Bab I
PENDAHULUAN
Berangkat dari hal diatas, adanya Kantor merupakan hal yang prospektif. Kecenderungan
yang sedang berkembang dewasa ini adalah ruang perkantoran dengan sistem sewa yang
biasanya dibangun dalam sistem bangunan tinggi agar optimal terhadap pemanfaatan
lahan.
Kantor Sewa yang akan dirancang adalah Kantor Sewa dengan tema Arsitektur Parametrik,
pendekatan ini merupakan pendekatan yang proses desainnya berdasarkan proses berpikir
algoritmik yang memungkinkan ekspresi dari parameter. Pendekatan ini bersifat topologi
sehingga memungkinkan integrasi yang lebih tinggi antara semua parameter dibandingkan
dengan metode desain konvensional sehingga integrasi dengan lebih mudah dan cepat,
namun tetap fisibel. Berangkat dari perkembangan bisnis di Manado yang terus meningkat
dan belum adanya bangunan kantor yang representatif, Pendekatan Arsitektur Parametrik
dinilai sangat cocok untuk merancang Kantor Sewa yang representatif. Lewat integrasi
yang tinggi, tema dapat berperan menciptakan bangunan yang representatif seyogianya
bangunan kantor sewa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya , maka permasalahan untuk
menghadirkan bangunan ini secara umum yaitu :
1.3.1 Tujuan
1.3.2 Sasaran
1.4.1 Lingkup
- Penataan tapak
- Gubahan bentuk dan ruang arsitektural
- Struktur, konstruksi dan utilitas
Bab II
PROSES DAN METODE PERANCANGAN
Pemecahan masalah rasional - Proses desain generasi I oleh Christopher Alexander dan
J. Christopher Jones (Revealing Architectural Design – Philip D. Plowright)
Metode desain yang paling berpengaruh yang ditemukan dalam model rasionalitas teknis disebut
teori normatif atau pemecahan masalah rasional. Christopher Alexander dan J. Christopher
Jones, mendekati proses desain sebagai cara untuk menghasilkan 'kriteria pengambilan
keputusan yang rasional, dan mencoba untuk mengoptimalkan keputusan'.
Gambar 2.1.
Proses desain generasi I oleh Christopher Alexander dan J. Christopher Jones
Sumber :
Plowright,
2014
Metode desain berdasar Model Spiral oleh Barry Boehm (Revealing Architectural
Design – Philip D. Plowright)
Keluar dari domain arsitektur, Boehm's Spiral Model of design, yang digunakan dalam
perancangan perangkat lunak dan industri, mengikuti langkah-langkah menentukan tujuan,
mengidentifikasi dan menyelesaikan risiko, mengembangkan proposal, dan pengujian. Proses
ini melewati tiga tahap ini setidaknya empat kali, mengembangkan produk di setiap loop dalam
fase.
Gambar 2.2.
Model Spiral oleh Barry Boehm
Sumber :
Plowright, 2014
Tahapan proses desain menurut John Dewey (1910), Hebert Simon(1960,1969), C.W.
Churchman (1967)
1. Intelligence phase
2. Design phase
3. Choice phase
4. Implementation phase
5. Post implementation evaluation phase
1. Definition
2. Analysis
3. Synthesis
4. Development
5. Implementation
6. Operation
7. Evaluation
1. Programming
2. Schematic phase
3. Prelimitary design phase
4. Working document phase
5. Construction phase
Dalam model proses desainnya Horst Rittel mengemukakan terdapat dua aktivitas utama dalam
proses desain yaitu pengembangan varietas dan reduksi varietas. Pengembangan varietas adalah
identifikasi atau kreasi dari kemungkinan atau alternatif deskripsi permasalahan dan solusinya.
Reduksi varietas adalah prediksi dan evaluasi performa alternatif deskripsi permasalahan dan
solusinya, serta seleksi dari alternatif yang terbaik. Dua aktivitas ini berlangsung secara
berulang, bukan serial tapi berkelanjutan dengan argumentasi yang dalam. Kedua aktivitas
berlangsung dalam keterlibatan berbagai partisipan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan
komprehensifnya serta otoritasnya masing-masing yang menjadi dasar perdebatan dan adu
argumentasi menuju satu deskripsi masalah dan solusi yang “terbaik”.
Gambar 2.3.
Mekanisme PV-RV Horst Rittel
Sumber : Jurnal
Dalam modelnya, John Zeisel menyatakan bahwa proses desain terdiri atas tiga aktivitas
elementer yakni imajinasi, presentasi dan test. Informasi dalam proses desain berguna sebagai
katalisator imajinasi dan sebagai referensi evaluasi. Perancang akan secara kontinyu merubah
konsep desain sebagai respon terhadap informasi baru atau lama. Proses desain akan merupakan
rangkaian perubahan konseptual (conceptual shifts) ataupun lompatan kreatifitas. Perancang
akan tertuju pada satu solusi responsif tertentu di antara sejumlah solusi alternatif. Perubahan
konseptual terjadi sebagai akibat dari pergerakan yang berulang dalam hal tiga aktivitas
elementer di atas.
Gambar 2.4.
IPT Cycle John Zeisel
Sumber : Jurnal
Herbert, Lionel March, Yahuda E. Kalay dan banyak arsitek lainnya berdiskusi tentang konsep
generative desain, mereka menggambarkan desain sebagai hasil komposit dari dua mesin, yaitu
yang pertama melibatkan generation dan yang kedua melibatkan evaluation.
Gambar 2.5.
Design loop
Sumber : El-khaldi,2007
Untuk memaksimalkan hasil perancangan pada objek perancangan ini, maka penulis melakukan
beberapa langkah pendekatan dalam proses perancangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
informasi yang dapat mendukung objek dan tema perancangan.
- Pendekatan melalui tipologi objek dari segi fisik (langgam dan sejarah)
- Pendekatan terhadap tipologi fungsi
- Pendekatan terhadap tipologi geometri
Dari pendekatan terhadap 3 tipologi yang ada kemudian dilakukan identifikasi dan
Pengolahan sehingga sebagai konsekuensi didapatkan macam – macam tipologi objek
Pedekatan Lokasional
Pendekatan terhadap pemilihan lokasi site dengan RTRW kota Manado sebagai rujukan dan
analisis tapak terpilih serta lingkungannya untuk dijadikan pertimbangan dan data pendukung
dalam konsep rancangan
Pendekatan Tematik
Melalui tema perancangan pada objek Kantor Sewa di kota manado kali ini di butuhkan
pendekatan lebih mendalam yang mengacu pada tema, sehingga dapat di implementasikan
dengan baik kedalam objek Kantor Sewa ini.
FASE 1
DESAIN GENERATIF
GENERATIF DESAIN
FASE 2
Gambar 2.6
2.3.1 Kerangka Pikir
Sumber : Penulis
1. Fase pengembangan wawasan komprehensif terhadap pemahaman dan kajian akan tiga
aspek utama yaitu pemahaman objek, tema, serta lokasi & tapak
2. Fase berikutnya adalah siklus desain parametrik dimana perancang membuat satu set
algoritma untuk pemecahan masalah. Variable yang dimasukkan dalam algoritma dapat
di ubah-ubah parameternya untuk menemukan komposisi desain final.
2. Metode proses desain menurut Horst Rittel (2) Metode mendata yang akan digunakan
dengan tahapan: wawancara, survey, studi literatur, memperoleh data sekunder.
3. Metode proses desain menurut Horst Rittel (3) Untuk metode analisis tapak
menggunakan tahapan analisis tapak dari Edward T. White.
4. Metode proses desain generatif menurut Herbert, Lionel March dan Yahuda E. Kalay
dengan skema desain untuk mengintegrasi system generatif dalam desain menurut Maher
El-Khaldi