Anda di halaman 1dari 44

DINAS PERHUBUNGAN

PROVINSI SULAWESI TENGAH


Laporan Evaluasi Penyelenggaraan
Kegiatan Pelayanan Publik Kapal
Perintis Milik Negara
Tahun 2021

Alamat : Jalan. R.A. Kartini no. 35 Palu Telp. 0451-422196


1
Email: dishub.provsulteng@gmail.com
Web : http://dishub.sultengprov.go.id/
KATA PENGANTAR

Seraya memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T. yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada Kita semua sehingga dapat
menyampaikan "Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan
Publik Kapal Perintis Milik Negara Tahun Anggaran 2021 Provinsi
Sulawesi Tengah".
Laporan Evaluasi ini disusun sebagai salah satu bentuk pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas
Perhubungan pada Bidang Pelayaran periode 1 (satu) tahun, mulai dari bulan
Januari sampai dengan Desember 2021 yang meliputi Pendahuluan, Gambaran
Kewilayahan Provinsi, Kinerja dan Evaluasi, Outcome Kegiatan Keperintisan
dan diakhiri dengan Penutup.
Angkutan Laut Perintis sebagai salah satu penopang terhadap
kehidupan ekonomi didaerah yang memiliki wilayah perairan terpencil, terisolir
dan terluar dalam rangka peningkatan pembangunan nasional memiliki peran
yang sangat penting dan sangat srategis sebagai penunjang, pendorong dan
penggerak roda pertumbuhan perekonomian nasional dan daerah yang memiliki
potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup besar.
Laporan ini diharapkan dapat rnembenkan gambaran yang utuh
sebagai sumber informasi mengenai lingkup kegiatan Angkutan Laut Perintis
yang telah dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah. Kami berharap dengan
adanya laporan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua
pihak. Semoga Allah Yang Maha Esa senantiasa membimbing langkah Kita
semua dalam melaksanakan tugas untuk kemajuan transportasi Angkutan Laut
Perintis dan kejayaan bangsa/negara Indonesia khususnya Sulawesi Tengah
dan senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menjalankan
tugas untuk kemajuan transportasi Angkutan Laut Perintis di Provinsi Sulawesi
Tengah.

Palu, 2022

Kepala Dinas Perhubungan


Provinsi Sulawesi Tengah,

SISLIANDY PONULELE
Pembina Utama Muda
NIP. 19780707 199712 1 001

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Dasar Hukum Pelaksanaan ......................................................... 3
C. Ruang Lingkup ........................................................................... 4
BAB II GAMBARAN KEWILAYAHAN PROVINSI .....................................
A. Profil Geografis ............................................................................ 5
B. Profil Penduduk ............................................................................ 7
C. Pemerintah Daerah terkait Transportasi Laut .............................. 8
D. Profil Pelabuhan Milik Daerah ..................................................... 8
E. Profil Pelabuhan Rakyat .............................................................. 8
F. PotensiWilayah ............................................................................. 9
BAB III KINERJA DAN EVALUASI ............................................................
A. Trayek Perintis ......................................................................... 26
B. Profil Pelabuhan Pangkal dan Singgah ...................................... 28
C. Tingkat Keterisian Penumpang dan Barang ................................ 31
BAB IV OUTCOME KEGIATAN KEPERINTISAN ......................................
A. Aspek Ekonomi ......................................................................... 36
B. Aspek Politik, Pertahanan dan Keamanan .................................. 37
C. Sosial dan Budaya ..................................................................... 37
BAB V PENUTUP .......................................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................... 39
B. Saran ......................................................................................... 39

LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Transportasi laut sebagai bagian dari sistem transportasi nasional


perludikembangkan dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara yang
mempersatukan seluruh wilayah Indonesia, termasuk lautan nusantara sebagai
kesatuan wilayah nasional. Pengembangan transportasi laut harus mampu
menggerakkan pembangunan Indonesia.
Mengingat keadaan geografis Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar
di dunia dan dua pertiga wilayahnya merupakan perairan, Indonesia
membutuhkan angkutan laut masal dalam jumlah yang cukup besar untuk
mendukung distribusi barang serta untuk mobilisasi penumpang. Sistem
transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,
merupakan hal yang penting untuk menciptakan pola distribusi nasional yang
handal dan dinamis. Tidak dapat dipungkiri bahwa sarana transportasi laut di
Negara kepulauan seperti Indonesia telah menjadi tulang punggung utama
pergerakan distribusi barang dalam skala besar dengan menggunakan kapal
laut.
Dari segi ekonomi dan bisnis penggunaan sarana transportasi dengan kapal
laut lebih efektif dan besar manfaatnya. Sehingga dengan adanya sarana
prasarana transportasi laut untuk pemindahan barang dari suatu tempat ke
tempat lainnya, diharapkan akan dapat diikuti oleh aktifitas ekonomi
masyarakat yang berdampak positif dalam peningkatan ekonomi suatu wilayah
khususnya di wilayah Sulawesi Tengah yang memiliki beberapa pulau kecil
atau kwasan perbatasan.
Pembangunan di daerah terpencil, terdepan, tidak mungkin berjalan efektif
tanpa Kawasan perbatasan yang umumpunya merupakan pulau-pulau kecil,
memiliki permasalahan yang secara umum sama, yaitu sulitnya transportasi
dan komunikasi. Saat ini masih banyak pulau-pulau kecil di kawasan
perbatasan yang fasilitas transportasinya masih sangat terbatas, bahkan belum
ada sama sekali. Daerah terpencil tersebut tidak sedikit yang memiliki potensi
kekayaan alam yang melimpah, tetapi akan tetap tertinggal jika tidak didukung
dengan sarana transportasi yang memadai. Hal ini akan menimbukan

4
kesenjangan sosial dan ekonomi yang makin besar dibandingkan dengan
daerah pulau lainya yang memiliki infrastruktur transportasi yang lebih maju. Di
samping itu dari segi ketahanan daerah yang terlisolasi memiliki kerentanan
dan ketahanan yang rapuh, yang dapat mengikis dan meruntuhkan semengat
nasionalisme.
Pembangunan di daerah terpencil, terdepan, tidak mungkin berjalan efektif
tanpa didukung oleh infrastruktur yang memamdai, terutama transportansi.
Karena Indonesia merupakan Negara kepulauan, yang wilayah perbatsannya
umumnya laut, maka diperlukan transportasi laut yang memadai, yang
menghubungan antara daerah-daerah terdepan, dan terpencil dengan
daerahdaerah lain yang lebih maju. Karena daerah terpencil dan terdepan
secara umum tidak dilalui oleh pelayaran regular, maka pemerintah harus
memberikan subsidi melalui angkutan laut perintis sampai mereka memiliki
kemandirian ekonomi untuk menyelenggarakan sarana transportasinya sendiri.
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Sulawesi dengan Kota Palu sebagai ibukotanya. Secara astronomis, Sulawesi
Tengah terletak antara 2o 22’ Lintang Utara dan 30 48’ Lintang Selatan dan
antara 119o 22’−124o 22’ Bujur Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis
khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00. Berdasarkan posisi
geografisnya, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki batas-batas: Utara - Laut
Sulawesi dan Provinsi Gorontalo; Selatan - Provinsi Sulawesi Barat dan
Provinsi Sulawesi Selatan; Barat - Selat Makassar; Timur- Provinsi Maluku.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2020 tentang
Sulawesi Tengah Terdiri dari 12 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota
dengan total luas 61.841,29 km2, berikut nama-nama kabupaten/kota di
Sulawesi Tengah:
- Kabupaten Banggai Kepulauan
- Kabupaten Banggai
- Kabupaten Morowali
- Kabupaten Poso
- Kabupaten Donggala
- Kabupaten Tolitoli
- Kabupaten Buol
- Kabupaten Parigi Moutong

5
- Kabupaten Tojo Una-Una
- Kabupaten Sigi
- Kabupaten Banggai Laut
- Kabupaten Morowali Utara
- Kota Palu

B. Dasar Pelaksanaan
Dasar pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik kapal
perintis yaitu :
1. Undang – Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuamngan Negara;
2. Undang – Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Undang – Undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan
diPerairan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2011;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara / Daerah;
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelengga..raan
Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis Milik Negara;
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 86 Tahun 2002 tentang
Tarif Penumpang dan Uang Tambang Barang Angkutan Laut Perintis
beserta seluruh perubahan dan/atau penggantinya;
8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Angkutan Laut;
9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 119 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Pm 37
Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut
beserta seluruh perubahan dan/atau penggantinya;
10.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 55 Tahun 2019 tentang
Komponen Biaya dan Pendapatan Yang Diperhltungkan Dalam Keglatan
Pelayanan Publik Kapal Perintis;
11.Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 48 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis;

6
C. Ruang Lingkup
Pada Rencana strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, dalam hal
ini Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah Pelayanan Angkutan Laut
Perintis telah tertampung pada Sasaran/Misi kelima Provinsi Sulawesi
Tengah yang merupakan skala prioritas yaitu memantapkan jaringan
infrastruktur transportasi serta berkembangnya jaringan jalan ke pusat-pusat
kegiatan yang diwujudkan dengan peningkatan peningkatnya aksesibilitas
pelayanan transportasi umum dengan indikator sasaran yaitu peningkatan
keterbukaan wilayah terpencil dan penyelenggaraan kegiatan
pelayanan publik kapal perintis yang dilaksanakan oleh KSOP/Unit
Penyelenggara Pelabuhan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah.

7
BAB II
GAMBARAN KEWILAYAHAN PROVINSI

A. Profil Geografis

Luas wilayah daratan yang tertuang pada RPJMD Provinsi


Sulawesi Tengah Tahun 2016-2021 masih mengacu pada Peraturan Daerah
Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013-2033,
dengan luas wilayah daratan mencapai 65.526,72 Km2 atau
6.552.672 Ha.
Luas perairan laut Sulawesi Tengah mencapai 193.923,75 Km2 dengan
jumlah pulau sebanyak 1.140 pulau dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi Gorontalo;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku dan Provinsi
MalukuUtara;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan
Provinsi Sulawesi Tenggara;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar dan Provinsi Sulawesi
Barat.
Secara administrasi, hingga saat ini Provinsi Sulawesi Tengah
telah memiliki 12 Kabupaten dan 1 Kota, yaitu Kabupaten Donggala,
Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten Banggai, Kabupaten Buol,
Kabupaten Morowali, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Banggai
Kepulauan, Kabupaten Tojo Una-una, Kabupaten Sigi, Kabupaten
Morowali Utara, Kabupaten Banggai Laut dan Kota Palu, yang
terdiri dari 175 Kecamatan, 175 Kelurahan dan 1.842 Desa.
Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau
Sulawesi dengan Kota Palu sebagai ibukotanya. Secara astronomis, Sulawesi
Tengah terletak antara 2o 22’ Lintang Utara dan 30 48’ Lintang Selatan dan
antara 119o 22’−124o 22’ Bujur Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis
khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00.

8
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Sulawesi Tengah Terdiri dari 12 wilayah kabupaten dan 1 wilayah kota
dengan total luas 61.841,29 km2, berikut nama-nama kabupaten/kota di
Sulawesi Tengah:
- Kabupaten Banggai Kepulauan
- Kabupaten Banggai
- Kabupaten Morowali
- Kabupaten Poso
- Kabupaten Donggala
- Kabupaten Tolitoli
- Kabupaten Buol
- Kabupaten Parigi Moutong
- Kabupaten Tojo Una-Una
- Kabupaten Sigi
- Kabupaten Banggai Laut
- Kabupaten Morowali Utara
- Kota Palu

Letak dan Kondisi Geografis

Posisi astronomi Sulawesi Tengah terletak antara 2 022’ Lintang Utara dan
3048’ Lintang Selatan serta 119022’ dan 124022’ Bujur Timur.
Posisi geostrategis Sulawesi Tengah berada di tengah Wilayah
Nusantara dan di tengah Pulau Sulawesi, berada di lintasan Alur Laut
Kepulauan Indonesia (ALKI) II dan ALKI III.

Topografi
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dirinci sebagai
berikut:
- Kemiringan 0 - 3 derajat sekitar 11,8 persen;
- Kemiringan 3 - 15 derajat sekitar 8,9 persen;
- Kemiringan 15 - 40 derajat sekitar 19,9 persen;
- Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen.
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran wilayah
Sulawesi Tengah terbagi atas:

9
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
- Ketinggian 0 m – 100 m = 20,2 persen;
- Ketinggian 101 m – 500 m = 27,2 persen;
- Ketinggian 501 m – 1.000 m = 26,7 persen; dan
- Ketinggian 1.001 m ke atas = 25,9 persen.

Klimatologi
Kota Palu memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan.

B. Profil Kependudukan

Jumlah penduduk di Provinsi Sulawesi Tengah 2 985 734 Jiwa yang terurai
sebagai berikut :

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten/Kota


Provinsi Sulawesi Tengah

Kabupaten/Kota Ibu Kota Jumlah


Penduduk
(Ribu)
Banggai Kepulauan Salakan 120 142
Banggai Luwuk 362 275
Morowali Bungku 161 727
Poso Poso Kota 244 875
Donggala Banawa 300 436
Tolitoli Baolan 225 154
Buol Biau 145 254
Parigi Moutong Parigi 440 015
Tojo Una-una Ampana 163 829
Sigi Bora 257 585
Banggai Laut Banggai 70 435
Morowali Utara Kolonodale 120 789
Palu Palu 373 218
Sulawesi Tengah 2 985 734

Tabel Jumlah Penduduk (Berdasarkan Gender)


Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah Total


0‒4 154 861 148 508 303 369
5‒9 140 437 132 033 272 470
10‒14 138 207 130 957 269 164
15‒19 136 715 130 925 267 640
20‒24 124 831 121 058 245 889
25‒29 122 093 118 619 240 712
30‒34 122 177 119 740 241 917
35‒39 117 737 112 628 230 365
40‒44 104 605 99 023 203 628

10
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
45‒49 86 069 80 661 166 730
50‒54 68 760 63 852 132 612
55‒59 53 345 48 727 102 072
60‒64 38 135 35 163 73 298
65+ 61 654 65 169 126 823
Jumlah/Total 1 469 626 1 407 063 2 876 689

C. Profil Aset Pemerintah Daerah Terkait Transportasi Laut

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengelola beberapa Pelabuhan


di Kabupaten/Kota yang terdiri dari :
1. Pelabuhan Laut Regional Salakan
- Tanah
- Bangunan Gedung Kantor Permanen
- Bangunan Gedung Terminal
- Pagar
- Turap Penahan Tanah
- Dermaga
- Jembatan Beton (Dermaga)
2. Pelabuhan Penyeberangan Salakan
- Tanah
- Bangunan Gedung Kantor Permanen (Ruang Tunggu)
- Bangunan Turap
- Bangunan Instalasi Listrik (Ruang Mesin)
- Gedung Pos Jaga Permanen
- Pagar
- Dermaga
- Jalan Khusus Komplek Pelabuhan
- Jembatan Beton (Dermaga)

D. Profil Pelabuhan Milik Daerah


Terdapat 1 pelabuhan laut dan 1 pelabuhan penyeberangan yang
dikelola Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah Melaui Dinas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah yaitu:
11
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
1. Pelabuhan Laut Regional Salakan
2. Pelabuhan Penyeberangan Luwuk

E. Profil Pelabuhan Rakyat


Tidak terdapat kategori pelabuhan rakyat di Provinsi Sulawesi Tengah

F. Potensi Wilayah

Sulawesi Tengah memiliki sekali sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan
masyarakatnya. Baik untuk kelangsungan hidup masyarakatnya maupun untuk
pendapatan ekonomi masyarakat dan pemerintahannya. Dengan memiliki
12 kabupaten dan 1 Kota yang kekayaan alamnya melimpah, maka perlu
adanya kegiatan pelayanan publik kapal perintis untuk mendistribusikan
berbagai macam sumber daya alam maupun pergerakan orang di
Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah atau Sulteng adalah salah satu provinsi yang terletak pada
bagian tengah Pulau Sulawesi Indonesia. Ibu kota Provinsi adalah Kota Palu.
Luas wilayahnya mencapai 61.841,29 Km, dan jumlah penduduknya berkisar
3.054.023 jiwa. Provinsi Sulawesi Tengah memiliki jumlah penduduk terbanyak
kedua Pulau Sulawesi setelah Provinsi Sulawesi Selatan. Sulawesi Tengah
memiliki banyak sekali sumber daya alam yang dapat bermanfaat bagi
masyarakatnya. Baik untuk keberlangsungan hidup masyarakatnya maupun
untuk pendapatan ekonomi masyarakat dan pemerintahannya. Sulawesi Tengah
memiliki 12 Kabupaten dan 1 Kota dengan kekayaan alamnya yang sangat
melimpah. Sulawesi Tengah kini dapat bersaing pada pangsa pasar ekspor
dunia. Daerah kabupaten tersebut yaitu Kabupaten Sigi, Poso, Donggala dan
kabupaten Banggai laut.
Adapun komoditas ekspor yang berpotensi Provinsi Sulawesi tengah:

1. Hasil Hutan
Berdasarkan riset Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah
tercatat ada 11 produk unggulan untuk komoditas kehutanan. Hasil hutan yang

12
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
banyak ekspor adalah kayu. Produk kehutanan ini telah terkirim ke berbagai
negara dunia.
Hasil Tani & Perkebunan
Pencapaian produksi tanaman bagi penduduk Sulawesi Tengah utamanya
adalah beras, jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi jalar yang berasal
dari produksi sendiri. Sedangkan potensi unggulan perkebunan adalah Kakao.
- Kakao
Kakao sendiri diperdagangkan dalam bentuk mentah (Raw Material
Export). Produksi biji kakao ini telah sampai pada benua Eropa, Asia
dan Amerika Serikat. Salah satu daerah yang menghasilkan kakao
terbesar adalah Kabupaten Parigi Moutong dengan produksi 69.000
per tahunnya.
- Kelapa
Salah satu potensi unggulan Sulawesi Tengah adalah Kelapa Sawit
dengan luas areal tanam sebesar 66.595 ha. Sedangkan produksinya
mencapai 6.623293 ton hampir tiap tahunnya. Kelapa sawit ini telah
sampai ke berbagai negara antara lain adalah India dan Malaysia
dengan nilai FOB sebesar 30 juta USD. Komoditas kelapa Sawit ini
terhasilkan dari beberapa perkebunan Sulawesi Tengah, yaitu puluhan
perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan besar Kabupaten
Buol, Kabupaten Morowali, kabupaten Donggala dan Kabupaten
Banggai.
- Sayuran
Sektor perkebunan juga memiliki komoditas sayuran ekspor. Berikut
adalah produksi sayuran yaitu bawang daun, kentan, kubis, Sawi,
Ketimun, Tomat, Buncis, Bawang outih, Wortel, Kacang merah.
Tanaman Perkebunan :
Kelapa, Kakao, Cengkeh, Tembakau, Karet
Tanaman pangan :
Padi, Ubi Kayu, Padi Sawah, Kedelai, Jagung

2. Hasil Laut
Sebagian besar produksi perikanan provinsi merupakan perikanan budidaya
laut. Hasil laut yang menjadi unggulan dari sektor kelautan antara lain: Udang,

13
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Tuna, Cakalang, Kerapi, Teripang, Lajang dan Rumput Laut. Wilayah
pengembangan potensi udang terdapat pada 6 Kabupaten yang menjadi 2
cluster yaitu Parigi Moutong dan Banggai. Sedangkan pengembangan potensi
Ikan Tuna terdapat pada 6 Kabupaten provinsi Sulawesi tengah yang fokus
pada 3 cluster yaitu Donggala, Banggai dan parigi Moutong. Rumput laut sendiri
dikembangkan pada 10 Kabupaten dan Kota dan terfokus pada 3 Cluster yaitu
Parigi Moutong, Toli-Toli dan Kepulauan Banggai.

3. Hasil Industri
Sektor industri usaha mikro, kecil dan menengah berperan dalam
menciptakan lapangan kerja baru dan pemerataan pendapatan di provinsi ini
Jumlah industri manufaktur terbesar adalah industri makanan dan minuman.
Industri makanan sebanyak 27 perusahaan datau sebesar 38 % dari total
perusahaan industri manufaktur besar sedang. Sementara golongan industri
lainnya yang juga potensi daerah ini adalah perusahaan industri kayu dan
barang-barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga yang terbuat dari kayu
dan barang anyaman yakni sebayak 17 perusahaan atau 23% dari seluruh
perusahaan industri manufaktur besar & sedang.

4. Hasil Tambang
Provinsi Sulteng memiliki sumber daya bahan galian dan mineral antara lain
mineral logam industri dan bahan bangunan serta bahan bakar fosil yaitu batu
bara dan minyak. Bahan galian golongan A (Strategis) antara lain minyak, gas
bumi, batu bara dan nikel. Kemudian bahan galian golongan B (Vital) antara lain
emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang. Bahan galian C (tidak
strategis dan vital meliputi sirtukil, marmer, pasir kuarsa, pasir besi dan
sebagainya.

Potensi Perdagangan

1. Komoditas Beras
Distribusi perdagangan komoditas beras dari produsen sampai ke
konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan beberapa pelaku

14
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
perdagangan yaitu distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, dan
swalayan/supermarket/pedagang eceran. Sementara itu, pelaku perdagangan
yang terlibat dalam pola utama tadalah pedagang eceran.
Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) menggambarkan selisih
antara nilai penjualan dengan nilai pembelian yang mengikutsertakan biaya
pengangkutan. Sementara itu, MPP total menggambarkan kenaikan harga dari
produsen sampai ke konsumen akhir, yang dihitung berdasarkan MPP pelaku
perdagangan yang terlibat dalam pola utama. Survei Poldis 2020 menunjukkan
bahwa MPP total komoditas beras Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 8,69
persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan harga beras dari tingkat
produsen (penggilingan padi) sampai ke konsumen akhir sebesar 8,69 persen.

2. Komoditas Cabai Merah


Distribusi perdagangan komoditas cabai merah dari produsen sampai ke
konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan beberapa pelaku
usaha distribusi, yaitu petani, agen, pedagang grosir, pedagang pengepul, dan
swalayan/supermarket/pedagang eceran. Sementara itu, pelaku usaha distribusi
perdagangan yang terlibat dalam pola utama adalah pedagang eceran.
Survei Poldis 2020 menunjukkan bahwa MPP Total komoditas cabai merah
Provinsi Sulawesi Tengah adalah 27,78 persen. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa kenaikan harga cabai merah dari tingkat petani sampai ke konsumen
akhir sebesar 27,78 persen. Secara nasional, MPP total komoditas cabai merah
sebesar 61,31 persen.

3. Komoditas Bawang Merah


Distribusi perdagangan komoditas bawang merah dari produsen sampai ke
konsumen di Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan beberapa pelaku
perdagangan yaitu distributor, pedagang grosir, pedagang pengepul,
swalayan/supermarket/pedagang eceran. Sementara itu, pelaku perdagangan
yang terlibat dalam pola utama terdiri dari pedagang pengepul, dan pedagang
eceran.

15
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Pola utama distribusi perdagangan bawang merah tahun 2019 memiliki
jumlah rantai yang sama seperti pola utama tahun sebelumnya, yakni 3 rantai.
Pola utama distribusi perdagangan bawang merah tahun 2019 sama dengan
tahun 2018 yaitu sebagai berikut: Produsen → Pedagang Pengepul →
Pedagang Eceran → Konsumen Akhir. Survei Poldis 2020 menunjukkan bahwa
MPP Total komoditas bawang merah adalah 88,90 persen. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kenaikan harga bawang merah dari tingkat produsen
(petani) sampai ke konsumen akhir sebesar 88,90 persen.

4. Komoditas Daging Ayam


Ras
Distribusi perdagangan komoditas daging ayam ras dari produsen sampai
ke konsumen di Provinsi Sulawesi Tengah melibatkan sejumlah pelaku
perdagangan yaitu distributor, agen, pedagang grosir, pedagang pengepul dan
swalayan/supermarket/pedagang eceran. Sementara itu, tercatat hanya
pedagang eceran yang terlibat dalam pola utama distribusi perdagangan daging
ayam ras di Provinsi Sulawesi Tengah. Gambar 10 merupakan pola utama
distribusi perdagangan untuk komoditas daging ayam ras di Provinsi Sulawesi
Tengah.
Hasil survei Poldis 2020 menunjukkan bahwa MPP total komoditas daging ayam
ras Provinsi Sulawesi Tengah adalah 29,80 persen. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa kenaikan harga daging ayam ras dari produsen (rumah
potong hewan/unggas) sampai ke konsumen akhir sebesar 29,80 persen.
Secara nasional, MPP total komoditas daging ayam ras sebesar 25,53 persen.

Potensi UMKM
Jumlah usaha di Sulawesi Tengah padasaat ini masih didominasi oleh Usaha
Mikro Kecil (UMK). Jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK sebanyak 337.905 usaha).
Sementara ituUsaha Menengah Besar (UMB) hanysebanyak 2.635 usaha.
Usaha UMK mampu menyerap tenaga kerja di Sulawesi Tengah dengan cukup
besar, jumlah tenaga kerja UMK nonpertanian tercatat sebanyak 875.842 orang
atau 89,74 persen dari total tenaga kerja nonpertanian.
Keunggulan UMK dalam bertahan dari krisiekonomi karena berbagai alasan.
Pertama, umumnya UMK menghasilkan barangkonsumsi dan jasa yang dekat
16
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
denga kebutuhan masyarakat. Kedua, UMK tidak mengandalkan bahan baku
impor dan lebih memanfaatkan sumber daya lokal baik dari sisi sumber daya
manusia, modal, bahan baku, maupun peralatannya. Ketiga, umumnya bisnis
UMK menggunakan modal relatif rendah. Dengan keunggulan tersebut, UMK
tidak begitu merasakan pengaruh krisis ekonomi global yang biasanya ditandai
dengan penurunan nilai tukar rupiah yang dalam.
UMK mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda
perekonomian Sulawesi Tengah. Pengelolaan usaha ini dilakukan secara
sederhana sehingga lebih banyak menjadi pilihan sebagai wadah usaha yang
menghasilkan nilai ekonomi. Usaha ini
menjadi pilihan utama karena memerlukan modal yang relatif kecil. Oleh sebab
itu aktivitas UMK merupakan kegiatan ekonomi yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan hidup. Dengan kata
lain, UMK berperan sebagai basic pembangunan ekonomi kerakyatan.
Persentase Usaha Mikro Kecil (UMK) di Sulawesi Tengah mencapai
persentase sekitar 99,23 persen. Sementara itu, Usaha Menengah Besar (UMB)
hanya sebanyak 0,77 persen. Jumlah UMK tersebar pada semua kategori non
Pertanian. Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan
Mobil dan Sepeda Motor (Kategori G) mendominasi jumlah UMK dengan jumla
sekitar 143.805 usaha atau mencapai 42,56 persen. Usaha Industri Pengolahan
(Kategori C) dan usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum
(Kategori I) juga mempunyai kontribusi yang besar, masingmasing sebesar
72.274 usaha (27,31 persen) dan 43.935 usaha (13,00 persen).
Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah penduduk sekitar 16 persen dari
penduduk Sulawesi Tengah menjadi konsentrasi usaha UMK. Jumlah UMK
di Kabupaten ini sebanyak 58.711 usaha atau mencapai 17,38 persen. Kota
Palu dan Kabupaten Banggai merupakan wilayah dengan jumlah UMK tertinggi
berikutnya di Sulawesi Tengah dengan jumlah masing-masing 44.158 dan
40.384 usaha. Sementara jumlah usaha UMK yang paling sedikit berada di
Kabupaten Banggai Laut sebanyak 8.910 usaha.

Potensi Pertanian
Perkembangan Sektor Pertanian sangat dominan, sehingga dalam
mengatasi dampak krisis ekonomi dibutuhkan peningkatan nilai produksi dari

17
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
sektor pertanian unggulan yang dimiliki Propinsi Sulawesi Tengah. Sesuai
sistem pengairan lahan persawahan dapat dibedakan antara lain lahan sawah
irigasi teknis seluas 54.314 ha, irigasi setengah teknis seluas 36.241 ha, irigasi
sederhana seluas 13.410 ha, irigasi desa / Non PU seluas 22.929 ha dan lahan
sawah non irigasi teknis seluas 23.518 ha. Dari luas lahan tersebut jumlah
produksi padi sawah yang dihasilkan setiap tahunnya dihasilkan setiap tahunnya
mencapai 726.714 ton/ha. Luas lahan palawijaya, holtikultura dan sayur mayor
57.320 ha, luas buah-buahan 14.029,92 ha dan luas lahan tanaman obat
667.272 ha.
Bidang sektor pertanian merupakan yang terpenting dalam perekonomian
karena merupakan penyumbang terbesar yaitu sekitar 48,79% bagi Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) sementara tanaman bahan kedua (14,74%
dari PDRB) setelah perkebunan (24,09%).
Secara umum pertumbuhan produksi berasal dari dua sumber yaitu
peningkatan luas panen dan peningkatan hasil per hektar yang ditunjang dengan
perbaikan saluran irigasi, penggunaan pupuk yang berimbang serta benih
unggul bermutu.
Pencapaian produksi tanaman pangan bagi penduduk Sulawesi Tengah
utamanya beras, jagung, kacang tanah, kacang hijau dan ubi jalar dipenuhi dari
produksi sendiri, dan hanya beberapa komoditi dari daerah lain sebagai
tambahan.
Dari potensi unggulan perkebunan yang menjadi unggulan, antara lain:

Biji Kakao
Potensi unggulan biji kakao yang menjadi potensi unggulan Propinsi
Sulawesi Tengah diperdagangkan dalam bentuk bahan mentah (raw material
export) dan untuk mendapatkan hasil yang berwujud barang setengah jadi atau
barang jadi perlu diolah melalui sentuhan teknologi maju sehingga mempunyai
nilai kompetitif yang sangat tinggi.

