Anda di halaman 1dari 26

TUGAS PAPER MATA KULIAH TEORI ARSITEKTUR II

PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DALAM KONTEKS


Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Kaufmann House, Pennsylvania
Dosen Pengampu : I Kadek Mardika, S.T., M.Sc

Disusun Oleh:
Kelompok 9
1 Erni 213010502017
.
2 Pebiola 213010502023
.
3 Rusmida 213010502028
.
4 M. Galih 213010502007
.
5 Haris Setyawan 213010502019
.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
penyusunan paper ini tepat pada waktunya. Penulisan paper ini merupakan salah satu tugas untuk memenuhi mata kuliah Teori Arsitektur II.
Dalam penulisan paper ini saya selaku penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak I Kadek Mardika, S.T., M.Sc selaku dosen
pengampu mata kuliah yang mengarahkan dalam penyelesaian penyusunan paper ini.
Saya berharap dengan melalui pembuatan paper ini tidak hanya terbatas pada pemenuhan tugas saja. Namun, selain bermanfaat untuk diri
saya sendiri, hendaknya juga membawa manfaat pula bagi para pembaca, sehingga wawasan dan pengetahuan akan terus bertambah kedepannya.
Dalam penulisan paper ini saya merasa masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuat paper ini sebagai evaluasi diri kedepannya.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak terutama saya sendiri yang telah berperan serta dalam penyusunan paper ini
dari awal sampai akhir. Dengan ini saya selaku penulis ucapkan Terima Kasih.

Palangka Raya, 20 Mei 2023

Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arsitektur modern berasal dari gerakan desain arsitektur pada awal abad ke-20, yang menekankan pada kejelasan, kesederhanaan,
dan fungsi yang jelas. Gerakan ini muncul sebagai reaksi terhadap detail dan ornamen yang berlebihan pada arsitektur tradisional. Arsitektur
modern juga menekankan pada penggunaan bahan-bahan dan teknologi yang baru dan inovatif.
Pada awalnya, arsitektur modern lebih sering diterapkan pada bangunan komersial dan industri, seperti pabrik dan gudang. Namun,
dengan berkembangnya waktu, arsitektur modern juga mulai diterapkan pada bangunan hunian dan bangunan-bangunan publik lainnya.
Pada tahun 1920-an, beberapa arsitek terkemuka seperti Le Corbusier, Walter Gropius, dan Ludwig Mies van der Rohe,
memperkenalkan ide-ide dan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari arsitektur modern. Mereka menekankan pada penggunaan bahan-bahan
baru seperti beton bertulang, baja, dan kaca, serta memperkenalkan konsep fungsi dan utilitas yang jelas.
Pada tahun 1930-an, arsitektur modern semakin berkembang dan menyebar ke seluruh dunia. Beberapa bangunan ikonik seperti Villa
Savoye dan Farnsworth House dibangun pada periode ini, menunjukkan keindahan dan kepraktisan desain arsitektur modern.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an, arsitektur modern semakin populer di Amerika Serikat, dengan bangunan-bangunan seperti
Guggenheim Museum dan Seagram Building. Namun, pada akhir 1960-an, gerakan arsitektur postmodern mulai muncul sebagai reaksi
terhadap kesederhanaan dan ketiadaan ornamen pada arsitektur modern.
Meskipun demikian, arsitektur modern tetap menjadi pengaruh penting pada desain arsitektur masa kini. Prinsip-prinsip seperti
fungsi, kejelasan, dan penggunaan bahan-bahan dan teknologi yang inovatif, tetap menjadi dasar dari desain arsitektur modern.
Adapun tiga bangunan yang menerapkan pendekatan arsitektur modern ini antara lain adalah Roger’s Salon, Clinic, Spa and
Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega of the Arts, Singapore.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana gaya arsitektur dan desain bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega of the
Arts, Singapore berbeda satu sama lain?
b. Bagaimana sejarah dan konteks sosial-politik mempengaruhi desain ketiga bangunan tersebut?
c. Apa saja elemen-elemen desain yang paling menonjol dalam ketiga bangunan tersebut?

1.3 MANFAAT
a. Memahami perbedaan dan keunikan desain bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega of
the Arts, Singapore.
b. Meningkatkan pemahaman tentang bagaimana sejarah dan konteks sosial-politik mempengaruhi desain bangunan.
c. Menjelaskan elemen-elemen desain yang paling menonjol dalam ketiga bangunan tersebut.

1.4 TUJUAN
a. Menganalisis perbedaan dan keunikan desain bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Villa Savoye, Lassale Collega
of the Arts, Singapore
b. Menjelaskan bagaimana sejarah dan konteks sosial-politik mempengaruhi desain ketiga bangunan tersebut.
c. Menjelaskan elemen-elemen desain yang paling menonjol dalam ketiga bangunan tersebut, seperti penggunaan material,
proporsi, dan ornamen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Arsitektur
Arsitektur adalah pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus adalah disebabkan
perubahan konsep ruang. Sama halnya dengan seni visual lainnya, seni Arsitektur pun bertujuan untuk memperoleh keindahan yang ideal
dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Keindahan dalam Arsitektur merupakan nilai-nilai yang menyenangkan mata dan pikiran.
Sebenarnya apa yang disebut indah, sulit ditentukan ukuannya karena sifat subjektisitasnya selalu akan muncul. Sesuatu indah bagi
seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilihat apabila seorang seminan lukisan menggunakan
warna sebagai medianya, maka seorang arsitek menggunakan suatu bentuk tertentu yang dihasilkan oleh seorang Arsitek, dan akan dapat
mempengaruhi perasaan manusia. Selain dari bentuk, unsur-unsur lain juga berperan didalam sebuah Arsitektur seperti ruang, skala, warna,
tekstur dan kenyamanan. Arsitek pada umumnya didefenisikan sebagai “ seni penciptaan ruang dan bangunan untuk member wadah kepada
kehidupan bersama”. Pengertian ini membuat suatu penyempitan jangkauan arti Arsitektur itu sendiri.
Arsitektur berawal seperti perjalanan, sebelum akhirnya tumbuh menjadi sikap, yang diyakini dan dijalani, dan tumbuh dengan
pemahaman metodologis, rasional, dan terukur. Semakin jauh perjalanan arsitektur yang dialami, semakin perlu menempatkan metodologi
terukur dalam kerja yang dilakukan; seperti bernafas, berjalan dengan sendirinya. Sistem dalam industri kreatif (dalam hal ini yaitu
arsitektur) tidak terbatas hanya pada desain, tapi menyangkut aspek lain yang terkait di dalamnya. Ada faktor Manusia. Proses, dan Produk
Manusia adalah faktor tersulit, karena inilah sumber penggerak sebuah desain. Kemampuan mengelola manusia menjadi penting ketika
pikiran dan perasaan yang ikut andil sering menghasilkan rentang kualitas dengan spektrum yang luas. Untungnya kemajuan teknologi saat
ini, semakin mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dihasilkan oleh manusia. Proses adalah faktor berikut yang
merupakan refleksi konsistensi visi setiap arsitek Produk yang baik merupakan sebuah keniscayaan jika proses yang dijalankan sudah teruji
dan terbukti dalam waktu tertentu. Oleh karena itu, seperti pilot, jam terbang akan berbanding lurus dengan kuaitas desain yang dihasilkan
Dalam sistem berarsitektur yang benar, arsitek akan berperan sebagai penentu visi (Manusia), sebelum mengelola dan memasarkannya
(Proses), hingga akhirnya menghasilkan arsitektur yang bekerja dengan baik (Produk).
1.2. Teori Arsitektur
1.2.1. Theory in Architecture
Theory in Architecture mengenai segi formal, segi tektonik, struktur, dan juga prinsip estetika yang melandasi perubahan arsitektur.
Teori yang masuk ke dalam klasifikasi ini biasanya berwujud deskriptif, perspektif, dan superfisial.
1.2.2. Theory of Architecture

Theory of Architecture ialah bagaimana cara arsitek untuk mengembangkan prinsip dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknik, dan
juga gambar dalam proses desain dan pembuatan bangunan.
1.2.3. Theory about Architecture
Theory about Architecture bertujuan untuk dapat menjelaskan arti dan pengaruh arsitek, memposisikan arsitek dalam konteks sosial
budaya, dan juga menjelaskan bagaimana arsitek digunakan dan diterima dikalangan masyarakat.

1.3. Arsitektur Modern


1.3.1. Pengertian Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah sebuah konsep bangunan yang mengutamakan bentuknya dibandingkan dengan ornamen hias yang
akan digunakan. Untuk memberikan kenyamanan yang maksimal, konsep ini diterapkan dengan menggunakan material tertentu.
Desain arsitektur modern seringkali dipadukan dengan konsep lain sehingga mampu memberikan kesan yang lebih indah dan nyaman.
Hal inilah yang membuat konsep modern memiliki berbagai jenis. Salah satu yang paling populer digunakan saat ini adalah konsep
modern tropis dan minimalis.
Arsitektur modern minimalis menekankan pada konsep fungsional dari sebuah rumah agar dapat memenuhi segala kebutuhan
penghuni. Desain serta arsitek bangunan ini hanya menggunakan kebutuhan yang paling mendasar saja sehingga terlihat lebih simple.
Meskipun didesain secara simple, namun kesan modern dan fungsionalnya tetap terpancar. Bentuk geometris dan tanpa dekorasi
berlebihan menjadi salah satu karakter utama dari arsitektur minimalis. Sedangkan desain arsitektur modern tropis berfokus pada
kemampuan hunian bertahan dalam cuaca tropis. Setiap komponen bangunan akan dirancang secara khusus agar cahaya bisa masuk
dan keluar dengan leluasa pada hunian.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern dapat dipisahkan mejadi dua kata yaitu “arsitektur” yang berarti
seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya serta “modern” yang berarti terbaru atau
mutakhir. Maka secara harafiah, arsitektur modern dapat diartikan sebagai seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
bangunan yang terbaru atau termutakhir.
Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :
1. Pengertian sebagai sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah.
2. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih manusiawi yang diterapkan pada bangunan.
3. Totalitas daya, upaya dan karya dalam bidang arsitektur yg dihasilkan dari alam pemikiran modern yang dicirikan dengan sikap
mental yang selalu menyisipkan hal-hal baru, progresif, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala bentuk
pranatanya.
4. Asitektur yang ilmiah sekaligus artistik dan estetik, atau arsitektur yang artistik & estetik yang dapat dipertanggungkan secara
ilmiah.
Pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang
sifatnya kualitas fisik. Pada masa arsitektur modern, kualitas non- fisik lebih dipentingkan, seperti gagasangagasan ruang yang diolah
sehingga membentuk penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul “Age of The Master: A Personal View of Modern Architecture”, 1978,
perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Arsitektur modern merupakan Internasional Style
yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid yang serba kotak, tak berdekorasi dan
perulangan yang monoton merupakan ciri arsitektur modern.
1.3.2. Ciri Khas Arsitektur Modern
Arsitektur modern tentu berbeda dengan konsep arsitektur lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari ciri khas gaya arsitektur modern
sebagai berikut.
1. Menerapkan Garis Vertikal dan Horizontal
Arsitektur modern memiliki ciri khas yaitu menggunakan banyak garis vertikal dan horizontal pada bagian desain. Selain itu,
biasanya model bangunan akan didominasi dengan bentuk kotak.
2. Desain Asimetris
Arsitektur modern tidak memiliki aturan model tertentu, justru ciri khas bangunannya adalah memiliki bentuk yang asimetris.
Dalam konsep modern, desain bangunan tidak terlalu penting. Konsep ini lebih mengutamakan fungsi dari bangunan tersebut.
3. Menggunakan Sedikit Dekorasi
Desain modern akan menggunakan sedikit ornamen, berbeda dengan konsep desain lainnya. Hal tersebut terjadi karena ornamen
bukanlah bagian penting dalam desain modern. Komponen yang utama adalah sederhana dan fungsional.
4. Menggunakan Jendela Kaca dan Cahaya Natural
Memaksimalkan fungsi dari sebuah bangunan merupakan fokus utama dari konsep arsitektur modern. Alasan inilah yang membuat
penerapannya perlu menggunakan cahaya natural dan jendela kaca yang besar. Dengan begitu alam dan rumah akan menyatu
secara langsung. Hal tersebut memungkinkan orang yang berada di dalam rumah bisa tetap mendapatkan sinar matahari secara
alami.
5. Menggunakan Material dan Sistem Modern
Perkembangan arsitektur modern membuat ciri bangunannya didominasi dengan penggunaan sistem modern. Penggunaan
teknologi smart home dan material yang kuat mampu menciptakan konstruksi modern yang menawan.

