Oleh:
Nico Anderson Hutabalian
200101297
Hubungan agama, budaya dan komunitas sangat penting atau merupakan sistem
kehidupan karena keterkaitan satu sama lain. Tapi pertanyaan tentang
keberagamaan dan Pembangunan sosial tidak akan lengkap jika hanya dilihat dari
satu aspek tertentu saja. Untuk itu Dalam memandang persoalan kemasyarakatan
harus melalui pendekatan holistik. Studi yang dibutuhkan sebagai ilmu yang
mempelajari sosiologi agama dan sebaliknya. Itu berarti studi tentang kehidupan
keberagamaan masyarakat tidak akan lengkap tanpa melibatkan sosiologi,
sosiologis statistik penolong monyet tidak menilai agama yang bersangkutan.
Setiap bangsa atau kelompok itu sebenarnya memenuhi amanat masing-masing
agama, oleh karena itu dengan sendirinya akan terwujud keharmonisan,
persaudaraan, kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan bermayarakat.
Karena agama telah mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan jauh dari semua
kejahatan, perselisihan, diskriminasi dll. Kehidupan beragama melihat pada pola
pikir, tingkah laku atau sikap dan cara hidup perwujudan sikap religius seseorang
dan bisa menerima sesama tetangga yang berbeda agama sebagai hamba Tuhan
Yang Maha Esa. Agama sebagai pedoman hidup manusia yang diciptakan oleh
Tuhan, satu-satunya Tuhan yang benar melalui hidupnya. Padahal budaya itu
sebagai kebiasaan atau tata cara hidup manusia yang diciptakan oleh manusia itu
sendiri hasil dari kreativitas, rasa dan karsanya diberikan oleh Tuhan. Agama
Kristen dan budaya saling mempengaruhi satu sama lain. Agama Kristen
mempengaruhi budaya, kelompok masyarakat, dan kelompok etnis. Budayanya
cenderung berubah-ubah kepada setiap orang atau kelompok yang benar-benar
hidup sesuai dengan amanah agamanya masing-masing, maka dengan sendirinya
akan terjadi keharmonisan, ketentraman dan kenyamanan dalam hidup
bermayarakat. Karena agama telah mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan
disingkirkan dari segala filippic, perselisihan, diskriminasi dan lain-lain.
Kehidupan religius memandang pada pemikiran, perilaku atau sikap dan tingkah
laku merupakan perwujudan sikap hidup beragama seseorang dan mampu
menerima sesama umat beragama apapun sebagai umat Kristen.
i
Agama sebagai pedoman hidup manusia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang maha
kuasa dalam menjalani hidupnya. Sedangkan budaya adalah sebagai kebiasaan
atau prosedur kehidupan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri dari kuasa
hak cipta, rasa dan karsanya diberikan oleh Tuhan. Agama Kristen dan budaya
saling mempengaruhi satu sama lain. Agama Kristen mempengaruhi budaya,
kelompok, dan orang-orang. Budaya yang berubah-ubah cenderung pada orang
atau kelompok yang benar-benar tinggal Sesuai dengan masing-masing, amanah
agamanya maka dengan sendirinya akan ada harmoni, itu persaudaraan,
kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan komunitas. Karena agama Kristen
telah mengajarkan kebenaran dan kebaikan dan keburukan, menghilangkan semua
perselisihan, diskriminasi dan lain-lain. Kehidupan beragama tampak dalam pola
pikir, tingkah laku atau sikap dan cara hidup agama perwujudan sikap seseorang
dan mampu menerima sesama yang ada berbeda agama apapun pengikut allah
Yang Maha Kuasa. Agama Kristen sebagai pedoman hidup umat Kristen
diciptakan oleh Tuhan yang maha kuasa dalam menjalani hidupnya. Sedangkan
budaya adalah sebagai kebiasaan atau tata cara manusia kehidupan yang
diciptakan oleh manusia sendiri dari kekuatan hak cipta, rasa dan karsanya
diberikan oleh tuhan. Agama dan budaya satu sama lain. Mempengaruhi budaya,
komunitas agama kelompok, dan orang.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan ataupun kritik yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK……………………………………………………………..I
KATA PENGANTAR……………………….…………………………II
DAFTAR ISI…………………………………………………………..III
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………...1
1.1 Latar Belakang………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………2
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………….2
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………...2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………......2
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………..3
2.1 Pengertian Agama Kristen secara Umum…………………….3
2.2 Peran & Fungsi Agama Kristen………………………………6
2.3 Dasar Dasar Pendidikan Agama Kristen……………………..7
2.4 Pengertian Kebudayaan Secara Umum………………………8
2.5 Pendidikan Agama Kristen Dalam Kebudayaan…………….11
BAB 3 PENUTUP……………………………………………….14
3.1 Kesimpulan………………………………………………….14
3.2 Daftar Pustaka……………………………………………….16
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Untuk mengkaji dan mendalami serta mengulas tentang “perspektif Pak &
kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat”, maka diperlukan subpokok
bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun membuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Pengertian Agama Secara Umum?
2. Bagaimana Peran & Fungsi Agama Kristen?
3. Bagaimana Dasar Dasar Pendidikan Agama Kristen?
4. Pengertian Kebudayaan Secara Umum?
5. Bagaimana Pendidikan Agama Kristen dalam Kebudayaan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas agama Kristen dan
menjawab pertanyaan yan gada pada rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
penyusun dan pembaca tentang “perspektif Pak & kebudayaan dalam kehidupan
bermasyarakat”.
3
Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis
dalam bahasa Yunani hypostasis) Tuhan atau Tritunggal. Tritunggal dipertegas
pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar
Romawi Konstantin I. Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juru Selamat, dan memegang ajaran yang disampaikan Yesus
Kristus. Dalam kepercayaan Kristen, Yesus Kristus adalah pendiri jemaat (gereja)
dan kepemimpinan gereja yang abadi (Injil Matius 16: 18-19) Umat Kristen juga
percaya bahwa Yesus Kristus akan datang pada kedua kalinya sebagai Raja dan
Hakim akan dunia ini. Sebagaimana agama Yahudi, mereka menjunjung ajaran
moral yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan. Kata Kristen sendiri memiliki
arti “pengikut Kristus atau “pengikut Yesus”. Murid-murid Yesus Kristus untuk
pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para
Rasul 11: 26c). Pergerakan, Sepeninggal Yesus, kepemimpinan orang
Kristen diteruskan berdasarkan penunjukan Petrus oleh Yesus. Setelah Petrus
meninggal kepemimpinan dilanjutkan oleh para uskup yang dipimpin oleh uskup
Roma. Pengakuan iman mereka menyebutkan kepercayaan akan Allah Tritunggal
yang Mahakudus, yakni Bapa, Anak (Yesus Kristus), Roh kudus, Gereja yang
satu, kudus, katolik, apostolik; pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan
kekal. Setelah itu, Gereja Kristen mengalami dua kali perpecahan yang besar:
yang pertama terjadi pada tahun 1054 antara Gereja Barat yang berpusat di Roma
(Gereja Katolik Roma) dengan Gereja Timur (Gereja Ortodoks Timur) yang
berpusat di Konstantinopel (sekarang Turki). Yang kedua terjadi antara Gereja
Katolik dengan Gereja Protestan pada tahun 1517 ketika Martin Luther
memprotes ajaran Gereja yang dianggapnya telah menyimpang dari kebenaran.
Banyak denominasi Gereja kini menyadari bahwa perpecahan itu justru
menyimpang dari pesan Yesus yang mendoakan kesatuan di antara para
pengikutnya. Alkitab adalah kitab suci umat Kristiani. (Kadang-kadang disebut
pula dengan istilah Injil, meskipun sesungguhnya hanya keempat kitab pertama
dalam Perjanjian Baru yang disebut dengan Injil). Alkitab dibagi atas dua bagian
utama, yaitu Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama.
4
Bagian-bagian utama ini disebut “Perjanjian” karena Allah bangsa Israel membuat
perjanjian kepada manusia. Pertama kalinya antara Musa dan bangsa Israel dan
kedua kalinya antaraYesus Kristus dan seluruh umat manusia. Hampir semua
buku Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani, kecuali beberapa bagian yang
ditulis dalam bahasa Aram contohnya kitab Daniel sedangkan semua buku
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. memang banyak kalangan yang
meragukan kemurnian alkitab,karna memang selalu ada perubahan dalam alkitab.
faham yang tidak meyakini kemurnial alkitab biasanya menggunakan ideologi
“mengapa alkitab bisa berubah kalau memang benar alkitab itu firman tuhan”
selain ini juga ada yang mempertanyakan “kalau alkitab itu firman tuhan kenapa
yang merangkum dan yang memberi tambahan dan yang mengurangi adalah
manusia?,apa tuhan salah bicara?dan kapan tuhan menugaskan itu kepada orang
orang dimasa sekarang?” bantahan kemurnian alkitab juga sangat keras dari kaum
muslim (pemeluk agama islam) karna mereka membandingkan al-qur’an dengan
alkitab. sedangkan yang terjadi pada al-qur’an adalah benar benar terjaga
kemurniannya,mulai dari zaman rasulullah saw sampai sekarang al-qur’an
sedikitpun tidak berubah. Injil dan sejarah, Jesus Seminar adalah sekelompok ahli
yang mempertanyakan dan memperdebatkan perkataan-perkataan dan tindakan
tercatat Yesus dan melakukan pemungutan suara untuk menentukan sejauh apa
mereka dapat mempercayai pernyataan-pernyataan di dalam Injil. Para kritikus
Alkitab mengindikasikan bahwa catatan tentang Yesus telah ditambah-tambahi
melalui tradisi oral turun-temurun dan tidak dituliskan hingga sepeninggal para
rasul. Maka dari itu para kritikus tersebut mempertanyakan keakuratan
penggambaran sosok Yesus yang sesungguhnya. Di Pihak Lain, para
sejarawan Kristenmemberikan bukti-bukti sejarah bahwa Yesus yang
digambarkan di dalam Injil dan Alkitab yang ada sekarang ini layak untuk
dipercayai. Ada dua pertanyaan yang dijawab, yaitu: Kapan dokumen asli Injil
ditulis? Dan siapa yang menulisnya? Bagian terbesar dalam Perjanjian Baru
adalah 13 surat Paulus untuk gereja-gereja muda dan beberapa individu.
5
Surat-surat Paulus, yang ditulis sekitar pertengahan tahun 40 hingga pertengahan
tahun 60 (12-33 tahun setelah Kristus) merupakan tulisan-tulisan pertama tentang
kehidupan dan pengajaran Yesus. Will Durant menulis tentang pentingnya tulisan-
tulisan Paulus dari segi sejarah, “Bukti Kristen tentang Kristus dimulai dari surat-
surat yang ditulis oleh Santo Paulus. … Tidak ada yang pernah mempertanyakan
eksistensi Paulus, atau perjumpaannya beberapa kali dengan Petrus, Yakobus, dan
Yohanes; dan Paulus mengaku dengan iri bahwa orang-orang tersebut telah
mengenal Yesus secara langsung.
2.2 Peran dan Fungsi Agama Kristen
Berdasarkan Alkitab, Ulangan 6:6-9. kita dapat merumuskan apa yang
sesungguhnya menjadi misi/tujuan pendidikan Kristen. Tuhan memberikan
kepada kita misi utama penyelenggaraan pendidikan Kristen. Pertama, agar setiap
anak didik menjadi seorang yang mengenal Tuhan Allah yang benar di dalam
Yesus Kristus secara pribadi. Kedua, menjadi murid Kristus yang berkomitmen
bahwa Tuhan berdaulat penuh atas hidup pribadinya meliputi semua aspek. Ke
tiga, menjadi hamba Kristus yang selalu berjalan dalam pimpinan Roh Kudus,
setia mentaati kehendak Tuhan sesuai ajaran Alkitab yang berotoritas penuh
dalam hidupnya. Ke empat, menjadi milik kesayangan Tuhan yang seumur hidup
hanya memikirkan hal yang kudus, berkenan dan memuliakan Tuhan. Karena itu,
sebagai hamba Tuhan dan pendidik Kristen kita berkomitmen menolong setiap
anak didik agar dapat menjalani proses pembelajaran yang sesuai dengan prinsip
Alkitab dan kehendak Tuhan Yesus Kristus. Bagaimanakah kebenaran ini secara
konkrit dapat kita terjemahkan dalam panggilan kita menyelenggarakan
pendidikan Kristen? Sebab pendidikan Kristen mempunyai satu tujuan/arah yang
jelas dan pasti, yaitu mengenal, mengasihi, mengimani, mentaati dan melayani
Allah sesuai kehendak dan rencana-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Peranan dan
partisipasi Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam kehidupan masyarakat
majemuk adalah peranan edukatif, sosial dan spiritual.
6
Pada prinsipnya PAK adalah wadah pembelajaran yang
efektif dalam menanamkan nilai- nilai Kristiani bagi setiap warga gereja untuk
menjadi dasar bagi kehadirannya dalam masyarakat.
2.3 Dasar Dasar Pendidikan Agama Kristen
Hakikat PAK adalah usaha yang dilakukan secara kontinu dalam rangka
mengembangkan kemampuan pada siswa agar dengan pertolongan Roh Kudus
dapat memahami dan menghayati kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang
dinyatakannya dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesama dan lingkungan
hidupnya. Dasar-dasar Pembelajaran PAK yaitu, (Ulangan 6:4-9; Efesus 6:4;
Amsal 22:6; II Timotius 3:16) Implikasinya bagi umat Kristen adalah bahwa PAK
adalah:
Pengasuhan yang diberikan sejak dalam kandungan sampai akhir hayat
agar bertumbuh iman dan pengenalan pada Yesus Kristus.
Imperatif (unsur keharusan) untuk mendidik/membesarkan.
Mendasarkan pengajaran pada Firman Allah.
Pendidikan kristiani bersifat terus-menerus (long life education)
Pendidik: orang tua, guru, fungsionaris pendidikan
Pendekatan: multi metode, berpusat pada peserta didik, peserta didik
adalah subyek.
Isi: nasehat, didikan, ajaran/norma Tuhan.
Landasan pembelajaran PAK merupakan acuan atau dasar pijakan, titik tumpu
atau titik tolak dalam pencapaian tujuan pendidikan agama Kristen. Pendidikan
agama Kristen yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka
prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi
kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya, dan lain-
lain. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan
konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek PAK
diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Kitab Ulangan 6: 4-9, Dalam tradisi orang Israel “Shema” atau perintah Tuhan
yang wajib dijalankan, karena hanya dengan pedoman itu umat tidak keluar dari
pemeliharaan dan perlindungan Tuhan.
7
Yang seutuhnya tersimpul dalam sebutan “Taurat”. Ulangan 6:4-9 sering disebut
sebagai syema, suatu panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan,
“dengarlah”. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-
anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila
engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau
bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya
pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”(Ulangan 6:6-9). Melalui
Syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim dengan Tuhan sebagai
prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan Israel didasari oleh hubungan cintanya
dengan Tuhan. Di dalam cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang
menyeluruh dan total. Syema ini, pertama, harus tertanam dalam hati orang Israel
(ayat 6); kedua, harus tertanam dalam hati anak-anak Israel (ayat 7); ketiga, harus
menjadi bagian hidup sehari-hari mereka (ayat 7); keempat, harus menjadi
identitas pribadi mereka (ayat 8); dan kelima, menjadi identitas keluarga serta
masyarakat Israel (ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang
Israel yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan.
Injil Matius 28: 20, Umat Kristen adalah umat Perjanjian Baru. Dengan latar
belakang Perjanjian Lama mereka hidup dalam kemurnian perintah Tuhan Yesus.
Pada saat Yesus mau meninggalkan murid-muridNya kembali ke sorga, Ia
berpesan dengan jelas perintah ini: “Dan ajarlah merela melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Matius 28:20)
Inti dari ajaran Tuhan Yesus adalah Hukum Kasih. Ini adalah rangkuman ringkas
dari Taurat dan kitab Nabi-nabi;
A. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu
dan dengan segenap akal budimu.
B. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:37-39)
2.4 Pengertian Kebudayaan Secara Umum
Dalam hidupnya, manusia tak pernah lepas dari kebudayaan dan adat istiadat.
Budaya juga berfungsi sebagai identitas dan ciri khas.
8
Untuk itu, keberadaannya amatlah penting. Tak heran jika setiap kelompok atau
golongan masyarakat tertentu memiliki budayanya yang berbeda. Kata
kebudayaan diambil dari Bahasa Sansekerta, yakni “buddhayah” yang artinya
adalah hal – hal yang memiliki arti budi dan akal manusia. Secara garis besar,
maksudnya adalah dengan budi dan akal, manusia dapat melangsungkan
kehidupan. Budaya bersifat turun temurun, dari generasi ke generasi terus
diwariskan. Pengertian secara umum tentang budaya dapat beraneka macam.
Akan tetapi, berakhir pada intinya yang hanya satu yaitu cara hidup yang dimiliki
bersama oleh kelompok masyarakat tertentu. Terbentuk dari banyak unsur dan
menyeluruh. Walaupun tidak ada aturan tertulisnya, budaya dapat bersifat
memaksa sekaligus memberikan pedoman untuk berperilaku supaya kehidupan
lebih bermartabat dan bersahaja. Kebudayaan merupakan hasil dari karya cipta,
rasa, dan karsa manusia. Lingkupnya mencakup banyak aspek kehidupan seperti
hukum, keyakinan, seni, adat atau kebiasaan, susila, moral, dan juga keahlian.
Kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide
meskipun budaya berwujud abstrak. Kebudayaan secara universal atau
keseluruhan memiliki unsur – unsur tertentu, yaitu: Unsur Budaya, Sistem
kepercayaan, ILMU PENGETAHUAN, Sistem Teknologi, Sistem
Kemasyarakatan, Sistem Ekonomi, Kesenian. Secara umum ciri – ciri kebudayaan
adalah sebagai berikut ini:
– Kebudayaan dapat dipelajari
– Kebudayaan dapat diwariskan
– Kebudayaan hidup dan berkembang dalam masyarakat
– Kebudayaan dapat berubah
– Kebudayaan bersifat terintegrasi
Untuk kebudayaan daerah, ia memiliki ciri – ciri tersendiri, yaitu:
– Terdapat peninggalan sejarah
– Adanya unsur kepercayaan
– Terdapat bahasa dan seni khas daerah
– Dianut oleh penduduk dalam daerah tersebut
9
13
Dualisme atau pengutuban
Yang dimaksud dengan sikap dualistis atau pengutuban terhadap
kebudayaan ialah pendirian yang hendak memisahakan iman dari kebudayaan
ialah; terdapatpada kehidupan kaum beriman kepercayaan kepada karya Allah
kepada TuhanYesus Kristus, namun manusia tetap berdiri didalam kebudayaan
kafir. Peran penebusan Tuhan Yesus yang mengubah hati manusia berdosa
menjadi manusia yang hidup didalam iman tidak lagi berarti menghadapi
kebudayaan.
Pengudusan atau pertobatan
Sikap pengudusan adalah sikap yang tidak menolak, namun tidak juga menerima,
tetapi sikap keyakinan yang teguh bahwa kejatuhan manusia kedalam dosa tidak
menghilangkan kasih Allah atas manusia. Manusia dapat menerima kebudayaan
selama hasil hasil itu memuliakan Allah, tidak menyembah berhala, mengasihi
sesama dan kemanusiaan. Sebaliknya, bila kebudayaan itu memenuhi salah satu
atau keempat sikap budaya yang salah satu itu, umat beriman harus menggunakan
firman Tuhan untuk menguduskan kebudayaan itu, sehingga terjadi transformasi
budaya kearah budaya yang, memuliakan Allah.
BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
PAK adalah pelayanan gereja yang sangat penting untuk fungsi mendidik dan
mengajar warga gereja atau orang-orang Kristen masuk dalam sebuah proses
pencarian dan pengenalan kebenaran akan Allah di dalam Yesus Kristus. PAK
berpusat kepada Allah dengan Kerajaan Allah-Nya seperti yang telah diberitakan
oleh Yesus Kristus.
14
Sebagaimana gereja ada karena misi atau tugas mengabarkan Injil Kerajaan Allah,
maka demikian juga dengan PAK. Konteks selalu mempengaruhi perumusan,
teori, paradigma, metode dan kurikulum PAK. PAK dilaksanakan oleh gereja,
mulai dari pelayanan sekolah minggu, katekisasi, pelayanan mimbar, dan juga
sebagai mata pelajaran di sekolah-sekolah formal. Demikian, PAK sangat penting
dan stragegis untuk menyatakan kehadirannya dalam dunia. Gereja hadir di dalam
sebuah masyarakat. Di Indonesia, sejak semula gereja-gereja atau orangorang
Kristen sudah hadir dalam sebuah masyarakat yang majemuk. Ada kemajemukan
suku, ras, tradisi budaya dan agama. Dalam perkembangan kemudian, gereja-
gereja kemudian juga menjadi sungguh majemuk. Konflik dan kerusuhan serta
kekerasan bernuansa agama, sentimen suku dan ras, konflik identitas budaya
menjadi konteks gereja-gereja di Indonesia. Gereja-gereja di Indonesia kemudian
berupaya merumuskan pemikiran teologinya yang berangkat dari pergumulan dan
pergulatan konteks. Paradigma, metode dan kurikulum PAK juga terus mengalami
rekonstruksi seiring perubahan pemikiran teologi di dalam gereja. PAK yang
berpusat pada Kerajaan Allah dipahami sebagai dasar teologis gereja dalam
merumuskan paradigma dan pendekatan, dalam apa yang disebut di atas, sebagai
PAK ekumenistransformatif. PAK tidak lagi dilihat dan dipahami serta
dipraktekkan hanya sebatas masalah kognitif dan keimanan eksklusif, tetapi
terutama sebagai pendidikan dan pengajaran religius yang harus memiliki
wawasan ekumenis yang mengubah. PAK 156 ekumenis-transformatif berpusat
pada Kerajaan Allah, yang dalam interpretasi dan perumusan pemikiran
teologisnya, dipahami bahwa dalam usaha pewujudannya, itu adalah perjuangan
keadilan, perdamaian dan pelestarian lingkungan hidup atau keutuhan ciptaan.
PAK ekumenis-transformatif memusatkan perhatiannya pada upaya-upaya
penyadaran dan komitmen untuk aksi-aksi memperjuangkan keadilan, perdamaian
dan keutuhan ciptaan. Dalam paradigma, metode dan kurikulum PAK,
upayaupaya ini diaktualisasikan dalam model pendidikan agama multikultural.
15
Secaraa teologis, tujuannya adalah agar naradidik atau orang-orang Kristen pada
umumnya dapat menghayati dan menyatakan kehadirannya secara pluralis, dialog
dan transformatif di tengah masyarakat yang majemuk.
DAFTAR PUSTAKA
https://ketahuiislamdankristen.wordpress.com/tag/pengertian-kristen/
http://mindo0101.blogspot.com/2015/02/pengertian-agama-kristen-
pengertian.html
http://repository.petra.ac.id/15665/1/pdf-
Karakter_Pendidikan_Kristen_MAGDA_to_PK.pdf
http://repository.uki.ac.id/1320/1/PAK%20dalam%20Kehidupan%20Majemuk-
digabungkan.pdf
http://guruagamakristen.blogspot.com/2013/02/pengertian-dan-dasar-pendidikan-
agama.html
http://wayanedwin.blogspot.com/2018/02/dasar-pendidikan-agama-kristen.html
https://thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/
https://tuhanyesus.org/hubungan-iman-kristen-dengan-kebudayaan
http://repository.uki.ac.id/1320/1/PAK%20dalam%20Kehidupan%20Majemuk-
digabungkan.pdf
16