Anda di halaman 1dari 6

Tema 2

Kemajemukan Masyarakat Indonesia Bagian A Keragaman Aktivitas Ekonomi Masyarakat ini


sampai tuntas.
A. Keragaman Aktivitas Ekonomi Masyarakat
1. Proses Geografis Memengaruhi Aktivitas Ekonomi
a. Pengaruh Cuaca dan Iklim bagi Kehidupan:
La Nina adalah salah satu fenomena cuaca dan iklim yang mempengaruhi Indonesia.
La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang berdampak pada bencana alam seperti
banjir dan tanah longsor.
Cuaca dan iklim yang berubah-ubah memiliki pengaruh signifikan pada berbagai aspek kehidupan
manusia.
Bidang-bidang yang Terpengaruh oleh Cuaca dan Iklim:
 Pertanian: Menentukan waktu tanam dan jenis tanaman yang cocok.
 Perhubungan: Mempengaruhi kelancaran penerbangan dan transportasi laut.
 Industri: Beberapa industri tradisional bergantung pada kondisi cuaca seperti
industri garam, genteng, batu bata, dan kerupuk.
 Kesehatan: Cuaca dan iklim berpengaruh pada penyebaran penyakit tertentu
seperti demam berdarah dan malaria.
 Lingkungan Hidup: Perubahan iklim dan cuaca memengaruhi ekosistem, terutama
dalam kasus musim kemarau yang panjang.
b. Bentuk Muka Bumi di Indonesia:
 Bentuk muka bumi di Indonesia memiliki keragaman yang dipengaruhi oleh
tenaga eksogen dan endogen.
 Tenaga endogen meliputi vulkanisme, tektonisme, dan seisme.
 Tenaga eksogen berasal dari luar bumi, seperti air, angin, organisme, sinar
matahari, dan es.
c. Aktivitas Ekonomi:
 Kegiatan ekonomi terdiri dari produksi, konsumsi, dan distribusi.
 Aktivitas ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh lokasi geografis mereka, termasuk
dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, dan pantai.
 Masyarakat yang tinggal di berbagai wilayah memiliki aktivitas ekonomi yang
berbeda sesuai dengan karakteristik geografisnya.
 Komoditas ekonomi yang dihasilkan bervariasi sesuai dengan aktivitas ekonomi
yang dilakukan di setiap daerah.

2. Pemanfaatan lingkungan sekitar dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi


Lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan dalam bentuk barang mentah, barang setengah jadi, dan
barang jadi.
Contoh penggunaan lingkungan sekitar mencakup hasil pertanian seperti sayur dan beras yang
digunakan sebagai bahan baku makanan.
Pemanfaatan lingkungan sekitar juga mencakup bidang jasa, seperti pengembangan tempat wisata,
termasuk wisata edukasi, religi, dan rekreasi.
Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Tempat Wisata: Pemanfaatan lingkungan sebagai tempat
wisata memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar, termasuk sebagai pengelola dan
penyedia jasa lain seperti rumah singgah, rumah makan, dan penyewaan wahana.
Pentingnya Kelestarian Lingkungan: Dalam pemanfaatan lingkungan sekitar, penting untuk
memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar,
termasuk prinsip regenerasi dalam pembangunan, analisis dampak lingkungan, dan pengambilan
keputusan yang bijak.

3. Perdagangan antarpulau di Indonesia


a. Pengertian Perdagangan dan Perdagangan Antardaerah/Antarpulau:
 Perdagangan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa berdasarkan
kesepakatan tanpa unsur pemaksaan.
 Perdagangan antardaerah atau antarpulau adalah perdagangan yang dilakukan
antara penduduk/lembaga dari satu daerah atau pulau dengan
penduduk/lembaga dari daerah atau pulau lain dalam batas wilayah negara atas
dasar kesepakatan bersama.
b. Tujuan Perdagangan Antarpulau:
 Memperoleh keuntungan, yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual.
 Memperluas jangkauan pasar, dengan menghubungkan konsumen dari berbagai
daerah.
c. Faktor Pendorong Perdagangan Antarpulau:
 Perbedaan faktor produksi antar daerah, seperti keberadaan sumber daya alam
tertentu.
 Perbedaan tingkat harga antar daerah, yang mendorong perdagangan untuk
mendapatkan harga yang lebih baik.
d. Manfaat Perdagangan Antarpulau:
 Menyediakan alternatif alat pemuas kebutuhan konsumen, karena produk
berbeda di setiap daerah.
 Meningkatkan produktivitas produsen dengan meningkatnya permintaan.
 Memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat karena peningkatan produksi
memerlukan tenaga kerja tambahan.
 Memunculkan unit-unit usaha baru seperti jasa pengiriman dan transportasi.***
B. MOBILITAS SOSIAL
1. Dinamika Kependudukan
Dinamika penduduk adalah perubahan jumlah penduduk dalam suatu wilayah akibat kelahiran
(natalitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi).
Jumlah penduduk dalam suatu wilayah dapat dihitung dengan rumus:
P = (L – M) + (I – E), di mana:
P adalah pertambahan penduduk,
L adalah jumlah kelahiran,
M adalah jumlah kematian,
I adalah jumlah penduduk yang masuk, dan
E adalah jumlah penduduk yang keluar.
Faktor yang Memengaruhi Dinamika Penduduk:
 Angka Kelahiran (Natalitas) yang tinggi, sedang, atau rendah.
 Angka Kematian (Mortalitas) yang tinggi, sedang, atau rendah.
 Perpindahan Penduduk (Migrasi) dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

Piramida Penduduk:
Terdapat 3 jenis piramida penduduk: Muda (ekspansif), Dewasa (stasioner), dan Tua (konstruktif).
 Piramida penduduk muda menggambarkan pertumbuhan cepat penduduk dengan angka
kelahiran tinggi.
 Piramida penduduk dewasa menggambarkan pertumbuhan seimbang antara kelahiran
dan kematian.
 Piramida penduduk tua menggambarkan penurunan angka kelahiran dan kematian
rendah.

Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan berbagai faktor seperti usia,
jenis kelamin, mata pencaharian, agama, bahasa, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dll.
Komposisi penduduk berdasarkan usia dapat dibagi menjadi kelompok usia tunggal atau
berdasarkan interval usia.
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin digunakan untuk menghitung sex ratio atau
perbandingan antara jumlah pria dan wanita dalam populasi.
Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara faktor yang menambah (kelahiran)
dan faktor yang mengurangi (kematian dan migrasi) jumlah penduduk.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menyebabkan berbagai masalah seperti tingginya angka
pengangguran, persebaran yang tidak merata, komposisi penduduk yang kurang menguntungkan,
urbanisasi tinggi, dan penurunan kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.

2. Keragaman Masyarakat Indonesia


Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang memiliki khazanah budaya yang berbeda. Kondisi
geografis dan sosial Indonesia memengaruhi berbagai kegiatan ekonomi masyarakat.
Karena beragamnya budaya, suku bangsa, dan pekerjaan masyarakat, Indonesia dapat disebut
sebagai masyarakat plural atau multikultural.
a. Perbedaan Agama:
 Ada banyak agama yang berbeda di Indonesia, dan setiap agama memiliki cara
persembahyangan yang berbeda.
 Meskipun tidak diperbolehkan mengikuti upacara keagamaan agama lain, penting untuk
memahami dan menghargai perbedaan ini.
 Memahami upacara keagamaan agama lain membantu dalam membangun toleransi
antarumat beragama.
b. Perbedaan Budaya:
 Budaya adalah hasil kerja dan usaha manusia yang mencakup benda dan pemikiran
manusia.
 Budaya membedakan manusia dari makhluk lain dan selalu berubah seiring waktu.
 Contohnya, rumah burung dan rumah manusia adalah hasil budaya yang berbeda.
c. Perbedaan Suku Bangsa:
 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa.
 Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia, tetapi ada juga suku-suku
besar lainnya seperti Sunda, Melayu, dan Madura.
d. Perbedaan Pekerjaan:
 Terdapat berbagai jenis pekerjaan, baik di sektor formal maupun nonformal.
 Pekerjaan sektor formal terikat oleh peraturan yang mengikat, sedangkan pelaku usaha
mandiri terikat oleh diri sendiri.
 Semua pekerjaan dianggap mulia asalkan bermanfaat dan tidak merugikan orang lain.
e. Manfaat Keberagaman:
 Keberagaman budaya memberikan manfaat besar, seperti memperkaya kosakata dalam
bahasa Indonesia.
 Keragaman budaya dapat menjadi objek pariwisata yang menghasilkan devisa.
 Mendorong sikap toleransi, melengkapi hasil budaya, dan mendorong inovasi
kebudayaan.
Peran dan Fungsi Keragaman Budaya:
 Menarik perhatian bangsa asing.
 Mengembangkan kebudayaan nasional.
 Mendorong sikap toleransi.
 Melengkapi hasil budaya.
 Mendorong inovasi kebudayaan.
3. Pengertian Mobilitas Sosial
 Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari satu
lapisan sosial ke lapisan yang lain.
 Perpindahan ini bisa melibatkan kenaikan status, penurunan status, atau hanya
perubahan peran tanpa perubahan kedudukan.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
 Mobilitas Vertikal:
 Mobilitas Vertikal ke Atas (Social Climbing): Ini terjadi ketika seseorang atau
kelompok meningkatkan status atau kedudukan sosial mereka. Contohnya adalah
karyawan yang naik menjadi manajer atau direktur karena prestasi kerja mereka.
 Mobilitas Vertikal ke Bawah (Social Sinking): Ini terjadi ketika seseorang atau
kelompok mengalami penurunan status atau kedudukan sosial mereka. Proses ini
seringkali bisa menimbulkan dampak psikologis karena ada perubahan dalam hak
dan kewajiban mereka.
 Mobilitas Horizontal: Ini terjadi ketika seseorang atau kelompok berpindah dari satu
kelompok sosial ke kelompok sosial lain yang sejajar atau setara. Dalam mobilitas
horizontal, tidak ada perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.
c. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
 Pendidikan: Pendidikan adalah salah satu saluran utama untuk mobilitas vertikal.
Melalui pendidikan, seseorang memiliki kesempatan untuk meningkatkan status
sosialnya. Lembaga pendidikan dianggap sebagai "elevator sosial" yang memungkinkan
perpindahan dari lapisan yang lebih rendah ke yang lebih tinggi.
 Organisasi Politik: Banyak individu mengejar karir politik dari tingkat rendah hingga
tingkat tinggi, yang memungkinkan mereka meningkatkan status sosial mereka.
 Organisasi Ekonomi: Organisasi ekonomi seperti koperasi dan badan usaha
memberikan kesempatan untuk mobilitas vertikal dengan memajukan kesejahteraan
anggotanya.
 Organisasi Profesi: Organisasi profesi seperti PGRI, IDI, dan HIPMI juga dapat menjadi
saluran mobilitas vertikal karena mereka mendukung dan memperjuangkan kepentingan
anggota mereka yang memiliki profesi serupa.
d. Dampak Mobilitas Sosial
 Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju: Mobilitas sosial memberikan motivasi kepada
individu untuk berprestasi dan memperoleh status yang lebih tinggi.
 Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial: Mobilitas sosial dapat mempercepat
perubahan sosial dalam masyarakat. Sebagai contoh, perubahan dari masyarakat agraris
ke industri akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh mobilitas sosial yang berkualitas.
 Meningkatkan Integrasi Sosial: Mobilitas sosial dapat meningkatkan integrasi sosial
karena individu yang mengalami mobilitas akan menyesuaikan diri dengan nilai, norma,
dan gaya hidup kelompok sosial baru mereka.
Interaksi Budaya pada Masa Kerajaan Islam
1. Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Sebelum kedatangan agama Islam, perdagangan antara Asia Barat dan Asia Timur melalui Asia
Tenggara telah berlangsung. Para musafir, termasuk pedagang, ilmuwan, dan penyebar agama,
aktif dalam pelayaran ini.
Pelayaran tidak hanya berdampak pada ekonomi tetapi juga membawa pengaruh budaya dan
agama
2. Penyebaran Agama Islam oleh Walisongo
Walisongo memiliki peran kunci dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa. Mereka menyesuaikan
pendekatan mereka dengan kebiasaan masyarakat setempat.
Mereka mendirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama dan pusat penyebaran
Islam. Selain melalui pendidikan, mereka juga menggunakan seni dan tradisi seperti tembang
macapat dalam penyebaran agama.
Penerimaan agama Islam di Indonesia berasal dari berbagai kalangan, termasuk pedagang,
bangsawan pesisir, dan rakyat jelata.
Ada beberapa faktor yang menjadikan agama Islam menarik bagi penduduk Indonesia, seperti:
 kemudahan syarat masuk,
 upacara sederhana,
 faktor politik (keruntuhan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya),
 prinsip kesetaraan di hadapan Allah, dan
 pendekatan damai yang disesuaikan dengan budaya dan tradisi Indonesia.
Ada beberapa jalur yang digunakan dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, termasuk:
 pernikahan (melalui pernikahan dengan pemeluk Islam),
 pendidikan (melalui pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam),
 perdagangan (dengan pedagang Islam yang datang ke pelabuhan Indonesia),
 dakwah (penyebaran ajaran Islam melalui dakwah), dan
 kesenian (melalui seni dan tradisi seperti tembang).
3. Bentuk Interaksi Budaya Pengaruh Islam di Indonesia
a. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Aspek Geografi
Indonesia sebagai Silang Lalu Lintas Dunia: Pada masa perkembangan Islam, Indonesia
menjadi pusat lalu lintas dunia. Pelayaran yang terjadi menunjukkan hubungan dekat antar
kawasan, bukan hanya untuk perdagangan, tetapi juga untuk kepentingan politik,
propaganda, dan pengetahuan.
Pertumbuhan Kota-Kota Pesisir: Kota-kota pesisir tumbuh pesat pada masa Islam,
menggantikan beberapa kota Hindu-Buddha. Ini mencerminkan perubahan dalam struktur
pemukiman.
Pertumbuhan Jumlah Penduduk: Pertumbuhan penduduk yang cepat terjadi pada masa
Islam, karena migrasi dari luar negeri dan ke luar negeri. Hal ini disebabkan oleh
perdagangan, penyebaran agama Islam, dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.
Pemanfaatan Lahan: Pertumbuhan penduduk dan aktivitas perdagangan yang pesat
menyebabkan pergeseran dalam pemanfaatan lahan. Bukaan lahan pertanian dan
penggunaan lahan untuk perumahan dan produksi meningkat.
Migrasi: Migrasi terus berlanjut pada masa kerajaan Islam, dengan banyak masyarakat dari
luar negeri datang ke Indonesia, termasuk dari Asia Timur, Asia Barat, dan Eropa.
b. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Ekonomi
Perubahan dalam Kegiatan Pertanian: Kegiatan pertanian tetap berlanjut, dengan luas
lahan pertanian yang semakin meningkat pada masa Islam.
Perkembangan Perdagangan: Perdagangan dunia semakin maju pada masa Islam, membawa
masuk banyak barang luar negeri ke Indonesia. Mata uang seperti dirham dan dinar mulai
digunakan dalam berbagai transaksi perdagangan.
Kegiatan Produksi: Kegiatan produksi di berbagai sektor terus berkembang. Luas lahan
pertanian yang diperluas adalah contoh perubahan ini.
Kegiatan Konsumsi: Ekspor dan impor semakin maju, dengan banyak barang mewah luar
negeri yang masuk ke Indonesia, seperti barang-barang keramik dari Cina.
Kegiatan Distribusi: Kegiatan ekspor dan impor melibatkan daerah-daerah yang jauh,
mencapai Afrika dan Eropa. Transportasi air, seperti perahu, menjadi sarana utama dalam
distribusi, dan muara sungai memainkan peran penting dalam ekonomi.
Sistem Pajak: Kerajaan mulai menerapkan sistem pajak untuk mendapatkan pendapatan.
Penarikan upeti dari daerah-daerah kepada pusat kerajaan, pembayaran upeti oleh pedagang
asing, pedagang lokal, dan pengusaha lokal menjadi sumber pendapatan kerajaan.
Berikut adalah poin-poin penting dari teks tentang perubahan masyarakat pada masa Islam
dalam bidang sosial, pendidikan, dan budaya:
c. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Sosial dan Pendidikan
Pendidikan pada masa Islam mengalami kemajuan pesat. Agama Islam mewajibkan umatnya
untuk dapat membaca dan menulis, yang mendorong pertumbuhan tempat-tempat
pendidikan.
Pesantren, seperti Pesantren Tebuireng, menjadi pusat pendidikan Islam dan salah satu
pesantren tertua di Indonesia. Masyarakat Islam memiliki kebebasan untuk belajar di mana
pun dan dari siapa pun.
Surau atau mushola adalah tempat pendidikan kecil dalam masyarakat. Selain digunakan
untuk salat, tempat ini juga digunakan untuk berbagai aktivitas sosial dan pendidikan, di
mana orang yang lebih pandai dalam urusan agama memberikan pendidikan kepada
masyarakat.
d. Perubahan Masyarakat Masa Islam dalam Bidang Budaya:
1. Seni Bangunan Bercorak Islam:
 Masjid dan Menara: Bangunan masjid di Indonesia menggabungkan elemen-
elemen budaya Islam dengan budaya sebelumnya. Bangunan masjid sering
memiliki atap tumpang yang bersusun dan kemuncak yang disebut mustaka.
Tidak semua masjid memiliki menara, tetapi beberapa seperti Masjid Menara
Kudus dan Masjid Banten memiliki menara dengan bentuk yang unik.
 Makam: Makam-makam di Jawa memiliki keunikan tersendiri, sering dibangun di
tempat tinggi dan dihiasi dengan ornamen indah.
2. Seni Ukir: Seni patung dilarang dalam Islam, tetapi seni ukir berkembang pesat.
Seniman Islam mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan dan
bunga-bungaan untuk menghindari menggambar mahluk hidup.
3. Seni Pertunjukan: Seni pertunjukan seperti debus, wayang kulit, dan seudati
mencerminkan pengaruh Islam dalam budaya Indonesia. Debus adalah tarian yang
melibatkan penusukan diri tanpa luka, seudati adalah tarian Aceh, dan wayang kulit
menggabungkan cerita-cerita Islam dalam pertunjukannya.
4. Aksara dan Seni Sastra: Pengaruh Islam juga terlihat dalam aksara dan seni sastra.
Huruf Arab digunakan dalam seni ukir, dan seni kaligrafi berkembang. Sastra Islam
mencakup karya-karya seperti hikayat, babad, dan suluk, yang berisi cerita sejarah,
mitos, ajaran tasawuf, dan berbagai aspek budaya Islam.
2. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia
a. Kerajaan Perlak (840 – 1292): Kerajaan Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia yang berdiri dengan Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah sebagai raja
pertamanya.
b. Kerajaan Ternate (1257-1950): Kerajaan Ternate dan Kesultanan Tidore terletak di
Kepulauan Maluku antara Sulawesi dan Papua.
c. Kerajaan Samudra (1285 - 1521): Samudra Pasai terletak di pantai utara Sumatra,
dekat dengan Perlak, Malaysia. Marah Silu adalah pendiri kerajaan ini.
d. Kerajaan Malaka (1396 – 1511): Setelah kejatuhan Samudra Pasai, Malaka
berkembang menjadi pelabuhan, pusat perdagangan, dan penyebaran Islam yang penting
di Asia Tenggara. Raja pertamanya adalah Paramisora atau Iskandar Syah.
e. Kerajaan Demak (1500 – 1548): Demak adalah kerajaan Islam pertama di pulau Jawa,
berdiri pada tahun 1500 M. Raden Patah adalah raja pertamanya.
f. Kerajaan Aceh (1511-1904): Setelah kejatuhan Malaka ke tangan Portugis pada tahun
1511, pusat perdagangan Islam kembali ke wilayah Aceh. Sultan Ali Mughayat Syah
adalah raja pertamanya.
g. Kesultanan Banten (1526 – 1813): Raja pertama Kesultanan Banten adalah
Hasanuddin, putra Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
h. Kerajaan Makassar (Gowwa-Tallo) (1528-1670): Kerajaan Makasar merupakan
kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Letaknya yang strategis membuatnya menjadi negara
maritim.
i. Kerajaan Mataram Islam (1586 – 1755): Kerajaan Mataram Islam mulai berdiri dengan
pemindahan pusat pemerintahan dari Pajang ke Mataram pada tahun 1586 oleh Senopati.
Pusat kerajaan ini adalah di Kotagede, Yogyakarta, dan raja pertamanya adalah
Sutawijaya.

Anda mungkin juga menyukai