Anda di halaman 1dari 8

ISSN: 2721-8686 (online)

IDENTIFIKASI STANDAR KENYAMANAN DESAIN INTERIOR PADA


PERPUSTAKAAN PUSAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Mutia Kusumawati ABSTRAK
Program Studi Arsitektur Universitas Perpustakaan merupakan tempat atau sarana yang digunakan
Muhammadiyah Surakarta untuk menyimpan dan mengoleksi karya tulis cetak serta non – cetak
kusumawatimutia7@gmail.com yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi pengunjung
yang membacanya. Keterkaitan antara desain interior perpustakaan
Fadhilla Tri Nugrahaini
dengan elemen – elemen yang ada di dalamnya akan berpengaruh
Program Studi Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tingkat kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk
ftn995@ums.ac.id mengetahui dan mengukur kualitas kenyamanan desain interior di
perpustakaan pusat UMS dan kesesuaiannya dengan standar atau
prinsip yang berlaku, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam perancangan bangunan perpustakaan agar lebih baik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
kualitatif dengan penekanan pada proses observasi, pengukuran,
dan analisis data. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berupa 1)
analisa dari prinsip umum penataan ruang di area lantai 1, lantai 2,
dan lantai 3 yang berpengaruh pada penempatan menurut
karakteristik kelompok pengguna, pemisahan area layanan
perpustakaan dan area kegiatan insidentil, penempatan area
penunjang, ruang sosiofungal, dan ruang sosiopetal; 2) hasil
pengukuran kenyamanan termal pada area lobby dengan suhu
udara (ºC) 25.9 ºC dalam kategori hangat nyaman, kelembapan
udara (%) 84 % dalam kategori kurang nyaman, dan kecepatan
angin (m/s) 0.1 m/s dalam kategori nyaman optimal; dan 3) hasil
analisa pewarnaan ruang yang memberi dampak psikologis bagi
pengunjung. Faktor – faktor tersebut memiliki kesesuaian dengan
prinsip dan standar yang berlaku, namun ada beberapa sub – faktor
yang masih belum sesuai dengan prinsip ataupun standar yang
berlaku. Salah satunya dalam aspek pewarnaan ruang yang harus
mempertimbangkan pemilihan warna berdasarkan skemanya.
KEYWORDS: Perpustakaan, Tata Ruang, Kenyamanan Termal,
Pewarnaan Ruang

PENDAHULUAN meliputi gedung, fasilitas, dana, pengelolaan,


Perpustakaan merupakan tempat yang dan jumlah koleksi yang terus bertambah
mewadahi sebuah kegiatan penghimpunan, dalam jumlah judul dan eksemplarnya, serta
pengelolaan, dan pelayanan segala macam ragam ataupun jenis koleksinya. Selain
informasi dengan berbagai media baik cetak, menyimpan dan mengoleksi buku – buku, saat
non – cetak, maupun terekam. ini perpustakaan pusat UMS memiliki tiga
Perpustakaan pusat UMS berdiri sejak corner yaitu Muhammadiyah Corner, BI
tanggal 25 Oktober 1981. Perpustakaan pusat Corner, dan SNI Corner yang merupakan salah
UMS mengalami perkembangan yang cukup satu fasilitas perpustakaan pusat UMS untuk
berarti. Terbukti dengan semakin banyaknya mencari informasi khusus yang berkaitan
perubahan yang terjadi dalam rangka dengan tiga hal tersebut.
memajukan diri. Beberapa perubahan tersebut

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 185


Dengan tersedianya fasilitas tersebut Menurut D.K Ching desain interior adalah
perpustakan pusat UMS semakin menarik sebuah perencanaan tata letak dan
minat pengunjung, bahkan pengunjung perencanaan ruang dalam di dalam bangunan.
perpustakaan pusat UMS tidak hanya dari Keadaan fisiknya memenuhi kebutuhan dasar
kalangan mahasiswa UMS saja tetapi juga akan naungan dan perlindungan,
mahasiswa dari universitas lain. Sehingga, mempengaruhi bentuk aktivitas, dan
bangunan membutuhkan kualitas desain memenuhi aspirasi dan mengespresikan
interior yang baik. Keterkaitan antara desain gagasan yang menyertai tindakan kita, selain
interior perpustakaan dengan elemen – itu desain interior juga mempengaruhi
elemen yang ada di dalamnya akan pandangan, suasana hati, dan kepribadian kita
berpengaruh pada tingkat kenyamanan. (dalam Kresna Virgitta, 2019).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tingkat kualitas kenyamanan desain interior di Elemen – Elemen Desain Interior
perpustakaan pusat UMS dan kesesuaiannya Menurut Andie. A. Wicaksono dan Endah
dengan standar atau prinsip yang berlaku. Trisnawati (2014), elemen – elemen dasar yang
Sehingga dapat digunakan sebagai referensi membentuk desain interior diantaranya, yaitu:
bagi pihak yang bersangkutan dan dapat a. Garis, merupakan unsur dasar seni yang
menjadi bahan pertimbangan dalam mengacu pada tanda menerus yang
perancangan bangunan perpustakaan agar dibuat pada suatu permukaan.
lebih baik. b. Bentuk, merupakan unsur dasar seni
geometris dua atau tiga dimensi yang
Rumusan Masalah memungkinkan terlihatnya sebuah benda.
Apa saja faktor yang mempengaruhi Terdapat beberapa elemen pembentuk
kualitas kenyamanan desain interior di ruang diantaranya yaitu:
Perpustakaan Pusat Universitas  Lantai sebagai bidang bawah
Muhammadiyah Surakarta dan bagaimana  Dinding sebagai bidang tengah atau
kualitas tersebut berdasarkan hasil analisis? penyekat
 Plafon sebgai bidang atas
Tujuan Penelitian  Elemen pengisi ruang seperti
Mengetahui tingkat kualitas kenyamanan furniture, dll
desain interior pada Perpustakaan Pusat c. Bidang (shape), merupakan unsur dasar
Universitas Muhammadiyah Surakarta dan seni yang memiliki batas – batas yang jelas
kesesuaiannya dengan standar atau prinsip dengan ditentukan unsur – unsur lainnya
yang berlaku. seperti garis, bidang, warna, tekstur, dll.
Menurut jenisnya sebuah bidang dibagi
TINJAUAN PUSTAKA menjadi tiga bagian, yaitu bidang atas,
Perpustakaan bidang dinding, dan bidang dasar.
Menurut American Library Association d. Ruang (space), merupakan unsur dasar
(ALA) perpustakaan adalah koleksi sumber seni tiga dimensi yang mempengaruhi
dalam berbagai format yang diorganisasi oleh perilaku manusia dan kebiasaan (habbits)
para professional atau pakar lainnya yang serta berdampak pada desain bangunan
menyediakan sumber dalam bentuk fisik, dan struktur. Ruang memiliki panjang,
digital, bibliografis, atau akses intelektual yang lebar, tinggi, bentuk, permukaan,
praktis dan menawarkan pelayanan dan orientasi, serta posisi.
program yang terarah dengan misi mendidik, e. Warna, merupakan unsur dasar seni yang
memberi informasi, atau menghibur beragam dapat mempengaruhi faktor psikologis
pengunjung dan dengan tujuan untuk tertentu terhadap pengguna yang
merangsang pembelajaran individu dan melihatnya dan setiap warna memiliki
memajukan masyarakat secara keseluruhan. kesan visual yang beragam pada sebuah
ruangan.
Desain Interior
f. Pola, merupakan unsur dasar seni yang
digunakan secara berulang atau disebut

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 186


sebagai susunan dari sebuah desain dalam - Sejuk nyaman: 20.5 º C - 22.8 º
suatu objek. C
- Nyaman optimal: 22.8 º C -
Suhu Udara (ºC)
25.8 º C
Prinsip Umum Penataan Ruang - Hangat nyaman: 25.8 º C - 27.1
Menurut Paramita Atmodiwirjo (2009) ºC
Beberapa prinsip dasar yang digunakan untuk Kelembapan - 40 % - 50%
Udara (%) - Ruangan padat: 55% - 60%
menata ruang di perpustakaan antara lain
Kecepatan Angin - Nyaman optimal: < 0.25 m/s
sebagai berikut: (m/s) dan ≤ 0.15 m/s
a. Sistem terbuka (open access) (Sumber: Dokumen Peneliti, 2020)
b. Penempatan menurut karakteristik
kelompok pengguna Karakteristik Warna Dan Dampak
c. Pemisahan area layanan perpustakaan Psikologisnya
dan area kegiatan insidentil Tabel karakteristik warna dan dampak
d. Penempatan ruang penunjang psikologisnya menurut Zelanki & Fisher (dalam
Majidah, 2019), sebagai berikut:
Fungsi Ruang Berdasarkan Kebutuhan
Tabel 2. Karakteristik Warna Dan Dampak Psikologis
Aktivitas
Karakteristik Dampak Psikologis
Menurut Loekman Mohamadi (2020) Warna
berikut penjabaran fungsi ruang tersebut: Merah Dapat menyebabkan gangguan yang
a. Ruang Sosiofungal, ruang yang diatur agar berkaitan dengan waktu. Di sisi lain
tercipta kondisi ruang yang cenderung warna merah dapat memberikan
privat untuk setiap individu. Ruang kesan hangat pada suatu ruangan.
Kuning Lebih baik jika digunakan pada
sosiofungal dapat dibentuk dengan: ruangan yang memiliki banyak
 Membuat dinding atau sekat. kebutuhan untuk beraktiftas, karena
 Mengatur furniture agar tidak saling dikaitkan dengan warna matahari
berhadapan satu dengan yang lain. pada siang hari.
Hijau Dikaitkan dengan warna yang santai
 Menghadapkan furniture ke dinding menenangkan, dan menyegarkan
atau dengan menghadapkan Biru Memberikan kesan menenangkan
furniture satu sama lain dan diberi dan rileks pada penggunanya, selain
jarak. itu warna biru dapat memungkinkan
b. Ruang Sosiopetal, ruang yang diatur agar penggunanya merasa lebih dingin jika
dibandingkan berada di ruangan
tercipta interaksi sosial pada setiap dengan warna lain.
individu. Orange Akan memberikan kesan kegelisahan
namum juga kesan keingintahuan
Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan bagi penggunanya.
Termal Ungu Ungu gelap dapat menyebabkan
kesan depresi namun jika dipadukan
Menurut Nur Laela (2015) terdapat dua dengan warna putih dan penggunaan
faktor yang mempengaruhi kenyamanan nuansa cahaya maka akan
termal yaitu 1) faktor lingkungan; suhu udara menghasikan kesan feminine.
(º C), radiasi termal (º C), kecepatan udara Cokelat Warna cokelat penentu faktornya
tidak hanya berasal dari warna, tetapi
(m/s), kelembapan udara (%) dan 2) faktor
jenis material yang dipilih seperti,
individu; tingkat aktivitas manusia, dan jenis penggunaan kayu yang merupakan
pakaian yang digunakan. Berikut tabel bahan alami maka akan menciptakan
penjabaran yang menunjukan standar suasana hangat.
kenyamanan termal berdasarkan SNI 03-6572- Hitam, Putih, Warna hitam jika digunakan pada
Abu – abu lantai maka akan menimbulkan kesan
2001:
kedalaman. Warna putih jika
digunakan pada ruangan maka akan
Tabel 1. Standar Kenyamanan Termal menciptakan kesan kebebasan, serta
dapat meredakan rasa sakit.
Penggunan warna abu – abu akan
menciptakan kesan keseriusan.
(Sumber: Majidah, 2019)

