Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga kami bisa menyusun atau
menyelesaikan tugas CBR (CRITICAL BOOK REPORT). Penulisan  ini kami sajikan
secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami miliki, dan tugas ini
disususun dalam rangka memenuhi tugas CBR pada mata kuliah : Pendidikan Pancasila.
Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini, dan
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak- pihak yang telah
membantu dan secara khusus kami berterimakasih kepada Bapak Amstrong Harefa, S.H.,
M.H., selaku Dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila karena telah memberikan
bimbinganya kepada kami untuk menyelesaikan tugas CBR ini hingga selesai.

Gunungsitoli, 24 September 2020

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Penulisan CBR................................................................................................ 3
1.3 Manfaat Penulisan CBR.............................................................................................. 3
BAB II RINGKASAN ISI BUKU.................................................................................. 4
2.1 IdentitasBuku.................................................................................................... 4
2.2  Ringkasan Isi Buku..................................................................................................... 4
A. Ringkasan Buku Utama……………………………………………………………….. 5
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................ 5
BAB II PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
.6
BAB III PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT……………………………….. 9
BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK………………………………………….. 10
BAB V PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL……………………………... 12
BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA.. 12
BAB VII PANCASILA SEBAGAI PARAGDIMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA………………………… 13
Ringkasan Buku Pembanding……………………………………………………………. 13
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….. 13
BAB II MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. 14
BAB III LATAR BELAKANG TIMBULNYA MATA PELAJARAN PPKN…………………. 17
BAB IV MATERI PPKN…………………………………………………………… 19
BAB V STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PPKN…………………………………… 19
BAB VI LABORATORIUM DAN MEDIAN PPKN………………………………………... 21
BAB VII EVALUASI PPKN………………………………………………………………. 23
BAB VIII DESAIN INSTRUKSIONAL PPKN…………………………………………….. 25
BAB IX GURU PPKN YANG PROFESIONAL…………………………………………… 26
BAB III PEMBAHASAN/ ANALISIS………………………………………………… 28
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama…………………………………………… 28
3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Pembanding…………………………………….. 28
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….. 29
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….. 29
4.2 Saran………………………………………………………………………………… 29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….. 29

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Critical Book Report (CBR) adalah hasil kritik atau bandingan tentang suatu topik
materi yang pada umumnya diperkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan critical
book ini pada dasarnya adalah untuk membandingkan buku tentang buku Pancasila dan
Pengantar pendidikan Kewarganegaraan.
Dengan dua buku yang akan dijadikan sumber referensi. Setiap buku yang dibuat
oleh penulis tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Kelayakan suatu buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu
dengan perbandingan buku lainnya.

1.2  Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pendidikan Pancasila      
2. Untuk mengulas isi sebuah buku yang dikritikalisasi
3. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku tersebut.
4. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di berikan oleh
setiap bab dari sebuah buku
5. Membandingkan isi buku pada keadaan nyata

1.3 Manfaat Penulisan CBR


1. Agar pembaca tanggap terhadap hal-hal penting yang ada didalam bab ini
2. Untuk memahami tentang Pendidikan Pancasila mulai dari materi hingga
pengaplikasiannya
3. Melatih Kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu buku.

3
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

2.1 Identitas Buku


Buku Utama
Judul Buku : Pendidikan Pancasila 
Penulis : Dr.H.Kaelan,M.H.(Dosen Universitas Gadjah Mada)
Penerbit : Paradigma Yogyakarta
ISBN :  979-8658-00-0
Tahun Terbit : 2004
Tebal : 285
Kota : Yogyakarta
Bahasa : Indonesia 

Buku Pembanding
Judul Buku : Pengantar Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Penulis : Drs M. Daryono, Dkk
Penerbit : Rineka Cipta
ISBN : 978-979-518-716-5
Tahun Terbit : Maret 2011
Tebal : 281 Halaman
Kota : Jakarta
Bahasa : Indonesia

4
A. Ringkasan buku utama

BAB 1
PENDAHULUAN

Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan
oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Penyajian perkuliahan pendidikan pancasila diperguruan tinggi berdasarkan peraturan
perundang undangan dan landasan hukum. Sehingga mahasiswa diharapkan untuk dapat
memahami latar belakang historis kuliah pendidikan pancasila, Dengan memahami fakta
budaya dan filsafat hidup bersama dalam suatu Negara

A. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

1. Landasan Historis
2. Landasan Kultural
3. Landasan Yuridis
4. Landasan Filosofis

B. TUJUAN PENDIDIKAN

Dalam UU no.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional dan juga termuat dalam SK
Dirjen Dikti No.38/Dikti/Kep/2003.Dijelaskan bahwa tujuan pendidikan pancasila
mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-
hari.

Pendidikan pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, Dengan sikap dan perilaku:

1) Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan
hati nuraninya.
2) Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya
3) Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan
seni.
4) Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.

C. PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH


5
Pembahasan pancasila secara ilmiah harus memenuhi syarat ilmiah yang
dikemukakan oleh I.R poedjowitjano dalam Bukunya “Tahu dan Pengetahuan” yang
merinci syarat-syarat Ilmiah sebagai berikut:

a) Berobjek
b) Bermetode
c) Bersistem
d) Bersifat universal

Tingkatan pengetahuan ilmiah adalah:


 Pengetahuan Deskriptif
 Pengetahuan kausal
 Pengetahuan Normatif
 Pengetahuan Essensial

D. BEBERAPA PENGERTIAN PANCASILA


 Pengertian pancasila secara Etimologis
 Pengertian pancasila secara Historis
 Pengertian pancasila secara Terminologis

BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA

A. PENGANTAR
Kehidupan bangsa Indonesia tidak terlepas dari nilai-nilai pancasila berupa Nilai
adat istiadat, kebudayaan dan religius sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
pandangan hidup nilai-nilai essensial yang terkandung dalam pancasila yaitu: Ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, Kerakyatan serta keadilan.Yang telah dimiliki bangsa Indonesia
sejak zaman dahulu mendirikan Negara. Proses terbentukNya Negara Indonesia melalui
proses sejarah yang cukup panjang yaitu : Sejak zaman batu,Kemudian timbul kerajaan-
kerajaan pada abad IV ke V kemudian timbulnya kerajaan pada abad ke VII.

