Anda di halaman 1dari 25

SEJARAH GEREJA

Oleh :

Bhakti Ary’Son Phillind Sinaga (2102170141)

Rosalina Meryska Misryanty Sihombing (1302170776)

Samuel Febrianto (2102171683)

Sephia Angela Yosephine (2102171142)

Septama Bina Pasca (1302170264)

Try Rahmawana Parulian Simamora (2102170575)

Yanthi Mika Ria Hutabarat (1202170154)

Yonathan Togar Napitupulu (3301170190)

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Kelas Ibu Keyse Libertina Hari Senin Pukul 09.20

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Senin,5 Maret 2018


Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................................ I

Ringkasan Eksekutif .......................................................................................................................... II

BAB IPendahuluan ............................................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Pemilihan Topik ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................................. 1

1.3 Sistematika Penulisan ......................................................................................................... 2

BAB II Teori Utama dan Data/Informasi tentang Pokok Bahasan .................................................... 3

BAB III Pembahasan Kasus/Topik ..................................................................................................... 5

3.1 Gereja Kristen Mula-Mula .................................................................................................. 5

3.2 Pemisahan Gereja Orthodoks dan Roma Katolik ............................................................... 8

3.3 Gereja Protestan .............................................................................................................. 10

3.4 Aliran Pentakosta ............................................................................................................. 14

3.5 Bidat Saksi JEHOWA ......................................................................................................... 17

Bab IV Penutup ............................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka ................................................................................................................................ 22

I
Ringkasan Eksekutif

Makalah ini merupakan kisah sejarah gereja. Didalam makalah ini, penulis
mencoba menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan sejarah gereja. Makalah ini
berisi latar belakang adanya gereja dan hal-hal menarik lainnya. Dengan uraian
topik sebagai berikut:

1. Gereja Kristen mula-mula, bagian ini akan menjelaskan awal mula gereja,
dan didalamnya akanada beberapa kisah pencobaan yang dialami jemaat
mula-mula.

2. Pemisahan Gereja Orthodoks dan Roma Katolik, gereja ini berpisah


karena beberapahal. Penulis menguraikan beberapa sebab didalamnya
yang diambil dari beberapa sumber.

3. Gereja Protestan,gereja protestan berpisah dari Katolik karena beberapa


hal yang dianggap bertentangan atau kurang sesuai. Kami akan mencoba
menguraikan hal tersebut didalam makalah ini.

4. Aliran pentakosta, penulis akan menjelaskan aliran pentakosta dalam


makalah ini.

5. Bidah Saksi Jehowa,masih banyak kontroversi terkait aliran ini, penulis


mencantumkan beberapa hal yang menjadi perbedaan aliran ini dengan
gereja lainnya.

II
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Pemilihan Topik

Sebelum Yesus naik ke surga, Ia memberikan perintah kepada para


murid-Nya untuk pergi ke Yerusalem dan menunggu di sana sampai Roh Kudus
diturunkan ke atas mereka. Setelah Tuhan Yesus Kristus naik ke sorga, para
murid akhirnya kembali ke Yerusalem untuk menantikan turunnya Roh Kudus.
Para murid bertekun dalam doa dan berpuasa untuk mengalami pencurahan
kuasa Roh Kudus.

Pada hari ke-50 penantian para murid tidak sia-sia. Roh Kudus dicurahkan
sesuai dengan yang dijanjikan Yesus sesudah kenaikan-Nya ke sorga. Menurut
Alkitab, murid-murid Yesus berhasil mempertobatkan tiga ribu jiwa pada hari
tersebut dan hal inilah yang disebut dengan lahirnya gereja mula-mula.

Peranan Roh Kudus begitu utama dan penting serta strategis dalam
pertumbuhan dan perkembangan gereja. Inti pokok masalah di sini ialah sering
generasi sekarang tidak melihat kembali kepada sejarah pertumbuhan dan
perkembangan gereja. Ada petunjuk otentik dalam sejarah suci Alkitab secara
khusus Perjanjian Baru yang menegaskan bahwa gereja begitu pesat
perkembangannya.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah

1) Penulisan makalah ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memahami sejarah


gereja dan dapat mengimplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari.

2) Menyediakan gagasan teoretis yang relevan dengan topik yang dibahas


dalam hal ini berkaitan dengan sejarah gereja.

1
3) Memberikan dukungan dan motivasi agar setiap pemimpin dapat
meningkatkan pelayanannya dengan bercermin kepada sejarah
gereja,sehingga pertumbuhan gereja yang diharapkan bisa tercapai.

1.3 Sistematika Penulisan

Metode penulisan yang kami gunakan adalah metode literatur, yaitu


mencari data dari karangan yang ada dari sumber-sumber bacaan. Zaman
sekarang lewat kecanggihan tekhnologi, segala informasi mudah didapatkan.
Kami pun mencari materi-materi yang mendukung topik yang kami bahas lewat
kecanggihan internet sebagai sumber data utama. Setelah itu kami
mendiskusikan segala informasi-informasi yang kami dapat bersama-sama.

2
BAB II
Teori Utama dan Data/ Informasi Tentang Pokok Bahasan

Kata "gereja" sering dipahami sebagai hal-hal berikut:

1. sebuah bangunan (baik megah maupun sederhana) yang dipakai untuk


beribadah;

2. sebuah ruang pertemuan yang biasanya dipakai oleh sekelompok orang


untuk melakukan kebaktian;

3. sebuah organisasi dengan susunan pengurus yang lengkap: ketua, sekretaris,


bendahara, yang bekerja sama dalam melayani umat yang mau beribadah,
dll.

Kata "gereja" berasal dari kata Yunani ekklesia, yang diambil dari kata dalam
bahasa Portugis, igreja, yang artinya "dipanggil keluar." Dalam masa
pelayanan-Nya di dunia, Yesus memanggil para murid-Nya untuk keluar
meninggalkan pekerjaan lama mereka dan mengikuti Dia (Mat. 4:18-22).
Selain kata ekklesia, kata kuriakon dalam bahasa Yunani juga diartikan sebagai
"gereja", yaitu rumah Tuhan. Kata itu lebih menunjuk kepada sebuah gedung
yang dipakai umat untuk beribadah. Dengan demikian, kata "gereja" mempunyai
2 arti:
1. Orang-orang yang telah dipilih, dikuduskan, dan dipanggil keluar oleh Allah.
2. Tempat/rumah/gedung yang dipakai sebagai sarana beribadah oleh umat
Kristen
Gereja yang lahir pertama kali (gereja mula-mula; gereja perdana) terjadi pada
saat perayaan Pentakosta. Bagi umat Yahudi, Pentakosta adalah hari di mana
mereka bersyukur atas hasil panen mereka (Kel. 23:16.) Dalam Perjanjian Lama,
Pentakosta ini dirayakan tujuh minggu atau lima puluh hari setelah
Paskah. Alkitab mencatat bahwa para murid Yesus berkumpul pada hari
Pentakosta untuk menunggu janji Tuhan akan datangnya penolong bagi mereka.

3
Demikianlah janji itu digenapi melalui turunnya Roh Kudus atas para
murid-Nya.Ketika membaca Alkitab, kita menemukan bahwa Tuhan Yesus
mengatakan, “Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas
batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya” (Mat. 16:18). Tuhan Yesus mendirikan Gereja-Nya di dunia ini
dan mengatakan bahwa alam maut tidak akan menguasainya. Apakah arti
perkataan Tuhan Yesus ini? Hal ini adalah jaminan yang diberikan kepada
Gereja-Nya dan memang jaminan ini sudah dibuktikan kebenarannya di
sepanjang sejarah Gereja pada satu abad pertama. Begitu banyak hal yang terjadi
dan kalau dilihat dari kacamata dunia, seharusnya Gereja tidak dapat bertahan
sama sekali di tengah tantangan yang ada dan begitu menekan, kekristenan
bukan hanya dapat bertahan tetapi justru berkembang dan bertumbuh dengan
demikian cepat sehingga tidak ada suatu apa pun yang dapat menahannya.
Gereja diberikan suatu jaminan oleh Tuhan Yesus bahwa bahkan alam maut tidak
akan menguasainya. Kita melihat memang demikian yang terjadi pada Gereja di
abad pertama, bahkan ketika begitu banyak orang mati menjadi martir,
kekristenan justru semakin kuat dan membangkitkan semangat orang-orang
Kristen untuk semakin taat kepada Tuhan. Gereja pun selalu mengalami
perkembangan diikuti dengan pemisahan diri Gereja Orthodoks dan Gereja Roma
Katolik hingga pemisahan diri oleh Gereja Kristen Protestan.. Gereja Protestan
pun berkembang dan mengahasilkan banyak alilran karena perbedaan ritual, dan
pengakuan iman, seperti Aliran Pentakosta. Namun ada 1 aliran yang dianggap
sesat yaitu Aliran Saksi Jehowa.

4
BAB III
Pembahasan

3.1 Gereja Kristen Mula-Mula

Gereja dimulai 50 hari sesudah kebangkitan Yesus (sekitar tahun 30-34


Masehi). Yesus sudah berjanji bahwa Dia akan mendirikan gerejaNya (Matius
16:18), dan dengan datangnya Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kisah 2:1-4),
"Gereja" (“kumpulan yang dipanggil keluar”) secara resmi dimulai. Tiga ribu
orang yang menerima khotbah Simon Petrus pada hari itu dan memilih untuk
mengikuti Kristus dengan cara dibaptiskan.

Petobat-petobat pertama kepada kekristenan adalah orang-orang Yahudi


atau penganut-penganut Yudaisme, dan gereja, yaitu persekutuan orang-orang
yang mengaku Ketuhanan Yesus itu, berpusat di Yerusalem. Dan Karena itu
kekristenan pada mulanya dipandang sebagai sekte Yahudi, sama seperti
orang-orang Farisi, Saduki, atau Eseni. Namun, apa yang dikhotbahkan para
rasul berbeda secara radikal dari apa yang diajarkan oleh kelompok-kelompok
Yahudi lainnya. Yesus diberitakan sebagai "Mesias" atau Juruselamat orang
Yahudi, yaitu Raja yang Diurapi, yang telah dinubuatkan kedatangannya untuk
menggenapi Hukum Tauratdan mendirikan Perjanjian Baru yang berdasarkan
pada kematianNya.

Periode gereja mula-mula dimulai sejak kurang lebih tahun 33 dengan


pelayanan rasul Petrus, Paulus dan lain-lainnya dalam memberitakan kisah Yesus
hingga bertobatnya Kaisar Konstantinus I pada tahun 325. Pada periode
ini gereja dan orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, terutama
penganiayaan fisik, namun para Bapa gereja mulai menulis tulisan-tulisan Kristen
yang pertama dan ajaran-ajaran yang menyeleweng yang bermunculan diatasi.
Tidak lama setelah Pentakosta, pintu gereja terbuka kepada orang-orang
bukan Yahudi. Penginjil Filipus berkhotbah kepada orang-orang Samaria, dan
banyak dari mereka yang percaya kepada Kristus. Rasul Petrus berkhotbah

5
kepada rumah tangga Kornelius yang bukanlah orang Yahudi dan mereka juga
menerima Roh Kudus. Rasul Paulus (mantan penganiaya gereja) memberitakan
Injil di seluruh dunia Greko-Romawi, sampai ke Roma sendiri dan bahkan
mungkin sampai ke Spanyol.
Pada abad kedua dan ketiga, kepemimpinan gereja mejadi makin hierakis
seiring dengan peningkatan jumlah. Beberapa ajaran sesat diungkapkan dan
ditolak pada zaman ini, dan kanon Perjanjian Baru disepakati. Penganiayaan
terus meningkat.
Setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para Rasul diberi tugas untuk
memberitakan Injil dan menceritakan tentang kabar keselamatan kepada semua
orang "sampai ke ujung bumi". Kekaisaran Romawi pada waktu itu membenci
dan takut dengan ajaran Kristen yang menyerukan kepada semua orang supaya
jangan takut kepada pemerintah duniawi yang sementara, melainkan takut
kepada pemerintahan surgawi yang akan datang kelak.
Kaisar Nero bersama-sama dengan kaisar-kaisar pendahulunya maupun
sesudahnya melakukan penganiayaan, membunuh, memenjarakan, menyiksa,
menjadikan orang Kristen umpan singa di collosseum; namun hal-hal tersebut
tidak menyurutkan niat gereja mula-mula untuk berkembang dan semakin
bertambah jumlah orang yang percaya kepada Yesus. Pada akhirnya, Nero
membakar Kota Roma dan menyalahkan hal tersebut kepada orang-orang
Kristen yang disebutnya radikal sehingga membuat penduduk Romawi semakin
marah terhadap orang Kristen.
Pada tahun 66, ketika kerusuhan menentang Gessius Florus - wakil Roma
yang merampas benda-benda perak Bait Allah - merebak, ia mengirim pasukan
ke Yerusalem untuk menyalib dan membantai sejumlah orang Yahudi. Tindakan
Florus ini memicu meledaknya pemberontakan yang selama ini merupakan api
dalam sekam.
Di Yerusalem, kepala Bait Allah menyatakan pemberontakan terbuka
melawan Roma dengan menghentikan persembahan harian untuk Kaisar. Tidak
lama kemudian seluruh Yerusalem menjadi rusuh; pasukan Romawi diusir dan

6
dibunuh. Yudea memberontak, kemudian Galilea. Untuk sementara waktu
tampaknya orang-orang Yahudi unggul.
Ketika pengepungan Yerusalem sedang berlangsung, penduduk kota pun
satu demi satu mati karena kelaparan dan wabah penyakit. Akhirnya,
orang-orang Romawi merobohkan tembok lapisan luar, kemudian lapisan kedua
dan akhirnya yang ketiga. Namun orang-orang Yahudi masih berperang sambil
merangkak menuju Bait Allah sebagai garis pertahanan terakhir. Sejarawan
Romawi-Yahudi, Flavius Yosefus (37-100 M) menjelaskan bahwa Titus ingin
melindungi Bait Allah tersebut, tetapi prajurit-prajuritnya begitu marah terhadap
musuh mereka sehingga mendorong mereka membakar Bait Allah.
Penghancuran Bait Allah (yang dipugar Herodes) mengubah tata cara
peribadahan orang-orang Yahudi. Mereka tidak lagi mempersembahkan korban
sembelihan, tetapi memilih dan mengutamakan sinagoge yang didirikan
pendahulu mereka ketika Bait Allah (yang didirikan Salomo) dihancurkan
orang-orang Babel pada tahun 586 SM.
Sejak awal, gereja berperan di dua dunia yang berbeda, dunia orang Yahudi
dan dunia non-Yahudi. Kisah Para Rasul menggambarkan lambannya dan
kadang-kadang sakitnya perkembangan kekristenan di kalangan orang-orang
bukan Yahudi. Petrus dan Stefanus mengadakan pekabaran Injil kepada
orang-orang Yahudi, sedangkan Paulus kepada filsuf-filsuf Athena dan para
penguasa Romawi.
Menjelang pertengahan abad kedua, di bawah pemerintahan yang adil oleh
para kaisar seperti Trajanus, Antoninus Pius dan Marcus Aurelius, gereja mulai
membuka diri pada dunia luar untuk meyakinkan keberadaannya. Yustinus
menjadi salah seorang apologist (orang yang mempertahankan pendiriannya
dalam argumentasi) Kristen pertama, yang menjelaskan imannya sebagai sistem
yang masuk akal. Bersama-sama penulis lain, seperti Origenes dan Tertulianus, ia
menafsirkan kekristenan dalam istilah-istilah yang mudah dikenal orang-orang
Yunani dan Romawi terpelajar pada masa itu.

7
Di samping menulis, Yustinus mengadakan perjalanan yang cukup jauh.
Dalam perjalanannya ia selalu berargumentasi tentang iman yang diyakininya.
Di Efesus, ia bertemu dengan Tryfo. Di Roma, ia bertemu Marcion,
pemimpin Gnostik. Pada suatu perjalanannya ke Roma, ia pernah bersikap tidak
ramah terhadap seseorang yang bernama Crescens, seorang Cynic. Ketika
Yustinus kembali ke Roma pada tahun 165, Crescens mengadukannya kepada
penguasa atas tuduhan memfitnah. Yustinus pun ditangkap, disiksa dan akhirnya
dipenggal kepalanya bersama-sama enam orang percaya lainnya.

3.2 Pemisahan Gereja Orthodoks dan Roma Katolik

Setelah perkembangan yang pesat, gereja menjadi lembaga yang resmi dan
kuat, muncullah masalah masalah menyangkut organisasi kepemimpinan dan
ajaran. Karna hal itu, maka terjadilah permisahan antara gereja-gereja di Timur
dan di Barat. Inggris, Prancis, Roma dan negara-negara Skandinavia termasuk
Gereja “Barat” (Gereja Katolik Roma). Sedangkan Yunani, Rusia, Suriah, Mesir
termasuk dalam Gereja “Timur” (Gereja Ortodoks). Menurut pandangan Gereja
Timur (Ortodoks) Roma lah yang jatuh dalam kesesatan. Sedangkan menurut
Roma, Gereja Timur (Ortodoks) lah yang memisahkan diri dari Gereja Yang Satu.
Dengan yang satu menuduh yang lain sebagai bukan kristen sejati maka kedua
uskup tersebut menciptakan skisma (perpecahan gereja). Perpecahan ini dikenal
sebagai Skisma Barat-Timur. Skisma berarti perpecahan gereja.

Perbedaan antara kedua gereja itu adalah Gereja Orthodoks Timur masih
berpegang pada system Episkopal yaitu kepemimpinan para uskup, dengan
pemimpin berpegang pada system episkopal, yaitu kepemimpinan para uskup,
dengan pemimpin ( dalam fungsi koordinasi ). Pada saat itu pemimpinnya adalah
uskup atau Patriakh Konstantinopel. Posisi uskup ini hanya sebagai posisi
kehormatan dan tidak memiliki kekuasaan yang menentukan. Sedangkan Gereja
Katolik Roma, kekuasaan tertinggi ada pada Sri Paus di Roma, yang memiliki

8
kekuasaan yang menentukan di dalam kehidupan gereja dan Paus menjadi
atasan bagi para uskup lain. Mengenai ajaran, GOT menekankan kehidupan yang
kekal atau tentang kefanaan dan ketidak-fanaan. Sedangkan GKR menekankan
bagaimana manusia menjadi benar atau soal dosa dan rahmat. Dalam kehidupan
bermasyarakat, GOT menekankan sikap kasih dan kerendahan hati. sedangkan
GKR menekankan tindakan/perbuatan. (End, 81-82).

Perkembangan GOT meluas dari daerah Asia Kecil ke arah Eropa Timur,
yaitu sebagian wilayah Rusia. Namun, mulai abad ke-7, GOT mulai menghadapi
penghambatan dan bahkan akhirnya harus tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Daerah-daerah yang dulunya memiliki jumlah orang Kristen yang
banyak/mayoritas, lalu dikuasai deleh Islam dan bahkan menjadi daerah Islam.
Itu terjadi di daerah Asia Kecil (Turkey sekarang) dan daerah-daerah Balkan (atau
daerah bagian selatan bekas Uni Sovyet, seperti Khazakstan, Uzbekistan, dsb),
serta sebagian daerah-daerah Eropah Timur. Sekarang ini, yang termasuk GOT
adalah Gereja Orthodoks Yunani, Syria, dan Rusia.

Di pihak lain, Gereja Katholik Roma berkembang pesat ke daerah Eropa Barat,
seperti Italia, Spanyol, Portugis, Prancis, Jerman, Belanda, Belgia, Inggris, dan
negara-negara di Eropah Utara, yaitu Swedia, Denmark dan Finlandia. Sejak abad
ke-7 sampai abad ke-16, atau disebut sebagai abad pertengahan, Gereja Katholik
Roma berkembang dengan sangat pesat. Agama Kristen menjadi agama resmi
dan kekuasaan para uskup, khususnya Paus, di Roma menjadi sangat
menentukan. Bahkan raja-raja pun tunduk pada kekuasaan Paus. Agama Kristen
menjadi suatu lembaga yang sangat kuat, yang dengan kekuatan dan kekuasaan
itu dapat memaksa rakyat untuk melaksanakan ajaran dan praktek yang
diterapkan gereja, dan bahkan juga dapat memerintahkan raja-raja untuk
mendukung dan melaksanakan kebijakan gereja.

9
3.3 Gereja Protestan

3.3.1 Perbedaan Gereja Katolik dan Gereja Kristen Protestan

a. Gereja Katolik

1. Berada dalam satu pimpinan yaitu Paus yang berkedudukan


diVatikan. Paus ini merupakan penerus dari paus pertama yakni
Rasul Petrus

2. Kitab Suci: 73 Kitab

3. Sumber Ajaran: Kitab Suci, Tradisi, Ajaran Gereja

4. Mengakui adanya orang kudus/santo-santa dan malaikat.

5. Doa menggunakan tanda salib di dahi, perut, bahu.

6. Percaya dengan Rahmat Allah dan usaha manusia.

7. Percaya dengan doa untuk orang yang sudah meninggal

8. Pimpinan Gereja (Pastor) tidak menikah.

9. Liturgi/tata peribadatan di seluruh dunia sama.

10. Dan lain-lain.

b.Gereja Protestan

1. Mempunyai denominasi yang berbeda-beda/aliran yang banyak sekali


dan setiap denominasi memliki kebijakan masing-masing.

2. Kitab Suci: 66 Kitab

3. Sumber Ajaran: hanya Alkitab

4. Tidak mengakui adanya orang kudus.

5. Doa tidak menggunakan tanda salib.

10
6. Keselamatan merupakan predestinasi atau takdir. Usaha manusia tidak
berarti apa pun. Hanya dengan iman orang bisa selamat. Perbuatan baik
tidak bisa membuat orang selamat.

7. Tidak berguna mendoakan orang yang sudah mati.

8. Pimpinan Gereja (Pendeta) bisa menikah.

9. Tata peribadatan berbeda-beda untuk setiap gereja/denominasi.

10. Dan lain-lain

3.3.2 Penyebab Reformasi Gereja

Reformasi Protestan adalah gerakan reformasi umat Kristiani Eropa yang


menjadikan Protestantisme sebuah cabang tersendiri dalam agama Kristen di
masa itu. Gerakan ini bermula pada 1517 tatkala Martin Luther memutuskan
untuk melakukaan pembaharuan dengan melakukan pemberontakan terhadap
gereja Katolik dengan memakukan 95 dalil Luther di pintu Gereja Kastil di
Wittenburg, Jerman, 31 Oktober 1517, dan berakhir pada 1648 dengan
Perjanjian Westphalia yang meredakan Perang Agama di Eropa.

Latar belakang dari reformasi gereja dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Penyogokan yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama kepada petinggi


gereja dengan tujuan untuk mendapatkan jabatan yang tinggi di bidang
sosial dan agama.

2. Paus yang dianggap suci memiliki perilaku yang menyimpang. Contoh :


Paus Alexander VI mempunyai delapan anak dari wanita-wanita
simpanannya.

3. Adanya penjualan surat pengampunan dosa (indulgencies).

4. Melakukan korupsi yang mengatasnamakan negara.

11
5. Pajak-pajak yang dibuat memberatkan karena adanya ambisi kekuasaan
oleh kaum bangsawan.

6. Terjadinya Revolusi di Eropa.

7. Pesatnya kapitalisme berkembang dan krisis ekonomi di wilayah


imperium Roma.

3.3.3 Kedatangan Kekristenan di Nusantara

Setelah Portugis menaklukkan Malaka (yang kini disebut Malaysia) di tahun


1511, mereka berlayar lebih jauh ke arah Timur dan menemukan tempat asal
rempah-rempah yang diidam-idamkan yaitu Kepulauan Maluku di mana Sultan
Ternate berkuasa. Di sini, Portugis mendirikan tempat pemukiman kecil. Pada
awalnya, hubungan antara orang Portugis yang beragama Katolik dan penduduk
Muslim di Ternate berjalan harmonis karena kedua pihak menyadari
keuntungan-keuntungan kerjasama perdagangan. Dari tahun 1534 dan
selanjutnya, para pendeta berkebangsaan Portugis mulai aktif menyebarkan
ajaran Katolik kepada penduduk asli dan pada akhir abad ke-16 sekitar 20%
penduduk Maluku bagian selatan diklasifikasikan sebagai umat Katolik. Dua
lokasi lain, keduanya di wilayah Timur Indonesia, tempat orang-orang Portugis
mendirikan tempat-tempat pemukiman umat Katolik berada di Larantuka (di
Pulau Flores) dan Dili (di Pulau Timor).
Namun, terjadi bentrokan antara orang-orang Portugis (yang ingin
memonopoli perdagangan rempah-rempah) dan penduduk Ternate. Hal ini
secara serius mengurangi pengaruh orang-orang Portugis di Kepulauan Maluku.
Orang-orang Belanda dari aliran Protestan-Calvinis mendirikan tempat
pemukiman pertama mereka di Ternate pada tahun 1607. Mereka juga ingin
memonopoli perdagangan rempah-rempah namun jauh lebih berhasil
dibandingkan orang-orang Portugis dalam mencapai ambisi mereka. Selama dua
abad selanjutnya, Kesultanan Ternate secara bertahap kehilangan kekuasaannya,
sementara ketiadaan pengaruh Portugis juga menimbulkan konsekuensi bagi
penyebaran kekristenan di wilayah itu. Pada awalnya, orang-orang Belanda

12
hanya memiliki sedikit minat untuk menyebarkan Injil. Di beberapa wilayah yang
dikuasai perusahaan dagang Belanda yaitu VOC (Vereenigde Oost-Indische
Compagnie) orang Belanda memang mendukung aktivitas-aktivitas misionaris.
Namun, di kebanyakan kasus kegiatan misionaris terbatas pada tugas-tugas
pastoral untuk komunitas-komunitas (yang sudah) Kristen yang kebanyakan
terdiri dari orang-orang Eropa. Tidak ada usaha penyebaran agama
besar-besaran yang didukung di wilayah-wilayah di bawah kontrol Belanda.
Namun, satu kebijakan cukup jelas: hanya Kekristenan aliran Protestan-Calvinis
Belanda yang diizinkan. Imam-imam Katolik yang sebelumnya menyebarkan
ajaran-ajaran Katolik diusir. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa proses
penyebaran ajaran Kristen, yang dimulai oleh orang-orang Portugis, telah
(hampir) berhenti sama sekali ketika Belanda berkuasa di periode
VOC (1602-1798).

3.3.4 Penyebaran Kekristenan selama Periode Penjajahan

Pada abad ke-19 ketika Kerajaan Belanda mendapat kontrol atas wilayah
yang sebelumnya dikuasai VOC, aktivitas-aktivitas misionaris masih tetap tidak
didukung oleh pemerintah kolonial. Gereja Reform Belanda adalah agen
pemerintah yang hanya berfokus melayani kebutuhan religius dari warganegara
Belanda (yang sudah) memeluk aliran Protestan. Kendati begitu, sekelompok
kecil dari anggotanya melakukan penyebaran ajaran-ajaran Protestan dan
mendirikan gereja-gereja dan sekolah-sekolah di Hindia Belanda. Namun, insentif
skala besar yang nyata untuk penyebaran agama bagi penduduk asli datang dari
organisasi-organisasi baru yang datang dari Eropa di pertengahan kedua abad
ke-18 dan abad ke-19. Institusi-institusi seperti Serikat Misionaris Belanda
(Nederlandsch Zendeling Genootschap) dan Kelompok Misionaris Rhenish
(Rheinische Missionsgesellschaft) dari Jerman diizinkan untuk menyebarkan
ajarannya di Hindia Belanda.

13
3.4 Aliran Pentakosta

3.4.1 Sejarah Berdirinya Aliran Pentakosta

Sekitar tahun 1901 Agnes Ozman menerima karunia berbahasa roh


(glossolalia) pada suatu persekutuan doa di Sekolah Alkitab Bethel di Topeka,
Kansas, tahun 1901. Disana ada seorang Pendeta yang bernama Parham yang
berlatar belakang Metodis, merumuskan ajaran bahwa bahasa roh adalah
bukti Alkitabiah, dari baptisan Roh Kudus.

Pada sekitat tahun 1906 gerakan Pentakosta muncul di Eropa, dan di


Amerika Utara. Gerakan ini awalnya muncul dalam gerakan Methodis yang
berkeinginan untuk kembali kepada kegairahan dan kesederhanaan yang
menekankan kembali kepada pertobatan secara mendadak yang menjadi cita –
cita dalam kebangunan Methodis dan kesempurnaan Kristen seperti yang
dianjurkan dalam Teologi Wesley.

Pada tahun 1900 salah seorang tokoh gerakan tersebut, Ch. F. Parham asal
dari gereja Methodis.Parham meninggalkan Topeka dan memulai pelayanan
kebangunan rohani yang membawanya kepada kebangunan Rohani Azusa Street
melalui William J. Seymour yang menjadi muridnya di sekolahnya di Houston
Seymour, karena ia seorang kulit hitam, saat itu hanya di izinkan duduk di luar
kelas untuk mendengarkan kuliah – kuliahnya. Gerakan ini meluas yang dimulai
dari kebangunan Rohani Azusa Street, pada 9 April 1906 dirumah yang bernama
Edward Lee di Los Angeles. Parham menggambarkan pengalamannya di penuhi
oleh Roh Kudus pada 12 April 1906. Pada 18 April 1906, tersiarlah berita lewat
berita yang memberitakan gerakan ini. Pada minggu ketiga bulan April 1906,
gerakan yang kecil namun berkembang pesat itu telah menyewah sebuah
gedung African Methodist Episcopal Church yang kosong di 312 Azusa Street dan
mulai diorganisir sebagai misi iman Kerasulan (Apostolic Faith Mission).

14
Dasa warsa pertama Pentakostalisme ditandai oleh kebaktian – kebaktian
antar – ras orang – orang kulit putih dan hitam bergabung dalam kejolak
keagamaan, dan hal ini berlangsung hingga tahun 1924. Ketika gereja ini
terpecah mengikuti garis ras, namun ibadah – ibadah antar ras berlanjut selama
bertahun – tahun. Bahkan juga didaerah – daerah selatan AS yang tersegregasi.
Pada tahun 1948 persekutuan Pentakostal America Utara terbentuk organisasi
itu sepenuhnya terdiri atas denominasi – denominasi Pentakostal Kulit Putih
Amerika. Karena itu Unitid Pentakostal Church tidak bergabung dan kebijakan
antar – rasnya bertahan terus sepanjang sejarahnya. Oleh sebab itu pada tahun
1994 gereja – gereja Pentakostal yang tersegregasi kembali ke akar antar – ras
mereka dan mengusulkan penyatuan kembali secara resmi kelompok – kelompok.
Gereja Pentakostal hitam dan putih dalam pertemuan yang kemudian dikenal
sebagai Mukjizat Memphis. Penyatuan ini terjadi pada tahun 1998, juga di
Memphis Tennessee. Dalam penyatuan gerakan antara gerakan kulit hitam dan
putih menyebabkan persekutuan Pentakostal Amerka Utara ditata ulang menjadi
Gereja – gereja Pentakostal/Karismatik Amerika Utara (Pentecostal/Charismatic
Churches of North America).

3.4.2 Sejarah Pentakostalisme di Indonesia

Pada tanggal 4 Januari 1921, Pdt. Offiler mengirim dua misionaris pantekosta
keturunan Belanda yang berimigrasi ke amerika yaitu Van Klaverans dan
Cornelius Groesbeck beserta putri-putri mereka (Jennie, 12.5 tahun dan Corry
Groesbeek, 6 tahun), mereka berangkat dari seattle amerika ke indonesia dengan
kapal laut. Tepatnya Tanggal 23 Februari 1921, mereka tiba di batavia (jakarta).
Dari jakarta melalui mojokerto, surabaya, bayuwangi dengan menumpang
varkenboot mereka tiba di singaraja, terakhir mendarat di bali pada bulan maret
1921 dan menetap di denpasar dalam sebuah gedung kopra dengan lantai batu
bata yang telah hancur dan atap bangunan terbuat dari rumbia. Di tengah
kesulitan mereka mulai menabur benih injil sepenuh dengan bersepeda dari

15
rumah kerumah dan desa ke desa. Sekitar 21 bulan berada di bali ketika
menjelang natal tahun 1922, kedua keluarga itu berangkat ke surabaya karena
ada tantangan dari pemerintah HindiaBelanda, mereka melarang para penginjil
memasuki bali. Januari 1923 dimulailah kebaktian Pantekosta pertama kali di
deterdink boulevard cepu. Di cepu, F.G Van Gessel dengan istri bertobat dan
menerima injil sepenuh. Kebaktian itu berlangsung terus dengan baik dan jumlah
pengunjung bertambah hingga mencapai 50 orang. Kebaktian di cepu ini
mengalami tantangan keras, mereka diejek, diolok, dan dituduh sebagai aliran
yang menyesatkan. Tiga bulan kemudian pada tanggal 30 Maret 1923 terjadi
suatu peristiwa penting yang menjadi salah satu tonggak sejarah gereja
pantekosta di indonesia. Benih Injil sepenuh yang ditabur dengan linangan air
mata sejak Maret 1921 di bali, mengeluarkan buah pertama dengan diadakannya
baptisan air di pasar sore cepu bagi 13 orang. Baptisan ini dilakukan oleh
Cornelius E. Groesbeck dan dibantu oleh J. Thiessen, seorang missionary dari
Belanda.

Sejak saat itu juga tanggal 30 Maret 1923, Gubernur Hindia Belanda
mengeluarkan SK (Surat Keterangan) sebagai badan gereja yang sah dengan
badan hukum No. 2924. Oleh karena kemajuan yang pesat, maka pada tanggal 4
Juni 1924 di cipanas, jawa barat, “Pinkster Gemeente” (Pantekosta) diakui
sebagai Kerkgenootscap (Badan Gereja) dengan Beslit No. 33, Staatblad No. 368
tahun 1923-1928. Jemaat di cepu menghasilkan tidak kurang dari 16 hamba
Tuhan yang menjadi pioner-pioner gereja pantekosta di indonesia dan menyebar
ke sumatara, jawa, sulawesi utara, maluku dan irian. Pioner-pionerpantekosta
tersebut sepeti F.G. Van Gessel, S.I.P. Lumoindong, W. Mamahit, Hessel Nogi
Runkat, Efraim Lesnussa, Frans Silooy, R.O. Mangindaan, Arie Elnadus Siwi,
Julianus Repi, Alexius Tambuwun, G.A. Yokom dan J. Lumenta. Berkat perjuangan
mereka “Pinkster Gemente” (Pantekosta) bisa menyebar ke berbagai daerah di
Nusantara. Sehingga pada tahun 1942 “Pinkster Gemente” berubah nama
menjadi “Gereja Pantekosta di Indonesia” dan Pdt. H.N Rungkat adalah Pengurus
Pusat saat itu.

16
3.5 Bidat Saksi JEHOWA

3.5.1Bidat /Aliran Sesat

Bid(a)ah atau bidat berasal dari bahasa Arab yang memunyai pengertian:
"Suatu ajaran atau aliran yang menyimpang dari ajaran resmi." Sedangkan Bidat
menurut Yunani kuno memunyai pengertian "memilih", "perbedaan pendapat".
Di kalangan para filsuf kata ini memunyai pengertian "aliran", "golongan".

DalamKisah Para Rasul 5:17 dan 15:5, kata ini diterjemahkan dengan
istilah "mazhab" atau "golongan".

Salah satu contoh bidat dalam kekristenan adalah Saksi Yehova (Jehovah’s
Witnesses)

3.5.2 Saksi YEHOVA (JEHOVAH’S WITNESSES)

Saksi-Saksi Yehuwa adalah suatu denominasi Kristen, milenarian,


restorasionis yang dahulu bernama Siswa-Siswa Alkitab hingga pada tahun 1931.
Agama ini diorganisasi secara internasional, lebih dikenal di dunia Barat sebagai
Jehovah's Witnesses atau Jehovas Zeugen, yang mencoba mewujudkan
pemulihan dari gerakan Kekristenan abad pertama yang dilakukan oleh para
pengikut Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa sendiri bukanlah suatu sekte, mereka
tidak pernah memisahkan diri dari gereja atau kelompok besar manapun.
Wewenang tertinggi kehidupan mereka berdasarkan hukum-hukum dan
prinsip-prinsip dari Kitab Suci atau Alkitab. Mereka menolak doktrin Tri Tunggal
karena tidak berdasarkan Firman Allah, Alkitab.

Kepercayaan Saksi Yehova

1. Alkitab
Saksi-Saksi percaya bahwa ”segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah”. (2
Timotius 3:16) Jason D. BeDuhn, lektor kepala kajian keagamaan,
menulis, ”[Saksi-Saksi Yehuwa membangun] sistem kepercayaan serta

17
kebiasaan mereka berdasarkan Alkitab tanpa mengubah-ubah atau
menentukan sebelumnya apa yang dimaksud di dalamnya.” Mereka
menyelaraskan kepercayaan mereka dengan Alkitab; mereka tidak
menafsirkannya agar cocok dengan keinginan mereka. Pada waktu yang
sama, mereka mengakui bahwa tidak semua ayat dalam Alkitab harus
dipahami secara harfiah. Tujuh hari penciptaan, misalnya, bersifat
simbolis, memaksudkan periode waktu yang lama.—Kejadian 1:31; 2:4.
2. Pencipta
Allah yang benar telah memberi diri-Nya nama pribadi—Yehuwa (atau
Yahweh, sebagaimana digunakan dalam terjemahan Katolik Roma
Jerusalem Bible dan lebih disukai oleh pakar zaman modern)—untuk
membedakan diri-Nya dengan allah-allah palsu. (Mazmur 83:18) Bentuk
Ibrani nama ilahi muncul sekitar 7.000 kali dalam teks asli Alkitab.
Sewaktu menandaskan pentingnya nama itu, Yesus berkata dalam doa
Bapak Kami, ”Dikuduskanlah nama-Mu.” (Matius 6:9, Terjemahan Baru)
Allah layak menuntut pengabdian yang eksklusif, tidak bercabang. Karena
itu, Saksi-Saksi tidak menggunakan ikon atau patung dalam ibadat
mereka.—1 Yohanes 5:21.
3. Yesus Kristus
Ia adalah Juru Selamat, ”Putra Allah”, dan ”yang sulung dari antara semua
ciptaan”. (Yohanes 1:34; Kolose 1:15; Kisah 5:31) Sebagai makhluk yang
diciptakan, ia bukan bagian dari Tritunggal. ”Bapak lebih besar daripada
aku,” kata Yesus. (Yohanes 14:28) Yesus telah hidup di surga sebelum
datang ke bumi, dan setelah mati sebagai korban dan dibangkitkan, ia
kembali ke surga. ”Tidak seorang pun datang kepada Bapak kecuali
melalui[nya].”—Yohanes 14:6.
4. Bumi
Pengkhotbah 1:4 menyatakan, ”Bumi tetap selama-lamanya.” (Kitab Suci
Komunitas Kristiani) Setelah kebinasaan orang fasik, bumi akan dibuat
menjadi firdaus dan didiami selama-lamanya oleh manusia yang

18
adil-benar. (Mazmur 37:10, 11, 29) Dengan demikian, kata-kata Yesus
dalam doa ”jadilah kehendak-Mu di bumi” akan tergenap.—Matius 6:10,
Terjemahan Baru.
5. Kalangan Berwenang Sekuler
”Bayarlah kembali perkara-perkara Kaisar kepada Kaisar, tetapi
perkara-perkara Allah kepada Allah,” kata Yesus. (Markus 12:17) Jadi,
Saksi-Saksi Yehuwa menaati hukum negara apabila itu tidak bertentangan
dengan hukum Allah.—Kisah 5:29; Roma 13:1-3
6. Pengabaran
Yesus menubuatkan, ”Kabar baik kerajaan ini” akan diumumkan ke
seluruh bumi sebelum akhir dunia ini. (Matius 24:14) Saksi-Saksi Yehuwa
merasa bangga untuk ikut melakukan pekerjaan yang menyelamatkan
kehidupan itu. Tentu saja, entah orang-orang mendengarkan atau tidak,
itu pilihan mereka. Alkitab mengatakan, ”Siapa pun yang ingin, biarlah ia
mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma.”—Penyingkapan 22:17.
7. Baptisan
Saksi-Saksi Yehuwa membaptis hanya orang-orang yang, atas dasar
pelajaran Alkitab yang saksama, ingin melayani Allah sebagai salah
seorang Saksi-Saksi-Nya. (Ibrani 12:1) Mereka melambangkan pembaktian
pribadi kepada Allah melalui pembenaman dalam air.—Matius 3:13, 16;
28:19.
8. Perbedaan Golongan Pemimpin dengan Kaum Awam
”Kamu semua adalah saudara,” kata Yesus kepada para pengikutnya.
(Matius 23:8) Orang Kristen masa awal, termasuk para penulis Alkitab,
tidak mempunyai golongan pemimpin agama. Pola Alkitab ini adalah
salah satu hal yang Saksi-Saksi Yehuwa ikuti.

3.5.3 Sikap Gerejaterhadap Saksi YEHOVA

Pertama, Gereja-gereja maupun PGI tidak berhak membubarkan SSYI,


seandainya pun sebagian besar ajarannya sangat berbeda dari ajaran
Gereja-gereja yang sudah lebih dulu ada. Sehingga Gereja-gereja maupun PGI

19
juga tidak pada tempatnya meminta pemerintah untuk membubarkan SSYI,
kecuali kalau SSYI nyata-nyata melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku di negeri ini.

Sedangkan terkait kunjungan mereka ke rumah-rumah, bila itu dilakukan


dengan sopan dan tidak memaksa, dan selama penghuni rumah tidak
menyatakan diri terganggu lalu mengadukan mereka ke polisi, maka tindakan
mereka itu tidak dapat dikategorikan sebagai penyebab keresahan.

Kedua, walaupun Gereja-gereja menilai bahwa sebagian besar ajaran SSYI


berbeda atau bertentangan dengan ajaran dan keyakinan Gereja-gereja di
Indonesia, mereka itu tidak bisa begitu saja dicap sebagai bidat atau pengajar
sesat, sebab bisa saja tuduhan yang sama dialamatkan penganut agama lain
kepada Gereja-gereja.

Sebelum kita menyatakan SSY ataupun ajaran lain menyimpang atau


sesat, sebaiknya kita mendalami ajaran mereka dari sumber primer, yaitu
tulisan-tulisan yang mereka hasilkan sendiri. Kiranya kita tidak menilai SSY atau
siapa pun berdasarkan sumber-sumber sekunder, tertier, dst. Banyak literatur
yang berisi kecaman dan tuduhan kepada SSY, termasuk dalam bahasa Indonesia,
yang tidak didasar-kan pada sumber resmi, sehingga pihak SSY dengan mudah
akan menyanggahnya.

20
Bab IV
Penutup

Makalah sejarah gereja ini merupakan kumpulan kejadian historis gereja


dimasa lampau. Banyak hal yang terjadi dalam perkembangannya. Seperti jemaat
mula-mula yang harus mengalami pencobaan ketika hendak beribadah. Namun
hal itu tidak menggoyahkan iman umat percaya. Dalam jemaat Katolik dan
Orthodoks ada beberapa hal yang membuat mereka harus berpisah diantaranya
wilayah, dan sistem kekuasaan yang berbeda. Gereja Protestan timbul akibat
adanya perbedaan pemikiran yang menyebabkan Protestan menjadi gereja yang
mandiri. Sedangkan Saksi Jahowah adalah aliran yang memiliki perbedaan yang
mencolok dengan gereja lainnya.

Perbedaan gereja dan aliran hendaknya bukan emnjadi alasan untuk tidak
bersatu. Sebagai orang percaya kita harus selalu bertekun dan menjaga
persatuan antara umat kristiani dan sesama kita.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan lugas,
karena terbatasnya pengetahuan kami dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Kami berharap kepada pembaca untuk memberi kritik dan saran yang
membangun sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini
berguna baik bagi penulis dan juga bagi pembaca. Tuhan memberkati kita semua.
Shalom

21
Daftar Pustaka
http://misi.sabda.org/pengertian_kata_bidat

https://id.wikipedia.org/wiki/Saksi-Saksi_Yehuwa

https://www.jw.org/id/publikasi/majalah/g201008/apa-yang-dipercayai-saksi-ye
huwa/

http://indonesia.ucanews.com/2012/01/10/imbauan-persekutuan-gereja-gereja-
di-indonesia-terhadap-saksi-yehuwa/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kekristenan#Gereja_di_bawah_Kekaisaran
_Romawi

Wikiwand. Denominasi Kristen.


www.wikiwand.com/id/Denominasi_Kristen( diakses tanggal 3 Maret 2018 )

Pinggiran, Baris. Pemisahan Gereja Timur dan Barat.


www.google.co.id/amp/s/barisanpingiran.wordpress.com/2013/10/24/pemisaha
n -gereja-timur-dan-barat/amp/( diakses tanggal 3 Maret 2018 )

www.majalahpraise.com/pemisahan-ortodoks-and-katolik-525.html

https://friendofgodministry.wordpress.com/sejarah-gereja-aliran-pantekosta-di-i
ndonesia/

https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Pentakosta

http://upcindia.org/contact/

https://gapurawahyu.wordpress.com/2012/10/22/perbedaan-katolik-dan-kriste
n-protestan/

https://tuhanyesus.org/sejarah-reformasi-gereja

https://www.indonesia-investments.com/id/budaya/agama/kristen-katolik/item
249?

22

Anda mungkin juga menyukai