Anda di halaman 1dari 8

Cara Kerja Kalor Pada Rumah Igloo

Meskipun rumah igloo terbuat dari salju, namun igloo tidak membuatpenghuninya
merasa kedinginan. Sebaliknya, penghuninya akan
merasakank e h a n g a t a n j i k a b e r a d a d i d a l a m i g l o o . H a l i n i t e r j a d
i k a r e n a a i r y a n g membeku menjadi es atau salju akan
melepaskan kalor, sehingga suhu didalam igloo tetap hangat. Selain itu salju,
yang merupakan bahan
penyusuni g l o o , a d a l a h i n s u l a t o r y a n g b a i k . I n s u l a t o r a d a l a h m
e t e r i y a n g d a p a t mencegah penghantaran panas. Karena salju tidak dap
at menghantarkanpanas, maka suhu di dalam igloo tetap hangat atau dengan kata
lain, saljutidak menyediakan panas, melainkan memperlambat hilangnya panas
yangdihasilkan oleh tubuh. Di luar ruangan, suhu dapat mencapai -45°C (-49°F)tetapi di
dalam ruangan suhu dapat mencapai -7°C (19°F) hingga 16°C (61°F)ketika dihangatkan oleh panas
tubuh
sendiri.R u m a h I g l o o t e r d i r i d a r i 2 b a g i a n , y a i t u t e r o w o n g a n k e c i l t e m p
atpenyimpanan barang dan ruang tidur/ruang keluarga. Terowongan
k e c i l biasanya dibangun di dekat pintu masuk agar angin yang berasal dari
luartidak langsung masuk ke dalam dan kehangatan dari dalam tidak keluar ketikapintu dibuka.
Ruang tidur/ruang keluarga terletak pada bagian dalam rumahyang lebih tinggi. Bagian
dalam igloo yang lebih rendah merupakan ruangantempat udara dingin berkumpul,
karena udara dingin yang mempunyai
berat jenis tinggi mengalir ke bawah. Sebaliknya, udara panas yang mempunyaiberat
jenis rendah mengalir ke atas. Oleh karena itu ruang tidur berada lebihtinggi agar terasa
lebih hangat.Kehangatan yang dirasakan saat salju turun dapat pula dipahami
darikonsep temperatur efektif. Temperatur efektif adalah temperature yangd
irasakan oleh kulit kita yang dipengaruhi oleh 3 besaran fisi
s , y a i t u temperatur terukur (menggunakan thermometer), kecepatan perge
rakanudara, dan kelembapan udara. Pada saat salju turun lebat, kelembapan udara
Anda sedang membaca pratinjau. Aktifkan akses penuh dengan percobaan gratis.
Page 2 is not shown in this preview.
Unduh Dengan Percobaan Gratis

akan naik, dan menyebabkan temperatur efektif ikut naik, sehingga padasuat
u kondisi penghuni igloo akan merasa hangat.Cara lain untuk menjaga kehangatan di
dalam ruangan yaitu denganmelapisi bagian dalam igloo dengan kulit hewan, tulang ikan
paus, api unggundan qulliq (lampu tradisional inuit). Suhu ruangan dalam igloo yang
dilapisikulit hewan bisa 2°C hingga 10-20°C lebih hangat jika dibandingkan
tanpapelapisPanas yang berasal dari qulliq dan api unggun dapat mencairkan
esyang berada dalam igloo. Namun karena langit-langit rumah igoo
berbentukd o m e , m a k a t i t i k a i r y a n g m e n c a i r t i d a k a k a n j a t u h m e n e t e s
ke bawah,m e l a i n k a n a k a n m e n g a l i r k e d i n d i n g n y a . S e l a i n i t u
s a a t p e n g h u n i n y a menyalakan api unggun, mereka akan membuka pint
u agar udara dingindapat masuk. Sehingga udara dingin tersebut dapat membekukan kembali
esyang mencair. Es yang membeku tersebut akan membentuk lembaran es barudan menambah
kekuatan bangunan igloo.Sumber:“Apa yang Akan Terjadi Kalau Kita Membuat Api Unggun Di Dalam
Igloo ?”.http://www.sukague.com/2011/09/apa-yang-akan-terjadi-kalau-kita.html (Minggu 22 April
2012)“Inilah Proses Pembentukan Salju”.
http://surgaku.com/2010/01/inilah-proses-pembentukan-salju/(Minggu 22 April 2012)“Proses Terjadinya
Hujan Salju”.http://introduded.blogspot.com/(Sabtu 21April 2012)Najib, Ahmad. “Konstruksi Rumah Iglo
Orang Eskimo”http://www.terbaca.com/2010/06/konstruksi-rumah-iglo-orang-eskimo.html (Minggu 22
April 2012)

Bangunan ini terbuat dari balok es. Walaupun begitu, iglo bisa berdiri
dengan kuat dan tidak leleh. Hm, bagaimana bisa begitu, ya?

Hanya Sementara

Iglo adalah bangunan yang digunakan orang-orang Eskimo untuk tempat


tingal sementara. Biasanya mereka membangun Iglo saat berburu atau
sedang dalam perjalanan. Iglo dapat dibangun dengan cepat dan bisa
bertahan cukup lama.

Dari Balok Salju

Bangunan ini dibuat dari susunan balok salju yang dipadatkan. Untuk
membuatnya, sebuah parit digali sepanjang 1,5 meter dan sedalam 50 cm di
tumpukan salju yang baru.

Dari permukaan parit, balok es dipotong menggunakan pisau. Memotongnya


harus sedemikian rupa agar dapat berbentuk condong ke dalam jika
disusun. Iglo memiliki ventilasi yang berupa kubah di bagian atapnya, seperti
cerobong asap. Sebuah iglo kecil dapat dibangun hanya dalam beberapa jam
saja.

Danastri Permata Putri


Iglo, Bangunan dari Es yang Tidak Meleleh, sumber: turbosquid
Ruangan di dalam iglo. Sumber foto: wqad.com

Dibakar Dahulu

Ketika sudah selesai dibangun, orang-orang Eskimo akan menyalakan lampu


yang terbuat dari lemak dan membuatnya terbakar sepanas mungkin.
Kemudian pintu ditutup dengan balok es dan membuat ruangan kedap
udara. Salju akan mulai meleleh. Tetapi karena atap kubahnya melengkung,
air lelehan salju tidak menetes. Air ini akan meresap ke dalam balok es,
sehingga hampir seluruhnya basah. Jika balok-balok itu sudah cukup basah,
lampu dimatikan dan pintu dibuka. Udara dingin segera berhembus ke dalam.
Dalam beberapa menit, bangunan salju yang rapuh berubah menjadi iglo,
kubah es yang kuat!

Bangunan yang Kuat

Bangunan ini begitu kuat. Iglo tidak akan rusak walau beruang salju naik ke
atapnya. Karena sangat padat dan keras, iglo tidak meleleh dan bisa menjadi
tempat tinggal yang nyaman.

Tapi tentu saja, saat musim dingin berakhir dan suhu meningkat, bangunan ini
akan mulai leleh dengan perlahan.

ARSITEKTUR VERNAKULAR AFRIKA

Penduduknya tinggal di rumah yang terbuat dari lumpur. Hampir


semua bangunan berbahan dasar lumpur yang halus namun padat,
termasuk masjid. Tidak mengherankan jika di sana ada Masjid Agung
Lumpur terbesar di dunia.

Dibangun pada tahun 1907, Masjid Agung ini dianggap oleh para
seniman sebagai pencapaian terbesar gaya arsitektur Sudano-
Sahelian. Sebelum Masjid Agung, ada masjid sebelumnya di situs
yang sama yang dibangun pada abad ke-13.

Tapi menurut sejarah, kondisi masjid memburuk karena dihuni oleh


burung layang-layang. Burung membangun sarang di dalamnya. Pada
saat itu, Seku Amadu menutup masjid setelah menaklukkan Djenn
selama Perang Tukulor.

Ia pun membangun masjid lain yang tidak terlalu jauh darinya. Masjid
Amadu pun dihancurkan oleh Pasukan Prancis ketika menjajah
Djenne pada tahun 1893. Mereka membangun sekolah di sana.
Pasukan Prancis juga membangun kembali masjid asli ke keadaan
sekarang. Batu bata lumpur yang disebut ferey dan mortar berbahan
dasar lumpur digunakan untuk membangun dinding Masjid Agung.

Tampilannya yang halus dan terpahat berasal dari plester lumpur


yang digunakan untuk melapisi dinding. Di dalam gedung Masjid
Agung Djenn terdapat bundel dari ranting-ranting kelapa sawit yang
ditambahkan untuk mengurangi keretakan.

Bagaimana pun, retakan disebabkan oleh perubahan-perubahan


dalam kelembaban dan suhu terus menjadi masalah berulang.
Cabang-cabang sawit juga digunakan sebagai perancah selama
perbaikan tahunan.

Pemeliharaan Masjid adalah melalui festival yang unik. Seluruh


komunitas Djenn ambil bagian dalam perbaikan tahunan masjid
selama festival yang disebut Crepissage de la Grand Mosque.

Perlombaan diadakan di awal festival untuk menentukan siapa yang


akan menjadi orang pertama yang memasang plester ke masjid. Para
pria bertanggung jawab untuk mengolesi plester di atas wajah masjid
sementara perempuan membawa air ke situs.

Orang-orang yang lebih tua hanya duduk dan menonton sambil


menikmati makanan dan musik. Untuk menjaga integritas sejarah
bangunan, rakyat Djenne telah menolak untuk mengizinkan segala
jenis modernisasi dilakukan di masjid.

Pada tahun 1996, Masjid Agung ditutup untuk non-Muslim karena


sempat ada pemotretan fotografi perempuan semi-telanjang di
gedung. Ini membuat pemimpin agama yang tersinggung.

Meskipun ada beberapa masjid yang lebih tua dari Masjid Agung,
bangunan ini tetap menjadi salah satu landmark paling terkenal di
Afrika. Masjid Lumpur bersama dengan seluruh kota Djenn ditetapkan
sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1988.

Masjid Agung Djenne – Masjid Dari


Lumpur
KUBAH MASJID·NOVEMBER 30, 2017

Biasanya masjid memiliki bangunan yang identik dengan kubah dengan


hiasan beragam mosaic dan dilengkapi dengan menara yang tinggi
menjulang. Namun di Afrika Barat terdapat sebuah masjid yang sangat unik
dan megah tepatnya di sebuah kota kecil di pusat Mali. Masjid yang megah
dan unik ini pembuatannya selesai hanya dalam kurun waktu satu tahun yang
dibangun pada tahun 1906. Keunikan dari masjid ini adalah karena terbuat
dari lumpur dan diresmikan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan situs
sejarah dunia di tahun 1988. Bahkan di setiap tahunnya panduduk Mali selalu
mengadakan festival dan melapisinya dengan plester yang sangat banyak.
Festival tersebut sangat meriah dan penuh tawa. Tak hanya orang dewasa
saja, anak-anak juga banyak yang mengikuti festival ini, mereka mencampur
lumpur dengan sekam lalu memplester ulang masjid Djenne dengan tujuan
agar bangunan masjid tetap kokoh.

Masjid yang pertama kali dibangun pada tahun 1240 Masehi ini terlihat polos
dan hanya terdapat sedikit ornamen yang menghiasinya. Masjid ini dibangun
oleh Sultan Koi Kunboro, pada masa awal dia masuk islam dan mengubah
istananya sendiri menjadi tempat untuk beribadah. Keindahan dan
kemegahan masjid pada saat itu diakui oleh Penguasa Djenne di awal abad
ke 19, Sheikh Amadou. Arsitektur yang dibuat pun bergaya ala Sudan Sahili
yang mencerminkan kearifan masyarakat lokal Afrika Barat. Sang arsitek,
Ismaila Traore telah menyulap lumpur yang digunakan sebagai bahan dasar
masjid menjadi sebuah masjid yang memiliki seni tinggi. Ismaila hanya
menggunakan bahan-bahan tradisional seperti batang dan cabang pohon
yang diaduk bersama bata lumpur kering dan juga tanah liat serta hanya
menggandalkan sinar matahari sebagai pengerasnya. Lumpur yang
dihasilkan menjadi kuat dan kokoh seperti halnya semen. Terdapat dinding
yang kokoh dibangun diatas tanah seluas 5.625 meter persegi yang terbuat
dari bata lumpur dan pada bagian luarnya diplester menggunakan lumpur
yang sangat lembut. Keunikan lainnya adalah Pohon palem yang digunakan
untuk membuat tembok masjid ,sehingga mampu menyanggah masjid dari
bahan lumpur.
Mihrabnya memiliki tiga menara yang tingginya mencapai hingga 11 meter
dan menonjol di atas dinding utama. Dalam setiap menara tersebut berisi
tangga spiral yang menghadapke atap. Di puncak menara tersebut yang
berbentuk kerucut telur burung unta yang menyimbolkan kemurnian dan
kesuburan. Dinding masjid Djenne memiliki ketebalan antara 40 sampai 60
sentimeter yang makin keatas dinding tersebut maka ketebalannya makin
menipis. Dinding tersebut berfungsi untuk menahan berat dari struktur masjid
dan juga memberikan insulasi sinar matahari gurun yang menyengat. Pada
siang hari tembok dari luar perlahan terasa panas namun dibagian dalam
tetap memberikan kesejukan bagi para jemaah. Sedangkan pada malam hari
tetap terasa hangat karena udara panasnya tersimpan di dalam tembok dan
memberikan kehangatan di dalam masjid tersebut. Meskipun lantainya tidak
berubin, suasana di masjid Djenne sangat terasa kental akan nuansa islami.

Tak hanya penduduk Mali saja yang mengunjungi atau melakukan ibadah di
masjid ini, banyak orang dari berbagai mancanegara datang dan mengunjungi
masjid unik ini. Tak jarang orang yang datang ke Afrika Barat selalu
menyempatkan waktunya untuk sekedar melihat atau beribadah di masjid
yang terbuat dari lumpur ini. Selain itu, tak jarang dari mereka datang untuk
berdo’a, belajar hingga berguru pada ulama yang ada disana.

Anda mungkin juga menyukai