NIM : 3101420086
Prodi : Pendidikan Sejarah 6B
Matkul : Sejarah Desa & Kota
2. Pedesaan Tegal bagian Utara sebagai wilayah Industri Rakyat sejak masa Kolonial
dan terus berlangsung hingga masa kini
a. Mengapa Pemerintah Kolonial menjadikan Pedesaan Tegal bagian Utara sebagai
wilayah Industri
Karena Desa Tegal Utara menyimpan kekayaan potensi sumber daya alam, antara lain
kayu jati, bambu, dan bambu wulung yang sangat dibutuhkan sebagai bahan baku
industri, maka Pemerintah Kolonial Belanda menetapkan kawasan tersebut sebagai
Kawasan Industri Rakyat. Apalagi Pelabuhan Tegal menyediakan akses cepat ke laut
untuk transportasi di kawasan ini (C. S. M. Utami, 2019)
4. Demak adalah kota kabupaten yang memiliki wilayah pedesaan berada di kawasan
pesisir
a. Berikan penjelasan saudara potensi Demak dan kawasan (pedesaan) Pesisir
Kekayaan alam dan situs sejarah bekas kebesaran kesultanan Demak berpotensi
untuk dikembangkan di kawasan pesisir Demak. Ide menciptakan destinasi wisata
pantai dapat dipadukan dengan alat tangkap. Pesisir barat Kota Demak memiliki
potensi bahari yang dapat dipisahkan menjadi tiga zona yaitu zona yang dapat
dilestarikan, zona kegiatan wisata, dan zona perluasan. Bergantung pada bagaimana
itu digunakan, itu bisa menjadi: Zona aktivitas wisata pertama adalah pantai, zona
kedua sejarah dan budaya, dan zona ketiga pemukiman nelayan. Zona ini dapat
dilindungi. Sebagai destinasi wisata alam, ramah, dan kuliner, orientasi pelatihan
nelayan ditujukan untuk menghadap ke laut dengan menggunakan bahan-bahan
lokal yang dikembangkan dengan memperhatikan fitur estetika, sehingga memiliki
daya tarik dan memperhatikan faktor kebersihan lingkungan. Menciptakan
konektivitas antar tempat untuk memungkinkan aksesibilitas dan kenyamanan
pengunjung dengan mendasarkan penyediaan fasilitas pariwisata pada zona khas
yang ada yang memiliki tujuan yang dekat (Carolina Santi Muji Utami, Putri Agus
Wijayati, Nida’ul Putri Milla, 2022)
b. Berikan penjelasan saudara mengenai kegiatan ekonomi masyarakat dalam
menghadapi perubahan
Kota Demak yang berfungsi sebagai pusat perekonomian daerah memiliki
masyarakat pendukung yang bekerja memadukan kepentingan sosial, budaya,
politik dan ekonomi penduduknya. Produksi besi dan peralatan logam serupa
hampir selalu terjadi di berbagai bagian kota pesisir. Pengrajin ini tinggal di
komunitas kecil yang terletak di kota metropolitan. Mereka adalah penduduk
setempat yang terkenal di lingkungan itu. Mereka mengidentifikasi diri mereka
sebagai pandai besi, menyiratkan bahwa mereka adalah pandai besi atau pandai besi
khusus (masyarakat desa ini dikenal sebagai Kampung Pandean). Prosedur
pembuatannya memanfaatkan teknologi tempo logam konvensional. Saat ini para
pengrajin membuat berbagai macam barang rumah tangga, alat pertanian, alat
perang bersejarah dari kesultanan Demak, dan alat perang. Memproduksi alat-alat
tempur seperti parang, serampang, tombak, dan peralatan berburu diperlukan di
masa lalu (Carolina Santi Muji Utami, Putri Agus Wijayati, Nida’ul Putri Milla,
2022)
Di sisi lain, sejumlah perusahaan bertahan di kota-kota pesisir sejak Kesultanan
Demak hingga saat ini. Sebagai gambaran industri menjahit yang berkembang dan
berkembang di Kota Suci, kota yang dekat dengan Demak. Kerajinan bordir sudah
berkembang di Indonesia sejak lama, tepatnya sejak kesultanan Demak pada abad
ke-16. Menjelang pergantian abad ke-16, daerah Demak—saat itu merupakan pusat
penyebaran Islam ke seluruh nusantara—diperkenalkan dengan teknik ini. Oleh
karena itu, tidak heran jika kerajinan perbatasan telah menyebar hampir ke seluruh
wilayah nusantara. Manusia harus menggunakan lebih banyak kreativitas dalam
upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka saat menavigasi
lingkungan alam dan sosial. Pertumbuhan ekonomi lokal telah mengungkapkan
kecerdikan masyarakat Demak dalam kehidupannya sebagai masyarakat kota
pesisir sejak masa kesultanan. Ekonomi masyarakat. Pemerintah daerah dan
organisasi masyarakat berpartisipasi dalam proses ekonomi lokal untuk
mendukung, merangsang dan mempertahankan kegiatan komersial untuk
menciptakan lapangan kerja (Carolina Santi Muji Utami, Putri Agus Wijayati,
Nida’ul Putri Milla, 2022)
Salah satu daerah yang kaya sejarah, budaya, dan warisan bahari adalah Demak,
yang mencoba menerapkan gagasan pengembangan ekonomi lokal untuk
mempertahankan keberadaan warisannya. Sejarah budaya dikembangkan dengan
melibatkan masyarakat setempat, mendorong partisipasi masyarakat melalui
organisasi sosial, merestorasi dan merevitalisasi situs bersejarah, memperluas
destinasi wisata, meningkatkan kemampuan artefak terkait pariwisata, serta
menyediakan infrastruktur dan fasilitas yang diperlukan. Hal ini diyakini akan
mendorong penduduk untuk merasakan hubungan emosional yang lebih kuat
dengan kekayaan budaya kota dan sejarah masa lalu serta nilai-nilai budayanya
(Carolina Santi Muji Utami, Putri Agus Wijayati, Nida’ul Putri Milla, 2022)
REFERENSI :
Carolina Santi Muji Utami, Putri Agus Wijayati, Nida’ul Putri Milla, dan M. R. (2022).
Kehidupan Ekonomi Kesultanan Demak. 72–100.
https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=kehidupan+ekonomi+kesulta
nan+demak&btnG=#d=gs_qabs&t=1680769497970&u=%23p%3D1UdKhJrmIaQJ
Utami, C. S. M. (2019). Traditional Industries In the Colonial Period: The Economic Activities
Of The People Of Tegal In The 20th Century. Paramita - Historical Studies Journal, 29(1),
92–101. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/18611
Utami, S M, & Arsi, A. A. (2022). Lingkungan Perdesaan: Sebuah Tantangan Perubahan Bagi
Masyarakat Pegunungan. Konservasi Alam, 90–120.
https://bookchapter.unnes.ac.id/index.php/ka/article/view/86
Utami, Santi Muji. (2011). Pengaruh Politik Pintu Terbuka terhadap Masyarakat Pedesaan di
Jawa. Paramita, 21(1), 14–24.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/paramita/article/view/1025