Studio Arsitektur 4
SEMESTER GENAP 2017/2018
PRODI ARSITEKTUR - FT UAJY
1411
TOR dan Password Minggu 1
A.Deskripsi Mata kuliah
111A KOMPETENSI MATA KULIAH
Mahasiswa diharapkan mampu merancang sebuah fasilitas yang mengakomodasi kebutuhan
fisik manusia (fungsional), memperhatikan konteks, menentukan issue design yang dapat
digunakan sebagai dasar perancangan sekaligus mereka identitas melalui bahasa arsitektur
serta menjawab permasalahan desain lainnya :
Tanggap terhadap iklim tropis dengan memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan
alami.
Tanggap terhadap konteks lokasi bangunan berada, baik fungsi/ tata ruang maupun
kondisi sosial yang ada disekitarnya.
Memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan bangunan bertingkat.
Cermat dalam detil dan pemilihan material, untuk mendukung daya tahan dan kemudahan
pemeliharaan.
Mentaati peraturan bangunan yang berlaku, memperhatikan akses dan jejalur yang ada di
lokasi, dalam menentukan orientasi.
Kompetensi Rinci:
LINGKUP MATERI
Lingkup mata kuliah adalah design based on Issue. Rancangan arsitektur merupakan
sebuah solusi atas permasalahan yang bersifat individu (biasanya ditekankan dalam brief).
Sebagai contoh: fungsi dan aktivitas yang diwadahi, dan pada saat yang sama menyelesaikan
permasalahan global tentang bangunan: bagaimana rancangan yang dihasilkan memiliki
keterkaitan dengan lingkungan sekitar/ kontekstual, tanggap terhadap iklim, memiliki estetika,
sesuai dengan kaidah struktur dan konstruksi, kreatif dan inovatif serta memenuhi peraturan
bangunan yang berlaku (White, 1982).
Donna P Duerk (1993) membedakan antara issues dan fakta (fact). Fakta merupakan sesuatu
yang bersifat obyektif, spesifik dan dapat diverifikasi berdasarkan ukuran atau observasi. Site,
iklim, persyaratan bangunan serta konteks dimana sebuah desain berdiri merupakan bagian
dari fakta.
Issue merupakan sebuah masalah, perhatian, pertanyaan, topik, dalil (proposition), atau sebuah
situasi yang menuntut sebuah rancangan untuk memberikan respon, sehingga hasil rancangan
dapat dikatakan berhasil baik bagi klien maupun pengguna. Penekanan ini akan membuat
perbedaan yang signifikan terhadap sebuah rancangan. Penekanan yang membuat perancang
harus mengambil tindakan sekaligus membuat keputusan.
Permasalahan/ issue umum dalam arsitektur menurut Duerk meliputi : circulation, security,
teritory, image, flexibility, privacy and legibility. Hubungan antara design problem dan Issue
dalam posisi setara dapat dilihat melalui gambar:
Persegi abu- abu menunjukkan permasalahan desain/ design problem yang merupakan
gabungan dari semua issue dalam posisi yang setara.Tiap – tiap permasalahan tersebut
berlaku untuk semua jenis bangunan, meskipun pada kenyataannya, prioritas setiap
permasalahan akan bervariasi tiap poyek. Jenis bangunan yang berbeda juga memerlukan
pendekatan rancangan yang berbeda untuk menanggapi permasalahan/ issue yang sama. Hal
ini bergantung pada nilai dari pengguna yang berbeda, serta kebutuhan akan aktivitas
yang berbeda, sebagai contoh permasalahan sirkulasi dalam bangunan Rumah Sakit yang
dibuat mudah dikenali, efisien, sekaligus sebagai memisahkan antara pengunjung, pasien,
dokter dan Servis. Berbeda dengan Taman Botani yang membuat pengunjung dapat berhenti
sejenak melihat pemandangan dalam jarak yang berbeda – beda, melalui pengaturan sirkulasi.
Duerk lalu menganjurkan untuk turunan- turunan terkecil dari permasalahan/ issue umum
tersebut, sehingga dapat digunakan sebagai kategori dalam menyusun informasi, menyatakan
goal, melakukan programming serta menentukan keputusan desain/ design decision (Duerk,
1993). Sebagai contoh :
a. Circulation meliputi : Information, Material, Parking, Pedestrian, Vehicles.
b. Flexibility meliputi : Adaptability, Choice/ Variety, Expansion/ contraction, Multi-use
c. Legibility meliputi : Layering, Orientation, Plan Recognition, Sequence
d. Image meliputi : Identity, Message, Ordering/ Proportion, Status/hierarchy, Symbolism
e. Privacy meliputi : Group, Individual
f. Territory meliputi : Group, Individual
Turunan issue ini merupakan hal yang lebih rinci yang akan menuntun perancang menentukan
persyaratan dan kriteria – kriteria tertentu dalam desain.
Sangat sulit bagi perancang untuk dapat menyelesaikan begitu banyak issue dalam sebuah
desain, karena begitu banyak variabel dan bentrokan diantara beragam issue yang sangat
mungkin mengarah kepada solusi desain yang berbeda – beda. Hal utama yang harus
dilakukan perancang, adalah memfokuskan proses desain/ perancangan pada issue yang
membuat kualitas hasil rancangan menjadi berbeda.
Mahasiswa diharapkan mampu memilah prioritas issue yang akan digunakan sebagai dasar
perancangan berdasarkan analisis kebutuhan, studi preseden dan lainnya, untuk kemudian
diselesaikan melalui rancangan.
Studi preseden merupakan sebuah cara yang dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah
keputusan desain yang baik, karena dalam proses studi preseden kita dapat membandingkan
ide – ide serta solusi desain pada karya rancangan yang berbeda. Diharapkan, gabungan
turunan terkecil dari permasalahan desain umum, hasil dari studi preseden, dan ide rancang
menjadi sebuah konsep yang dapat menggambarkan hasil rancang. Proses tersebut dapat
dilihat melalui gambar:
Gambar diatas menunjukkan langkah – langkah yang dapat ditempuh seorang perancang yang
menggunakan metoda Design Based on Issue.
Sebuah bangunan membutuhkan identitas untuk dapat dikenali oleh masyarakat. Hal ini
dilakukan untuk membedakan bangunan satu dan lainnya, fungsi- fungsi yang berbeda dll.
Bahasa arsitektur digunakan untuk mengungkapkan ekspresi dan karakter tertentu yang
diinginkan baik terkait dengan konteks lokasi maupun lainnya membentuk sebuah identitas.
Lynch (1975) dalam Budiharjo (1987) mendefinisikan bahwa Identitas merujuk pada makna
individualitas yang mencerminkan perbedaan dengan objek lain, serta pengenalannya sebagai
entitas yang mandiri yang hadir melalui elemen – elemen arsitektur. Citra sebuah objek dalam
hal ini karya arsitektur merupakan cerminan jati diri dan kualitas objek tersebut (Mangunwijaya,
1995).
Pertimbangan merancang bangunan sangat dipengaruhi oleh oleh kondisi lingkungan dimana
site/ tapak berada. Baik itu dari sisi sosial, budaya (intangible) maupun berupa peraturan tata
ruang yang berlaku (tangible).
LANDASAN TEORI
Mendesain dan Proses Desain (Lang, 1987, halaman 57-63)
Definisi dari desain adalah aktivitas menghasilkan solusi dari problem yang akan diselesaikan.
Disain seringkali dipahami hanya sebagai proses síntesis, namun sebenarnya termasuk juga
analisis, evaluasi, dan pengambilan keputusan. Sedangkan proses desain dalam arsitektur
adalah suatu program yang menghasilkan potensial pemecahan disain melalui tahap pemilihan
dari berbagai kemungkinan solusi potensial.
Aktifitas mendesain sendiri sangat mungkin menghasilkan problem baru dan merupakan hasil
dari redefinisi dari program orisinil, namun fokus pertimbangan selama proses desain adalah
mengembangkan solusi hingga menemukan penyelesaian problem.
Metoda untuk mengembangkan berbagai kemungkinan desain dapat dibagi menjadi tiga
aktifitas utama dari yaitu :
Mereview informasi historis
Upaya kreatifitas individu
Upaya kreatifitas kelompok atau grup
DIAGRAM PROSES DISAIN
PENGEMB
DATA LOKASI & DESAIN
TAPAK ANALISIS TAPAK
MAKET
LINGKUP PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan studi dan perancangan ruang sekaligus menjawab
permasalahan bangunan serta isu tapak.
Mahasiswa mampu mendefinisikan permasalahan perancangan/ design issue yang
akan menjadi dasar perancangan, membandingkan ide dan solusi dengan karya
rancangan lainnya (studi preseden), lalu menyelesaikan permasalahan perancangan
tersebut melalui desain, sekaligus mereka identitas berdasarkan bahasa arsitektural.
Mahasiswa mampu menjelaskan dalam latar belakang laporan keterkaitan antara
permasalahan, kondisi site dengan ide perancangan yang diusulkan.
Mahasiswa membuat program, menentukan prioritas & penekanan desain, tujuan spesifik
proyek, menunjukkan kutipan & literature yang diacu serta pengaruh dari aspek sosial
budaya maupun teknologi lokal terhadap usulan rancangan.
Mahasiswa mampu menjelaskan rancangan ruang dalam dan ruang luar yang
mempertimbangkan kondisi iklim dengan memaksimalkan teknik passive design (tidak
menggunakan teknologi penkondisian cahaya pada siang hari dan pengkondisian udara).
Mahasiswa mampu menjelaskan rancangan ruang dalam dan ruang luar yang
mempertimbangkan faktor sosial budaya, tata ruang lingkungan sekitar, serta kaidah
estetika.
Mahasiswa mampu membuat detil desain sebagai solusi atas permasalahan
perancangan.
Lingkup substansial : Mahasiswa berlatih melakukan studi ruang dan perancangan bangunan
berlantai bertingkat menengah 3-4 lantai, dengan sirkulasi vertikal manual, menjawab
permasalahan peracangan serta mereka identitas bangunan menggunakan bahasa
arsitektural.
Aspek – aspek yang perlu dipertimbangkan, disesuaikan dengan 13 butir kompetensi arsitek
menurut IAI :
Studi kegiatan & kebutuhan ruang (Perancangan Arsitektur).
Organisasi ruang hubungan fungsi & ruang (Hubungan antara Manusia, Bangunan dan
Lingkungan).
Respons terhadap peraturan bangunan (Perencanaan dan Perancangan Kota).
Kondisi lingkungan terkait iklim (Pengetahuan Fisik dan Fisika Bangunan).
Isu/ Permasalahan pada tapak (Pengetahuan Daya Dukung Lingkungan).
Struktur & utilitas bangunan bertingkat menengah: 3-4 lantai (Pengetahuan Industri
Konstruksi dalam Perancangan).
Tatanan dan komposisi rancangan terkait konteks (Perencanaan dan Perancangan
Kota).
METODE PEMBELAJARAN
Terdapat 1 tugas yang dikerjakan selama 1 semester, satu kelas akan dibagi menjadi
4 kelompok. Terdapat dua buah objek tugas dengan 4 lokasi yang berbeda.
Masing – masing kelompok akan menangani satu buah objek tugas yang disepakati
bersama – sama.
Mahasiswa mengerjakan tugas di dalam studio sesuai dengan peraturan yang berlaku :
STARS HARI PERTAMA dilaksanakan pada sesi 4 dan 5 (pukul 16.00 – 20.00)
STARS HARI KEDUA dilaksanakan pada sesi 1, 2, dan 3 (pukul 07.30 – 12.30)
kecuali laporan pendahuluan, dan pengumpulan data – data yang dibutuhkan
diperbolehkan dikerjakan di rumah.
Evaluasi 3 akan direview oleh Dosen dan Arsitek Profesional anggota/ bersertifikat IAI
PRODUK
Esensi Proyek terkait brief dan kondisi site, Studi tipologi sebagai bahan rujukan obyek
rancangan berasal dari Studi Lapangan dan Studi Literatur, Analisa kebutuhan besaran ruang
dan hubungan antar ruang (Design Guideline), data site, serta peraturan bangunan yang
berlaku terangkum dalam Laporan Pendahuluan.
2. Analisa Site menggunakan data aktual dilapangan. Data iklim sangat diperlukan
untuk analisa respon iklim (BMKG). Analisa site yang dilakukan dapat
menunjukan pemikiran mengenai penataan massa (jika multi-massa) dan
betukan bangunan (jika massa tunggal) terkait respon terhadap iklim untuk
memaksimalkan cahaya dan penghawaan alami. Analisa site juga mampu
menunjukan pemikiran mahasiswa mengenai respon terhadap kondisi tanah dan
lingkungan termasuk ragam arsitektur lokal yang ada di sekitar site. Luaran
analisis site terdiri atas:
a. Tautan
Sosial budaya
Data site + peraturan
Sirkulasi
View
Vegetasi
Kontur
Konteks lingkungan visual dan substansional, dll
b. Utilitas
Listrik
Air
Telepon
Pembuangan air limbah / drainase, dll
c. Iklim
Cahaya
Angin
Suara
Iklim mikro, dll
3. Programatik yang terdiri atas zonasi horizontal maupun vertikal, bubble
diagram hubungan ruang per lantai, plotting besaran ruang dalam tapak. Luaran
analisis programatik terdiri atas:
a. Bubble diagram hubungan ruang dalam Site
b. Blok diagram organisasi Ruang dalam Site
4. Design Guideline
B. Evaluasi 2 (UTS)
1. Sintesa dari data dan hasil analisis site dan programatik, yang mampu
menunjukan kedalaman proses pencarian konsep dan skematik desain. Luaran
dari proses sintesa berupa:
a. Makro (luar)
Gubahan massa
Sirkulasi (luar site dalam site)
Pemanfaatan View dan Potensi site (kontur, vegetasi, dll)
Skematik tata ruang luar
Respon iklim
Sistim utilitas (global)
Tampilan massa bangunan
b. Mikro
Layout detil tata ruang
Sirkulasi dalam bangunan
Tata letak pintu – jendela (respon work-flow dan iklim)
Layout perabot
Preseden tampilan ruang dalam
2. Grand Konsep dan Ide-ide awal terkait dengan permasalahan perancangan
yang diangkat dalam desain terkait identitas bangunan, konsep programming,
konsep respon iklim pada tata lansekap dan massa bangunan, tatanan ruang
luar dan dalam, Konsep penggunaan bukaan dan tata ruang untuk
memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami.
3. Gambar Skematik Pra-Rancangan
Situasi skala 1:200
Siteplan skala 1:200
Denah skala 1: 100
Tampak skala 1:100
Potongan Skematik skala 1: 100
4. Maket Studi Massa 1: 200
SESI 4,5 –
HARI 1
1. Bedah Studi Kasus bangunan
Diskusi Draft laporan Pendahuluan
2. Analisa Tapak
Data Tapak dan Peraturan Bangunan
II Koordinator
PROGRAMATIK DAN STARS, dosen
