Disusun Oleh:
Kelompok 9
1 Erni 213010502017
.
2 Pebiola 213010502023
.
3 Rusmida 213010502028
.
4 M. Galih 213010502007
.
5 Haris Setyawan 213010502019
.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini tepat pada waktunya. Penulisan paper ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Teori Arsitektur II.
Dalam penulisan paper ini saya selaku penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak I Kadek Mardika, S.T., M.Sc selaku dosen
pengampu mata kuliah yang mengarahkan dalam penyelesaian penyusunan paper ini.
Saya berharap dengan melalui pembuatan paper ini tidak hanya terbatas pada pemenuhan tugas saja. Namun, selain bermanfaat untuk diri
saya sendiri, hendaknya juga membawa manfaat pula bagi para pembaca, sehingga wawasan dan pengetahuan akan terus bertambah kedepannya.
Dalam penulisan paper ini saya merasa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuat paper ini sebagai evaluasi diri kedepannya.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama saya sendiri yang telah berperan serta dalam penyusunan paper ini
dari awal sampai akhir. Dengan ini saya selaku penulis ucapkan Terima Kasih.
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT
a. Memahami perbedaan dan keunikan desain bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega of
the Arts, Singapore.
b. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana sejarah dan konteks sosial-politik mempengaruhi desain bangunan.
c. Menjelaskan elemen-elemen desain yang paling menonjol dalam ketiga bangunan tersebut.
1.4 TUJUAN
a. Menganalisis perbedaan dan keunikan desain bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega
of the Arts, Singapore
b. Menjelaskan bagaimana sejarah dan konteks sosial-politik mempengaruhi desain ketiga bangunan tersebut.
c. Menjelaskan elemen-elemen desain yang paling menonjol dalam ketiga bangunan tersebut, seperti penggunaan material,
proporsi, dan ornamen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Arsitektur
Arsitektur adalah pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus adalah disebabkan
perubahan konsep ruang. Sama halnya dengan seni visual lainnya, seni Arsitektur pun bertujuan untuk memperoleh keindahan yang ideal
dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Keindahan dalam Arsitektur merupakan nilai-nilai yang menyenangkan mata dan pikiran.
Sebenarnya apa yang disebut indah, sulit ditentukan ukuannya karena sifat subjektisitasnya selalu akan muncul. Sesuatu indah bagi
seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilihat apabila seorang seminan lukisan menggunakan
warna sebagai medianya, maka seorang arsitek menggunakan suatu bentuk tertentu yang dihasilkan oleh seorang Arsitek, dan akan dapat
mempengaruhi perasaan manusia. Selain dari bentuk, unsur-unsur lain juga berperan didalam sebuah Arsitektur seperti ruang, skala, warna,
tekstur dan kenyamanan. Arsitek pada umumnya didefenisikan sebagai “ seni penciptaan ruang dan bangunan untuk member wadah kepada
kehidupan bersama”. Pengertian ini membuat suatu penyempitan jangkauan arti Arsitektur itu sendiri.
Arsitektur berawal seperti perjalanan, sebelum akhirnya tumbuh menjadi sikap, yang diyakini dan dijalani, dan tumbuh dengan
pemahaman metodologis, rasional, dan terukur. Semakin jauh perjalanan arsitektur yang dialami, semakin perlu menempatkan metodologi
terukur dalam kerja yang dilakukan; seperti bernafas, berjalan dengan sendirinya. Sistem dalam industri kreatif (dalam hal ini yaitu
arsitektur) tidak terbatas hanya pada desain, tapi menyangkut aspek lain yang terkait di dalamnya. Ada faktor Manusia. Proses, dan Produk
Manusia adalah faktor tersulit, karena inilah sumber penggerak sebuah desain. Kemampuan mengelola manusia menjadi penting ketika
pikiran dan perasaan yang ikut andil sering menghasilkan rentang kualitas dengan spektrum yang luas. Untungnya kemajuan teknologi saat
ini, semakin mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dihasilkan oleh manusia. Proses adalah faktor berikut yang
merupakan refleksi konsistensi visi setiap arsitek Produk yang baik merupakan sebuah keniscayaan jika proses yang dijalankan sudah teruji
dan terbukti dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, seperti pilot, jam terbang akan berbanding lurus dengan kuaitas desain yang dihasilkan
Dalam sistem berarsitektur yang benar, arsitek akan berperan sebagai penentu visi (Manusia), sebelum mengelola dan memasarkannya
(Proses), hingga akhirnya menghasilkan arsitektur yang bekerja dengan baik (Produk).
1.2. Teori Arsitektur
1.2.1. Theory in Architecture
Theory in Architecture mengenai segi formal, segi tektonik, struktur, dan juga prinsip estetika yang melandasi perubahan arsitektur.
Teori yang masuk ke dalam klasifikasi ini biasanya berwujud deskriptif, perspektif, dan superfisial.
1.2.2. Theory of Architecture
Theory of Architecture ialah bagaimana cara arsitek untuk mengembangkan prinsip dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknik, dan
juga gambar dalam proses desain dan pembuatan bangunan.
1.2.3. Theory about Architecture
Theory about Architecture bertujuan untuk dapat menjelaskan arti dan pengaruh arsitek, memposisikan arsitek dalam konteks sosial
budaya, dan juga menjelaskan bagaimana arsitek digunakan dan diterima dikalangan masyarakat.
2. Periode II (1930-1939) Pada periode ini, perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa, Amerika dan Jepang.
Masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah dan tradisi yang dapat mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan tempat atau lokasi dimana bangunan itu didirikan, dan dengan karakteristik daerah tersebut. Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya international style atau universal style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe
tampilan baru, yaitu tampilan dengan memperhatikan penggunaan bahan-bahan lokal setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham
kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusiaan. Tokoh – tokoh yang
berpengaruh dalam periode ini antara lain:
a. Alvar Aalto
b. Arne Jacobsen
c. Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada periode sebelumnya tetap berkarya dengan mengikuti pemikiran pada periode II.
3. Periode III (1949-1966) Pada periode III ini, perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga
hubungannya dengan keadaan lingkungan bangunan tersebut akan berdiri, misalnya iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan
hubungan yang erat dengan teknologi. Hal ini terlihat dari penggunaan produk baru pada masa itu, seperti baja, alumunium, metal dan
beton pracetak.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
a. Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
b. Dilihat dari metode produksi (efisiensi). Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada periode arsitektur modern
mempunyai ciri khas masing-masing, akan tetapi periode arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan yang mendasar,
yaitu segala bentuk permasalah dan konsep asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas dan berdasarkan pada suatu
fungsi tertentu.
digunakan.
(Arsitek : Le Corbusier)
a. Sejarah
Villa Savoye dibangun pada tahun 1929 dan selesai
pembangunan tahun 1931 berlokasi di 82, Rue De Villier Poissy,
France fungsi bangunan tersebut adalah rumah akhir pekan atau
rumah keluarga kecil. Arsitek yang merancang bangunan tersebut
ialah Le Corbusier, Piere Andre Jeanneret. Gaya Arsitektural
yang diterapkan pada Villa Savoye merupakan gaya arsitektural
“Modern Internasionalism”.
Gambar 1.1 Perspektif Bangunan
Sumber : https://www.archdaily.com/612249/ad, 17- 09- 2019.an Villa Savoye
b. Fasad
Hubungan Fasadnya terlihat pada dominan
garis vertikalnya. Garis-garis vertikal tersebut
diciptakan dari baik garis kolom, pembagian
jendela, dan penjajaran geometri bangunan itu
sendiri, Interpenetrasi (interpenetration tercipta
saat dua elemen saling melengkapi, namun ini
tidak berarti elemen tersebut kehilangan
independence -nya, namun justru tampak saling
memiliki).
Gambar 1.2 Detail Roof Top
Sumber : https://www.archdaily.com/612249/ad-, 17- 09- 2019.
c. Kesimpulan
Pengaruh Modernisme: Villa Savoye merupakan salah satu ikon arsitektur modernis dengan gaya yang mencerminkan prinsip dan
ideologi arsitektur modern pada saat itu. Didesain oleh Le Corbusier, arsitek ternama pada masa itu, villa ini menjadi contoh penting
dari pergerakan Modernisme dalam arsitektur.