B. ZAMAN KUTAI
Memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M dengan ditemukanNya prasasti berupa 7
rupa Diatas pimpinan raja mulawarman keturunan raja asmawarman. Bentuk kerajaan
dan agama sebagai tali pengikat kewibawaan raja ini tampak dalam kerajaan-kerajaan
yang muncul dijawa dan sumatera yaitu : Kerajaan Sriwijaya disumatera dan majapahit
dijawa.

6
C. ZAMAN SRIWIJAYA
Berdirinya Negara Indonesia tidak dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama,Negara
Indonesia terbentuk dalam tiga tahap yaitu:
1. Zaman sriwijaya dibawah wangsa sailendra (600-1400) yang bercirikan kedatuan
2. Negara kebangsaan majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan.Kedua tahap
tersebut merupakan Negara kebangsaan Indonesia lama.
3. Negara kebangsaan modern yaitu Negara Indonesia merdeka (sekarang Negara
proklamasi 17 agustus 1945).

D. ZAMAN KERAJAAN-KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT


Sebelum kerajaan majapahit muncul sebagai kerajaan yang memanjangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan dijawa tengah dan jawa timur secara silih
berganti.

E. KERAJAAN MAJAPAHIT
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan majapahit yang mencapai zaman keemasanNya
pada pemerintahan raja Hayam dengan majapatih gajahmada yang dibantu oleh
laksamana nala dalam pemimpin armadanya untuk menguasai nusantara.

F. ZAMAN PENJAJAHAN
Setelah majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembangLah agama islam
dengan pesatNya di Indonesia dan mulailah berdatangan orang-orang eropa
dinusantara.Mereka itu antara lain portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang
spayol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.

G. KEBANGKITAN NASIONAL
Budi utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang        merupakan
pelopor pergerakan nasional, Sehingga setelah itu        muncullah organisasi-organisasi
pergerakan lainnya.Kemudian        Muncullah indische partij (1913), Partai nasional
Indonesia (PNI), dan        terakhir pendidikan nasional Indonesia (1933).

H. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG


Pada tanggal 29 april 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun kaisar       jepang. Beliau
memberikan hadiah “ulang tahun” kepada bangsa               Indonesia yaitu janji kedua
pemerintah jepang berupa kemerdekaan       tanpa syarat.Bahkan Indonesia dianjurkan
untuk mendirikan Negara       Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh jepang yaitu
Sekutu.

7
I. SIDANG BPUPKI PERTAMA
 Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama 4 hari berturut yang tampil
menyampaikan usulannya adalah sebagai berikut:
 Tanggal 29 mei 1945 oleh Mr.Muhammad yamin
 Tanggal 31 mei 1945 oleh prof.soepomo

J. SIDANG BPUPKI KEDUA (10-16 juli 1945)


DibentukNya panitia Sembilan yang menyusun rancangan terakhir naskah    
pembukaan UUD 1945 yaitu :
 Panitia perancang undang undang dasar yang diketahui oleh Ir.soerkarno
 Panitia ekonomi dan keuangan yang diketuai oleh Drs.Moh.Hatta
 Pantia pembelaan tanah air diketuai oleh abikusno Tjokrosoejoso

K. PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN SIDANG PPKI

Pada tanggal 9 agustus 1945 diberikan tiga cap yaitu :

1. Soekarno diangkat sebagai ketua panitia persiapan kemerdekaan     Moh.hatta


sebagai wakil      ketua,radjiman sebgai anggota.
2. Panitia persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal 9 agustus itu
3. Cepat atau tidaknya pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya kepada       panitia.

L. MASA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 ternyata bangsa Indonesia masih


menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya untuk menanamkan kembali kekuasaan
belanda diindonesia yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintah NICA (Netherland
indies civil administration) Selain itu belanda secara licik memprogandakan kepada
dunia luar bahwa Negara proklamasi R.I hadiah fasis jepang.

 Pembentukan Negara republik Indonesia serikat (RIS)


 Terbentuknya Negara kesatuan republik Indonesia tahun 1950
 Denkrit presiden 5 juli 1959
 Masa orde baru.

8
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. PENGERTIAN FILSAFAT

         Dalam wacana ilmu pengetahuan, Banyak orang memandang bahwa filsafat adalah
merupakan bidang ilmu yang rumit , Komples dan sulit dipahami secara definitive.

Secara etimologis istilah “filsafat”berasal dari bahasa yunani “philein” yang artinya
‘cinta” dan “sophos’ yang artinya “hikmah” atau “kebijaksanaan” atau
“wisdom”(nasution,1973).Jadi,secara harafiah istilah “filsafat” Mengandung makna cinta
kebijaksaaan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka muncul pula filsafat
yang berkaitan dengan bidang-bidang ilmu tertentu antara lain filsafat politik, sosial,
hukum, bahasa, ilmu pengetahuan, agama dan bidang-bidang ilmu lainnya.