ANALISA TAPAK pembimbing,
asisten
1. Analisa Programatik dan Bedah Studi Kasus, Perhitungan
SESI 1,2 –
Analisa Tapak Kapasitas ruang pada bangunan
HARI 2
2. Pembuatan design guideline
DOSEN/
KEGIATAN
MINGGU SESI/ HARI POKOK BAHASAN MATERI OUTPUT PENANGGGU
K S E NG JAWAB
SESI 4,5 –
Pengumpulan Laporan Pendahuluan,
HARI 1 Koordinator
design guideline, Analisa Tapak,
EVALUASI – 1 Evaluasi capaian STARS, dosen
III Programming, Analisa dan
pembelajaran tahap I Komparasi Studi Kasus serta design pembimbing,
guideline asisten
SESI 1,2 –
HARI 2
1. Grand Concept, Menyusun
Konsep Berdasarkan Koordinator
SESI 4,5 – penekanan design issue dan Sketsa Konsep baik bentuk maupun STARS, dosen
HARI 1 design Guideline yang telah ruang dalam pembimbing,
dibuat asisten
IV
Pengembangan Konsep dan Ide sketsa Denah dan Site Plan
Awal
SESI 1,2 –
HARI 2
PRA RANCANGAN
Dosen
pembimbing
dan dosen
penguji
1. Konsep Desain
2. Gambar Situasi
3. Gambar Siteplan
4. Gambar Denah
VIII EVALUASI – 2 (UTS)
Evaluasi capaian pembelajaran 5. Gambar Tampak
tahap II 6. Gambar Potongan
Maket Massa
DOSEN/
KEGIATAN
MINGGU SESI/ HARI POKOK BAHASAN MATERI OUTPUT PENANGGGU
K S E NG JAWAB
Koordinator
SESI 4,5 – Gambar perbaikan situasi dan STARS, dosen
HARI 1 siteplan pembimbing,
1. pengembangan situasi,
IX asisten
PENGEMBANGAN siteplan denah dan tampak Gambar perbaikan denah dan
SESI 1,2 –
RANCANGAN tampak
HARI 2
Menyusun gambar- Koordinator
SESI 4,5 – gambar Perancangan 1. Diskusi Pengembangan denah Perbaikan Gambar Potongan STARS, dosen
HARI 1 yang meliputi : dan tampak serta pemilihan pembimbing,
X bahan asisten
SESI 1,2 – Situasi, Siteplan, Gambar Detil Arsitektural
HARI 2 Denah,
Tampak, Potongan Koordinator
SESI 4,5 – Arsitektural, Detail 1. Pengembangan Detail Tata Perspektif Eksterior STARS, dosen
HARI 1 Arsitektural, dan Ruang Luar dan Ruang Dalam pembimbing,
XI Maket Studi ke dalam gambar Perspektif asisten
SESI 1,2 – Interior maupun Eksterior. Perspektif Interior
HARI 2
1. Konsep Desain
2. Gambar Situasi
SESI 4,5 – Dosen
Evaluasi capaian pembelajaran 3. Gambar Siteplan
HARI 1 pembimbing
tahap III: 4. Gambar Denah
XII EVALUASI – 3 Evaluasi Transformasi Konsep ke 5. Gambar Tampak dan dosen
Pengembangan Rancangan 6. Gambar Potongan penguji
7. Gambar Detil Arsitektural
Review oleh praktisi atas desain 8. Gambar Perspektif
SESI 1,2 – yang telah dibuat. 9. Maket
HARI 2
DOSEN/
KEGIATAN
MINGGU SESI/ HARI POKOK BAHASAN MATERI OUTPUT PENANGGGU
K S E NG JAWAB
SESI 4,5 –
`Melengkapi Standar Gambar
HARI 1
Arsitektur
Koordinator
Penyelesaian Dokumen Final STARS, dosen
XIII yang Meliputi: pembimbing,
1. Penyempurnaan Layout asisten
SESI 1,2 – Melengkapi Standar Gambar
Presentasi
HARI 2 PEMBUATAN Arsitektur
(Penggabungan Materi
DOKUMEN FINAL dari Minggu 1-8).
Menyusun Laporan 2. Penyesuaian Standar
SESI 4,5 – Final Perancangan Gambar Arsitektural Melengkapi Standar Gambar
HARI 1 yang meliputi : (Situasi, Siteplan, Denah, Arsitektur Koordinator
gambar-gambar Tampak, Potongan, STARS, dosen
Situasi, Detail Arsitektural). pembimbing,
XIV
Siteplan, Denah, 3. Maket Final asisten
SESI 1,2 – Tampak, Potongan Melengkapi Standar Gambar
HARI 2 Arsitektural, Detail Arsitektur
Arsitektural, Rencana
Arsitektural, dan
SESI 4,5 – Maket Final
HARI 1
Koordinator
STARS, dosen
Melengkapi Standar Gambar
XV pembimbing,
Arsitektur
SESI 1,2 – asisten
HARI 2
Yogyakarta, dikenal sebagai kota pelajar sekaligus menjadi kota tujuan destinasi wisata,
menjadi magnet bagi banyak orang untuk datang mengunjungi kota ini, baik untuk mengenyam
pendidikan, berbisnis/ bekerja maupun berwisata. Beragam bangunan pendidikan dengan
keunggulan serta kelebihan masing- masing bermunculan, mulai dari sistem kurikulum yang
fleksibel, pangsa pasar yang spesifik hingga karakter bangunan yang khas. Pendidikan
merupakan dasar bagi seseorang untuk terjun ke dunia kerja. Bahkan lebih jauh lagi berguna
sebagai pembentuk karakter manusia. Sekolah Menengah Kejuruan/ SMK merupakan salah
jenis sekolah yang semakin diminati dari tahun ke tahun, mencapai 15-20% pertahun
(Kompas.com), apalagi dengan tersedianya pendidikan vokasi, yang dapat dilihat melalui
kerjasama antara SMK dan Industri. Sayangnya peningkatan ini, tidak disertai dengan
peningkatan daya tampung gedung sekolah untuk menerima siswa baru (netralnews.com). Hal
ini menjadi dasar bagi sebuah yayasan (yayasan ditentukan oleh mahasiswa baik fiktif maupun
nyata) untuk mendirikan sebuah gedung SMK baru yang sekaligus terkait dengan budaya dan
seni khususnya Yogyakarta. Selain sebagai wadah mendidik siswa, SMK ini diharapkan
memiliki sebuah unit usaha yang berkaitan dengan bidang keahlian yang diajarkan. Ketentuan
kebutuhan ruang :
1. Sebuah SMK Seni yang terdiri dari jurusan seni Tari, jurusan seni Musik, dan jurusan seni
Theatre yang diarahkan ke seni etnik dan Tradisional Yogyakarta.
ruang :
a. Ruang Pimpinan (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Urusan Kurikulum dan Wakil Kepala
Urusan Kesiswaan).
b. Ruang Rapat
c. Ruang Guru
d. Ruang Tata Usaha
e. Ruang Perpustakaan
f. Ruang Komputer
g. Ruang Kelas daya tampung minimal 32 siswa (2 m2 per siswa) sejumlah 9 buah
h. Ruang Bimbingan dan Konseling
i. Ruang UKS
j. Ruang OSIS
k. Kamar Mandi Guru dan Karyawan
l. Kamar Mandi Siswa (1 toilet untuk 40 mahasiswa/ 30 mahasiswi)
m. Gudang
n. Gedung Pertunjukan dan Aula Serbaguna dilengkapi lobby, area tiketing, ruang ganti,
ruang make up (sekaligus sebagai unit usaha)
o. Area pertunjukan outdoor
p. Ruang Latihan Tari
q. Ruang Latihan Musik dan Karawitan
r. Ruang Latihan Pertunjukan
s. Laboratorium IPA
t. Laboratorium Bahasa
u. Lapangan Upacara dan lapangan olahraga (basket dan volley).
v. Ruang Genset
w. Area Parkir Siswa
x. Area Parkir Guru dan Karyawan serta area parkir insidental yang dapat menampung
pengunjung saat event – event tertentu.
y. Kantin
2. Sebuah SMK dengan program keahlian Tata Busana, program keahlian Tata Boga dan
proram keahlian Perhotelan dan Jasa Wisata, yang diarahkan kepada seni dan budaya
Yogyakarta.
a. Ruang Pimpinan (Kepala Sekolah, Wakil Kepala Urusan Kurikulum dan Wakil Kepala
Urusan Kesiswaan).
b. Ruang Rapat
c. Ruang Guru
d. Ruang Tata Usaha
e. Ruang Perpustakaan
f. Ruang Komputer
g. Ruang Kelas daya tampung minimal 32 siswa (2 m2 per siswa) sejumlah 9 buah
h. Ruang Bimbingan dan Konseling
i. Ruang UKS
j. Ruang OSIS
k. Kamar Mandi Guru dan Karyawan
l. Kamar Mandi Siswa (1 toilet untuk 40 siswa/ 30 siswi)
m. Gudang
n. Studio Gambar
o. Workshop Batik dan Menjahit
p. Dapur yang dilengkapi dengan mini resto
q. Laboratorium IPA
r. Laboratorium Bahasa
s. Laboratorium Pemasaran
t. Lapangan Upacara
u. Lapangan Olahraga (Basket dan Volley)
v. Unit Usaha yang terdiri atas ruang inap 10 buah, restaurant dan galeri yang dilengkapi
dengan mini cat walk.
w. Ruang Genset
x. Aula Serbaguna yang dapat digunakan sebagai gelaran kuliner, pagelaran busana dll
(700 orang)
y. Area Parkir Siswa
z. Area Parkir Guru dan Karyawan area parkir insidental yang dapat menampung
pengunjung saat event – event tertentu.
å. Kantin
Mahasiswa dapat menambahkan kebutuhan ruang yang dianggap perlu berdasarkan standar
maupun studi tipologi/ studi preseden.
C. Preseden
PRESEDEN PASSIVE DESIGN
Mahasiswa diwajibkan membuat 6 analisis preseden, dua diantaranya memilih diantara
preseden berikut:
Fokus pada passive coolling dengan membuat beberapa massa bangunan yang disusun
secara linear dengan pengaturan ukuran serta ketinggian, sehingga courtyard yang
tercipta diantara massa bangunan berfungsi sebagai ruang yang menyediakan
pencahayaan dan penghawaan alami pada bangunan. Tiap courtyard memiliki karakter
dan skala ruang yang berbeda, membuat sirkulasi dan interaksi pengguna antar
bangunan menjadi cair, sekaligus mengurangi kesan formal bangunan.
(www.archdaily.com/470704/desa-mahkota-school-eleena-jamil-architect)
2. Green School / IBUKU
Architect : PT Bambu
Location : Badung, Mengwi
Client : Yayasan Kul Kul
Area : 7542 m2
Project Year : 2007
Desain berfokus pada bagaimana menciptakan sebuah bangunan dengan Budget yang terbatas,
dan menjaga ruang – ruang dalam dapat digunakan sebagai área belajar yang kondusif serta
nyaman secara termal.
(https://www.archdaily.com/335383/shining-stars-kindergarten-bintaro-djuhara-djuhara)
D. Ketentuan Studio
KETENTUAN STUDIO
Waktu studio 9 jam yang terdiri atas 4 jam pada hari pertama dan 5 jam pada hari
kedua.
Presensi dilakukan 3 kali, saat awal masuk studio, saat presentasi dan akhir studio.
Presensi dapat ditandatangani bila mahasiswa membawa pekerjaan sesuai target yang
ditentukan dosen pembimbing
Maksimal keterlambatan 15 menit dari waktu sesuai jadual
Proses di studio terdiri dari pengantar orientasi materi, presentasi beberapa karya untuk
didiskusikan, perbaikan dan pengembangan karya, asistensi dan diskusi , pengumpulan
target tugas
Mahasiswa yang terlambat dan tidak membawa target tugas tidak diperkenankan
presensi, asistensi dan presentasi
Pengumpulan tugas dapat diterima apabila memenuhi target tugas yang disusun setiap
mahasiswa
Ketidakhadiran mahasiswa secara keseluruhan maksimal 25%
Berpakaian sopan (kaos berkerah) dan tidak memakai sandal.
SKETSA MANUAL
Setiap Mahasiswa peserta mata kuliah STARS 4 WAJIB membuat sketsa denah secara
manual yang terdiri dari 1 buah denah dari preseden yang diberikan di TOR dan 1 denah SMK
(boleh mengambil dari internet dengan mencantumkan nama, alamat SMK, dan sumbernya).
20 -26 karya terbaik dari seluruh kelas STARS 4, berhak menempati kelas 2408 dengan
keleluasaan tambahan.