Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PEMBANGUNAN CABLE CAR (KERETA GANTUNG) SEBAGAI PENDUKUNG
OBJEK WISATA DI DANAU TOBA DALAM SEKTOR TRANSPORTASI

BIDANG KEGIATAN
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Ambron Efaproditus Sitinjak NIM: 014080530005 Angkatan: 2018
Ayu Lestari Malau NIM: 014080530011 Angkatan: 2018
Oktamia NIM: 014080530009 Angkatan: 2018

AKADEMI PARIWISATA DAN PERHOTELAN DARMA AGUNG


MEDAN
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ……..……………………………………………… i


HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iv
RINGKASAN……………………………………………………………….. iv
BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 ……. .......................................................... 1
1.2 …... ............................................................ 2
1.3 ……. ……………………....................... 2
BAB 2 : GAGASAN ….. 4
2.1 … …………………………………………… 4
2.2 …. ………………………….………………… 4
BAB 3 : KESIMPULAN …………………………. 8
3.1. ………………….. 8
3.2. ………………… 9
BAB 4 : DAFTAR PUSTAKA…..……. ………. 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pembimbing yang ditandatangani
2. SusunanOrganisasi Tim PenelitidanPembagianTugas
3. Surat PernyataanKetuaPeneliti
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pariwisata di Indonesia merupakan salah satu sektor yang memegang peranan
penting dalam keberlangsungan perekonomian Indonesia. Indonesia memiliki beranekaragam
suku dan adat istiadat yang berbeda serta memiliki banyak sumber daya alam yang
merupakan keindahan pemandangan alam seperti pegunungan yang sejuk, pantai yang
hangat, laut yang biru, air terjun dan banyak lagi pesona alam lainnya khusunya di Danau
Toba, Sumatra Utara.
Keberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya menjadikan daerah di sekitarnya
sebagai prioritas obyek dan daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera Utara (Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, 2007). Saat ini kawasan Danau Toba ditetapkan
sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan Destinasi Pariwisata Unggul (DPU) di
provinsi Sumatera Utara. Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan Kawasan Danau
Toba (KDT) sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya
disebut sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Perkembangan objek wisata di Danau Toba semakin berkembang seiring dengan laju
perekonomian di dunia. Danau Toba merupakan salah satu daerah dengan potensi pariwisata
yang patut diperhitungkan. Dalam perkembangan pariwisata di Danau Toba, Pulau Samosir
menjadi salah satu pemeran utama dalam menarik wisatawan yang berasal dari dalam dan
luar negri. Dimana keindahan Danau Toba dapat kita rasakan ketika kita tiba disana.
Pembangunan kawasan Danau Toba ini dilakukan sebagai upaya Pemerintah dalam
meningkatkan devisa negara melalui peningkatan jumlah wisatawan baik lokal maupun
Internasional, karena wisatawan dapat berkunjung ke kawasan Danau Toba seperti Parapat,
Pulau Samosir, Tuk-Tuk, Panguruan dan Ambarita.
Di Kawasan Danau Toba terdapat beberapa daerah tujuan wisata seperti Parapat,
Simarjarunjung, Tanjung Unta, Haranggaol, dan lain-lain. Salah satu daerah yang paling
terkenal dan banyak diminati adalah Kota Parapat yang juga merupakan ibukota Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon. Parapat merupakan pintu gerbang utama menuju Pulau Samosir dan
sering juga disebut Kota Wisata Parapat. Kota ini berkembang dan dikenal sebagai kawasan
wisata sampai mengalami perkembangan pesat sekitar tahun 1990- an yang memiliki banyak
hotel, penginapan, restoran dan sarana pendukung pariwisata lainnya termasuk dermaga yang
menghubungkan Parapat dengan Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba.
Namun saat ini kegiatan pariwisata tidak mengalami perkembangan, terlihat dari penurunan
jumlah pengunjung sehingga fasilitas pariwisata tersebut mulai terlantar. Data Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Simalungun tahun 2012 mengatakan bahwa jumlah
pengunjung terbanyak pada tahun 1997 yaitu sebanyak 1.125.177 jiwa. Namun jumlah
pengunjung ini terus mengalami penurunan menjadi 26.463 jiwa pada tahun 2006. Jumlah
pengunjung di Parapat mengalami kenaikan sampai pada tahun 2009 mencapai 96.774 jiwa
sedangkan pada tahun 2011 jumlah pengunjung berkurang menjadi 95.122 jiwa
Agar pembangunan objek wisata itu dapat berjalan dengan lancar, maka diadakan
beberapa pembangunan yang dapat mendukung objek wisata tersebut baik dibidang
penginapan, restoran, insfrastruktur dan transportasi. Di bidang transportasi sangat
mendukung aktivitas wisatawan yang seharusnya menjadi jalan alternatif yang patut menjadi
perhatian pemerintah dan masyarakat.
Cable car (Kereta Gantung) khususnya, merupakan moda yang sangat jarang dikaji dan
dibahas secara mendalam oleh para perencana transportasi di Indonesia. Bisa jadi karena
moda ini sekilas terlihat sebagai moda yang sulit dan kompleks, membutuhkan biaya yang
besar, dan terbatas hanya untuk perjalanan wisata saja. Tergerak karena persepsi tersebut dan
keunikan sistem Cable Car, penelitian ini dilakukan sebagai tahap awal untuk mengkaji lebih
jauh fakta yang sebenarnya, termasuk keunggulannya, tujuan pembangunannya, dan konsep
peletakan rutenya. Diharapkan studi ini menjadi motivasi untuk dilakukannya penelitian
selanjutnya yang lebih luas dan mendalam. Cable Car diharapkan dapat membantu untuk
memudahkan aksebilitas wisatawan dari Parapat ke Samosir. Perjalanan juga akan terasa
lebih nyaman tanpaarus merasa lelah dan juga tidak kalah indah saat melihat pemandangan
dari atas.

B. Tujuan
Dari masalah-masalah yang telah diuraikan, maka dapat diketahui tujuan dari gagasan
ini, yaitu:

1. Menarik daya tarik wisatawan baru baik dari lokal maupun luar
2. Membantu untuk meningkatkan devisa negara

C. Manfaat
1. Untuk memudahkan akses perjalanan melalui transportasi udara
2. Sebagai transportasi yang ramah lingkungan dan aman
GAGASAN

A. Kondisi Danau Toba


Kepariwisataan Danau Toba memiliki potensi wisata alami danau, wisata geopark atau
taman bumi dan wisata budaya daerah (Batak). Destinasi Wisata Nasional ini menjadi salah
satu unggulan dalam daya saing industri pariwisata nasional, bahkan internasional sehingga
menjadi salah satu amanat pembangunan pariwisata nasional melalui Nawacita dan masuk
dalam 10 Destinasi Wisata Nasional.Kawasan Wisata Danau Toba memiliki potensi wisata
alam yang terbentuk dari aktifitas Supervulkanik sehingga menjadikannya sebagai geopark
atau taman bumi, Penetapan warisan taman bumi (geopark) oleh UNESCO merupakan
bentang pemandangan alam berupa geoarea. Siklus hidup atau pertumbuhan destinasi
kepariwisataan
Danau Toba berkembang pesat sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) sejalan dengan
meningkatnya kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara. Pada sisi lain
peningkatan kunjungan kegiatan wisata ini tidak diikuti oleh keseimbangan lingkungan
binaan pada sekitar kawasan Danau Toba seperti keberadaan permukiman, transportasi yang
kurang memadai, pengelolaan limbah dan pemanfaatan ruang untuk wisata Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN1 ) Kawasan Danau Toba berada pada ketinggian 903
meter dpl, Danau Toba memiliki luas perairan 1.130 km2 yang merupakan daerah tangkapan
air (DTA) Danau Toba lebih kurang 4.311,58 km2 . Secara administratif, Kawasan Wisata
Danau Toba meliputi 7 (tujuh) Kabupaten pada tepian Danau Toba, yaitu Toba Samosir,
Samosir, Simalungun, Tapanuli Utara, Karo, Humbang Hasundutan, dan Dairi, sesuai dengan
Struktur Ruang Sekitar Danau Toba pada RTR Kawasan Danau Toba dan sekitarnya.

B. Upaya yang dilakukan


Pemerintah Kabupaten Simalungun berambisi membangun Cable Car atau kereta
gantung terpanjang dunia di kawasan Danau Toba. Panjang nya sekitar 15 km hingga 20 km,
yan menghubungkan Camping Ground Parapat hingga Tigaras, kecamatan Dolok Pardamean,
Simalungun.
Anggaran di perkirakan Rp 24 miliar, yang diperjuangkan masuk dalam APBN tahun
depan. Jika Cable Car ini terwujud, maka Danau Toba akan memiliki kereta gantung
terpanjang di dunia. Menurut Wikipedia, Cable Car terpanjang saat ini berada di Swedia,
yang menghubungkan Ortrask dan Menstrask di Kota Norsjo, yang memiliki panjang 13,2
km.
Jarinsen optimis untuk membangun Cable Car tersebut selesai beberapa tahun
kedepan. Keoptimisan Janrinsen didukung sinyal positif yang disampaikan Kementrian
Pariwisata beberapa waktu yang lalu. Kementrian Pariwisata mendukung pembangunan
tersebut dan meminta Pemkab Simalungun mengajukan kajian ilmiah terkait rencana
pembangunan tersebut.

C. Keuntungan Gagasan
Berdasarkan keuntungan dari pembangunan Cable Car tersebut. Maka dibuatlah
gagasan “Pembangunan Cable Car sebagai transportasi alternatif di Danau Toba”
Keuntungan dari pembangunan ini adalah meningkatkan kualitas daya tarik wisatawan
melalui transportasi udara yaitu Cable Car. Dikarenakan Danau Toba menjadi objek wisata
yang dapat menarik wisatan. Selain itu juga dapat mengembalikan kejayaan wisata di Sumut
seperti tahun 1997-1998 sekitar 223.126. Dari pembangunan Cable Car di Danau Toba,
ditargetkan angka 365 ribu wisatawan dapat tercapai.

D. Pihak-pihak yang dapat membantu untuk mengimplementasikan pembangunan


Cable Car tersebut

Anda mungkin juga menyukai