Kelapa Sawit
Salah satu potensi yang diunggulkan dari sektor perkebunan di Propinsi
Sulawesi Tengah yaitu Kelapa Sawit dengan luas areal tanam sebesar
66.595,00 ha dan hasil produksi mencapai 6623.293,00 ton.
18
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Karet
Untuk potensi unggulan karet di Sulawesi Tengah dengan luas areal tanam
6.520,00 ha dan yang dapat menghasilkan 7.216,00 ton per tahunnya.

Potensi Peternakan
Salah satu tujuan utama pembangunan Subsektor Peternakan adalah
meningkatkan populasi ternak dan hasil-hasilnya, untuk mencukupi permintaan
dalam negeri guna mencapai swasembada daging, meningkatkan konsumsi
protein hewani perkapita dan sebagainya.
Pengumpulan data Rumah Potong Hewan/Tempat Pemotongan Hewan
(RPH/TPH) Triwulanan merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan
perkiraan angka produksi daging yang diperlukan untuk mendapatkan perkiraan
angka produksi daging untuk konsumsi, mendapatkan parameter pemotongan
sebagai salah satu dasar pembuatan proyeksi populasi ternak, perkiraan
produksi kulit serta sebagai dasar penghitungan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Subsektor Peternakan dan sebagainya.
Sulteng merupakan salah satu daerah yang mendapat perhatian pemerintah
pusat bagi pengembangan peternakan sapi guna mendukung program
swasembadah gading nasional Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
menargetkan angka kelahiran anak sapi di daerah itu sebanyak 21.647 ekor.
Siwab merupakan program unggulan yang harus tercapai di setiap
kabupaten/kota di Sulteng dalam rangka mendukung upaya pemerintah
meningkatkan populasi ternak sapi di Sulteng. Program ini harus benar-benar
mendapat perhatian pemerintah kabupaten dan kota. Pemkab/pemkot harus
menggenjot pencapaian angka kelahiran anak sapi yang telah ditargetkan
Pemprov Sulteng.
Program Siwab yang telah dicanangkan pemerintah pusat dan daerah perlu
dikawal terus. Termasuk bagaimana memberikan sosialisasi kepada
petani/peternak untuk tidak menjual atau menyembeli sapi betina untuk
kebutuhan konsumsi. Pemerintah melalui dinas terkait perlu terus menerus
memberikan penyuluhan kepada petani terkait program upsus siwab agar
mereka benar-benar memahaminya.
Dalam rangka mewujudkan angka kelahiran sebesar itu, Pemprov Sulteng, telah
19
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
menyiapkan sebanyak 56.226 ekor akseptor tersebar di sejumlah kabupaten dan
kota di provinsi ini. Secara rinci jumlah akseptor di Kabupaten Banggai
ditargetkan sebanyak 12.289 ekor, Donggala (7.890) ekor, Sigi 5.969 ekor,
Parigi Mutong 5.889 ekor, Tojo Unauna 4.716 ekor, Banggai Kepulauan 3.594
ekor, Poso 3.175 ekor, Buol 3.139 ekor, Morowali Utara 3.122 ekor, Tolitoli 2.996
ekor, Palu 1.841 ekor dan Morowali 1.606 ekor sapi betina bunting.

Potensi Perikanan
Luas wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Provinsi Sulawesi Tengah yakni
: Luas wilayah perairan 77.295,90 km2 dengan Panjang garis pantai 6.653 km.
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki 1.604 pulau dengan luas ekosistem terumbu
karang 187.766,71 Ha , luas ekosistem lamun 27.406,48 Ha dan luas ekosistem
mangrove 33.876,29 Ha.
Mengacu pada amanat Undang-undang 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah yang menyatakan bahwa yang mana tugas pokok dan fungsi beberapa
kewenangan yang telah dialihkan dari Kabupaten/Kota ke Provinsi khususnya
untuk sektor keluatan dan perikanan dimana kewenangan pemerintah Provinsi
dalam pengelolaan laut 0 – 12 mil termasuk kawasan konservasi. Untuk Itu,
pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi
Sulawesi Tengah Nomor 10 tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017-2037
dengan cakupan sebagi berikut :

Tabel Alokasi Pembagian Ruang RZWP3K Provinsi Sulawesi Tengah


NO. KAWASAN LUAS (Ha)
1 Kawasan Strategis Nasional Tertentu 1.862.265,46
2 Kawasan Pemanfaatan Umum 13.410.315,80
1.702.049,31
3 Kawasan Konservasi
4 Alur Laut -
5 Kawasan Strategis Nasional 1.904.599,66
J UMLA H

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 10 tahun


2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi
Sulawesi Tengah Tahun 2017- 2037 maka zona perikanan tangkapn meliputi :

20
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
a. Zona I meliputi perairan sebelah selatan Kabupaten Donggala, Barat Daya
Tanjung Manimbaya, Barat perairan Sioyong hingga Laut Sulawesi, Utara
Tolitoli hingga Buol.
b. Zona II meliputi perairan sebelah Timur Ampibabo, Tinombo, Moutong,
Kepulauan Una Una hingga Boalemo Kabupaten Banggai.
c. Zona III meliputi perairan Kepulauan Menui, perairan sebelah Timur Bungku
hingga Banggai Kepulauan Selat Peleng hingga berbatasan dengan Pulau
Sonit. Dari data yang diperoleh bahwa potensi lestari hasil perikanan
perairan Sulawesi Tengah baru dimanfaatkan mencapai 54,88% atau
sebanyak 45,12% belum dimanfaatkan. Potensi perikanan tersebut meliputi
berbagai jenis ikan laut ekonomis seperti ikan pelagis besar (tuna, cakalang
dan tongkol), ikan pelagis kecil (layang, selar, teri, tembang dan kembung)
dan non ikan seperti udang windu, rajungan, jenis udang lain, tiram, cumi-
cumi, sotong dan teripang. Penyebaran potensi perikanan untuk ketiga
perairan adalah Teluk Tomini memiliki ikan tuna, cakalang, teripang, udang,
tongkol, kerang mutiara, rumput laut dan cumi-cumi, Teluk Tolo memiliki
ikan tuna, cakalang, tongkol, trace fish, udang laut, kerang mutiara dan
merupakan daerah pengembangan budidaya rumput laut serta Selat
Makassar memiliki ikan tuna, cakalang, tongkol, trace fish dan daerah
pengembangan budidaya rumput laut.

Potensi Lainnya (Pertambangan Dan Energi)

Propinsi Sulawesi Tengah memiliki sumber daya bahan galian dan mineral,
antara lain mineral logam industri dan bahan bangunan serta bahan bakar fosil
yaitu batu bara dan minyak. Bahan galian golongan A (strategis) antara lain
minyak Dan gas bumi, batu bara dan nikel. Bahan galian golongan B (vital)
antara lain emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang. Bahan galian
golongan C (bukan strategis dan vital) meliputi sirtukil, granit, marmer, pasir
kuarsa, pasir besi, lempung dan sebagainya.

Galian A (Strategis)
Potensi pertambangan bahan galian golongan A berupa minyak dan gas bumi
terletak di kabupaten Banggai dan Morowali, gas alam beralokasi di kabupaten

21
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Banggai yang pada saat ini sedang dalam tahap eksplorasi. Untuk batubara
yang berlokasi di kabupaten Morowali dan Banggai Kepulauan saat ini dalam
tahap eksploitasi, sedangkan potensi nikel berlokasi di Morowali, Banggai dan
kabupaten Tojo Una-una masih pada tahap eksplorasi. Namun ada pula potensi
yang masih bersifat indikasi yaitu Galena (Timah hitam) yang terdapat di
kabupaten Donggala, Toli-toli dan kabupaten Poso dan sedang dalam tahap
eksplorasi yang berlokasi di Minahaki, Serono I Matindak oleh PT. Union Texas,
Serono II oleh PT. Expan dan Pertamina, Sinorang I dan Dongin oleh Pertamina.
Di lapangan Tiaka juga terdapat cadangan minyak bumi sebesar 110 juta
barrel, sedangkan di Sinorang kecamatan Batui terdapat cadangan gas
sebanyak 4 trilyun kubik (TFC) yang dapat dimanfaatkan untuk industri petro
kimia, elpiji, bahan bakar pabrik dan pembangkit listrik serta gas.
1. Nikel
Arel tambang nikel yang terdapat dikabupaten Morowali sebesar 149.700
ha dengan cadangan terduga terbesar 8.000.000 WMT. Blok Tompira sendiri
memiliki cadangan infered Linonit sejumlah 6 juta ton kadar Ni 1,40% ,
saprolit 0.3 juta ton kadar Ni 2,4 %. Diblok Ungkaya potensi infered Limonit
sebanyak 3,1 juta ton kadar Ni 1.37%, Saprolit 0,2 juta ton kadar Ni 2,63%.
Blok Taloa infered Limonit 1 juta ton kadar Ni 1,36 %.
Dikabupaten Banggai Nikel yang terkandung pada Blok Siuna dengan luas
arel tambang 45.000 ha kadar Nikel (niko) 1,23-2,93% cadangan infered
14.048 juta ton nico. Pada blok pagimana-Bunta luas areal tambang nikel
50.000 ha dengan mmkadar nico 1,45% cadangan infered 3.6 juta ton. Untuk
balinggara luas aeral tambang 15.000 ha sebaran Ni Laterit 250 ha dan Blok
Toli dengan luas areal tambang 62.500 ha dengan kadar Ni 1,15%.
Untuk kabupaten Tojo una-una pada blok Ulubongka dan blok Balingara di
kecamatan ampana tete dimana cadangan dan kadar belum diketahui atau
masih dalam pendataan.
2. Migas
Potensi minyak bumi yang dijadikan unggulan dari propinsi Sulawesi
Tengah teradapat di kabupaten Monowali kecamatan Bungku Utara termasuk
blok Tomori sulawesi lapangan tiaka telah berhasil satu sumur di eksploitasi
oleh Medco Energi JOB pertamina E&P yang menghasilkan 6000 barrel / hari.

22
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Kabupaten Donggala juta memiliki potensi minyak bumi di blok surumana
yang berbatasan dengan sulawesi barat, yang saat ini telah dimenangkan
oleh Exxon Mobile dan pada blok Balaesang serta blok Dampelas belum ada
yang di lelang.
Potensi gas bumi terdapat di kabupaten Banggai kecamatan Toili dan
batui dengan cadangan 1,6 triliun kaki kubik dan luas 475 km2.
3. Batubara
Untuk batubara yang ada di kabupaten Morowali, kecamatan Mori atas
dengan tebal lapisan 0,3-1,0 m jenis gambut (peat), lignit dan brow coal pada
kabupaten Donggala di kecamatam Sirenja dengan penyebaran 15 ha dan
ketebalan 0,35 m. hasil analisa grap sampling menujukkan kadar air 20,79 %,
abu 9,68% fx carbon 29,55 %, belerang 1,26 % dengan nilai kalori seluruhnya
4.130 kkal.
Untuk kabupaten Banngai kepulauan teradapat di kecamatan Bulage
(tatarandang) dengan tebal lapisan 1,5 m dan kalori 5.600 kkal. Didaerah
paisabatu dan lelengan di kecamatan Buko nerlapis 20 cm – 2 m, dengan
kalori 5.700 kkal dimana cadangan potensinya belum diketahui.
4. Galena
Di kabupaten Donggala kecamatan Marawola potensi Galena belum
diketahui cadangan dan kadarnya. Sedangkan di kabupaten Toli-toi
kecamatan Dondo penyebaran Galena (Pb) bersama-sama dengan seng (Zn)
dan Molibdenum (MoS2) pada koordinat 120 33 40 BT dan 00 40 24 LS.
Sumber daya tereka 100.000.000 ton.
5. Biji Besi
Potensi biji besi terdapat di kabupaten Tojo Una-una di kecamatan
Ulubongka, dan Blok Balingara kecamatan Ampana Tete dengan kadar
Fe203 53%. Di kabupaten Banggai terdapat di Blok Siuna dengan luas 45.000
ha, cadangan infered 14.048 juta ton. Blok Pagimana-Bunta dengan luas
areal tambang 50.000 ha dan kadar Fe203 42,46% cadangan infered 3.6juta
ton dan pada blok Balingara luas 15.000 ha. Sedangkan biji besi yang ada di
kabupaten Morowali dengan luas areal tambang 149.700 ha dimana
cadangan terduga 8.000.000 WMT. Blok Tampira mempunyai cadangan
infered limonit 6 juta ton, pada blok Ungkaya potensi infered limonit sebanyak

23
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
3.1 juta ton dan Saprolit 0.2 juta ton. Pada blok Bulu Taloa potensi infeered
limonit terdapat 1 juta ton dengan kadar rata-rata Fe203 47%.
6. Chromit
Chromit juga merupakan salah satu potensi yang diunggulkan di Propinsi
Sulawesi Tengah dimana titik chromit terdapat di Kabupaten Morowali
kecamatan Petasia, kecamatan Bungku Tengah dan kecamatan Bungku
Barat. Luas areal tambang chromit di kecamatan Bungku Barat sebesar 3000
ha dengan cadangan pasti 88.010 DMT (Dry Metric Ton), dimana cadangan
terkira sebesar 459.772 DMT, cadangan terduga 250.000 DMT dengan kadar
rata-rata 4% CR2 03.

Galian B (Vital)
1. Tembaga
Potensi Tembaga yang terdapat di Propini Sulawesi Tengah tersebar di
kabupaten Park Moutong, Kabupaten Toli-tolii kecamata Dondo, kabupaten
Buol kecamata Biau kecamatan Bokat, kabupaten Pos kecamatan Lore Utara
dengan cadangan da belum diketahui pada tiap-tiap kabupaten
2. Emas
Emas yang juga dijadikan potensi unggulan terdapat di kabupaten Parigi
Moutong kecamatan Moutong yang hingga saat ini masih ditambang secara
tradisional oleh masyarakat dengan produksi 0.3-1.0 gram/hari/orang,
demikian juga halnya yang terjadi di kecamatan Tolai dan Ampibabo dengan
hasil 0.5-1.5 gram/hari/orang. Penambangan tradisional juga masih dilakukan
oleh masyarakat kabupaten Toli-toli kecamatan Dondo dan kabupaten
Donggala kecamatan Sirenja. Sedangkan di kabupaten Buol kecamatan
Palele potensi emas dengan sumber daya tereka 1.000.000 ton dengan kadar
emas 30-51 gram/ton dan Ag 125-575 gram/ton yang masih ditambang
secara sederhana menggunakan peralatan tromol. Di kecamatan Bunobogu
(Bulagidun) sumber daya tereka 15.000.000 ton dengan unsur utama
tembaga (Cu) 7% dan Au 0.7 gram/ton. Sedangkan di kecamatan biau
cadangan dan kadarnya masih belum diketahui. Untuk di kota Palu sendiri
potensi emas terdapat di kecamatan Palu Timur (Poboya) dengan luas areal
tambang 49.460 ha, perkiraan cadangan 1.5 juta oz Au (USD 300/oz Au), 1.5

24
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
juta oz Ag (USD 5/oz Ag), dengan perkiraan produksi 150.000 oz Au/Tahun,
150.000 oz Au/tahun dengan perkiraan umur tambang 10 (sepuluh) tahun.
3. Wofram – Tungsten
Di kabupaten Poso kecamatan Lore Utara ditemukan Wolfram – Tungsten
dalam bentuk Schelite dan Wolframite dengan kadar 1.600 ppm.
4. Molibdenum
Potensi Molibdenum terdapat di kabupaten Toli-toli kecamatan Dondo
dengan kadar rata-rata MoS2 = 0.14% dan cadangan mereka 18 juta ton dan
di kabupaten Parigi Moutong di kecamatan Moutong dengan cadangan dan
kadar yang belum diketahui.

Galian C (Bukan Strategis dan Bukan Vital)


1. Lempung
- Lempung terdapat di :
- Kabupaten Poso kecamatan Poso Pesisir, kecamatan Lage
- Kabupaten Morowali kecamatan petasia, kecamatan Mori Atas
- Kabupaten Banggai Kepulauan kecamatan Banggai, kecamatan Bulage
dan kecamatan Buko
- Kabupaten Banggai kecamatan Mamasa, kecamatan Toili dan kecamatan Bunta
- Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Sausu, kecamatan Tomini, kecamatan
Parigi dan kecamatan Moutong
- Kabupaten Buol kecamatan Biau kecamatan Bunobogu, kecamatan
Bokat dan kecamatan Momunu
Dari hasil penelitian pemetaan semi mikro 1992/1993 dikecamatan
Banawa kabupaten Donggala cadangan Geologi 5.100.000 m3 dan
kecamatan Sirenja 592.000 m3.
2. Granit
Untuk potensi granit di wiiayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di :
- Kabupaten Toli-toli di kecamatan Dondo dan kecamatan Galang
- Kabupaten Donggala di kecamatan Dampelas Sojol sdan kecamatan Marawola
- Kabupaten Parigi Moutong di kecamatan Tinombo
- Kabupaten Banggai Kepulauan
Dan granit terbesar dengan cadangan terukur 259.461.283.470 m3 dari
hasil pemetaan semi mikro skala 1 : 50.000 dan yang bervariasi seperti

25
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
merah ros, merah hati, coklat, hitam, putih, abu-abu dan abu-abu kebiru-
biruan terdapat di kabupaten Banggai Kepulauan dengan perkiraan luas
yang ekonomis yaitu 200 ha dimana kuat tekan 3.000 kg/cm2 dengan
warna merah hati.
3. Marmer
Potensi Marmer yang ada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di :
- Kabupaten Poso kecamatan Pamona Utara dan kecamatan Poso Pesisir
- Kabupaten Morowali kecamatan Lembo, kecamatan Petasia dan
kecamatan Mori Atas
- Kabupaten Tojo Una-una kecamatan Tojo
- Kabupaten Banggai kecamatan Luwuk Timur
- Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Tomini
Berdasarkan pendataan di lapangan potensi marmer di beberapa
kabupaten di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah ini pada umumnya
mempunyai warna yang bervariasi seperti putih keabu-abuan, abu-abu
kecoklatan, abu-abu kehitaman, merah kecoklatan, hijau rnuda, hijau tua,
hijau kehitaman, dan hitam, dimana marmer jenis ini memiliki sifat fsik
yang kompak dan keras (4-5 skala Mohs).
4. 0 n y x
Potensi Onyx di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah terdapat di Kabupaten
Morowali tepatnya di kecamatan Petasia dengan jenis Onyx yang berwarna
kuninggading kecoklatan dan memiliki cadangan luas sebesar 25 ha.

5. Batu gamping
Batu Gamping yang juga merupakan salah satu potensi unggulan di
wilayah Propinsi Sulawesi Tengah tersebar di :
- Kabupaten Poso kecamatan Lage, Kecamatan Poso Pesisir,
Kecamatan Pamona Utara (luas areal tambang belum diketahui)
- Kabupaten Banggai kecamatan Luwuk Kecamatan Kintom, Kecamatan
Pagiman dan Kecamatan Luwu Timur
- Kabupaten Donggala kecamatan Banawa luas tambang 500.000.000 M3
(sesua hasil penelitian), Kecamatan Sindue luas areal tambang

26
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
12.000.000 M3 (sesua hasil penelitian), Kecamatan Sirenja dan
Kecamatan Damsol.
6. Phospat
Potensi Phospat terdapat di kabupaten Donggala tepatnya di Desa
Kabonga desa Kabonga Besar dan Tanjung Batu, selain itu di kabupaten
Poso juga terdapal potensi Phospat tepatnya di desa Sulewanc kecamatan
Pamona Utara yang ditemukan dalam gua-gua kapur.
7. Mika
Potensi Mika yang ada di kabupaten Banggai terdapat di kepulauan Peling,
sedangkan yang ada di kabupaten Poso terletak di kecamatan Lore Selatan.
8. Kaolin
Potensi Kaolin di wilayah Sulawesi Tengah terdapat di :
- Kabupaten Parigi Moutong kecamatan Parigi
- Kabupaten Morowali kecamatan Mori Atas
- Kabupaten Poso kecamatan Lore Utara
- Kabupaten Banggai kepulauan kecamatan liang, kecamatan Banggai dan
kecamatan Bulagi
- Kabupaten Donggala kecamatan Kulawi dan kecamatan Balaesang
Dimana cadangan untuk tiap kabupaten belum diketahui.
9. Gipsum
Potensi Gipsum terdapat di kabupaten Donggala / Kota Palu tepatnya di
kecamatan Tawaeli, dan di kabupaten Banggai kecamatan Banggai yang
dijumpai di desa Kendek seluas 200 ha berwarna putih kaca berbentuk
bongkah dengan cadangan beluym diketahui didesa Sampekoan kecamatan
Liang seluas 200 ha dengan cadangan yang belum diketahui.

10. Pasir feldspar


Pasir Felspar yang ada di kabupaten Donggala terdapat di kecamatan
Balaesang, kecamatan Dampelas Sojol dan kecamatan Sirenja, sedangkan
di kabupaten Toli-toli Pasir Felspar terdapat di kecamatan Dondo,
kecamatan Dampal Utara dan kecamatan Dampal Selatan.
11. Pasir Kuarsa

27
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
Potensi Pasir Kuarsa di wilayah Sulawesi Tengah di kabupaten
Donggala kecamatan Moutong dan kecamatan Balaesang, sedangkan di
kabupaten Banggai Kepulauan terdapat di Desa Lambako.
12. G i ok
Giok terdapat di wilayah Kabupaten Poso tepatnya di Pegunungan
Pompangeo, Sungai Kusek, Sungai Salin Guru, Sungai Mambulaba, Sungai
Uemaramu, Sungai Uemadagu dan sungai Kuseh Malino dan kecamatan
Lore Utara.
13. Batu Apung
Batu Apung terdapat di kabupaten Bangga kepulauan tepatnya di
kecamatan Bulagi.
14. Talk
Talk terdapat di kabupaten Poso kecamatan Pamona Timur dan di sekitar
Pegunungan Pompangeo.
15. Asbes
Asbes diwilayah Sulawesi Tengah terdapa di kabupaten Tojo Una-una
kecamatan Ulubongka (berbentuk serat, berwarna hijau muda dengan
cadangan yang belum diketahui.

Tabel Beberapa Potensi Muatan di Kabupaten/Kota Sulawesi Tengah

28
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
BAB III
KINERJA DAN EVALUASI

A. Profil Trayek
Di Sulawesi Tengah terdapat 4 Pangkalan dalam penyelenggaran kegiatan
pelayanan public kapal perintis tahun 2022 yaitu :
1. Pangkalan Poso

2. Pangkalan Wani

29
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
3. Pangkalan Pagimana

4. Pangkalan Kolonedale

30
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
5. Pangkalan Parigi

6. Panngkalan Ampana

B. Profil Pelabuhan Pangkal dan Pelabuhan Singgah


1. Pangkalan Wani

31
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
32
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
2. Pangkalan Poso

3. Pangkalan Pagimana

33
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
4. Pangkalan Kolonodale

5. Pangkalan Parigi

34
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
6. Pangkaln Ampana

B. Tingkat Keterisian Penumpang dan Barang

1. Pangkalan Wani

35
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
2. Pangkalan Poso

36
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
3. Pangkalan Pagimana

37
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
4. Pangkalan Kolonedale

38
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
5. Pangkalan Parigi

6. Pangkalan Ampana

39
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
BAB IV
OUTCOME KEGIATAN
KEPERINTISAN

A. Aspek Ekonomi
Tak dipungkiri lagi, hampir semua masyarakat melakukan aktivitas
dengan menggunakan transportasi, karena bisa mempermudah masyarakat
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga ke pelosok Indonesia,
termasuk transportasi laut yang menggunakan kapal angkutan laut Perintis.
Transportasi angkutan laut perintis pun tidak hanya dipergunakan untuk
mengangkut manusia, tetapi juga muatan barang. Pembangunan infrastruktur
transportasi laut juga memberikan dampak positif bagi masyarakat seperti
membuka kesempatan ekonomi, membuka pintu gerbang dari dan ke daerah
lain, membuka lapangan pekerjaan, mengurangi jarak tempuh dan waktu
perjalanan, serta memudahkan pergerakan manusia dan muatan barang.
Keberadaan transportasi angkutan laut Perintis menjadi salah satu penyokong
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia terpencil dan terisolir. Angkutan Laut
Perintis juga mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan
produktivitas rakyat di daerah terpencil, serta mewujudkan kemandirian ekonomi.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki pulau-pulau yang berbatasan
dengan negara-negara lain. Wilayah dikawasan perbatasan tersebut merupakan
wilayah yang sulit dijangkau sehingga masyarakat atau warga negara
Indonesia yang hidup di dalamnya cenderung terabaikan. Mayarakat yang
yang menghuni daerah terpencil dan juga terluar menjadi tertinggal karena
sulit dijangkau oleh program-program pembangunan. Pembangunan yang
beroriantasi pada capaian fisik tidak akan memberikan perhatian kepada
masyarakat daerah tertinggal yang sulit dijangkau karena memerlukan biaya
mahal sementara itu hasilnya tidak sebanding bila diukur dengan standar
seperti hasil pembangunan pada daerah-daerah yang telah memiliki
infrastruktur yang memadai seperti jalan, sarana transportasi, dan sebagainya.
Daerah- daerah tersebut umumnya tidak dilalui oleh pelayaran komersial karena
biayanya mahal. Biaya pelayaran di daerah terpencil dan tertinggal menjadi
tinggi karena daerah tersebut tidak banyak penduduknya sehingga beban
operasional tidak dapat ditutup oleh biaya tiket penumpang. Di pihak lain,
40
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
karena karena biaya angkutan mahal, tidak banyak penduduk yang dapat
memanfaatkan pelayaran komersial apalagi secara umum mereka termasuk
kategori masyarakat yang tertinggal secara ekonomi. Dengan dioperasikannya
Kapal Angkutan Laut Perintis di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Sulawesi
Tengah khususnya dapat bernilai manfaat yang cukup tinggi terhadap
masyarakat yang berada di daerah terpencil, terisolir dan terluar terutama
di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah.

B. Aspek Politik, Pertahanan dan Keamanan


Pelayaran angkutan laut Perintis yang melayani daerah terluar dan
terisolir mesti didasarkan pada visi wawasan nusantara. Wawasan
nusantara mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta ketahanan
wilayah sehingga kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan politik,kesatuan
pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, pelayanan angkutan laut Perintis
harus dapat dilihat dalam kerangka wawasan nusantara. Untuk membangun
Indonesia dalam kontek negara kesatuan, pelayanan transportasi laut
merupakan masalah yang strategis. Dalam kerangka wawasan nusantara
tersebut, pelayanan transportasi angkutan laut Perintis mesti difokuskan pada
terbangunnya jaringan transportasi yang mengikat kuat interkoneksi antara
pedesaan, perkotaan, antarpulau dengan transportasi laut sebagai tulang
punggungnya, sehingga dengan keberadaan Angkutan laut Perintis ini dapat
menjadikan kepanjangan tangan dari pertahanan dan keamanan dalam hal
monitoring daerah yang berada di perbatasan dan terluar.

C. Aspek Sosial dan Budaya


Layanan pelayaran perintis diselenggarakan dalam rangka penyebaran
kebudayaan, pendidikan, dan layanan kesehatan antarwilayah yang telah
berkembangkan dengan wilayah yang belum berkembang di Provinsi Sulawesi
Selatan. Pelayaran angkutan laut perintis selama ini sudah ikut menggerakkan
dan mendorong bangkitnya perekonomian dan berkembangnya kehidupan sosial
masyarakat di daerah terpencil dan terisolir, terutama daerah terbelakang
dan di perbatasan. Di masa depan, peran pelayaran perintis tersebut akan
terus ditingkatkan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Tengah,
mengingat besarnya manfaat yang diperoleh masyarakat

41
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
dalam pembangunan daerah terpencil, terutama peningkatan sosial
dan Budaya masyarakat di daerah terpencil dan terisolir.

42
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
BAB
V
PENUT
UP

A. Kesimpulan
Dari hasil Kegiatan Pelayanan Angkutan Laut Perintis ini, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Di Sulawesi Tengah terdapat 4 Kabupaten/Kota yang menyelenggaraan
kegiatan pelayanan publik kapal perintis yaitu Kabupaten Poso
(Unit Penyelenggara Pelabuhan Poso, 2 jaringan trayek), Kabupaten Banggai
(Unit Penyelenggara Pelabuhan Pagimana, 1 jaringan trayek), Kabupaten Morowali
(Unit Penyelenggara Pelabuhan Kolonadale, 1 jaringan trayek), Kota Palu
(KSOP Pantoloan/Wani, 2 jaringan trayek), Kabupaten Parigi Montong (Unit
Pelayanan Pelabuhan 1Jaringan Trayek) dan kabupate Donggala (Unit Pelayanan
Pelabuhan Wani, 1 Jaringan Trayek)

B. Saran
1. Mempertahakan jaringan trayek angkutan laut perintis yang diselenggarakan oleh
satker sektor perhubungan laut di Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah;
2. Menambah jaringan trayek angkutan laut perintis terutama di Kabupaten yang belum
menyelenggarakan kegiatan pelayanan angkutan laut perintis yang meiliki potesi
dan sumber daya alam yang melimpah;
3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana guna mendukung kegiatan pelayanan
angkutan laut perintis di Sulawesi Tengah;
4. Meningkatkan kualitas SDM yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan angkutan
laut perintis;
5. Menambah anggaran penyelenggaraan kegiatan pelayanan angkutan laut perintis
sesuai dengan usulan/kebutuhan masing – masing unit kerja di Kabupaten/Kota
di Sulawesi Tengah.

43
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021
44
Laporan Evaluasi Penyelenggaraan Kegiatan Pelayanan Publik Kapal Perintis T.A. 2021

Anda mungkin juga menyukai