Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun atau
menyelesaikan tugas CBR (CRITICAL BOOK REPORT). Penulisan ini kami sajikan
secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini
disususun dalam rangka memenuhi tugas CBR pada mata kuliah : Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak Amstrong Harefa, S.H.,
M.H., selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila karena telah memberikan
bimbinganya kepada kami untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan CBR................................................................................................ 3
1.3 Manfaat Penulisan CBR.............................................................................................. 3
BAB II RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................. 4
2.1 IdentitasBuku.................................................................................................... 4
2.2 Ringkasan Isi Buku..................................................................................................... 4
A. Ringkasan Buku Utama……………………………………………………………….. 5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 5
BAB II PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
.6
BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT……………………………….. 9
BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK………………………………………….. 10
BAB V PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL……………………………... 12
BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.. 12
BAB VII PANCASILA SEBAGAI PARAGDIMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA………………………… 13
Ringkasan Buku Pembanding……………………………………………………………. 13
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 13
BAB II MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. 14
BAB III LATAR BELAKANG TIMBULNYA MATA PELAJARAN PPKN…………………. 17
BAB IV MATERI PPKN…………………………………………………………… 19
BAB V STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PPKN…………………………………… 19
BAB VI LABORATORIUM DAN MEDIAN PPKN………………………………………... 21
BAB VII EVALUASI PPKN………………………………………………………………. 23
BAB VIII DESAIN INSTRUKSIONAL PPKN…………………………………………….. 25
BAB IX GURU PPKN YANG PROFESIONAL…………………………………………… 26
BAB III PEMBAHASAN/ ANALISIS………………………………………………… 28
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama…………………………………………… 28
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Pembanding…………………………………….. 28
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….. 29
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 29
4.2 Saran………………………………………………………………………………… 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 29
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Pembanding
Judul Buku : Pengantar Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Penulis : Drs M. Daryono, Dkk
Penerbit : Rineka Cipta
ISBN : 978-979-518-716-5
Tahun Terbit : Maret 2011
Tebal : 281 Halaman
Kota : Jakarta
Bahasa : Indonesia
4
A. Ringkasan buku utama
BAB 1
PENDAHULUAN
Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Penyajian perkuliahan pendidikan pancasila diperguruan tinggi berdasarkan peraturan
perundang undangan dan landasan hukum. Sehingga mahasiswa diharapkan untuk dapat
memahami latar belakang historis kuliah pendidikan pancasila, Dengan memahami fakta
budaya dan filsafat hidup bersama dalam suatu Negara
1. Landasan Historis
2. Landasan Kultural
3. Landasan Yuridis
4. Landasan Filosofis
B. TUJUAN PENDIDIKAN
Dalam UU no.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional dan juga termuat dalam SK
Dirjen Dikti No.38/Dikti/Kep/2003.Dijelaskan bahwa tujuan pendidikan pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-
hari.
Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, Dengan sikap dan perilaku:
1) Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan
hati nuraninya.
2) Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya
3) Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni.
4) Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.
a) Berobjek
b) Bermetode
c) Bersistem
d) Bersifat universal
BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
A. PENGANTAR
Kehidupan bangsa Indonesia tidak terlepas dari nilai-nilai pancasila berupa Nilai
adat istiadat, kebudayaan dan religius sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pandangan hidup nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: Ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan serta keadilan.Yang telah dimiliki bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu mendirikan Negara. Proses terbentukNya Negara Indonesia melalui
proses sejarah yang cukup panjang yaitu : Sejak zaman batu,Kemudian timbul kerajaan-
kerajaan pada abad IV ke V kemudian timbulnya kerajaan pada abad ke VII.
B. ZAMAN KUTAI
Memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M dengan ditemukanNya prasasti berupa 7
rupa Diatas pimpinan raja mulawarman keturunan raja asmawarman. Bentuk kerajaan
dan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja ini tampak dalam kerajaan-kerajaan
yang muncul dijawa dan sumatera yaitu : Kerajaan Sriwijaya disumatera dan majapahit
dijawa.
6
C. ZAMAN SRIWIJAYA
Berdirinya Negara Indonesia tidak dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama,Negara
Indonesia terbentuk dalam tiga tahap yaitu:
1. Zaman sriwijaya dibawah wangsa sailendra (600-1400) yang bercirikan kedatuan
2. Negara kebangsaan majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan.Kedua tahap
tersebut merupakan Negara kebangsaan Indonesia lama.
3. Negara kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia merdeka (sekarang Negara
proklamasi 17 agustus 1945).
E. KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan majapahit yang mencapai zaman keemasanNya
pada pemerintahan raja Hayam dengan majapatih gajahmada yang dibantu oleh
laksamana nala dalam pemimpin armadanya untuk menguasai nusantara.
F. ZAMAN PENJAJAHAN
Setelah majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembangLah agama islam
dengan pesatNya di Indonesia dan mulailah berdatangan orang-orang eropa
dinusantara.Mereka itu antara lain portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang
spayol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
G. KEBANGKITAN NASIONAL
Budi utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan
pelopor pergerakan nasional, Sehingga setelah itu muncullah organisasi-organisasi
pergerakan lainnya.Kemudian Muncullah indische partij (1913), Partai nasional
Indonesia (PNI), dan terakhir pendidikan nasional Indonesia (1933).
7
I. SIDANG BPUPKI PERTAMA
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama 4 hari berturut yang tampil
menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut:
Tanggal 29 mei 1945 oleh Mr.Muhammad yamin
Tanggal 31 mei 1945 oleh prof.soepomo
8
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
A. PENGERTIAN FILSAFAT
Dalam wacana ilmu pengetahuan, Banyak orang memandang bahwa filsafat adalah
merupakan bidang ilmu yang rumit , Komples dan sulit dipahami secara definitive.
Secara etimologis istilah “filsafat”berasal dari bahasa yunani “philein” yang artinya
‘cinta” dan “sophos’ yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau
“wisdom”(nasution,1973).Jadi,secara harafiah istilah “filsafat” Mengandung makna cinta
kebijaksaaan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul pula filsafat
yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, sosial,
hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama dan bidang-bidang ilmu lainnya.
9
C. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI
BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1. Dasar filosofis
Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarki dan
sistematis.Dalam pengertian inilah maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem
filsafat.Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara republik Indonesia, mengandung
makna bahwa dalam setiap ospek kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan.
10
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
A. PENGANTAR
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala pejabaran norma-norma hukum, moral maupun
norma kenegaraan lainnya.Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang
bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
1) Pengertian etika
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
etika umum dan etika khusus.Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.Etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu,atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa nilai adalah kualitas dan suatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin.
11
BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Ideologi pancasila
Negara pancasila
Paham Negara persatuan
Paham Negara kebangsaan
BAB VI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REUBLIK
INDONESIA
A. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 agustus 1945.
12
BAB VII
PANCASILA SEBAGAI PARAGDIMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. Pengertian Paragdima
Paragdima adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum,metode,serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehinggga sangat menentukan sifat, cirri-ciri serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.
Pancasila dianggap sebagai sumber nilai perubahan hukum dan sebagai dasar cita-
cita dari reformasi.
A. Pengertian PPKN
PPKN adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum
sekolah.PPKN berusaha membina perkembangan moral anak didik seusai dengan nilai-
nilai Pancasila. Dulu, pada tahun 1975,mata pelajaran ini tidak bernama PPKN, tapi PMP
(Pendidikan Moral Pancasila), Oleh GBHN 1973 ( dalam Tap. MPR. No.IV/MPR/1973)
bidang studi ini diinstruksikan untuk masuk dalam kurikulum sekolah taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi,baik negeri maupun swasta.
Konsep dasar PMP (Pendidikan Moral Pancasila) pada hakikatnya meliputi hal-hal berikut
ini :a. Apa PMP Itu? PMP sendiri memang bukan suatu ilmu,tetapi memerlukan bantuan
13
berbagai pengetahuan. Titik sentrum PMP sendiri tetap pada nilai-nilai Pancasila. Bantuan
berbagai ilmu tersebut diperlukan sejauh dapat membantu penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila,baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai
pandangan hidup bangsa.
b. Mengapa timbul PMP? Disini mendekatinya dari dua sudut,yaitu sudut sejarah
kurikulum sekolah yang pernah ada, khususnya kurikulum SMU sejak menjelang dekrit
presiden. Dan juga dari segi hakikat Pancasila sebagai dasar Negara.
Pada tahun 1983, MPR berhasil menetapkan GBHN baru,yang antara lain, dalam
bidang pendidikan mengintrusikan :
Pendidikan Pancasila, termasuk didalamnya :
- PMP
- Pendidikan Pelaksana P4
- Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
14
Ditahun 1994, kurikulum 1994 dikeluarkan sehingga nama bidang studi PMP diganti
dengan nama PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganrgaraan), dimulai secara bertahap
mulai tahun 1994 bagi kelas 1-4 SD, dan juga kelas 1 SLTP dan SMU.
C. Tujuan PPKN
Tujuan Pendidikan Nasional : Dirumuskan dalam GBHN
Tujuan Instruksional : Dirumuskan dalam masing-masing kurikulum sesuai
dengan jenis jenjang dan jenis sekolah
Tujuan Kurikuler : Tujuan masing-masing studi PPKN
Tujuan Instruksional (Umum) : Dihayai dan diamalkannya 36 butir nilai dalam pedoman
penghayatan dan pengamalan Pancasila,oleh setiap anak
didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tujuan
Instruksional (Khusus) : Menjadi tanggung jawab guru PMP untuk mengajarkan
TIU seoperasional mungkin
BAB II
MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN (PPKN)
A. Makna PPKN
Pancasila secara yuridis formal telah diterima sebagai dasar Negara. Konsekuensi
kedudukannya sebagai dasar negara adalah bahwa dalam penyelenggaraan Negara segala
gerak langkahnya harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Namun bukan saja
penyelenggaraan Negara yang harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila, melainkan juga
sikap dan perilaku para penyelenggara Negara,warga Negara,lembaga-lembaga
kenegaraan,dan lembaga kemasyarakatan (Tap. MPR. No. II/MPR/1978,Pasal 4).
B. Pendidikan Moral
Pendidikan moral merupakan suatu usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai
moral pada anak didik sehingga anak bisa bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai moral tersebut. Pendidikan moral tersebut sebagaimana telah diajarkan oleh
nenek moyang kita, atau juga bisa disebut sebagai pendidikan moral yang tradisional, tidak
memberikan hasil yang efektif.
15
C. Nilai dan Norma
Berbicara tentang arti PMP dan tujuannya tidak lepas dari masalahnya yang pokok,
yaitu masalah moral itu sendiri. Kata moral berasal dari bahasa latin mores, dari suku kata
mos yang artinya adat istiadat,kelakuan,tabiat,watak,akhlak. Dalam perkembangannya,
moral diartikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, yang susila.
Dalam kamus Purwadarminta dikatakan, nilai adalah harga, hal-hal yang penting
atau berharga bagi manusia. Fraenkel menyebutkan sebagai standar penuntun perilaku
seseorang dalam menentukan apa yang indah,efesien dan berharga tidaknya sesuatu. Ada
yang disebut dengan nilai estetis,nilai logis,nilai ekonomis, nilai vital dan nilai moral.
Yang menjadi masalah dalam pendidikan moral ini tidak lain adalah nilai moral itu sendiri.
Namun, untuk membedakan yang satu dengan yang lainnya, berikut dicantumkan beberapa
pernyataan untuk diterka
16
BAB III
LATAR BELAKANG TIMBULNYA MATA PELAJARAN PPKN
17
No.31/ 1967 yang menetapkan bahwa pelajaran civics meliputi : Pancasila, UUD
1945, Ketetapan-Ketetapan MPRS, Pengetahuan tentang PBB.
g) Pada tahun 1968, keluarlah Kurikulum 1968. Dalam kurikulum ini istilah Civics
yang secara tidak resmi diganti istilah kewargaan Negara, digantikan lagi dengan
nama Pendidikan Kewargaan Negara. Bahan pokoknya pun telah ditetapkan dalam
kurikulum tersebut meliputi :
Untuk tingkat sekolah dasar
1. Pengetahuan Kewargaan Negara
2. Sejarah Indonesia
3. Ilmu bumi
18
BAB IV
MATERI PPKN
19
BAB V
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PPKN
1. Pendekatan evolusi
2. Pendekatan Inculcation
3. Pendekatan kesadaran
4. Pendekatan moral
5. Pendekatan analisis
6. Pendekatan klasifikasi
7. Pendekatan kesepakatan
8. Pendekatan integrative
9. Pendekatan kreatifitas
5.2. Strategi Belajar PPKN dalam Rangka Metode Belajar Mengajar PPKN
Secara rinci, strategi belajar PPKN adalah sebagai berikut :
Kegiatan instruksional pendahuluan
Penyampaian informasi
Partisipasi siswa
Tes
Kegiatan Lanjutan
20
BAB VI
LABORATORIUM DAN MEDIAN PPKN
Definisi di atas, menunjukan bahwapengertian laboratorium itu lebih luas dari pada
workshop. Karena di dalam laboratorium mencakup kegiatan latihan(workshop) dan
kegiatan penelitian yang tidak tercakup dalam workshop.sehingga antara teori dan praktek
saling mengisi dalam upaya mewujudkan produk kegiatan belajar mengajar khususnya,
maupun pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
a. Amin soetjino (Zainuddin HRL, ddk, 1985,P, 36),menyatakan bahwa secara garis besar
fungsi laboratorium/workshop yaitu:
Memberikan kelengkapan begi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara
teori dan praktek bukan merupakan hal yang terpisah, melainkan dua hal yang
merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari dasar.
Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa.
Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari
suatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang
calon ilmuan.
Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai alkitab keterampilan yang
diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kerja dilaboratorium/worskhop.
21
b. Moh. Amin(1984, P. 41), menyatakan bahwa fungsi laboratorium yang berhuungan
dengan kegiatan-kegiatan laboratorium antara lain :
Alat atau tempat untuk menguatkan/memberi kepastian informasi-informasi.
Alat atau tempat untuk membuktikan hubungan sebab akibat
Alat atau tempat untuk membuktikan benar tidaknya(verifikasi) faktor-faktor atau
gejala-gejala tertentu.
Alat atau tempat untuk mempraktekkan apa/sesuatu yang diketahui.
Alat atau tempat untuk mengembangkan keterampilan
Alat atau tempat untuk memberikan latihan-latahan.
Alat aatau tempat untuk membantu siswa belajar menggunakan metode ilmiah dalam
pemecahan problem-problem.
Alat atau tempat untuk melanjudkan/menjelaskan penelitian perseorangan.
22
e. Mengembangkan materi dari pokok bahasa.
f. Mengembangkan desain instruksional.
g. Menetapkan materi pokok bahasa (seluruh atau sebagian) yang memerlukan
laboratorium.
h. Menentukan alat/perlengkapan yang akan dipergunakan.
i. Menetapkan langkah-langkah dalam pengarjaran dengan memakai laboratorium.
D. Median PPKN
BAB VII
EVALUASI PPKN
23
- Pengukuran adalah suatu usaha untuk menetapkan dengan pasti tentang luas,dimensi,
atau kuantitas dari sesuatu dengan membandingkan ukuran tertentu.
- Evaluasi adalah usaha untuk memberikan interpretasi atau pendapat terhadap hasil
pengukurannya.
Pengukuran dan penilaian terhadap pencapaian tujuan pendidikan (hasil pendidikan)
akan memberikan umpan balik bagi proses pendidikan itu sendiri.
Berhubungan pengukuran dan evaluasi yang akan dilakukan berorientasi pada tujuan,
maka sebelum menentukan proses pengukuran, maka seharunya diketahui terlebih dahulu
tujuan pendidikan baik yang bersifat penomenologi atau yang bersifat analisis operasional
(cognitive domain, affective domain, dan psykomotor domain).
Juga harus dicatat bahwa evaluasi pendidikan harus memperhatikan beberapa
prinsippokok, yaitu:
1. Evaluasi harus dilakukan kontinu agar diperoleh kemantapan.
2. Evaluasi harus dilakukan harus dilakukan secara komprehensif(meliputi
keseluruhanaspek pola tingkah laku yang diharapkan).
3. Evaluasi harus objektif, dalam arti hanya menunjuk keadaan yang dinilai, lepas dari
faktor-faktor subjektif.
4. Evaluasi harus menggunakan alat ukur yang baik (memenuhi syarat-syarat tertentu
1. Penilaian dalam PPKN
Penilaian(evaluasi) dalam PPKN adalah penilaian yang hendak mengungkap tentang
sejauh mana siswa telah menghayati nilai-nilai pancasila sebagai hasil belajar.Penilaian
yang dilakukan dalam rangkaian pengajaran PPKN tentunya merupakan penilaian efektif
kerena memperhatikan titik berat tujuan PPKN itu sendiri yang diletakkan pada
pengembangan ranah sikap dan nilai.
24
3. Penyusun Alat Evaluasi PPKN
a. Teknis Tes
Adapun pembagian tes terdiri dari:
- Tes lisan
- Tes tulisan : Tes Essay
Tes objektif :
Tess Essay ini ,dapat dibedakan dalam dua macam :
1. Pola jawab dengan uraian bebas, misalnya:jelakan menurut pendapatmu tenteng sestem
pemritahan Presidentil?
2. Pola jawaban dengan uraian terbebas,misalnya:sebutkan tugas-tugas MPR?
BAB VIII
DESAIN INSTRUKSIONAL PPKN
A. Pengertian
Desain artinya membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan .
Sedangkan instruksional berarti pengajaran. Pengajaran yang dirancang atua pola adalh
berdasarkan kurikulum tertentu dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya desain instruksional, antara lain sebagai berikut:
- Untuk mengganti kebersihan yang diperoleh secara untung-untunggan atau nasib bujur.
- Sebagi alat untuk menemukan dan memecahkan masalah.
- Untuk memanfaatkan sumber secara efektif.
B. Model
Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.
25
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam model desain instruksional menurut PPSI,
Pertama; bahwa pengajara dipandang sebagai suatu sistem, ini berarti pengajaran
merupakan kesatuan dari sejumlah unsur/komponen yang terorganis dansalingberhubungan
satu sama yang lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua, PPSI
menggunakan pendekatan sistem (system approach), ini sebagai konsekuensi logis karena
memandang instruksional sebagai sistem. Jadi,model PPSI adalah berorientasi pada tujuan.
Adapun langkah-langkah pokok dalam PPSI adalah sebagai berikut;
Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK)
Pengembangan alat evaluasi.
Pengembangan program kegiatan.
Menentukan kegiatan-kegiatan belajar
Pelaksanaan program
BAB IX
GURU PPKN YANG PROFESIONAL
26
- Baik jasanya atau jejak perjalananya.
- Tidak mempunyai kegemaran/kebiasaan yang jelek.
Guru PPKN harus memiliki kualifikasi yang mejamin dicapainya sasaran tersebut.
Kualifikasi tersebut adalah:
a. Kompetesi pribadi
b. Kompetensi kemasyarakatan
c. Kompetensi profesional
27
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
B.Kekurangan
1. Dalam buku ini “PENDIDIKAN PANCASILA” ini tidak terdapat rangkuman pada
setiap Baba tau materi, sehingga mahasiswa kurang dapat menemukan intisari dari setiap
pokok bahasan tersebut.
2. Bahasa yang digunakan kurang efesien, dimana banyak kata yang sama diulang kembali
dalam suatu kalimat sehingga memperhambat pemahaman mahasiswa.
3. Didalam buku tidak ada gambar untuk memperjelas suatu materi yang di bahas
B. Kekurangan
1. Didalam buku tidak memuat gambar
28
2. Bahasa yang digunakan terlalu tinggi yang membuat sebagian kurang memahami
maksud dari kalimat tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kami dari Kelompok 2 mengambil kesimpulan bahwasanya kita sebagai seorang
mahasiswa, perlu bagi kita dalam mengambil setiap intisari/kesimpulan dalam setiap buku
yang kita pelajari sehingga kita bisa mengerti dan memahami dan mengerti apa maksud
dan tujuan yang akan dibahas oleh buku tersebut.
Didalam tugas CBR ini melatih kita untuk mencari kesimpulan/ringkasan serta
mencari kelebihan dan kekurangan sebuah buku yang menuntut kita untuk teliti dan cermat
dalam menyimpulkan sesuatu.
Dalam penulisan CBR ini, kami dari kelompok 2 masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun dalam menyimpulkan isi dari setiap pokok materi. Untuk itu kami
berharap kepada Dosen Pengampu kami Bapak Amstrong Harefa supaya memaklumi
kekurangan kami tersebut.
4.2 Saran
Saran kami dari kelompok 2 adalah dalam pembuatan Critical Book Report ini kita
harus cermat dan teliti dalam menyimpulkan sesuatu sehingga nantinya kita mampu
mengerti dan memahami apa maksud dan tujuan isi buku tersebut.
29
DAFTAR PUSTAKA
30