Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA

WAOKUNI KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT (1990- 2022).

SELFI

NICII9088

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal dengan judul:
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT WAOKUNI KECAMATAN
SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT (1990- 2022).

Adapun proposal ini dibuat dengan tujuan dan pemanfaatanya ini telah saya usahakan
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan proposal ini.

Namun tidak lepas dari semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka saya membuka selebar lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran kritik
kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki proposal ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari proposal ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembacanya.

Kendari, 25 Novermber , 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Sejarah Perekonomian


B. Konsep Perkembangan
C. Konsep Perekonomian
D. Masyarakat Nelayan
E. Penelitian Relevan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
C. Sumber Data Penelitian
D. Prosedur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktifitas manusia selalu mengalami perubahan perkembangan. Meliputi berbagai aspek


kehidupan perubahan dan perkembangan tersebut berlangsung secara evolusi maupun secara
refolusi tergantung dari besarnya pengaruh yang ada dalam manusia maupun diluar manusia.
Kehadiran ilmu sejarah bagi manusia sangat pentinmg artinya bagi manusia sebab dengan
mempelajari ilmu sejarah berarti kita mengetahui lebih jauh perkembangan umat manusia di
dunia, beserta segala kejadianya termaksud perkembangan segala aktifitasnya yang akan
menunjuk pada ukuran waktu yang berkesinambungan antara masa lampau masa sekarang dan
masa yang akan datang.

Sebagai konsekuensi dari tiga dimensi sejarah tersebut adalah terjadinya suatu perubahan
kearah perkembangan secara bertahap dalam aspek kehidupan manusia termaksud bidang
ekonomi karna itu dalam mengkaji berbagai aktifitas yang dilakukan manusia pada masa lampau
dalam usaha mempertahankan hidupnya dengan melakukan berbagai upaya yang lambat dan
akan melahirkan suatu gaya hidup dan mata pencaharian yang tetap. Perubahan dan
perkembangan dapat ditemui diseluruh kalangan masyarakat, dengan tidak terbatas pada
masyarakat agraris dan masyarakat industri saja, melainkan juga pada masyarakat nelayan yang
masing- masing daerah menunjukan ciri khas yang berbeda- beda.

Secara teoritis, dengan kekkayaan laut yang demikian besar nelayan mampu hidup
berkecukupan. Namun kenyataanya, jauh dari fakta yang ada. Hanya segelintir nelayan yang
hidup berkecukupan, selebihnya, sebagian besar yang lain dapat dikatakan bukan saja belum
berkecukupan, melainkan masih juga terbelakang. Berbagai kajian mengenai kehidupan nelayan
umumnya menekankan pada kemiskinan dan ketidakpastian perekonomian, karena kesulitan
hidup yang dihadapi nelayan dan keluarganya (Emerson, 1980:69).

Kehidupan nelayan dapat dikatakan tidak saja belum berkecukupan, melainkan masih
juga terbelakang, termaksud dalam hal pedidikan keterbatasan sosial yang dialami nelayan
memang tidak terwujud dalam bentuk keterasingan, karena secara fisik masyarakat nelayan tidak
dapat dikatakan terisolasi atau terasing. Namun lebh terwujud ketidakmampuan mereka dalam
mengambil bagian dalam kegiatan ekonomi pasar secara mengutungkan, yang ditunjukan oleh
lemahnya mereka mengembangkan organisasi keluar lingkungan kerabat mereka atau komunitas
lokal (Boedhisantoso, 1999:80).

Secara umum kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, akan tetapi lebih banyak disebabkan faktor- faktor sosial ekonomi yang terkait
karakteristik sumber daya serta teknologi yang digunakan. Faktor- faktor yang di maksud
sehingga membuat nelayan tetap dalam kemiskinanya.

Desa Waokuni adalah salah satu desa di Kecamata Sawerigadi Kabupaten Muna barat
merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan.

Nelayan di Desa Waokuni hidup di bawah garis kemiskinan dengan tingkat pendapatan
hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari- hari atau bahkan pun kurang. Mata
pencaharian sebagai nelayan adalah pilihan terakhir yang harus di lakukan masyarakat di Desa
Waokuni, karena mereka tidak mempunyai pilihan untuk mata pencaharian yang lainya. Maka
mereka tetap bertahan dengan keadaan yang seperti sekarang, harus berada pada kemiskinan.

Desa- desa nelayan adalah wilayah yang memiliki potensi kemiskinan dibanding dengan
golongan sosial lainya. Kehidupan sosial nelayan relatife lebih terpuruk. Hal ini disebabkan
karena rendahnya tingkat pendapatan para nelayan. Demikian halnya Desa Waukuni ditinjau dari
sistem perekonomianya cenderung menitikberatkan pada sektor kelautan sebagai mata
pencaharian utamanya yakni sbagai nelayan kecenderungan ini didukung oleh kondisi
lingkungan tempat tinggal sebagai faktor penentu dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat.

Pada awalnya Desa Waukuni merupakan desa tertinggal di mana masyarakat


menggantungkan hidupnya pada sub sektor perikanan yakni sebagai nelayan dengan
menggunkan alat penangkapan ikan yang sangat sederhana, kemudian mengalami perkembangan
yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor geografis, potensi alam, tingkat
pengetahuan masyarakat, dan dukungan dari pemerintah akibat dari perkembangan tersebut
memberikan kontribusi yang cukup terhadap peningkatan dan pendapatan dan taraf hidup
masyarakat di Desa Waukuni.
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apa latar belakang perkembangan kehidupan perekonomian masyarakat nelayan
Desa Waukuni (1990- 2022)?
b. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat perekonomian masyarakat nelayan
di Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi (1990-2022)?
c. Apa akibat perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waukuni
Kecamatan Sawerigadi?
2. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasaan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan


batasan temporal, spasial, dan tematis. Batasan temporal dalam penelitian ini adalah
tahun (1990- 2022), penetapan tahun 1990 sebagai awal kajian karena pada tahun
tersebut masyarakat Desa Waukuni menitikberatkan yakni sebagai nelayan. Sedangkan
tahun 2022 sebagai akhir kajian karena pada tahun ini telah terjadi perkembangan yang
menonjol dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Spasial dalam penelitian ini adalah
Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat. Sedangkan tematis dari
penelitian ini adalah perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waukuni
dan faktor- faktor pendukung dan penghambat perkembangan perekonomian masyarakat
nelayan di Desa Waokuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui latar belakang perkembangan kehidupan perekonomian masyarakat
nelayan Desa Waukuni (1990- 2022)
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat perkembangan perekonomian
masyarakat nelayan di Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi (1990- 2022)
c. Untuk mengetahui dampak perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa
Waukuni Kecamatan Sawerigadi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis

Memberikan kontribusi teoritis yang konstruktif bagi pengembangan ilmu sejarah


khususnya mengenai perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waokuni
Kecamatan Sawerigadi.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa rekomendasi


bagi pemerintah Kabupaten Muna Barat mengenai perkembangan perekonomian masyarakat
nelayan.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Sejarah Perekonomian

Membahas perekonomian suatu kelompok masyarakat berarti mengantar kita untuk


memahami sejarah masa lampau dari kehidupan masyarakat dalam suatu ruang dan waktu
tertentu. Masalah sejarah menyangkut berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia,
termaksud kegiatan ekonomi.

Sutrasno (1975:5) mengemukakan bahwa sejarah adalah segala kegiatan perekonomian


suatu masyarakat selalu mengalami perubahan- perubahan kea rah perkembangan sesuai dengan
perkembangan pengetahuan manusia. Perubahan dan perkembangan kegiatan perekonomian
suatu mayarakat tersebut dapat ditelusuri melalui kajian sejarah, yakni sejarah perekonomian.

Ashir Djauhar (1990:5) mengatakan bahwa sejarah perekonomian adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari perubahan- perubahan penting dalam suatu masyarakat untuk
mengejar kemakmuranya atau dengan kata lain mempelajari cara- cara manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dari masa kemasa.

Dari pendapat tersebut diatas, tampak jelas bahwa kajian dalam sejarah perekonomian
menyangkut manusia atau masyarakat dengan aktifitasnya dalam perkembangan perekonomian
sebagai salah satu kajian yang sangat mendasar guna mendapatkan pengetahuan tentang
perubahan- perubahan dan perkembangan perekonomian suatu masyarakat pada masa lampau.
Seiring dengan perubahan waktu dari periode keperiode berikutnya, yang nenujukan siklus kea
rah perkembangan.

Perkembangan yang dialami suatu masyarakat berjalan secara perlahan sedikit demi
sedikit dan bertahap. Perkembangan yang terjadi dalam suatu masyarakat karena adanya
perubahan baik secara efolusi maupun secara refolusi. Termaksud perkembangan perekonomian
masyarakat Desa Waukuni perkembangan tersebut bukan hanya karena adanya gerak sejarah
tetapi juga sering dengan perkembangan pengetahuan, peradaban, serta adanya pengaruh-
pengaruh baru dalam masyarakat.
Sejarah masyarakat manusia berkembang secara evolusioner dari keadaan homogeny
yang tidak koheren menuju keadaan yang heterogen yang koheren. Maksudnya manusia yang
sederhana (primitif) yang masih homogen tidak memerlukan spesialisasi pekerjaan yang tajam
(inkoheren) menuju masyarakat yang lebih maju yang sudah heterogen karena indifidualis yang
telah menuntuk spesialisasi tajam (koheren) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan
dari ruang lingkup kehidupan yang semakin kompleks (Helius Syamsuddin, 1996: 124).

Dengan demikian, manusia selalu berusaha untuk mengubah dan memperbaiki pola
pemikiranya demi tercapainya perekonomian masyarakat kearah yang lebih baik. Aktifitas
masyarakat dengan berbagai segi kehidupan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dengan memproduksi sendiri guna memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran.

Kemakmuran itu berdasarkan mata pencaharian atau sumber kehidupan, perkembangan


ekonomi masyarakat dibagi dalam tiga tingkatan yaitu: (1) masa dimana setiap indifidu
memenuhi kebutuhan hidup sendiri (rumah tangga keluarga tertutup) dengan jalan perburuan,
pertanian, perikanan, dan peternakan, (2) masa perekonomian kota dan daerah (rumah tangga
keluarga tertutu) dimana mereka memproduksi kebutuhan untuk langganan.(3) masa
perekonomina rakyat/bangsa, dimana mereka telah berusaha untuk hasil guna dijual di pasar
(Asri Djauhar 1990; 6).

Pada awalnya masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Waukuni yang mendiami


daerah- daerah yang tidak jauh dari pantai yang kehidupan terpusat pada sektor perikanan,
masyarakatnya masih sangat sederhana. Namun secara terus menerus mengalami suatu
perubahan dan perkembangan dengan adanya pembangunan sebagaimana halnya dikemukakan
oleh Najemi dalam penelitianya, bahwa: (1) usaha yang dilakukan baru untuk kebutuhan sehari-
hari, (2) alat- alat yang dipergunakan masih sangat sederhana, (3) belum terlihat adanya
spesialisasi pekerjaan dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, (4) belum terlihat
adanya pemisahan antara hubungan yang bersifat ekonomis dengan hubungan yang bersifat
sosial dalam menghasilkan kebutuhanya, (5) masih sangat gotong royong dalam menghasilkan,
dan (6) pada umumnya belum terlihat peran dan fungsi pasar sebagai tempat distribusi (Najemi,
1993: 4).
B. Konsep Perkembangan

Secara etimologis, perkembangan berasal dari kata kembang sebagaimana dikemukakan


oleh Poerwadarminta (1983: 473) yang menjelaskan bahwa berkembang berate ternuka menjadi
besar dan luas, banyak yang maju. Hal ini membuktikan bahwa dalam perjalanan sejarah,
manusia hidup dalam suatu perkembangan yang berjalan secara dinamis menuju kearah yang
lebih baik sebagai bentuk dan manifestasi karya cipta manusia itu sendiri, baik dalam konteks
indifidu maupun kelompok dan sejarah merupakan dasar untuk berpijak bagi setiap
perkembangan.

Jika melihat perjalanan sejarah dimasa lampau dapat dipahami bahwa perkembangan
budaya manusia sekarang ini telah terbawa arus globalisasi yang dicirikan oleh kemajuan yang
sangat pesat dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta seakan- akan melenyapkan batas
wilayah suatu negara sehingga budaya asli suatu daerah yang telah lama melekat dan dianut oleh
masyarakat Indonesia secara perlahan akan menjadi cerita bagi generasi mendatang seperti yang
dikemukakan oleh Farid (1989: 8) sebagai berikut: “ pertumbuhan dan perkembangan suatu
kejadian digerakan oleh sebagaian kecil dari pihak- pihak kebudayaan itu, dan berkembang pada
kelomopok kecil dan kemudian berkembang pada kelompok massa. Apabila minority menjadi
lemah dan kehilangan daya cipta termaksud penganutnya, maka perubahan tersebut tidak dapat
terhindarkan dan bila memuncak maka terjadi keruntuhan budaya”.

Dari pendapat tersebut diketahui bahwa perkembangan kebudayaan atau peradaban suatu
daerah, masyarakat atau bangsa dimulai dari tahap lahirnya kejayaan dan berakhir pada
runtuhnya kebudayaan tersebut. Sejarah mengambil uraian sebagai pokok penyelidikan, urutan
yang dimaksud adalah perkembangan dalam pengertian perubahan. Pendapat lain dikemukan
oleh Soekanto (1990: 188) bahwa pada dasarnya kebudayaan itu sangat kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan kesenian, moral, hukum dan adat istiadat yang diciptakan
sebagai hasil usaha manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Sehubungan dengan kehidupan manusia, dimana selalu memiliki kehidupan di masa


lampau sebagai rute perjalanan hidup yang selalu di laluinya. Dengan beberapa konsep dan teori
tersebut menunjukan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh adanya gerak sejarah karena
keterlibatan masyarakat dalam menjalankan katifitasnya.
Dengan demikian masyarakat nelayan di Desa Waukuni menitikberatkan mata
pencaharianya sebagai nelayan karena di dukung oleh alam dan lingkungan tempat tinggal
mereka, yaitu di daerah pesisir pantai sehingga akan menggantungkan hidupnya di bidang
kelautan.

C. Konsep Perekonomian

Era globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaruan yang sangat cepat
dan berdampak luas bagi perekonomian, baik didalam negri maupun didunia internasional.
Dampak yang paling dirasakan adalah semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Untuk
membangun sektor industri agar mampu berkembang dalam arena persaingan seperti saat ini dan
sekaligus menjadikanya sebagai motor penggerak perekonomian nasional dimasa depan, maka
sektor industry perlu memiliki daya saing yang tinggi yaitu daya saing karena kuatnya struktur,
tingginya peningkatan nilai tambah dan produktifitas disepanjang rantai nilai produksi, dan
dukungaan dari seluruh sumber daya produktif yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Ekonomi adalah studi tentang manusia sebagaimana mereka hidup dan berbuat serta
berpikir dalam urusan kehidupan biasa. Selanjutnya dikatakan bahwa ekonomi memperlajari segi
tindakan indifidu dan masyrakat yaitu tindakan yang paling erat berhubungan dengan perolehan
dan penggunaan barang diperlukan bagi kesejahteraan (Tom Guandi, 1982: 11).

D. Masyarakat Nelayan

Menurut Kusnadi (2009:27) secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat


yang hidup, tumbuh, dan berkembang dikawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
wilayah darat dan laut. Sebagian suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri atas kategori- kategori
sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem nilai dan simbol- simbol
kebudayaan sebagai referensi perilkau mereka sehari- hari. faktor kebudayaan ini menjadi
pembeda masyarakat nelayan dari kelompok sosial lainya. Sebagian besar masyarakat pesisir,
baik langsung maupun tidak langsung, menggantungkan bidupnya dari pengelola potensi sumber
daya perikanan. Mereka menjadi komponen utama kontruksi masyarakat maritime Indonesia.
E. Penelitian Relefan

Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Amlihi (2002) mengenai “Perkembangan
Kehidupan Ekonomi Masyarakat di Desa Wanepa- Nepa Kecamatan Lakudo Kabupaten Buton
Tengah (1970-1999)”. Dalam proses perkembanganya, perekonomian masyarakat nelayan Desa
Wanepa- Nepa mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang menyebabkan masyarakat dalam mengembangkan kehidupan ekonominya
baik alat tangkap, ;peningkatan produksi, peningkatan pendapatan maupun pemasaran hasil-
hasil produksinya.

Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Marlina (2003) mengenai


“Perkembangan Masyarakat Nelayan di Desa Pitulua Kecamatan Lasusua Tahun 1997- 2001”.
Latar belakang ekonomi masyarakat nelayan di Desa Pitulua adalah dilatarbelakangi kondisi
alam dan kebiasaan sebagai masyarakat yang mata pencaharian beriorentasi ke laut, sehingga
kondisi ekonomi masyarakat Desa Pitulua sebagai masyarakat nelayan adalah ciri utama mata
pencaharian mereka, kemudian mengenai alat tagkap ikan yang di gunakan oleh masyarakat
nelayan di Desa Pitulua masih bersifat tradisional seperti jala, pukat, pancing, sero dan bubu
sehingga memasuki 2000 di mana masyarakat telah mengenal alat tangkap ikan yang sudah
modern.

Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Husni (2004) mengenai” Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Nelayan Suku Bajo Di Kelurahan Langara Kecamatan Wawoni Kabupaten
Konawe”. Bahwa keadaan sosial nelayan responden cukup baik. Hal tersebut digambarkan oleh
keadaan umur responden yang sebagain besar umur produktif, tingkat kesehatan yang ditandai
dengan bernagai penyakit dan alternative pengobatan dengan menggunakan sarana rumah skait,
jasa dukun, dan membeli obat- obat sendiri. Selain itu tingkat pendidikan yang masih rendah,
serta kondisi perumahan status kepemilikanya merupakan milik sendiri.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Adapun waktu penelitian ini yaitu dilaksanakan selama 6 bulan dan tempat penelitianya
di Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian sejarah yang bersifat deskriptif kualitatif yang
menyajikan gambaran lengkap mengenai seting sosial dan hubungan- hubungan yang terdapat
dalam penelitian.

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan srukturis yang
mempelajari dua domain peristiwa (even) dan domain struktural.

C. Sumber Data Penelitian


1. Sumber Tertulis

Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-


peninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya dokumen,
naskah, buku, surat kabar, skripsi dan rekaman. Sumber tertulis dibedakan menjadi dua yaitu
sumber primer (dokumern) dan sumber sekunder (sumber buku perpustakaan).

2. Sumber Lisan

Sumber lisan adalah keterangan langsung dari pada pelaku atau saksi mata dari
peristiwa yang terjadi di masa lampau misalnya, para pemimpin atau pejabat- pejabat penting
seperti pak lurah, pengurus kelurahan, masyarakat nelayan dan penduduk setempat. Apa yang
dialami dan dilihat serta yang dilakukanya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang
dapat dipakai untuk bahan penelitian sejarah.

3. Sumber Visual
Sumber visual (benda- benda, peralatan, dan kegiatan), yaitu data yang diperoleh
melalui hasil pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan dalam perkembangan
perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten
Muna Barat. Sumber- sumber sejarah sebelum tentu seluruhnya dapat menginformasikan
kebenaran secara pasti oleh karena itu, sumber sejarah tersebut perlu diteliti, dikaji,
dianalisis, dan ditafsirkan dengan cermat oleh para ahli.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini asdalah metode sejarah menurut
Helius Syamsuddin (2012: 13) yaitu (1) heuristik (pengumpulan sumber), (2) kritik, (verifikasi),
(3) historiografi (penulisan sejarah). Adapun tahapan kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Heuristik (Pengumpulan Sumber)

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendapatkan dan mengumpulkan


sumber yang berkaitan dengan perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa
Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat, dalam kegiatan ini,
pengumpulan data dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu mengkaji beberpa buku,


makalah, skripsi serta laporan hasil penelitian yang ada relevansinya dengan
judul dan masalah dalam penelitian ini.
b. Penelitian lapangan (field research), yaitu mengadakan penelitian secara
langsung dilokasi penelitian guna menghimpun data atau informasi yang
berkaitan erat dengan topik. Kajian dalam ini menggunakan beberapa tradisi
lisan (oral radition) yang dilakukan dengan cara, yaitu dengan melakukan
wawancara kepada beberpa orang informan yang banyak mengetahui tentang
objek yang akan diteliti dalam hal ini mengenai latar belakang sejarah
perkembangan, pengembangan dan faktor perkembangan perekonomian
masyarakat nelayan di Desa Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten
Muna Barat.
c. Studi dokumen yaitu teknik pengumpulan data dengan mengkaji dokumen
atau arsip- arsip yang ada hubunganya dengan permasalahan yang diteliti.
2. Kritik (Verifikasi)

Setelah sumber terkumpul, maka tahap berikutnya adalah verifikasi atau kritik
atau keabsahan sumber terebut. Verifikasi sumber dilakukan dengan dua cara yaitu
sebagai berikut.

a. Kritik ekstern (autentisitas sumber), yaitu dimaksudkan sebagai kritik


terhadap keaslihan sumber data dengan meneliti penampilan luarnya seperti
kertasnya, gaya tulisanya, tintanya, bahasa, kalimat, kata- kata, dan segi
penampilan luar lainya.
b. Kritik intern (kredibilitas sumber), yaitu dimaksudkan sebagai kritikan
terhadap kebenaran sumber itu dapat diterima kebenaranya atau tidak. Dalam
hal ini dilakukan analisis mengenai hubungan natara fakta sejarah yang
termuat dalam sumber itu sendiri.
3. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Adapun tahap- tahap yang digunakan dalam penulisan sejarah berdasarkan pendapat
Helius Syamsuddin (2007:155) yaitu sebagai berikut:
a. Penafsiran (interpretasi),penulis, adalah kegiatan yang dilakukan oleh penulis
sehingga berkecenderungan untuk memasukan ide- ide, gagasan dan pemikiran
penulis, semua data yang diperoleh dari hasil wawancara dari masyarakat Desa
Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat. Selanjutnya
dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain sehingga antara fakta yang satu dengan
fakta yang lainya akan kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal tau
logis. Dalam arti untuk menunjukan kecocokan (relevansinya) satu sama lain.
b. Penjelasan (eksplanasi), setelah penafsiran selesai dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukan penjelasan, dimana peneliti harus dapat
menjelaskan sumber- sumber yang berhubungan dengan pokok- pokok masalah
yang diteliti. Dalam hal ini dilakukan penjelasan apa yang menjadi latar belakang
sejarah perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waukuni
Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat (1990- 2022). Serta faktor- faktor
yang menyebabkan perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa
Waukuni Kecamatan Sawerigadi Kabupaten Muna Barat dan akibat dari
perkembangan perekonomian masyarakat nelayan di Desa Waukuni Kecamatan
Sawerigadi Kabupaten Muna Barat.
c. Penyajian (ekspose), setelah selesai melakukan penjelasan, maka lanjut
selanjutnya adalah penyajian. Langkah ini merupakan kegiatan akhir dalam
penelitian sejarah di mana peneliti menyajikan hasil penelitian sesuai dengan
urutan pembahasaan masalah dalam penelitian ini, dilakukan dalam bentuk
penulisan sejarah (historiografi).
DAFTAR PUSTAKA

Asri Djauhar. 1990. Sejarah perekonomian. Kendari, Fakultas Ekonomi Unisultra


Boedhisantoso. 1999. Teori Perkembangan Sosial. Jakarta: Ombak
Emerson, 1980. Masyarakat Nelayan. Jakarta: Gramedia
Helius Syamsuddin. 2007. Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak
Najemi, 1993. Sejarah Perkembangan Perekonomian Masyarakat Nelayan di
Kecamatan Lasolo. Skripsi. Kendari: FKIP UNHALU
Poerwadarminta. 1983. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai