Disusun oleh :
1. Afifah Puryaningrum (02)
2. Annisa Berliana D. (07)
3. Devita Sukmawati (11)
4. Gabriel Zebaoth K.P. (14)
5. Luthfiana Laila R. (18)
6. Rizal Aziiz Ramadhan (26)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................................v
ABSTRAK.................................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB 2. LANDASAN TEORI.....................................................................................2
BAB 3.
METODOLOGI……….................................................................................6
BAB 4. HASIL DAN
PEMBAHASAN.......................................................................7 BAB 5.
PENUTUP.......................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................8
LAMPIRAN…………...............................................................................................1
0
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
4
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tarif Penyebrangan Kendaraan Ketapang-Gilimanuk
per tahun...............................................................................................................4
Iv
DAFTAR LAMPIRAN
5
Lampiran 1. Rancangan konseptual terowongan bawah laut.................................10
ABSTRAK
Pariwisata merupakan perjalanan mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
tujuan yang bermacam-macam. Saat ini destinasi wisata dengan unsur budaya dan
kearifan lokal daerah setempat yang ada masih sedikit dan rata-rata terdapat di pulau
Bali. Pelau Bali merupakan tempat yang masih menunjung tinggi kearifan lokal daerah
setempat. Namun untuk menempuh perjalanan darat masih harus menggunakan kapal
ferri untuk menyeberang ke pulau Bali. Perlu jembatan penyeberangan menuju pulau
bali untuk mengefisienkan biaya dan waktu tempuh perjalanan. Dari masalah tersebut
kami mengusulkan Tol bawah laut Jawa-Bali sebagai jalan penghubung pulau Jawa dan
Bali dengan view bawah laut untuk mendukung penyeberangan transportasi darat serta
mempromosikan pariwisata di pulau Bali. Tol dalam laut ini berbentuk terowongan
panjang dengan sisi terowongan berupa kaca transparan anti pecah sehingga para
pengendara yang melewati terowongan ini dapat langsung melihat pemandangan bawah
laut selat Bali yang indah. Pada sisi terowongan juga disajikan berbagai iklan gambaran
destinasi yang ada di Bali. Dengan adanya tol bawah laut ini diharapkan dapat
mempersingkat waktu perjalanan untuk menyeberangi selat Bali serta mengurangi biaya
perjalanan. Adanya tol bawah laut Jawa-Bali ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung
wisata yang berkunjung ke pulau Bali khususnya wisata yang berbasis kearifan
lokal disana dengan mempromosikannya serta dapat membantu perekonomian warga
khususnya yang ada dipulau Bali.
vi
BAB I
7
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi saat ini, sektor pariwisata merupakan industri terbe- sar
dan terkuat dalam pembiayaan ekonomi global, serta sektor ini telah memberikan
kontribusi devisa yang cukup besar bagi negara ini (Soebagyo, 2012) tercatat telah
menyumbang US $ 10,69 miliar atau setara Rp. 136 triliun pada tahun 2014
(Kemenpar, 2015). Hal ini menunjukan bahwa pariwisata merupakan sektor yang
paling penting dalam pertumbuhan perekonomian nasional.
Dengan hasil yang cukup segnifikan dari sektor pariwisata tersebut, tidak- lah kita
pungkiri bahwa dukungan dari infrastruktur, khususnya infrastruktur jalan
haruslah kuat karena fungsi dari jalan adalah sebagai penghubung satu wilayah
dengan wilayah lainnya. Jalan merupakan infrastruktur yang paling berperan
dalam perekonomian nasional, besarnya mobilitas ekonomi tahun 2002 yang
melalui jaringan jalan nasional dan propinsi rata-rata perhari dapat mencapai
sekitar 201 juta kendaraan/kilometer (Bappenas, 2003, dikutip oleh Kenastri,
2007). Hal ini belum termasuk mobilitas ekonomi yang mempergunakan jaringan
jalan kabupaten sepanjang 240 ribu kilometer serta jaringan jalan desa (Ma’ruf,
2013). Artinya adalah infrastruktur jalan memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap perekonomian nasional.
Menyadari pentingnya infrastruktur dalam mendorong pertumbuhan ekon-
omi. Para pakar infrastruktur sepakat bahwa dalam mendorong pembangunan
infrastruktur, pemerintah sebagai pemain utama dalam sektor infrastruktur
selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur dan
memprioritaskan infrastruktur dalam rencana pembangunan nasional (Posumah,
2015). Namun hal ini dirasa kurang, karena banyak beberapa wilayah yang
memiliki destinasi pariwisita yang menjanjikan akan tetapi sarana dan prasarana
untuk menjangkau tempat tersebut masih sulit dan mahal (detik.com), salah
satunya adalah pulau Bali.
Pulau Bali dan Pariwisata merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan ,
yang total luasnya 5.632,86 Km2 atau hanya 0,29 persen dari luas keseluruhan
wilayah Indonesia (Sudana, 2013). Termasuk destinasi utama tujuan wisata di
Indonesia, baik wisatawan asing maupun lokal, karena keelokkan akan budaya,
adat istiadat, kesenian yang beraneka ragam dan keindahan alam yang
mempesona, maka tidak dipungkiri bila Bali dijuluki The Last Paradise (Sri,
2013). Walaupun mendapat julukan The Last Paradise,tetapi Bali masih memiliki
sejumlah kendala diantaranya sarana dan prasarana untuk menjangkau tempat
tersebut yang masih tergolong mahal dan sulit bagi wisatawan lokal khususnya
wisatawan berasal dari Jawa. Karena tidak ada jalan atau penghubung darat untuk
menuju ke Bali, oleh karena itu diharuskan menggunakan kapal Ferri dengan
biaya yang tergolong tidak terjangkau.
Dari permasalahan tersebut penulis mempunyai gagasan yaitu tol bawah laut
Jawa-Bali sebagai jalan penghubung pulau Jawa dan Bali dengan view bawah laut
untuk mendukung penyeberangan transportasi darat serta mempromosikan
pariwisata di pulau Bali, berbasis terowongan transparan dengan metode pondasi
apung. Diharapkan dengan gagasan ini dapat mengeksplor sejumlah potensi-
potensi wisata, baik keindahan alam, budaya, serta adat istiadat yang masih
tersembunyi serta pengeluaran materi untuk transportasi wisatawan dapat ditekan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut,
1. Bagaimana implementasi gagasan Tol Bawah Laut Jawa-Bali tersebut?
8
2. Apa keuntungan masyarakat dari inovasi Tol Bawah Laut Jawa-Bali tersebut ?
3. Siapa saja yang terlibat dalam mengimplementasikan Tol Bawah Laut Jawa-
Bali tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
1. Membangun tol bawah laut Jawa-Bali untuk membantu penyeberangan
transportasi darat pulau Jawa-Bali.
2. Mempromosikan pariwisata yang ada di pulau Bali dari pariwisata umum
maupun wisata yang berbasis kearifan lokal.
D. Manfaat Penelitian
1. Membantu masyarakat yang akan menyeberang ke pulau Jawa maupun Bali
dengan transportasi darat.
2. Menekan biaya dan mempersingkat waktu penyeberangan pulau Jawa-Bali.
3. Membantu meningkatkan perekonomian warga khususnya yang ada di pulau
Bali.
E. Ruang Lingkup
Rancangan awal dan dasar teori mengenai tol bawah laut Jawa-Bali.
BAB II
LANDASAN TEORI
Infrastruktur merupakan fasilitas fisik yang dikembangkan atau
dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam
penyedian air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-
pelayanan lainnya untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. (Stone
dalam Kodoatie, 2003).
Menurut Kenastri (2007), infrastruktur di Indonesia dibagi menjadi tiga
jenis, salah satunya adalah Infrastruktur jalan. Dalam Undang-undang nomor 38
tahun 2004 pasal 1 ayat 4 dikatakan bahwa jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi bagian jalan, termasuk bagunan pelengkap dan
perlengkapannya yang di peruntukan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah atau
air serta di atas permukaan laut, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan
kabel. Oleh karena itu jalan merupakan objeck vital yang sangat penting bagi
masyarakat dalam rangka untuk memenuhi kebutuhannya antara lain kegiatan
bisnis, dinas, urusan keluarga, dan liburan (Adisasmita, 2012). Salah satu contoh
dari bagunan pelengakap dan perlengkapan jalan adalah terowongan.
Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau air.
Terowongan umumnya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang
terbuka pada lingkungan luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan
terowongan sebagai sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki
panjang minimal 0.1 mil (0,1609 km), dan yang lebih pendek dari itu lebih
pantas disebut underpass. Terowongan memiliki fungsi dan tujuan masing-
masing yaitu sebagai jalan, pertambangan, pengelak aliran air dan penyedia air
baku pada bendungan (Ghozali, 2013), serta terowongan merupakan salah
satu alternatif prasarana perhubungan masa depan yang memungkinkan untuk
mempersingkat waktu perjalanan. Selain itu pembuatan terowongan untuk lalu
lintas harus dilaksanakan dengan alasan-alasan tertentu misalnya tidak
tersedianya lahan yang cukup untuk lalu lintas perhubungan serta untuk
menembus rintangan akibat aktivitas manusia misalnya permukiman yang padat
huni, kota, industri, tempat - tempat keramaian atau adanya pegunungan terjal
9
dan laut yang sulit untuk dibuat jalur transportasi di atas permukaan (Anapetra,
2013).
Tetapi infrastruktur jalan saat ini dikatakan masih kurang, khususnya
untuk kegiatan/perjalanan pariwisata. Karena banyak destinasi pariwisata belum
memiliki akses jalan yang baik untuk menuju ke tempat pariwisata, khususnya
pulau Bali. Sehingga harus menggunakan moda transportasi lain yaitu kapal
Ferri dengan tarif yang cukup mahal, berikut daftar tarif penyeberangan
Ketapang- Gilimanuk.
Tabel. 2.1 Tarif Penyebrangan Kendaraan Ketapang-
Gilimanuk
Tanggal 24 September 2016
Tarif Angkutan
No Golongan Kendaraan
Penyeberangan
1 Gol I.Sepeda Rp. 7.000,-
Tarif Angkutan
No Golongan Kendaraan
Penyeberangan
2 Gol II. Sepeda Motor (<500 cc) Rp. 22.000,-
3 Gol III. Sepada Motor (> = 500 cc) Rp. 34.000,-
4 Gol IV-A. Mobil/Sedan (< = 5 m) Rp. 138.000,-
4 Gol IV-B. Mobil barang, (< = 5 m) Rp. 124.000,-
6 Gol V-A. Bus Sedang (< = 7 m) Rp. 262.000,-
7 Gol V-B. Truck Sedang (< = 7 m) Rp. 210.000,-
8 Gol VI-A. Bus Besar (< = 10 m) Rp. 436.000,-
9 Gol VI-B. Truck Besar (< = 10 m Rp. 347.000,-
10 Gol VII. Truck/Trailer (< = 12 m) Rp. 458.000,-
11 Gol VIII.Truck/Trailer (< = 16 m) Rp. 690.000,-
12 Gol IX. Trailer (> 16 m) Rp. 1.000.000,-
Tabel. 2.2 Tarif Penyebrangan Penumpang Ketapang-Gilimanuk
Tanggal 24 September 2016
No Lain-lain Tarif Angkutan
1 Pejalan kaki (penumpang)
Dewasa Rp. 6.000,-
Rp. 4.000,-
Anak
Sumber: PT. ASDP Indonesia Ferry (persero)
3
Gambar 2.2. Daerah letak posisi mulut terowongan dari Pulau Jawa-Bali
dan sebaliknya
BAB III
METODOLOGI
A. Metode Penelitian
Metode penulisan merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
me- ngumpulkan data, mengolah data, dan menganalis data dengan teknik
tertentu.
No Tanggal Kegiatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tol bawah laut Jawa-Bali sebagai jalan penghubung pulau Jawa dan Bali dengan
view bawah laut untuk mendukung penyeberangan transportasi darat serta
mempromosikan pariwisata di pulau Bali. Tol dalam laut ini berbentuk terowongan
panjang dengan sisi terowongan berupa kaca transparan anti pecah sehingga para
pengendara yang melewati terowongan ini dapat langsung melihat pemandangan bawah
laut selat Bali yang indah. Tol dalam laut ini menggunakan pondasi apung yang diikatkan
dengan tali yang kuat ke dasar laut untuk menjaga agar terowongan tetap di dalam laut.
Pada sisi terowongan juga di sajikan berbagai iklan gambaran destinasi yang ada di Bali.
Adanya tol bawah laut Jawa-Bali ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung
wisata yang berkunjung ke pulau Bali khususnya wisata yang berbasis kearifan lokal,
dengan mempromosikannya serta dapat membantu perekonomian warga khususnya yang
ada dipulau Bali serta diharapkan akan mempersingkat waktu perjalanan untuk
menyeberangi selat Bali dan dapat mengurangi biaya perjalanan.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Selain itu, yang menjadi dasar dibangunnya tol bawah laut Jawa-Bali tidak lain
adalahperan Pulau Bali sebagai salah saatu daerah yang menjadui sector utama destinasi
pariwisata terpopuler di Indonesia yang pastinya sudah tidak asing lagi bagi para
wisaatawan asing maupun manca negara. Faktor terakhir adalah menyadari pentingnya
infrastruktur yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.
B.Saran
Jika rancangan tol bawah laut ini menarik dan pemerintah setuju karena mengingat
pentingnya jalur transportasi umum untuk mempercepat arus perekonomian, maka perlu
dilakukan perancangan anggaran melalui rapat dengan wakil rakyat untuk segera
terealisasikan.Meski memakan waktu yang lama namun jika infrastruktur ini selesai
dibangun maka akan sangat besar sekali manfaat baik bagi rakyat maupun pemerintah
sendiri khususnya di bidang ekonomi.
Daftar Pustaka
Lampiran