Anda di halaman 1dari 17

Globalisasi merupakan fenomena yang mendampingi perkembangan modernisasi di era saat

ini. Secara sederhana, globalisasi dapat diartikan sebagai proses pengglobalan yang
melibatkan seluruh dunia.

Menurut kamus Oxford, globalisasi adalah situasi di mana budaya dan sistem ekonomi yang
berbeda di seluruh dunia dapat saling terhubung dan menjadi serupa karena pengaruh
perusahaan multinasional dan perkembangan komunikasi yang lebih baik.

Kemajuan ekonomi dunia, terutama dengan hadirnya perusahaan multinasional yang


beroperasi di berbagai negara, merupakan pendorong utama meluasnya globalisasi.

Perusahaan-perusahaan tersebut memungkinkan terjadinya keterhubungan antar wilayah tanpa


memandang batas negara.

Misalnya, Toyota, sebuah perusahaan otomotif, memiliki pabrik di Indonesia yang hasil
produksinya dijual hingga ke Argentina, dengan kantor pusat di Jepang.

Demikian pula, perusahaan komunikasi Samsung memproduksi barangnya di India untuk


dijual di Afrika dan Eropa, dengan kantor pusat di Korea Selatan.

Perusahaan multinasional ini dianggap sebagai pelopor dalam membuka batas wilayah
antarnegara, yang kemudian mendorong proses globalisasi.

Globalisasi juga didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi transportasi dan


komunikasi.

Dalam era ini, jarak tempuh antar wilayah semakin singkat dan komunikasi dapat dilakukan
secara langsung melalui internet yang menjangkau seluruh dunia.

Proses globalisasi dapat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, seperti:

 Ilmu pengetahuan dan teknologi,


 Ekonomi,
 Politik dan hukum
 Kebudayaan.

Dalam aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi memungkinkan penyebaran


penemuan-penemuan terbaru dari suatu wilayah ke seluruh dunia.

Misalnya, perkembangan teknologi kendaraan listrik atau start-up digital yang dimulai di
negara maju kini menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Aspek ekonomi menjadi motor utama proses globalisasi dunia, terutama dengan terbentuknya
kebijakan pasar bebas yang meluas.

Hal ini memungkinkan perdagangan barang dan perpindahan tenaga kerja di berbagai wilayah
sehingga sistem ekonomi dunia terintegrasi.
Aspek politik dan hukum diwarnai oleh kerjasama internasional, di mana lembaga-lembaga
dunia seperti Organisasi Perdagangan Dunia dan Bank Dunia berperan penting dalam
menentukan arah kebijakan negara-negara di seluruh dunia.

Aspek kebudayaan adalah yang paling terlihat dalam proses globalisasi, mencakup corak
kehidupan masyarakat termasuk gaya hidup keseharian.

Perkembangan teknologi media mendukung industri budaya yang dengan mudah


menyebarkan kebudayaan baru di berbagai wilayah, seperti mewabahnya restoran cepat saji
Amerika dan drama film Korea di Indonesia.

Bab 2 Perubahan Sosial Budaya dan


Globalisasi
Perubahan sosial adalah bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan
dalam kebudayaan mencakup kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan
filsafat. Berikut bentuk perubahan sosial budaya :

Perubahan sosial lambat/evolusi adalah perubahan sosial yang


memerlukan waktu lama dan diikuti oleh rentetan perubahan kecil yang
terjadi secara lambat. Revolusi adalah perubahan sosial yang berlangsung
dalam waktu yang cepat dan hal-hal mendasar dalam masyarakat ikut
mengalami perubahan.

Akibat dari Revolusi industri : Proses mekanisasi dalam usaha industri,


Perdagangan makin berkembang, Transportasi lancar, Berkembangnya
urbanisasi dan Terjadinya kesenjangan sosial.

Perubahan yang pengaruhnya kecil artinya perubahan tersebut hanya


dianut oleh sebagian kecil orang yang menyukainya saja sehingga
perubahan ini tidak membawa pengaruh berarti bagi sebagian besar
masyarakat. Perubahan yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang
membawa perubahan dalam sendi-sendi kehidupan dalam suatu
masyarakat.

Industrialisasi merupakan proses perubahan sosial ekonomi yang


mengubah sistem mata pencaharian masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri. Perubahan yang direncanakan (planned change)
merupakan perubahan yang memang diinginkan dan dikehendaki oleh
masyarakat atau pihak yang menginginkan perubahan.
Perubahan sosial budaya yang tidak direncanakan (unplanned change)
adalah perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat,
contohnya Bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir dan
sebagainya akan membawa perubahan bagi masyarakat yang
mengalaminya.
Faktor penyebab perubahan sosial budaya :

Kepadatan penduduk Indonesia tidak merata. Pulau Jawa merupakan


pulau yang mempunyai kepadatan penduduk paling tinggi, karena Pulau
Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga
banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini.
Semakin besar jumlah penduduk, semakin banyak permasalahan yang
dihadapi suatu daerah, misalnya suatu kota mengalami peningkatan yang
besar karena urbanisasi. Pertambahan ini mempengaruhi jumlah lahan
yang ditempati, sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Sehingga terjadi
perubahan sosial budaya di kota tersebut.

Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat
dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun)
dalam evolusi kependudukan yang dialaminya.

Pengelolaan bonus ini dapat dilakukan dengan cara pemerintah menata


kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduknya.

Penemuan baru membawa perubahan sosial budaya dalam kehidupan.


Listrik ditemukan oleh Michael Faraday tahun 1821, dunia mengalami
banyak perubahan termasuk rangkaian penemuan sesudahnya. Kombinasi
pengetahuan dan penemuan listrik banyak tercipta seperti alat penghasil
tenaga listrik, alat yang dapat menyalurkan listrik seperti setrika, kompor,
alat masak.

Penemuan handphone dan internet adalah sebagian kecil dari penemuan


baru atau pembaharuan. Penemuan dan pembaharuan tersebut
menyebabkan perubahan di bidang komunikasi, interaksi sosial, status
sosial, pola pikir, dan tindakan manusia.

Pertentangan/konflik dapat terjadi antara individu dan individu,


antarakelompok dan kelompok, atau antara individu dan kelompok.
Penyebab terjadinya konflik yaitu adanya perbedaan kepentingan,
pendapat, kebudayaan, atau antarindividu.

Pemberontakan/revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial


budaya, contohnya ketika Indonesia mencapai kemerdekaannya pada
tanggal 17 Agustus 1945. Dengan proklamasi, bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, dan
telah mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan
nasional.

Lingkungan alam adalah lingkungan yang sudah ada tanpa harus dibuat
oleh manusia. Lingkungan alam yaitu daratan (tanah), perairan dan udara.
Alam mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah
penyedia bahan-bahan makanan, pakaian, penghasil tanaman, dan sumber
kesehatan serta keindahan.

Perang membawa perubahan besar dan kecil dalam masyarakat yang


terlibat perang, terutama masyarakat yang kalah perang. Bangsa yang
menang perang akan memaksakan kebudayaannya kepada negara yang
kalah perang. Indonesia pernah perang melawan Jepang dan Belanda.
Meskipun Jepang menjajah Indonesia sekitar ±3,5 tahun (1942–1945).

Proses pengaruh kebudayaan lain yang


menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya
yaitu :
a). Difusi merupakan proses penyebaran unsur baru

b). Akulturasi (cultural contact) terjadi ketika satu kebudayaan tertentu


yang dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing, lambat laun
unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau menyatu ke dalam
kebudayaan sendiri (asli), tetapi tidak menghilangkan ciri kebudayaan
lama.

c). Asimilasi merupakan pertemuan dua kebudayaan yang lambat laun


melebur menjadi kebudayaan baru dimana unsur dari masing- masing
kebudayaan asli hilang

d). Penetrasi merupakan proses perembesan unsur budaya kepada suatu


masyarakat baik secara damai, ataupun paksaan

e). Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing ke dalam


kebudayaan setempat dengan peperangan (penaklukan) bangsa
asing terhadap bangsa lain

f). Milenarisme yaitu salah satu bentuk kebangkitan, yang berusaha


mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah

Berikut faktor penghambat perubahan sosial budaya


:
Globalisasi adalah suatu proses sosial yang di dalamnya kendala geografi
terhadap pengaturan sosial dan budaya menjadi surut dan manusia
menjadi semakin sadar bahwa pengaturan tersebut menjadi semakin surut.

