BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah dampak globalisasi lingkungan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kehidupan bernegara dan berbangsa?
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain adalah untuk mengetahui, memahami,
serta membahas tentang:
1. Pengertian globalisasi atau hakikat globalisasi
2. Dampak positif dan negatif dari Globalisasi khususnya lingkungan hidup
3. Menjelaskan tentang proses globalisasi.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan serta dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah di
dapat dari pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan
penulisan lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahuan makalah ini dapat memperkaya literature terkait dengan
globalisasi
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme. Langkah- langkah untuk
mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain
yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk
dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai
interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas
bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian
budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi
bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni
yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi
masyarakat modern. Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal. Kesenian adalah kekayaan
bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh
sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya
memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya
pergeseran sikap perilaku karena adanya globalisasi yaitu :
1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
budaya bangsa.
2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan
dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya.
4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya
yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
Daftar Pustaka
DISUSUN OLEH:
DANANG PRASETYA NEGARA
KELAS XII IPA 2
SMA NEGERI 1 GUNTUR
TAHUN AJARAN 2012/2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………
I. LATAR BELAKANG …………………………………………..
II. RUMUSAN MASALAH…………………………………………
III. BATASAN MASALAH………………………………………….
IV. TUJUAN PENULISAN…………………………………………
BAB II. ISI………………………………………………………………….
II 1. PENGETIAN GLOBALISASI………………………………………...
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi Penulis kekuatan dan kemudahan dalam menyelsaikan makalah ini sehingga dapat
diselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ramadhan KWN, namun demikian
semoga makalah ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga bisa bermanfaat dan
menambah wawasan bagi semua pihak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak mengalami kekurangan, karena itu penulis
berharap masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menguncapkan terima kasih kepada Kepala SMAN 1 JEMBER
yang telah memberi Penulis kesempatan untuk mengabdikan diri di lingkungan SMA. Penulis
juga ingin mengN 1 JEMBER ucapkan terima kasih kepada teman - teman di SMAN 1
JEMBER yang cukup memberi kehangatan persaudaraan.
Secara khusus, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Martalius yang senantiasa
memberi motivasi kepada Penulis untuk segera menyelesaikan makalah ini, semoga Allah
membalas semua kebaikan beliau, amin.
BAB I
PENDAHULUAN
I.LATAR BELAKANG
Globalisasi adalah suatu kata yang sangat populer bagi banyak orang pada saat ini. Segala
sesuatu perubahan yang terjadi seakan semuanya dikatakan sebagai dampak dari globalisasi.
Memang globalisasi sering menjadi buah bibir bagi semua orang, ada yang pro maupun ada
yang kontra terhadap globalisasi itu sendiri. Namun mau tidak mau globalisasi tidak bisa
dihindari.
Seperti yang telah diungkapkan oleh Petras dan Veltmeyer bahwa globalisasi menempati titik
sentral dalam berbagai agenda intelektual dan politik yang menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan krusial tentang apa yang oleh banyak orang dipandang fundamental dan dinamis
pada zaman kita ini, yakni sebuah epos perubahan yang menentukan. Oleh sebab itu kita
sebagai pelajar hendaknya dapat mengetahui apa saja dampak globalisasi ini terhadap
percaturan politik di negara kita ini
II .RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian globalisasi ?
2. Bagaimana dampak globalisasi terhadap politik di Indonesia ?
3. Langkah – langkah yang harus diambil dalam menghadapi globalisasi ?
BAB II
ISI
Kebanyakan diskusi tentang globalisasi tertumpu kepada isu-isu ekonomi seolah-olah
dimensi globalisasi yang lain seperti globalisasi kebudayaan dan globalisasi ilmu dan politik
tidak penting. Oleh karena itu kita harus meluruskan persepsi lama tersebut. Kata
"globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum
memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja sehingga tergantung dari sisi
mana orang melihatnya.
Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses
alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama
lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan
menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat (wikipedia). Dan
Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata,
sehingga sulit untuk disaring atau dikontrol.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam
bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. seperti budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yg pertama
kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
BAB III
KESIMPULAN
1. Terdapat berbagai macam makna demokrasi, namun intinya yaitu Globalisasi adalah sebuah
istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, politik,
budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara
menjadi bias.
2. Globalisasi tidak dapat dihindari dan tidak bisa untuk menolaknya
3. Globalisasi mencakup semua aspek kehidupan.
4. Indonesia lebih sering menjadi korban dari globalisasi politik.
5. Pendidikan yang memadai sangat dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi.
III. 1. PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi kami dan bagi yang
membacanya. Makalah ini tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu kami mengharapakan
saran dari berbagai pihak
2. http://kamilia.blogspot.com
3. http://iscribs.com
MAKALAH SOSIOLOGI (DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..
i
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….. ……. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… ……. 2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………….. ……. 2
BAB II. PEMBAHASAN…………………………………………………………. ……. 3
2.1 Pengertian Globalisasi…………………………………………………….. 3
2.2 Globalisasi dan Budaya……………………………………………. ……. 4
2.3 Globalisasi Dalam Kebudayaan Tradisional Indonesia…….. 5
2.4 Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa………. ……. 6
2.5 Upaya Mencegah Memudarnya Budaya Bangsa……………… 8
BAB III. PENUTUP………………………………………………………………… ……. 9
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… ……. 9
3.2 Saran………………………………………………………………………. ……. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… ….. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya
memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu,
dan mulai begitu egara sebagai egarae baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai
istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana
globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi,
sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar egara diseluruh
dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu
egara terhadap egara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi,
pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi
global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut.
Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan
intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang
menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana
layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi
adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya.
Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa
globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, egara, budaya dan politik yang semakin
mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Globalisasi?
2. Bagaimana hubungan Globalisasi dan Budaya?
3. Bagaimana Globalisasi dalam Kebudayaan Tradisional Indonesia?
4. Apa pengaruh Globalisasi terhadap Budaya Bangsa?
5. Bagaimana upaya mencegah memudarnya Budaya dan jati diri Bangsa?
1.3 TUJUAN
Berdasarkan penulisan masalah diatas, penulisan ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah,
2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa
sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa
3. Memahami lebih dalam tentang Globalisasi,
4. Sebagai bahan pembelajaran Mata Kuliah Sosiologi, dan
5. Sebagai Tugas Makalah Bidang Study Sosiologi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI
Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah terbentuknya
egara organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti egara
dan kaidah-kaidah yang sama.
Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para
cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang
serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, egara, dan
ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada
hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya
berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia
ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai
sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus
mewujudkan proses saling memengaruhi antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu
berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses
dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat
terhadap budaya di egara Timur.
Hal ini seperti yang dikatakan seorang ahli bernama R. Robertson bahwa globalisasi adalah
proses mengecilnya dunia dan meningkatnya kesadaran akan dunia sebagai satu kesatuan,
saling ketergantungan dan kesadaran global akan dunia yang menyatu. Ahli lain bernama
Martin Albrow mengatakan globalisasi menyangkut seluruh proses di mana penduduk dunia
terhubung kedalam komunitas dunia yang tunggal, komunitas global.
2.2 GLOBALISASI DAN BUDAYA
Gaung globalisasi, yang sudah mulai terasa sejak akhir abad ke-20, telah membuat
masyarakat dunia, termasuk bangsa Indonesia harus bersiap-siap menerima kenyataan
masuknya pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan bangsa. Salah satu aspek yang
terpengaruh adalah kebudayaan. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh
warga masyarakat terhadap berbagai hal. Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai
wujudnya, yang mencakup gagasan atau ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat),
dimana hal-hal tersebut terwujud dalam kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai
maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang
terdapat dalam alam pikiran.
Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku
seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang
bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian,
yang merupakan subsistem dari kebudayaan Bagi bangsa Indonesia aspek kebudayaan
merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai yang beragam,
termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia
tidak luput dari pengaruh globalisasi.
Globalisasi dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi
oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan berita
namun hal ini justru menjadi egarae tersendiri dan menjadi suatu masalah yang paling krusial
atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan bahwa perkembangan ilmu pengertahuan
dikuasai oleh egara-negara maju, bukan egara-negara berkembang seperti Indonesia. Mereka
yang memiliki dan mampu menggerakkan komunikasi internasional justru egara-negara
maju. Akibatnya, egara-negara berkembang, seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal
dalam arus globalisai dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, egara, budaya,
termasuk kesenian kita.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.
Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi
peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kemoni, sosiolog
asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan
berbagai budaya dan nilai-nilai budaya.
2.3 GLOBALISASI DALAM KEBUDAYAAN TRADISIONAL INDONESIA
Proses saling mempengaruhi adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat.
Melalui interaksi dengan berbagai masyarakat lain, bangsa Indonesia ataupun kelompok-
kelompok masyarakat yang mendiami nusantara (sebelum Indonesia terbentuk) telah
mengalami proses dipengaruhi dan mempengaruhi. Kemampuan berubah merupakan sifat
yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu kebudayaan tidak mampu menyesuaikan
diri dengan keadaan yang senantiasa berubah. Perubahan yang terjadi saat ini berlangsung
begitu cepat. Hanya dalam jangka waktu satu generasi banyak egara-negara berkembang
telah berusaha melaksanakan perubahan kebudayaan, padahal di egara-negara maju
perubahan demikian berlangsung selama beberapa generasi. Pada hakekatnya bangsa
Indonesia, juga bangsa-bangsa lain, berkembang karena adanya pengaruh-pengaruh luar.
Kemajuan bisa dihasilkan oleh interaksi dengan pihak luar, hal inilah yang terjadi dalam
proses globalisasi. Oleh karena itu, globalisasi bukan hanya soal ekonomi namun juga terkait
dengan masalah atau isu makna budaya dimana nilai dan makna yang terlekat di dalamnya
masih tetap berarti. Terkait dengan kebudayaan, kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-
nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga
masyarakat terhadap berbagai hal.
Atau kebudayaan juga dapat didefinisikan sebagai wujudnya, yang mencakup gagasan atau
ide, kelakuan dan hasil kelakuan (Koentjaraningrat), dimana hal-hal tersebut terwujud dalam
kesenian tradisional kita. Oleh karena itu nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-
aspek kejiwaan atau psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek
kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat
dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah
satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem
dari kebudayaan.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti
anekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman
masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya.
Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di
Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang
dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.
2.4 PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA BANGSA
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa
Indonesia . Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.
Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan
berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan
budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh
tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor
dan tagading (alat egar batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan,
remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah
.
Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut
semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di egarae dan Taman Mini
Indonesi Indah (TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat
menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat
maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat
sekitarnya
Dampak Positif Globalisasi terhadap Kebudayaan :
Kebudayaan kita bisa lebih dikenal oleh egara-negara lain di seluruh dunia.
Bagi orang-orang yang mentalnya kuat, globalisasi akan memperkuat rasa untuk
melindungi kebudayaannya, sehingga kebudayaannya tidak hilang, malahan semakin
kental.
Dampak Negatif Globalisasi terhadap Kebudayaan :
Hilangnya kebudayaan asli Indonesia karena orang-orang lebih senang mengikuti
budaya barat yang terkesan lebih bergengsi.
Kurangnya penghargaan terhadap norma—norma di masyarakat. Norma di
masyarakat seperti (norma kesopanan, kesusilaan,dan lain sebagainya).
Menurunnya rasa cinta terhadap budaya sendiri sehingga pengetahuan terhadap
budaya nasional menjadi minim.
Ciri Berkembangnya Globalisasi Kebudayaan
Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
Berkembangnya turisme dan pariwisata.
Semakin banyaknya imigrasi dari suatu egara ke egara lain.
Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
2.5 UPAYA MENCEGAH MEMUDARNYA BUDAYA BANGSA
Adanya arus globalisasi memunculkan masalah pada generasi muda. Generasi muda
merupakan pewaris kebudayaan maupun berkewajiban mempertahankan jati diri bangsa,
tetapi pada faktanya sekarang ini banyak generasi muda merasa asing di negeri sendiri. Oleh
karena itu upaya mencegah memudarnya budaya dan jati diri bangsa perlu dilakukan baik
oleh pemerintah, pihak swasta maupun secara penuh kesadaran oleh masyarakat itu sendiri.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1. Melakukan reorientasi budaya (culture reorientation), yaitu aktivitas menengok
kembali keberadaan budaya sebagai langkah awal untuk memperkenalkan budaya
sendiri kepada generasi baru yang belum memahami nama, fungsi dan asalusul suatu
subkebudayaan
2. Melakukan revitalisasi budaya, yaitu upaya perombakan dan penyesuaian sedemikian
rupa sehingga unsur-unsur budaya tersebut menjadi penting kembali
3. Melakukan refungsionalisasi budaya, yaitu membuat suatu budaya mengakar dan
berfungsi bagi keperluan sehari-hari masyarakat
4. Mengupayakan pelembagaan budaya
5. Melakukan implementasi budaya
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai
interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam
bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan “untuk pertama kalinya
dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah
suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah, Artinya adalah
bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan
kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri
khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam budaya bangsa lain tanpa meninggalkan
sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya
Indonesia sebagai identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk
ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
3.2 SARAN
1. 1. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-
masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
2. 2. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru,
sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
3. 3. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru,
sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada
kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita
DAFTAR PUSTAKA
Kuntowijoyo, Budaya Elite dan Budaya Massa dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop
dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Mizan 1997.
Sapardi Djoko Damono, Kebudayaan Massa dalam Kebudayaan Indonesia: Sebuah Catatan
Kecil dalam Ecstasy Gaya Hidup: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia,
Mizan 1997.
Fuad Hassan. “Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia”. Dalam
http://kongres.budpar.go.id/news/article/Pokok_pokok_bahasan.htm, didownload 13/05/2013.
Koenjaraningrat. 1990. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Adeney, Bernard T. 1995. Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius. Al-Hadar
Smith, “Syariah dan Tradisi Syi’ah Ternate”, dalam http://alhuda.or.id/rub_budaya.htm ,
didownload 13/05/2013.
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi (Diakses tanggal 14 Mei 2013)
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1979420-dampak-globalisasi/ (Diakses
tanggal 14 Mei 2013)
http://www.scribd.com/doc/5141678/Globalisasi-Budaya (Diakses tanggal 15 Mei 2013)
Makalah Bahasa Indonesia : Tantangan Remaja di Era Globalisasi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Assalamualaikum wr. wb
SEGALA puji bagi Allah yang telah menciptakan umat manusia ini berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku, dan menjadikan umat Islam sebagai sebaik-baik umat. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw., pembawa suluh kebenaran,
pembimbing umat kepada jalan kebenaran.
Di era globalisasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin pesat. Globalisasi disamping melahirkan nilai-nilai dan ukuran baru,
ia juga melahirkan paradigma baru dalam memandang kualitas pendidikan. Hal ini dapat kita
lihat dengan terciptanya alat-alat canggih seperti komputer dan handphone, bahkan dengan
alat canggih tersebut kita sudah dapat berkeliling dunia tanpa harus bepergian, misalnya
melalui internet. Masalahnya, bagaimana kita harus menghadapi perkembangan yang pesat
ini! Hal itu tergantung kepada pribadi setiap orang, apakah dia siap menerima perkembangan
ini atau tidak.
Khususnya kepada remaja Indonesia sebagai penerus bangsa seharusnya lebih tertantang
dengan perkembangan di era globalisasi ini. Para remaja mau tidak mau harus masuk
kedalam perkembangan yang pesat ini. Untuk itu, sebagai seorang remaja kita harus tahu
tantangan apa saja yang harus kita hadapi di era globalisasi ini.
Untuk mendukung tindakan inilah penulis membuat sebuah makalah yang berjudul
“Tantangan Remaja di Era Globalisasi”. Makalah ini memberikan uraian bagaimana setiap
remaja di dunia menghadapi perkembangan di era globalisasi ini dan bagaimana
perbandingannya dengan remaja di negeri kita.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Herliana Tambunan S.Pd.
sebagai pembimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Permasalahan
BAB II PEMBAHASAN
A. Wacana Seputar Globalisasi
B. Kondisi Remaja Saat Sekarang
1. Menghadapi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
2. Menghadapi Budaya Westernisasi
C. Tantangan Remaja di Era Globalisasi
1. Pesatnya Perkembangan Teknologi
2. Derasnya Arus Informasi
2.1. Media Elektronika
2.2. Media Non-Elektronika
3. Terjadinya Homogenitas
D. Menghadapi Pengaruh Globalisasi
1. Memasukkan Islam dalam Segala Kehidupan
2. Meningkatkan Kecakapan Hidup (Life Skill)
dalam Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu ciri khas pada manusia adalah bahwa ia selalu ingin tahu, dan setelah ia memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu, maka segera kepuasannya disusul lagi dengan kecenderungan
untuk ingin lebih tahu lagi. Hasil dari keingintahuan itu dapat dirasakan oleh setiap makhluk
yang hidup di muka bumi. Keingintahuan tersebut memiliki dampak yang besar dalam
peradapan di dunia ini, baik dampak positif maupun dampak negatif. Keingintahuan tersebut
juga membawa perkembangan dalam kehidupan di dunia ini, perkembangan tersebut diikuti
dengan peningkatan sumber daya manusia. Namun hal ini mengakibatkan muncul berbagai
ketimpangan kualitas sumber daya manusia di tengah-tengah masyarakat, termasuk yang
sangat menonjol adalah ketimpangan kualitas sumber daya manusia antar desa dan kota serta
antar yang kaya dan yang miskin.
Perkembangan di dunia ini kian hari makin pesat, hingga memasuki era globalisasi sekarang
ini. Perkembangan di bidang teknologi adalah contoh nyata dari pesatnya perkembangan di
era globalisasi ini. Dulu orang menggunakan surat untuk berhubungan atau berkomunikasi
jarak jauh yang tentunya memakan banyak waktu. Sekarang di era globalisasi orang dapat
berhubungan dengan cepat dan efektif, bahkan orang telah dapat menjelajahi dunia tanpa
harus bepergian berkeliling dunia. Pesatnya perkembangan ini berpengaruh besar bagi setiap
manusia, terutama para remaja sebagai penerus bangsa. Para remaja siap atau tidak harus
menghadapi era globalisasi ini. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi remaja-remaja
dunia.
B. TUJUAN
Sebagian remaja di era globalisasi ini sudah dapat berpikir lebih terbuka dengan
berpengetahuan tinggi, hal ini karena remaja tersebut dapat menghadapi era globalisasi ini
dengan memanfaatkan semua fasilitas dengan sebaik-baiknya. Tetapi ada juga remaja yang
tidak mampu beradaptasi dengan keadaan ini, terutama mereka yang hidup di negara-negara
miskin. Mereka tidak mampu mengikuti perkembangan ini karena minimnya informasi yang
mereka terima tentang kehidupan di era globalisasi ini serta ketidakmampuan pemerintah
sebagai kepala negara untuk mendapatkan perkembangan itu. Mereka cenderung tidak
mengetahui tantangan apa yang harus mereka hadapi di era globalisasi ini, sehingga mereka
tidak mampu mengimbangi perkembangan ini. Oleh karena itu, penulis menyelesaikan
makalah ini dengan tujuan remaja-remaja dapat lebih mengetahui seluk beluk tentang
globalisasi dan berbagai tantangan yang harus mereka hadapi di era globalisasi ini, serta
bagaimana cara penanggulangannya agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif yang
tentunya dapat merusak diri sendiri dan negara.
C. PERMASALAHAN
Dinegara kita pengaruh globalisasi sungguh terasa, sebagai negara yang sedang berkembang
tentunya membutuhkan banyak informasi dan perkembangan yang lebih maju. Remaja-
remaja di negara kita juga tidak kalah dengan remaja di luar negeri yang dapat beradaptasi
dengan perkembangan yang pesat ini. Hal itu tentu saja tidak lepas dari peran serta
pemerintah yang memasukkan segala teknologi dan informasi guna perkembangan negara ini.