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 187


METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode deskriptif kualitatif, yaitu
dengan melakukan observasi, pengukuran, dan
analisis data pada Perpustakaan Pusat
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil
analisa peneliti akan dibandingkan dengan
buku – buku, jurnal penelitian terdahulu, dan
standar yang berkaitan dengan fokus
permasalahan penelitian. Gambar 1. Bangunan Perpustakaan Pusat UMS
(Sumber: http://fkip.ums.ac.id/wp-
Fokus Penelitian content/uploads/sites/43/2018/05/perpus-ums.jpg)
Tingkat kenyamanan desain interior
Penelitian dilaksanakan di Perpustakaan
dalam aspek tata ruang, kenyamanan termal,
Pusat Universitas Muhammadiyah Surakarta
dan pewarnaan ruang di Perpustakaan Pusat
yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Tromol Pos
Univeristas Muhammadiyah Surakarta pada
I, Pabelan, Kartasura, Surakarta. Penelitian ini
seluruh lantai bangunan khususnya pada area
dilaksanakan pada lantai 1, lantai 2, dan lantai
lobby, area KKI, ruang meeting dan diskusi,
3 bangunan yang memiliki fungsi masing –
area sirkulasi, area cadangan, dan area
masing. Pada lantai 1 terdapat area lobby (area
referensi.
locker, layanan informasi, layanan
administrasi, dan area yang digunakan
Alat Bantu Penelitian
pengunjung untuk membaca atau
Alat bantu yang digunakan selama proses
mengerjakan tugas), area KKI, SNI Corner,
pengumpulan data dan pengukuran di
Muhammadiyah Corner, dan BI Corner.
lapangan antara lain: alat tulis, kamera
smartphone, anemometer, dan
thermohygrometer.
Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan
dengan beberapa teknik untuk melengkapi
kebutuhan data pada penelitian agar lebih jelas
dan akurat. Teknik pengumpulan data antara
lain: studi literature, observasi, dan
pengukuran.

Teknik Analisis Data Gambar 2. Area Layanan Informasi dan Area Loker
Analisis data dilakukan setelah semua (Sumber: Dokumen Peneliti, 2020)
data hasil pengukuran terkumpul kemudian di
input menggunakan aplikasi Comfort Area lantai 2 hanya terdapat satu area
Calculator. Aplikasi tersebut berfungsi untuk yaitu area sirkulasi yang melayani kegiatan
menetukan tingkat intensitas kenyaman peminjaman, pengembalian, dan
termal yang sesuai dengan faktor lingkungan perpanjangan untuk buku – buku teks yang ada
dan faktor individu. di area tersebut. Selain itu, terdapat pula area
untuk membaca dan berdiskusi yang dilengkapi
HASIL PENELITIAN dengan meja baca besar serta dilengkapi
Gambaran Umum Objek Penelitian dengan kantin yang hanya tersedia di lantai 2.
Area lantai 3 merupakan area referensi
dan area buku cadangan. Area referensi
bertujuan untuk melayani pengunjung dalam
penelusuran informasi rujukan, sedangkan
area cadangan merupakan area yang

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 188


digunakan pengunjung untuk meminjam buku berkonsentrasi dan
teks yang ada di Perpustakaan Pusat UMS fokus.
apabila ketersediaan buku teks di lantai 2 habis Ruang sosiopetal, Tidak terdapat ruang
cenderung untuk atau area dengan
terpinjam. Koleksi buku teks di lantai ini hanya
menyatukan individu karakteristik ruang
bisa dibaca di tempat, di fotokopi, dan di scan. sehingga tercipta sosiopetal karena pada
Hasil Analisa Tata Ruang interaksi sosial. lantai 2 hanya
berfungsi sebagai area
peminjaman buku baik
cetak ataupun non –
cetak.
(Sumber: Dokumen Peneliti, 2020)