Bentuk globalisasi :
a. Bidang budaya, seperti di beberapa cafe berkelas saat ini ditemukan
budaya lokal seperti becak, dokar kecil, sepeda ontel dan sebagainya

b. Bidang komunikasi, seperti telepon, handphone, internet serta media


sosial yang ada sekarang

c. Bidang ekonomi, berkaitan erat dengan perdagangan bebas (free


trade)
d. Bidang IPTEK, Globalisasi iptek adalah perubahan kehidupan masa
depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat, dan aman

e. Bidang transportasi, contohnya kereta Shinkansen di Jepang yang dapat


menempuh Tokyo menuju Kyoto dengan jarak >700 km dan dengan
kecepatan 300 km/jam. Berikut kereta Shinkansen :
Ciri-ciri globalisasi ekonomi :
1). Beroperasinya suatu perusahaan secara internasional

2). Perubahan dalam mencari keuntungan yang kompetitif dan


memaksimalkan laba dengan terus-menerus mencari lokasi produksi paling
efisien dan murah

3). Memiliki kemudahan jangkauan geografis yang membuat perusahaan


dengan cepat memindahkan berbagai sumber dan operasi di seluruh dunia

4). Menguasai tiga perempat perdagangan dan sekitar sepertiga dari


seluruh output perekonomian global

5). Adanya penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus


modal, barang, dan jasa

6). Batas suatu negara akan menjadi kabur

7). Keterkaitan antara ekonomi nasional dan internasional semakin erat

8). Membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar


internasional secara kompetitif
9). Membuka peluang bagi masuknya produk global ke pasar domestik

Dampak Positif Globalisasi :


1). Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

2). Meningkatnya Efektivitas dan Efisiensi

3). Perekonomian Suatu Negara Semakin Meningkat

4). Meningkatnya Taraf Hidup Masyarakat

5). Komunikasi Semakin Cepat dan Mudah

6). Berkembangnya Dunia Pariwisata

7). Perkembangan Alat Komunikasi dan Keterbukaan Informasi

Dampak Negatif Globalisasi :


1). Westernisasi : suatu perbuatan seseorang yang mulai kehilangan
nasionalisme dengan meniru atau melakukan aktivitas kebarat-baratan

2). Demoralisasi : menurunnya atau merosotnya akhlak atau moral


seseorang

3). Kesenjangan Sosial Ekonomi : perbedaan yang tajam antara satu


kelompok dengan kelompok lain dalam bidang sosial dan ekonomi

4). Kriminalitas

5). Pencemaran Lingkungan

6). Kenakalan Remaja : semua perbuatan anak remaja (usia belasan


tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang
diakui masyarakat) yang ditujukan pada orang, binatang, dan atau barang-
barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain
7). Individualisme yang Semakin Tinggi

Pengetahuan Dasar Pemetaan

Dasar Pemetaan, Peta, dan Penggunaannya

Dasar Pemetaan

a. Jenis dan penggunaan Peta

-Menurut Komposisi

1). Peta Rupabumi ialah peta yang menampilkan kenampakan Bumi secara umum, tanpa
menonjolkan salah satu informasi, informasi yang ditampilkan kenampakan alam,
kenampakan buatan manusia dan garis kontur.

Contoh: Peta Topografi


2). Peta Tematik ialah peta yang menampilkan kenampakan di muka bumi berdasar tema dan
tujuan pembuatan peta.

Contoh: Peta kepadatan penduduk, Peta Geomorfologi, Peta iklim

3). Peta Menurut Skala

Peta Kadaster = Skala 1 : 100 - 1 : 5.000


Peta skala besar = Skala 1 : 5.000 - 1 : 250.000
Peta skala sedang = Skala 1 : 250.000 - 1 : 500.000
Peta skala kecil = Skala 1 : 500.000 - 1 : 1.000.000

b. Komponen Peta

Judul Peta: Gambaran umum tentang isi peta secara keseluruhan, letak judul peta biasanya di
bagian atas peta.

Skala Peta: Penggambaran kenampakan pada peta merepresentasikan keadaan sebenarnya,


terutama berkaitan dengan konsep lokasi dan jarak.

Skala Numerik: Skala yang berupa angka, contoh = 1 : 1.000

Skala Verbal: Skala yang berupa kalimat-kalimat penjabaran yang merepresentasikan suatu
jarak pada peta. Contoh = Jarak setiap 1 cm pada peta mewakili 10 meter pada jarak
sebenarnya.

