Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AGAMA DAN FUNGSINYA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Pengantar PAK
Dosen Pengampu: Dra. Tiurma Barasa, M.Pd.K

Oleh:
Nico Anderson Hutabalian
200101297

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN KRISTEN
INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) TARUTUNG
2020
ABSTRAK
Agama adalah suatu fenomena yang selalu hadir dalam sejarah umat manusia,
bahkan dapat dikatakan bahwa sejak manusia sudah ada, fenomena agama telah
hadir. Walaupun demikian, tidaklah mudah untuk mendefenisikan apa itu Agama.
Mengapa? Melalui makalah ini, kita diharapkan mencapai tiga tujuan
pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan dan dicapai adalah:
(i) bersikap rendah hati dan bergantung kepada Tuhan yang diwujudkan Antara
lain dalam ibadah yang teratur; (ii) menunjukkan sikap hormat terhadap orang
lain dalam kepelbagaian agama, suku dan budaya; (iii) menjelaskan pengertian
agama, mengindentifikasi fungsi fungsi agama dalam kehidupan manusia baik
yang positif maupun negatif, merumuskan pengertian gama dengan kata kata
sendiri, dan menalar perbedaan fungsi agama yang positif dan negatif.

Kata Kunci: Agama, Kehidupan Umat Manusia

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, dan Taufik sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah ini, dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
tentang Agama dan peran Agama dalam kehidupan manusia.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan ataupun kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, Oktober 2020

Nico Anderson Hutabalian

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii

BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………….......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………....…....………2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………..2
1.5 Sistematika Penulisan…………….……………………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………….....3
2.1 Pengertian Agama Secara Umum…………………………………………3
2.2 Peran Dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan Manusia……………………..4
2.3 Hikmah Agama Dan Sikap Hidup Beragama Kepada Sesama Manusia….7
2.4 Toleransi Beragama……………………………………………………….7
2.5 Kembali kepada Fitrah Beragama………………………………………….8
2.6 Jangan Berpecah…………………………………………………………...8
2.7 Toleransi sebagai Nilai dan Norma………………………………………..8
2.8 Perkembangan Agama Dunia Kini dan Mendatang……………………...9

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………....10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….10

Iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia memiliki kebebasan untuk beragama. Agama memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu
dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran Agama bagi kehidupan
manusia. Maka, internalisasi nilai nilai Agama dalam kehidupan setiap
pribadi menjadi sebuah kemiscayaan yang pasti ditempuh oleh manusia.
Dilihat dari peran dan fungsi agama bagi kehidupan manusia, sejatinya
manusia tidak akan merasakan ketenangan dan kedamaian dalam menjalani
kehidupan apalagi manusia lepas kendali dari agamanya, karena hanya agama
yang mengatur bagaimana seharusnya manusia hidup dan bertindak.

Pada zaman yang serba modern saat ini, dunia semakin berkembang dan maju
dalam segala bidang, terutama pada bidang teknologi, ekonomi, social, dan
budaya. Perubahan dunia merubah banyak hal, sehingga timbul persaingan
ketat antar manusia yang menonjolkan sifat individualistis. Akibat dari
persaingan tersebut, banyak manusia yang mengalami depresi, stress, dan
gangguan jiwa akibat tidak dapat bersaing dan merasa tersisihkan dari
kemajuan dunia. Semua itu mengakibatkan hilangnya rasa kesadaran
beragama pada manusia. Ketika manusia mengalami kehilangan kesadaran
untuk beragama, maka mau tidak mau manusia tidak terarah, merosotnya
moral dan melaukan segala hal yang akan membuatnya aman.

1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mendalami serta mengulas tentang peran dan fungsi
agama dalam kehidupan manusia, maka diperlukan subpokok bahasan yang
saling berhubungan, sehingga penyusun membuat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana peran dan fungsi agama menurut Kristen?
2. Bagaimana sikap dan hikmah beragama?
3. Bagaimana cara agama Kristen mentoleransi agama lain?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama Kristen
dan menjawab pertanyaan yan gada pada rumusan masalah. \
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dan pembaca tentang peran dan fungsi agama dalam kehidupan
manusia.
1.4 Metode Penulisan
Penyusun memakai metode studi literatur dan kepustakaan dalam penulisan
makalah ini. Referensi makalah ini bersumber tidak hanya dari buku, tetapi
juga dari media media lain seperti e-book, web, blog, dan perangkat media
massa yang diambil dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Adapun bab pendahuluan terbagi atas : latar
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan. Sedangkan bab pembahasan dibagi berdasarkan
subbab yang berkaitan dengan manusia dalam pandangan Kristen serta fungsi
dan tanggung jawab manusia dalam Kristen. Terakhir, bab penutup terdiri atas
kesimpulan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Agama Secara Umum


Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan ketidak
sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan oleh
persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak
dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika secara internal
muncul pendapat-pendapat yang secara apriori menyatakan bahwa agama
tertentu saja sebagai satu satu nya agama Samawi, meskipun dalam waktu
yang bersamaan menyatakan bahwa agama Samawi itu meliputi Islam,
Kristen, dan Yahudi.
Sumber terjadinya agama terdapat dua kategori, pada umumnya agama
Samawi dari langit, agama yang diperoleh melalui Wahyu Illahi Antara lain:
Islam, Kristen dan Yahudi. Agama Wad’i atau agama bumi yang juga sering
disebut sebagai agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan pikiran
atau akal budi manusia Antara lain: Hindu, Buddha, Tao, Khonghucu, dan
berbagai aliran keagamaan lain atau kepercayaan.
Dalam prakteknya, sulit memisahkan Antara wahyu Illahi dengan dan
budaya, karena pandangan-pandangan, ajaran-ajaran, seruan-seruan pemuka
agama meskipun diluar Kitab Sucinya, tetapi oleh pengikut-pengikutnya
dianggap sebagai perintah Illahi, sedangkan pemuka-pemuka agama itu
sendiri merupakan bagian dari budaya dan tidak dapat melepaskan diri dari
budaya dalam masa kehidupannya, manusia selalu dalam jalinan lingkup
budaya karena manusia berpikir dan berperilaku.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya;
berdasarkan sanskerta yang menujukkan adanya keyakinan manusia
berdasarkan Wahyu Illahi dari kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan
gam berarti “pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan
yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal”
3
Berdasarkan kitab SUNARIGAMA yang memnuculkan dua istilah;
AGAMA dan UGAMA, agama berasal dari kata A-GA-MA, huruf A berarti
“awangawang, kosong atau hampa”, GA berarti “genah atau tempat” dan MA
berarti “matahari, terang, atau bersinar”, sehingga agama dimaknai sebagai
ajaran untuk menguak rahasia misteri Tuhan, sedangkan istilah UGAMA
mengandung makna, U atau UDDAHA yang berarti “tirta atau air suci” dan
kata GA atau GNI berarti “ api”, sedangkan MA atau Maruta berarti “angin
atau udara” sehingga dalam hal ini agama berarti sebagai upacara yang harus
dilaksanakan dengan sarana air, api, kidung kemenyan, atau mantra.
Berdasarkan kitab SADARIGAMA dari bahasa sansekerta IGAMA yang
mengandung arti I atau Iswara, GA berarti jasmani atau tubuh dan MA berarti
Amartha berarti “hidup”, sehingga agama berarti ilmu guna memahami
tentang hakikat hidup dan keberadaan Tuhan.
2.2 Peran dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan Manusia
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, Antara lain yaitu:
 Karena agama merupakan sumber moral
 Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
 Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika
 Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik dikala
suka, maupun dikala duka

Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya, serta tidak mengetahui apa apa. Dalam keadaan yang demikian itu,
manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik
dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan dari dalam diri manusia
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

 Godaan dan rayuan yang berusaha menarik manusia kedalam lingkungan


kebaikan,
4
 Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada
kejahatan.

Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing


manusia kejalan yang baik dan mnghindarkan manusia dari kejahatan atau
kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi fragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan
oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga
kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai
dimensi yang lain seperti apa yang diuraikan dibawah:
 Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia
Agama dinyatakan memberi pandangan dunia kepada manusia. Karena, ia
senantiasanya memberi penerangan mengenai dunia dan juga kedudukan manusia
didalam dunia. Penerangan bagi perkara ini sebenarnya sulit dicari melalui indra
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama
Kristen menerangkan kepada umatnya bahwa dunia adalah ciptaan Allah dan
setiap manusia harus menaati perintah Allah.
 Menjawab berbagai persoalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Berbagai persoalan yang senantiasa ditanya oleh manusia merupakan persoalan
yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya, persoalan kehidupan
selepas mati
 Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia
Agama merupakan salah satu faktor dalam pembentukan kelompok manusia. Ini
adalah karena sistem agama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan
yang sama, melainkan tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
 Memainkan fungsi kawanan sosial
Kebanyakan agama didunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran
agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan
oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial.
5
 Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang
bersifat postif atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh
yang bersifat negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah belah
(disintegrative factor). Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi
pada dua hal yaitu agama sebagai faktor integratif dan sekaligus disintegratif bagi
masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integrative bagi masyarakat berarti peran
agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota
beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu
adalah sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok kelompok
keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan,
mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama
agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang mencerai beraikan,
memecah belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini
merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok
pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabikan bahkan menyalah eksistensi
pemeluk agama lain.
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya berbudi pekerti dengan
beradab yang sempurna baik dengan Tuhan Nya maupun lingkungan masyarakat.
Semua agama sudah sangat sempurna dikarenakan dapat menuntun umat Nya
bersikap dengan baik dan benar. Keburukan cara bersikap dan penyampaian si
pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agamanya.
Memburukkan serta membandingkan agama satu dengan agama yang lain adalah
cerminan kebodohan si pemeluk agama.
6
Beberapa tujuan agama anatara lain, yaitu:
 Menegakkan kepercayaan manusia hanya kepada Allah, Tuhan Yang
Maha Esa ( Tabuit )
 Mengatur kehidupan manusia didunia, agar kehidupan teratur dengan baik,
sehingga dapat mencapai kesejahteraan hidup, lahir dan batin, dunia dan
akhirat.
 Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah
 Menyempurnakan akhlak manusia
2.3 Hikmah Agama Dan Sikap Hidup Beragama Kepada Sesama
Manusia
Hidup beragama terlihat pada sikap dan cara perwujudan sikap hidup beragama
seorang yang menerima sesama yang beragama apapun sebagai sesama hamba
Allah. Karena keyakinan seorang bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang mengasihi setiap manusia dan seluruh umat manusia tanpa
diskriminasi berdasarkan agama, budaya, etnik, profesi, atau kepentingan tertentu
yang berbeda. Seorang yang tulus dalam beragama akan menghormati,
menghargai, dan bahkan mengasihi sesamanya. Karena sesamanya adalah
manusia yang dikasihi Allah sebagai sumber segala kasih dan Rahmat. Secara
hakiki, manusia adalah ciptaan Allah sehingga saling berbeda tidak mengharuskan
seorang untuk berlaku tak adil dengan membeda bedakan seorang dengan dirinya
sendiri atau dengan orang lain secara diskriminasi karena berbeda agama, suku,
atau status lainnya. Membedakan diri sendiri dengan orang lain adalah perbuatan
akal sehat, tetapi melakukan diskriminasi terhadap orang lain justru bertentangan
dengan akal sehat dan nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh umat
beragama dari setiap agama yang saling berbeda.
2.4 Toleransi Beragama
Dalam beragama atau Pengakuan adanya kekuatan Yang Maha Tinggi, yaitu
Tuhan, Allah, God, Yahwe, Elohim, yang disertai ketundukan itu, merupakan
fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia. Berbagai agama telah lahir didunia ini
dan membentuk suatu syariat yang mengatur kehidupan manusia,
7
yang termasuk didalam kitab suci baik agama Samawi (yang bersumber dari
wahyu Ilahi) maupun yang terdapat dalam agama ardli (budaya) yang bersumber
dari pemikiran manusia. Dari hakikat dan fungsi agama yang ada tersebut, maka
pemeluk agama yang ada didunia ini, telah memiliki strategi, metode, dan teknik
pelaksanaannya masing masing. Karenanya, umat manusia dalam menjalankan
agamanya, sang Pencipta agama telah berpesan kepada kita supaya tidak terjebak
dalam perpecahan.
2.5 Kembali Kepada Fitrah Beragama
Yaitu toleransi yang harus ditegakkan sebagai keyakinan pokok dalam
beragama. Itu makna nya, pengamalan toleransi harus menjadi suatu kesadaran
pribadi dan kelompok yang selalu dihabitualisasikan dalam wujud intraksi sosial.
Toleran maknanya, bersifat dan bersikap menghargai, membiarkan pendirian,
pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan lain lain yang
berbeda dengan pendirian sendiri.
2.6 Jangan Berpecah
Tegakkan agama dan jangan berpecah belah dalam beragama. Perintah ini juga
merupakan standar yang bersifat partikularistik, yang ruang lingkupnya berlaku
bagi kelompok pemeluk agama tertentu ditempat mereka berada. Dalam
menjalankan agama, hendaknya menjauhi perpecahan sesame agama, terlebih
perpecahan itu dibungkus oleh orientasi motivasional maupun orientasi nilai
keagamaan. Orientasi ini menunjuk kepada standar standar normative yang
memengaruhi dan mengendalikan pilihan pilihan individu terhadap tujuan yang
dicapai dan alat yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan.
2.7 Toleransi Sebagai Nilai dan Norma
Kaidah pokok yaitu toleransi dalam beragama dijadikan sebagai nilai dan norma
dan juga menyangkut sifat dan sikap untuk menghargai pendirian, pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan yang berbeda bahkan bertentangan dengan
pendirian sendiri, maka sifat dan sikap sebagai nilai dan norma itu harus
disosialisasikan. Hidup beragama yang toleran sekaligus menjadi sikap dasar
dalam kehidupan sosial masyarakat merupakan sosialisasi primer dan sosialisasi
sekunder.
8

Ternyata sosialisasi terhadap sikap hidup toleran dalam berbagai bidang


kehidupan baik primer maupun sekunder berlangsung seumur hidup. Itulah
makanya bahwa sosialisasi terhadap kehidupan toleran itu merupakan proses yang
tak hentinya, dan terus mencari, serta mendapatkan yang lebih baik. Terus
berlangsung seumur hidup umat manusia.
2.8 Perkembangan Agama Dunia Kini Dan Mendatang
Agama agama yang bersifat Samawi, tentunya masih banyak agama agama
Ardli, sama sama berkembang pesat sepesat agama Samawi. Bahakan dalam
kehidupan umat manusia dimasa kini masih sangat banyak mereka yang tidak
memeluk agama apapun, termasuk umat manusia yang meletakkan dirinya pda
pilihan sebagai ateis. Jika umat manusia dengan agama nya, kemudian
mengembangkannya, itu sudah menjadi fitrah manusia. Sebab semua orang yang
beragama merasa wajib untuk mengembangkan dan menyampaikan keyakinannya
kepada siapa pun didunia ini. Di sinilah letaknya toleransi tersebut, siapa pun
umat beragama bebas untuk mendakwahkan agama nya dan siapa pun manusia
bebas menerima maupun menolak ajakan tersebut. Rambu rambu untuk itu dalam
tatanan hidup antar bangsa dan agama telah dimiliki oleh setiap umat di dunia.
Sikap toleran akan dapat meminimalkan segala konsekuensi negatif penyebaran
agama. Sesuatu yang menjadi sangat penting dan terpenting adalah tertanamnya
suatu sikap bagi seluruh umat beragama, bahwa tujuan dasar beragama adalah
tercapainya kedamaian dunia maupun dalam kehidupan setelah dunia, kiranya
sesuatui yang sangat esensial ini tidak ternodai oleh perselisihan justru atas nama
kesejahteraan dunia akhirat tersebut, hal yang sangat ironis jika hal tersebut yang
dikedepankan dalam sikap hidup umat beragama.

9
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peran dan fungsi agama bagi kehidupan umat manusia sangatlah
berpengaruh. Karena agama merupakan suatu pedoman hidup yang
dimiliki oleh seseorang untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun
akhirat Nya.
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa yang berbudi pekerti
serta beradab yang sangat sempurna baik dengan Tuhan Nya maupun
lingkungan masyarakat. Semua agama didunia ini sudah sangat
sempurna dikarenakan dapat menuntun umat nya bersikap baik dan
benar. Keburukan cara bersikap dan penyampaian si pemeluk agama
dikarenakan ketidakpahaman tujuan daripada agama nya. Memburukkan
serta membandingkan agama satu dengan agama lainnya adalah
cerminan kebodohan si pemeluk agama.

DAFTAR PUSTAKA
http://dyanperawat.blogspot.com/2012/01/hikmah-agama-dan-sikap-
hidup-beragama.html
http://ruangpelangi.wordpress.com/toleransi-beragama/
http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/

10

Anda mungkin juga menyukai