Hasil Pengukuran Kenyamanan Termal


Kegiatan pengukuran dilakukan pada
tanggal 19 Desember 2020 pukul 09.10 – 10.00
WIB. Data hasil pengukuran thermal dengan
menggunakan alat anemometer dan
thermohygrometer terdapat pada tabel
berikut:
Gambar 3. Denah Lantai 1 (sumber: library.ums)
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kenyamanan Termal
Suhu Kelembapa Kec.
Tabel 3. Hasil Analisa Tata Ruang Pada Lantai 1 (º C) n Angi
Prinsip Umum Tata Udara (%) n
Ruang Menurut (m/s
Analisa )
Paramita Atmodiwirjo
(2009) 22.8- 40-50 ≤
Teori SNI
Tidak terdapat 25.8 0.15
ruangan yang Lobby 25.9 84 0.1
menerapkan prinsip Area KKI 24.5 16 0.0
Sistem terbuka (open Ruang 26.8 74 0.0
tersebut. Karena, pada
access) Meeting
lantai 1 tidak terdapat
area peminjaman Ruang 26.5 70 0.0
buku. Sirkulasi
Analisa
Penempatan menurut Pemisahan area study Area 23.5 62 0.0
karakteristik kelompok carrel dan area meja Referen
pengguna diskusi si &
Pemisahan area Area
Pemisahan area Cadanga
layanan perpustakaan
sirkulasi dengan ruang n
dan area kegiatan
multimedia (Sumber: Dokumen Peneliti, 2020)
insidentil
Kantin sebagai area
Berdasarkan data pengukuran secara
Penempatan area penunjang diletakan
penunjang
bersebelahan dengan langsung di perpustakaan yang dibandingkan
area staff layanan dengan teori SNI 03-6572-2001 tentang Tata
sirkulasi
Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan
Teori Fungsi Ruang
Berdasarkan Aktivitas Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung
Analisa maka dapat disimpulkan bahwa:
Menurut Loekman
Mohamadi (2020)
1. Area lobby dengan kategori hangat
Ruang sosiofungal, Area study carrel di
cenderung untuk bagian barat dan timur nyaman memiliki suhu 25.9 ºC,
memisahkan individu - diletakan sedangkan area tersebut kurang
individu sehingga membelakangi nyaman dengan kelembapan ruang
tercipta suasana yang aktivitas lainnya 84 %, dan kecepatan angin 0.1 m/s
lebih privat. bertujuan untuk dengan kategori nyaman optimal.
membantu pengguna

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 189


2. Area KKI dengan kategori nyaman memberikan kesan yang warna monokromatik yang
optimal memiliki suhu 24.5 ºC, baik pada pengunjung yang baik karena menciptakan
datang serta memberikan komposisi warna yang
sedangkan area tersebut kurang efek bersih. harmonis (Lenggosari,
nyaman dengan kelembapan 16 %, 2008).
dan kecepatan angin 0.0 m/s dengan (Sumber: Dokumen Peneliti, 2020)
kategori nyaman optimal.
Area KKI terdiri dari area baca area BI
3. Ruang meeting dan diskusi dengan
corner. Area baca dan diskusi lantai 1 yang
kategori hangat nyaman memiliki
dilengkapi dengan meja baca lesehan
suhu 26.8 ºC, sedangkan ruangan
menggunakan 2 perpaduan warna yaitu putih
tersebut kurang nyaman dengan
dan abu - abu yang didominasi dengan warna
kelembapan 74 %, dan kecepatan
putih, sedangkan pada BI Corner dilengkapi
angin 0.0 m/s dengan kategori
dengan sedikit warna kuning pada bar tulisan,
nyaman optimal.
warna biru pada compartment, dan karpet
4. Ruang sirkulasi dengan kategori
dengan warna cokelat. Warna tersebut masing
hangat nyaman memiliki suhu 26.5
– masing memberikan dampak psikologis
ºC, sedangkan ruangan tersebut
sebagai berikut:
kurang nyaman dengan kelembapan
70 %, dan kecepatan angin 0.0 m/s
Tabel 6. Hasil Analisa Pewarnaan Pada Area KKI
dengan kategori nyaman optimal.
Teori
5. Area referensi dan area cadangan Menurut Zelanki dan
dengan kategori nyaman optimal Analisa
Fisher (dalam Majidah,
memiliki suhu 23.5 ºC, sedangkan 2019)
area terseb ut kurang nyaman Putih : warna dominan Warna putih pada
dengan kelembapan 62 %, dan putih baik pada lantai, dinding kurang cocok
dinding, dan atap jika diaplikasikan pada
kecepatan angin 0.0 m/s dengan memberikan kesan area baca karena
kategori nyaman optimal. yang baik pada memberikan kesan
pengunjung yang hampa atau
Hasil Analisa Pewarnaan Ruang datang serta kekosongan
Analisa pewarnaan ruang berdasarkan memberikan efek sedangkan warna abu
hasil observasi langsung di Perpustakaan Pusat bersih. – abu konotasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Abu – abu : negatifnya adalah
memberikan efek lamban (Wirania
beberapa diantaranya yaitu area lobby dan keseriusan/ fokus Swasty, 2010). Akan
area KKI. Area lobby pada lantai 1 namun terasa bosan. lebih baik jika terdapat
menggunakan perpaduan dari 3 warna yaitu, sedikit perpaduan
biru, hijau, dan putih. Warna tersebut masing – warna biru muda pada
salah satu elemen
masing memberikan dampak psikologis ruang (plafon, dinding,
sebagai berikut: dan lantai). Warna biru
muda akan
Tabel 5. Hasil Analisa Pewarnaan Ruang Pada Area memberikan rasa
Lobby tenang dan dapat
membantu
Teori
Analisa berkonsentrasi dengan
Menurut Zelanki dan Fisher
baik (Wirania Swasty,
(dalam Majidah, 2019)
2010).
Biru : memberikan efek Warna biru tua sangat cocok
Kuning : memberikan Warna biru dan kuning
menenangkan, selain itu diaplikasikan pada area
efek semangat dan sangat cocok
perpaduan antara garis lobby karena selain memiliki
stabilitas. diaplikasikan pada
vertikal dan warna yang efek menenangkan warna
kontras akan memberikan tersebut juga dapat Biru : memberikan efek area BI Corner, karena
menenangkan. warna tersebut
kesan ruangan menjadi membantu berkonsentrasi
lebih tinggi. dengan baik sehingga Cokelat : memberikan merupakan salah satu
efek hangat. alat stimulus indra
Hijau : memberikan efek pengunjung yang datang
penglihatan
menyegarkan dapat menerima informasi
(Lenggosari, 2008),
Putih : warna dominan putih dengan baik pula. Warna sehingga akan mudah
baik pada lantai dan dinding biru, hijau, dan putih terlihat oleh
merupakan kombinasi

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 190


pengunjung kecepatan angin sudah cukup baik
perpustakaan. dan sesuai dengan standar yang
Sedangkan perpaduan
warna cokelat pada
berlaku. Namun, berdasarkan faktor
furniture dan karpet kelembapan udara masih kurang baik
memberi kesan hangat karena tidak sesuai dengan standar
sehingga pengunjung kelembapan relatif sehingga ruangan
akan merasa nyaman
cenderung lembab dan terdapat satu
berada di BI Corner.
(Sumber: Dokumen Peneliti, 2020) area yang cenderung kering.
3. Pewarnaan ruang pada Perpustakaan
KESIMPULAN DAN SARAN Pusat Universitas Muhammadiyah
Kesimpulan Surakarta sudah cukup baik namun,
a. Faktor yang mempengaruhi kualitas pada beberapa area atau ruangan,
kenyamanan desain interior pada pewarnaan masih belum sesuai
Perpustakaan Pusat Universitas dengan aktivitasnya, seperti pada
Muhammadiyah Surakarta yaitu, faktor area baca lantai 1 yang didominasi
tata ruang, kenyamanan termal, dan warna putih dan abu – abu pada
pewarnaan ruang. Dari ketiga faktor elemen ruangnya sehingga terkesan
tersebut maka dapat diuraikan hampa dan membosankan.
penjelasannya sebagai berikut:
1. Pengaruh faktor tata ruang pada Saran
Perpustakaan Pusat Universitas Dalam aspek pewarnaan ruang sebaiknya
Muhammadiyah Surakarta yaitu, mempertimbangkan pemilihan warna
prinsip sistem terbuka (open access), berdasarkan skemanya. Skema warna dapat
penempatan menurut karakteristik membantu melihat sifat warna ketika warna
kelompok pengguna, pemisahan area tersebut dipadukan dengan warna lain.
layanan perpustakaan dengan area Kombinasi warna yang berdekatan dalam
insidentil, dan penempatan ruang lingkaran warna (skema analog) dapat
penunjang. Selain itu tata ruang juga menciptakan keharmonisan, warna
dipengaruhi oleh fungsi ruang; monokromatik dapat menciptakan komposisi
sosiofungal dan sosiopetal. warna yang harmonis, kombinasi warna yang
2. Pengaruh faktor kenyamanan termal letaknya berhadapan langsung dengan
yaitu, suhu udara (ºC), kelembapan lingkaran warna dapat memberi kekuatan pada
udara (%), dan kecepatan angin masing - masing warna, dan komposisi warna
(m/s). primer dapat memberi stimulus untuk melatih
3. Faktor yang mempengaruhi indra penglihatan.
pewarnaan ruang yaitu dampak
psikologis terhadap pengunjung DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan. Latifah, Nur Laela. (2015). Fisika Bangunan 1.
b. Kualitas desain interior berdasarakan hasil Jakarta: Griya Kreasi.
analisis terhadap tiga faktor tersebut Elbes, Rivena dan Ai Siti Munawaroh. 2019.
yaitu: “Penilaian Kenyamanan Termal Pada
1. Penataan ruang pada Perpustakaan Bangunan Perpustakaan Universitas
Pusat Universitas Muhammadiyah Bandar Lampung” dalam Jurnal Teknik
Surakarta sudah sesuai dengan Arsitektur, Vol.4, No.1. Bandar
prinsip umum penataan ruang dan Lampung.
memperhatikan fungsi ruang Istiningrum, Demi Tria, dkk. 2017. “Kajian
berdasarkan aktivitasnya. Kenyamanan Termal Ruang Kuliah
2. Kenyamanan termal pada Pada Gedung Sekolah C Lantai 2
Perpustakaan Pusat Universitas Politeknik Negeri Semarang” dalam
Muhammadiyah Surakarta Wahana Teknik Sipil, Vol.22, No.1.
berdasarkan faktor suhu udara dan Semarang.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 191


Majidah. Dian Hasfera., dan M Fadli. 2019.
“Penggunaan Warna Dalam Desain
Interior Perpustakaan Terhadap
Psikologis Pemustaka” dalam Jurnal
Bimbingan dan Konseling, Vol.4, No.2.
Padang.
Wicaksono, Andie. A dan Endah Trisnawati.
(2014). Teori Interior. Jakarta: Griya
Kreasi.
Mohamadi, Loekman. (2020). Mengenal
Elemen Dalam Perancangan Tata
Ruang Dalam. Yayasan Kita Menulis.
Lenggosari. (2008). Paduan Warna Menarik
Untuk Rumah. Griya Kreasi.
Swasty, Wirania. (2010). A-Z Warna Interior
Rumah Tinggal. Griya Kreasi.
Poore, Jonathan. (1994). Interior Color By
Design. Singapore: Rockport Publisher.
Sumadi, Rudi. 2016. “Peranan Desain Interior
Perpustakaan Bagi Pemustaka Di
Perpustakaan P3DSPBKB” dalam Jurnal
Pari, Vol.3, No.1 hal (25 – 30). Jakarta.
Atmodiwirjo, Paramita dan Yandi Andri Y.
(2009). Pedoman Tata Ruang dan
Perabot Perpustakaan Umum. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI.
Permana, Kresna Virgitta. (2019). Bahan Ajar
Desain Interior: Teori dan Praktik.
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Jakarta.
Anwar, Sudirman. Said Maskur., dan
Muhammad Jailani. (2019).
Manajemen Perpustakaan. Riau: PT
Indragiri.Com.

SIAR II 2021: SEMINAR ILMIAH ARSITEKTUR | 192

Anda mungkin juga menyukai