6. Dipadukan dengan Material Tradisional


Konsep modern memang didominasi dengan penggunaan teknologi konstruksi, namun penggunaan perpaduan material tradisional
juga menjadi salah satu ciri khasnya. Hal tersebut dilakukan karena material tradisional dinilai lebih berkualitas sehingga lebih
kokoh. Agar lebih efisien dan fungsional, kedua materi tersebut harus digabungkan dalam penerapannya.
7. Mengoptimalkan Fungsi Ruangan
Fungsional menjadi poin utama dari penerapan arsitektur modern saat membuat bangunan. Hal tersebut dilakukan untuk membuat
ruangan dapat berfungsi sesuai dengan peranannya.
1.3.3. Prinsip Arsitektur Modern
1. Bentuk Mengikuti Fungsi Bangunan (Fungsional)
Prinsip utama arsitektur modern adalah fungsional. Artinya bangunan dibuat dengan tujuan utamanya, yaitu memaksimalkan fungsi
dari keseluruhan area. Prinsip ini dibuat melalui perencanaan fungsi dari masing-masing area yang akan dibuat. Setelah itu barulah
bentuk bangunan mengikuti fungsi yang sudah direncanakan tersebut. Teori ini pertama kali diciptakan oleh arsitektur Amerika
Louis Sullivan.
2. Material Tradisional dan Ekspos
Material bangunan harus ditempatkan ditempat yang sesuai tanpa harus memikirkan karakter dan tampilan dari material tersebut.
Benar-benar mengekspos material apa adanya. Contohnya semen yang tidak dicat, kayu yang tidak dipoles agar terlihat alami dan
natural. Teori ini diungkapkan oleh Bauhaus dan menjadikan hal tersebut menjadi prinsip utamanya.

2.1. Sejarah Arsitektur Modern


Arsitektur modern mulai berkembang sebagai akibat adanya perubahan dan perkembangan dalam teknologi, sosial dan kebudayaan
yang dihubungkan dengan revolusi industri pada tahun 1760-1863. Adapun tenggang waktu pada perkembangan arsitektur modern dapat
dibagi sebagai berikut:
1. Periode I (1900-1929) Mulai tahun 1890-an sampai dengan 1930-an, terjadi sejumlah pertentangan dalam dunia arsitektur yang
ditunjukkan melalui munculnya berbagai eksperimen yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok. Eksperimen tersebut
diungkapkan sebagai sebuah pertentangan yang membutuhkan 40 tahun untuk menciptakan arsitektur Modern. Arsitektur modern
mulai menonjol setelah perang dunia I pada tahun 1917 bersamaan dangan hancurnya sarana, prasarana dan ekonomi. Pada masa ini,
faktor terbentuknya ruang juga ditunjang faktor komposisi, rasio dan dimensi manusia. Kemudian berkembang konsep free plan atau
universal plan, yaitu ruang yang ada dapat dipergunakan untuk berbagai macam aktifitas atau ruang dapat diatur fleksibel dan dapat
digunakan untuk berbagai fungsi, sehingga typical concept mulai berkembang yaitu ruang- ruang dibuat standar dan berlaku universal.
Konsep open space nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan menerus serta pemakaian material utama berupa
baja, beton dan kaca yang menonjolkan bentuk polos. Ornamen dianggap sebagai suatu kejahatan dalam arsitektur modern. Arsitektur
modern berarti putusnya hubungan dengan sejarah dan daerah serta bersifat universal.
Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah “FORM FOLLOWS FUNCTION” yang
dikembangkan oleh Louis Sullivan, dengan beberapa ciri sebagai berikut:
a. Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
b. Struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa ornamen).
c. Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
d. Fungsi sejalan atau menyertai dengan wujud.
Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam periode ini antara lain:
a. Louis Sullivan
b. Frank Lloyd Wright
c. Le Corbusier
d. Walter Gropius
e. Ludwig Mies van de Rohe

2. Periode II (1930-1939) Pada periode ini, perkembangan arsitektur modern sudah sampai di seluruh Eropa, Amerika dan Jepang.
Masing-masing daerah mempunyai perbedaan iklim, keadaan tanah dan tradisi yang dapat mempengaruhi apresiasi bentuknya.
Perkembangan metode hubungan ruang, bentuk, bahan dan struktur tidak lagi bersifat universal, akan tetapi mempunyai hubungan
yang sangat erat dengan tempat atau lokasi dimana bangunan itu didirikan, dan dengan karakteristik daerah tersebut. Karakteristik
bentuk dan tampilan dengan gaya international style atau universal style dari arsitektur modern pada peride ini diwarnai oleh tipe-tipe
tampilan baru, yaitu tampilan dengan memperhatikan penggunaan bahan-bahan lokal setempat.
Pada prinsipnya arsitektur merupakan perpaduan antara keahlian, perkembangan teknologi, industri serta seni dengan paham
kedaerahan (manusia dan lingkungan) dengan tidak mengurangi rasa kesatuan yang disebut kemanusiaan. Tokoh – tokoh yang
berpengaruh dalam periode ini antara lain:
a. Alvar Aalto
b. Arne Jacobsen
c. Oscar Niemeyer.
Tokoh-tokoh pada periode sebelumnya tetap berkarya dengan mengikuti pemikiran pada periode II.

3. Periode III (1949-1966) Pada periode III ini, perancangan tidak hanya mempertimbangkan bagian dalamnya saja, tetapi juga
hubungannya dengan keadaan lingkungan bangunan tersebut akan berdiri, misalnya iklim. Bangunan yang tercipta mencerminkan
hubungan yang erat dengan teknologi. Hal ini terlihat dari penggunaan produk baru pada masa itu, seperti baja, alumunium, metal dan
beton pracetak.
Penggunaannya dapat dibagi menjadi dua prinsip dasar yang berbeda yaitu:
a. Dilihat dari segi keindahan eksterior dan interior (estetika).
b. Dilihat dari metode produksi (efisiensi). Walaupun setiap aliran atau paham yang berkembang pada periode arsitektur modern
mempunyai ciri khas masing-masing, akan tetapi periode arsitektur modern ditandai dengan sebuah persamaan yang mendasar,
yaitu segala bentuk permasalah dan konsep asitekturnya harus dinyatakan dengan jelas, tegas dan berdasarkan pada suatu
fungsi tertentu.

2.2. Pendekatan Arsitektur Modern


Pendekatan arsitektur modern adalah suatu aliran arsitektur yang muncul pada awal abad ke-20 dan fokus pada penggunaan bahan
baru dan teknologi modern untuk menciptakan desain yang lebih inovatif dan fungsional. Pendekatan ini juga menekankan pada
penyederhanaan bentuk dan penghilangan ornamen yang berlebihan. Beberapa arsitek terkenal yang mengembangkan pendekatan arsitektur
modern adalah Le Corbusier, Mies van der Rohe, dan Frank Lloyd Wright.
BAB III
OBJEK

1.1. Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center, Jakarta

(Arsitek : Adrieanto, ST)

a. Sejarah dan Latar Belakang


Pada awalnya Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center didirikan di daerah Senopati, Jakarta. Di kota Bandung, Roger’s
Salon, Clinic, Spa and Wellness Center pertama kali berlokasi di daerah Dago pada tahun 2006. Selanjutnya, Roger’s Salon, Clinic, Spa
and Wellness Center di kota Bandung membuka cabang keduanya di Jalan Pelajar Pejuang.
b. Deskripsi Bangunan
Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center yang dikaji memiliki alamat di Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 76, Lingkar Selatan,
Bandung. Bangunan ini didesain oleh Adrieanto, ST dan terdiri dari 4 lantai plus 1 basement. Basement digunakan hanya untuk parkir
karyawan. Lantai satu terdiri dari area salon, spa dan cafe. Lantai dua terdiri dari salon dan spa. Lantai tiga terdiri dari tempat aerobik,
kantor, ruang rapat, dan fasilitas servis. Lantai paling atas berfungsi sebagai salon, spa dan klinik.
c. Konsep Desain
Bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center memiliki konsep Modern Minimalis yang dibagi menjadi tiga pokok,
yaitu eye catching, fungsional, serta filosofi dari salon dan spa itu sendiri. Konsep eye catching ditujukan untuk menarik masyarakat
sekitar. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan atap miring yang tidak biasa. Selain itu, elevasi lantai bangunan ini pun dinaikkan satu
meter dari permukaan jalan. Konsep fungsional yang menganut form follow function merupakan konsep mendasar dari Arsitektur
Modern yang diterapkan pada bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center. Konsep terakhir adalah penggunaan filosofi
salon dan spa sebagai salah satu unsur penentu perancangan. Salon, Klinik dan Spa pada umumnya mengacu pada filosofi pemujaan
terhadap kecantikan dan pengunaan bahan alami. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan material-material yang alami seperti bebatuan,
baik pada tampak maupun ruang dalam bangunan.
d. Tampak Bangunan
Atap bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Dinding pada bangunan diselesaikan dengan dua cara,
Wellness Center menggunakan struktur baja hollow yaitu melapisi dengan batu alam seperti pada entrance, dan
dengan penutup atap zincalume, sedangkan kanopi penggunaan cat.
bangunan menggunakan beton slab.

Gambar 1.1 Atap dan Kanopi Gambar 1.2 Finishing dinding


Bukaan pada tampak terdiri dari dua jenis, yaitu pintu Ornamen pada bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and
dan jendela. Pintu menggunakan material kayu untuk entrance Wellness Center hanyalah berupa signage yang
salon, dan material kaca pada entrance café. Jendela menjelaskan nama serta fungsi bangunan.
menggunakan material kaca dengan sistem tanam tanpa

Gambar 1.4 Ornamen sebagai signage


kusen.
Gambar 1.3 Bukaan pintu dan jendela
Tampak bangunan didominasi oleh bentuk geometris segi empat.
Bangunan berbentuk kubistis dengan substraktif dan additif serta
perbandingan panjang, lebar, dan tinggi tertentu. Material yang
digunakan pada bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness
Center berupa material-material alam, seperti batu alam dan kayu.
Selain itu juga terdapat material modern pada tampak bangunan, seperti
material beton dan kaca. Batu alam yang digunakan adalah batu alam
templek dan batu andesit untuk lantai, sedangkan material kayu yang
digunakan adalah kayu temper oven sebagai estetika pada tampak
bangunan.

Gambar 1.5 Material pada tampak


Warna-warna yang digunakan pada tampak bangunan adalah warna putih, krem dan warna-warna dari material yang

digunakan.

Gambar 1.6 Warna-warna pada tampak


e.
Kesimpulan
Bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center menggunakan langgam Arsitektur Modern pada tampak bangunan dan
layout ruang dalam, dapat dilihat dari atap dan kanopi, dinding, bukaan, ornamen, bentuk, proporsi, material, warna, tekstur, bentuk
denah, bentuk potongan, zonning, hubungan antar ruang, dan sirkulasi. Dilihat dari periodisasinya, bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa
and Wellness Center menganut Aliran Fungsionalisme dan Kubisme di era tahun 1920-1940. Hal ini dilihat dari bentuk massa yang
berupa kubus mengalami perpanjangan menjadi bentuk balok dan bentuk tersebut merupakan proyeksi dari ruang dalam pada denah,
sehingga dapat disimpulkan bahwa bangunan menganut paham form follow function.
Tampak bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa, and Wellness Center memiliki kaitan dengan layout ruang dalam hal ini dapat
dilihat dari tampak yang merupakan bentuk proyeksi ruang dalam pada denah. Selain itu fungsi mempengaruhi tampak dan layout ruang
dalam pada bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa, and Wellness Center. Hal ini dikarenakan bangunan ini merupakan bangunan yang
direncanakan fungsinya sejak awal dan menganut paham form follow function. Penerapan langgam Arsitektur Modern pada bangunan
Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center tidak sepenuhnya murni seperti langgam Arsitektur Modern pada awal kemunculannya
di negara- negara subtropis empat musim, namun sudah mengalami perubahan berdasarkan adaptasi terhadap iklim tropis di Indonesia.
Perubahan itu dapat dilihat dari kemiringan atap, penggunaan kanopi dan substraktif dinding bangunan yang berfungsi sebagai sun
shading, dan peninggian elevasi lantai setinggi 1 meter dari muka tanah.
1.2. Villa Savoye, France

(Arsitek : Le Corbusier)

a. Sejarah
Villa Savoye dibangun pada tahun 1929 dan selesai
pembangunan tahun 1931 berlokasi di 82, Rue De Villier Poissy,
France fungsi bangunan tersebut adalah rumah akhir pekan atau
rumah keluarga kecil. Arsitek yang merancang bangunan tersebut
ialah Le Corbusier, Piere Andre Jeanneret. Gaya Arsitektural
yang diterapkan pada Villa Savoye merupakan gaya arsitektural
“Modern Internasionalism”.
Gambar 1.1 Perspektif Bangunan
Sumber : https://www.archdaily.com/612249/ad, 17- 09- 2019.an Villa Savoye

b. Fasad
Hubungan Fasadnya terlihat pada dominan
garis vertikalnya. Garis-garis vertikal tersebut
diciptakan dari baik garis kolom, pembagian
jendela, dan penjajaran geometri bangunan itu
sendiri, Interpenetrasi (interpenetration tercipta
saat dua elemen saling melengkapi, namun ini
tidak berarti elemen tersebut kehilangan
independence -nya, namun justru tampak saling
memiliki).
Gambar 1.2 Detail Roof Top
Sumber : https://www.archdaily.com/612249/ad-, 17- 09- 2019.

Roof top di bangunan Villa Savoye


menambah konsep dari arsitektur modern sendiri
yang mengedepankan open plan dan menyatu
dengan alam. Dominan vertikal berupa garis-garis
yang dihadirkan oleh penjajaran kolom- kolom dan
garis- garis yang memisah jendela.
Penerapan desain yang akan di ambil
melihat bangunan Villa Savoy adalah penerapan
kolom kolom pilotis serta komposisi unsur garis
dan volume yang sangat seimbang dan dengan
pendekatan open plan pada rooftop agar lebih
terasa hubungan dengan lingkungan sekitar.
Gambar 1. 3 Elemen Garis Vertikal Villa Savoye
Sumber : https://www.archdaily.com/612249/ad-, 17- 09- 2019.

c. Kesimpulan
Pengaruh Modernisme: Villa Savoye merupakan salah satu ikon arsitektur modernis dengan gaya yang mencerminkan prinsip dan
ideologi arsitektur modern pada saat itu. Didesain oleh Le Corbusier, arsitek ternama pada masa itu, villa ini menjadi contoh penting
dari pergerakan Modernisme dalam arsitektur.
Simbolisme Fungsionalitas: Villa Savoye dianggap sebagai representasi simbolis dari prinsip fungsionalitas dalam arsitektur
modern. Desainnya yang terbuka dan minimalis, dengan penggunaan ruang yang efisien dan fleksibel, menekankan pentingnya
memenuhi kebutuhan praktis penghuninya.
Manifestasi Lima Poin Arsitektur: Villa Savoye menjadi contoh nyata penerapan Lima Poin Arsitektur yang diusulkan oleh Le
Corbusier. Poin-poin tersebut meliputi rumah di atas tiang (pilotis), atap taman (roof garden), tata letak bebas (free plan), jendela
panjang (horizontal window), dan fasad bebas (free facade). Keberadaan Villa Savoye memberikan contoh visual yang kuat mengenai
implementasi konsep-konsep ini.
Pengaruh Terhadap Arsitektur Modern Selanjutnya: Villa Savoye telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap arsitektur
modern selanjutnya. Desainnya yang inovatif dan ide-ide yang diperkenalkan oleh Le Corbusier telah menginspirasi banyak arsitek
dalam menciptakan bangunan-bangunan modern yang mengutamakan fungsionalitas, efisiensi ruang, dan integrasi dengan lingkungan
sekitarnya.
1.3. Lassale Collega of the Arts, Singapore.

(Dibangun Oleh : RSP Architect)

a. Sejarah
Lasalle College of The Arts berlokasi di Singapura, dibangun oleh RSP Architect pada tahun 2008. Bangunan ini
memiliki luas 35.000 m². RSP Architects merancang enam bangunan berbentuk organik yang memiliki tujuh lantai serta
memiliki jalan masuk berbentuk lorong yang membentang di antara bangunan seperti lava yang mengalir melalui lembah
yang diciptakan oleh proses geologi alami. Hal ini dapat diartikan dengan kekuatan kreatif yang mengalir dari dalam diri
siswa dan guru.
(Gambar 1.1. : Perspektif bangunan)

b. Fasad Bangunan
Bangunan Lassale collega singapore pada tampak bangunan menggunakan bahan batu dan alumunium yang di buat kotak-
kotak kecil dan menyelubungi bangunan keseluruhan, selain itu bentuk lubang kotak pada fasad digunakan untuk cahaya matahari
masuk yang cukup untuk kedalam massa bangunannya. Bentuk fasad hampir tidak memiliki bukaan kaca pada tampaknya Untuk
warna fasad bangunannya berwarna hitam dan terlihat kontras terhadap bangunan sekitarnya karena bangunan sekitarnya tidak ada
yang menggunakan warna hitam melainkan banyak yang menggunakan warna putih atau cream pada bangunannya.
Batu andesit warna hitam
pada fasad

Bangunan Lassale Collega Singapore pada fasadnya terlihat nemanpakan bebrapa material dominan dan tidak
memakai material yang berlebihan seperti pada fasad depannya menggunakan material batu dan alumunium yang
menutupi bagian luar, lalu bukaan banyak berupa kaca di bagian dalam di berbagai permukaan dengan ukuran
berbedabeda membuat dalam bangunan terlihat ramai dan kurang terlihat sederhana namun tetap selaras.

Kaca pada
massa bangunan

Bangunan Lassale Colega pf the Arts Singapore mempunya 6 massa bangunan yang letaknya berdekatan dan
menempel dengan bentk, tinggi dan lebar yang sama namun tetap didominasi oleh bentuk patah patah pada setiap massa
bangunannya. Bentukan lancip pada bangunan sering dapat di temukan karena dalam perletaknnya tidaklah rata. Namun
maju mundur sehingga menyebabkan adanya sisi yang lancip pada beberapa bagian luar massa bangunan.

Bentukan lancip
pada beberapa
massa bangunan
Bangunan Lassale Collega of the Arts Singapore menggunakan struktur yang sudah modern seperti penggunaan
bahan kaca panel yang dapat membantu sirkulasi udara dan pencahayaan. Penggunaan atap sudah lebih modern dengan
menggunakan membran teflon yang dengan mudah dapat mengikti bentuk bangunannya

Dinding kaca Atap menggunakan


menggunakan panel membran teplon

c. Kesimpulan
Pada bangunan Lassale Collega of the Arts Singapore, penerapan arsitektur modern ke dalam bangunannya yaitu
berdasarkan prinsip-prinsipnya adalah bangunan dapat didesain dengan mmperhatikan disekitarnya. Mulai dari bentuk
sampai konsep bangunannya untuk mendukung prinsip modern yaitu bangunan yang akan direncanakan tidak tampak
sama dan gaya arsitektur modern lebih menonjol dibandingkan dengan bangunannya dan meskipun terlihat meonjol kesan
simple pada bangunan tetap harus terlihat. Selanjutnya, penerapan bentuk yang simetris modern dan tidak menggunakan
arsitektur tradisional ke dalam dan luar bangunannya yang dapat meningkatkan kesan modern pada bangunannya yang
didukung oleh penggunaan struktur dan kontruksinya bangunan yang modern dalam artian struktur yang mengikuti fungsi
bangunannya, lalu dengan pengerjaan yang mudah, cepat dan efisien dan menggunakan kemajuan.
Penerapan gaya arsitetur modern pada bangunan ini di antara lain dapat dilihat pada letak bangunan yang berada di
sekitar mall, perkantoran dan apartemen. Di mana bangunan ini mempunyai bentuk yang sederhana dan tidak terlalu
banyak menggunakan teknologi yang massa kini. Sedangkan bentuk yang digunakan pada Lassale Collega memiliki
konsep arsitektur modern yang berbeda dengan yang lainya, yaitu menggunakan bentuk dasar geometris, tetapi
bangunannya lebih abstrak dari bangunan lainnya dan tidak terpaku pada gaya desain di masa lalu dan dalam
menggunakan struktur dan kontruksinya yang canggih sehingga bangunan ini lebih kontras dibandingkan bangunan di
sekitarnya.
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dari ketiga bangunan tersebut, dapat disimpulkan bahwa arsitektur modern memiliki ciri khas yang unik dan
berbeda dari arsitektur sebelumnya. Arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan, fungsionalitas, dan kepraktisan dalam desain
bangunan.
1.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan pembahasan di atas adalah bahwa arsitek harus memahami dan mengapresiasi arsitektur
sebelumnya, namun juga harus berani bereksperimen dengan desain yang lebih modern dan inovatif. Selain itu, arsitek harus
memperhatikan fungsionalitas dan kepraktisan dalam desain bangunan, serta mempertimbangkan penggunaan bahan-bahan baru yang
lebih efisien dan ramah lingkungan. Dengan demikian, arsitek dapat menciptakan bangunan yang tidak hanya indah dan menarik secara
visual, tetapi juga bermanfaat dan berkelanjutan bagi lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Thomas, et al. "Kajian penerapan arsitektur modern pada bangunan roger’s salon, clinic, spa and wellness center Bandung." Jurnal
Reka Raksa© Jurusan Teknik Arsitektur Itenas 2 (2013).
Wahjutami, Erlina Laksmiani. "Kesenjangan konsep dan penerapan gaya modern minimalis pada bangunan rumah tinggal." Mintakat: Jurnal
Arsitektur 18.1 (2017).
Poissy, France. "Villa Savoye."
Riyadi, G. W., Mauliani, L., & Sari, Y. (2019). SINGAPORE POLYTECHNIC DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN DI
TANGERANG.UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA.
Wahid, J., & Alamsyah, B. (2013). Teori Arsitektur: Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori Barat Dan Timur. Graha Ilmu. Yogyakarta
Prasetyo, T. H., Widyarthara, A., & Maringka, B. (2017). PUSAT KEBUGARAN & KECANTIKAN DI KOTA MALANG, TEMA
ARSITEKTUR MODERN. INSTITUT TEKNOLGI NASIONAL MALANG
Cahyani, M., & Sari, Y. (2020). Kajian Arsitektur Modern Pada Bangunan Pusat Mode. In Seminar Nasional Komunitas dan Kota
Berkelanjutan (Vol. 2, No. 1, pp. 124-130).
Indra, Ary. (2017). Firmitas: Aboday. Griya Kreasi. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai