OLEH:
HAZWINA SARI NADEAK (4163341029)
MONICA ASTARI MANURUNG (4163341036)
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Implementasi Keadilan Pada
Sila Kelima di Indonesia” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan kami menulis makalah ini agar kita dapat mengetahui implementasi dari sila
kelima dari pancasila. Implementasi tersebut baik dalam bidang hukum, ekonomi, pendidikan
dan kesehatan. Makalah ini adalah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah sumber energi untuk menimbulkan
semangat dalam perjuangan menjalani hidup-kehidupan dan untuk beraktivitas mencapai
segala sesuatu kebutuhan mutlak untuk beraktifitas mencapai segala sesuatu kebutuhan
mutlak untuk melaksanakan perintah agama dan kewajiban dalam sistem berbangsa dan
bernegara yang lebih baik. Itulah suatu manfaat terbentuknya pemerintahan di negeri tercinta
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Sila kelima, “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia” berimplikasi jiwa bersih.
Jiwa yang didukung oleh segala kebaikan, menerima segala kebaikan dan menebar segala
kebaikan. Di Indonesia, keadilan dibutuhkan di dalam segala aspek. Antara lain hukum,
sosial, budaya, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Jika keadilan tercapai dalam
segala aspek maka terciptalah rakyat Indonesia yang sejahtera. Hal inilah yang
melatarbelakangi penulisan makalah ini. Sila kelima diharapkan mampu menjadi batu
loncatan untuk keadilan di Indonesia.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Melalui makalah ini pembaca akan mengetahui isi butir-butir pancasila dan nilai-nilai
keadilan yang terkandung dalam sila kelima. Pembaca akan mengetahui contoh keadilan
dalam bidang hukum, sosial, pendidikan dan kesehatan. Pada makalah ini juga
ditampilkan praktek ketidakadilan yang dapat menambah wawasan pembaca serta solusi
dari permasalahan tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kalimat tersebut memiliki makna yang
sangat luas. Makna dari sila ke lima Pancasila yang disarikan isi dan naskah tersebut kedalam
45 butir P-4 diantaranya :
e. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
f. Tidak menggunakan hak milik usaha – usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan
kepentingan umum.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
Sila ke lima Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat indonesia
diliputi, didasari, dijiwai oleh sila ke 1,2,3,4. Dengan demikian makna yang terkandung
dalam sila ke lima Pancasila merupakan gambaran terlengkap 5 dari makna keseluruhan
Pancasila. Namun nilai yang terkandung dalam Pancasila selain sila ke 5 juga memiliki
keterkaitan dengan sila lainnya.Dalam kehidupan sehari- hari, pengamalan sila kelima
Pancasila terkadang tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam sila tersebut. Hal ini
akan berakibat pada berubahnya sikap masyarat Indonesia. Jika masyarakat Indonesia
bersikap tidak sesuai nilai dan norma Pancasila, maka bisa dikatakan bangsa tersebut
kehilangan jati diri bangsa. Jika suatu bangsa kehilangan jati diri bangsa, mudah bangsa lain
untuk menjajah bangsa Indonesia. Perilaku yang dipedomankan sebagai pengamalan
Pancasila beserta pengamalan di masyarakat Indonesia diantaranya :
2. Kita hidup dilingkungan yang masih berada di wilayah Indonesia. Sudah menjadi
kodrat manusia sebagai mahluk sosial sebaiknya memiliki sikap tolong menolong antar
sesama, gotong- royong, tenggang rasa sesama manusia tanpa membedakan ras, suku, jenis
kelamin dan agama. Namun, dimasa sekarang nampaknya sikap tersebut sudah meluntur.
Banyak orang yang bekerja sehari suntuk hingga ia tidak dapat bersosialisasi dengan
lingkungannya. Hingga timbul sikap acuh tak acuh dan individualis, sikap yang bertentangan
dengan nilai Pancasila. Seharusnya kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki pandangan
hidup Pancasila lebih mementingkan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara :
Penjabaran makna adil yang sesungguhnya terkadang memberikan pro dan kontra
antar manusia. Adil dalam hukum yakni semua rakyat Indonesia memiliki kedudukan yang
sama dimata hukum. Adil terhadap sesama yaitu, memperlakukan manusia sama dengan yang
lain tanpa membedakan suku, ras, agama,jenis kelamin.
Rakyat Indonesia memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk membela negaranya.
Rakyat indonesia juga memiliki jaminan hak asasi manusia yang tertuang dalam UUD 1945.
Hak asasi manusia tersebut mencakup hak atas kwdudukan yang sama dalam hukum, hak atas
penghidupan yang layak, hak atas kehidupan berserikat dan , berkumpul, hak atas kebebasan
mengeluarkan pendapat, hak atas kemerdekaan memeluk agama, hak untuk mendapatkan
pengajaran, dsb. Dengan dirumuskannya hak asasi dalam UUD 1945, mengandung
pengertian bahwa UUD mewajibkan pemerintah dan lain – lain penyelenggara negara untuk
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur yang bersifat universal serta memegang
teguh cita- cita moral rakyat yang luhur.
Setiap manusia memiliki hak. Hak yang telah diperoleh dan dibawanya sejak lahir
yaitu hak asasi manusia. Hak asasi manusia berlaku sejak ia lahir dibumi tanpa perbedaan
atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin. Dengan HAM, manusia memperoleh kesempatan
untuk berkembang sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
D. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri
Untuk mengejar kehidupan yang lebih baik, manusia harus bekerjasama dengan
manusia lain dalam masyarakat. Manusia mustahil dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang
lain. Kenyataan ini menimbulkan kesadaran bahwa segala yang dicapai dan kebahagiaan
yang dirasakan oleh manusia pada dasarnya adalah berkat bantuan dan kerjasama orang lain
di masyarakat.
E. Tidak menggunakan hak milik usaha – usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang
lain
Masih sering kita jumpai kasus- kasus suap, pungli, sogokan marak disegala bidang.
Bukan hanya badan usaha milik pererintah, badan usaha milik swasta juga dapat kita jumpai
pungli, suap, sogokan. Hal tersebut sangat merugikan masyarakat dan negara. Masyarakat
dirugikan karena melakukan pengorbanan yang lebih banyak dari pada peratuan yang telah
ditetapkan dan tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan
dikarenakan pungli, sogokan dan suap. Sedangkan negara menderita kerugian dikarenakan
sesuatu yang seharusnya benar kelak menjadi salah. Semisal penerimaan pegawai negri,
pemerintah dirugikan oleh karena calon yang diterima berdasar pada banyaknya suap bukan
karena standar penerimaan yang telah ditetapkan. Jika penyelewengan penggunaan hak milik
usaha untuk pemerasan ini tidak dibenahi, boleh jadi hukum kelak bisa di beli.
F. Tidak menggunakan hak milik untuk hal – hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
Indonesia memiliki hasil bumi yang sangat melimpah. Dari sektor pertambangan,
perkebunan, pertanian, kelautan, dll. Semua hasil bumi tersebut menjadikan Indonesia kaya
akan hasil bumi.walaupun demikian banyak kekayaan Indonesia, kita sebagai rakyat
Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan kekayaan negara tersebut dengan berlebihan
dan gaya hidup mewah. Karena diantara sumber daya alam tersebut ada sebagian yang tidak
dapat diperbaharui dan masih banyak saudara kita yang memiliki kehidupan yang tak layak.
Sedangkan Indonesia memiliki berjuta kekayaan yang seharusnya turut di nikmati seluruh
rakyat Indonesia.
G. Tidak menggunakan hak – hak milik untuk hal – hal yang bertentangan dengan atau
kepentingan umum.
Sering kita mendengar kasus – kasus koruptor yang menjamur di Indonesia. Korupsi
dapat jadi karena koruptor melaksanakan hak – hak asasi manusia cenderung untuk berlebih-
lebihan, sehingga merugikan negara dan masyarakat. Seharusnya, manusia lebih
memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Dan kepentingan tersebut
hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan umum.
Kerja keras kita butuhkan untuk mengupayakan apa yang kita inginkan menjadi
terwujud. Perwujudan itu hendaknya di lakukan dengan langkah yang benar, sesuai dengan
hukum. Namun, banyak orang yang mengupayakan perwujudan keinginannya tersebut
dengan cara yang tidak sesuai dengan ajaran nilai Pancasila. Semisal menyuap. Hendaknya
kita sebagai bangsa Indonesia yang berpedoman Pancasila mengupayakan perwujuan sesuatu
yang ia inginkan dengan kerja keras. Bukanmencari jalan pintas guna keinginannya terwujud.
I. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama
Banyak karya anak negeri Indonesia ini yang berprestasi dan berkarya. Hasil karya
anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Hendaknya kita hargai dan kita dukung hasil
karya mereka sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama serta memberikan motivasi kepada anak negri Indonesia lainnya untuk
tetap terus berkarya.
J. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
Hukum merupakan suatu kebutuhan yang melekat pada kehidupan sosial dalam suatu
masyarakat, yaitu bahwa hukum akan melayani anggota-anggota masyarakat, baik berupa
pengalokasian kekuasaan, pendistribusian sumber-sumber daya, serta melindungi
kepentingan anggota masyarakat itu sendiri oleh karenanya hukum menjadi semakin penting
peranannya sebagai sarana untuk mewujudkan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah.
Kesadaran yang menyebabkan bahwa hukum merupakan instrumen penting untuk
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu, menjadikan hukum sebagai sarana yang secara sadar dan
aktif digunakan untuk mengatur masyarakat, melalui penggunaan peraturan hukum yang
dibuat dengan sengaja.
Hal ini juga harus dibarengi dengan perhatian terhadap perkembangan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat. Pemberlakuan hukum adalah sebagai sarana untuk mencapai
tujuan kehidupan bernegara yang diharapkan. Hukum dalam konteks kehidupan
bermasyarakat memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1) Hukum sebagai alat penertib (ordering) yang berarti hukum menciptakan
suatu kerangka bagi pengambilan keputusan politik dan pemecahan
perselisihan yang mungkin timbul melalui suatu hukum acara yang baik;
2) Hukum sebagai alat penjaga keseimbangan (balancing) yang berarti hukum
berfungsi untuk menjaga keseimbangan dan harmonisasi antara
kepentingan umum dan kepentingan individu;
3) Hukum sebagai katalisator yang berarti hukum berfungsi untuk
memudahkan terjadinya proses perubahan melalui pembaharuan hukum
dengan bantuan tenaga kreatif di bidang profesi hukum
Terlebih masyarakat dari golongan bawah, namun masyarakat golongan atas semakin
di atas angin. Tanpa merasa khawatir akan melanggar hukum, karena mereka punya banyak
rupiah untuk membebaskannya dari jerat hukum. Dengan uang mereka bisa membeli hukum
yang mereka inginkan. Hal ini merupakan realita kenegaraan yang harus mendapatkan
perhatian khusus, sebab permasalahan peradilan yang tidak berkeadilan telah menjadi
masalah bersama yang harus diselesaikan pemerintah dan terus dikontrol oleh masyarakat.
Jika hal ini tidak menjadi agenda penting pemerintah yang berkuasa dalam menciptakan
pembangunan yang mereta, kesejahteraan dan keadilan sosial, maka Indonesia selamanya
akan berada dalam kabut hitam peradilan juga pelanggaran HAM besar-besaran.
Kaitannya adalah apabila diamati secara mendalam, bisa jadi pelanggaran hukum
yang dilakukan oleh masyarakat dari kalangan bawah, seperti pencurian, penculikan dan
perampokan yang disertai pembunuhan, merupakan aksi dari rekasi masyarakat atas peradilan
hukum yang ada di Indonesia. Ketidakadilan hukumlah yang membuat mereka melakukan
kejahatan yang berujung pada pelanggaran hukum, karena bagi mereka hanya ada dua akibat
atas aksinya, berhasil atau berakhir di penjara dan mereka telah siap untuk hasil apapun. Lalu
inikah yang manjadi amanah Pancasila. Ketika rakyat tidak mendapatkan keadilan kemudian
mereka menjadi tidak berketuhanan yang nyata dalam aplikasi dengan melakukan tindakan-
tindakan yang tidak hanya melanggar hukum tetapi juga melanggar norma agama.
Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diuraikan secara singkat
sebagai suatu tata masyarakat adil dan makmur, sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga
mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai dengan hakekat manusia adil
dan beradab. Perwujudan dari sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan
pengamalannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajibanya serta menghormati hak-hak orang lain. Demikian
pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan agar
dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia tidak menggunakan hak miliknya
untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang
bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, menunjukkan betapa
seluruh upaya pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya kemakmuran
yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam sistem ekonomi yang disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan pada asas kekeluargaan. Keadilan dalam bidang ekonomi di
negara kita belum bisa terwujud sebagaimana yang telah diharapkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 dan Pancasila. Justru masalah yang paling miris di bidang ekonomi yaitu masalah
kemiskinan. Kemiskinan ini menjadi bukti dari penegakkan keadilan yang tidak sempurna
padahal dalam konstisusi telah ditetapkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara, tapi pada kenyataannya malah menyimpang dari apa yang telah
ditetapkan pada konstitusi, fakir miskin dan anak-anak terlantar dibiarkan keliaran dijalan-
jalan untuk mengemis, bahkan mereka tidur di bawah kolong jembatan hanya dengan
beralaskan kardus bekas.
Masalah lain yang mencerminkan tidak adanya keadilan dalam bidang ekonomi
adalah pengeksploitasian terhadap buruh-buruh pabrik untuk bekerja selama berjam-jam
tetapi dengan tingkat upah yang sangat rendah. Sehingga dari eksploitasi tersebut perusahaan
memperoleh keuntungan yang sangat besar, karena perusahaan bisa mempekerjakan buruh
yang murah dan yang mau bekerja keras untuk kemajuan perusahaanya. Itulah sedikit potret
mengenai bukti dari implementasi dari sila ke-5 yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat
Indonesia saat ini.
Selain masalah tersebut terdapat masalah-masalah yang lain yang harus diperhatikan
oleh pemerintah salah satunya adalah pendidikan untuk anak-anak di daerah pedalaman atau
di daerah perbatasan, pemerintah dinilai hanya memprioritaskan pendidikan untuk daerah-
daerah yang sudah maju saja, sementara untuk pendidikan di daerah-daerah pedalaman
cenderung diabaikan. Banyak anak-anak di daerah pedalaman yang membutuhkan pendidikan
formal, bahkan hanya untuk sampai kesekolahan saja mereka sampai harus rela berjalan atau
menyeberangi sungai yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggalnya.
Kesehatan itu mutlak diperlukan bagi semua manusia, sudah banyak penelitian
membuktikan bahwa warga Negara yang sehat akan menjadi pondasi bagi pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan bersama yang lebih baik. Para pejabat negeri ini belum
sepenuhnya memperhatikan pelayanan kesehatan bagi seluruhrakyat Indonesia.
Pembangunan fisik mendominasi benak para pengambil kebijakan. Padahal, sudah banyak
penelitian membuktikan bahwa warga negara yang sehat akan menjadi fondasi bagi
pertumbuhanekonomi dan kesejahteraan bersama yang lebih baik. Sampai kini, untuk
melayani kesehatan dasar (untuk menyembuhkan warga sakit) pun belumtertangani semua.
Ini menandakan bahwa harapan untuk memiliki rakyat yang sehat dan berkualitas
jauh panggang dari api. Target mengurangi kematian bayi dan kematian ibu serta
meningkatkan umur harapanhidup bisa terancam gagal jika pemerintah tidak bekerja lebih
keras lagi untuk mencapai hasil maksimal. Untuk memecahkan persoalan tersebut, Menteri
Kesehatan Siti Fadilah Supari sudah mencobasejumlah terobosan. Di antaranya lewat
kebijakan program Asuransi Kesehatan untuk Masyarakat Miskin(Askeskin) atau kini diganti
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Program ini memberikanharapan bahwa akses
untuk masyarakat bawah mulai terbuka. Buruknya layanan kesehatan masih menjadi keluhan
dikalangan masyarakat yang kurang mampu di Indonesia. Hal tersebut dapat dilihat dari
berbagai aspek, mulai dari antrean yang panjang, kerumitan dalam mengurus syarat-syarat
administrasi, bahkan tidak jarang yang mendapat penolakan dari berbagai rumah sakit.
Hingga pungutan liar untuk memperoleh pengobatan gratis juga masih terjadi.
Buruknya pelayanan kesehatan yang diterima rakyat miskin menjadi potret bahwa
keadilan belum bisa ditegakkan dengan baik. Tapi disisi lain, orang kaya atau orang yang
mempunyai jabatan/pangkat tinggi justru mendapatkan pelayanan yang istimewa. Padahal
dalam UUD 1945 pasal (28) H ayat (2) tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan bahwa
“setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Tetapi pada
kenyataannya rakyat miskin masih banyak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari pihak
rumahsakit.
Dalam sistem pembiayaan di BPJS Kesehatan masi terdapat ketidakadilan (in equity) di
antaranya ialah :
FKTP (Fasilitas kesehatan tingkat pertama) di kota besar memiliki sarana pelayanan lebih
baik dan lebih banyak dari pada di pelosok, dimana Dalam perjalanan BPJS yang sudah
hampir dua tahun Namun Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan bertambah akan tetapi penyebarannya belum merata.
Penyebaran dokter spesialis sangat minim atau bahkan tidak ada yang memberi pelayanan
kesehatan di tingkat DTKP (. Sehingga penanganan yang di berikan pada pasien tidak
optimal. Terlebih pasien yang datang berobat dari kalangan tidak mampu dan tidak
mempunyai kemampuan finansial
Kebijakan pelaksanaa JKN tahun 2014 telah berhasil memperbaiki pemerataan sosial
ekonomi. Sebagian besar masyarakat sudah dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rumah sakit maupun fasilitas kesehatan non-rumah sakit lainnya.
Dengan adanya program JKN mempunyai arah yang lebih positif menuju semakin
terlindunginya kaum miskin dan kaum rentan-miskin terhadap katastropik akibat pengeluaran
kesehatan.
Ketidak adilan dalam hal ini adalah pada skema JKN dalam sistem pembiayaan seperti di
puskesmas dengan menggunakan sistem kapitasi yang berdampak pada moral hazard. Bukan
tidak mungkin puskesmas tersebut bukannya meningkatkan perannya dalam bidang
preventive dan gate keeper di PHC malahan mereka bisa menahan informasi BPJS untuk
menekan angka klaim, sebagai pelayanan kesehatan tingkat primer yang seharusnya kondisi
dan status pasien yang dapat ditangani di puskesmas tersebut malah langsung dirujuk tanpa
ada solusi penatalaksanaan dasar, sehingga hal tersebut tidak merepotkan petugas tersebut
tetapi dana kapitasi tetap masuk berdasarkan jumlah peserta.
Pemanfaatan dana
Ketidak adilan disini adalah terdapat moral hazard type adver selection pekerja penerima
upah yang mana akan jauh lebih banyak menghabiskan dana pembiayaan daripada penerima
bantuan iuran (PBI) dan seharusnya yang terjadi disini adalah ketimpangan pemanfaatan dana
karena menurut konsep adalah PBI yang mendapat subsidi, dalam hal ini juga terjadi pada
kelompok usia pada kasus ini adalah pembiayaan kesehatan dengan subsidi silang yang muda
mensubsidi yang tua dikarenakan rentan dan berisiko untuk jatuh sakit dan membutuhkan
pelayanan kesehatan sehingga lebih banyak menerima benefit pembiayaan daripada di daerah
yang banyak terdapat usia produktif sehingga serapan dana akan lebih besar kedaerah –
daerah yang lebih banyak terdapat usia – usia non produktif.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keadilan digambarkan sebagai situasi sosial ketika norma-norma tentang hak dan
kelayakan dipenuhi. Pada masa ini, nilai – nilai yang terkandung dalam sila ke – 5 pancasila
sudah semakin terlupakan dan terabaikan oleh seluruh elemen baik itu masyarakat maupun
pemerintah. Tidak hanya sila kelima pancasila tetapi pelanggaran juga terjadi terhadap ke
empat sila lainnya. Sangat disayangkan nilai – nilai pancasila yang di ambil dari kepribadian
bangsa yang seharusnya sudah diterapkan tetapi pada kenyataannya hanya sebatas teori saja
tanpa pengalaman.
3.2 Saran