B. RUMUSAN KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI     


SUATU SISTEM

Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian saling berhubungan

a. Susunan kesatuan sila-sila yang bersifat organis


Dasar filsafat Negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing
merupakan suatu asas peradaban.Maka pancasila merupakan suatu kesatuan yang majemuk
tunggal.Unsur-unsur hakikat manusia tersebut merupakan suatu kesatuan yang bersifat
organis dan harmonis.Pancasila merupakan penjelmaan hakikat manusia “monopluralis”
yang merupakan kesatuan organism aka sila-sila pancasila yang juga memiliki kesatuan
yang bersifat organis pula.
b. Susunan pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramida
     Susunan pancasila adalah hierarkis dan berbentuk piramida.Pengertian matematis
piramida digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarki sila-sila pancasila dalam
urutan-urutan luas (kwantitas)dan juga dalam hal ini sifatnya (kwalitas).
c. Rumusan hubungan kesatuan sila-sila pancasila yang saling mengisi dan saling
mengkualifikasi
       Kesatuan sila-sila pancasila yang “majemuk tunggal” hierarki piramidal dan juga
memiliki sifat saling mengisi dan saling mengkualifikasi.Hal ini dimaksudkan bahwa
dalam setiap sila terkandung nilai keempat lainnya,atau dengan kata lain perkataan dalam
setiap sila senantiasa dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.

Kesatuan sila-sila pancasila sebagai suatu sistem filsafat meliputi:

 Dasar antropologis sila-sila pancasila


 Dasar epistemologis sila-sila pancasila
 Dasar aksiologis sila-sila pancasila

9
C. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR FUNDAMENTAL BAGI   
BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Dasar filosofis

Sila-sila pancasila merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh, hierarki dan
sistematis.Dalam pengertian inilah maka sila-sila pancasila merupakan suatu sistem
filsafat.Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara republik Indonesia, mengandung
makna bahwa dalam setiap ospek kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan dan
kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan.

2. Nilai-nilai pancasila sebagai nilai fundamental Negara

Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat Negara Indonesia hakikatnya merupakan


suatu sumber dari segala sumber hukum dalam Negara Indonesia.Sebagai suatu sumber
dari segala sumber hukum secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran,
cita-cita hukum,serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan,serta
warga bangsa Indonesia,yang pada tanggal 18 agustus 1945 telah dipadatkan
diabstraksikan oleh para pendiri Negara menjadi lima sila dan ditetapkan cara yuridis
formal menjadi dasar filsafat Negara republik Indonesia.

D. INTI ISI SILA-SILA PANCASILA

1) Sila ketuhanan yang maha esa


2) Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

10
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

A. PENGANTAR

           Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai
sehingga merupakan sumber dari segala pejabaran norma-norma hukum, moral maupun
norma kenegaraan lainnya.Sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang
bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.

1) Pengertian etika
Etika termasuk kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
etika umum dan etika khusus.Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar
tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.Etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu,atau
bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan
berbagai ajaran moral.

B. PENGERTIAN, NILAI, NORMA DAN MORAL


I. Pengertian nilai

Nilai atau “value”termasuk dalam bidang kajian filsasat didalam Dictionary of


sosciology and related dikemukakan bahwa nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang
ada pada suatu benda untuk memuaskan manusia.

II. Hubungan nilai, norma dan moral

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa nilai adalah kualitas dan suatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin.

Dimensi politik manusia terbagi menjadi dua yaitu :

1. Manusia sebagai makhluk individu sosial


2. Dimensi politis kehidupan manusia.

11
BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. PENGERTIAN ASAL MULA PANCASILA

1. Asal mula yang langsung


2. Asal mula yang tidak langsung
3. Bangsa Indonesia berpancasila dalam “Tri prakara”

B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa


2. Pancasila sebagai dasar Negara republik indonesia
3. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan Negara indonesia

Pengertian “ ideologi “ secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-


gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, Kepercayaan-kepercayaan.

C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN PAHAM IDEOLOGI


BESAR LAINNYA DI DUNIA

 Ideologi pancasila
 Negara pancasila
 Paham Negara persatuan
 Paham Negara kebangsaan

BAB VI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REUBLIK                  
INDONESIA
A. Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 agustus 1945.

Dasar-dasar pembukaan UUD 1945 :

1. Pembukaan UUD 1945 sebagai tertib hukum tertinggi


2. Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental
3. Pembukaan UUD 1945 tetap terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI

12
BAB VII
PANCASILA SEBAGAI PARAGDIMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

A. Pengertian Paragdima
Paragdima adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum
(merupakan suatu sumber nilai), sehingga merupakan suatu sumber hukum,metode,serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehinggga sangat menentukan sifat, cirri-ciri serta
karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

B. Pancasila sebagai paragdima pancasila

Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat,berbangsa dan bernegara,bangsa


Indonesia melaksanakan pemangunan nasional

C. Pancasila sebagai dasar reformasi

Pancasila dianggap sebagai sumber nilai perubahan hukum dan sebagai dasar cita-
cita dari reformasi.

D. Pancasila sebagai paragdima reformasi politik

1. Reformasi atas sistem politik


2. Reformasi partai politik
3. Reformasi atas kehidupan politik

B. Ringkasan buku pembanding


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian PPKN
PPKN adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum
sekolah.PPKN berusaha membina perkembangan moral anak didik seusai dengan nilai-
nilai Pancasila. Dulu, pada tahun 1975,mata pelajaran ini tidak bernama PPKN, tapi PMP
(Pendidikan Moral Pancasila), Oleh GBHN 1973 ( dalam Tap. MPR. No.IV/MPR/1973)
bidang studi ini diinstruksikan untuk masuk dalam kurikulum sekolah taman kanak-kanak
sampai perguruan tinggi,baik negeri maupun swasta.

