Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL

SEMINAR ARSITEKTUR

Dosen Koordinator :
Dr. Al Busyra Fuadi S.T.,M.Sc

Dosen Pendamping :
Ariyati S.T.,M.T
Daddy Fajriansyah S.T.,M.T

Disusun oleh :

Hafizatul Hisni
2010015111039

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi kawasan tujuan wisata dunia, karena
mempunyai tiga unsur pokok yang membedakan Indonesia dengan negara lain. Hal itu
merupakan daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Indonesia, karena rasa keingin
tahuannya. Ketiga unsur tersebut adalah masyarakat (people), alam (nature heritage) dan
budaya (Anggaraini, Lisa. 2014). Seluruh Provinsi di Indonesia memiliki warisan
budaya, salah satunya terdapat di Sumatera Barat. Sumatera Barat terkenal dengan situs
cagar budaya yang berhubungan dengan Rumah gadang. Didalamnya menyimpan berbagai
jenisbenda-bendapeninggalan sehingga menjadi peninggalan budaya sebagai bukti adanya
peradaban budaya pada masa dahulu(Daryanto, Drs. 2014).Sumatera Barat memiliki 19
Kabupaten, salah satunya yaitu Kabupaten Pesisir Selatan. Pesisir Selatan merupakan daerah
yang sangat luas terdiri dari 15 kecamatan. Lunang merupakan salah satu Kecamatan
yang ada di Pesisir Selatan, yangletaknya berada diperbatasan antara Padang dan
Bengkulu. Lunang mempunyai situs cagar budaya yang banyak menyimpan benda
bersejarah pada masa dahulu. Situs cagar budaya tersebut adalah Rumah Gadang Mande
Rubiah

Keberadaan Rumah Gadang Mande Rubiah bertali sejarah dengan kerajaan Pagaruyuang,
dimulai dari hijrahnya Raja Perempuan Minangkabau yaitu Bundo Kanduang beserta keluarga
dan pengikutnya sekitar tahun 1520 M dari Pagaruyuang ke Tanah Menang (Nagari Lunang).
Kemudian Gelar Bundo berganti menjadi Mande Rubiah.
Keberadaan rumah gadang ini dan sejarah keturunan dan waris yang menjaga rumah ini selama
ratusan tahun sengaja disembunyikan demi menjaga amanah dari nenek moyang yang diterima
turun-temurun. Barulah sekitar tahun 70-an, dalam artikel surat kabar Sinar Harapan terbitan
tanggal 3 November 1979 yang memuat tulisan Wall Paragoan dengan judul “Bundo Kanduang
Terakhir Masih Hidup Bergelar Mande Rubiah”. [asosiasi museum Indonesia(AMI)]. Rumah
Gadang Mande Rubiah hingga kini masih dipercaya masyarakat setempat dan tak mudah hilang
tergerus zaman. Bahkan, keberadaan Rumah Gadang Mande Rubiah menjadi sasaran wisata
religi setiap harinya dan momen-momen tertentu. Pada saat ini kunjungan ke Rumah Gadang
Mande Rubiah meningkat,dan angka pengunjung paling linggi tetap pada hari Libur Idul
Fitri.Sejak awal Agustus 2019 ini, kata dia, jumlah masyarakat yang sudah berkunjung
mencapai ribuan orang. Jumlah itu relatif meningkat terutama saat hari besar Islam sebelum
maupun sesudah.Jika di hitung, jumlah setiap rombongan dalam sehari bisa mencapai 50 orang,
dan paling sedikit satu keluarga sekitar 8 orang.Salah satu objek sasaran masyarakat untuk
berwisata ke situs peninggalan Mande Rubiah, diantaranya mengintip Rumah Gadang,
berziarah ke pemakaman Mande Rubiah dan melihat benda-benda sejarah yang berkaitan
dengan Minangkabau.(Zulrahman. 2019).

Lunang tidak hanya terkenal dengan Rumah Gadang Mande Rubiah saja tapi juga Batik Mande
Rubiah. BATIK Mandeh Rubiah dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat ini akan
diperkenalkan ke masyarakat di Kota New York, Amerika Serikat dalam ajang ASC New York
Fashion Week pada 8 September 2019.
Sebenarnya dengan tampil di New York Fashion Week maka tidak hanya warga New York
yang akan mengenal batik Mandeh Rubiah. Namun juga warga dunia, (Lisda Hendrajoni,2019).
Hasil karya rumah batik dewi busana lunang sudah 'terbang' ke Belanda hingga Amerika
Serikat. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu mampu melewati pandemi Covid-19
dengan ragam ivonasi yang berhasil meningkatkan pendapatan.

Berdasarkan dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian yaitu
Infill Desain Rumah Batik Sebagai Penunjang Kawasan Wisata Rumah Gadang Mande
Rubiah.

Dengan pengambilan judul tersebut dapat meningkatkan pendapatan UMKM dengan


memasukkan fungsi baru pada Kawasan wisata rumah gadang mande rubiah, tidak hanya itu
infill desain ini juga bertujuan untuk mengenalkan batik mande rubiah kepada para wisatawan.

1.1.1.Isu Dan Permasalahan

Visi pembangunan industri Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

“Terwujudnya industri berbasis sumber daya lokal yang berdaya saing global”.

Misi pembangunan industri daerah Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

1. Mengembangkan kawasan industri berkekuatan lokal yang mampu berkembang secara


berkelanjutan.
2. Mendorong hilirisasi industri berkelanjutan sebagai upaya peningkatan produktivitas
daerah.
3. Menciptakan rantai nilai produk yang memiliki daya saing tinggi berbasis sumber daya
lokal.
4. Menciptakan iklim kolaboratif antar usaha melalui pembangunan infrastruktur yang
andal untuk menjamin daya saing produk unggulan.

Kurangnya Minat Generasi Milenial Terhadap Budaya Batik di Era Globalisasi (14kompasiana,
2023)
BATIK Mandeh Rubiah dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat ini akan diperkenalkan
ke masyarakat di Kota New York, Amerika Serikat dalam ajang ASC New York Fashion Week
pada 8 September 2019.

1.1.2.Data Dan Fakta

Peraturan daerah kabupaten pesisir selatan nomor 5 tahun 2019 Tentang Rencana
pembangunan industri kabupaten pesisir selatan tahun 2019 – 2039. Bidang perindustrian
Kabupaten Pesisir Selatan masih berskala kecil yang bersifat industri rumah (home industri)
dengan usaha yang dapat diandalkan saat ini adalah Sulaman Bayang, Batik Tanah Liek dan
Makanan seperti rakik maco, ikan teri, stik teri. Industri tersebut sangat berpotensi untuk
dikembangkan sehingga membutuhkan biaya pembangunan.
1.2.Rumusan Masalah

1.2.1. Permasalahan Non Arsitektural


1. Bagaimana menumbuhkan kembali minat generasi muda untuk mempelajari teknik-
teknik membatik?
2. Bagaimana meningkatkan pendapatan UMKM agar mampu berkembang secara
berkelanjutan?
3. Jika menginfill bangunan baru pada Kawasan rumah gadang mande rubiah,
bagaimana dampak nya terhadap bangunan cagar budaya tersebut?
4. Bagaimana mengembangkan dan melestarikan kebudayaan terutama batik pada era
modern?

1.2.2. Permasalahan Arsitektural


1. Bagaimana mewujudkan desain yang selaras dengan bangunan Rumah Gadang
Mande Rubiah ?
2. Bagaimana menciptakan ruang dalam pada bangunan edukasi batik yang tidak
membosankan bagi pengunjung?
3. Bagaimana merancang museum baru untuk pameran batik?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan UMKM dan nilai- nilai budaya serta
menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah dengan
memanfaatkan rumah batik dan museum batik sebagai sumber penghasil batik dan
meningkat kan pengetahuan tentang batik mande rubiah. Perencanaan rumah batik
yang berlokasi di kecamatan lunang, pesisir selatan, sumatera barat, lebih tepat nya
berada pada Kawasan rumah gadang mande rubiah.
1.4. Sasaran penelitian

Dengan adanya konsep perencanaan rumah dan museum batik di di Kawasan rumah
gadang mande rubiah dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang batik, dan
juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat guna meningkatkan pendapatan
daerah dan kesejahteraan masyarakat. Sasaran penelitian merujuk pada pemanfaatan
potensi yang ada di nagari lunang.

1.5. Manfaat penelitian

Dengan adanya rumah dan museum batik ini diharapkan meningkat kan pendapatan
daerah dan mengedukasi atau menyadarkan mayarakat atau anak-anak muda serta
wisatawan dengan batik rumah gadang mande rubiah tersebut.

1.6. Ide kebaharuan

Ide kebaharuan dalam pengembangan rumah batik dan museum batik di Kawasan
rumah gadang mande rubiah, kecamatan lunang, kabupaten pesisir selatan ini
menginfill bangunan baru ke bangunan cagar budaya rumah gadang mande rubiah,
dengan menyatukan beberapa fungsi dalam satu area. Di harap kan kosep ini dapat
mewujudkan keterbaharuan dalam desain yang berkaitan dengan ciri khas daerah site
tersebut.

1.7. Ruang Lingkup Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai