Widiawati
STIA Muhammadiyah Selong
Email: widiawati@gmail.com
Abstrak
Budaya MbauNyale merupakan kebudayaan suku Sasak, suku asli pulau Lombok
Nusa Tenggara Barat. Saat ini, budaya Mbau Nyale menjadi suatu acara adat
yang dapat meningkatkan pendapatan perekonomian warga dengan menarik
sektor pariwisata, akomodasi, kuliner, hingga investasi dalam pelaksanaan
acaranya.
119
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 01, No 02 (2020)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 119-124
yang juga menimpa seluruh rakyat masyarakat juga akan terbantu secara
Indonesia. Lebih dari itu, masyarakat perekonomian.
suku sasak juga kekurangan sumber PEMBAHASAN
daya pangan pokok yakni beras karena Pesta atau upacara Bau Nyale
kemarau berkepanjangan. merupakan sebuah peristiwa
Hal ini teratasi dengan hadirnya dan tradisi yang sangat melegenda dan
trobosan padi gogo rancah, yakni jenis mempunyai nilai sakral tinggi
padi yang dapat tumbuh dilahan bagi Suku Sasak, Suku asli Pulau
kering. Sejak penemuan solusi Lombok. Keberadaan pesta bau Nyale
tersebut, pulau Lombok pun terkenal ini berkaitan erat dengan sebuah cerita
dengan sebutan “Bumi Gora” yang rakyat yang berkembang di
berarti tempat asal Gora (Gogo daerah Lombok Tengah bagian selatan.
Rancah). Sayangnya, meskipun bisa Dalam legendanya, diceritakan bahwa
mengatasi permasalahan kelaparan, Nyale (cacing laut) adalah jelmaan
kebutuhan masyarakat tidak hanya putri mandalika yang rela
sampai disitu saja. Sehingga mengorbankan dirinya untuk menjaga
diperlukan adanya suatu penyelesaian persatuan diantara lima kerajaan. Putri
masalah yang mana dapat Mandalika menceburkan dirinya ke
menyelesaikan permasalahan lautan sehingga tidak ada satupun
mengentaskan kemiskinan secara pangeran yang bisa mempersuntingnya
efisien. dan peperangan tidak akan pernah
Sebenarnya, banyak solusi yang terjadi.
bisa diupayakan masyarakat suku Berdasarkan beberapa sumber
sasak dalam mengentaskan sejarah menyatakan bahwa tubuh putri
kemiskinan. Hal tersebut dikarnakan mandalika yang menjelma menjadi
potensinya yang melimpah, hanya saja Nyale tersebut akan muncul disekitar
belum dieksplorasi secara meluas. pantai pada waktu tertentu yakni
Artinya, sudah ada potensi yang tanggal 20 bulan 10 (perhitungan
dikelola dan melekat, namun tidak kalender suku Sasak) 3 , yang mana
dikembangkan atau kurang merupakan tanggal pengorbanan diri
diperhatikan. Salah satu potensi sang putri. Pada tanggal tersebut,
tersebut ialah kebudayaan yang wilayah pantai Lombok selatan akan
dimiliki oleh suku khas pulau Lombok, dipenuhi oleh spesies cacing laut
yakni suku Sasak. Suku sasak berwarna warni. spesies cacing laut ini
menawarkan acara budaya yang bisa diketahui memiliki nama ilmiah Eunice
menjadi jawaban dari permasalahan, siciliensis.
yaitu dengan memanfaatkan budaya Meskipun berbentuk seperti
MbauNyale. Ada beberapa keuntungan cacing biasa tapi Nyale memiliki warna
finansial yang bisa didapatkan dari kulit yang beragam. Warnanya hijau,
budaya ini, baik itu saat perayaan oranye hingga merah dengan kulit licin
maupun berkelanjutan dengan cara mengilap. Kalau dikumpulkan akan
mengelola yang baik. Dengan terlihat paduan warna yang cantik.
demikian, selain melestarikan budaya
120
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 01, No 02 (2020)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 119-124
121
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 01, No 02 (2020)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 119-124
122
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 01, No 02 (2020)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 119-124
123
JURNAL MENTARI PUBLIKA
Volume 01, No 02 (2020)
e-ISSN: 2723-102X
Halaman : 119-124
124