Anda di halaman 1dari 12

16. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.

1 November 2015 ISSN : 2615-0247

FUNGSI MAKET SEBAGAI MEDIA VISUAL PADA


KARYA DESAIN INTERIOR

Rani Hermita

Universitas Potensi Utama Fakultas Seni dan Desain Program Studi Desain Interior
ranihermita@gmail.com
ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk pembuatan maket karya desain interior. Maket bukan hal yang asing
lagi dikalangan desain interior. Penggunaan maket sangat diperlukan pada karya desain interior
dalam merancang sebuah bangunan. Dengan adanya maket calon konsumen dapat melihat realitas
bangunan yang akan di bangun dalam bentuk mini. Maket merupakan bentuk visual yang
mempunyai bentuk fisik yang nyata, maket sangat dibutuhkan pada arsitektur karena memiliki
bentuk tiga dimensi. Dalam dunia arsitektur maket merupakan sebuah model miniatur dari objek
bangunan yang dibuat kecil dengan ukuran tertentu. Maka dari itu maket mempunyai fungsi
sebagai media visual dalam desain interior. Media Visual adalah semua alat yang digunakan
sebagai peraga yang biasanya digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat dinikmati
lewat panca-indera seperti mata. Media visual sangat memegang peranan yang sangat penting di
dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini menggunakan metode glass box (kotak kaca) yang
merupakan seperti cara kerja menggunakan komputer, di mana dalam merancang dibutuhkan
data, kemudian data diolah menggunakan sistem aplikasi yang sudah diinstal di komputer
kemudian diterapkan dalam bentuk hasil jadi.

KataKunci: Maket, Media Visual, Desain Interior

ABSTRACT

This paper aims at making maket interior design works. Mockups are no stranger to interior
design. The use of mockups is very necessary in interior design work in designing a building. With
the mockup, prospective customers can see the reality of the building that will be built in a mini
form. Mockups are visual forms that have a real physical form, mockups are very much needed on
architecture because they have three-dimensional shapes. In the world of maket architecture is a
miniature model of building objects that are made small with a certain size. So from that mockups
have a function as a visual medium in interior design. Visual Media are all tools that are used as
visual aids which are usually used in the teaching and learning process which can be enjoyed
through the senses such as the eyes. Visual media plays a very important role in the teaching and
learning process. This study uses a glass box method, which is like a way of working using a
computer, where in designing data is needed, then data processed using an application system that
has been installed on a computer is then applied in the form of finished results.

Keywords: Mockups, Visual Media, Interior Design

I. PENDAHULUAN
Pada arsitektur, ada istilah yang disebut dengan sebutan maket. Sebelum sebuah
bangunan dibuat, diperkenalkan miniatur 3 dimensi dari bangunan yang hendak dibuat.
Persis seperti bangunan aslinya, tetapi dengan ukuran yang masih kecil atau yang dikenal
dengan sebutun miniatur. Dengan melihat maket tersebut, para konsumen bisa melihat
gambaran nyata dari bangunan yang akan dibuat. Kebanyakan orang sering menyebutnya
dengan kata maket, apabila disebut dalam bahasa inggris yaitu mockup.
Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 17

