Anda di halaman 1dari 7

Konektivitas Antarruang Dan Waktu

.
Aspek Ruang dan Waktu
.
 Aspek Ruang: Tempat di Bumi untuk aktivitas individu dan kelompok.
Meliputi daratan, perairan, udara, serta organisme biotik dan abiotik.
 Contoh Interaksi Ruang:
. Pertukaran ikan laut dan sayur-mayur antara wilayah
pantai dan pegunungan.
. Perkotaan membutuhkan tenaga kerja dari perdesaan,
memicu interaksi antarwilayah.
 Aspek Waktu: Rentang waktu peristiwa. Terbagi menjadi lampau,
sekarang, dan akan datang.
 Contoh Waktu:
. Lampau: Kejadian masa lalu yang tidak dapat diulang.
. Sekarang: Waktu saat kegiatan sedang berlangsung.
. Akan datang: Masa depan yang perlu direncanakan.
.
Interaksi Keruangan Dan Waktu
.
 Perbedaan Karakteristik Antarwilayah:
 Perbedaan unsur hara tanah, misalnya lereng pegunungan
vulkanik dan dataran rendah.
 Varian mineral, seperti logam di Jayapura dan batu bara di
Kalimantan.
 Keanekaragaman hayati yang menghasilkan komoditas pangan
berbeda.
 Syarat Interaksi Keruangan:
 Saling melengkapi (complementarity).
 Kesempatan antara (intervening opportunity).
 Kemudahan perpindahan barang atau orang (transferability).
.
Pengaruh Interaksi Keruangan dan Waktu
.
 Perkembangan Pusat Perdagangan dan Produksi Lokal:
 Pusat perdagangan dan produksi lokal mempengaruhi ekonomi,
pertumbuhan perkotaan, dan pola perdagangan.
 Perkembangan Sarana dan Prasarana:
 Fasilitas yang memadai memperlancar interaksi dan mobilitas
penduduk.
 Perubahan Penggunaan Lahan:
 Dapat mencakup alih fungsi lahan untuk perdagangan,
infrastruktur, dan hunian.
 Perubahan Orientasi Pekerjaan:
 Berkembangnya sektor jasa mengubah orientasi pekerjaan
masyarakat.
 Perubahan Sosial:
 Interaksi keruangan memfasilitasi pemenuhan kebutuhan hidup.
.
Bentuk Interaksi Keruangan
.
 Perpindahan Penduduk (Migrasi):
 Migrasi mencakup berbagai bentuk seperti imigrasi, emigrasi,
urbanisasi, ruralisasi, transmigrasi, evakuasi, sirkulasi, dan
komutasi.
 Komunikasi:
Interaksi melalui media seperti siaran televisi, streaming, dan website

b. Letak Geografis Indonesia

Indonesia, berada di kawasan tropis, memiliki kondisi alam yang indah, yang
mempengaruhi keanekaragaman budaya, suku, dan seni di negara ini.

1. Luas dan Batas Wilayah Indonesia A. Luas Wilayah Indonesia:

 Negara kepulauan dengan sekitar 17.500 pulau.


 Luas total wilayah sekitar 7,81 juta km².
 Terdiri atas 3,25 juta km² lautan, 2,55 juta km² Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),
dan 2,01 juta km² daratan.
 Luas daratan Indonesia hanya sekitar 1,2% dari luas daratan dunia.

B. Batas Wilayah Indonesia:

. Batas Darat
. Batas Laut:
 Mengikuti UNCLOS 1982.
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) berjarak 200 mil dari garis dasar pantai.
 Zona Laut Teritorial sepanjang 12 mil dari garis dasar pulau.
 Zona Landas Kontinen diukur dari kedalaman laut kurang dari 150 m.
Batas Atas Udara mengikuti batas laut, sedangkan batas angkasa luar
mengikuti konvensi Chicago 1944.

2. Letak Wilayah Indonesia

A. Letak Geografis Indonesia:


 Garis lintang dan garis bujur menentukan letak geografis Indonesia.
 Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
 Wilayah Indonesia berada pada posisi silang yang penting dalam
kaitannya dengan iklim dan perekonomian.
 Pengaruh letak geografis Indonesia:
. Aktivitas perdagangan dunia karena letak strategis, menjadi
persimpangan lalu lintas dunia baik udara maupun laut.
. Kondisi sosial-budaya masyarakat Indonesia menjadi beragam
karena pengaruh transportasi dan komunikasi global.

B. Letak Geologis Indonesia:

 Indonesia terletak pada tiga lempeng benua besar:


 Paparan Sunda di bagian utara, terletak pada Lempeng Eurasia.
 Paparan Sahul di bagian barat dan selatan, berada di atas
Lempeng Indo-Australia.
Bagian timur merupakan dasar samudra yang terletak pada Lempeng
Pasifik.

3. Bentang Alam Indonesia

A. Gunung dan Pegunungan:

 Indonesia dilalui oleh dua sabuk gunung: Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediterania.
 Sirkum Pasifik melalui Sulawesi hingga Papua, sementara Sirkum Mediterania
memasuki Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.
 Pegunungan umumnya memiliki tanah subur dan cocok untuk pertanian,
dengan aktivitas ekonomi seperti perkebunan.

B. Bukit dan Perbukitan:

 Bukit memiliki skala lebih kecil dibandingkan gunung, dengan sumber air
yang terbatas.
 Mata pencaharian penduduk daerah perbukitan umumnya sebagai petani
atau perkebunan dengan tanaman umbi-umbian, palawija, dan buah-buahan.

C. Dataran Tinggi:

 Terbentuk dari erosi dan sedimentasi atau hasil kaldera, wilayah ini sangat
subur cocok untuk pertanian.
 Contohnya, Dataran Tinggi Gayo di Aceh dan Dataran Tinggi Dieng di Jawa
Tengah.

D. Dataran Rendah:

 Digunakan sebagai pusat permukiman dan kegiatan masyarakat.


 Permukaan yang rata memudahkan mobilitas manusia.
Bentang alam Indonesia mencakup dataran tinggi, gunung, pesisir pantai,
dataran rendah, lembah, danau, dan sungai, menjadi daya tarik bagi
wisatawan mancanegara dan mempengaruhi aktivitas ekonomi masyarakat
lokal.

Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia

Indonesia merupakan wilayah kepulauan yang terdiri atas daratan


dan lautan, dengan 60% wilayah berupa lautan. Karakteristik iklim di
Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geografisnya, dengan empat sifat
dasar sebagai berikut:

a. Bersuhu Hangat:

 Daerah beriklim tropis dengan suhu tinggi karena berada di sabuk


khatulistiwa.
 Kehadiran lautan menjaga suhu daratan tetap stabil dan tidak
ekstrem.

b. Pergantian Musim Penghujan dan Kemarau yang Relatif Stabil:

 Posisi Indonesia di antara dua samudra dan dua benua menyebabkan


pergantian angin monsun.
 Angin monsun barat membawa uap air dan menyebabkan musim
hujan, sementara angin monsun timur bersifat kering.

c. Terbebas dari Embusan Angin Taifun:

 Indonesia berada di garis lintang rendah, sehingga jarang dilanda


taifun.
 Fenomena gaya Coriolis mempengaruhi arus air laut dan mengurangi
kemungkinan embusan taifun.

d. Kelembapan Udara yang Tinggi:

 Kepulauan Indonesia dikelilingi lautan, menyebabkan tingkat


penguapan yang tinggi sepanjang tahun.
Hal ini menghasilkan tingkat kelembapan udara yang tinggi di
wilayah Indonesia.

c. Kondisi Sosial Indonesia

.
Kondisi Sosial-Budaya:
.
 Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya karena letaknya
yang strategis pada jalur perdagangan dunia.
 Masyarakat Indonesia terbentuk dalam kelompok multikultural akibat
banyaknya pedagang asing yang singgah.
 Pengaruh ini memengaruhi perilaku sosial masyarakat Indonesia dalam
bidang politik, ekonomi, dan sosial-budaya.
a. Sistem Kekerabatan:
 Masyarakat perdesaan masih menerapkan sistem kekerabatan yang
erat, seperti gotong royong dalam membangun rumah.
 Namun, di perkotaan, aspek gotong royong mulai tergerus oleh
kehidupan individualistik.
b. Taraf Pendidikan:
 Taraf pendidikan masyarakat perkotaan cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan masyarakat perdesaan, karena tuntutan
kehidupan yang lebih kompleks.
c. Pola Pikir:
 Masyarakat perkotaan cenderung memiliki pola pikir praktis dan
pragmatis dalam menghadapi permasalahan sehari-hari.
d. Mobilitas:
 Tingkat mobilitas tinggi terjadi terutama di wilayah perkotaan dan
pusat perdagangan, seperti Pulau Jawa dan Batam.
Bandar udara dan pelabuhan di wilayah tersebut memudahkan mobilitas
antarpulau.

2. Kondisi Sosial-Ekonomi

Indonesia, sebagai negara berkembang, memiliki keuntungan dari jumlah


penduduk usia produktif yang melimpah.

3. Kondisi Sosial-Politik

Sejarah politik Indonesia telah mengalami dinamika panjang dengan


berbagai bentuk sistem politik sejak awal berdirinya negara.
Indonesia merupakan negara republik yang menjalankan sistem
politik demokrasi, di mana kekuasaan berada di tangan rakyat
berdasarkan Pancasila dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.

a. Bentuk Pemerintahan Indonesia Indonesia adalah negara


republik yang didasarkan pada asas demokrasi, di mana presiden
adalah kepala negara yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

b. Sistem Politik Indonesia Sistem politik Indonesia berdasarkan


asas demokrasi, dengan kekuasaan di tangan rakyat dan
berlandaskan pada Pancasila dan konstitusi Undang-Undang Dasar
1945. Penyelesaian permasalahan dilakukan melalui musyawarah
mutakat.

c. Aktivitas Politik Aktivitas politik mencakup kegiatan dalam negeri


dan luar negeri. Dalam negeri, aktivitas politik meliputi pemilihan
umum, unjuk rasa, dan dialog terbuka politik. Di luar negeri, aktivitas
politik mencakup pertukaran duta negara dan kerja sama antarnegara
di berbagai bidang.

Kerja Sama Antarnegara

Upaya pelaksanaan sistem politik luar negeri Indonesia didasarkan pada


falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, di mana Indonesia
berperan aktif dalam membina hubungan dengan negara lain. Kerja sama
bilateral, regional, dan multilateral menjadi instrumen penting dalam
diplomasi Indonesia.

1. Kerja Sama Bilateral Kerja sama bilateral melibatkan dua negara dengan
aktivitas timbal balik. Motif kerja sama ini didasarkan pada menjaga
kepentingan nasional, perdamaian, dan kesejahteraan ekonomi. Contoh
bidang kerja sama bilateral meliputi hukum, ekonomi, pendidikan, sosial
budaya, dan pertahanan.

2. Kerja Sama Regional Kerja sama regional bertujuan memajukan dan


memperkokoh eksistensi negara dalam suatu kawasan. Ini dilakukan melalui
kerja sama di berbagai bidang untuk mencapai tujuan bersama.

3. Kerja Sama Multilateral Kerja sama multilateral melibatkan lebih dari dua
negara dan tidak terbatas pada wilayah tertentu. Contoh organisasi
internasional yang menjadi wadah kerja sama multilateral adalah Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), yang memiliki berbagai badan dan lembaga seperti
Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, dan Mahkamah Internasional.
Organisasi lain termasuk World Trade Organization (WTO), International
Monetary Fund (IMF), dan Organisation of Islamic Cooperation (OIC).
窗体顶端

窗体底端

窗体顶端

窗体底端

窗体顶端

窗体底端
.
.

Anda mungkin juga menyukai