Konsep dasar PMP (Pendidikan Moral Pancasila) pada hakikatnya meliputi hal-hal berikut
ini :a. Apa PMP Itu? PMP sendiri memang bukan suatu ilmu,tetapi memerlukan bantuan

13
berbagai  pengetahuan. Titik sentrum PMP sendiri tetap pada nilai-nilai Pancasila. Bantuan
berbagai ilmu tersebut   diperlukan sejauh dapat membantu penghayatan dan pengamalan
nilai-nilai Pancasila,baik     dalam   kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai
pandangan hidup bangsa.

b. Mengapa timbul PMP? Disini mendekatinya dari dua sudut,yaitu sudut sejarah
kurikulum sekolah  yang pernah ada, khususnya kurikulum SMU sejak menjelang dekrit
presiden. Dan juga dari segi     hakikat Pancasila sebagai dasar Negara.

c. Bagaimana Sebenarnya PMP itu? Hal ini meliputi tujuan,materi,strategi belajar


mengajar, sarana     prasarana,penilaian hasil belajar,dan gambaran guru PMP yang
professional.

B. Latar Belakang PPKN


a. Latar belakang filosofis
        Dimulai dari hakikat pancasila sebagai Dasar Negara dan juga sebagai pandangan
hidup bangsa yang seterusnya dijabarkan didalam UUD 1945 dengan segala penjabarannya
sebagai penuntun hidup masyarakat dan bernegara,mengatur penyelenggaraan
negara,ekaprasetia pacakarsa yang perlu ditanamkan kedalam jiwa seluruh rakyat
Indonesia untuk pengejawahtaan dalam kehidupan nyata melalui jalur penataran dan juga
jalur sekolah.

b. Latar belakang historis  


1. Sebelum dekrit presiden pada tahun 1959 : Di SMU dikenal mata pelajaran Tata Negara,
Tata     Hukum dan Ilmu kewarganegaraan.
2. Sesudah dekrit presiden pada tahun 1959 : Diintroduksi pelajaran Civics dengan “Civics
manusia Indonesia baru” dan “Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi” (Tubapi) sebagai buku
sumber

Pada tahun 1983, MPR berhasil menetapkan GBHN baru,yang antara lain, dalam
bidang pendidikan mengintrusikan :
Pendidikan Pancasila, termasuk didalamnya :

- PMP
- Pendidikan Pelaksana P4
- Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa

14
Ditahun 1994, kurikulum 1994 dikeluarkan sehingga nama bidang studi PMP diganti
dengan nama PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganrgaraan), dimulai secara bertahap
mulai tahun 1994 bagi kelas 1-4 SD, dan juga kelas 1 SLTP dan SMU.

C. Tujuan PPKN
Tujuan Pendidikan Nasional : Dirumuskan dalam GBHN
Tujuan Instruksional : Dirumuskan dalam masing-masing kurikulum sesuai
dengan jenis jenjang dan jenis sekolah
Tujuan Kurikuler : Tujuan masing-masing studi PPKN
Tujuan Instruksional (Umum) : Dihayai dan diamalkannya 36 butir nilai dalam pedoman
penghayatan dan pengamalan Pancasila,oleh setiap anak
didik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tujuan
Instruksional (Khusus) : Menjadi tanggung jawab guru PMP untuk mengajarkan
TIU seoperasional mungkin

BAB II
MAKNA DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN (PPKN)

A. Makna PPKN
Pancasila secara yuridis formal telah diterima sebagai dasar Negara. Konsekuensi
kedudukannya sebagai dasar negara adalah bahwa dalam penyelenggaraan Negara segala
gerak langkahnya harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila. Namun bukan saja
penyelenggaraan Negara yang harus didasarkan pada nilai-nilai pancasila, melainkan juga
sikap dan perilaku para penyelenggara Negara,warga Negara,lembaga-lembaga
kenegaraan,dan lembaga kemasyarakatan (Tap. MPR. No. II/MPR/1978,Pasal 4).

B. Pendidikan Moral
Pendidikan moral merupakan suatu usaha sadar untuk menanamkan nilai-nilai
moral pada anak didik sehingga anak bisa bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai moral tersebut. Pendidikan moral tersebut sebagaimana telah diajarkan oleh
nenek moyang kita, atau juga bisa disebut sebagai pendidikan moral yang tradisional, tidak
memberikan hasil yang efektif.

15
C. Nilai dan Norma
Berbicara tentang arti PMP dan tujuannya tidak lepas dari masalahnya yang pokok,
yaitu masalah moral itu sendiri. Kata moral berasal dari bahasa latin mores, dari suku kata
mos yang artinya adat istiadat,kelakuan,tabiat,watak,akhlak. Dalam perkembangannya,
moral diartikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, yang susila.
Dalam kamus Purwadarminta dikatakan, nilai adalah harga, hal-hal yang penting
atau berharga bagi manusia. Fraenkel menyebutkan sebagai standar penuntun perilaku
seseorang dalam menentukan apa yang indah,efesien dan berharga tidaknya sesuatu. Ada
yang disebut dengan nilai estetis,nilai logis,nilai ekonomis, nilai vital dan nilai moral.
Yang menjadi masalah dalam pendidikan moral ini tidak lain adalah nilai moral itu sendiri.
Namun, untuk membedakan yang satu dengan yang lainnya, berikut dicantumkan beberapa
pernyataan untuk diterka

Pernyataan tersebut antara lain :


1. Pemandangan itu sangat indah
2. Tidak baik seorang anak menggertak ibunya
3. Tono mendapatkan nilai C pada nilai Biologinya
4. Menolong orang adalah perbuatan yang bagus

2.4 Tujuan PPKN


PPKN berusaha membentuk manusia seutuhnya sebagai perwujudan kepribadian
Pancasila, yang mampu melaksanakan pembangunan masyarakat Pancasila. tanpa PPKN,
segala kepintaran atau akal, ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan
kecekatan, tidak memberi jaminan pada terwujudnya masyarakat pancasila.
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa PPKN mempunyai kedudukan yang sangat
penting sekali, khususnya dalam pembentukan kepribadian manusia Indonesia yang dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.

16
BAB III
LATAR BELAKANG TIMBULNYA MATA PELAJARAN PPKN

A. Latar belakang Filosofis


Pancasila sudah merupakan pandangan hidup bangsa yang berakar dalam
kepribadian bangsa Indonesia. Dalam pandangan hidup itu, terkandung konsep dasar
tentang kehidupan yang dicita-citakan yang dianggapnya baik. Karena itu, menimbulkan
tekad untuk melestarikannya. Sesuai tekad bangsa Indonesia untuk melestarikan nilai-nilai
pancasila tersebut, maka secara konstitusional pancasila telah dikukuhkan sebagai dasar
Negara.
Diterimanya Pancasila sebagai dasar Negara, disamping sebagai pandangan hidup
bangsa ini, berarti nilai-nilai pancasila harus selalu menjadi tuntutan moral dalam peraturan
serta penyelenggaraan negara.

B. Latar belakang Historis


a) Pada mulanya pendidikan moral dilaksanakan melalui pendidikan agama dan budi
pekerti, tidak ada pendidikan moral secara eksplisit.
b) Pada tahun 1957 mulai diperkenalkan mata pelajaran Kewarganegaraan, yang isi
pokoknya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan, hak dan kewajiban warga
Negara. Disamping itu, dari sudut pengetahuan tentang Negara diperkenalkan juga
mata pelajaran Tata Negara dan Tata Hukum.
c) Pada tahun 1959 terjadi perubahan arah politik di Negara Indonesia, UUDS 1950
tidak berlaku dan kembali lagi ke UUD 1945. Dengan berlakunya kembali UUD
1945, tampak dibidang pendidikan diadakan perubahan arah. Perubahan ini adalah
diperkenalkannya mata pelajaran Civics di SMP dan SMU, yang isinya meliputi:
Sejarah nasional,sejarah prolakmasi,UUD 1945,pancasila,pidato-pidato kenegaraan
presiden,Pembina persatuan dan kesatuan bangsa.
d) Pada tahun 1962 istilah civics diganti dengan istilah Kewarganegaraan
e) Pada tahun 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI, yang kemudian diikuti
pembaruan tatanan dalam pemerintahan
f) Perubahan sistem ketatanegaraan/pemerintahan ini kemudian diikuti dengan
kebijaksanaan dalam pendidikan yaitu dengan keluarnya keputusan menteri P& K

17
No.31/ 1967 yang menetapkan bahwa pelajaran civics meliputi : Pancasila, UUD
1945, Ketetapan-Ketetapan MPRS, Pengetahuan tentang PBB.
g) Pada tahun 1968, keluarlah Kurikulum 1968. Dalam kurikulum ini istilah Civics
yang secara tidak resmi diganti istilah kewargaan Negara, digantikan lagi dengan
nama Pendidikan Kewargaan Negara. Bahan pokoknya pun telah ditetapkan dalam
kurikulum tersebut meliputi :
Untuk tingkat sekolah dasar
1. Pengetahuan Kewargaan Negara
2. Sejarah Indonesia
3. Ilmu bumi

Untuk tingkat SMP


1. Sejarah kebangsaan
2. Kejadian Setelah merdeka
3. UUD 1945
4. Pancasila
5. Ketetapan-ketetapan MPRS

Untuk tingkat SMU


1. Untuk pasal-pasal dalam UUD 1945 dihubungkan dengan tata
Negara,sejarah,ilmu bumi,dan ekonomi.
h) Pada tahun akhir tahun1975, Tim Nasional Kurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menyusun Kurikulum dan garis-garis beras pengajaran dalam bidang
studi PMP untuk SD,SMP,dan SMU.
i) Mata pelajaran PPKN dalam kurikulum1994 muncul bukan sebagai mata pelajaran
yang baru, melainkan suatu produk dari proses sejarah yang rekatif panjang dan
berliku-liku.

18
BAB IV
MATERI PPKN

A. Penentuan materi Pokok PPKN


Materi yang harus diberikan dalam pengajaran PPKN secara mutlak ditentukan
oleh apa yang akan dituju oleh mata pelajaran PPKN (tujuan kurikuler, tujuan
instruksional), serta saubjek didiknya, dalam arti jenjang pendidikannya.

B. Pokok-pokok penyusunan bahan PPKN


Dalam menyususn dan mengorganisasi materi PPKN kedalam Kurikulum PPKN
berorientasi kepada :
a) Totalitas isi
b) Totalitas jenjang sekolah
c) Totalitas kepribadian anak

C. Penentuan Pokok Bahasan


1. Hubungan timbal balik antara warga Negara dengan lembaga-lembaga Negara dan
politik
2. Hubungan timbal balik antar warga Negara dengan lembaga-lembaga hukum
3. Hubungan timbal balik antar warga Negara dengan lembaga-lembaga ekonomi
4. Hubungan timbal balik antar warga Negara dengan lembaga-lembaga social budaya
5. Hubungan timbal balik antar warga Negara dengan lembaga-lembaga keagamaan
6. Hubungan timbal balik antar warga Negara dengan lembaga-lembaga pertahanan
keamanan
7. Hubungan timbal balik antara manusia

19
BAB V
STRATEGI BELAJAR MENGAJAR PPKN

5.1. Macam-Macam Pendekatan PPKN

1. Pendekatan evolusi
2. Pendekatan Inculcation
3. Pendekatan kesadaran
4. Pendekatan moral
5. Pendekatan analisis
6. Pendekatan klasifikasi
7. Pendekatan kesepakatan
8. Pendekatan integrative
9. Pendekatan kreatifitas

5.2. Strategi Belajar PPKN dalam Rangka Metode Belajar Mengajar PPKN
Secara rinci, strategi belajar PPKN adalah sebagai berikut :
 Kegiatan instruksional pendahuluan
 Penyampaian informasi
 Partisipasi siswa
 Tes
 Kegiatan Lanjutan

5.3. Pola Umum Kegiatan Belajar Mengajar PPKN


 Presentasi
 Studi Independen
 Interaksi guru dengan siswa

20
BAB VI
LABORATORIUM DAN MEDIAN PPKN

A.Pengertian Laboratorium PPKN


Laboratorium/workshop ialah tempat untuk melatih siswa/mahasiswa dalam
keterampilan melakukan praktek, demonstrasi,percobaan, penelitian,dan pengembangan
ilmu pengetahuan.Perbedaan antara laboratorium dengan “workshop” ialah laboratorium
selain diadakan latihan keterampilan juga diadakan kegiatan penelitian, sedangkan
“workshop” atau bengkel hanya diadakan latihan keterampilan saja (Zainuddin HRL, 1985,
P. 29).

Definisi di atas, menunjukan bahwapengertian laboratorium itu lebih luas dari pada
workshop. Karena di dalam laboratorium mencakup kegiatan latihan(workshop) dan
kegiatan penelitian yang tidak tercakup dalam workshop.sehingga antara teori dan praktek
saling mengisi dalam upaya mewujudkan produk kegiatan belajar mengajar khususnya,
maupun pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.

B. Fungsi Laboratorium PPKN

Mengenai fungsi laboratorium, ada beberapa pendapat antara lain:

a. Amin soetjino (Zainuddin HRL, ddk, 1985,P, 36),menyatakan bahwa secara garis besar
fungsi laboratorium/workshop yaitu:
 Memberikan kelengkapan begi pelajaran teori yang telah diterima sehingga antara
teori dan praktek bukan merupakan hal yang terpisah, melainkan dua hal yang
merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling kaji mengkaji dan saling mencari dasar.
 Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa/mahasiswa.
 Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari
suatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
 Menambah keterampilan dalam mempergunakan alat media yang tersedia untuk
mencari dan menemukan kebenaran.
 Memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang
calon ilmuan.
 Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai alkitab keterampilan yang
diperoleh, penemuan yang didapat dalam proses kerja dilaboratorium/worskhop.

21
b. Moh. Amin(1984, P. 41), menyatakan bahwa fungsi laboratorium yang berhuungan
dengan kegiatan-kegiatan laboratorium antara lain :
 Alat atau tempat untuk menguatkan/memberi kepastian informasi-informasi.
 Alat atau tempat untuk membuktikan hubungan sebab akibat
 Alat atau tempat untuk membuktikan benar tidaknya(verifikasi) faktor-faktor atau
gejala-gejala tertentu.
 Alat atau tempat untuk mempraktekkan apa/sesuatu yang diketahui.
 Alat atau tempat untuk mengembangkan keterampilan
 Alat atau tempat untuk memberikan latihan-latahan.
 Alat aatau tempat untuk membantu siswa belajar menggunakan metode ilmiah dalam
pemecahan problem-problem.
 Alat atau tempat untuk melanjudkan/menjelaskan penelitian perseorangan.

Memperhatiakan fungsi laboratorium yang diajukan amin Soejitno dan


Moh.Rumusa yang diajukan Amin soejitno tampaknya menyangkut juga aspek psikologis
yang diharapkan terbentuk lewat laboratorium yang terlihat pada fungsi klima (memupuk
dan membina rasa percaya diri).
Pelaksanaan PPKN diarahkan pada penghayatan dan pengalaman nilai-nilai oleh
anak didik. Berdasarkan pemikiran itu, kiranya dapat dirumuskan fungsi laboratorium
PPKN meliputi:
1. Fungsi penelitian dan pengembangan
2. Fungsi untuk mempratekkan
3. Fungsi dokumentasi dan publikasi
C. Penggunaan Laboratorium PPKN
Agar fungsi laboratorium tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya
makan dalam penggunaanya perlu memperhatikan hal-hal yaang terdapat dalam program
pengajaran. Adapun langkah-langakah atau hal-hal tersebut adalh sebagai berikut:
a. Menganalisis kurikulum secara keseluruhan (tujuan kurikulur,tujuan
instruksional,pokok       bahasa,dan subpokok bahasa).
b. Menentukan pokok bahasa.
c. Menentukan bobot taksonomi dari pokok bahasa
d. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK).

22
e. Mengembangkan materi dari pokok bahasa.
f. Mengembangkan desain instruksional.
g. Menetapkan materi pokok bahasa (seluruh atau sebagian) yang memerlukan
laboratorium.
h. Menentukan alat/perlengkapan yang akan dipergunakan.
i. Menetapkan langkah-langkah dalam pengarjaran dengan memakai laboratorium.

D. Median PPKN

a. Pengertian dan fungsi PPKN


Media PPKN adalah semua bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses
penyampaian informasi dalam kegiatan belajar mengajar pandidikana pancasila
b. Jenis-jenis Media dan Kriteria Pemilihan Media
Jenis-jenis media dapat digolongkan ke dalam media virus, media dengar,projekted
sttil media(media tidak bergerak yang diproyesikan),projekted motion media(media
bergerak yang diproyeksikan). Media yang akan digunakan dengan faktor-faktor sebagai
berikut:
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Materi pelajaran yang akan diberikan
3. Metode pengajaran yang digunakan
4. Keadaan siswa
5. Hambatan-hambatan praktis,misalnya:ketersediaan media yang akan dipakai,waktu
ynag tersedia,mutu media(tulisanya masih terbaca atau tidak),dan sebagainya.

BAB VII
EVALUASI PPKN

A. Pengukuran dan Penilaian


Salah satu fungsi evaluasi adalah sebagai pengukur keberhasilan penddidikan.
Dalam fungsinya ini hendaknya diketahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.
Apabila mengadakan evaluasi atau penilaian, selalu didahului dengan tindakan
pengukuran tentang sejauh mana hal yang diukur tersebut memenuhi standar. Maka dapat
dibedakan antara evaluasi dan pengukuran, dengan batasan sebagai berikut:

23
- Pengukuran adalah suatu usaha untuk menetapkan dengan pasti tentang luas,dimensi,
atau kuantitas dari sesuatu dengan membandingkan ukuran tertentu.
- Evaluasi adalah usaha untuk memberikan interpretasi atau pendapat terhadap hasil
pengukurannya.
Pengukuran dan penilaian terhadap pencapaian tujuan pendidikan (hasil pendidikan)
akan memberikan umpan balik bagi proses pendidikan itu sendiri.
Berhubungan pengukuran dan evaluasi yang akan dilakukan berorientasi pada tujuan,
maka sebelum menentukan proses pengukuran, maka seharunya diketahui terlebih dahulu
tujuan pendidikan baik yang bersifat penomenologi atau yang bersifat analisis operasional
(cognitive domain, affective domain, dan psykomotor domain).
Juga harus dicatat bahwa evaluasi pendidikan harus memperhatikan beberapa
prinsippokok, yaitu:
1. Evaluasi harus dilakukan kontinu agar diperoleh kemantapan.
2. Evaluasi harus dilakukan harus dilakukan secara komprehensif(meliputi
keseluruhanaspek pola tingkah laku yang diharapkan).
3. Evaluasi harus objektif, dalam arti hanya menunjuk keadaan yang dinilai, lepas dari
faktor-faktor subjektif.
4. Evaluasi harus menggunakan alat ukur yang baik (memenuhi syarat-syarat tertentu
1. Penilaian dalam PPKN
Penilaian(evaluasi) dalam PPKN adalah penilaian yang hendak mengungkap tentang
sejauh mana siswa telah menghayati nilai-nilai pancasila sebagai hasil belajar.Penilaian
yang dilakukan dalam rangkaian pengajaran PPKN tentunya merupakan penilaian efektif
kerena memperhatikan titik berat tujuan PPKN itu sendiri yang diletakkan pada
pengembangan ranah sikap dan nilai.

2. Alat Evaluasi PPKN


Dlihat dari segi kegunaan alat-alat evaluasi secara garis besar dapat digolongkan
menjadi dua macam yaitu tes dan non-tes.
a. Pegertian Tes
b. Syarat-syarat tes yang baik
c. Validitas empiris
d. Praktikabilitas (Practicability)

24
3. Penyusun Alat Evaluasi PPKN
a. Teknis Tes
Adapun pembagian tes terdiri dari:
- Tes lisan
- Tes tulisan : Tes Essay
Tes objektif :
Tess Essay ini ,dapat dibedakan dalam dua macam :
1. Pola jawab dengan uraian bebas, misalnya:jelakan menurut pendapatmu tenteng sestem
pemritahan Presidentil?
2. Pola jawaban dengan uraian terbebas,misalnya:sebutkan tugas-tugas MPR?

Tes objektif terdiri dari:

1. Tes benar salah (dua pilihan)


2. Tes pilihan ganda
3. Bentuk menjodohkan
4. Bentuk jawab singkat

BAB VIII
DESAIN INSTRUKSIONAL PPKN

A. Pengertian
Desain artinya membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan .
Sedangkan instruksional berarti pengajaran. Pengajaran yang dirancang atua pola adalh
berdasarkan kurikulum tertentu dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pentingnya desain instruksional, antara lain sebagai berikut:
- Untuk mengganti kebersihan yang diperoleh secara untung-untunggan atau nasib bujur.
- Sebagi alat untuk menemukan dan memecahkan masalah.
- Untuk memanfaatkan sumber secara efektif.

B. Model
Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,
seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.

25
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam model desain instruksional menurut PPSI,
Pertama; bahwa pengajara dipandang sebagai suatu sistem, ini berarti pengajaran
merupakan kesatuan dari sejumlah unsur/komponen yang terorganis dansalingberhubungan
satu sama yang lain dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Kedua, PPSI
menggunakan pendekatan sistem (system approach), ini sebagai konsekuensi logis karena
memandang instruksional sebagai sistem. Jadi,model PPSI adalah berorientasi pada tujuan.
Adapun langkah-langkah pokok dalam PPSI adalah sebagai berikut;
 Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK)
 Pengembangan alat evaluasi.
 Pengembangan program kegiatan.
 Menentukan kegiatan-kegiatan belajar
 Pelaksanaan program

C. Model program PPKN

Dalam penyusunan model program PPKN kemampuan mengintergrasikan secara


utuhhubungan antara tujuan pendidikan, metode, media, dan evaluasi PPKN dengan
tingkat perkembangan psikologis serta kebutuhan belajar dan sosial subjek didik,
merupakan keharusan utuk meningkatkan proses pengajaran yang efisien dan efektif.

BAB IX
GURU PPKN YANG PROFESIONAL

A. Guru Kunci Keberhasilan

Gurulah tempat tumpuan harapan tercapainya tujuan pendidikan, terbantuknyan


manusian yang takwa kapada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, terampil, tinggi budi
pekertinya, kuat kepribadianya, tebal semangat kebangsaan serta cinta tanah air, dapat
membangun dirinya, serta bersama-sama bertanggu jawab atas pembangunan bangsanya.
Sifat-sifat yang di ajurkan (utama) untuk dimiliki oleh seorang guru adalah:
- Badan mulus, tanpa cacat fisik
- Tenang, menyenangkan gerak-geriknya.
- Kuat kepribadiannya,setia terhadap prinsip/pendirian yang benar.
- Halus budi bahasa, tidak bicara kasar dan kotor.
- Cerdas pemikiranya.

26
- Baik jasanya atau jejak perjalananya.
- Tidak mempunyai kegemaran/kebiasaan yang jelek.

1. Kemapuan Profesional Tenaga Kependidikan


Kemampuan juga bisa diartikan sebagai kewenangan dalam konteks yang berbeda,
walaupun tersirat adanya hubungan makna. Sedangkan profesional, diartikan sebagai ahli
(kata benda).
Kubutuhan akan dipenuhi melalui suatu proses pendidikan yang relatif panjang dalam
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). LPTK adalah wadah yang program
dan pengelolaannya tertata secara sistematik, yang memukinkan calon guru
mempersiapkan diri dan pengembangan kompetensi profesionalnya yang dituntutnya kelek
oleh jabatan yang diembannya.
Sedangkan untuk pendidikan tenaga kependidikan (strata 1), baru dijabarkan profil
kopentesi profesional yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
a. Penguasaan bahan.
b. Mengelola program belajar mengajar.
c. Mengelola kerja.
d. Menggunakan media/sumber.
e. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
f. Mengelola interaksi belajar mengajar.
g. Menilai prestasi siswa.
h. Mengenal fungsi program layanan bimbingan dan penyuluhan.
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami prinsip dan menfsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran.

B. Tenaga Ahli Calon Guru dan Guru PPKN

Guru PPKN harus memiliki kualifikasi yang mejamin dicapainya sasaran tersebut.
Kualifikasi tersebut adalah:
a. Kompetesi pribadi
b. Kompetensi kemasyarakatan
c. Kompetensi profesional

27
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Utama


A.Kelebihan :
1. Buku yang berjudul “PENDIDIKAN PANCASILA” ini mampu memberikan informasi
mengenai tata kepemerintahan atau pun dalam berpolitik mahasiswa.
2. Buku “PENDIDIKAN PANCASILA” ini berisi tentang pengetahuan tentang nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila yang dapat menambah wawasan para pembaca dalam
mengembangkan ilmu pendidikan Pancasilanya.

B.Kekurangan
1. Dalam buku ini “PENDIDIKAN PANCASILA” ini tidak terdapat rangkuman pada
setiap Baba tau materi, sehingga mahasiswa kurang dapat menemukan intisari dari setiap
pokok bahasan tersebut.
2. Bahasa yang digunakan kurang efesien, dimana banyak kata yang sama diulang kembali
dalam suatu kalimat sehingga memperhambat pemahaman mahasiswa.
3. Didalam buku tidak ada gambar untuk memperjelas suatu materi yang di bahas

3.2 Kelebihan Dan Kekurangan Buku Pembanding


A. Kelebihan
1. Buku yang berjudul “Pengantar Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan” ini berisi
tentang materi-materi mengenai tata kepemerintahan serta tata cara menjadi seorang
guru Pendidikan Pancasila yang bai
2. Didalam buku juga memuat sejarah terbentuknya mata pelajaran PPKN yang bisa
menambah wawasan para pembaca
3. Didalam buku memberikan materi ajar bagi setiap tenaga pendidik dibidang PPKN
dalam memberikan materi ajar pada peserta didik

B. Kekurangan
1. Didalam buku tidak memuat gambar

28
2. Bahasa yang digunakan terlalu tinggi yang membuat sebagian kurang memahami
maksud dari kalimat tersebut.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kami dari Kelompok 2 mengambil kesimpulan bahwasanya kita sebagai seorang
mahasiswa, perlu bagi kita dalam mengambil setiap intisari/kesimpulan dalam setiap buku
yang kita pelajari sehingga kita bisa mengerti dan memahami dan mengerti apa maksud
dan tujuan yang akan dibahas oleh buku tersebut.
Didalam tugas CBR ini melatih kita untuk mencari kesimpulan/ringkasan serta
mencari kelebihan dan kekurangan sebuah buku yang menuntut kita untuk teliti dan cermat
dalam menyimpulkan sesuatu.
Dalam penulisan CBR ini, kami dari kelompok 2 masih banyak kekurangan dalam
penulisan maupun dalam menyimpulkan isi dari setiap pokok materi. Untuk itu kami
berharap kepada Dosen Pengampu kami Bapak Amstrong Harefa supaya memaklumi
kekurangan kami tersebut.

4.2 Saran
Saran kami dari kelompok 2 adalah dalam pembuatan Critical Book Report ini kita
harus cermat dan teliti dalam menyimpulkan sesuatu sehingga nantinya kita mampu
mengerti dan memahami apa maksud dan tujuan isi buku tersebut.

29
DAFTAR PUSTAKA

30

Anda mungkin juga menyukai