Simbolisme Fungsionalitas: Villa Savoye dianggap sebagai representasi simbolis dari prinsip fungsionalitas dalam arsitektur
modern. Desainnya yang terbuka dan minimalis, dengan penggunaan ruang yang efisien dan fleksibel, menekankan pentingnya
memenuhi kebutuhan praktis penghuninya.
Manifestasi Lima Poin Arsitektur: Villa Savoye menjadi contoh nyata penerapan Lima Poin Arsitektur yang diusulkan oleh Le
Corbusier. Poin-poin tersebut meliputi rumah di atas tiang (pilotis), atap taman (roof garden), tata letak bebas (free plan), jendela
panjang (horizontal window), dan fasad bebas (free facade). Keberadaan Villa Savoye memberikan contoh visual yang kuat mengenai
implementasi konsep-konsep ini.
Pengaruh Terhadap Arsitektur Modern Selanjutnya: Villa Savoye telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap arsitektur
modern selanjutnya. Desainnya yang inovatif dan ide-ide yang diperkenalkan oleh Le Corbusier telah menginspirasi banyak arsitek
dalam menciptakan bangunan-bangunan modern yang mengutamakan fungsionalitas, efisiensi ruang, dan integrasi dengan lingkungan
sekitarnya.
1.3. Lassale Collega of the Arts, Singapore.
a. Sejarah
Lasalle College of The Arts berlokasi di Singapura, dibangun oleh RSP Architect pada tahun 2008. Bangunan ini
memiliki luas 35.000 m². RSP Architects merancang enam bangunan berbentuk organik yang memiliki tujuh lantai serta
memiliki jalan masuk berbentuk lorong yang membentang di antara bangunan seperti lava yang mengalir melalui lembah
yang diciptakan oleh proses geologi alami. Hal ini dapat diartikan dengan kekuatan kreatif yang mengalir dari dalam diri
siswa dan guru.
(Gambar 1.1. : Perspektif bangunan)
b. Fasad Bangunan
Bangunan Lassale collega singapore pada tampak bangunan menggunakan bahan batu dan alumunium yang di buat kotak-
kotak kecil dan menyelubungi bangunan keseluruhan, selain itu bentuk lubang kotak pada fasad digunakan untuk cahaya matahari
masuk yang cukup untuk kedalam massa bangunannya. Bentuk fasad hampir tidak memiliki bukaan kaca pada tampaknya Untuk
warna fasad bangunannya berwarna hitam dan terlihat kontras terhadap bangunan sekitarnya karena bangunan sekitarnya tidak ada
yang menggunakan warna hitam melainkan banyak yang menggunakan warna putih atau cream pada bangunannya.
Batu andesit warna hitam
pada fasad
Bangunan Lassale Collega Singapore pada fasadnya terlihat nemanpakan bebrapa material dominan dan tidak
memakai material yang berlebihan seperti pada fasad depannya menggunakan material batu dan alumunium yang
menutupi bagian luar, lalu bukaan banyak berupa kaca di bagian dalam di berbagai permukaan dengan ukuran
berbedabeda membuat dalam bangunan terlihat ramai dan kurang terlihat sederhana namun tetap selaras.
Kaca pada
massa bangunan
Bangunan Lassale Colega pf the Arts Singapore mempunya 6 massa bangunan yang letaknya berdekatan dan
menempel dengan bentk, tinggi dan lebar yang sama namun tetap didominasi oleh bentuk patah patah pada setiap massa
bangunannya. Bentukan lancip pada bangunan sering dapat di temukan karena dalam perletaknnya tidaklah rata. Namun
maju mundur sehingga menyebabkan adanya sisi yang lancip pada beberapa bagian luar massa bangunan.
Bentukan lancip
pada beberapa
massa bangunan
Bangunan Lassale Collega of the Arts Singapore menggunakan struktur yang sudah modern seperti penggunaan
bahan kaca panel yang dapat membantu sirkulasi udara dan pencahayaan. Penggunaan atap sudah lebih modern dengan
menggunakan membran teflon yang dengan mudah dapat mengikti bentuk bangunannya
c. Kesimpulan
Pada bangunan Lassale Collega of the Arts Singapore, penerapan arsitektur modern ke dalam bangunannya yaitu
berdasarkan prinsip-prinsipnya adalah bangunan dapat didesain dengan mmperhatikan disekitarnya. Mulai dari bentuk
sampai konsep bangunannya untuk mendukung prinsip modern yaitu bangunan yang akan direncanakan tidak tampak
sama dan gaya arsitektur modern lebih menonjol dibandingkan dengan bangunannya dan meskipun terlihat meonjol kesan
simple pada bangunan tetap harus terlihat. Selanjutnya, penerapan bentuk yang simetris modern dan tidak menggunakan
arsitektur tradisional ke dalam dan luar bangunannya yang dapat meningkatkan kesan modern pada bangunannya yang
didukung oleh penggunaan struktur dan kontruksinya bangunan yang modern dalam artian struktur yang mengikuti fungsi
bangunannya, lalu dengan pengerjaan yang mudah, cepat dan efisien dan menggunakan kemajuan.
Penerapan gaya arsitetur modern pada bangunan ini di antara lain dapat dilihat pada letak bangunan yang berada di
sekitar mall, perkantoran dan apartemen. Di mana bangunan ini mempunyai bentuk yang sederhana dan tidak terlalu
banyak menggunakan teknologi yang massa kini. Sedangkan bentuk yang digunakan pada Lassale Collega memiliki
konsep arsitektur modern yang berbeda dengan yang lainya, yaitu menggunakan bentuk dasar geometris, tetapi
bangunannya lebih abstrak dari bangunan lainnya dan tidak terpaku pada gaya desain di masa lalu dan dalam
menggunakan struktur dan kontruksinya yang canggih sehingga bangunan ini lebih kontras dibandingkan bangunan di
sekitarnya.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari ketiga bangunan tersebut, dapat disimpulkan bahwa arsitektur modern memiliki ciri khas yang unik dan
berbeda dari arsitektur sebelumnya. Arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan, fungsionalitas, dan kepraktisan dalam desain
bangunan.
1.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pembahasan di atas adalah bahwa arsitek harus memahami dan mengapresiasi arsitektur
sebelumnya, namun juga harus berani bereksperimen dengan desain yang lebih modern dan inovatif. Selain itu, arsitek harus
memperhatikan fungsionalitas dan kepraktisan dalam desain bangunan, serta mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan baru yang
lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan demikian, arsitek dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya indah dan menarik secara
visual, tetapi juga bermanfaat dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Thomas, et al. "Kajian penerapan arsitektur modern pada bangunan roger’s salon, clinic, spa and wellness center Bandung." Jurnal
Reka Raksa© Jurusan Teknik Arsitektur Itenas 2 (2013).
Wahjutami, Erlina Laksmiani. "Kesenjangan konsep dan penerapan gaya modern minimalis pada bangunan rumah tinggal." Mintakat: Jurnal
Arsitektur 18.1 (2017).
Poissy, France. "Villa Savoye."
Riyadi, G. W., Mauliani, L., & Sari, Y. (2019). SINGAPORE POLYTECHNIC DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI
TANGERANG.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA.
Wahid, J., & Alamsyah, B. (2013). Teori Arsitektur: Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat Dan Timur. Graha Ilmu. Yogyakarta
Prasetyo, T. H., Widyarthara, A., & Maringka, B. (2017). PUSAT KEBUGARAN & KECANTIKAN DI KOTA MALANG, TEMA
ARSITEKTUR MODERN. INSTITUT TEKNOLGI NASIONAL MALANG
Cahyani, M., & Sari, Y. (2020). Kajian Arsitektur Modern Pada Bangunan Pusat Mode. In Seminar Nasional Komunitas dan Kota
Berkelanjutan (Vol. 2, No. 1, pp. 124-130).
Indra, Ary. (2017). Firmitas: Aboday. Griya Kreasi. Jakarta