Skala Grafis: Skala yang berupa diagram, merepresentasikan jarak dengan diagram

Perhitungan skala

a). Untuk peta topografi : Ci = 1/2.000 × penyebut skala

b). Membandingkan peta tak berskala dgn peta lain yang mencakup daerah sama dan
memiliki skala : P2 = d1/d2 × P1

P1 : penyebut skala peta, diketahui skalanya


P2 : penyebut skala yang akan dicari
d1 : jarak pada peta, sudah diketahui skalanya
d2 : jarak pada peta yang dicari skalanya

c). membandingkan suatu objek pada peta tidak berskala dgn objek sama di permukaan bumi
yang sudah diketahui ukurannya, contoh :

(peta berskala) Lokasi Rumah - sekolah: 4 km

(peta tak berskala) Lokasi Rumah - sekolah: 10 cm

Jadi, 10 cm di peta = 4 km atau 400.000 cm jarak sebenarnya. Jadi jawabannya, 1 : 400.000


d). Memakai selisih derajat lintang atau bujur sesuai untuk menghitung daerah ekuator.
Penentuan skala ini berdasar pada asumsi panjang 1° lintang/bujur dekat ekuator = 68,7 =
110,56 km, bila ingin memudahkan perhitungan, dapat dibulatkan.

-Petunjuk Arah: berfungsi untuk menunjukan arah mata angin pada peta, simbolnya huruf ‘U’

-Simbol dan Legenda: sebagai tanda mewakili kenampakan objek sebenarnya di peta.

-Simbol titik: simbol yang digunakan untuk menyatakan posisi atau lokasi suatu tempat,
jenisnya: piktorial, geometris, huruf

-Simbol garis: simbol yang menggambarkan kenampakan memanjang, contohnya: sungai,


jalan, rel kereta api, batas administrasi wilayah

-Simbol luasan/area: simbol yang digunakan untuk menunjukan area tertentu, contohnya:
simbol hutan, persawahan, perkebunan, rawa

Garis lintang dan garis bujur

Garis lintang/ paralel adalah garis sejajar dengan ekuator, membagi bumi jadi bagian utara
dan selatan.

Garis bujur/ meridian merupakan garis vertikal, membagi permukaan bumi menjadi bagian
barat dan timur.

Inset: berfungsi memperjelas posisi suatu objek atau wilayah yang dipetakan.

-Inset lokasi: memberi gambaran umum pada sekitar wilayah yang dipetakan

-Inset pembesaran : menggambarkan wilayah yang sempit

Sumber dan Tahun Pembuatan Peta

-Sumber peta: informasi sumber perolehan data dalam pemetaan

-Tahun pembuatan peta: menunjukan kapan peta itu dibuat.

c. Proyeksi peta: penggambaran peta banyak distorsi ( penyimpangan ) oleh karena itu perlu
adanya teknik supaya mengurangi kesalahan, maka dibentuklah proyeksi peta.

1). Proyeksi berdasarkan Bidang Proyeksi

+ silinder -> Proyeksi yang menyinggung daerah khatulistiwa

+ azimuthal-> Proyeksi yang biasanya digunakan untuk mennggambarkan wilayah kutub

+ kerucut-> Proyeksi yang memetakan wilayah di lintang 45° dibedakan menjadi kerucut
transversal, kerucut normal dan kerucut miring.

2). Proyeksi berdasarkan ketentuan geometris


+ Proyeksi Ekuidistan: mempertahankan jarak sebenarnya pada permukaan bumi.

+ Proyeksi Konform: besar sudut atau arah yang digambarkan di atas peta, sama dgn sudut
arah di permukaan bumi.

+ Proyeksi Ekuivalen: proyeksi yang mempertahankan luas daerah yang dipetakan.

3). Proyeksi berdasar kedudukan sumbu simetri

+ Proyeksi normal: sumbu simetris proyeksi ini berimpit dengan sumbu bumi

+ Proyeksi miring: sumbu simetris proyeksi, membentuk sudut miring dengan sumbu bumi

+ Proyeksi transversal: sumbu simetris proyeksi ini tegak lurus dengan sumbu bumi

4). Proyeksi gubahan/modifikasi

Peoyeksi Bonne (Equal Area)


Proyeksi Mollweide
Proyeksi Sinosoidal
Proyeksi Mercator
Proyeksi Homolografik (Goode)

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 58 59 Kurikulum


Merdeka: Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

2. Prinsip Pemetaan

a. Kerja Lapangan

Jenis alat ukur ynag biasa dipakai: bak ukur, rol meter, kompas, theodolit, waterpass

1). Menentukan Arah Utara

Penentuan arah utara berguna untuk menjadi pedoman pengukuran sudut arah, pembuatan
tanda orientasi. Arah utara dibedakan menjadi utara magnetis, utara grid dan utara geografis

2). Menentukan Titik Awal Pengukuran

Digunakan sebagai patokan untuk menentukan titik ukur selanjutnya.

3). Menentukan Letak Titik Ukur

Merupakan titik bantu agar semua wilayah yang dipetakan dapat terukur secara lengkap.

4). Mengukur Jarak Antar titik Ukur

Jarak antartitik ukur dihitung mulai dari titik awal dilanjutkan ke titik-titik ukir yang sudah
ditentukan memakai meteran dan dicatat dengan tabel pengukuran.

5). Mengukur Sudut Arah Antartitik Ukur


Sudut arah antartitik ukur ditentukan memakai metode azimuth dan bearing. Azimuth adalah
sudut arah yang diukur dari utara magnet bumi ke titik lain searah jarum jam. Sudut bearing
adalah sudut arah yang diukur dari utara atau selatan magnet bumi ke titik lain, dengan sudut
maks 90°

6). Mencatat Kenampakan Objek pada sekitar garis ukur

Pencatatan kenampakan objek di sebelah kanan atau kiri titik ukur dicatat pada tabel
pengukuran.

b. Tahap pengolahan

Ini diperlukan sebab ada banyak kesalahan dalam tahap pengukuran, oleh sebab itu, data perlu
dikoreksi, dihitung serta diolah kembali.

c. Penyajian Data

Ialah penggambaran peta berdasar hasil pengolahan dan analisis data. Kartografer melengkapi
peta dengan plotting, dan komponen peta.

Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra

1. Penginderaan Jauh (inderaja/remote sensing): ilmu untuk memperoleh informasi tentang


objek, daerah, atau gejala lewat analisis data yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan
objek.

2. Komponen Penginderaan Jauh

a. Sumber Tenaga: memancarkan gelombang elektromagnetik yang dipantulkan menuju


sensor

-Sumber Tenaga pasif: sumber tenaga yang berasal dari alam (matahari, bulan)

-Sumber Tenaga aktif: sumber tenaga yang berasal dari buatan manusia (lampu blitz)

b. Atmosfer: meneruskan cahaya/gelombang elwktromagnetik sehingga bisa memantulkannya


kembali

#bagian spektrum elektromagnetik yang mampu mencapai bumi: jendela atomsfer

c. Sensor dan Wahana :

–Sensor: alat perekam objek

–Wahana: untuk membawa sensor/alat perekam objek (satelit, balon udara, pesawat terbang)

d. Perolehan Data:

–Data visual-> data analog dalam bentuk gambar


–Data digital-> hasil perekaman dalam bentuk angka dan dapat menunjukan kecerahan dari
setiap piksel

e. Pengguna Data:

– Pemerintah

– Perorangan, kelompok

* digunakan untuk analisis keruangan

3. Bermacam Citra

a. Citra Foto: dihasilkan dari sistem aktif

1). Berdasar Spektrum Elektromagnetik: Foto ultraviolet, pankromatik hitam putih,


pankromatik berwarna, ortokromatik, inframerah hitam putih, inframerah berwarna,
multispektral

2). Foto Udara, berdasar sumbu kamera

a). Foto udara vertikal: foto udara yang dibuat dengan kamera tegak lurus

b). Foto udara condong: foto udara yang dibuat dengan posisi kamera menyudut terhadap
tegak lurus permukaan bumi

c). Foto udara sangat condong: foto udara yang dibuat dengan posisi kamera menyudut sangat
besar hinggal tampak cakrawala pada fotonya

3). Foto Udara berdasarkan warna

a). Foto inframerah warna/warna semu, adalah objek berwarna tidak sama dengan warna
objek yang direkam

b). Foto warna asli, adalah objek pada foto memiliki warna sama dgn warna objek aslinya

b. Citra Nonfoto

1). Sistem RADAR dan gelombang mikro

– Sistem aktif: memakai RADAR (Radio Detecting and Ranging)

– Sistem pasif: memakai radiometer dan penyiam (gelombang mikro alami)

2). Sistem Satelit

– Resolusi adalah kemampuan sistem optik elektronik untuk membedakan informasi spasial

+ Resolusi Spasial ialah kemampuan sensor merekam objek terkecil pada piksel citra
+ Resolusi Temporal ialah frekuensi perekaman ulang satelit di daerah sama dalam waktu
tertentu

3). Sistem Thermal

memanfaatkan pancaran suhu yang dikeluarkan benda untuk mengindera objek

4). Interpretasi Citra

Merupakan kegiatan mengkaji citra untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti penting
objek tertentu

Ciri foto udara dalam interpretasi citra:

a. Ciri Spektral: ciri objek yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dan
objek

b. Ciri Temporal: ciri objek yang terkait dengan waktu perekaman, umur objek dan unsur
objek

c. Ciri Spasial: ciri objek yang berkaitan dengan ruang meliputi bentuk, ukuran, rona, tekstur,
pola, asosiasi, situs dan bayangan.

Bentuk: struktur objek pada citra yang menunjukan suatu kenampakan di permukaan bumi
Ukuran: atribut objek berupa luas, volume, ketinggian tempat, kemiringan objek

Rona: kemampuan objek dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor


Pola: menunjukan susunan ke ruangan objek
Tekstur: menunjukan frekuensi perubahan rona pada citra
Asosiasi: adanya keterkaitan objek menjadi petunjuk bagi keberadaan bagi objek lain

Situs: menunjukan lokasi umum objek yang berkaitan dengan objek lain
Bayangan: memperjelas kenampakan bila tidak menutupi objek lain

Sistem Informasi Geografis dan Pengolahan Data Spasial

Sistem Informasi Geografis merupakan kumpulan terorganisasi dari perangkat keras


komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang dirancang secara efisien untuk
mengelola semua bentuk informasi yang bereferensi geografis

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis


Komponen dasar SIG meliputi masukan data, pengolahan data, manipulasi dan analisis data,
keluaran data, kita sebagai manusia, sang pengelola sumber daya, harus menguasai teknologi
secara mutakhir, supaya bisa mengintegrasi teknologi secara bijak.

Data Sistem Informasi Geografis:

a. Peta analog, peta dasar yang dipakai dalam proses masukan


b. Citra, dipakai bisa berupa citra satelit atau foto udara (format raster)
c. Hasil pengukuran lapangan, diperoleh dari pengukuran manual dengan teknik tertentu
d. Data Global Positioning System (GPS), data ini mempunyai akurasian tinggi untuk
menunjukan lokasi suatu kenampakan yang dipetakan.

Tahap Kerja Sistem Informasi Geografis

a. Proses masukan data

Akusisi ialah pemasukan dan perekaman data ke dalam komputer (memakai digitizer,
komputer dan scanner)
Editing ialah perbaikan atau koreksi data dari hasil digitasi.
Pembangunan Topologi Data, tahap ini dilakukan untuk membedakan antara garis, titik dan
area.
Pemberian Atribut, tahap ini ialah pemberian identitas pada data
Transformasi Koordinat, tahap transformasi koordinat dari hasil digitasi ke koordinat yang
sesuai lapangan.

b. Tahap pengelolaan data

Pengarsipan bertujuan menyimpan data yang akan dianalisis


Pemodelan dilakukan dengan membuat konsep analisis untuk menghasilkan informasi baru.

c. Tahap manipulasi dan analisis data

Buffering ialah pembuatan poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan, baik pada
data titik, data garis, data area atau poligon.

Scoring dilakukan untuk memberi nilai untuk parameter yang dipakai dalam analisis
Overlay ialah penggabungan 2 data grafis atau lebih secara tumpang susun untuk memperoleh
data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan, yang memiliki macam-macam metode
overlay:

a). Identity: ialah tumpang susun 2 data grafis dengan memakai data grafis pertama sebagai
acuan batas luarnya.

b). Union: ialah tumpang susun yang berupa penggabungan antara 2 data grafis atau lebih

c). Intersection: ialah tumpang susun berupa penggabungan antara dua data grafis dengan
prinsip pertampalan

d). Up date: merupakan metode overlay yang menumpangsusunkan data dengan menghapus
informasi grafis pada data dengan informasi data kedua

d). Keluaran Data

Biasanya disajikan dengan bentuk peta dengan skala tertentu sesuai tujuan penggunaan peta
itu disajikan dengan layout yang dibuat secara manual atau digital

Itulah tadi rangkuman materi Geografi untuk kelas 10 Bab 2 yang tentang Pengetahuan
Dasar Pemetaan secara ringkas namun lengkap. Ikuti juga rangkuman Bab 3
Penelitian Geografi. Semoga kalian menjadi lebih memahami pelajaran geografi.***

Anda mungkin juga menyukai