NIM : R021231021
Sosial budaya masyarakat maritim di Indonesia merupakan sebuah konsep yang mencakup
aspek kehidupan dan perilaku masyarakat yang terkait dengan perairan, lautan, dan usaha-
usaha maritim. Masyarakat maritim di Indonesia memiliki karakteristik yang khas, seperti
penduduk yang banyak terkait dengan perairan, lautan, dan kegiatan perikanan. Sosial budaya
maritim ini terkait dengan konsep wawasan geo-bio-sosial-budaya maritim, yang
mengandung konsepsi dan gambaran tentang karakteristik geografi, biologi, sosial, dan
budaya maritim di Indonesia
Pada umumnya, masyarakat maritim di Indonesia memiliki kebudayaan yang kaya dan terkait
dengan perairan, lautan, dan kegiatan perikanan. Mereka memiliki nilai-nilai sosial dan
budaya yang berinti pada tatanan berkehidupan bersama, seperti pengenalan, kontrak
pembelajaran, dan penjelasan ruang lingkup MK Wawasan Sosial-budaya Maritim
. Sosial budaya maritim ini juga terkait dengan konsep politik bangsa Indonesia yang melihat
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut), termasuk dasar laut
dan tanah di bawahnya, dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan
A. Etnik
Mengutip KBBI, etnik atau etnis bertalian dengan kelompok sosial dalam sistem
sosial
attau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat,
agama, bahasa dan sebagainya. Mengutip Kemdikbud RI, etnik atau etnis disebut juga suku
bangsa.
Lebih dari 1.300 suku bangsa mendiami wilayah pesisir dan pulau-pulau di Indonesia,
dengan ragam budaya dan bahasanya masing-masing. Beberapa etnik maritim yang terkenal
antara lain:
Suku Bajo: Tersebar di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Maluku.
Dikenalsebagai pelaut ulung dan ahli menyelam.
Suku Bugis-Makassar: Menetap di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Memiliki tradisi
maritim yang kuat, termasuk perdagangan dan pelayaran.
Suku Talaud: Menempati gugusan pulau-pulau Talaud kawasan Kepulauan Sangir,
Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara. Memiliki kegiatan yang bernama mane’e
yaitu tradisi tangkap ikan menggunakan daun kelapa.
Suku Mandar: Berasal dari Sulawesi Barat. Terkenal dengan keahliannya dalam
pembuatan kapal dan pelayaran.
Suku Batona, Blikolollo, Lamanundek, Tanakrofa dan Lefotuka: Berasal dari
Lamalera, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Memiliki tradisi yang bernama baleo atau
berburu paus.
Suku Asmat: Menetap di Papua. Terkenal dengan ukiran kayu yang menceritakan
kisah leluhur mereka dan hubungannya dengan laut.
Budaya maritim Indonesia merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat pesisir dan pulau-pulau Indonesia. Masyarakat ini memiliki karakteristik
khusus yang terkait dengan perairan, lautan, dan kegiatan perikanan. Sosial budaya
maritim Indonesia terkait dengan konsep wawasan geo-bio-sosial-budaya maritim,
yang menganduki konsepsi dan gambaran tentang karakteristik geografi, biologi,
sosial, dan budaya maritim di Indonesia
Pengembangan masyarakat maritim dan desa/komunitas pantai dan pulau-pulau
Indonesia dapat berkembang dengan trobosan terbaru karena masyarakat maritime
dikomunitas pantai dan pulau-pulau cukup berperan penting.Tetap menjaga dan
mengembangkan budaya maritim Indonesia dapat membantu masyarakat pesisir dan
pulau-pulau tersebut untuk mengelola sumber daya laut secara optimal dan
mengembangkan wilayah pesisir dan pulau-pulau tersebut secara berkelanjutan.
Pola migrasi di Indonesia telah berubah dengan pergeseran pola migrasi, yang
menunjukkan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif dengan tujuan menetap. Sepuluh tahun terakhir, terjadi pergeseran pola
migrasi di mana kota utama tidak lagi jadi tujuan migrasi, Migrasi merupakan suatu
perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain.
Migrasidapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor sosial, ekonomi, politik,
danfaktor geografis sehingga membentuk pola-pola migrasi yang teridentifikasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola migrasi di Indonesia termasuk:
Peningkatan proporsi penduduk perkotaan (urbanisasi).
Migrasi urban rural. Migrasi urban rural merupakan kebalikan dari migrasi
rural urbandimana penduduk darikota besar bermigrasi ke daerah pedesaan.
Biasanya migrasi initerjadi karena faktorekonomi, perubahan gaya hidup,
ataupun dengan alasan investasi.
Migrasi akibat konflik dan bencana alam. Migrasi juga dapat terjadi karena
adanyakonflik bersenjata, konflik social, atau bencanaalam seperti gempa
bumi, banjir, atauletusan gunung berapi. Migrasi dalam situasiseperti ini
biasanya bersifat terpaksa.
Peningkatan biaya hidup di kota besar, yang membuat migran masuk ke kota
penyangga dengan biaya hidup lebih murah
1. Pengembangan lautan dan sumber daya laut: Ekonomi maritim di Indonesia fokus
pada pengembangan lautan dan sumber daya laut, seperti minyak bumi, gas alam,
mineral, dan sumber daya hayati laut.
4. Pariwisata bahari: Pariwisata bahari merupakan salah satu contoh ekonomi maritim
di Indonesia, yang menggabungkan kunjungan ke lautan dan kepulauan dengan
aktivitas pariwisata.
6. Pengelolaan lautan dan sumber daya laut: Pengelolaan lautan dan sumber daya laut
merupakan salah satu tujuan utama ekonomi maritim di Indonesia, yang meliputi
pengelolaan wilayah laut, pembangunan kelautan, dan pengembangan sumber daya
laut.