Dalam dunia arsitektur, maket merupakan sebuah model miniatur dari objek
bangunan yang dibuat kecil dengan ukuran tertentu, dalam hal ini, “Maket adalah sebuah
miniatur bangunan yang dibuat dengan skala tertentu sehingga dapat menampilkan desain
bangunan secara keseluruhan”. Kemuadia seorang peneliti juga berpendapat, “Maket dapat
mengaplikasikan desain bangunan dengan ukuran yang menyerupai ukuran aslinya”. Jadi
maket merupakan ukuran bangunan dalam bentuk tiga dimensi yang menyerupai sebuah
benda atau objek dan memiliki ukuran tertentu 1.
Dengan bentuk maket yang menggambarkan dalam bentuk tiga dimensi suatu
bangunan, tidak bisa dielakkan media maket sangat menarik apabila untuk
mempresentasikan sebuah rancangan bangunan yang akan dibuat. Dengan adanya maket
ini kita dapat melihat langsung seperti objek tiruan seperti bentuk tiga dimensi, sehingga
dapat kita diketahui bagaimana bentuk asli dari bangunan ketika telah dibuat nanti,
kemudian dapat juga dilihat tata letaknya, bentuk ruangannya, sampai dengan dari sisi
pencahayaannya. Namun pada perkembangan teknologi ini maket mulai ditinggalkan oleh
media yang lebih canggih seperti teknologi komputer, 3D Studio Max, Google Sketchup,
program AUTOCAD. Dari beberapa media yang telah disebutkan tadi dilihat dari segi
kepraktisan memang lebih praktis dan menarik untuk mempresentasikan objek
bangunan apabila dalam bentuk tiga dimensi, tampilan yang dapat diputar-putar dan
dapat diubah sesuai dengan keinginan serta kebutuhan, kemudian memudahkan si
penggguna untuk melihat-lihat dari mana sudut pandang bangunan yang akan dilihat dan
dari sisi manapun dapat di gerakkan. Kemudian dari segi pencahayaan yang dapat diatur
kemudianb dapat menambahkan efek lain yang berbeda-beda pada hasil tampilan atau
rendering, namun kekurangan dari program-program grafis tersebut tidak dapat disentuh
dan tidak dapat menampilkan tampilan secara nyata dalam bentuk tiga dimensi seperti
maket. Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, maket juga
mengalami perkembangan juga yang semakin beraneka ragam. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pembuatan maket pun semakin beraneka ragam, mulai dari karton
jerami yang memiliki ketebalan tertentu, sampai dengan penggunaan papan acrylic atau
kertas mika.

II. STUDI LITERATUR


Sebagai bahan rujukan atau studi literatur untuk penelitian ini merujuk pada hasil
penelitian beberapa peneliti diantaranya:

II.1.Sebagai bahan refensi pertama meninjau penelitian karya dari


Nur Cahyo Susilo1, dkk Fakultas Teknik Bangunan, pada FKIP UNS. Rumusan
masalah beserta pemaparan yang telah dilakukan pada bagian latar belakang
masalah, kemudian bagaimana menjadikan media maket sebagai media pembelajaran
konservasi air pada rumah yang ramah lingkungan. Persamaan dari penelitian ini
adalah sama-sama menggunakan media maket sebagai objek pembahasan.
Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian karya dari Nur Cahyo
bertujuan untuk menghasilkan inovasi-inovasi guna menciptakan fitur-fitur yang
mendukung konservasi air sedangkan penelitian dari penulis yaitu fungsi maket
sebagai media visual pada karya desain interior 6.

1
Maket Konservasi Air Sebagai Media Pembelajaran Bagi Mahasiswa Calon Guru Teknik Bangunan Untuk
Sarana Pendidikan Lingkungan Hidup. Jurnal. Fakultas Teknik Bangunan: FKIP UNS.
18. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015 ISSN : 2615-0247

II.2. Sebagai bahan refensi pertama pembuatan maket pada karya desain interior meninjau
penelitian karya dari Zaimmudin Khairi Mahasiswa Arsitektur, Fakultas Teknik,
pada Universitas Indonesia. Rumusan masalah beserta pemaparan yang telah
dilakukan pada bagian latar belakang masalah, kemudian bagaimana menjadikan
media maket sebagai presentasi karya perancangan arsitektur di era digital.
Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan media maket sebagai
objek pembahasan. Sedangkan perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian karya
dari Zaimmudin Khaira bertujuan untuk menghasilkan media-media maket yang
lebih menarik dan juga mempermudah dalam proses belajar sedangkan penelitian
dari penulis yaitu fungsi maket sebagai media visual pada karya desain interior 5.

III. PEMBAHASAN

A. Desain Interior

Desain interior mempunyai arti suatu cara untuk dalam pengaturan ruang atau tata
letak yang dapat memenuhi dalam persyaratan kenyamanan, keamanan, serta kepuasan
kebutuhan fisik dan spiritual bagi penggunanya tanpa mengabaikan faktor estetika.
Mendesain atau memproses suatu desain memerlukan pemikiran-pemikiran rasional
berdasar kepada pengetahuan dan pemahaman yang didapat melalui pengalaman dan riset.
Yang juga punya peran penting adalah instuisi dan imaginasi yang menambah dimensi
kreatif pada proses desain yang rasional 7.
Desain interior juga mempunyai peranan penting dalam suatu penataan ruangan.
Dalam seuatu penaataan juga dibutuhkan suatu kerativitas yang tinggi. Agar dekorasi
ruangan menjadi apik dan indah untuk di pandang. Selain mempunyai peranan penting
dalam dekorasi ruangan desain interior juga sangat di butuhkan dalam bidang kontruksi
bangunan.

A. Arsitektur

Arsitektur berasal dari kata Archi yang mempunyai arti kepala dan
kata Techton yang mempunya arti tukang. Secara umum, desain arsitektur mempunyai
pengertian seni yang dikerjakan secara individu atau dikerjakan secara kelompok untuk
merancang sebuah bangunan yang dihasilkan dari ide atau gagasan dari pemikiran si
pembuat bangunan tersebut. Sebagai cabang ilmu dan mempelajari berbagai macam seni
lainnya, arsitektur juga mempunyai seorang ahli yang dapat menjelaskan atau memaparkan
apa itu penjelasan dari arsitektur.
Marcus Pollio Vitrovius atau yang dikenal dengan bapak arsitektur dunia yang
dikenal lewat De Architecture ini menyatakan bahwa arsitektur adalah sebuah kekuatan
atau ketangguhan, keindahan atau yang dikenal dengan estetika, kegunaan atau fungsi.
Selain itu, arsitektur merupakan cabang ilmu yang muncul dari ilmu arsitektur lainnya
kemudian dilengkapi dengan proses pembelajaran. Salah satu cabang ilmu yang harus
dipelajari dalam arsitektur adalah ilmu filsafat, terutama rasionalisme, fenomenologi
strukturalismedan dekonstruktivisme. Semua karya yang dihasilkan oleh ilmu arsitektur
adalah suatu karya seni interior 4.
Arsitektur berawal dari dinamika antara kebutuhan kondisi lingkungan yang
kondusif, keamanan dan bahan bangunan yang tersedia dengan teknologi konstruksi.
Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan berawal dari terbentuk nya ilmu yang
Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 19

mempelajari tentang desain interior. Kemudian pemikiran manusia menjadi lebih maju dan
pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur
berkembang dengan adanya kemajuan teknologi sehingga manusia menjadi kreatif. Pada
proses ini dilakukan uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang
menarik. Seorang pekerja arsitek saat itu bukanlah seseorang figur penting dalam dunia
desain interior, tetapi hanya melanjutkan tradisi sejak zaman dahulu. Arsitektur
Vernakular lahir berdasarkan dari pendekatan yang dilakukan berangsur-angsur atau
memakan waktu yang cukup lama.

B. Maket

Maket adalah miniatur atau bentuk tiruan yang menyerupai dari rumah, gedung,
pesawat, kapal dan benda lainnya yang ukurannya lebih kecil, yang biasanya terbuat dari
bahan kayu, karton jerami dan styrofoam. Jadi maket biasanya digunakan untuk
mempresentasikan benda dengan skala atau ukuran yang lebih kecil. maket terdiri dari
berbagai jenis diantaranya maket arsitektur, maket struktural. Maket juga dapat
mempresentasikan bentuk bangunan serta fasilitas yang ada pada bangunan dalam bentuk
tiga dimensi. Pembuatan maket sangat dibutuhkan pada sebuah perusahaan seperti
perusahaan developer dan properti dalam menjual dan mempromosikan bangunan yang
sedang dibuat.
Seiring dengan berkembangan zaman, bentuk dan kualitas dari maket sudah
semakin meningkat pesat, dan itu sangat membantu seseorang dalam mempresentasi
bentuk bangunan dan membantu konsumen untuk melihat secara jelas dalam pembelian
bangunan seperti maket perumahan atau gedung perkantoran misalnya. Keberadaan dari
maket sebenarnya memiliki fungsi yang cukup banyak yaitu diambil dari salah satu contoh
ketika ingin membuat sebuah bangunan perumahan atau perkantoran. Maket bisa menjadi
media yang sangat praktis dan efektif untuk memberi keterangan dan presentasi pada calon
pembeli atau konsumen. Karena calon pembeli atau konsumen mendapat gambaran yang
lebih jelas terhadap detail bangunan yang akan dimilikinya.
Penggunaan maket bisa juga menjadi daya tarik sebagai property selain brosur serta
media lain yang sering digunakan dalam penjualan. Karena brosur hanya dapat
memperlihatkan dalam bentuk satu dimensi saja seperti gambar, namun maket dapat
memperlihatkan bentuk visual bangunan secara tiga dimensi dalam bentuk yang utuh, tidak
terpisah-pisah. Desain dan arsitektur bangunan dari luar serta interior yang ada di dalam
bisa dilihat dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu maket dapat dikatakan sebagai alat komunikasi yang paling mudah
bagi penjual dan calon pembeli. Karena biasanya calon pembeli adalah masyarakat biasa
yang kurang begitu memahami tentang dunia arsitektur bila ingin menanyakan sesuatu
dapat dilakukan dengan cara menunjuk bagian tertentu pada maket tersebut. Maket yang
baik yaitu maket yang tidak memberi gambaran bentuk bangunan dari interiornya saja,
tetapi juga harus lengkap dengan kondisi lingkungan yang ada disekitarnya. Misalnya
apakah rumah tersebut berada di pinggir jalan besar atau berlokasi di tengah kota maupun
ditepi sungai dan sebagainya. Samua ini bisa dijelaskan melalui maket, sehingga calon
konsumen bisa mendapat gambaran kondisi lingkungan.
Bagian yang paling penting dalam pembuatan maket adalah skalanya. Hitung setiap
bagian bangunan dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan ukuran. Dari skala ini bentuk
bangunan yang asli bisa tergambar dalam maket. Masalah ini adalah kesalahan yang paling
sering terjadi dalam proses pembuatan maket terutama yang berkaitan dengan skala
20. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015 ISSN : 2615-0247

ukuran. Dari penjelasan maket tersebut dapat diambil beberapa macam fungsi dari maket
diantaranya:

1. Fungsi Maket

a. Memperkecil ukuran benda atau objek yang terlalu besar dan harganya mahal jika
dihadirkan dalam bentuk aslinya.
b. Memberikan pengalaman yang nyata kepada para audience terhadap suatu benda
atau objek, walaupun hanya dalam bentuk replikanya.
c. Memudahkan dalam penjelasan tentang suatu benda atau objek dengan
mempresentasikan benda tiruannya sesuai dengan benda aslinya.
d. Sebagai media visualisasi dari desain interior
e. Mendeskripsikan sebuah keadaan dalam suatu lingkungan dalam skala yang lebih
kecil.

C. Media Visual

Media Visual, adalah semua alat yang digunakan sebagai peraga yang biasanya
digunakan dalam proses belajar mengajar yang dapat dinikmati lewat panca-indera seperti
mata. Media visual sangat memegang peranan yang sangat penting di dalam proses belajar
mengajar. Media visual dapat mempermudah pemahaman dan memperkuat ingatan bagi
orang yang melihatnya. Media visual dapat pula menumbuhkan minat bagi siswa dan dapat
memberikan hubungan antara isi materi pelajaran yang telah diberikan dengan dunia nyata
sebgai metode untuk pembelajaran 3.
Agar perancangan yang dilakukan lebih efektif, desain visual sebaiknya ditempatkan
dari segi konteks yang mempunyai arti serta audience harus berinteraksi dengan visual
(image) sehingga untuk meyakinkan terjadinya proses informasi yang diperoleh lebih
akurat. Dengan demikian desain visual dapat diartikan sebagai alat bantu untuk
pembelajaran yang hanya bisa dilihat tetapi tidak bisa dipegeng untuk memperlancar
pemahaman serta memperkuat ingatan audience akan isi materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Media Visual juga ada yang dapat bergerak salah satunya adalah media yang dapat
menampilkan atau membiaskan gambar ke layar atau bayangan yang dapat bergerak di
layar monitor, seperti: bias gambar yang ditampilkan oleh motion picture film dan
loopfilm. Masing-masing media baik yang bergerak maupun yang tak bergerak dilihat
penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada situasi
dan kondisi pengoperasian yang dilakukan.

