioner kepada responden/penumpang;

b) Menghitung tingkat kesesuaian tiap dimensi pelayanan (Reliability,

Responsivennes, Assurance, Emphaty, Tangible);

c) Menghitung total tingkat kesesuain untuk seluruh responden;

d) Menghitung kesenjangan antara kinerja suatu variabel dengan harapan

pengguna/penumpang dengan variabel tersebut menggunakan analisis gap

model Servqual.

e) Menghitungan rata-rata dari tiap atribut pertanyaan kemudian diplotkan ke

dalam diagram kartesius dan menjelaskan tiap kuadrannya.

4) Analisis kinerja dan pelayanan berdasarkan standar pelayanan minimum di

pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana

Analisis kinerja pelayanan dilakukan berdasarkan pada pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana. Analisis ini untuk mengevaluasi kinerja dan pelayanan yang

ada di pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana dengan para aspek-aspek yang

telah ditetapkan peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62

Tahun 2019. Adapun aspek-aspeknya yang meliputi pada SPM angkutan

penyeberangan untuk pelayanan penumpang, SPM angkutan penyeberangan untuk

pemuatan kendaraan, dan SPM angkutan penyeberangan untuk pengoperasian

kapal. Yakni seperti aspek-aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan,

kemudahan, keteraturan, dan kesetaraan.

35
4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pelabuhan Kasipute merupakan pelabuhan yang melayani lalu lintas

penyeberangan dari Kasipute ke Kabaena, Kasipute ke Tondasi, Kasipute ke Bau-

Bau maupun sebaliknya. Dimana pada penyeberang Kasipute ke Kabaena ini

dilayani oleh 10 (sepuluh) kapal, Tondasi ke Kabaena dilayani oleh 3 (tiga) kapal,

dan pada penyeberangan Kasipute ke Bua-Bau dilayani oleh 6 (enam) kapal.

Pelabuhan Kasipute merupakan akses transportasi laut yang sangat diminati

bagi masyarakat Kasipute ataupun masyarakat di luar Kasipute yang akan

bepergian ke Kabaena, Tondasi, ataupun Bau-Bau. Selain itu pelabuhan Kasipute

memiliki 8 (delapan) orang petugas DISHUB (Dinas Perhubungan) dan 3 (tiga)

orang Syahbandar. Pelabuhan Kasipute juga merupakan pelabuhan yang berstatus

sementara sehingga pelabuhan ini masih kurang lengkap akan fasilitas-fasilitas

penunjang.

Populasi dan Sampel

Data yang diperoleh pada saat survey diharapkan memenuhi syarat

minimum jumlah sampel yang diperlukan. Kuesioner disebar secara langsung

kepada responden yang mengisi lembar kuesioner yang telah disebar sebelumnya.

Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pengguna pelabuhan itu

sendiri. Berdasarkan data penumpang yang didapatkan dari dinas terkait (Dinas

36
Perhubungan Kabupaten Bombana) pada tahun 2019 yaitu 37.213 orang, dimana

dari data tersebut didapatkan data perhari penumpang sebanyak 102 orang

penumpang.

Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil atau di teliti, berdasarkan

data yang telah didapatkan pada instansi terkait (Dinas Perhubungan Kab.

Bombana) maka kita dapat melakukan penarikan sampel dengan cara sebagai

berikut:

…………………………...(3.1)
.

Dimana: Jumlah sampel

Ν Jumlah total populasi

Batas toleransi error

Maka :

102

1 102. 10%

99,029 = 100 Responden (dibulatkan)

Hasil Penelitian

4.3.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh melalui kuesioner yang

diberikan kepada penumpang/pengguna pelabuhan Kasipute sebagai responden,

maka dapat diketahui karakteristik setiap pelanggan. Hal ini dilakukan dengan

37
harapan bahwa informasi ini dapat menjadi bagi pelabuhan Kasipute dalam

menyusun strategi pelayanan yang sesuai dengan karakteristik

penumpang/pengguna dimasa yang akn datang.

Karakteristik/identitas responden ini berdasarakan jenis kelamin,

pendidikan terakhir, profesi/pekerjaan

1) Jenis kelamin responden

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin
(Orang) (%)
Pria 66 66
Wanita 34 34
Total 100 100
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan jenis kelamin, responden ternyata didominasi oleh

penumpang/pengguna yang berjenis kelamin pria sebanyak 66 orang dengan

persentase 66 % dan sisanya adalah responden wanita sebanyak 34 orang dengan

persentase 34 %. Jumlah responden pria lebih banyak dibanding responden wanita

merupakan faktor kebetulan karena pada saat penyebaran kuesioner, responden

yang berpartispasi lebih banyak pengguna atau penumpang pria, namun demikian

perbedaan jenis kelamin bisa menimbulkan pendapat atau sudut pandang yang

berbeda dalam menilai kualitas kinerja/pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan

Kasipute.

38
2) Pendidikan terakhir reponden

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan terakhir

Frekuensi Presentase
Pendidikan Terakhir
(Orang) (%)
SD - 0
SMP - 0
SMA 67 67
Sarjana 29 29
Pasca Sarjana 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden, dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden 67 orang atau 67 % diantaranya tamatan SMA, 29

orang atau 29 % sarajana, 4 orang atau 4 % pasca sarjana, sedangkan untuk tamatan

SD dan SMP tidak ada orang atau 0 %. Tingkat pendidikan seseorang menunjukan

tingkat pengetahuan dan wawasan yang dimiliki, dimana akan berpengaruh pada

kemampuan analisis terhadap suatu permasalahan seperti kinerja/pelayanan dan

kepentingan bagi pengguna/penumpang yang akan diberikan oleh pelabuhan

Kasipute.

3) Profesi/Pekerjaan responden

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan profesi/pekerjaan

Frekuensi Presentase
Profesi/Pekerjaan
(Orang) (%)
Pelajar/Mahasiswa 64 64
Guru/Dosen 4 4
Pegawai/karyawan 10 10

39
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan profesi/pekerjaan (Lanjutan)

Frekuensi Presentase
Profesi/Pekerjaan
(Orang) (%)
Wiraswasta 12 12
Lain-lain 10 10
Jumlah 100 100
Sumber: Analisa data, 2021

Dari data di atas diketahui karakteristik responden yang paling dominan yaitu

pelajar/mahasiswa yang menjadi pengguna/penumpang sebanyak 64 orang atau 64

%, diikuti wiraswasta sebanyak 12 orang atau 12 %, pegawai/karyawan sebanyak

10 orang atau 10 %, dan juga lain-lain sebanyak 10 orang atau 10 %, sedangkan

yang guru/dosen sebanyak 4 orang atau 4 %. Tingkat profesi yang dimiliki

seseorang menunjukan para pengguna/penumpang memang kebanyakan dari

mereka adalah pelajar/mahasiswa. Di karena tuntutan akan pendidikan atau

bersekolah keluar dari daerah mereka masing-masing. Sehigga mereka melakukan

perjalanan menggunakan pelabuhan Kasipute ini

4.3.2 Uji Validitas

Uji validitas data dilakukan untuk mengukur apakah kuesioner yang telah

di berikan kepada responden tersebut valid atau tidak valid. Pada penelitian in

dilakukan uji validitas pada atribut pertanyaan yang dibuat dalam kuesioner yang

dimodifikasi dengan pertanyaan yang menyangkut kinerja/pelayanan Pelabuhan

Kasipute Kabupaten Bombana. Adapun uji validitas ini dilakukan dengan teknik

40
Corrected Corelation menggunakan program aplikasi SPSS versi 25. Berikut

langkah-langkah dalam menguji validitas data.

a) Menentukan Hipotesis

Hο = Butir pertanyaan kuesioner

Hı = Butir pertanyaan kuesioner ridak valid

b) Menentukan Nilai rtabel

Untuk harga rtabel dengan tingkat α = 10% dan degree of freedom (df) = N –

2 = 100 – 2 = 98, maka nilai rtabel = 0,256

c) Mencari Nilai rxy

Perhitungan rxy dapat diperoleh setelah melakukan pengelolahan data

dengan menggunakan bantuan software SPSS 25 for Windows. Nilai rxy

dapat dilihat dari hasil output SPSS 25 pada nilai Correcred item Total.

d) Membandingkan Nilai rxy dengan Nilai rtabel

Jika rxy ≥ rtabel maka Hο diterima (Valid)

Jika rxy ≤ rtabel maka Hο diterima (Tidak Valid)

Untuk melihat hasil perbandingan nilai rxy dengan rtabel dari semua butir

pertanyaan kuesioner yang telah dihitung menggunakan software SPSS 25 for

Windows dapat dilihat pada tabel berikut, dimana Pengujian validasi menggunakan

metode koefisien korelasi dimana persamaan yang digunakan sebagai berikut:

( )( )
= …………………...(4.1)
[( ( )²( ]

41
Dimana: r = Korelasi product momen

N = Jumlah sampel

Σx = Jumlah skor butir

Σy = Jumlah skor variabel

Σ = Jumlah perkalian skor butir dan skor variabel

Σ = Jumlah skor butir kuadrat

Σ = Jumlah skor variabel kuadrat

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Atribut

No Atribut rxy r-tabel Status

Ketepatan jadwal
1 0,712 0,256 Valid
pemberangkatan kapal
Ketepatan jadwal kedatangan
2 0,494 0,256 Valid
kapal
Ketepatan dan kecepatan waktu
3 0,785 0,256 Valid
pelayanan
Kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan secara
4 0,906 0,256 Valid
cepat dan tepat kepada
penumpang
Tindak cepat petugas bila ada
5 0,813 0,256 Valid
masalah
Kemamapuan petugas
6 menaggapi permintaan 0,679 0,256 Valid
penumpang
Keamanan dan kenyamanan
7 0,749 0,256 Valid
dalam kapal
Keamanan barang bawaan
8 0,886 0,256 Valid
penumpang
Keamanan dan kenyamanan
9 0,899 0,256 Valid
selama berada diarea pelabuhan
Perhatian petugas terhadap
10 0,857 0,256 Valid
penumpang kapal

11 Keramahan kru di dalam kapal 0,808 0,256 Valid

42
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Atribut (Lanjutan)

No Atribut rxy r-tabel Status

Kemampuan berkomunikasi
petugas pelabuhan dalam
12 memberikan informasi jadwal 0,905 0,256 Valid
kedatangan kapal dan
keberangkatan kapal
Kebersihan lingkungan kawasan
13 0,666 0,256 Valid
pelabuhan
Penataan eksterior (lokasi parkir
14 & lain-lain) dan interior (ruang 0,712 0,256 Valid
tunggu & lain-lain) dipelabuhan
Kelengkapan fasilitas kapal dan
15 kelengkapan fasilitas pelabuhan 0,604 0,256 Valid
yang disediakan
Sumber: Analisa data, 2021

Pada perhitungn hasil uji validitas menggunakan 100 kuesioner dengan

menggunakan bantuan software SPSS 25 for windows. Adapun uji validitas dalam

table di atas dapat diketahui bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner memiliki

nilai rxy > 0,256. Sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner pada item-item

pertanyaan pada dimensi kinerja/pelayanan tangibles, reliability, responsiveness,

assurance, dan empathy adalah valid.

4.3.3 Uji Reliabilitas Data

Setelah dilakukan uji validitas syarat penting lain yang juga diperlukan pada

penelitian yaitu kereliabilitasan suatu data. Teknik uji reliabilitas yang digunakan

adalah analisis dengan menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan software

SPSS 25 for windows. Berikut langkah-langkah dalam menguji realibilitas data.

a) Menentukan Hipotesis

Hο = Butir pertanyaan kuesioner

43
Hı = Butir pertanyaan kuesioner ridak valid

b) Menentukan Nilai rhitung

Jika rCronbach’s Alpha ≥ 0,6 maka Hο diterima (reliabel)

Jika rCronbach’s Alpha ≤ 0,6 maka Hο tidak diterima (tidak reliabel)

Pengujian relibilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala berperingkat,

dimana persamaan yang digunakan sebagai berikut:

= ( )(1 − )……………………………….(4.2)

Dimana: = Jumlah butir

= Variasi butir

= Variasi total

Hasil dari perhitungan rCronbach’s Alpha pada software SPSS 25 for windows

pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Uji Realibilitas Data

No Dimensi Cronbach’s Alpha


1 Reliability (Keandalan) 0,790
2 Responsiveness (Daya tanggap) 0,761
3 Assurance (Jaminan) 0,917
4 Emphaty (Empati) 0,921
5 Tangible (Bukti langsung) 0,756
Sumber: Analisa data, 2021

44
Dari Tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari

seluruh dimensi ≥ 0,6 sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner pada dimensi

reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible adalah reliabel.

4.3.4 Analisis kinerja dan Pelayanan Pelabuhan Kasipute dengan Metode

Importance Performance Analisis (IPA)

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, jawaban dari resonden yang

telah direkapitulasi kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana tingkat

kepentingan/kepuasan pengguna terhadap kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu X dan Y,

dimana X merupakan kinerja/pelayanan pelabuhan Kasipute sedangkan Y

merupakan kepentingan bagi pengguna/penumpang pelabuhan Kasipute. Dimana

akan dianalisa menggunakan metode Importance Performance Analisis (IPA) yang

akan digambarkan kedalam diagram kartesius.

Akan tetapi sebelum memasuki tahap tersebut terlebih dahulu menghitung

tingkat kesesuaian dari setiap dimensi pelayanan (Reliability, Responsiveness,

Assurance, Emphaty, dan Tangible), menghitung tingkat kesesuain keseluruhan,

menghitung kesenjangan antara kinerja suatu variabel dengan harapan

pengguna/penumpang dengan variabel tersebut menggunakan analisis gap model

Servqual, menghitung rata-rata tiap atribut kinerja dan kepentingan untuk

dimasukan kedalam diagram kartesius, dan mencari mean dari kinerja dan

kepentingan untuk di jadikan titik potong antara X dan Y.

45
Adapun persamaan yang digunakan pada Importance Performance Analisis

(IPA) dan hasil perhitungan sebagai berikut:

Τ = × 100%……………………………...(4.3)


Χ= ……………………………………….(4.4)


= ……………………………………....(4.5)

Dimana: Τ = Tingkat kesesuaian responden

X = Skor penilaian kualitas pelayanan jasa (kinerja/pelayanan)

Y = Skor penilaian kualitas pelayanan kepentingan pengguna jasa

= Skor rata-rata tingkat pelayanan jasa (kinerja/pelayanan)

= Skor rata-rata tingkat kepentingan pengguna

Ν = Jumlah responden

1. Tingkat kesesuaian tiap dimensi dan tingkat kesesuaian total

Adapun hasil perhitungan tingkat kesesuaian tiap-tiap dimensi (Reliability,

Responsiveness, Assurance, Emphaty, dan Tangible) dan total tingkat kesesuaian

responden dapat dilihat pada tabel-tabel sebagai berikut:

46
a) Reliability

Tabel 4.6 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Reliability

Kinerja/ Tingkat
Kepentingan
Dimensi Pelayanan Kesesuaian
(Y)
(X) (Tk) (%)

Reliability

400 490
1. Ketepatan jadwal pemberangkatan
kapal

83,69 %
2. Ketepatan jadwal kedatangan kapal 410 470

3. Ketepatan dan kecepatan waktu


370 450
pelayanan
Total 1180 1410
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.6 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Reliability,

mendapatkan hasil dimana pada dimensi Reliability mendapatkan angka persentase

83,69 % dimana angkat tersebut berada pada kategori sangat baik. Akan tetapi pada

total kepentingan masih lebih tinggi dari pada total kinerja sehingga ini mengartikan

pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih perlu meningkatkan kinerja dari

Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

47
b) Responsiveness

Tabel 4.7 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Responsiveness

Kinerja/ Tingkat
Kepentingan
Dimensi Pelayanan Kesesuaian
(Y)
(X) (Tk) (%)

Responsiveness

4. Kemampuan petugas dalam 370 480


memberikan pelayanan secara cepat
dan tepat kepada penumpang
77,25 %
5. Tindak cepat petugas bila ada
masalah 360 480

6. Kemamapuan petugas menaggapi


360 451
permintaan penumpang
Total 1090 1411
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.7 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi

Responsiveness, mendapatkan hasil dimana pada dimensi Responsiveness

mendapatkan angka persentase 77,25 % dimana angkat tersebut berada pada

kategori baik. Akan tetapi pada total kepentingan masih lebih tinggi dari pada total

kinerja sehingga ini mengartikan pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih perlu

meningkatkan kinerja dari Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

48
c) Assurance

Tabel 4.8 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Assurance

Kinerja/ Tingkat
Kepentingan
Dimensi Pelayanan Kesesuaian
(Y)
(X) (Tk) (%)

Assurance

350 488
7. Keamanan dan kenyamanan dalam
kapal

75,18 %
8. Keamanan barang bawaan
360 470
penumpang

9. Keamanan dan kenyamanan selama


350 452
berada diarea pelabuhan
Total 1060 1410
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.8 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Assurance,

mendapatkan hasil dimana pada dimensi Assurance mendapatkan angka persentase

75,18 % dimana angkat tersebut berada pada kategori baik. Akan tetapi pada total

kepentingan masih lebih tinggi dari pada total kinerja sehingga ini mengartikan

pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih perlu meningkatkan kinerja dari

Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

49
d) Emphaty

Tabel 4.9 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Emphaty

Kinerja/ Tingkat
Kepentingan
Dimensi Pelayanan Kesesuaian
(Y)
(X) (Tk) (%)

Emphaty

350 467
10. Keamanan dan kenyamanan dalam
kapal

77,81 %
11. Keamanan barang bawaan
360 451
penumpang

12. Keamanan dan kenyamanan selama


370 470
berada diarea pelabuhan
Total 1080 1388
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.9 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Emphaty,

mendapatkan hasil dimana pada dimensi Emphaty mendapatkan angka persentase

77,81 % dimana angkat tersebut berada pada kategori baik. Akan tetapi pada total

kepentingan juga masih lebih tinggi dari pada total kinerja sehingga ini mengartikan

pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih perlu meningkatkan kinerja dari

Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

50
e) Tangible

Tabel 4.10 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Tangible

Kinerja/ Tingkat
Kepentingan
Dimensi Pelayanan Kesesuaian
(Y)
(X) (Tk) (%)

Tangible

280 480
13. Kebersihan lingkungan
kawasan pelabuhan

14. Penataan eksterior (lokasi


parkir & lain-lain) dan interior
54,17 %
250 480
(ruang tunggu & lain-lain)
dipelabuhan
15. Kelengkapan fasilitas kapal
dan kelengkapan fasilitas pelabuhan 250 480
yang disediakan
Total 780 1440
Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.10 Tingkat kesesuaian responden pada dimensi Tangible,

mendapatkan hasil dimana pada dimensi Tangible mendapatkan angka persentase

54,17 % dimana angkat tersebut berada pada kategori cukup baik. Akan tetapi pada

total kepentingan masih jauh lebih lebih tinggi dari pada total kinerja sehingga ini

mengartikan pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih perlu meningkatkan

kinerja dari Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

51
f) Total tingkat kesesuain responden

Tabel 4.11 Total tingkat kesesuaian responden

Total
Total Tingkat
Kinerja/
Kepentingan Kesesuaian
Pelayanan
(Y) (Tk) (%)
(X)

5190 7059 73,52 %

Sumber: Analisa data, 2021

Berdasarkan tabel 4.11 Total tingkat kesesuaian responden, mendapatkan

hasil dimana angka persentase yang didapatkan yaitu 73,52 %, artinya angkat

tersebut berada pada kategori baik. Akan tetapi pada total kepentingan keseluruhan

responden masih jauh lebih tinggi dari pada total kinerja sehingga ini mengartikan

pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih sangat perlu meningkatkan kinerja dari

Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

2. Analisis gap model Servqual

Analisis gap merupakan suatu metode pengukuran untuk mengetahui

kesenjangan (gap) antara kinerja suatu variabel dengan harapan ataupun

kepentingan pengguna terhadap variabel tersebut. Analisis gap itu sendiri

merupakan bagian dari metode IPA (Importance-Peformance Analysis), atau

analisis gap juga adalah analisis antara kinerja kualitas jasa yang ada ( ) dengan

52
kualitas jasa yang di inginkan ( ). Adapun kriteria penilaiannya yaitu sebagai

berikut:

Jika > maka dikatakan pelanggan merasa sangat puas

Jika = maka dikatakan pelanggan merasa puas

Jika < maka dikatakan pelanggan tidak puas

Adapun hasil analisis gap tingkat kepuasan dan rata-rata (mean) kinerja dan

kepentingan adalah sebagai barikut:

Tabel 4.12 Analisis gap tingkat kepuasan dan rata-rata (mean) kinerja dan

kepentingan

Skor total Mean


Skor total Mean
No Kineja/ Kinerja/ Gap
Kepentingan Kepentingan Ket
Atribut Pelayanan Pelayanan ( - )
(Y) ( )
(X) ( )
A1 400 4,00 490 4,90 -0,90 Tidak puas
A2 410 4,10 470 4,70 -0,60 Tidak puas
A3 370 3,70 450 4,50 -0,80 Tidak puas
A4 370 3,70 480 4,80 -1,10 Tidak puas
A5 360 3,60 480 4,80 -1,20 Tidak puas
A6 360 3,60 451 4,51 -0,91 Tidak puas
A7 350 3,50 488 4,88 -1,38 Tidak puas
A8 360 3,60 470 4,70 -1,10 Tidak puas
A9 350 3,50 452 4,52 -1,02 Tidak puas
A10 350 3,50 467 4,67 -1,17 Tidak puas
A11 360 3,60 451 4,51 -0,91 Tidak puas
A12 370 3,70 470 4,70 -1,00 Tidak puas
A13 280 2,80 480 4,80 -2,00 Tidak puas
A14 250 2,50 480 4,80 -2,30 Tidak puas
A15 250 2,50 480 4,80 -2,30 Tidak puas
Mean 3,460 4,706
Total
Sumber: Analisa data, 2021

53
Dari hasil tabel 4.12 Analisis gap tingkat kepuasan dan rata-rata (mean)

kinerja dan kepentingan, mendapatkan hasil dimana analisis gap dari setiap atribut

yang ada menunjukan hasil tidak puas, karena seluruh kinerja atribut masih dibawah

harapan sehingga responden tergolong tidak puas.

Dan pada tabel diatas juga mendapatkan hasil mean kinerja/pelayanan, mean

kepentingan dan mean total dari atribut kinerja/pelayanan dan kepentingan.

Dimana pada rata-rata (mean) kinerja/pelayanan dan kepentingan akan dimasukan

kedalam diagram kartesius sedangkan mean total akan menjadi titk potong untuk

sumbu X dan Y.

3. Diagram kartesius

Berdasarkan hasil dari mean total kinerja mendapatkan angka sebesar 3,460

dan mean total kepentingan mendapatkan rata-rata (mean) sebesar 4,706. Angka

tersebutlah yang akan dijadikan sebagai titik potong atau garis potong pada diagram

kartesius, dimana pada rata-rata (mean) total kinerja/pelayanan dijadikan garis

potong untuk sumbu X dan rata-rata (mean) kepentingan dijadikan sebagai garis

potong untuk sumbu Y.

Adapun diagram kartesiusnya dan penjelasan tiap kuadrannya dapat dilihat

dibawah ini:

54
Gambar 4. 1 Diagram Kartesius

Sumber: Analisa data, 2021

Pada gambar diatas terbagi atas kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan

kuadran IV. Di mana ke empat kuadran tersebut terpotong oleh sumbu X

(kinerja/pelayanan) dan sumbu Y (kepentingan). Adapun hasil dari diagram diatas

dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Kuadran I

Pada kuadran ini terdapa tiga atribut yaitu A13, A14, dan A15 yang

termaksuk didalamnya. Dimana atribut ini dianggap sangat penting, namun

memiliki tingkat kinerja/pelayanan yang masih tidak baik. Sehingga

pelabuhan Kasipute masih harus melakukan perbaikan terhadap kinerja

dari atribut ini. Adapun atribut yang dimaksud sebagai berikut:

1. Ke bersihan lingkungan kawasan pelabuhan (A13)

2. Penataan eksterior (lokasi parkir & lain-lain) dan interior (ruang tunggu

& lain-lain) dipelabuhan (A14)

55
3. Kelengkapan fasilitas kapal dan kelengkapan fasilitas pelabuhan yang

disediakan (A15).

b) Kuadran II

Pada kuadran ini menunjukan bahwa atribut yang masuk didalam kuadran

II ini merupakan atribut yang kepuasannya dianggap penting dan

kinerja/pelayanan juga dianggap sudah sesuai. Sehingga atribut tersebut

perlu di pertahankan. Adapun atribut yang dimaksud sebagai berikut:

1. Ketepatan jadwal pemberangkatan kapal (A1)

2. Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan secara cepat dan

tepat kepada penumpang (A4)

3. Tindak cepat petugas bila ada masalah (A5)

4. Keamanan dan kenyamanan dalam kapal (A7)

c) Kuadran III

Pada kuadran ini menunjukan bahwa atribut yang termaksuk kedalam

kuadran ini merupakan atribut yang memiliki tingkat kinerja/pelayanannya

rendah dan tingkat kepentingannya juga tidak terlalu penting. Akan tetapi

pada kuadran ini tidak ada satupun atribut yang masuk kedalamnya,

sehingga ini mengartikan bahwa seluruh atribut masih dianggap penting.

d) Kuadran IV

Pada kuadran ini menunjukan bahwa atribut-atribut yang berada

didalamnya diartikan bahwa tingkat kinerja/pelayanan sangat-sangat

berlebihan, namun dirasakan kurang penting oleh responden. Sehingga

56
dianggap kurang penting namun memuaskan. Adapun atribut-atribut yang

dimaksud sebagai berikut:

1. Ketepatan jadwal kedatangan kapal (A2)

2. Ketepatan dan kecepatan waktu pelayanan (A3)

3. Kemamapuan petugas menaggapi permintaan penumpang (A6)

4. Keamanan barang bawaan penumpang (A8)

5. Keamanan dan kenyamanan selama berada diarea pelabuhan (A9)

6. Keamanan dan kenyamanan dalam kapal (A10)

7. Keramahan kru di dalam kapal (A11)

8. Kemampuan berkomunikasi petugas pelabuhan dalam memberikan

informasi jadwal kedatangan kapal dan keberangkatan kapal (A12)

4.3.5 Analisis kinerja dan Pelayanan Pelabuhan Kasipute Berdasarkan

Standar Pelayanan Minimun Menurut Peraturan Menteri

Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2019

Indikator-indikator yang diperlukan untuk mengukur kinerja/pelayanan

pelabuhan kasipute adalah keselamatan, keamanan, kenyamanan, kemudahan,

keteraturan, dan kesetaraan. Data hasil analisis diperoleh dari hasil survey

dilapangan kemudian digunakan untuk menentukan tingkat pelayanan yang

diberikan oleh pihak pengelola pelabuhan kepada pengguna/penumpang dengan

menggunakan standar pelayanan minimun menurut Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor PM 62 Tahun 2019.

57
Berdasarkan penelitian diketahui banyak jenis pelayanan yang sesuai

dengan SPM dan yang tidak sesuai dengan SPM. Berikut adalah penjelasan jenis

pelayanan tersebut.

a) Jenis pelayanan yang sesuai SPM

Teruntuk pada jenis pelayanan yang sudah sesuai dengan SPM masih sangat

minim atau masih sangat kurang. Dikarenakan pelabuhan Kasipute ini masih

masih berstatus sementara. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

1. Lampu penerangan

Berfungsi sebagai sumber cahaya dipelabuhan untuk memberikan rasa

aman bagi pengguna

2. Pos dan pertugas keamanan

Pada bagian in pos masih berfungsi sangat baik sehingga dapat mengontrol

keluar masuknya orang kedalam pelabuhan, dan petugas keamanan masih

sangat menjaga ketertiban serta kelancaran sirkulasi pengguna jasa

pelabuhan Kasipute.

3. Informasi angkutan lanjutan

Sedangkan pada bagian informasi angkutan lanjutan masih sangat baik di

karenakan di depan pelabuhan tersedia terminal bayangan. Meski hanya

terminal bayangan akan tetapi terminal bayangan tersebut masih sangat

membantu pengguna Pelabuhan Kasipute untuk masalah angkutan

lanjutan.

58
b) Jenis pelayanan yang tidak sesuai SPM

Sedangkan pada jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan SPM pada

pelabuhan ini masih sangat amat banyak pelayanan yang tidak sesuai dengan

SPM. Adapun beberapa diantaranya sebagai berikut:

1. Papan informasi

Dikatakan tidak sesuai SPM karena pada pelabuhan Kasipute ini masih

tidak menyediakan papan informasi. Sehingga pengguna/penumpang

masih kesulitan tentang perihal informasi.

2. Toilet (wc umum) untuk pengguna/penumpang

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena toilet yang digunakan

adalah toilet yang berada didalam pos keamanan dikarenakan pelabuhan

ini tidak memiliki toilet umum untuk pengguna/penumpang pelabuhan

Kasipute.

3. Ruang tunggu

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena pelabuhan ini tidak

memiliki ruang tunggu khusus pengguna/penumpang, dimana ruang

tunggu yang digunakan hanya sebuah tempat teduh yang tidak memiliki

tempat duduk dan faisilitas lainnya layanknya ruang tunggu. Sehingga hal

ini dapat menyebabkan ketidak nyamanan kepada pengguna/penumpang.

4. Fasilitas kebersihan

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena pelabuhan ini tidak

memiliki petugas kebersihan dan fasilitas kebersihan seperti tempat

sampah untuk di dalam area pelabuhan Kasipute.

59
5. Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang ataupun kendaraan yang akan

diangkut

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena pengguna/penumpang

harus menaiki kapal dengan cara menunggu kru kapal merapatkan kapal

ke dermaga dan pengguna naik kekapal tanpa adanya alat atau fasilitas

seperti jembatan penyeberagan untuk bisa naik kekapal.

6. Tempat parkir

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena pada pelabuhan ini

masih tidak memiliki tempat parkir yang jelas, sehingga pengguna

pelabuhan Kasipute ini memarkir kendaraan tidak beraturan.

7. Kemudahan untuk mendapat tiket

Pada bagian ini dikatakan tidak sesuai SPM karena karena pelabuhan ini

tidak menyediakan loket pembelian tiket, sehingga pengguna/penumpang

yang baru akan menggunakan pelabuhan ini masih akan kesulitan akan

perihal pembelian tiket ini.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat diketehui tingkat kinerja

pelayanan Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana sudah berada pada kategore

baik, dimana hasil persentase yang didapatkan sebesar 73,52 %. Akan tetapi pada

nilai total penilaian yang dapatkan oleh kinerja/pelayanan Pelabuhan Kasipute

Kabupaten Bombana masih berada jauh lebih rendah dari pada total nilai

kepentingan, dimana nilai yang didapatkan kinerja hanya sebesar 5190 sedangkan

60
kepentingan mendapatkan nilai sebesar 7059. Sedangkan pada analisis gap atau

kesenjangan antara kinerja dengan kepentingan ataupun harapan pengguna

terhadap variabel tersebut mendapatkan hasil tidak puas untuk seluruh atribut.

Dimana hal ini mengartikan bahwa pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute masih

sangat perlu meningkatkan kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute Kabupaten

Bombana.

Pada metode IPA (Importance Performance Analysis) didalam diagram

kartesius memiliki hasil dimana pada kuadran I ada tiga atribut yang menurut

responden/pengguna yang masih dianggap sangat penting, namun

kinerja/pelayanannya masih sangat tidak sesuai harapan ataupun kepentingan para

pengguna. Dimana atribut yang dimaksud oleh responden adalah kebersihan

lingkungan kawasan pelabuhan, penataan eksterior (lokasi parkir & lain-lain) dan

interior (ruang tunggu & lain-lain), kelengkapan fasilitas kapal dan fasilitas

pelabuhan yang disediakan. Sehingga pada ketiga hal tersebut masih sangat

diharapkan oleh responden agar ketiga atribut tersebut dilakukan perbaikan, guna

untuk kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute yang lebih baik lagi.

Pada kuadran II ada empat atribut yang menurut responden atau pengguna

masih sangat penting serta kinerja pelayanannya sudah sesuai atau sudah baik.

Dimana atribut yang dimaksud adalah ketepatan jadwal pemberangkan kapal,

kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada

penumpang, tindakan cepat petugaas bila ada masalah, keamanan dan kenyamanan

dalam kapal. Sehingga bagi responden keempat atribut tersebut perlu dipertahankan

untuk kemajuan dari Pelabuhan Kasipute itu sendiri.

61
Menurut responden pada kuadran III tidak ada atribut yang memiliki

kinerja/pelayanan yang rendah dan tidak penting. Sehingga menurut responden

seluruh atribut masih sangat di anggap penting. Sedangkan kuadran IV

mendapatkan hasil dimana ada delapan atribut yang dinilai oleh reponden bahwa

kinerja/pelayanan yang diberikan oleh Pelabuhan Kasipute sangat berlebihan

namun dirasakan kurang penting, sehingga kurang penting namun memuaskan.

Dimana atribut yang dimaksud adalah ketepatan jadwal kedatangan kapal,

ketepatan dan kecepatan waktu pelayanan, kemampuan petugas menggapi

permintaan penumpang, keamanan barang bawaan penumpang, keamanan dan

kenyamanan selama berda diarea pelabuhan, keamanan dan kenyamanan dalam

kapal, keramahan kru dalam kapal, kemampuan berkomunikasi petugas pelabuhan

dalam memberikan informasi jadwal kedatangan kapal dan keberangkatan kapal.

Sehingga pada metode IPA (Impotance Performance Analysis) menunjukan

pada kelima dimensi pelayanan, dimensi pelayanan tangible yang dimana terdiri

dari tiga atribut yaitu kebersihan lingkungan kawasan pelabuhan, penataan

eksterior (lokasi parkir &lain-lain) dan interior (ruang tunggu & lain-lain),

kelengkapan fasilitas kapal dan kelengkapan fasilitas pelabuhan yang disediakan

adalah atribut yang paling rendah mencapai 54,17 %. Merujuk kepada PM 62 tahun

2019 dimana kinerja/pelayanan harus memiliki tolak ukur seperti keselamatan,

keamanan, kenyamanan, kemudahan, keteraturan dan kesetaraan.

Dikarenakan Pelabuhan Kasipute tidak memiliki fasilitas-fasilitas

kebersihan yang sebagai mana mestinya yang tidak sesuai tolak ukur, seperti tidak

memiliki tempat parkir yang pasti dan teratur serta tidak memiliki ruang tunggu

62
khusus pengguna/penumpang yang nyaman dan aman, dan juga Pelabuhan

Kasipute tidak menyediakan fasilitas pelabuhan yang cukup seperti toilet, loket

pembelian tiket, fasilitas kemudahan naik ataupun turunya penumpang dari kapal.

Dan masih banyak yang harus diperbaiki serta ditambahkan ataupun dibangun oleh

pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana.

63
5 BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh peneliti ini, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja pelayana Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana berdasarakan

tingkat kepentingan/kepuasan pengguna/penumpang menggunakan metode

Importance Performance Analysis (IPA) yang mana metode ini

membandingakan kinerja/pelayanan dengan kepentingan. Dimana hasil

persentase yang didapatkan sebesar 73,52 % dimana angka ini sudah berada

pada kategori baik, tetapi pada nilai total penilaian yang dapatkan oleh

kinerja/pelayanan Pelabuhan kasipute Kabupaten Bombana masih berada jauh

lebih rendah dari pada total nilai kepentingan, dimana nilai yang didapatkan

kinerja hanya sebesar 5190 sedangkan kepentingan mendapatkan nilai sebesar

7059. Dan pada analisis gap atau kesenjangan antara kinerja dengan

kepentingan ataupun harapan pengguna terhadap variabel tersebut

mendapatkan hasil tidak puas untuk seluruh atribut.. Sehingga pihak Pelabuhan

Kasipute Kabupaten Bombana masih perlu melakukan pembenahan terhadap

kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute untuk lebih baik lagi. Sedangkan pada

diagram kartesius memiliki dimensi variabelnya menggunakan faktor-faktor

yang mempengaruhi kualitas pelayanan ataupun kinerja seperti keandalan

(Reliability), jaminan (Assurance), berwujud (Tangible), empati (Empathy),

64
ketanggapan (Responsiveness) yang dimana faktor-faktor tersebut terbagi atas

beberapa atribut. Adapun hasil dari diagram kartesius adalah;

a) Pada kuadran I dalam faktor-faktor yang dianggap penting oleh

pengguna/penumpang namun kinerja pelayanan yang diberikan masih

belum memuaskan. Adapun faktor yang dimaksud yaitu; kebersihan

kawasan pelabuhan, penataan eksterior (lokasi parkir & lain-lain) dan

interior (ruang tunggu & lain-lain) di pelabuhan, kelengkapan fasilitas

kapal dan kelengkapan fasilias pelabuhan yang disediakan.

b) Pada kuadran II faktor-faktor yang dianggap penting dalam

kinerja/pelayanan pelabuhan dan menurut pengguna jasa harus

dipertahankan. Adapun faktor yang dimaksud yaitu; ketepatan jadwal

pemberangkatan kapal, kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan

secara cepat dan tepat kepada penumpang, tindak cepat petugas bila da

masalah, serta keamanan dan kenyamanan dalam kapal.

c) Pada kuadran III tidak ada faktor-faktor yang menurut

pengguna/penumpang tidak begitu penting namun bagi

pengguna/penumpang belum memuaskan. Sehingga pihak Pelabuhan

Kasipute tidak perlu memprioritaskan untuk membenahi

kinerja/pelayanannya. Oleh sebab itu, menurut pengguna/penumpang

semua atribut pertanyaan masih dianggap penting dan cukup memuaskan.

d) Pada kuadran IV faktor-faktor yang menurut pengguna/penumpang tidak

begitu penting namun dalam kinerja/pelayanannya diberikan melebihi

harapan dan kepntingan pengguna/penumpang. Adapun faktor yang

65
dimaksud yaitu; Ketepatan jadwal kedatangan kapal, ketepatan dan

kecepatan waktu pelayanan, kemampuan petugas menanggai

permintaanpenumpang, keamanan barang bawaan penumang, keamanan

dan kenyamanan selama berada diarea pelabuhan, keamanan dan

kenyamanan dalam kapal, keramahan kru didalam kapal, dan kemampuan

berkomunikasi petugas pelabuhan dalam memberikan informasi jadwal

kedatangan dan keberangkatan kapal.

2. Kinerja pelayanan Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana, sesuai Peraturan

Menteri Perhubungan RI Nomor PM 62 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan

Minimum terdapat jenis pelayanan yang sesuai SPM dan yang tidak sesuai

SPM. Dimana pada pelayanan yang sesuai dengan SPM masih sangat sedikit

dikarenakan Pelabuhan Kasipute ini masih bersifat sementara. Adapun SPM

yang sesuai yaitu seperti lampu penerangan, pos keamanan, dan informasi

angkutan lanjutan. Sedangkan yang tidak sesuai SPM yaitu seperti papan

informasi, ruang tunggu, toilet, fasilitas kebersihan, fasilitas naik/turunnya

penumpang ataupun barang yang diangkut, tempat parkir, dan loket pembelian

tiket.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kinerja pelayanan

Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana, maka peneliti dalam penelitian ini

memberikan sana atau masukkan sebagai berikut:

66
1. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan analisis kinerja pelayanan

Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bomabana yang lain atau lebih luas.

2. Bagi pihak pengelola Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bomabana agar lebih

memaksimalkan kinerja/pelayanan kepada pengguna/penumpang.

3. Bagi pihak pengelolah Pelabuhan Kasipute Kabupaten Bombana agar kiranya

menyediakan fasilitas utama dan penunjang agar kinerja/pelayanan yang

diberikan sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia.

67
DAFTAR PUSTAKA

Frans, Jhon H, dkk. 2018. Kinerja dan Pelayanan Operasional Pelabuhan Penung
Tenau”. Jurnal Teknik Sipil. 7(2):205-218.

Ghufroni, Alfian Z. 2012. “Analisi Kinerja Pelayanan dan Tanggapan Penumpang


Terhadap Pelayanan Pelabuhan Penyebrangan Jangkar”. Universitas
Negeri Malang, Malang.

Ghufroni, Marissa. 2012. “Analisi Kinerja Pelayanan dan Tanggapan Penumpang


Terhadap Pelayanan Pelabuhan Penyebrangan Jangkar”. Universitas
Negeri Malang, Malang.

Triadmodjo, Bambang. 2009. “Perencanaan Pelabuhan”. Yogyakarta: Beta Offset.

Menterian Perhubungan RI. 2015. Standar Pelayanan Penumpang Angkutan


Penyeberangan, Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 39 Tahun 2015. Jakarta: Menteri Perhubungan RI.

“Pentingnya Standar Pelayanan Publik”, Wikipedia. Ensiklopedia Gratis,


Wikipedia, Ensiklopedia Gratis, 27 Februari 2017, Web, 18 Oktober 2020,
id.wikipedia.org/wiki/Pentingnya Standar Pelayanan Publik

Kasipute, Rumbia, Bomban, Wikipedia. Ensiklopedia Gratis, Wikipedia,


Ensiklopedia Gratis, 14 Maret 2020, Web, 23 September 2020,
id.wikipedia.org/wiki/Kasipute, Rumbia, Bombana

Dinas Perhubungan Prov. Sulawesi – Tenggara Bidang Kepelabuhanan. 2020. Peta


Pelabuhan. http://kepelabuhanan.sultraprov.go.id/pelabuhan.php?aksi =
pelabuhan&idpel = PEL00069. (diakses 20 Oktober 2020)

Gaus, Abdul, dkk. 2017. ”Aplikasi Metode Importance Performance Analysis


dalam Analisa Tingkat Pelayanan Metode Speedboat”.Techo:Jurnal
Penelitian. 6(1):37-45.

Soamole, Budiman, Susanto, Benidiktus. 2013. ”Analisis Persepsi Penumpang


Terhadap Kualitas Pelayanan Angkutan Laut Di Pelabuhan Regional
Sanana Kab. Kepulauan Sula, Prop. Maluku Utara”. Jurnal Teknik Sipil.
12(3):202-209.

Sugiarto, Dewi. 2018. Importance Performance Analysis Manajemen Pemasaran.


https://slideplayer.info/slide/13886777/. (diakses 1 November 2020)

68
Kho, Dickson. 2020. Pengertian Skala Likert (Likert Scale) dan Menggunakannya.
https://teknikelektronika.com/pengertian-skala-likert/ likert-scale-
menggunakan-skala-likert/. (diakses 1 November 2020)

Skala, Likert, Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. Wikipedia, Ensiklopedia Gratis, 3


Oktober 2020, Web, 1 November 2020,
https://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert#:~:text=Skala%20Likert%20ad
alah%20suatu%20skala,suatu%20laporan%20yang%20menjelaskan%20pe
nggunaannya.

Riduwan. 2012. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfebeta

Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. 2012. Peraturan Menteri Kelautan dan


Perikanan Nomor : 08/MEN/2012.
https://kkp.go.id/djpt/ppskendari/page/1087-fasilitas-pelabuhan. (diakses
pada 6 November 2020)

Kabupaten, Bombana, Wikipedia. Ensiklopedia Gratis. Wikipedia, Ensiklopedia


Gratis, 9 April 2020, Web, 7 November 2020,
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bombana

Presiden Republik Indonesia. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


Nomor 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhanan: Presiden Republik
Indonesia. Jakarta

Peraturan menteri perhubungan RI nomor PM 62 tahun 2019 tentang standar


pelayanan minimal angkutan penyeberangan

69

Anda mungkin juga menyukai