OLEH
LIA SAFITRI
WENI SAPUTRI
SEPTA PRIANA
PUSPITA SARI
KELAS XII
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatakan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya telah
memberikan banyak kenikmatan, sehingga kelompok kami dapat menyesaikan tugas
makalah yang berjudul Kecanduan Media Sosial “MENSOS”.
Makalah ini kami susun dengan harapan agar kami dapat mengembangkan
rasa tanggung jawab kami terhadap tugas-tugas yang harus kami selesaikan.
Kami harap makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk lebih memahami materi yang terdapat dalam makalah yang kami buat.
Akhirnya selamat membaca dan selalu berdo’a kepada Allah SWT.
hormat kami,
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................2
2.1. Definisi..................................................................................................................2
2.2. Penjelasan tentang cirri-ciri manusia yang sudah meulai kecanduan
media sosial...........................................................................................................2
2.3. Dampak Negatif kecanduan media sosial..............................................................3
2.4. Cara Mengatasi kecanduan sosial media...............................................................3
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kecanduan media sosial atau sering di sebut sebagai media sosial sedang
melanda berbagai belahan dunia baik di usia remaja ataupun dewasa. Sosial media
membawa banyak pengaruh pada perilaku manusia, baik juga buruk. Salah satu efek
buruknya adalah pengguna mulai kecanduan media sosial seperti Twitter maupun
Facebook. Salah satu contohnya adalah kita sering melihat orang yang duduk di satu
meja saling sibuk sendiri dengan gadget mereka masing-masing. Tetapi ada juga
dampak baiknya, yaitu kita jadi cepat mengetahui berita yang datangnya dari luar
negri dengan mudah.
iii
3. Constant Checker (Pemeriksa Konstan)
Kebiasaan: Kamu tidak kuat bila tidak menengok ponselmu tiap dua menit, tak
peduli dimana kamu berada, ada teman atau tidak Cuma-Cuma untuk memeriksa
instagram, update status, memeriksa sms (pesan singkat) atau Tweet yang masuk.
Gejala: Temanmu tidak tahan makan bersama dengan kamu karena kamu terus
menerus sibuk dengan gadgetmu sendiri.
iii
2. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau
memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat
mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga
merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak
waktu duduk di depan meja komputer.
3. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga
menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan
dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh.
Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan
sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang
yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin
meningkat setiap harinya.
4. Perilaku berkurangnya aktifitas berinreraksi langsung secara face to face
terhadap orang lain juga dapat meningkatkan risiko kesehatan yang serius, seperti
kanker, struk, penyakit jantung, dan dementia (kepikunan).
5. Twitter biasanya dijadikan ajang curhat-curhatan bagi remaja. Bahkan da yang
berkelahi karena media sosial. Contohnya adalah apabila si A sedang kesal
dengan si B, sia A akan seenaknya menyindir B di media sosial. Bahkan ada juga
yang sedang galau dan menuangkan semua kesedihannya di media sosial.
Apakah tidak malu untuk mengumbar masalah pribadi di tempat umum? Kenapa
tidak kita berbicara langsung kepada orangnya saja. Bisa dibilang media sosial
membuat manusia mejadi “cemen” karena mereka hanya berani menyindir lewat
sosial media dan tidak berani untuk mengatakannya secara langsung.
iii
1. Mengatur waktu online
2. Kita seharusnya mengukur waktu online. Seperti menggunakan alarm, ataupun
stopwatch untuk mengukur seberapa lama kita online di dunia maya.
3. Jangan hanya menjadi orang di twitter yang memiliki followers banyak, tetapi
tidak pernah bersosialisasi di dunia nyata. Bukankah lebih baik jika kita
berkomunikasi dengan langsung? Dan tidak memakai perantara seperti twitter
maupun sms? Agar semua yang kita bicarakan itu jelas.
4. Batasi penggunaan media sosial
5. Seperti mengurangi penggunaan twitter, facebook, bbm, whatsapp, dll.
6. Lebih baik kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga maupun
sahabat.
BAB III
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
iii
Kesimpulannya adalah sosial media membuat manusia pasif di dunia nyata.
Dahulu apabila kita duduk di satu meja yang samama, manusia biasanya mengobbrol
satu sama lain dan mengakibatkan timbulnya sifat kekeluargaan. Akan tetapi saat ini,
apa bila kita duduk satu meja, semua pasti akan sibuk dengan gadget mereka masing-
masing. Mungkin hanya sekitar 20% orang yang tidak seperti itu. Maka dari itu
muncullah sikap individualisme di ere modernisasi ini.
3.2. Saran
Kita harus membatasi pemakaian media sosial, baik itu Twitter, Google, Yahoo!,
Facebook, Tumblr, Instagram, SoundCloud, BBM, WhatsApp, dll. Dengan cara
membuat diri kita sibuk dengan urusan sehari-hari. Lebih banyaklah bergaul di dunia
nyata di bandingkan dengan dunia maya. Karena dunia maya biasa disebut dengan
dunia fana karena semua yang terjadi di dunia maya belum berarti kenyataan yang
terjadi di dunia nyata. Kita harus membuka mata untuk melihat kenyataan di luar
sana. Walaupun kenyataan memang tidak selalu terjadi seperti apa kita inginkan,
tetapi kehidupan nyata jauh lebih baik dibandingkan dengan dunia maya atau bisa di
sebut sebagai bayangan. Karena semua itu belum tentu nyata. Marilah kita keluar
untuk melihat keindahan di dunia nyata!
DAFTAR PUSTAKA
iii
http://refrisavitri.blogspot.co.id/2013/02/bab1-pendahuluan-1.html
iii