Anda di halaman 1dari 23

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang bersifat majemuk,
dilihat dari jumlah penduduknya pada tahun 2015 menempati angka
255.461.686 jiwa (Ritongga, 2015). Besarnya jumlah penduduk di
Indonesia tersusun dari 2.500 jenis bahasa atau hampir dua kali lipat dari
jumlah jenis suku bangsa yang mencapai sebanyak 1.340 suku bangsa
(Na'im, 2010). Besarnya jumlah penduduk Indonesia diikuti dengan
tingginya tingkat keberagaman tentunya harus diolah dengan kebijakan
yang adil, yaitu dengan cara melindungi, menyejahterakan, dan
pengaturan.
Permasalahan keberagaman nampaknya belum terakomodasi
dengan baik oleh pemerintah Indonesia karena pada akhir-akhir ini banyak
permasalahan masyarakat yang muncul dan belum terselesaikan. Salah
satu permasalahan yang muncul adalah Masyarakat Suku Marind di
Merauke Papua. Permasalahan ini sangat menarik untuk dibahas karena
konflik tersebut akan membahas bagaimana Masyarakat Suku Marind
mengelola manajemen konflik berbasis komunitas untuk menghadapi
pemerintahan dan pihak swasta.
Permasalahan ini timbul karena terdapat perbedaan kepentingan
antara pemerintah, swasta, dan Suku Marind. Pemerintah Indonesia yang
diwakili oleh Presiden Jokowi menginginkan Merauke menjadi lumbung
pangan dan energi nasional, untuk menyukseskan program tersebut
pemerintah perlu menyediakan lahan 1,2 juta hektar yang akan dikerjakan
dalam kurun 3 tahun. Proyek ini diberi nama MIFEE (Merauke Integrated
Food and Energy Estate), program yang ternyata tidak lepas dari campur
tangan pihak swasta sebagai investor program MIFEE.
Program yang dibentuk oleh pemerintah tersebut membutuhkan 1,2
juta hektar lahan yang terdapat di Merauke, Papua. Ironisnya, pembukaan
lahan itu menuai konflik pada masyarakat Suku Marind yang mendiami
lahan tersebut. Hal tersebut dikarenakan Suku Marind menginginkan
pengelolaan sumber daya melalui sukunya bukan melalui pemerintah dan
investor.
Konflik antara Suku Marind, pemerintah, dan swasta menimbulkan
turunnya legitimasi dan otoritas pemerintah dihadapan Suku Marind.
Kondisi ini menimbulkan munculnya legitimasi dan otoritas baru sebagai
penganti pemerintah (negara), aktor tersebut adalah Gereja.

Munculnya legitimasi dan otoritas Gereja di Suku Marind Papua


merupakan fenomena yang sangat menarik menurut penulis. Oleh karena
itu dalam karya ini, penulis akan membahas mengenai hal tersebut dengan
judul karya, Papua dan Gereja: Tinjauan Teori Obedience To Authority
Terhadap Otoritas Gereja Sebagai Pengganti Negara di Suku Marind
Papua.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terbentuknya legitimasi dan otoritas gereja di Suku
Marind Papua yang ditinjau melalui teori obedience to authority?
2. Bagaimana eksistensi masyarakat Suku Marind Papua dalam era
globalisasi ini?
3. Apa nilai filosofis yang dapat di ambil dari legitimasi dan otoritas
gereja yang terjadi di dalam Suku Marind Papua?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui proses terbentuknya legitimasi dan otoritas gereja di Suku
Marind Papua yang ditinjau melalui teori obedience to authority.
2. Untuk mengetahui bagaimana Suku Marind Papua mempertahankan
upaya-upaya legitimasi dan otoritas gereja.
3. Mengetahui nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam pelaksanaan
legitimasi dan otoritas yang dilakukan oleh gereja di Suku Marind
Papua.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan gambaran kondisi sosial politik yang terdapat di Suku
Marind Papua.
2. Memberikan pengetahuan mengenai proses terbentuknya legitimasi
dan otoritas gereja sebagai pengganti negara di Papua.
3. Memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada di Papua.
4. Karya tulis ini dapat digunakan sebagai referensi lebih lanjut untuk
karya tulis lainnya.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan melalui jurnal atau
buku sehingga masyarakat Indonesia mengetahui permasalahan yang
konkret di Suku Marind Papua. Penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan pembuatan kebijakan, baik pada tingkat

daerah di Papua maupun tingkat nasional guna menyelesaikan


permasalahan di tanah Papua khususnya terhadap program MIFEE.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Gereja Sebagai Pengganti Negara


Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai
abad gelap karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu
tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia sehingga manusia
tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Semua
hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum gereja dan apabila terdapat
pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang
mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat (Hadiwijono,
1980: 89-91).
Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara
eksplisit, dapat dikatakan bahwa dominasi agama Kristen sangat menonjol.
Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Filsafat
pun harus diuji apakah bertentangan dengan ajaran agama. Jelas, teologi
dipandang lebih tinggi dari filsafat. Filsafat berfungsi melayani teologi. Tapi
bukan berarti bahwa pengembangan penalaran dilarang. Itu masih tetap
dilakukan, malahan mencapai perkembangan yang lebih maju, asal harus
diabdikan kepada keyakinan agama.
Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa, yaitu masa
Patristik dan masa Skolastik. Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal
dari kata school, yang berarti sekolah. Atau dari kata schuler yang
mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atau sekolahan. Hal demikian
dikarenakan sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang mengajarkan apa
yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas) yang meliputi mata
pelajaran gramatika, geometria, aritmatika, astronomi, musika, dan dialektika.
Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.
Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
a. Masa Patristik
Nama Patristik berasal dari kata latin Patres yang
menunjukkan
kepada bapabapa gereja, berarti pujanggapujangga kristen dalam abad pertama tarikh masehi yang
meletakkan dasar intelektual untuk agama Kristen. Patristik ialah

zaman pemikiran Kristiani yang dikuasai oleh para pater (bapak


gereja). Mereka berfilsafah untuk kepentingan agama Kristen.
Dalam menghadapi filsafat Yunani Kuno, sebagian menolak
sama sekali, sebagian Iainnya dapat menerimanya. Mereka merintis
jalan dalam perkembangan teologi kristiani. Menurut pendapat
mereka, sesudah manusia berkenalan dengan wahyu Ilahi yang
tampak dalam diri Yesus Kristus, filsafat sebagai kecerdikan
manusiawi belaka merupakan sesuatu yang berkelebihan saja
bahkan suatu bahaya yang mengancam kemurnian iman kristiani,
seorang yang dengan jelasnya menganut pendirian ini adalah
Tertulianus (160-222). Orang yang digelari sebagai Filsuf Kristen
yang pertama adalah Justinus Martyr ( Abad II ). Ia mempelajari
berbagai sistem filsafat dan sesudah masuk agama Kristen ia
masih tetap memakai nama Filsuf. Ia menulis dua karangan
untuk membela hak agama Kristen. Sekarang tahun 165 ia mati
syahid di Roma (Achmadi, 2010: 68-69).
Filsafat pada masa Patristik ini mempunyai ciri khas
tersendiri, diantaranya: Pertama, dasar pemikirannya ialah kitab
Injil (wahyu). Kedua, Para filsuf adalah pater sekaligus pemimpin
gereja. Ketiga, Kebenaran muncul sebagai kaum apologit
(pembela agama). Keempat, Masalah-masalah yang timbul
hubungan akal dan wahyu, ketuhanan, penciptaan, dan hubungan
manusia-Tuhan.
b. Masa Skolastik
Masa Skolastik merupakan kebangkitan pemikiran abad
pertengahan setelah terjadi kemerosotan. Pemikiran pada masa
sebelumnya didominasi golongan gereja. Pada masa ini banyak
bermunculan ahli pikir, dimana dari golongan inilah menimbulkan
berbagai macam bentuk pemikiran. Ketika peradaban Yunani
mulai berkembang dan tersebar,para ahli pikir dari pemimpin
gereja berbeda pendapat apakah perlu filsafat Yunani di gunakan di
kalangan pemimpin gereja. Pada masa ini pula pemerintah
memiliki hak mutlak dalam membuat peraturan,dan peraturan
tersebut harus sesuai dengan ajaran gereja mereka sebagai wujud
pengamalan terhadap ajaran Tuhan. Sehingga pada masa ini
persoalan pemikiran yang paling menonjol adalah rasio dan wahyu
(agama).
Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang
Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles secara

keseluruhan.
Scholastik
Islam-lah
yang
membawakan
perkembangan filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para
ahli pikir Islam seperti Ibnu Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar
sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi juga
memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Eropa, yaitu
dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun setelah pemikiranpemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku filsafat dan
peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat
sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui
secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam
mengantarkan kemoderatan Barat.
Filsafat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu
Thomas Aquinas menjadi filsuf pokoknya. Filsafat skolastik
dikembangkan dalam sekolah-sekolah biara dan keuskupan. Para
filsuf skolastik tidak memisahkan filsafat dari teologi kristiani. Jadi
dapat dikatakan bahwa filsafat integral dalam ajaran teologi
(Achmadi, 2010: 77-78).

2.2 Teori Obedience To Authority untuk Meninjau Kasus Otoritas dan


Legitimasi Gereja di Suku Marind Papua
Obedience to authority (kepatuhan) didefinisikan sebagai perubahan
sikap dan tingkah laku seseorang untuk mengikuti permintaan atau perintah
orang lain (Feldman, 2003). Teori obedience (Milgram, 1963) menyatakan
bahwa individu cenderung patuh pada individu lain dalam posisi otoritas.
Blass (1999) juga mengungkapkan bahwa kepatuhan adalah menerima
perintah dari orang lain. Kepatuhan terhadap otoritas ini terjadi apabila
seseorang menampilkan perilaku tertentu karena adanya tuntutan meskipun
sebenarnya ia tidak meyukai atau tidak menghendaki perilaku tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, Robert Bierstedt menyebutkan ada faktorfaktor yang memengaruhi timbulnya sikap kepatuhan (dalam Soekanto,
1982), yaitu indoctrination, habituation, utility, dan group identification.
Keempat faktor tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a. Indoctrination merupakan pemberian ajaran secara mendalam (tanpa
kritik) atau penggemblengan mengenai suatu paham atau doktrin
tertentu dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
b. Habituation merupakan sebuah kondisi yang dibuat untuk
membiasakan sebuah perilaku. Jika ditinjau dari Teori Belajar,
habituation adalah bentuk pembelajaran yang mana respon individu
akan menurun ketika stimulus dipresentasikan berulang kali.

c. Utility dalam konteks ini didefinisikan sebagai perasaan berharga.


d. Group identification merupakan usaha individu sebagai anggota dalam
kelompok untuk mengindentifikasi dirinya dengan anggota lain dalam
kelompok tersebut. Group identification ini meliputi tiga aspek, yaitu
kognitif (social categorrization), afektif (interpersonal attraction), dan
konatif (interdependence).
Keempat faktor tersebut menjadi dasar yang mendorong individu
untuk memutuskan apakah harus dirinya tunduk atau patuh terhadap
otoritas yang mengatur lingkungan hidupnya.
Kepatuhan terhadap peraturan memiliki dimensi-dimensi yang
mengacu pada dimensi kepatuhan yang diungkapkan oleh Blass (1999,
dalam Kusumadewi, Hardjajani, dan Priyatama), yaitu mempercayai
(belief), menerima (accept), dan melakukan (act). Saat para misioaris
pembawa ajaran Katolik datang ke Merauke termasuk daerah tempat
tinggal Suku Marind, cara hidup, perkembangan, dan peningkatan kualitas
hidup mulai dirasakan. Penduduk Suku Marind asli dan pendatang hidup
berdampingan tanpa adanya konflik suku, ras, antar golongan hingga
sekarang.
Manfaat yang dirasakan masyarakat akan kehadiran misionaris
Katolik tersebut menjadi dasar mereka untuk lebih percaya, menerima, dan
melakukan setiap ajaran yang diajarkannya dibanding dengan pemerintah
yang seakan-akan tidak memihak masyarakat Suku Marind Papua.

BAB 3
METODELOGI
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, di
mana dilakukan pengkajian terhadap sumber data-data yang diperoleh dari
tahap pengumpulan data. Data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian
ini meliputi proses terbentuknya legitimasi dan otoritas gereja di Suku Marind
Papua yang ditinjau melalui teori obedience to authority. Hasil dari
pengolahan data akan disajikan dalam tulisan yang dapat menggambarkan
dimensi legitimasi dan otoritas gereja sebagai pengganti negara di Suku
Marind. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan
pembuatan kebijakan, baik tingkat daerah hingga tingkat nasional guna
menyelsaikan permasalahan yang bersangkutan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian ini adalah di Suku Marind,
Merauke, Papua. Selain di Suku Marind Papua, penelitian ini juga dilakukan
di paguyupan Mahasiswa Papua di Yogyakarta guna mendukung data
penelitian. Adapun jadwal dilakukannya penelitian hingga proses penulisan
karya tulis ilmiah memakan waktu selama 5 bulan.
3.3 Tahap Pengumpulan Data
Tahap
pengumpulan
data
merupakan
tahapan
peneliti
mengumpulkan data-data dari beberapa sumber yang menjadi unsur
penyusunan karya tulis. Pengumpulan data dalam karya tulis ini meliputi
metode observasi dan wawancara, metode kepustakaan, serta metode
menyimak.
Metode observasi merupakan metode pengamatan terhadap objek
penelitian yang dilakukan secara analitis, jujur, dan objektif. Metode
wawancara merupkan metode penggalian secara mendalam informasi terkait
objek penelitian terhadap narasumber. Metode kepustakaan merupakan
metode yang digunakan dengan mencatat pokok bahasan dari buku pustaka
yang berkaitan dengan objek penelitian. Metode menyimak merupakan
metode dengan cara mengamati dan menyimak secara terperinci dari hal-hal
yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.4 Sumber Data

Lingkup penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka teknik


pengumpulan sampelnya menggunakan cara purposive. Peneliti memakai
berbagai pertimbangan, yaitu berdasarkan konsep teori yang digunakan dan
keingintahuan peneliti tentang karakteristik pribadi dari objek yang diteliti.
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Informan, sebagai informan awal dipilih secara purposive, subjek
penelitian yang menguasai permasalahan yang diteliti (key
informan). Informasi selanjutnya diminta kepada informan awal
untuk menunjukan orang lain yang dapat memberikan informasi
yang kemudian informan ini diminta pula untuk menunjukan orang
lain yang dapat memberikan informasi yang lebih mendalam,
begitu seterusnya. Cara ini biasanya lazim disebut sebagai snow
ball yang dilakukan secara serial atau berurutan. Informan dari
penelitian ini adalah Suku Marind, Kepala Suku, dan pihak gereja.
2. Dokumen, yaitu teknik dokumentasi yang dipakai untuk
memperoleh data melalui bahan-bahan tertulis berupa pemberitaan
media massa maupun rekaman dan foto masyarakat.
3.5 Tahap Hasil Analisis Data
Tahap hasil analisis data merupakan tahap peneliti menyajikan
hasil penyelesaian penelitian. Hasil analisis data diperoleh dengan cara
membandingkan atau membuktikan teori yang menjadi patokan dengan data
yang melatarbelakangi munculnya teori tersebut. Hasil tahap analisis data
kemudian disajikan menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang
memaparkan hasil penelitian secara terperinci yang disajikan dalam bentuk
susunan-susunan kalimat (kualitatif).
3.6 Uji Keabsahan Data
Untuk melakukan uji keabsahan data terhadap penelitian ini, maka
Peneliti menggunakan Uji Kredibilitas (validitas interval) yang meliputi
beberapa langkah yang digunakan Peneliti, yakni;
1. Trianggulasi merupakan teknik yang mencari pertemuan pada satu
titik tengah informasi dari data yang terkumpul guna pengecekan
dan pembanding terhadap data yang telah ada.
2. Mengadakan membercheck merupakan peneliti melakukan proses
pengecekan terhadap data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
data dengan tujuan seberapa jauh data yang telah diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data atau informan.

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
No. Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1.

Peralatan Penunjang

1.800.000

2.

Bahan Habis Pakai

1.500.000

3.

Perjalanan

8.960.000

4.

Lain-lain

240.000

Jumlah

12.500.000

Anggaran Biaya

Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan
1.

Bulan I

Bulan II

Tahap Persiapan
Survey
Surat Izin
Penyusunan
Instrumen

2.

Tahap Pelaksanaan
Pengumpula
Data
Analisis Data

3.

Tahap Laporan
Draft Laporan
Laporan Akhir

4.

Publikasi

*Lampiran (Justfikasi Anggaran Kegiatan

Bulan III

Bulan IV

Bulan v

10

BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hadiwijono, Harun. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius
Henry, B. Kelly, et al. 1999. A Tripartite Model of Group Identification Theory
and Measurement. Small Group Research 30(5): 558-581.
Katolik, Pena. 2013. Perda Merauke sebagai Gerbang Hati Kudus Yesus Hormati
Karya Misionaris MSC. penakatolik.com/2013/08/10/perda-merauke-sebagaigerbang-hati-kudus-yesus-hormati-karya-misionaris-msc/. 19 Oktober 2016
(22:14).
Kusumadewi, Septi., Tuti Hardjajani, dan Aditya N. Priyatama. 2012. Hubungan
antara Dukungan Sosial Peer Group dan Kontrol Diri dengan Kepatuhan
terhadap Peraturan pada Remaja Putri Pondok Pesantren Modern Islam
Assalaam Sukoharjo. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa 1(2): 1-10.
Na'im, Akhsan. 2010. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa
sehari-hari Penduduk Indonesia. Jakarta: Katalog BPS.
Ritongga, Rizali. 2015. Kebutuhan Data Ketenagakerjaan Untuk Pembangunan
Berkelanjutan. Jakarta: BPS
Baron, Robert A. dan Nyla R. Branscombe. 2012. Social Psychology 13th Edition.
USA: Pearson Education, Inc.

11

LAMPIRAN
1.1 BIODATA KETUA PELAKSANA
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal

Lahir
6 Email
7 No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan

Faiz Abdullah Wafi


Laki-laki
Filsafat
16/397364/FI/04229
Jepara, 06 Agustus 1998
f.abdullah.wafi@mail.ugm.ac.id/faizwafi0@gmail.com
089618501783

Nama Institusi

SD
SDN

Jurusan

Sekarjati
-

Tahun Masuk-Lulus
C. Prestasi

SMP/MTs
SMA/SMK
Brantak MTs.
Hasyim SMKN 3 Jepara

2004-2010

Jenis Prestasi
Lomba Kompetensi Dasar
Administrasi Perkantoran
Juara 1
Lomba Presentasi Bhs. Inggris
Kompetensi Dasar Sekretaris
Juara 3 Provinsi Jawa Tengah

Asyari Welahan
-

Administrasi

2010-2013

Perkantoran
2013-2016

Lembaga
Pemkab Jepara

Tahun
2015

LKKS Jateng

2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Program Kreatifitas
Mahasiswa.

Yogyakarta,16 Oktober 2016


Pengusul

12

Faiz Abdullah Wafi

1.2 ANGGOTA PELAKSANA I

13

A. Identitas Diri
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
No Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
C. Prestasi

Gigich Ilmy Al Bonadi


Laki Laki
Politik dan Pemerintahan
15/378689/SP/26643
Jombang, 19 Desember 1998
gigichilmy@gmail.com
081333070002

SD
SMP
MI
MTsN Tambakberas
Nidzhomiyah
Jombang
Ploso

2003-2009
2009-2012

SMA/SMK
SMA DU 2 Unggulan
BPPT Jombang
IPS
2012-2015

Jenis Prestasi
Juara Favorit LKTI UB
Juara 3 LKTI UB
Peringkat 4 LKTI UGM
Peringkat 1 AH Awards Kabupaten
Peringkat 3 AH Awards Provinsi
Juara Harapan 2 Essay
Peringkat 4 essay
International Conference On Trends In

Lembaga
Universitas Brawijaya
Universitas Brawijaya
UGM
Gesschool
Gesschool
USU
UNNES
Emirates Research

Social Sciences And Humanities

Publishing Limited

Tahun
2011
2011
2010
2011
2011
2016
2016
2016

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas
Mahasiswa.

Yogyakarta, 25-10-2016

14

Pengusul

(Gigich Ilmy Al Bonadi)

1.3 ANGGOTA PELAKSANA II


A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email

Rory Awalul Fauziah


Perempuan
Psikologi
15/378363/PS/06898
Kediri, 21 Agustus 1997
fauziah.rory@gmail.com

15

7.

No Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
C. Prestasi

SD
SDN Gayam
1

2004-2009

085815386383
SMP
SMPN 1 Kediri

SMA/SMK
SMAN 2 Kediri

2010-2012

IPS
2013-2015

Jenis Prestasi
Juara 2 Kuis Jambore Berani, Jambore

Lembaga
Provinsi Jawa Timur

Tahun
2014

Koperasi
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
Program Kreatifitas Mahasiswa.
Yogyakarta, 24 Oktober 2016
Pengusul

(Rory Awalul Fauziah)


1.4 ANGGOTA PELAKSANA III
A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
No Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD
SDN 1 Galih

Muhammad Zidny Kafa


Laki-laki
Filsafat
14/368918/FI/04010
Kendal, 03 November 1995
muhammadzidnykafa@gmail.com
087838864951
SMP
SMPN Islam 03
Kaliwungu

SMA/SMK
SMk Taman Siswa
Kediri

16

Jurusan

Tahun Masuk
2002-2008
Lulus
C. Prestasi

Teknik
Jaringan
Komputer
2011-2014

2008-2011

Jenis Prestasi
Juara 2 Pimnas Bogor 2016

Lembaga
Kemristekdikti

Tahun
2016

Data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah
Program Kreatifitas Mahasiswa.
Yogyakarta, 24 Oktober 2016

Pengusul

(Muhammad Zidny Kafa)

1.5 ANGGOTA PELAKSANA III


A. Identitas Diri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Email
No Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi

SD
SD 2 Mejobo
Kudus

Achla Himmah
Perempuan
Psikologi
15/381100/PS/06929
Kudus, 09 September 1997
achlahimmah77@gmail.com
085727812962
SMP
SMP NU Putri Nawa
Kartika Kudus

SMA/SMK
MA NU
Muallimat Kudus

17

Jurusan
Tahun Masuk
Lulus
C. Prestasi

SD NU Nawa
Kartika
Kudus

2004-2009
2010-2012

Jenis Prestasi
Juara 3 Debat Bahasa Arab
Juara 3 Debat Bahasa Indonesia

IPA
2013-2015

Lembaga
PORSEMA (Kabupaten)
Fakultas Bahasa dan

Tahun
2015
2014

Seni UNNES (Provinsi)


Juara 2 Pidato Bahasa Indonesia

Kementerian Agama

2013

Kabupaten Kudus
(Kabupaten)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,
saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Program Kreatifitas
Mahasiswa.
Yogyakarta, 24 Oktober 2016
Pengusul

(Achla Himmah)

18

1.6 Dosen Pembimbing


A. Identitas Diri
1
2
3
4
5

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal

Lahir
6 Email
7 No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan

Rr. Siti Murtiningsih, S.S, M.Hum


Perempuan
Filsafat
197112091997032001
Kulonprogo, 4 Desember 1971
-

08122691706

Nama Institusi

S1
S2
S3
Universitas Gadjah Universitas Gadjah Universitas

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

Mada
Ilmu Filsafat
1990-1995

Mada
lmu Filsafat
1995-1998

Mada
lmu Filsafat
2008-2014

Gadjah

19

C. Prestasi
Jenis Prestasi
Sandwich-Like Kemristekdikti
6 bulan di Mahidol University
Shortcourse. Departement
Philosophy. 2,5 bulan di
National University of
Singapore

Lembaga
Kemristekdikti

Tahun
2009-2010

National University of Singapore

2009

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Program Kreatifitas
Mahasiswa.
Yogyakarta,16 Oktober 2016

RR. Siti Murtiningsih, S.S, M.Hum

20

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material

Justifikasi
Pemakaian

Sewa HT

Alat komunikasi
dan Koordinasi di4 Unit x 10 Hari 50.000
Lapangan

Kuantitas

Harga
(Rp)

Satuan

Jumlah (Rp)

1.800.000

Sub Total (Rp)

1.800.000

2. Bahan Habis Pakai


Material

Justifikasi
Pemakaian

Konsumsi
Sub Total (Rp)

3. Perjalanan

Kuantitas

Harga
(Rp)

5 Orang x 3 x 10
10.000
Hari

Satuan

Jumlah (Rp)
1.500.000
1.500.000

21

Material

Justifikasi
Pemakaian

Tiket
Pesawat

Transportasi
2 Orang x 2
Jogja-Papua PP

Transportasi

Kuantitas

Transportasi di
2 Orang x 2
Papua

Harga
(Rp)

Satuan

Jumlah (Rp)

2.000.000

8.000.000

240.000

960.000

Sub Total (Rp)

8.960.000

4. Lain-lain
Material

Justifikasi
Pemakaian

Kesekretariatan

Fotokopi dan
print
1 Paket
dokumen/buk
u

Kuantitas

Harga
(Rp)

Satuan

240.000

Sub Total (Rp)

Jumlah (Rp)

240.000

240.000

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


N
o

Nama /
NIM
Faiz Abdullah
Wafi

Program
Studi

Filsafat

Bidang
Ilmu

Alokasi
Waktu

Soshum

Mamanajemen
10 jam/
berjalanya
minggu penelitian secara
menyeluruh

Uraian Tugas

22

Gigich Ilmy Al
Bonadi

Departemen
Politik
Pemerintahan

Muhammad
Zidny Kafa

Filsafat

Rory Awalul
Fauziah

Psikologi

Fokus
berjalannya
pengumpulan
data dan
dokumentasi
Fokus
berjalannya
pengumpulan
data dan
penyusunan
laporan

Soshum

10 jam/
minggu

Soshum

10 jam/
minggu

Soshum

Fokus pada
birokrasi
10 jam/ penelitian, seperti
perizinan,
minggu
penyusunan
loogbook dan
keuangan

23

Anda mungkin juga menyukai