Pemerintah juga berencana menurunkan tarif pemakaian internet yang akan dimulai di tahun
2008 ini. Ini dimaksudkan agar semua orang dapat mengakses internet, tanpa harus keluar
biaya mahal. Dengan akses internet, orang-orang di pelosok terpencil dapat terbuka
wawasannya.
Perkembangan di era globalisasi merupakan tantangan bagi semua orang di dunia. Berbagai
lembaga dari berbagai negara berusaha sebisa mungkin untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya dengan memberikan informasi-informasi dan wawasan yang luas. Sebuah
lembaga di Amerika sudah bersiap-siap meluncurkan Laptop yang diberi nama XO yang
harganya cuma US$100 atau di bawah Rp 1 juta ! Laptop ini membawa misi social dengan
program “One Laptop Per Child (OLPC)”. Laptop ini memang di tujukan untuk anak-anak di
negara berkembang. Hal ini merupakan contoh dari keinginan suatu lembaga negara untuk
memberikan dan mengenalkan teknologi informasi bagi penduduknya, yang di mulai sejak
masa anak-anak. Tentunya pengenalan informasi bagi anak-anak ini diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia negara yang bersangkutan.
Semua permasalahan mengenai globalisasi ini tentunya harus di selesaikan dengan cara yang
sebaik-baiknya. Pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi merupakan
salah satu tantangan yang harus kita hadapi dengan bijak. Mencari cara yang tepat untuk
menghadapi semua tantangan tersebut adalah jalan keluar terbaik agar dapat mengimbangi
perkembangan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Dari semua pengertian globalisasi di atas, kita dapat mengetahui cakupan globalisasi itu luas.
Dari pengertian-pengertian di atas juga, semakin jelas bahwa globalisasi itu bersifat multi
dimensional. Globalisasi bersama-sama mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keempat factor
berikut : politik, ekonomi, social dan budaya. Semua unsur itu digerakkan oleh
perkembangan informasi dan teknologi komunikasi yang telah meningkatkan kecepatan dan
lingkup interaksi antar manusia di seluruh penjuru dunia. Contoh sederhana, bayangkan
sepak bola di German beberapa waktu lalu, karena jaringan televisi global, hampir semua
pertandingan di tonton oleh lebih dari dua miliar orang di seluruh dunia. Jadi, globalisasi
merambah segala bidang kehidupan kita.
B. KONDISI REMAJA SAAT SEKARANG
Disaat sekarang ini, era globalisasi, perkembangan dan perubahan penting terjadi di sekitar
kita. Gejala ini memberikan dampak besar bagi remaja. Kondisi remaja saat sekarang banyak
di pengaruhi oleh gejala ini dan merambah dalam berbagai bidang kehidupan. Kondisi remaja
dalam menghadapi gejala ini tentunya berbeda-beda. Bagaimana remaja yang satu
menghadapi perkembangan IPTEK tentunya berbeda dengan remaja-ramaja yang lain.
Kondisi remaja ini dapat mengarah kearah positif maupun negatif.
Remaja di dunia berkembang seiring berjalannya waktu. Banyak remaja yang telah mampu
memanfaatkan iptek secara maksimal, adapula yang setengah-setengah, tetapi adapula yang
belum sama sekali. Kondisi remaja tersebut dapat diketahui dengan sejauh mana dia
menguasai dan memanfaatkan iptek. Banyak remaja yang memanfaatkan iptek dengan sikap
positif, kondisi ini tentunya membawa dampak positif pula, sayangnya adapula yang
memanfaatkan iptek dengan sikap negatif, kondisi ini tentunya membawa dampak negatif.
Iptek dapat mempengaruhi seorang remaja untuk bersikap positif atau pun negatif, tergantung
bagaimana dia menanggapi iptek ini. Sikap remaja dalam menghadapi perkembangan iptek
tentunya memberikan perubahan besar pada sumber daya manusia suatu negara. Berdasarkan
trend globalisasi yang sekarang sedang berkembang di saentero dunia kita dapat
mengidentifikasi kondisi remaja saat sekarang dalam menghadapi perkembangan iptek.
Kondisi yang berdampak positif, seperti:
Kondisi remaja sekarang ini tidak akan luput dari budaya Westernisasi. Budaya Westernisasi
atau sering disebut dengan budaya kebarat-baratan sering di rasakan oleh negara-negara
timur, termasuk Indonesia. Budaya timur yang dikenal dengan keramahtamahannya sekarang
mulai di tinggalkan. Hal ini dikarenakan masuknya budaya-budaya asing, khususnya budaya
Westernisasi. Budaya ini membawa dampak besar pada kondisi remaja. Dampak budaya
Westernisasi pada remaja misalnya, terciptanya citra (images), gagasan dan gaya hidup yang
baru, yang lebih luas. Misalnya, film Titanic, yang menarik berjuta-juta penonton di seluruh
dunia. Titanic hanyalah salah satu dari sekian banyak produk budaya barat yang sukses
menarik perhatian lintas negara dan menjadi fenomena Internasional. Gagasan dan nilai yang
disebarkan oleh Titanic ke saentero dunia bertema cinta romantis antara dua orang dari kelas
dan tradisi berbeda. Gagasan semacam ini telah banyak diterima di dunia barat, tetapi
disebagian besar dunia yang lain atau bahkan di seluruh negara timur, hal itu masih dianggap
tabu. Film Titanic dianggap menyebarkan nilai baru soal perkawinan dan hubungan antar
pribadi. Namun budaya seperti ini sudah banyak di tiru oleh remaja-remaja non-barat.
Berbagai tantangan yang di hadapi oleh para remaja di era globalisasi ini membawa pengaruh
yang cukup besar pada kehidupan mereka. Bagaimana mereka menghadapi tantangan ini
tentunya tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya, antara negara ini dan negara itu.
Bagaimana dengan negara Indonesia?
Pada umumnya, dengan keberhasilan menghadapi tantangan di era globalisasi ini, maka tidak
tertutup kemungkinan sumber daya manusia suatu negara itu akan meningkat. Di Indonesia,
para remaja akhir-akhir ini mulai dapat menguasai tantangan ini. Terbukti dengan sudah
banyaknya pengguna internet, bukan hanya para remaja, orang tua dan anak-anakpun sudah
ikut tergabung. Tetapi dibanding dengan negara lain di dunia ini, seperti Cina, Indonesia
masih tertinggal jauh. 210 juta pengguna internet sudah berhasil di capai oleh Cina, pada
akhir tahun 2007. Dalam laporan yang disampaikan oleh China Internet Network Information
Center (CINIC), angka ini meningkat 53 persen dari tahun 2006 yang sekitar 137 juta.
Dengan jumlah 210 juta , cina hanya berbeda 5 juta penggunalagi sebelum menjadi negara
dengan pengguna internet terbesar didunia , mengalahkan Amerika Serikat .
Hal ini diperkirakan akan dicapai beberapa bulan kedepan . dari statistik yang diberikan oleh
CINIC , pengguna kebanyakan berasal dari usia 18 hingga 30 tahun. Sedangkan untuk
aplikasi populer dipakai adalah musik online , dilanjutkan dengan instant messaging , dan
diikuti oleh e-mail ( pc word.com ).
Dibanding dengan Korea Indonesia juga masih tertinggal . 30 persen dari total penduduk
korea selatan sudah berlangganan internet , dan 90 persen diantaranya sudah menggunakan
koneksi internet berkecepatan tinggi . Hal ini disampaikan oleh komentarian Informasi dan
Komunikasi koreaselatan . Kota Seoul adalh kota yang paling banyak memiliki sambungan
internet dengan angka 35,6 persen , diikuti oleh
Incheon,Gyeonggi,Daejeon,Ulsan,Gwangju,daegu,dan Busan .
Lain halnya dengan Pakistan , di negara ini siaran TV di alihkan ke internet . Aksi tersebut
dimulai setelah pihak berwenang menutup siaran TV swasta , karena menyiarkan berita yang
melaporkan bahwa presiden Pervez Musharraf akan memberlakukan sebuah keadaan darurat .
Semenjak siaran TV swasta diblokir , para pemirsa TV hanya mendapati layar hitam atau
siaran TV pemerintah yang tentu saja sudah diatur pemberitaannya . Oleh sebab itu , para
pengelola TV swasta seperti dari Geo Television yang merupakan TV swasta dengan jumlah
penonton terbanyak , segera mengirim sms kepada para pengguna ponsel , agar mereka login
ke www. geo. tv untuk mendapatkan transmisi secara live .
Bukan hanya dari dunia internet . Teknologi lain yang merupakan tantangan di era globalisasi
ini sudah mulai merambah dunia . Di Inggris 1,2 miliar pesan SMS dikirimkan oleh
penduduk Inggris rata-rata tiap minggunya . Hasil tersebut disampaikan oleh Mobile Data
Association (MDA) yang melakukan risetnya di Inggris . Dari anggota tersebut bisa
disimpulkan bahwa 4825 miliar SMS dikirim selama bulan september atau sama dengan 4000
SMS per detik .
Di Indonesia tantangan di era globalisasi ini kebanyakan diwujudkan remaja dalam dunia
hiburan . Khususnya game on-line . 111 jam rekor bermain game on-line berhasil dipecahkan
dalam event yogyakomtek yang berlangsung pada tanggal 3-7 November lalu di kota
gudeg,Yogyakarta ,dan berhasil masuk ke dalam catatan Museum Rekor Indonesia
( MURI ) . Rekor tersebut berhasil melampaui rekor sebelumnya , yakni selama 100 jam ,
yang dilaksanakan pada 29 Juli 2004 di Jakarta .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perkembangan pesat dimana-mana memang membawa perubahan yang besar bagi setiap
manusia, khususnya remaja. Remaja di dunia ini harus mampu menghadapi tantangan yang
muncul dari perkembangan yang pesat ini. Pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya
arus informasi sungguh tantangan yang menarik yang membawa pola hidup suatu remaja
berubah, tetapi inti dari semua itu adalah untuk mecapai masa depan yang lebih baik.
Sudah jelaslah kiranya, bahwa dengan menghadapi perkembangan di era globalisasi ini
seorang remaja akan lebih mudah dalam mencapai masa depannya. Jadi, tantangan yang
dihadapi remaja di era globalisasi ini adalah jalan bagi remaja untuk mencapai cita-citanya,
menjadikan semua tantangan sebagai motivasi untuk mencapai cita-cita itu. Dengan
menjadikan semua tantangan tersebut sebagai motivasi diri, tentunya remaja akan lebih
terdorong untuk berbuat sesuatu yang bernilai dari pada harus bermalas-malasan.
B. SARAN
Remaja di era globalisasi ini dapat melakukan berbagai hal yang mengarah kepada hal positif
dan negatif. Semua itu dapat dengan mudah dilakukan bila menguasai dengan baik
perkembangan di era globalisasi ini. Tergantung kepada diri remaja itu sendiri.
Untuk mencapai kesuksesan, manfaatkanlah perkembangan ini dengan sebaik-baiknya.
Ambil suatu hal yang bernilai dari perkembangan ini, bernilai maksudnya yang benar-benar
dibutuhkan oleh kita untuk mencapai sukses. Janganlah menjadikan perkembangan ini
sebagai sarana untuk menghancurkan diri, dengan melakukan tindak kejahatan, baik itu kecil
maupun besar.
Daftar Pustaka
Poerwadarminta W. J. S. 1995. Kamus umum bahasa Indonesia. Balai pustaka, Jakarta.
Budiyanto. 2006. Kewarganegaraan. Erlangga, Jakarta.
Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. BIGRAF Publishing, Yogyakarta.
Prawiradilaga Salma Dewi dan Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Fajar
Interpratama Offset, Jakarta.
Tabloid PC Mild. Edisi 23/2007 dan Edisi 03/2008.
Majalah XY Kids. Edisi 10/ V/ 06-19 Desember. 2007.
KARYA ILMIAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
M.AZAN GAFFARUL N
DINAS PENDIDIKAN KUTAI KARTANEGARA
SMK NEGERI 1 TENGGARONG
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya
ilmiah ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya ilmiah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal
mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan
kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan
juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya ilmiah kami di masa datang. Sehingga semoga karya ilmiah berikutnya
dan karya ilmiah lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Penulis
M.AZAN GAFFARUL N.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
HALAMAN PENGESAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Identifikasi masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
D. Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN IPOTESIS . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Batasan istilah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. sudut pandang pendekatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
C. Rumusan hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Globalisasi dan Budaya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Globalisasi dalam kebudayaan tradisional di indonesia. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
C. Perubahan budaya dalam globalisasi: kesenian yang bertahan dan tersisihkan . . . . . .
D. Pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
E. Pengaruh dan dampak yang ditimbulkan globalisasi terhadap masyarakat majene . . .
F. Tindakan yang mendorong timbulnya globalisasi kebudayaan dan cara mengantisipasinya
globalisasi kebudayaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB IVPENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B. Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KARYA ILMIAH
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP EKSISTENSI KEBUDAYAAN DAERAH
BAB I
PENDAHULUAN
Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global Globalisasi adalah
proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat
membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang
lain.(A.G. Mc.Grew, 1992).
Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi
informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi.Dari kemajuan
bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana dengan teknologi internet,
parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan
dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas,
yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan
daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi
juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian,
gaya rambut dan sebagainya
D.TUJUAN PENULISAN
` Àdapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui alur globalisasi budaya !
2. Untuk mengetahui globalisasi dalam kebudayaan tradisional di indonesia
BAB II
KERANGKA TEORITIK DAN RUMUSAN HIPOTESIS
Pengaruh : Menurut wiryanto “pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam masyarakat
mempunyai ciri mempunyai cosmopolitan, inovatif, kompoten, dan aksesibel di banding
pihak yang dipengaruhi ”
Globalisasi : Menurut A.G Mc Grew “fenomena hilangnya batas ruang dan waktu karena begitu cepatnya
informasi mengalir keseluruh wilayah meskipun tidsak semua dampak globalisasi baik bagi
kita”
Pergaulan : Menurut kamus besa bahasa indonesia “dasar dari kata pergaulan itu adalah “GAUL” yang
identik dg “HIDUP BERTEMAN ATAU BERSAHABAT” dapat disimpulkan bahwa
pergaulan itu adalah bersahabat dg seseorang atau lebih dalam masyarakat dan daerah
tertentu
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari
masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat
homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya
globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara
mendasar.Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas
budaya setiap bangsa.Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja
khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu
sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv
yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui
stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui
parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-
kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara
pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan
bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang
kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti
itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti
saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih
beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi.
Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian
tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam
masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik
yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian.
Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan
sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke
arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya.Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian
tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan
eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses
modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi
sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih
beragam bagi masyarakat luas.Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai
seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka.Misalnya saja
kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia
yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman
nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang
sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami
“mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya
kesenian tradisional akibat globalisasi.Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh
kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di
berbagai tempat di Indonesia.Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional
mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi. Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan
yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi.
Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan
teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja
kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat.
Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki
penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan
ketoprak panggung.Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian
tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak
masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb
Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman
pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar
yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup
sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan
nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian
tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa
bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang
diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya
bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah
kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya.
Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi) mengkibatkan
berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri .Budaya Indonesia yang
dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan budaya barat, misalnya
pergaulan bebas.
Di Tapanuli (Sumatera Utara) misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak
remajanya masih banyak yang berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik
batak). Hampir setiap minggu dan dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu
diundang pentas sebagai hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin
maju, ironisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat,
bahkan hanya dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII).
Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain
dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat
maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat
sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa
indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa).
Sudah lazim di Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu,
Pak, Bu, Saudara, Anda dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa.
Sekarang ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa
Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita
sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa
inggris seperti OK, No problem dan Yes’, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun
yang sering kita dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-kata ini disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan
dengan disebarkannya gaya hidup dan fashion . Gaya berpakaian remaja Indonesia yang
dulunya menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman.
Ada kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat
yang memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film
dan majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia
. Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta
`menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend
dilingkungan anak muda.Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah
meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu
yang universal.Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan
`baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya
Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-
nilai ketimuran.
E. PENGARUH DAN DAMPAK YANG DITIMBULKAN GLOBALISASI TERHADAP
MASYARAKAT MAJENE
a. Pengaruh Globalisasi Terhadap jati diri di Kalangan Generasi Muda Majene.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda.Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang
muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak
remaja-remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat.
Padahal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja.Apa lagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan
mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu akan memperoleh manfaat yang
berguna. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya.Misal untuk membuka situs-situs porno, bahkan sampai terkena penipuan.Bukan
hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu hand phone, apalagi sekarang ini
mulai muncul hand phone yang berteknologi tinggi.Mereka justru berlomba-lomba untuk
memilikinya, tapi kita lihat alat musik kebudayaan kita belum tentu mereka
mengetahuinya.Hal ini jika kita lihat dari segi sosial, maka kepedulian terhadap masyarakat
menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih kesibukan dengan menggunakan handphone
tersebut.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak tahu sopan santun
dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan.Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Jika pengaruh-pengaruh di atas
dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda bangsa? Moral generasi bangsa menjadi rusak,
timbul tindakan anarkhis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai jati diri akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli
terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa
akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki jati diri?
Marilah kita Mengembalikan Jati Diri Bangsa Indonesia, terima globalisasi dengan
rasa kritis dan banyak melakukan hal positif dalam menggunakan globalisasi yang ada
sekarang ini.Sebagai masyarakat Indonesia mulai dari sekarang kita utamakan produk dalam
negeri dan kenali kebudayaan kita.
b. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Masyarakat Majene.
1. Dilihat dari aspek globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis, karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan
dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari
rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati diri terhadap negara menjadi meningkat dan
kepercayaan masyarakat akan mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja yang banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal
tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang kehidupan
nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin.
3. Dari aspek globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa serta akan
mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga dapat bertukar ilmu pengetahuan
tentang budaya suatu bangsa.
c. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Masyarakat Majene.
1. Aspek politik, Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah
arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya jati diri
bangsa akan luntur dan tidak mungkin lagi bangsa kita akan terpecah belah.
2. Aspek Globalisasi ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (mainan, minuman, makanan, pakaian, dll) membanjiri
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya jati diri bangsa kita. Maka hal ini akan menghilangkan beberapa perusahaan
kecil yang memang khusus memproduksi produk dalam negeri.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia dimana dilihat dari sopan santun mereka yang mulai berani kepada orang
tua, hidup metal, hidup bebas, dll. Justru anak muda sekarang sangat mengagungkan gaya
barat yang sudah masuk ke bangsa kita dan semakin banyak yang cenderung meniru budaya
barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka
pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian sesama warga.
Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Padahal jati diri bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat
sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu mengenal
sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya kepedulian, karena jika tidak
kenal maka tidak sayang.
Dampak di atas akan perlahan-lahan mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia,
Akan tetapi secara keseluruhan aspek dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa
menjadi berkurang atau luntur.
Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat Indonesia secara
global.Apa yang ada di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita
untuk diterapkan di negara kita.
Bila dilaksanakan belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dilaksanakan akan
dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia .Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar.Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai
interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan
pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.
Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924)
menyatakan “untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan
dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan
tidak pernah lagi terpisah.Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi
perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila
timur dan barat bersatu, masihkah ada ciri khas kebudayaan kita? Ataukah kita larut dalam
budaya bangsa lain tanpa meninggalkan sedikitpun sistem nilai kita? Oleh karena itu perlu
dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa.Caranya adalah dengan
penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa.
Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari
kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih
berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern.
Karena sebenarnya seni itu indah dan mahal.Kesenian adalah kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya dan tidak dimiliki bangsa-bangsa asing. Oleh sebab itu, sebagai
generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya
kita demi masa depan anak cucu.
Dari hasil pembahasan diatas, dapat dilakukan beberapa tindakan untuk mencegah
terjadinya pergeseran kebudayaan yaitu :
1. Pemerintah perlu mengkaji ulang perturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran
budaya bangsa.
2. Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing
khususnya dan budaya bangsa pada umumnya.
3. Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan
dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya.
4. Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya
yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative.
5. Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga
pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang
merupakan jati diri bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA