Anda di halaman 1dari 7

DASAR DESAIN GRAFIS

BAB :
PRINSIP-PRINSIP TATA
LETAK DESAIN GRAFIS
PETA KONSEP MODUL 2

Prinsip-prinsip desain adalah suatu guide yang dapat membantu anda


dalam membuat desain sehingga desain akan mudah dan dapat
menghasilkan desain yang good layout dan tidak menghasilkan desain
yang dazzling.  Dengan menggunakan prinsip desain tersebut seorang
desainer dapat dengan mudah menyatukan komposisi dan kesan yang
akan disampaikan pada sebuah desain.

1. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan/Balance merupakan prinsip dalam layout yang
menghindari kesan berat/ ketidakseimbangan bidang atau ruang
yang terisi oleh unsur unsur seni rupa. Keseimbangan dibagi menjadi
dua, yaitu :

a. Keseimbangan Keseimbangan simetris terjadi ketika


Simetris keseimbangan unsur visual terjadi secara
vertical ataupun horizontal.
Gaya ini biasanya menggunakan dua elemen
yang diletakan dengan tempat dan jarak yang
sama seperti cermin (titik tengah adalah garis
cermin).
Contoh desain simetris :
b. Keseimbangan Keseimbangan asimetris terjadi apabila unsur
Asimetris visual dari elemen desain tidak merata,
namun tetap terlihat seimbang.
Gaya ini menggunakan permainan visual
kontras, warna, dan sebagainya dengan titik
yang beraturan.
Contoh desain Asimetris :

2. Penekanan (Emphasis) - Gagasan


Penekanan atau dalam bahasa inggris (Emphasis) secara harfiah
berarti memberi arti penting. Ini merupakan prinsip desain yang
mengacu pada pemberian kepentingan khusus untuk satu atau bagian
tertentu dari desain. Penekanan dibuat dengan cara membuat unsur
visual yang diperbesar, dipertebal atau cara lainnya yang membuatnya
lebih menonjol agar mendapat perhatian pertama/terfokuskan.

Contohnya:
Ketika sobat membuat Tabligh Akbar yang akan dihadiri oleh Ustad
Abdul Somad LC. Kita harus bertanya pada diri sendiri : 

Apa informasi pertama yang paling penting untuk diketahui pembaca ?

Apakah itu adalah Ustadz yang akan hadir ?

Atau tempat pelaksanaan ?

Bagaimana dengan hari dan jam ?

Jika sudah mengetahui bagian mana yang


terpenting, maka berikan penekanan khusus
padanya. Okeh disini saya jadikan "Ustadz
Abdul Somad LC" sebagai bagian terpenting
dalam poster, yang harus diketahui Audiens.

Jadi aturlah layout, penempatan maupun


informasi dimana seluruh elemen yang ada
tidak akan menyamai bobot dari unsur
terpenting. Misalnya memasukkan gambar
Ustadz dan memperbesar ukuran Font
untuk namanya. 
Pelajari pula tentang cara
mengkombinasikan warna yang kuat, agar bisa terfokus pada element
terpenting. Misalnya, background merah dan nama Ustadz diberikan
warna Putih. Ini sangat kontras dan pasti akan dilihat pertama kali oleh
mata.

3. Kontras (contrast)

Kontras adalah prinsip desain yang penting karena memungkinkan kita


untuk menarik elemen-elemen terpenting pada desain dan
memberikannya penekanan kesan aktif dan kuat, sehingga menarik
perhatian pembaca. Sedangkan harmoni menunjukkan kesan yang
sebaliknya, yaitu pasif. Harmoni berfungsi sebagai faktor “ pengaman”
agar publikasi tidak terlalu ramai dan hiruk pikuk.

Kontras terjadi ketika dua


elemen desain bertentangan
satu sama lain, misalnya:
warna hitam dan putih, kotak
dan bulat, titik dan garis, tebal
dan tipis, modern dan
tradisional.

Dengan kekontrasan desain,


kita bisa memandu mata audiens menuju kebagian terpenting dari
desain dan membantu mengatur informasi lebih mudah. Contoh
sederhananya: Warna background harus berlawanan dengan warna
tulisan, agar lebih mudah dibaca. Memberikan penebalan, warna
berbeda pada teks terpenting dari desain.

Ketika ingin mencari contoh desain yang benar-benar kuat kontrasnya,


pasti didalamnya hanya menampilkan 2 Jenis font berbeda saja. Itu
karena kontras dapat dicapai secara efektif dengan dua font berbeda
dan satunya itu memiliki bentuk yang kuat. Jika ditambahkan lagi satu
jenis font, maka itu mungkin akan mengacaukan. Kecuali kita bisa
menetralisisrnya dengan menggunakan prinsip desain lainnya.

4. Ritme (Rythm) dan Pengulangan (Repetition)

Ritme atau irama dibuat untuk mengatur pengulangan agar


menciptakan pengulangan yang terstruktur dan lebih berseni. Ritme
dapat dicapai melalui elemen linear, bergantian, gradasi, atau bentuk
yang rumit.

Pengulangan merupakan prinsip desain yang penting untuk


memperkuat tampilan keseluruhan desain. Prinsip ini akan
menghubungkan elemen-elemen berbeda agar mereka tetap
teratur dan lebih konsisten.
Dalam bentuk –bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak
pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip
irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk –
bentuk unsur rupa.

Bentuk disamping merupakan


contoh dari Ritme dan
pengulangan pada elemen-elemen
tertentu dari desain. Hasilnya
membentuk suatu gerakan yang
terorganisir.

5. Gerakan (Movement)

Prinsip gerakan akan mengendalikan elemen dalam suatu komposisi


sehingga mata diarahkan untuk berpindah dari satu ke yang lainnya,
sehingga informasi yang diberikan akan tepat kepada audiens. Gerakan
akan menciptakan narasi dan cerita pada desain. Misalnya : Poster
Tabligh Akbar diadakan di lokasi ini, pada saat ini, dibawakan oleh ini
dan bagaimana syarat untuk ke lokasi. Semua info diatas akan
diurutkan dari yang terpenting hingga kebawah, sehingga menciptakan
alur, dan mata audiens akan terarahkan.

Namun jika tanpa gerakan yang tepat, desain akan menghasilkan


keacakan dan terhambur. Mata audiens pasti aan kemana-mana dan
kebingungan.

Gerakan visual lebih dikenal didunia desain grafis sebagai "flow" atau
aliran.

6. Kesatuan ( Unity )
Prinsip Kesatuan merupakan pengaturan yang
tepat pada elemen-elemen desain untuk
memberikan keselarasan secara keseluruhan.
Desainer menggunakan kesatuan agar elemen-
elemen dalam suatu komposisi tampak
berhubungan. Ketika setiap elemen memiliki
hubungan visual yang jelas antara satu dan
lainnya, maka lebih mudah disatukan. Ketika
persatuan sudah tercapai komposisi menjadi
tidak berantakan atau membingungkan. Desain
lebih terorganisasi dan membangkitkan
kualitasnya. Konsep akan dikomunisasikan
dengan lebih jelas.
7. Ruang (Space)
Ruang dalam desain mengacu pada jarak, area tertentu dalam suatu
komposisi. Ruang dapat dibagi menjadi 4 :

a. Ruang positif adalah ruang dimana tempat


subjek utama dalam suatu komposisi desain, ini
merupakan titik fokus dalam satu kesatuan
desain.

Contoh disamping memperlihatkan ruang


positif berwarna hitam berbentuk vas bunga. Itulah
titik fokus atau bentuk yang ingin disampaikan
kepada audiens, bahwa ini adalah vas bunga.

b. Ruang negatif adalah area kosong dalam desain


yang mengelilingi subjek sifatnya lebih pasif dan
didefinisikan sebagai tepi dari ruang positif yang
ada disekitarnya. 

Dalam contoh disamping, Ruang negatif berwarna


hitam yang bentuknya persegi mengelilingi subjek
atau bisa dikatakan sebagai latar belakang. Namun
apakah anda melihat bentuk dari ruang negatif
tersebut? Itulah dua bentuk wajah dari samping. 

Kesimpulannya, kita juga bisa memanfaatkan ruang negatif untuk


memberikan kesan dan arti tertentu pada suatu komposisi. Sebagai
tempat peristirahatan mata audiens ketika dapat mengenali maksud dari
ruang negatif tersebut.

c. Ruang dua dimensi


Ruang dua dimensi memiliki
bentuk visual yang tampak datar
atau tidak memiliki kedalaman,
setiap mata yang melihat pasti
mengasumsikanya dua dimensi.
Hanya memiliki panjang dan
lebar. Pada contoh disamping,
gambar dua dimensi tampak
datar dibandingkan 3 dimensi.
Padahal keduanya berada pada
bidang yang sama.

d. Ruang tiga dimensi


Ruang tiga dimensi memiliki bentuk visual yang tampak diberikan
sentuhan kedalaman. Sentuhan ini bisa berupa warna terang ke gelap
atau arsiran pada ke arsiran tidak padat.

Anda mungkin juga menyukai