1. Fungsi Media Visual Sebagai Pembelajaran

Menjelaskan fungsi dari media visual dalam proses belajar mengajar dapat dijelaskan
sebagai berikut 8:
a. Mengembangkan kemampuan visual pada anak
b. Mengembangkan daya kreativitas anak terhadapat pembelajaran
c. Membantu meningkatkan kemampuan imajinasi anak terhadap hal yang tidak
nyata, atau kejadian yang tidak mungkin dihadirkan didalam kelas.
d. Mengembangkan kreatifitas siswa terhadap pelajaran
e. Membantu anak lebih mudah dalam memahami tentang arti pesan yang dibicarakan
dalam proses pembelajaran
Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 21

f. Menggambarkan suatu pesan yang disampaikan dalam bentuk yang menyerupai


keadaan lingkungan sekitar
g. Memvisualisasikan pesan verbal tentang makna atau isi pesan dalam bentuk
visualisasi
h. Merangsang otak anak untuk mempelajari lebih jauh dan atau hal yang ingin
i. Mengembangkan motivasi, minat, ingatan anak

2. Jenis-jenis Media Visual Dalam Pembelajaran

Di bawah ini ada beberpa jenis media visual dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Media Visual Non-Proyeksi

Media visual non-proyeksi jenis media yang paling sering digunakan dalam bentuk
pembelajaran karena penggunaannya yang sederhana sehingga tidak perlu repot dalam
penggunaannya, tidak memerlukan banyak perlengkapan dan lebih murah. Media visual
non-proyeksi dapat mengartikan ide abstrak menjadi lebih nyata. Beberapa bentuk media
visual non-proyeksi yang sering digunakan dalam pembelajaran dan pengajaran

- Prototype dan Model


Prototype dan model merupakan objek tiruan dalam bentuk tiga dimensi sebagai
pengganti dari benda yang sebenarnya. Penggunaan prototype dan model dalam belajar
mengajar dapat mengatasi keterbatasan ketersediaan objek nyata, baik keterbatasan
karena alasan biaya maupun karena sulit dijangkau karena letaknya jauh. Misalnya,
untuk mempelajari tata letak geografis planet bumi sehingga memerlukan globe untuk
mengetahuinya.

- Media Grafis
Media grafis memberikan pesan dan informasi melalui simbol visual media. Fungsi dari
media grafis itu sendiri sangat menarik perhatian para audience, karena memiliki bentuk
yang manarik dan dapat memperjelas pembelajaran, serta dapat mengilustrasikan suatu
fakta atau konsep yang menarik.

- Media Cetak
Media cetak merupakan media pembelajaran yang dibuat dalam bentuk cetak. Media
cetak jenis ini tergolong dalam kelompok media cetak yang paling tua karena media
yang pertama kali ada dan banyak digunakan dalam proses pembalajaran karena lebih
praktis dan terjangkau penggunaannya serta terdapat diberbagai tempat.

- Benda Nyata
Benda nyata merupakan benda yang dapat dilihat dan dirasakan oleh indra peraba,
didengar sehingga memberikan pengalaman langsung kepada para audience. Benda
nyata tidak harus dihadirkan didalam ruangan kelas tetapi siswa dapat melihatnya
langsung ke lokasi objek yang akan dilihat.

b. Media Visual Proyeksi


22. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015 ISSN : 2615-0247

Dalam perkembangan produk teknologi informasi dan komunikasi, dan komputer


memungkinkan media visual dalam pembelajaran dapat ditampilkan dengan alat proyektor.
Proyektor berfungsi sebagai media untuk menampilkan objek atau mengilustrasi pada layar
proyektor atau di layar monitor dengan ukuran yang lebih besar, sehingga mudah dilihat
dan diamati oleh seluruh audience dalam satu kegiatan belajar mengajar. Media visual
proyeksi juga dapat dibuat dari kreasi pemotretan menggunkan kamera atau menggunakan
program aplikasi yang telah tersedia salah satunya adalah power point.

3. Karakter Dari Media Visual

Berbagai media juga memiliki kekhasannya tersendiri, yang berbeda dengan yang
lainnya. Masing-masing media juga memiliki kelebihan serta kekurangan. Tidak semua
jenis media yang dijelaskan tadi akan dibahas. Secara keseluruhan terdapat beberapa unsur
dalam media visual terdiri dari garis, bentuk, warna dan tekstur. Untuk memberikan kesan
penegasan, juga dapat untuk membangun ketertarikan, bahkan dapat membuat realis serta
menciptakan minat emosional terhadap warna. Sementara, tekstur digunakan untuk
menambah karakter dari warna itu sendiri. Symbol pesan media visual memiliki tiga prinsip
yaitu 2:

a. Penekanan
Perancangan visual harus dibuat dengan sesederhana mungkin, sehingga sering sekali
konsep perancangan yang akan dibuat memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur
yang akan menjadi pusat perhatian para audience. Dengan menggunakan ukuran,
hubungan, perspektif, warna atau ruang pencahayaan yang dapat diberikan untuk unsur
terpenting.
b. Kesederhanaan
Secara keseluruhan menuju kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu
objek visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan para audience untuk
menerima pesan yang disampaikan. Pesan informasi yang panjang dan rumit harus
disederhanakan agar visual mudah dipahami oleh audience. Kalimat yang disampaikan
juga harus memakai huruf yang mudah di baca dan dipahami.
c. Keterpaduan
Menuju kepada hubungan yang terdapat di antara elemen media visual apabila diamati
akan memiliki fungsi yang smaa. Elemen dalam media visual harus saling terikat dan
sebagai satu kesatuan yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan dan
informasi yang telah disampaikan.

4. Kelebihan dan Kekurangan Media Visual

Media visual memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai beriku 8.

1. Kelebihan Media Visual


a. Harganya lebih murah
b. Dapat ditemukan dimana saja
c. Mudah digunakan
d. Bentuk lebih nyata
e. Dapat dibaca sampai berkali-kali
Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 23

f. Analisa lebih tajam tentang isi berita dengan analisa yang lebih mendalam
g. Metode pembelajaran yang menggunakan media visual akan lebih efektif,
menarik dan efisien
h. Proses pembelajarannya akan lebih menyenangkan karena disertai dengan
kombinasi warna dan gambar yang menarik.

2. Kekurangan Media Visual


a. Ukuran gambar sering kali kurang tepat dalam proses pengajaran
b. Memerlukan ketersediaan sumber daya dan keterampilan
c. Kurang praktis dan lambat
d. Hanya berbentuk gambar saja tidak ada audio visual
e. Media visual yang terbatas media visual ini hanya berisi tulisan saja
f. Media visual hanya dipandang sebagai alat bantu

D. Metode Penciptaan

Metode penciptaan dalam pembuatan maket digunakan metode penciptaan Glass


box yaitu melakukan perancangan berdasarkan analisis data atau disebut dengan metode
glass box (kotak kaca). Metode penelitian menggunakan glass box seperti dengan cara
kerja menggunakan komputer, di mana dalam merancang dibutuhkan data, kemudian data
diolah menggunakan sistem aplikasi yang sudah diinstal di komputer. Hasil dari
pengolahan data ini kemudian menghasilkan out-iput desain yang telah dibuat. Metode
penciptaan yang baru atau rasional (glass box) ini merupakan metode perancangan media
yang disebut sebagai kotak transparant (glass box) merupakan perancangan penciptaan dari
metode tradisional yang sebelumnya sehingga dapat ditelusuri bagaimana proses yang
terjadi maupun proses kreatifnya dari ciri metode tradisonal. Tujuan dari variable dan
kriteria ditentukan secara matang seera dengan analisis yang lengkap kemudian disertai
dengan evaluasi yang mempunyai makna dan logis strategi ditentukan dengan matang.

1. Metode Pengumpulan data


Dalam pembuatan maket desain interior terdapat beberapa metode pengumpulan data
dapat dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu metode perancangan yang berbasis riset,
data yang dikumpulkan untuk membuat maket desain interior di Kota Medan. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder:

a. Data Primer
Adapun data primer yang penulis peroleh merupakan hasil pengamatan di
lapangan yaitu sebagai berikut:
1. Belum adanya media pembuatan maket untuk desain interior.
2. Belum mengetahui fungsi maket pada desain interior.
3. Terbatasnya pengetahuan tentang pembuatan maket untuk desain
interior.

b. Data Sekunder
Dalam pembuatan maket untuk desain interior juga diperlukan data sekunder
yaitu data yang didapat dari keterangan dan informasi, dari karya-karya tulis yang
berkaitan dengan pembuatan maket. Data sekunder ini digunakan untuk
24. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015 ISSN : 2615-0247

memperkuat data-data primer yang telah penulis dapatkan, data sekunder ini
mudah didapat dan bermanfaat guna perumusan masalah.

2. Metode Analisa Data


Dalam mewujudkan sebuah karya maket tentunya diperlukan metode analisis atau
langkah-langkah dalam riset dan proses kreatifitas, berikut adalah langkah-langkah dalam
membuat maket desain interior.
a. Persiapan
Proses pembuatan maket untuk desain interior dilakukan persiapan berupa
studi visual maket dengan cara melakukan pengamatan langsung tehadap
bagaimana cara pembuatan maket. Pengamatan dilakukan mulai dari
mengumpulkan data seperti halnya melakukan observasi, kemudian wawancara,
dokumentasi dan mealkukan studi pustaka. Data yang didapat dari kegiatan di atas
dijadikan pedoman dalam menggarap karya. Pada proses pembuatan maket desain
interior dapat dilihat dengan penjelasan sebagai berikut.
b. Studi Pustaka.
Pada pembuatan maket desain interior dilakukan studi pustaka dalam
Desain Komunikasi Visual guna menentukan berbagai sumber yang berkaitan
dengan objek penciptaan yakni menelusuri data berupa artikel, video, buku, laporan
penciptaan ataupun tulisan yang berkaitan dengan objek, sebagai referensi guna
memperluas wawasan yang didapatkan.
Observasi merupakan suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam
pengumpulan data, penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mengamati
secara langsung pada kajian atau proses yang terjadi dilapangan. Observasi
dilakukan pada bahan maket yang akan digunakan dan alat-alat.

3. Teknik Analisa Data


Pembuatan maket desain interior ini menggunakan metode analisa 5W+1H hal ini
penting metode analisa data ini untuk menjawab pemecahan masalah dalam proses
pembuatan maket desain interior.
1. 5W+1H:
a. What, apa yang akan dibuat? Rancangan yang akan dibuat yaitu
pembuatan maket sebagai sumber ide gagasan.
b. Where, dimana akan diaplikasikan atau diterapkan? Pembuatan maket
desain interior nantinya akan diaplikasikan kedalam rancangan
kebutuhan desain interior.
c. Who, Siapa target sasaran? Pada pembuatan maket target sasaran ialah
seluruh kalangan masyarakat.
d. When, kapan dimulai? Pada pembuatan maket desain interior dimulai
sejak sekarang dan selanjutnya.
e. Why, mengapa diciptakan? Mempermudah untuk melihat bentuk desain
interior dalam bentuk mini sebelum di aplikasikan ke dalam bentuk yang
sebenarnya .
f. How, bagaimana membuat maket desain interior tersebut? Maket yang
dibuat harus mampu memberikan pengetahuan tentang pembuatan maket.
2. Geografis
Geografis merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi atau suatu
tempat, serta perbedaan fisik manusia yang terdapat di atas permukaan bumi.
Pada karya ini geografi yang dituju adalah seluruh kalangan masyarakat lokal
maupun manca negara.
Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 25

3. Demografis
a. Jenis kelamin: Pria dan Wanita
b. Usia: di atas 15 tahun (pelajar dan semua kalangan perkantoran)

4. Kajian Konsep
Setelah mandapatkan data-data dari hasil analisa akan digunakan untuk merancang
konsep perancangan. Hasil analisa data yang didapat digambarkan pada konsep perancangan
yang lebih jelas. Konsep yang digunakan dalam pembuatan maket desain interior. Konsep
terdiri dari dua yaitu, konsep visual dan konsep verbal. Konsep ini akan digunakan pada
tahapan perancangan mulai dari pemilihan jenis bahan maket.

5. Visualisasi Perancangan
Setelah malakukan kajian konsep perancangan tahapan selanjutnya adalah visualisasi
perancangan. Visualisasi perancangan terdiri dari bentuk-bentuk awal dari setiap bentuk
maket. Tahapan ini merupakan akhir dari perancangan yang menghasilkan rancangan final.

Bahan dan Alat Yang Di Gunakan


 Penggaris
 Pena
 Isolatif Bening
 Pisau Cutter
 Lem Kertas
 Pisau Silet
 Double Tip
 Karton Jerami

Proses Pengerjaan Meket Rumah

Gambar 1 : Proses Pemilihan Bahan Pembuatan Maket


26. Jurnal Proporsi, Vol. 1 No.1 November 2015 ISSN : 2615-0247

Gambar 2 : Proses Pengerjaan Maket

Gambar 3 : Proses Merangkai Maket

Gambar 4 : Proses Merangkai Maket Hampir Selesai

Gambar 5 : Proses Merangkai Maket Selesai


Rani, Fungsi Maket Sebagai Media... 27

IV. KESIMPULAN

Dalam dunia arsitektur, maket merupakan sebuah model miniatur dari objek
bangunan yang dibuat kecil dengan ukuran tertentu, dalam hal ini, “Maket adalah sebuah
miniatur bangunan yang dibuat dengan skala tertentu sehingga dapat menampilkan desain
bangunan secara keseluruhan. Dengan bentuk maket yang menggambarkan dalam bentuk
tiga dimensi suatu bangunan, tidak bisa dipungkiri media maket sangat menarik apabila
untuk mempresentasikan sebuah rancangan bangunan yang akan dibuat. Dengan adanya
maket ini kita dapat melihat langsung seperti objek tiruan seperti bentuk tiga dimensi,
sehingga dapat kita ketahui bagaimana bentuk asli dari bangunan ketika telah dibuat nanti,
kemudian dapat juga dilihat tata letaknya, bentuk ruangannya, sampai dengan dari sisi
pencahayaannya. Maket mempunyai fungsi sebagai media visual pada karya desain interior
yang merupakan hal yang berpengaruh dalam di dalam desain interior. Biasanya maket
terbuat dari beberapa bahan seperti kayu, kertas karton, karton jerami dan styrofoam.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amin, Rahma Aulia. Dkk. (2006). “Traveling Salesman Problem”. Institut Teknologi:
Bandung.

[2] Arsyad, Azhar. (1997). “Media Pembelajaran”. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

[3] Daryanto. (1993). “Media Visual Untuk Pengajaran Teknik”. Tarsito: Bandung.

[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur diakses pada tanggal 08 Januari 2015.

[5] Khairi Zaimmuddin. (2012). Efektifitas Media Maket Sebagai Repesentasi Karya
Perancangan Arsitektur di Era Digital. Tugas Akhir. Fakultas Teknik:
Aristektur Universitas Indonesia.

[6] Susilo, Nur Cahyo. Dkk. (2013). Maket Konservasi Air Sebagai Media Pembelajaran
Bagi Mahasiswa Calon Guru Teknik Bangunan Untuk Sarana Pendidikan
Lingkungan Hidup. Jurnal. Fakultas Teknik Bangunan: FKIP UNS.

[7] Suptandar, J. Pamudji. (1995). “Manusia Dan Ruangan Dalam Proyeksi Desain
Interior”. UPT Universitas Tarumanegara: Jakarta.

[8] Wibawa, B. Mukti, F. (1992). “Media Pengajaran”. Depdikbud: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai