Anda di halaman 1dari 16

BAB II

PEMBAHASAN

A.DEFINISI GEREJA

1. Pengertian Gereja

a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, gereja berarti:

1) Gedung (rumah) tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen.

2) Mazhab atau kaum Kristen: Persekutuan

3) Badan (Organisasi) umat Kristen yang sama kepercayaan, ajaran dan tata

caranya (Katolik, Protestan, dan lain-lain).1

Jadi gereja adalah rumah, tempat ibadah/persekutuan atau tempat berdoa dan

tempat untuk melakukan upacara yang sama kepercayaan, ajaran dan tata caranya

(Katolik, Protestan, dan lain-lain). Pengertian lain gereja menurut pengamatan

gereja-gereja di Yogyakarta adalah tempat atau sarana dan prasarana untuk

melakukan ibadah, persekutuan orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus

serta tempat untuk melakukan pelayanan kepada jemaat gereja (belajar berdoa,

katekisasi, belajar menyanyi, dan lain-lain) dan pelayanan kepada masyarakat di

sekitar gereja (pengadaan fasilitas kesehatan, seperti: poliklinik).

b) Menurut Asal katanya

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia,J.S Badudu dan Sultan Mohammad Zain,Op Cit., hal.272)

3
Gereja berasal dari Bahasa Portugis igereja dan bahasa Yunani ekllesia yang

berarti dipanggil keluar (ek=keluar, klesia dari kata kleo=memanggil).

Jadi, ekklesia berarti persekutuan orang-orang yang dipanggil keluar dari

kegelapan datang kepada terang Allah yang ajaib. Kata gereja dalam Bahasa

Indonesia memiliki beberapa arti:

1) Arti pertama gereja ialah “umat” atau lebih tepat persekutuan orang

Kristen. Gereja pertama-tama bukan sebuah gedung. Dalam hal ini, gereja

terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya

Pantekosta, yaitu: Ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan

kepada semua yang percaya kepada Yesus Kristus.

2) Arti kedua gereja adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat

Kristen, bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel,

ataupun tempat rekreasi. Jadi, gereja belum tentu sebuah gedung khusus

ibadah.

3) Arti ketiga gereja ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama

Kristen, misalnya: Gereja Katolik, Gereja Protestan,dll.

4) Arti keempat gereja adalah lembaga (administratif) daripada sebuah

mazhab Kristen.

5) Arti terakhir dan juga arti umum gereja adalah sebuah “rumah ibadah”

umat Kristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang.2

Pengertian gereja ini kemudian dikembangkan dan dapat dibedahkan dari

beberapa segi, yaitu:

1). Segi Obyektif

2
http://id.wikepedia.org/wiki/gereja

4
Gereja dilihat sebagai tempat manusia dengan keselamatan yang diberikan

Allah kepada manusia melalui Yesus Kristus.

2). Segi Subyektif

Persekutuan orang-orang yang percaya dan ingin beribadah kepada Allah.

Gereja tidak hanya sebagai tempat dimana manusia mendengarkan dan

menerima firman Tuhan tetapi juga tempat dimana manusia menjawab dan

mengerti panggilan Allah.

3). Segi Apostoler dan segi Ekstravert

Gereja tidak hanya sebagai jembatan antara Allah dengan orang-orang percaya

tetapi juga jembatan antara Allah dengan manusia.3

2. Hakekat Gereja

Gereja secara internal, merupakan sebuah komunitas spritual yang

menawarkan sebuah proses perubahan kehidupan yang terus menerus menuju

kepada kesempurnaan. Ada banyak gesekan yang terjadi di dalamnya, mereka

yang bertahan akan semakin disempurnakan menuju kedewasaan rohani. Secara

eksternal, gereja memiliki misi untuk membawa nilai-nilai Kerajaan Allah ke

dalam dunia ini sehingga karya peneyelamatan Yesus Kristus dapat diberitakan

melalui kehidupan gereja itu sendiri.

Hakekat Gereja didasari oleh Kisah Para Rasul 2:1 “Turunnya Roh Kudus”.

Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dengan cahaya Kristus, yang

bersinar dalam wajah gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk.

Dengan pernyataan ini mau dikatakan kepada kita bahwa gereja dalam Kristus

adalah tanda dan saran, saluran rahmat persatuan mesra manusia dengan Allah

yang menyelamatkan. Pada saat sekarang ini gereja harus menuaikan tugas
3
Bahan Pelajaran Katekisasi,Majelis Sinode GPIB,2004,hal 4)

5
putusan itu yakni supaya semua orang tergabung secara lebih erat melalui

berbagai cara, hubungan sosial dan budaya memperoleh kesatuan sepenuhnya

dalam Kristus. 4

3. Karakteristik Gereja yang mengalami pertumbuhan

a. Ciri Gereja yang sehat menurut Alkitab

Dalam sejarah, gereja terus-menerus mencari “format” yang ideal dan

sehat. Itulah sebabnya sudah banyak terjadi reformasi atau pembaharuan di

tubuh gereja. Karena mereka merasa bahwa format gereja selama ini

kiurang sehat atau kurang sesuai dengan Alkitab. Di samping itu, juga

timbul banyak denominasi/aliran baru di dalam gereja, yang menawarkan

format baru gereja yang diyakini lebih sehat dan alkitabiah dari organisasi

gereja induk. Sebenarnya seperti apakah gereja yang sehat dan alkitabiah

itu? Tentu yang sesuai dengan yang diajarkan oleh Alkitab.

Salah satu cara untuk mengetahui gereja yang sehat adalah dengan

mempelajari kehidupan gereja yang ada di Alkitab, khususnya gereja

mula-mula di Yerusalem. Gereja mula-mula adalah gereja yang pertama

kali lahir di muka bumi ini. Gereja tersebut adalah gereja yang ada di kota

Yerusalem, seperti yang dicatat di Kitab Kisah Para Rasul pasal 1 sampai

dengan pasal 12. Kehadiran gereja mula-mula sebagai gereja pertama di

muka bumi ini, jelas menarik untuk dipelajari. Dan kehidupan mereka

patut untuk diteladani oleh gereja-gereja masa kini.

Jika kita teliti lebih lanjut di Alkitab, maka kita bisa menemukan paling

tidak 10 hal yang menjadi ciri gereja mula-mula yang patut kita

contoh.Berikut ini akan diuraikan kesepuluh hal tersebut.


4
Allah Sang Arsitek Gereja, Majalah Salvaton,Pdt.Arif Multi, Mei-Agustus 2005, hal.08)

6
1) Gereja yang memuridkan

“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul ….” (Kisah Para

Rasul 2: 42a)

Ciri gereja yang sehat menurut Alkitab, yang pertama adalah

adanya pemuridan atau pengajaran yang terus-menerus terhadap

jemaat. Ketika jumlah murid-murid bertambah setelah “pertobatan

massal” yang terjadi pada hari Pentakosta, dimasa 3000 orang

jemaat bertambah (Kisah Para Rasul 2), mereka bertekun di dalam

pengajaran rasul-rasul. Para rasul memuridkan jemaat dengan

mengajarkan mereka prinsip-prinsip hidup sebagai murid Kristus.

Tidak heran, sebutan utama bagi orang percaya saat itu adalah

murid. Inilah tujuan misi yang diberikan oleh Tuhan Yesus, yakni

menjadikan segala bangsa menjadi muridNya (Matius 28:19-20).

2) Gereja yang tekun berdoa

“Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan

berdoa.”(Kisah Para Rasul 2:42b)

Ciri lain dari gereja mula-mula yang kita lihat adalah bahwa

mereka tekun berdoa. Para murid, yang sebagian besar baru saja

bertobat pada hari Pantakosta, bertekun dalam pengajaran rasul-

rasul dan dalam doa. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan

roti dan berdoa. Ketekunan doa gereja Yerusalem juga terlihat pada

saat rasul Petrus dipenjarakan Herodes karena memberitakan Injil,

jemaat dengan tekun berdoa untuk dia, di rumah salah seorang

jemaat, yakni Maria (Kisah Para Rasul 12: 5,12).

7
3) Gereja dengan pemimpin yang berotoritas

“Karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual

kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka

letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada

setiap orang sesuai dengan keperluannya.” (Kisah Para Rasul

4:34b-35)

Para pemimpin gereja mula-mula di Yerusalem adalah tim

pemimpin yang kuat dan berwibawa. Hal ini tampak misalnya

ketika anggota jemaat menjual harta milik mereka dan meletakkan

hasil penjualan tersebut di bawah kaki rasul-rasul untuk dibagi-

bagikan di antara mereka yang kurang mampu. Para pemimpin

gereja mula-mula jelas adalah orang-orang yang berotoritas,

sehingga jemaat tunduk dan taat pada otoritas mereka, termasuk

dalam hal keuangan.Gereja yang sehat dan alkitabiah adalah gereja

yang memilki pemimpin yang kuat, yang dihormati dan ditaati oleh

jemaatnya.

4) Gereja yang dipenuhi kuasa Allah

“ Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara

orang banyak.” (Kisah Para Rasul 5:12a)

Tanda-tanda atau kuasa adalah suatu hal yang lumrah dalam gereja

mula-mula. Mereka memperagakan banyak tanda dan mujizat,

sehingga orang-orang menjadi percaya kepada Injil yang mereka

beritakan dan orang yang sudah percaya semakin dikuatkan

8
imannya. Tanda dan mujizat tersebut tidak hanya dilakukan oleh

para rasul, tetapi juga oleh para anggota jemaat awam, seperti

Ananias. Gereja yang sehat dan alkitabiah adalah gereja yang di

dalamnya nyata kuasa Allah. Tentu hal ini tidak berarti bahwa

setiap hari atau setiap ibadah minggu harus ada mujizat yang

terjadi, yang sakit sembuh, yang lumpuh berjalan, yang buta

melihat, dan yang tuli mendengar. Tetapi maksudnya adalah bahwa

harus ada kuasa Tuhan yang nyata dalam gerejaNya, khususnya

ketika mereka memberitakan Injil. Tuhan Yesus telah memberi

kuasa kepada gerejaNya untuk melakukan mujizat, terutama ketika

mereka memberitakan Injil (Markus 16:15-18).

5) Gereja yang memberitakan injil

“Dari setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait

Allah dan di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang

Yesus yang adalah Mesias.”(Kisah Para Rasul 5:42)

Gereja mula-mula adalag gerja yang aktif memberitakan Injil. Hal

ini mereka lakukan dengan memperagakan banyak mujizat. Tidak

heran jumlah mereka semakin hari semakin banyak. Dalam

memberitakan Injil tersebut mereka menghadapi banyak tantangan

darp para pemimpin Yahudi. Para rasul ditangkap dan diadili (Kis

4;1-22;5;17-18). Petrus dipenjarakan, dan Yakobus dihukum mati

9Kis 12:1-4). Namun mereka tidak pernah takut, mereka terus

memberitakan Injil diberbagai tempat, di Bait Allah dan di rumah-

rumah.

9
Pemberitaan Injil adalah pesan terakhir Tuhan Yesus kepada

murid-muridNya sebelum Ia naik ke sorga meninggalkan mereka.

Hal ini sangat penting bagi murid-murid Kristus/gerejaNya,

sehingga keempat penulis Injil menuliskannya dalam Injil mereka

masing-masing (Matius 28:19-20;Markus 16:15-16; Lukas 24:46-

48; Yoahanes 20;21). Gereja yang sehat dan alkitabiah adalah

gereja yang aktif dalam memberitakan Injil.

6) Gereja yang melakukan pelayanan sosial

Ciri lain gereja mula-mula adalah bahwa mereka meperhatikan

pelayanan sosial. (Kisah Para Rasul 6:1-4). Ketika jumlah anggota

jemaat gereja Yerusalem semakin bertambah, timbullah sungut-

sungut di antara jemaat (berbahasa) Ibrani. Penyebabnya adalah

karena pelayanan sosial diabaikan terhadap janda-janda jemaat

Yunani. Karena itu para rasul mengusulkan penambahan pemimpin

sebanyak 7 orang, dengan syarat-syarat yang telah ditentukan,

untuk membantu mereka dalam pelayanan sosial jemaat. Hal ini

menunjukkan keseriusan gereja mula-mula dalam memperhatikan

masalah-masalah sosial jemaat. Mereka tidak hanya fokus pada

pelayanan rohani jemaat, tetapi juga pada pelayanan jasmani

mereka. Gereja yang sehat menurut Alkitab adalah jika gereja

tersebut bukan hanya peduli pada masalah kerohanian

jemaatnya/orang lain, tetapi juga peduli pada masalah-masalah

jasmani mereka.Pemberitaan Injil dan pelayanan sosial adalah

seperti dua sisi mata koin, yang saling melengkapi. Tetapi harus

10
ditekankan, pelayanan sosial itu sendiri bukanlah pemberitaan Injil,

dan tidak bisa menggatikan pemberitaan Injil.

7) Gereja yang bersekutu secara erat

“Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam

persekutuan yang erat.” (Kisah Para Rasul 5:12b)

Ciri lain dari gereja mula-mula adalah mereka bersekutu secara

erat. Gereja mula-mula menjadi suatu komunitas tersendiri diluar

agama Yahudi dimana seluruhnya mereka berlatar-belakang agama

Yahudi. Hal inilah yang semakin mempererat kesatuan mereka.

Mereka seperti sebuah keluarga yang saling mengasihi dan saling

melayani. Persekutuan mereka itu ditandai dengan berkumpul

secara rutin, melakukan perjamuan kasih dan/atau perjamuan

kudus, yakni memecahkan roti, serta saling berbagi diantara

mereka (Kis 2:44-46). Gereja adalah keluarga Allah (Efesus 2:19).

Karena itu gerja harus membangun persekutuan yang erat diantara

anggota jemaatnya tanpa memandang latar belakang suku/ras,

status sosial/ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Gereja

bukanlah perusahan, bukan juga organisasi politik, atau organisasi

sosial. Gereja adalah organisasi rohani/spritual, yang didalamnya

terjadi hubungan yang sangat erat satu sama lain.

8) Gereja yang menjaga kekudusan

“Tetapi Petrus berkata: Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis,

sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari

11
hasil penjualan tanah itu?..ketika mendengar perkataan itu rebalah

Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua

orang yang mendengar hal itu.” (Kisah Para Rasul 5:3,5)

Bukti bahwa gereja mula-mula sangat peduli dengan keadaan

moral dan kekudusan jemaat dapat di lihat dari kisah Ananias dan

Safira. Dimana mereka berdua menerima hukuman atas

kebohongan yang mereka lakukan, mereka berbohong tentang

persembahan yang mereka berikan, sebagai hukuman atas

kebohongan mereka tersebut mereka kehilangan nyawa mereka. Ini

membuktikan bahwa dosa tidak akan ditolerir di dalam gereja.

Harus ada hukuman yang setimpal. Gereja yang sehat dan

alkitabiah adalah gereja yang tidak melakukan kompromi terhadap

dosa di dalam gereja, yang memberikan disiplin dan hukum bagi

mereka yang bersalah sehingga mereka bertobat dan dipulihkan

(Matius 18:15-17)

9) Gereja yang tabah dalam penderitaan

“Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat

di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke

seluruh daerah Yudea dan Samaria….Tetapi Saulus berusaha

membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan

menyeret laki-laki dan perempuan dan ke liuar dan menyerahkan

mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.”(Kis 8:1b,3)

Gereja mula-mula adalah gereja yang tabah dalam menderita.

Seperti telah disebut di atas, gereja mula-mula sudah sering

12
mengalami penghambatan dari para pemimpin Yahudi, tatkala

mereka memberitakan Injil. Namun penderitaan mereka lebih besar

baru terjadi pada kematian Stefanus, martir pertama Kristen.

Banyak jemaat yang dianiaya dan bahkan dibunuh. Tokoh utama

penghambatan gereja mula-mula ini adalah Saulus, yang kemudian

bertobat menjadi Paulus. Penganiayaan yang besar ini membuat

murid-murid tersebar ke tempat lain, untuk menghindari

penganiayaan tersebut. Namun mereka tidak bersembunyi

ketakutan. Mereka justru memberitakan Injil di wilayah-wilayah

yang selama itu belum pernah mereka jelajahi, yakni di wilayah

bangsa-bangsa lain (Kis 11:19-21). Alkitab berkata bahwa

penderitaan adalah sesuatu keharusan bagi pengikut Kristus (Filipi

1:29; 2 Tim 3:12). Karena itu orang Kristen harus bersiap-m sedia

menghadapinya dengan selalu meminta kekuatan dari Tuhan yang

berjanji akan selalu menyertai hingga akhir zaman. Gereja yang

sehat dan alkitabiah adalah gereja yang siap sedia dalam menerima

penderitaan karena mengikut Kristus.

10) Gereja yang bertumbuh

“Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang

yang diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 2:2:47b)

Ciri-ciri lain dari gereja mula-mula adalah bahwa mereka

bertumbauh, baik secara kualitas (jumlah anggota jemaat) maupun

kualitas (kerohanian/iman jemaat).

13
Kendati mereka mengalami banyak tekanan dan penganiayaan,

bahkan pembunuhan, jumlah mereka tidaklah berkurang. Justru

sebaiknya, terus bertambah-tambah. Di dalam kitab Kisah Para

Rasul dijelaskan beberapa kali tentang pertumbuhan gereja ini (Kis

2;41;5:14;6:7). Ada beberapa kemungkinan sumber pertumbuhan

gereja mula-mula secara kuantitas. Pertama, mereka tekun berdoa.

Kedua, mereka aktif dalam memberitakan Injil. Ketiga, karena

orang lain menyukai mereka (Kis 2:2;47a). sedangkan

pertumbuhan secara kualitas sudah pasti timbul dari kebiasaan

mereka dalam berdoa, memuridkan, bahkan dalam menghadapi

penderitaan. Gereja yang sehat menurut Alkitab adalah gereja

bertumbuh, baik secara kuantitas maupun secara kualitas.

B. PENDETA

1. Pengertian Pendeta

Kata pendeta berasal dari bahasa sansekerta pandita, yang berakar dalam

tradisi orang Hindu. Kata pandit ini merupakan gelar anggota kasta Brahmana yang

melakukan fungsi imamat, tetapi memiliki spesialisasi dalam mempelajari dan

menafsirkan Kitab Suci dan teks hukum serta filsafat kuno.

Pendeta adalah orang yang terpanggil khusus dari Tuhan dan diutus oleh

jemaat5. Dalam Gereja Toraja mengenal 3 kategori pelayanan pendeta yaitu sebagai

berikut:

1) Pendeta jemaat yaitu pendeta yang dipanggil oleh satu atau beberapa jemaat

untuk melayani dalam jemaat tersebut dalam kurun waktu tertentu.

5
Robert P, Borrong, Melayani Makin Sungguh: Signifikansi Kode Etik Pendeta Bagi Pelayanan
Greja-greja di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 18.

14
2) Pendeta tugas khusus yaitu pendeta yang ditugaskan oleh suatu persidangan

gerejawi atau badan pekerja untuk melayani pada suatu bidang pelayanan

tertentu.

3) Pendeta emeritus adalah pendeta yang sudah memasuki masa pensiun sesuai

dengan peraturan Gereja Toraja6.

Dari beberapa pengertian pendeta di atas, disimpulkan bahwa pendeta adalah

orang-orang yang dipilih, ditahbiskan dan di utus oleh Allah untuk menyampaikan

firman-Nya dan akan dilengkapi oleh Allah sendiri dan pendeta akan

memperlengkapi warga jemaatnya melalui pengajaran/pembinaan sesuai dengan

firman Tuhan.

Pembelajaran Alkitab merupakan langkah dalam menanamkan nilai-nilai

Kristiani, selain itu pembelajaran Alkitab memiliki manfaat penting dalam

kehidupan. Manfaat yang didapatkan ialah membawa ke dalam keselamatan,

menjadikan orang Kristen yang kuat, meyakinkan aku keselamatan yang diterima,

memberikan keyakinan kuasa dalam doa, memberitahu bagaimana menyucikan

diri dari dosa, memberikan sukacita, menimbulkan damai sejahtera, membuat kita

berani menyatakan iman dan menjamin keberhasilan7.

2. Tugas Pendeta

Menurut Robert P. Borrong, tugas pendeta adalah memberitakan firman,

melakukan pelayanan sakramen, dan bersama dengan para penatua mengawasi

kehidupan jemaat serta menegur anggotanya kalau perlu. Itulah sebabnya, Calvin

menegaskan bahwa melalui perantaraan pejabat-pejabat gerejawi mau mengajar

6
BPS Gereja Toraja, Tata Gereja Toraja, 19-22.
7
Daniel Panuntun and Eunike Paramita, Hubungan Pembelajaran Alkitab Terhadap Nilai-nilai
(Kelompok Tumbuh Bersama Kontekstual), Gamaliel : Teologi dan praktika 1, no.2 (2019),10

15
sebagai pengikut-pengikut Kristus untuk belajar mendengarkan firman Allah juga

memberitakan firman Allah.8

Dalam Efesus 4:11-12, “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun

nabi-nabi, baik pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi

pembangunan Tubuh Kristus”. Hal ini Paulus katakan karena gembala-gembala

bertujuan untuk mengajarkan ajaran sorgawi, bahkan bertujuan untuk saling

memperlengkapi satu dengan yang lain dalam artian terjadi proses pengembalaan.

Pengembalaan suatu wujud perhatian dan pertolongan yang didasarkan pada kasih

Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan bergereja. Dan salah satu tujuan dari

pengembalaan yaitu membangun seluruh anggota jemaat dalam iman.

C. PERAN PENDETA DALAM PERTUMBUHAN GEREJA

1. Berdoa Bagi Pertumbuhan Iman

Pertumbuhan sebuah gereja tidak hanya dilihat dari fisik gereja,besar, kecil,

ataukah bentuk pelayanan dalam gereja yang luar biasa. Tetapi menjadi penilain

penting bahwa sebuah gereja itu mengalami pertumbuhan jika jemaat di gereja

tersebut mengalami pembaharuan secara rohani. Ada kemajuan dalam aspek

kerohanian jemaat. menjadi suatu kesia-sian jika sebuah gereja dapat berdiri secara

fisik megah, tetapi dalam kehidupan anggota jemaatnya tidak mengalami suatu

pembaharuan atau perubahan yang semakin maju dalam kerohanian, atau secara

kasarnya kehidupan jemaat yang bobrok dalam sikap dan karakter.

Karena alasan demikian maka sangat pentinglah bagi sebuah gereja mengalami

pertumbuhan tidak hanya secara fisik bangunan gereja, tetapi juga pertumbuhan iman

dari anggota gereja. Jika iman jemaat sudah baik maka pelayanan dalam gerejapun
8
J, Ch. Abineno, Penatua : Jabatan dan Pekerjaanya (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2013),8

16
akan semakin maju dan gereja pasti akan berkembang juga. Untuk itu menjadi sangat

penting bagi seorang pendeta dalam sebuah gereja terus mendoakan bagi

pertumbuhan iman setiap anggota gereja yang ia sedang pimpin.

2. Terlihat dalam pelayanan dalam gereja

Gereja yang mengalami pertumbuhan adalah gereja yang memiliki sistem

pelayanan yang baik, pelayanan yang ditata secara sistematis dan dikerjakan dengan

konsisten.

Pelayanan dalam gereja selalu melibatkan seorang pendeta sebagai pemimpin dalam

gereja. Pendeta yang akan mengarahkan pelayanan yang ada sehingga bisa berhasil.

Untuk itu seorang pendeta dalam gereja harus terlibat aktif dalam setiap pelayanan-

pelayanan yang ada. Pelayanan gereja yang berhasil tidak lepas dari keterlibatan

pendetanya.

3. Memberitakan Injil atau bersaksi

Memberitakan Injil adalah suatu pekerjaan yang mulia yang ditungaskan kepada

setiap orang percaya,kepada setiap jemaat Tuhan. Kabar baik tentang keselamatan

yang telah kita terima itu harus kita sampaikan kepada orang-orang yang belum

mengetahuinya.

Dalam gereja memberitakan Injil atau bersaksi menjadi suatu hal sangat penting.

Agar jemaat memiliki petumbuhan dalam iman maka pemberitaan injil kepada jemaat

menjadi hal yang sangat penting. Pemberitaan injil ini haruslah dikerjakan langsung

oleh seorang pendeta sebagai pemimpin dalam jemaat. Pendeta memilki tanggung

jawab utama yaitu memberitakan Injil keselamatan kepada anggota jemaatnya, semua

jemaat harus menerima Injil, dengan demikian tugas pendeta dianggap berhasil .

4. Membina Rohani Jemaat

17
Membina kerohanian jemaat berarti membimbing, mengarahkan,dan memantau

kondisi kerohanian dari jemaat. seorang pendeta adalah pemimpin dari jemaat.

seorang pemimpin harus mengenal setiap jemaatnya, tetang bagaimana kondisi dan

keadaan jemaat. ketika jemaat mengalami suatu masalah maka disitulah pendeta hadir

untuk membantu memberikan kekuatan, semangat, dan mendoakan bahkan

membimbing jemaat tersebut keluar dari masalah yang ia alami. Tentunya hal itu

dilakukan atas pimpinan dari Tuhan.

Ketika dalam jemaat ada yang sudah jarang untuk datang beribadah, ataukah dalam

jemaat ada yang sedang mengalami perselisihan, sebagai seorang pendeta harus

datang kepada jemaat tersebut, memberikan pengertian, mengajak bercerita, dan

memberikan arahan berdasarkan Firman Tuhan, sehingga jemaat tersebut tidak

mengalami hal yang sama. Seorang pendeta tidak hanya sekali dua kali membina

jemaat yang mengalami masalah, tetapi dilakukan secara terus menerus sampai jemaat

tersebut mengalami perubahan.

Jemaat yang mengalami masalah tetapi dibiarkan akan menjadi tersesat dan dapat

mempengaruhi kondisi kerohaniannya. Untuk itu sangat penting bagi seorang pendeta

membina kerohanian jemaatnya, terus memgajar, mengarahkan, dan memperdulikan

kondisi dan keadaan jemaat. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang mampu

membina jemaatnya menjadi jemaat yang memiliki kualitas iman yang bertumbuh dan

memberikan dampak bagi orang lain.

18

Anda mungkin juga menyukai