Anda di halaman 1dari 194

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PADA MATERI REAKSI

REDOKS UNTUK SISWA KELAS X MAN 2 FILIAL

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

Oleh :

NURHAFIDZA
NPM. 131620316

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017

i
PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK PADA MATERI REAKSI
REDOKS UNTUK SISWA KELAS X MAN 2 FILIAL

SKRIPSI

Oleh :

NURHAFIDZA
NPM: 131620316

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017

ii
LEMBAR PENGESAHAN

iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nurhafidza
NPM : 131620316
Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan


Media Komik Pada Materi Reaksi Redoks Untuk Siswa Kelas X MAN 2 Filial”
adalah hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala resiko / sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Pontianak, 2017

Yang membuat pernyataan

Nurhafidza
(131620316)

v
MOTTO
“……Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat….”
( Q.S. Al-Mujadilah : 11)

“Barang Siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib


baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki
kehidupan akhirat maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang
siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu
(HR. Tirmidzi)

Man jadda wajada


Man shobaro dzofiro
Man saaro ‘ala darbi wasola
(Mahfudzot)

vi
PERSEMBAHAN
Bismillah
Segala puji & syukur kupersembahkan bagi Sang Penggenggam
Langit Dan Bumi, Dzat yang menganugerahkan kedamaian bagi
jiwa-jiwa yang senantiasa merindu akan kemahabesaranNya.
Lantunan sholawat seiring salam penggugah hati dan jiwa ‘kan
menjadi persembahan penuh kerinduan pada murabbi terbaik,
pembangun peradaban manusia, Nabi Muhammad SAW.

Waktu yang kujalani dengan jalan hidup yang telah menjadi


takdirku. Dipertemukan dengan orang-orang yang memberikan
sejuta pengalaman, menjadi warna-warni dihidupku. Atas
izinnya ku tiba dipenghujung awal perjuanganku, semua adalah
jawaban dari do’a yang kalian berikan untukku. Disetiap
langkahku, ku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang
kalian impikan didiriku. Meski belum semua ku raih insyaallah
semua ‘kan terwujud atas do’a dan restu yang kalian berikan
untukku di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu ,
kupersembahkan karya kecilku ini untuk ayahnda dan ibunda
tercinta. Terimakasih do’a,dukungan dan kasih sayang yang
tulus hingga menjadi penyemangat untukku menyelesaikan
skripsi ini.

Adik-adik ku (Ihsan & Putri) yang senantiasa memberikan


dukungan, semangat, senyum dan do’anya untuk keberhasilan
ini,terima kasih, cinta kalian adalah kobaran semangat yang
menggebu untukku.

Sahabat-sahabat solihahku, sahabat-sahabat di Taman Surga


terimakasih selalu menjadi alaram kebaikan untukku. Meski tak
jarang rasa lelah menghampiri hingga ku terfikir tuk berbalik
arah, namun kalian selalu mentransfer energi kebaikan untukku

vii
hingga kutetap bertahan & merasakan indahnya ukhuwah yang
sesungguhnya. Jazakumullah khairan katsiran akhwatii.

Sebuah dedikasi untuk para Dosen-dosen ku yang tak kenal lelah


dan penuh cinta kasih dalam mendidik dan membimbing, hingga
mengantarkan ku tuk meraih Sarjana ini.

Sahabat saudara seperjuangan Kim’13 (Pendidikan Kimia


Angkatan 2013) yang tak dapat ku sebutkan satu persatu.
Terimakasih telah menjadi teman disaat suka maupun duka,
yang memberikan warna warni dihidupku. Memori terindah yang
tak terlupakan saat berjuang bersama kalian.

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
ku persembahkan..
terima kasih beribu terimakasih kuucapkan..
kurendahkan hati serta diri menjabat tangan..
meminta beribu maaf atas segala kekhilafan...
akhir kata, Skripsi ini kupersembahkan

viii
ABSTRAK

NURHAFIDZA. 131620316. Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi


Redoks di Kelas X IPA MAN 2 FILIAL. Dibimbing oleh RAUDHATUL
FADHILAH, S.Pd, M.Si dan DINI HADIARTI, M.Sc.

Sumber belajar yang digunakan siswa pada materi reaksi redoks selama ini
berupa LKS belum efektif dan efisien dalam membantu siswa memahami konsep
redoks. Inovasi sumber belajar diperlukan untuk membuat siswa paham terhadap
konsep-konsep redoks yang bersifat abstrak. Penelitian ini bertujuan menghasilkan
media komik pada materi reaksi redoks kelas X IPA MAN 2 Filial yang valid,
praktis dan efektif. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model pengembangan Borg & Gall. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah teknik purposive sampling, dengan siswa kelas X IPA dan X IPS
MAN 2 Filial sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik komunikasi tidak langsung dan teknik pengukuran. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah lembar angket dan soal tes hasil belajar. Hasil analisis
kevalidan menunjukkan media komik yang dikembangkan memperoleh nilai
kevalidan 1,00 (kriteria sangat tinggi) baik ditinjau dari ahli media, materi dan
bahasa. Hasil analisis kepraktisan ditinjau dari angket respon guru dan siswa,
angket respon guru sama-sama memperoleh Persentase sebesar 87,50 % (kriteria
sangat tinggi) pada uji coba lapangan awal dan utama. Sedangkan angket respon
siswa masing-masing memperoleh Persentase sebesar 84,50 % (kriteria sangat
tinggi) pada uji coba lapangan awal dan 81,25 % (kriteria sangat tinggi) pada uji
coba lapangan utama. Serta hasil analisis keefektifan berdasarkan ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal dengan persentase 88,89 % (kriteria sangat tinggi) pada
uji coba lapangan awal dan 95,65% (kriteria sangat tinggi) pada uji coba lapangan
utama. Hasil pengembangan media komik pada materi redoks di MAN 2 Filial telah
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.

Kata Kunci : Komik, Media, Pengembangan, Reaksi Redoks.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, semesta alam yang
memegang kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang-Nya kepada seluruh umat manusia di hamparan dunia ini, shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat, serta para pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan hartanya
senantiasa istiqomah memegang teguh yang mulia ini.
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas ridha Allah semata penulis akhirnya
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Media Komik
Pada Materi Reaksi Redoks untuk Siswa Kelas X MAN 2 Filial” Penulis
menyadari banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan pengarahan, dorongan,
dan motivasi.
2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
yang telah memberikan pengarahan, dorongan dan motivasi.
3. Raudhatul Fadhilah S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah
sabar memberikan saran, masukan, dan kritik selama penyusunan skripsi ini.
4. Dini Hadiarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah sabar
memberikan saran, masukan, dan kritik selama penyusunan skripsi ini.
5. Tuti Kurniati S.Pd, M.Pd selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan dan arahan yang berguna untuk memperbaiki skripsi ini.
6. Rizmahardian Azhari Kurniawan S.Si, M.Si, M.Sc selaku Dosen Penguji II
yang telah memberikan masukan dan arahan yang berguna untuk
memperbaiki skripsi ini.

x
7. Drs. Hj Sufiatun M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 2 Filial yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian di sekolah.
8. Yossi Deafirmanda S.Pd selaku Guru mata pelajaran Kimia yang telah
membantu dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Filial dan bersedia menjadi validator
dalam penelitian ini.
9. Hamdil Mukhlisin, M.Pd, Nurdianti Awaliyah, S.Si, M.Pd, Fitri Jayanti,
M.Pd selaku dosen yang bersedia menjadi validator dalam penelitian ini.
10. Kun Hadiyah, S.Pd dan Sui Kiun, S.Hut, MM selaku guru yang bersedia
menjadi validator dalam penelitian ini.
11. Seluruh siswa kelas X MAN 2 Filial yang telah membantu terlaksananya
penelitian ini.
12. Para Dosen dan staf di lingkungan FKIP Universitas Muhammadiyah
Pontianak yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam
penyusunan skripsi ini.
13. Kedua orang tua dan adik-adikku yang selalu memberikan do’a, dukungan,
dan motivasi yang tak terhingga.
14. Teman-teman mahasiswa pendidikan kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak khususnya angkatan 2013 yang telah memberikan
dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
15. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti
untuk menyelesaikan proposal skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk
itu saran dan kritik yang membangun senantiasa peneliti harapkan untuk
perbaikan kedepannya. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT berkenan
menjadikannya sebagai amal baik.
Pontianak, Juli 2017

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................... iv
PERNYATAAN................................................................................................ v
MOTTO ........................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR PERSAMAAN .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan ........................................................................................................... 5
D. Manfaat......................................................................................................... 5
E. Definisi Operasional ..................................................................................... 6
1. Pengembangan .............................................................................................. 6
2. Media Komik ................................................................................................ 7
3. Materi Reaksi Redoks ................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
A. Penelitian dan Pengembangan (Research And Development)..................... 8
B. Media Pembelajaran ................................................................................... 11
C. Komik Pembelajaran .................................................................................. 15
D. Reaksi Reduksi Oksidasi ............................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 24

xii
A. Jenis Dan Metode Penelitian ..................................................................... 24
B. Populasi Dan Sampel .................................................................................. 24
1. Populasi ..................................................................................................... 24
2. Sampel ..................................................................................................... 24
C. Prosedur Penelitian ..................................................................................... 25
D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data ............................................................. 31
E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 31
1. Analisis kevalidan media komik ................................................................. 31
2. Analisis Kepraktisan Instrumen .................................................................. 34
3. Analisis Keefektifan Instrumen Penilaian ................................................... 36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 37
Tahap Pengembangan Media Komik .............................................................. 37
1. Penelitian Dan Pengumpulan Data ............................................................. 37
2. Perencanaan................................................................................................. 41
3. Pengembangan Draft Produk ...................................................................... 42
4. Uji Coba Lapangan Awal ............................................................................ 52
5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal ....................................................... 55
6. Uji Coba Lapangan Utama .......................................................................... 56
7. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Utama ..................................................... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60
A. Kesimpulan ................................................................................................ 60
B. Saran ........................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 61
DESKRIPSI DIRI ........................................................................................... 65

xiii
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1. Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kimia Semester Genap


Kelas X IPA Tahun Ajaran 2015/2016 MAN 2 Filial Pontiana ....................... 2
TABEL 3.1. Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian .............................. 32
TABEL 3.2. Tabulasi Silang ........................................................................... 33
TABEL 3.3. Kriteria Kevalidan Instrumen Penilaian ..................................... 33
TABEL 3.4. Skor Pilihan Jawaban Angket Respon Guru dan Siswa. ............ 34
TABEL 3.5. Rumus perhitungan respon guru dan siswa. .............................. 35
TABEL 3.6. Kriteria Nilai Respon Guru dan Siswa. ...................................... 36
TABEL 4.1. Pengembangan Indikator dan Tujuan Pembelajaran. ................. 39
TABEL 4.2. Rekapitulasi Validasi Ahli Materi. ............................................. 47
TABEL 4.3. Rekapitulasi Validasi Ahli Media. ............................................. 50
TABEL 4.4. Rekapitulasi Validasi Ahli Bahasa. ............................................ 52
TABEL 4.5. Rekapitulasi Hasil Post-test siswa pada Uji Lapangan Awal .... 55
TABEL 4.6. Rekapitulasi Respon Guru dan Siswa pada Uji Lapangan Awal.
57
TABEL 4.7. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru dan Siswa pada Uji
Lapangan Awal. .............................................................................................. 56
TABEL 4.8. Rekapitulasi Hasil Post-test siswa pada Uji Lapangan Utama. .. 58
TABEL 4.9. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru dan Siswa pada Uji
Lapangan Utama. ............................................................................................ 59
TABEL 4.10. Rekapitulasi Respon Guru dan Siswa pada Uji Lapangan Utama.
................................................................................................................ 60

xiv
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 3.1. One-shot case study design ................................................... 28


GAMBAR 3.2. Langkah-Langkah Penelitian Dan Pengembangan media komik.
30
GAMBAR 4.1 Cover Sebelum direvisi. ......................................................... 43
GAMBAR 4.2. Cover Sesudah direvisi. ......................................................... 43
GAMBAR 4.3. Reaksi Perkaratan Sebelum Direvisi . ................................... 44
GAMBAR 4.4. Reaksi Perkaratan Sesudah Direvisi. ..................................... 44
GAMBAR 4.5 Reaksi Kimia Sebelum Direvisi. ............................................ 44
GAMBAR 4.6 Reaksi Kimia Sesudah Direvisi. ............................................. 45
GAMBAR 4.7 Prakata. ................................................................................... 45
GAMBAR 4.8. Soal Evaluasi. ........................................................................ 46
GAMBAR 4.9 Daftar Pustaka......................................................................... 46
GAMBAR 4.10. Cover Sebelum direvisi. ...................................................... 48
GAMBAR 4.11. Cover Sesudah direvisi. ....................................................... 48
GAMBAR 4.12. Halaman Sampul Sebelum direvisi. .................................... 49
GAMBAR 4.13 Halaman Sampul Sesudah direvisi. ...................................... 49
GAMBAR 4.14 Petunjuk Penggunaan. .......................................................... 51

xv
DAFTAR PERSAMAAN

PERSAMAAN 2.1. Reaksi Pembentukan Kalsium Oksida (CaO)................. 19


PERSAMAAN 2.2. Peristiwa perkaratan besi ................................................ 19
PERSAMAAN 2.3 Pembakaran Lembaran magnesium pada kembang api tetes
................................................................................................................ 19
PERSAMAAN 2.4 Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi. ......................... 20
PERSAMAAN 2.5. Pengurangan kadar oksigen ............................................ 20
PERSAMAAN 2.6. Contoh reaksi redoks ...................................................... 20
PERSAMAAN 2.7. Pembentukan HCl dan SO2 ............................................ 22
PERSAMAAN 3.1. Rumus Gregory .............................................................. 33
PERSAMAAN 3.2. Rumus Nilai Responden ................................................ 34
PERSAMAAN 3.3. Rumus Nilai Respon Guru Dan Siswa ........................... 35
PERSAMAAN 4.1. Rumus perhitungan respon guru dan siswa. .................. 47
PERSAMAAN 4.2. Rumus perhitungan respon guru dan siswa. .................. 50
PERSAMAAN 4.3 Rumus perhitungan respon guru dan siswa. ................... 52
PERSAMAAN 4.4 Rumus perhitungan respon guru dan siswa. ................... 55

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Pra-Penelitian
LAMPIRAN A-1. Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia
Di MAN 2 Filial .............................................................................................. 66
LAMPIRAN A-2.Hasil Angket respon siswa terhadap Buku Pelajaran Kimia di
Kelas X IPA MAN 2 Filial.............................................................................. 68
LAMPIRAN A-3.Hasil Ulangan Harian Siswa Kelas X IPA MAN 2 Filial
Tahun Ajaran 2015/2016................................................................................. 69

LAMPIRAN B Prangkat dan Instrumen


LAMPIRAN B-1. Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Media .......... 70
LAMPIRAN B-2. Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Materi .......... 72
LAMPIRAN B-3. Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Bahasa ......... 74
LAMPIRAN B-4. Kisi-Kisi Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Media
................................................................................................................ 76
LAMPIRAN B-5. Kisi-Kisi Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Materi
................................................................................................................ 77
LAMPIRAN B-6. Kisi-Kisi Lembar Validasi Media Komik Untuk Ahli Bahasa
................................................................................................................ 78
LAMPIRAN B-7. Lembar Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media
Komik Untuk Ahli Media ............................................................................... 79
LAMPIRAN B-8. Lembar Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media
Komik Untuk Ahli Materi ............................................................................... 80
LAMPIRAN B-9. Lembar Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Media
Komik Untuk Ahli Bahasa .............................................................................. 81
LAMPIRAN B-10.Kisi-Kisi Angket Respon Guru Dan Siswa Terhadap Media
Komik Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X IPA MAN 2 Filial .................... 82
LAMPIRAN B-11. Angket Respon Guru Terhadap Media Komik Pada Materi
Reaksi Redoks Kelas X IPA MAN 2 Filial ..................................................... 83
LAMPIRAN B-12. Angket Respon Siswa Terhadap Media Komik Pada Materi
Reaksi Redoks Kelas X IPA MAN 2 Filial ..................................................... 84
LAMPIRAN B-13.Lembar Validasi Angket Respon Guru Terhadap Media
Komik Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X IPA MAN 2 Filial .................... 85

xvii
LAMPIRAN B-14.Lembar Validasi Angket Respon Siswa Terhadap Media
Komik Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X IPA MAN 2 Filial .................... 87
LAMPIRAN B-15.Kisi–Kisi Soal Pre-Test Dan Post-Test ............................ 89
LAMPIRAN B-16. Soal Post-Test.................................................................. 90
LAMPIRAN B-17.Kunci Jawaban Dan Pedoman Penskoran Soal Post-Test 91
LAMPIRAN B-18.Lembar Validasi Soal Post-Test ...................................... 93
LAMPIRAN B-19.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................... 98
LAMPIRAN B-20.Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
.............................................................................................................. 114
LAMPIRAN B-21.Kisi-kisi Komik Kimia Materi Reaksi Redoks .............. 115
LAMPIRAN B-22 Strip Komik Kimia Materi Reaksi Redoks .................... 116

LAMPIRAN C HASIL PENELITIAN


LAMPIRAN C-1. Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Materi...
.............................................................................................................. 125
LAMPIRAN C-2. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Kisi-Kisi
Instrumen Penilaian Untuk Ahli Materi ........................................................ 126
LAMPIRAN C-3. Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Media ....
.............................................................................................................. 127
LAMPIRAN C-4. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Kisi-Kisi
Instrumen Penilaian Untuk Ahli Media ........................................................ 128
LAMPIRAN C-5. Hasil Validasi Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Ahli Bahasa ..
.............................................................................................................. 129
LAMPIRAN C-6. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Kisi-Kisi Instrumen
Penilaian Untuk Ahli Bahasa ........................................................................ 130
LAMPIRAN C-7. Hasil Validasi Media Komik Ahli Materi ...................... 131
LAMPIRAN C-8. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Ahli Materi ...
.............................................................................................................. 132
LAMPIRAN C-9. Hasil Validasi Media Komik Untuk Ahli Media ............ 133
LAMPIRAN C-10. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasi Validasi Media Komik
Untuk Ahli Media ......................................................................................... 134
LAMPIRAN C-11. Hasil Validasi Media Komik Untuk Ahli Bahasa ......... 135
LAMPIRAN C-12. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Media Komik Untuk
Ahli Bahasa ................................................................................................... 136

xviii
LAMPIRAN C-13. Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .
.............................................................................................................. 137
LAMPIRAN C-14. Rekapitulasi dan Perhitungan Validasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................................. 138
LAMPIRAN C-15. Hasil Validasi Soal Post-Test ........................................ 139
LAMPIRAN C-16. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Soal Post-Test
.............................................................................................................. 141
LAMPIRAN C-17. Hasil Validasi Angket Respon Siswa ............................ 142
LAMPIRAN C-18. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Lembar
Angket Respon Siswa ................................................................................... 143
LAMPIRAN C-19. Hasil Validasi Angket Respon Guru ............................. 144
LAMPIRAN C-20. Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Lembar
Angket Respon Guru ..................................................................................... 145
LAMPIRAN C-21. Hasil Angket Respon Guru Pada Uji Lapangan Awal .. 146
LAMPIRAN C-22. Rekapitulasi Angket Respon Guru Terhadap Media Komik
Pada Uji Lapangan Awal .............................................................................. 147
LAMPIRAN C-23. Hasil Angket Respon Siswa Pada Uji Lapangan Awal . 148
LAMPIRAN C-24. Rekapitulasi Angket Respon Siswa Terhadap Media
Komik Pada Uji Lapangan Awal .................................................................. 149
LAMPIRAN C-25. Hasil Post-test Siswa Pada Uji Lapangan Awal........... 150
LAMPIRAN C-26. Rekapitulasi Hasil Post-test Siswa Pada Uji Lapangan
Awal .............................................................................................................. 151
LAMPIRAN C-27. Hasil Angket Respon Guru Pada Uji Lapangan Utama 152
LAMPIRAN C-28. Rekapitulasi Angket Respon Guru Terhadap Media Komik
Pada Uji Lapangan Utama ............................................................................ 153
LAMPIRAN C-29. Hasil Angket Respon Siswa Pada Uji Lapangan Utama 154
LAMPIRAN C-30. Rekapitulasi Angket Respon Siswa Terhadap Media
Komik Pada Uji Lapangan Utama ................................................................ 155
LAMPIRAN C-31. Hasil Post-test Siswa Pada Uji Lapangan Utama ......... 156
LAMPIRAN C-32. Rekapitulasi Hasil Post-test Siswa Pada Uji Lapangan
Utama ............................................................................................................ 157

LAMPIRAN D SURAT-SURAT PENELITIAN


LAMPIRAN D-1. Surat Pernyataan Validator ............................................. 158
LAMPIRAN D-2. Surat Keterangan Izin Penelitian..................................... 161

xix
LAMPIRAN E DOKUMENTASI PENELITIAN
LAMPIRAN E-1. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Awal .......................... 162
LAMPIRAN E-2. Dokumentasi Uji Coba Lapangan Utama ........................ 165

xx
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi (Daryanto, 2016). Dalam proses pembelajaran
diperlukan suatu komponen komunikasi yang baik untuk menyampaikan pesan
dari guru ke siswa. Dengan adanya komponen komunikasi yang baik dalam
proses pembelajaran maka pesan yang akan disampaikan oleh guru akan
diterima dengan baik oleh siswa. Media pembelajaran merupakan komponen
komunikasi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran, merupakan salah satu alat bantu dalam proses pembelajaran yang
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun dengar yang dapat membantu
proses komunikasi dalam pembelajaran, Oleh karena itu media pembelajaran
menempati posisi yang cukup penting. Pembelajaran tanpa menggunakan media
komunikasi akan tidak maksimal dan proses pembelajaran juga akan
berlangsung secara tidak optimal (Budiarti dan Haryanto, 2016).
Media pembelajaran merupakan suatu perantara yang berisi sumber
belajar yang mengandung intruksional di lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar. Menurut Gagne (dalam Daryanto, 2016),
media diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok yaitu benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar
bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Banyak sekali jenis media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Namun pada
kenyataannya media pembelajaran yang digunakan di MAN 2 Filial hanyalah
LKS dan buku paket. Informasi ini diperoleh dari hasil wawancara dengan guru
pengampu mata pelajaran kimia di MAN 2 Filial pada tanggal 12 Januari 2017.
Buku paket yang tersedia hanya digunakan oleh guru. Sementara penggunaan
media elektronik dalam pembelajaran belum maksimal karena jumlah infocus

1
2

yang tidak memadai. Selain itu ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru
dalam proses pembelajaran kimia yaitu kesulitan memvisualkan suatu bahan
ajar yang disebabkan oleh keterbatasan pengajar, peralatan, alat, bahan, dan
biaya (lampiran A-1).
Sebanyak 77,27 % siswa menyatakan bahwa LKS yang digunakan di
sekolah mempunyai bahasa yang sulit untuk dipahami. Siswa juga beranggapan
bahwa LKS yang digunakan kurang menarik, disebabkan memiliki gambar dan
warna yang kurang menarik. Ketidakpahaman dan ketidaktertarikan siswa
terhadap LKS mengakibatkan siswa malas dan bosan untuk membacanya
(lampiran A-2). Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 Januari 2017
dengan guru pengampu pelajaran kimia di MAN 2 Filial pada dasarnya siswa
di kelas X IPA memiliki minat baca yang cukup tinggi, namun bacaan yang
dibaca siswa bersifat non-fiksi seperti novel dan komik (lampiran A-1).
Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil angket respon siswa terhadap buku
pelajaran kimia di kelas X IPA MAN 2 Filial yang menyatakan hobi membaca
komik dengan persentase 77,27% (lampiran A-2). Tingginya persentase minat
baca siswa terhadap komik dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran kimia.
Peningkatan pemahaman siswa dapat didukung oleh tersedianya
media pembelajaran yang baik dan ketersediannya memadai. Media
pembelajaran yang kurang memadai dapat menjadi salah satu faktor rendahnya
pemahaman konsep siswa terhadap materi. Rendahnya pemahaman konsep
siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar. Rendahnya pemahaman siswa
dibuktikan dengan hasil ulangan siswa di MAN 2 Filial yang ditunjukkan pada
tabel 1.1
Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Harian Kimia Semester Genap
Kelas X IPA Tahun Ajaran 2015/2016 MAN 2 Filial Pontianak

No Materi Rata- rata


1 Elektrolit dan non Elektrolit 61,6
2 Redoks 44,73
3 Rumus,Tata nama, hukum dasar kimia 68,46
4 Stoikiometri 59,3
Sumber : Guru Kimia MAN 2 Filial
3

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa materi redoks merupakan materi tersulit


dibandingkan ketiga materi yang lain sehingga ketidaktuntasan siswa paling tinggi
pada materi ini. Selain media pembelajaran yang digunakan kurang menarik,
tingginya tingkat kesulitan pada materi redoks juga mengakibatkan siswa tidak
berminat untuk mempelajarinya. Suatu pembelajaran tidak akan berhasil jika siswa
tidak berminat untuk belajar (Novianti, 2011).
Materi redoks memiliki karateristik yaitu : mempunyai materi yang cukup
banyak, memerlukan kemampuan menghapal, dan memerlukan keaktifan siswa
untuk berlatih sehingga benar-benar memahami konsep. Karena konsep pada materi
redoks bersifat abstrak, hal ini dibuktikan dengan sulitnya siswa dalam menentukan
suatu reaksi tergolong reaksi reduksi atau oksidasi berdasarkan pengikatan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta menentukan biloks
dari suatu unsur terutama biloks pada senyawa bermuatan. Selain itu materi redoks
bersifat hierarki, yaitu materi yang memerlukan pemahaman secara bertahap dan
saling berkesinambungan, karena materi redoks merupakan materi prasyarat untuk
memahami materi selanjutnya yaitu materi sel elektrokimia yang terdiri dari
persamaan reaksi redoks, potensial sel, korosi dan elektrolisis (Annisa, 2013).
Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya
perlu ada suatu inovasi yang digunakan dalam proses pembelajaran pada materi
redoks di MAN 2 Filial. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan dan dapat
dituangkan dalam bahan ajar agar terjadi komunikasi optimum dan efisien antara
guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran. Inovasi pembelajaran yang
dituangkan di dalam bahan ajar sangat penting sehingga dapat memberikan hasil
yang lebih baik, meningkatkan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan.
Serta dapat mendorong pergeseran dari pembelajaran konvensional kepada
pembelajaran mandiri sehingga dapat memberikan kesan yang lebih baik dan lebih
lama diingat oleh siswa (Situmorang, 2013). Salah satu media yang dapat
memungkinkan siswa belajar secara maksimal pada materi redoks di MAN 2 Filial
adalah media komik. Hal ini disebabkan karena minat siswa dalam membaca komik
yang cukup tinggi juga didukung dengan karateristik materi redoks yang
memerlukan pemahaman konsep yang baik dikarenakan materi bersifat abstrak.
4

Sehingga media komik diharapkan dapat menjadikan materi redoks yang awalnya
sulit untuk dipahami menjadi lebih mudah dipahami dan materi yang bersifat
abstrak akan menjadi konkrit.
Komik menurut Masdiono (2004) didefinisikan sebagai bentuk kartun yang
memerankan sebuah cerita dengan humor disela-sela ceritanya membuat
pembacanya tidak merasa bosan dan memacu peserta didik untuk berpikir secara
kreatif. Selain berfungsi sebagai media hiburan, komik juga dapat dijadikan sebagai
sarana dan media pembelajaran yang edukatif, inspiratif, dan menyenangkan bagi
siswa. Komik sebagai media merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran. Dalam konteks ini pembelajaran menunjuk pada sebuah proses
komunikasi antara pebelajar (siswa) dan sumber belajar (dalam hal ini komik
pembelajaran). Komunikasi belajar akan berjalan dengan maksimal jika pesan
pembelajaran disampaikan secara jelas runtut, dan menarik (Wahyuningsih, 2011).
Peranan pokok dari komik pembelajaran dalam instruksional adalah
kemampuannya dalam menciptakan minat belajar siswa, dan sebagai jembatan
untuk menumbuhkan minat baca siswa, serta mempermudah siswa menangkap
rumusan yang bersifat abstrak (Novianti, 2011).
Penelitian menggunakan media komik telah banyak dilakukan. Diantaranya
penelitian Hikmatul Fawaidah dan Sukarmin (2016) yang menggunakan media
komik sebagai media pembelajaran pada materi ikatan kimia melaporkan bahwa
media komik layak digunakan sebagai media pembelajaran yang baik untuk siswa.
Media komik yang dikembangkan memiliki kevalidan 84,66 %, kepraktisan 97,23
% serta keefektifan 75% memiliki nilai gain sedang dan 25% memiliki nilai gain
tinggi. Selain itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini, (2009) yang menyatakan
bahwa minat serta hasil belajar siswa meningkat sebesar 76,2 % setelah belajar
dengan menggunakan media komik, Selain itu siswa juga belajar lebih antusias
serta lebih santai dalam belajar kimia.
Karakteristik siswa MAN 2 Filial yang sangat menyukai membaca dan
kesulitan dalam memahami materi redoks, serta merujuk pada penelitian-penelitian
yang dilakukan terdahulu maka perlu dikembangkan media pembelajaran yang
disukai siswa. Sehingga dengan adanya media komik dalam materi redoks
5

diharapkan dapat meningkatkan daya pikir, daya visual, dan motivasi siswa dalam
belajar, mencari dan mengembangkan pemahamannya sendiri. Selain itu dengan
adanya media komik pada materi reaksi redoks diharapkan siswa dapat memahami
materi secara kontekstual sehingga siswa tahu tujuan mempelajari materi reaksi
redoks dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kevalidan media pembelajaran komik kimia pada materi
reaksi redoks di MAN 2 Filial?
2. Bagaimana kepraktisan media komik yang dikembangkan pada materi
reaksi redoks di MAN 2 Filial?
3. Bagaimana keefektifan media komik yang dikembangkan pada materi
reaksi redoks di MAN 2 Filial?

C. Tujuan
1. Mengetahui kevalidan media komik kimia pada materi reaksi redoks di
MAN 2 Filial.
2. Mengetahui kepraktisan media komik yang dikembangkan pada materi
reaksi redoks di MAN 2 Filial.
3. Mengetahui keefektifan media komik yang dikembangkan pada materi
reaksi redoks di MAN 2 Filial.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak


yang terkait, terutama siswa, guru dan peneliti.

1. Manfaat bagi siswa


Sebagai bahan bacaan bagi siswa dalam pembelajaraan khususnya pada
konsep reaksi redoks
6

2. Manfaat bagi guru


Sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajran kimia.
3. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan peneliti dalam bidang penelitian pendidikan dan
menambahkan kreatifitas dalam membuat media pembelajaran

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk


menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, sehingga nantinya akan
memberikan gambaran yang yang sama antara penulis dan pembaca dalam
memahami variabel-variabel maupun instrument-instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini :

1. Pengembangan
Pengembangan dalam penelitian ini adalah suatu proses yang mengacu
pada produk yang dihasilkan dalam proyek penelitian. Penelitian ini
menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Model pengembangan
Borg and Gall pada umumnya memiliki 10 langkah penelitian. Namun pada
penelitian ini peniliti hanya menggunakan 7 langkah , yaitu (1) Penelitian
dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan draft produk, (4)
Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil coba lapangan awal, (6) Uji coba
lapangan utama, dan (7) Penyempurnaan Produk hasil uji lapangan utama.
Ketujuh langkah penelitan tersebut diadaptasi dari penelitian Alfiani, N., dkk
(2015).
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media
pembelajaran berupa komik. Komik yang layak digunakan dan telah
memenuhi nilai kelayakan berdasarkan 3 aspek :
a. Aspek kevalidan yang didasarkan dari hasil angket penilaian para ahli
media, ahli isi dan ahli Bahasa. Data angket yang diperoleh akan diolah
dengan rumus Gregory. Komik dikatakan valid jika koefisien validitas
> 0,60 (Nur, dkk, 2014).
7

b. Aspek kepraktisan yang didasarkan pada data keterlaksanaan dan data


penilaian siswa dari angket yang diberikan. Media Komik dikatakan
praktis jika diperoleh nilai respon dengan kriteria nilai >60 (Faroh dkk,
2014).
c. Aspek keefektifan media komik yang dikembangkan dapat dikatakan
efektif jika setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
Media komik siswa tuntas secara klasikal 65 % dari jumlah siswa yang
ada di kelas tersebut dengan KKM 75.(Astuti dkk, 2012).

2. Media Komik
Media komik merupakan suatu media untuk mendukung proses
pembelajaran baik di sekolah maupun di rumah sebagai sarana untuk
mempermudah belajar melalui bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan memerankan suatu cerita secara urut. Media komik ini akan dibuat dalam
bentuk buku tersendiri dengan ukuran kertas A5. Selain bentuknya yang
praktis komik juga menggunakan bahasa yang sederhana disesuaikan dengan
bahasa sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami. Media komik akan berisi
pokok bahasan materi kimia tertentu yang mengacu pada standar isi untuk
mata pelajaran kimia SMA kelas X IPA berupa materi reaksi redoks. Komik
ini berisi beberapa bagian antara lain terdiri dari : judul, credits, pengenalan
karakter tokoh-tokoh dalam komik, serta bagian isi komik (Zulkifli,2010).

3. Materi Reaksi Redoks


Materi reaksi redoks merupakan materi kimia yang dipelajari di kelas
X di semester genap menggunakan kurikulum 2013. Reaksi redoks
merupakan singkatan dari reaksi reduksi dan oksidasi. Materi ini memiliki
beberapa sub bab materi yaitu perkembangan konsep redoks, bilangan
oksidasi dan reaksi redoks, pengoksidasi dan pereduksi, dan tata nama
senyawa. Dalam penelitian ini sub bab tata nama senyawa yang tidak akan
dibahas.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian dan Pengembangan (Research And Development)


Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut (Sugiyono, 2016). Penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan.
Hal tersebut mencakup berbagai variasi teknologi yang digunakan dalam
pembelajaran dan tidak hanya terdiri dari perangkat keras melainkan juga
perangkat lunaknya. Perangkat keras yang biasa dikembangkan berupa: buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas maupun di laboratorium. Sedangan
perangkat lunak dapat berupa program komputer untuk pengelolaan data,
pembelajaran di kelas, di perpustakaan, atau laboratorium ataupun model-
model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi dan
manajeman (Sukmadinata, 2010).
Upaya pengembangan media pembelajaran harus dilengkapi dengan
kajian teori yang mendukung. Hal tersebut dikarenakan kegiatan yang
berkesinambungan dengan pengembangan bersifat menghasilkan suatu
rancangan ataupun produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah
belajar. Penelitian dan Pengembangan (R&D) dalam bidang pendidikan
sangat perlu untuk dilaksanakan. Karena dalam bidang pendidikan, produk-
produk yang dihasilkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan
dengan kebutuhan. Dengan penelitian R & D juga dapat membantu
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan (Sukmadinata, 2010)
Penelitian dan pengembangan (Research And Development) bertujuan
untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan. Kegiatan
penelitian diintegrasikan selama proses pengembangan produk, oleh sebab itu
didalam penelitian ini perlu memadukan beberapa jenis metode penelitian

8
9

antara lain jenis penelitian suvey, dengan eksperimen atau action reasech dan
evaluasi. memecahkan masalah belajar (Mulyatiningsih, 2014).
Kegiatan pengembangan Menurut Sukmadinata (2010) ditekankan
pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-
temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Berdasarkan hal tersebut,
maka akan dikaji lebih lanjut konsep teori yang akan melandasi penelitian
pengembangan ini. Oleh karena hal itu penelitian pengembangan akan tetap
berdasarkan penekanan pada pemanfaatan secara teoritik, konseptual, prinsip
- prinsip maupun penyelesaian dalam masalah belajar.
Metode R & D yang dikembangkan oleh Borg and Gall (1989) ada 10
tahap yang harus dilalui dan setiap tahap pengembangan tersebut harus
mencerminkan adanya penelitian yaitu ada pengambilan data empiris, analisis
data, dan pelaporannya. Tahap-tahap penelitian yang diungkapkan oleh Borg
and Gall adalah (Mulyatiningsih, 2014):
1. Reseach and Information collection
Tahap ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis kebutuhan,
me-riview literature, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan teknologi
pendidikan yang baru. Pengumpulan data bisa dilakukan melalui survei,
FGD, analisis SWOT, penelitian evaluasi, tehnik Delphi, analisis dokumen
atau mengkaji penelitian-penelitian terdahulu.
2. Planning
Pada tahap ini, peneliti mulai menetapkan rancangan model untuk
memecahkan masalah yang telah ditemukan pada tahap pertama. Hal- hal
yang direncanakan antara lain menetapkan dan merumuskan media yang
akan dikembangkan serta mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan pada setiap tahap penelitian dan menguji kelayakan media dalam
cakupan wilayah terbatas. Uji kelayakan media bisa diuji dengan meminta
pertimbangan ahli secara tertulis (teknik Delphi) atau melalui FGD.
3. Develop Preliminary Form of Product
Pada tahap ini mulai disusun bentuk awal produk. Produk awal dapat
10

berupa buku panduan penerapan model, perangkat model seperti media,


instrument alat pengumpul data. Proses penelitian pada tahap ini dilakukan
dengan melakukan validasi rancangan model oleh pakar yang ahli dalam
bidangnya. Hasil validasi kemudian dikaji untuk memperbaiki rancangan
model sebelum diujicobakan.
4. Preliminary Field Testing
Setelah model dan perangkatnya siap untuk digunakan, kegiatan
selanjutnya adalah melakukan uji coba rancangan model. Uji coba ini
melibatkan sekitar 6-12 orang responden terlebih dahulu. Hal ini penting
untuk dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang dapat terjadi selama
penerapan model yang sesungguhnya berlangsung. Perangkat yang
diperlukan pada tahap ini berupa lembar obsevasi, pedoman wawancara,
dan kuesioner.
5. Main product revision
Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil coba produk tahap
pertama. Dengan menganalisis kekurangan yang ditemui selama uji coba
produk. Maka kekurangan tersebut dapat segera diperbaiki.
6. Main field testing
Pengujian di lapangan disarankan mengambil sampel lebih banyak
yaitu antara 30-100 respnonden. Pada saat uji lapangan yang ke-2 ini
pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif mulai dilakukan untuk
dievaluasi. Evaluasi kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan
hasil yang dicapai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi kuantitaitf
dapat dilakukan dengan membandingkan kemampuan subjek sasaran
setelah dan sebelum pengembangan produk.
7. Operasional product revision
Menyempurnakan poduk hasil uji lapangan. Revisi produk selalu
dilakukan setelah produk diterapkan atau diuji cobakan. Hal ini dilakukan
terutama apabila ada kendala-kendala-kendalabaru yang belum
terpikirkan pada saat perancangan.
11

8. Operasionalfield testing
Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yang melibatkan
40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara
dan obsevasi dan analisis hasilnya.
9. Final product revision
Penyempurnaan berdasarkan masukan dari uji pelaksanaan
lapangan. Revisi terakhir akan memperbaiki hal-hal yang masih kurang
baik. Diharapkan dengan adanya revisi terakhir ini model sudah benar-
benar terbebas dari kekurangan dan layak untuk digunakan pada kondisi
yang sesuai dengan persyaratan model.
10. Dissemination and implementation
Melaporkan dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Bekerja sama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran
untuk pengontrolan kualitas.

Kegiatan penelitian terintegasi selama proses pengembangan produk.


Jika kesepuluh langkah penelitian pengembangan ini diikuti dengan benar,
dapat menghasilkan sebuah produk pendidikan yang sangat dapat
dipertanggungjawabkan , yang siap dioperasikan atau digunakan di sekolah-
sekolah (Sukmadinata, 2010). Apabila dalam uji coba ternyata tidak
ditemukan kekurangan maka prosedur pengembangan dapat dipersingkat
dengan meniadakan langkah 6,7,8,dan 9 (Mulyatiningsih, 2014).

B. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah artinya perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
(Sadiman,2014). Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Dalam pengertin ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
12

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian dalam proses belajar


mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual maupun verbal (Arsyad, 2015).
Association of Education and Communication Technology (AECT),
(1997) mengungkapkan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai
sistem penyampai atau pengantar informasi, media yang diganti dengan kata
mediator menurut Fleming (1987) berarti penyebab atau alat yang turut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media
menunjukan fungsi dan peranannya yaitu mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak dalam proses belajar – siswa dan isi pelajaran. Di samping
itu mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
peralatan paling canggih dapat disebut media. Ringkasnya media adalah alat
yang menyampaikan atau mengatarkan pesan-pesan pembelajaran (Arsyad,
2015).
Proses pembelajaran erat hubungannya dengan media pembelajaran dan
sering dipertanyakan. Sebelumnya kita harus mengetajui terlebih dahulu
konsep abstrak dan konkrit dalam proses pembelajaran. Karena proses belajar
mengajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi, penyampaian pesan
dari pengantar ke penerima. Pesan atau isi ajaran yang dituangkan di dalam
simbol-simbol komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non
verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsiran symbol-simbol komunikasi
tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Dalam penafsiran tersebut
adakalanya berhasil dan adakalanya gagal. Dengan kata lain dapat dikatakan
kegagalan / ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,
dilihat dan diamati. Kegagalan / ketidakberhasilan itu disebabkan oleh
gangguan yang menjadi penghambat komunikasi yang dalam proses
komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak
verbalisme semakin abstrak yang diterima (Daryanto, 2016). Oleh karena itu
13

dalam proses pembelajaran diperlukan suatu media yang tepat untuk


menyampaikan segala informasi atau isi ajaran agar apa yang disampaikan
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Dengan kata lain, Media pembelajaran
merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong sswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar dan tidak terjadinya
verbalisme (Suhana, 2014).
Media pembelajaran merupakan alat bantu pendengaran dan penglihatan
bagi siswa dalam rangka memperoleh pengalaman belajar yang signifikan.
Pengalaman belajar dapat diperoleh melalui (Suhana, 2014):
1. Situasi dan kondisi yang sesungguhnya,
2. Mengamati benda pengganti dalam wujud alat peraga,
3. Membaca bahan-bahan cetakan seperti majalah, buku, surat kabar dan
sebagainya.
Secara umum, dapat dikatakan media mempunyai kegunaan antara lain
(Daryanto, 2016):
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra,
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung, antara murid dengan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual,auditori dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi , guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikan), dan tujuan pembelajaran.
Jadi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
14

Media pembelajaran merupakan salah satu faktor utama yang dapat


mempengaruhi hasil belajar siswa, karena melalui medialah pesan pembelajaran
dapat disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Untuk
mewujudkan efektivitas dalam belajar dan mengajar maka harus
memperhatikan bagaimana pesan pembelajaran tersebut dirancang agar siswa
merasa tertarik untuk belajar (Indaryati, 2015).
Pembelajaran menurut pandangan Trianto (2014) adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Guru juga harus dapat menyediakan sumber belajar, media untuk
belajar, merancang kegiatan yang harus dilaksanakan siswa, mengatur
pengalokasian waktu, menyediakan tempat belajar, dan mengatur pengelolaan
kelas. Dalam merancang proses pembelajaran dan membuat media harus
mempertimbangkan karakteristik siswa yang akan menggunakan media
tersebut (Indaryati, 2015). Selain itu Karakteristik dan kemampuan masing-
masing media perlu diperhatikan oleh guru agar siswa dapat memilih media
mana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya (Daryanto, 2016).
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan
berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi
yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa
media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses
komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.
Media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan tujuan pemakaian dan
karakteristik jenis media. Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut : (1)
Wilbur Schramm, (2) Gagne, (3) Allen, (4) Gerlach Ely,dan (5)
Ibrahim(Daryanto, 2016).
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal dan
media sederhana. Schramm juga mengelompokan media menurut kemampuan
daya liputan, yaitu (1) liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan
facsimile; (2) liputan batas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio
15

tape; (3) media untuk belajar individual seperti buku, modul, program belajar
dengan computer dan menggunakan telepon (Daryanto, 2016).
Menurut Gagne media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu
benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media
pembelajaran tersebut dikaitkan dengan (bahan media) untuk memenuhi fungsi
menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar,
penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal,
menuntu cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan memberi
umpan balik (Daryanto, 2016).
Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam,
film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi
buku teks cetak, dan sajian lisan. Menurut Gerlach dan Ely, media
dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok yaitu
benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam, gambar
bergerak, rekaman suara , pengajaran terprogram, dan simulasi. Sedangkan
menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa
proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi tiga dimensi, media audio, media
proyeksi : televisi, video computer (Daryanto, 2016).
Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran tersebut
akan mempermudah para guru dan praktisi lainnya dalam melakukan pemilihan
media yang tepat pada waktu merencanakan pembelajaran untuk mencapai
tujuan tertentu. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pembelajar. Akan sangan menunjang efensiensi
dan efektivitas proses dan hasil pembelajaran (Daryanto, 2016).

C. Komik Pembelajaran
1. Pengertian Komik Pembelajaran
Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata “comic”
yang kurang lebih secara semantik berarti lucu, lelucon (Gumelar 2011).
16

Dengan pengertian ini pantaslah jika banyak orang yang mempunyai


presepsi bahwa komik adalah sesuatu yang identik dengan suatu hal yang
lucu. Lucu dalam hal ini mencakup segi gambar tokoh yang ditampilkan dan
juga konten yang ada pada komik tersebut.
Komik didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para
pembaca. (Daryanto, 2016). Menurut Ermawati (2015) komik merupakan
media gambar dimana tersusun panel-panel yang berurutan membentuk
sebuah cerita narasi. Cerita ini hanya diberi keterangan berupa teks yang
hanya sedikit. Sudjana dan Rivai (2011) menyatakan, komik dapat
didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter
dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan
gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca.
Komik dalam konteks pembelajaran, berperan sebagai alat yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Waluyanto, 2005).
Dari pengertian para ahli diatas komik dapat diartikan sebagai sebuah media
pembelajaran berbentuk karakter kartun yang didalamnya memuat sebuah
cerita yang disampaikan secara jelas, runtut dan menyenangkan.
Pembelajaran menggunakan komik akan lebih menarik karena
didalam komik berisi gambar yang akan membuat anak tidak bosan
membacanya. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari
strip dalam koran, dimuat dalam majalah hingga terbentuk buku tersendiri
(Waluyanto, 2005).
Komik memiliki sifat yang khas sehingga mampu merangsang
perhatian sebagian masyarakat, baik ditinjau dari jenjang pendidikan, status
sosial ekonomi dan lain sebagainya. Sifat komik yang dimaksud adalah:
banyak mengandung unsur humor yang sehat, berisi unsur kegairahan,
mengandung elemen hiburan, handy, berfokus pada manusia (Saputro,
2015).
17

Media komik pembelajaran merupakan salah satu bentuk sumber


belajar yang dapat membantu siswa dan dapat mengantikan posisi guru
dalam kegiatan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Media
komik dapat digunakan dalam proses pembelajaran dua arah, yaitu sebagai
alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri
oleh siswa.
2. Jenis-jenis Komik
Daryanto (2011) membedakan komik menjadi dua jenis
berdasarkan fungsinya, yaitu:
a. Komik Komersial
Komik komersial jauh diperlukan di pasaran karena bersifat
personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan Bahasa
percakapan dan bahasa pasaran. Komik komersial memiliki
kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi
universal terhadap pemujaan pahlawan.
b. Komik Pendidikan
Komik pendidikan cenderung menyediakan isi yang bersifat
informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas
kesehatan, dan lembaga-lembaga non-profit.
3. Kelebihan dan Kekurangan Komik dalam Pembelajaran
a. Kelebihan Komik
Menurut Gene Yang dalam Wurianto (2009) Komik memiliki
lima kelebihan jika dipakai dalam pembelajaran yaitu, komik dapat
memotivasi siswa selama proses belajar mengajar; komik terdiri dari
gambar-gambar yang merupakan media yang dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran; komik bersifat permanen; komik bisa
membangkitkan minat membaca dan mengarahkan siswa untuk disiplin
membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca; komik adalah
bagian dari budaya popular. Komik sebagai media pembelajaran
mempunyai beberapa kelebihan seperti yang diungkapkan Daryanto
(2010), yaitu komik dapat menambah kemampuan membaca siswa
18

serta penguasaan kosakata yang jauh lebih banyak daripada siswa yang
tidak menyukai komik. Kelebihan komik yang lain yaitu penyajiannya
yang mengandung unsur visual dan cerita yang kuat sehingga pembaca
dapat terlibat secara emosional ketika membaca komik. Dari
kecenderungan inilah komik dibuat dengan berisikan materi pelajaran
agar siswa lebih suka untuk membaca dan belajar. Dibandingkan
dengan buku teks yang tidak bergambar serta tidak mengandung
ilustrasi yang menarik, komik diharapkan dapat membangkitkan minat
siswa untuk lebih rajin belajar sehingga hasil belajarnya dapat
meningkat.
b. Kekurangan Komik
Eko Wurianto (2009), komik sebagai media pembelajaran juga
tidak terlepas dari kelemahan. Kelemahan- kelemahan tersebut seperti
berikut : komik membatasi bahkan memungkinkan membunuh
imajinasi; penyampaian materi pelajaran melalui media komik terlalu
sederhana; penggunaan media komik hanya efektif diberikan pada
peserta didik yang bergaya visual. Dewi (2016) menyatakan kelemahan
komik ditinjau dari aspek bahasa, kadang banyak mengandung kata-
kata yang bebas dan kurang dapat dipertanggungjawabkan. Komik
umum juga sering membuat siswa lupa waktu pada saat membacanya.
Akan tetapi, komik pendidikan yang akan dikembangkan ini didesain
untuk membantu siswa lebih rajin membaca, sebab isinya yang positif
dan mengandung materi pelajaran diharapkan dapat menambah
pengetahuan siswa.
D. Reaksi Reduksi Oksidasi
1. Pengertian reaksi redoksi oksidasi
Reaksi oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal sebagai transfer-
elektron. Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam
kehidupan sehari-hari reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan
bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan
dalam rumah tangga (Chang,2003). Reaksi oksidasi-reduksi (atau redoks)
19

merupakan reaksi yang mengakibatkan ada unsur yang mengalami


perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang mengalami kenaikan bilangan
oksidasi disebut teroksidasi, dan yang turun disebut tereduksi (Syukri,
1999). Dengan kata lain reaksi oksidasi dapat diartikan sebagai reaksi yang
terjadi akibat peningkatan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi merupakan
reaksi yang terjadi akibat penurunan bilangan oksidasi (Mulyanti, 2015)
Diperlihatkan reaksi pembentukan kalsium oksida (CaO) dari
kalsium dan oksigen seperti pada persamaan 2.1 (Chang, 2003):
2Ca(s) + O2(g)  CaO
(Persamaan 2.1)
Pengertian oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan. Pada
awalnya, reaksi reduksi-oksidasi dikaitkan dengan pengikatan dan
pelepasan oksigen kemudian dikembangkan menjadi proses serah-terima
elektron dan perubahan bilangan oksidasi (Purba, 2006).
a. Konsep reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan
oksigen
Ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, konsep reaksi
redoks data didefinisikan sebagi berikut :
Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan pengikatan oksigen
pada suatu zat baik unsur maupun senyawa. Contoh konsep reaksi
redoks ditinjau dari penggabungan oksigen :
1) Peristiwa perkaratan besi
Reaksinya : 4Fe(s) + 3O2(g)  2Fe2O3(s)
(Persamaan 2.2)
2) Pembakaran Lembaran magnesium pada kembang api tetes
Reaksinya : Mg(s) + ½ O2(g)  MgO(s)
(Persamaan 2.3)

Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari


suatu zat. Contoh konsep reaksi redoks ditinjau dari pelepasan oksigen:
1) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
20

Reaksinya : Fe2O3(s)+ 3CO(g)  2Fe(s) + 3CO2(g)


(Persamaan 2.4)
2) Pengurangan kadar oksigen
Reaksinya : 2KNO3(s) 2KNO2(s)+ O2(g)
(Persamaan 2.5)
b. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi berdasarkan penerimaan
dan pelepasan elektron
Purba (2006) menjelaskan bahwa pelepasan dan penangkapan elektron
terjadi secara stimulant , artinya jika suatu spesi melepas elektron
berarti ada spasi lain yang menangkap. Hal itu berarti bahwa setiap
oksidasi disertai reduksi. Reaksi yang melibatkan oksidas reduksi
selanjutnya disebut reaksi redoks. Contoh reaksi yang termasuk reaksi
redoks diperlihatkan pada persamaan 2.6 :
Oksidasi : Ca  Ca2+ + 2e-
Reduksi : S + 2e-  S2- +
Redoks : Ca + S  Ca2+ + S2-
(Persamaan 2.6)

Pada contoh di atas, kalsium dioksidasi oleh belerang.


Oleh karena itu, belerang merupakan pengoksidasi atau
oksidator sedangkan belerang direduksi oleh kalsium sehingga
kalsium merupakan pereduksi atau oksidator. Jadi oksidator
merupakan reaksi yang menangkap electron atau yang
mengalami reduksi sedangkan reduktor merupakan reaksi
penerima electron atau mengalami oksidasi.
c. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi berdasarkan kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi
Sastrohamidjojo (2010) menyatakan bahwa untuk menentukan
bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu senyawa dapat digunakan
beberapa ketentuan berikut :
21

1) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan


oksidasi 0 tidak peduli apakah membentuk molekul yang sederhana
atau kompleks.
2) Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom)
bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut.
Dalam hal ini , muatan dari atom adalah muatan dari ion yang
sesungguhnya. Misalnya :
a) Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam
senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi.
b) Atom-atom golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa
selalu mempunyai bilangan oksidasi + 2
c) Atom –atom golongan IIIA (Ba, Al, Ga ) dalam senyawa selalu
mempunyai bilangan oksidasi +3..
3) Atom oksigen di dalam senyawa pada umumnya mempunyai
bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida. Ada dua
pengecualian yaitu untuk senyawa – senyawa peroksida contohnya
H2O2 dan senyawa OF2. Senyawa peroksida memiliki bilangan
oksidasi -1 dan senyawa OF2 memiliki bilangan +2.
4) Pada senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen maka bilangan
oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Namun demikian untuk
senyawa-senyawa hibrida logam, missal natrium hibrida, NaH,
bilangan oksidasi untuk hidrogen adalah -1.
5) Fluor memiliki bilangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya.
Halogen lainnya (Cl, Br, I) memiliki bilangan oksidasi negatife
ketika sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen –
halogen tersebut bergabung dengan oksigen. Misalnya dalam asam
okso dan anion okso maka memiliki bilangan oksidasi positif.
6) Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom
penyusunnya harus nol. Dalam ion poliatomik, jumlah bilangan
oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan
total ion. Sebagai contoh pada persamaan 2.7 :
22

Dalam ion ammonium :


NH4+ bilangan oksidasi N = -3
bilangan oksidasi H = +1
jumlah bilangan oksidasi = (-3) + 4(+1) = +1
Dalam ion dikromat :
Cr2O72-jumlah total ion harus = -2
Bilangan oksidasi O = -2
Bilangan oksidasi Cr = y
-2 = 2(y) + 7(-2)
-2 = 2y + (-14)
-2 + 14 = 2y
−2+14
Y= 2

= +6

Bilangan oksidasi (oxidation number) dikenal juga dengan tingkat


oksidasi (oxidation state) merujuk pada jumlah muatan yang
dimiliki suatu atom dalam molekul ( senyawa ionik) jika senyawa-
senyawanya berpindah seluruhnya. Contoh dalam persamaan
pembentukan HCl dan SO2 (Chang, 2004).

H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)


0 0 +1 -1

S(s) + O2(g) 2SO2(g)


0 0 +4 -2 (Persamaan 2.7)
Angka di atas lambang unsur adalah bilangan oksidasinya.
Dalam kedua reaksi di atas menunjukkan tidak ada muatan pada
atom-atom di dalam molekul reaktan. Dengan demikian bilangan
oksidasi pada reaktan adalah nol. Namun demikian bilangan
oksidasi pada produk perpindahan elektron dianggap telah terjadi
dengan sempurna dan atom-atom telah menangkap atau kehilangan
23

elektron-elektronnya. Bilangan oksidasi mencerminkan jumlah


elektron “yang berpindah” (Chang, 2004).
24

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Dalam penelitian
pengembangan ini menggunakan model pengembangan Borg dan Gall
(Sugiyono, 2016 : 407) yang diadaptasi dari penelitian Alfiani, dkk (2015)
yang melaksanakan langkah penelitian Borg dan Gall dengan tujuh langkah
penelitian yaitu : (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3)
Pengembangan draft produk, (4) Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil
coba lapangan awal, (6) Uji coba lapangan utama, dan (7) Penyempurnaan
Produk hasil uji lapangan utama. Produk yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah komik pada materi reaksi redoks.

B. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Sugiyono, 2016 :
117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPA dan
X IPS MAN 2 Filial yang berjumlah 45 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sampel yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti (Sugiyono,2016:118). Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2016:
124). Pertimbangan pengambilan sampel didasarkan pada hasil diskusi
dengan guru dan rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X IPA dan X
IPS MAN 2 Filial. Sampel uji coba lapangan terdiri atas sampel uji coba
lapangan awal dan sampel uji coba lapangan utama.
a. Sampel uji coba lapangan awal
Sampel uji coba lapangan awal pada penelitian ini
melibatkan siswa kelas X IPS. Borg & Gall membatasi jumlah

24
25

sampel dalam uji lapangan awal melibatkan sekitar 6-12 orang


sampel(Mulyatiningsih, 2014:163). Untuk memudahkan penentuan
besarnya sampel, maka digunakan pengambilan nilai tengah dari
rentang jumlah sampel yang dibatasi oleh Borg & Gall. Berdasarkan
perhitungan didapatkan jumlah sampel uji coba lapangan awal
sebanyak 9 siswa dari kelas X IPS MAN 2 Filial tahun ajaran
2016/2017. Tujuan pengambilan sampel uji lapangan utama pada
kelas X IPS agar data yang diperoleh tidak bias karena siswa kelas
X IPS juga belum mempelajari materi redoks, sehingga hasil yang
diperoleh akan lebih akurat. Dari sembilan sampel tersebut diambil
3 siswa berkemampuan rendah, 3 siswa kemampuan sedang, dan 3
siswa berkemampuan tinggi dalam uji lapangan awal.
b. Sampel uji coba lapangan utama
Borg and Gall (Mulyatiningsih, 2014: 164) menyebutkan
dalam uji coba lapangan utama disarankan mengambil sampel yang
lebih banyak. Sampel uji coba lapangan utama pada penelitian ini
adalah siswa kelas X IPA yang berjumlah 22 siswa.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dan pengembangan ini menggunakan tujuh dari
sepuluh langkah metode pengembangan yang dikembangkan , secara
lengkap menurut Borg dan Gall yang diadaptasi dari penelitian Alfiani, dkk
(2015). Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
1. Penelitian dan pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kajian
literature, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan
permasalahan sehingga perlu ada pengembangan produk baru. Adapun
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis dilakukan pada LKS Kimia Kurikulum-13 kelas X
semester genap pada materi reaksi redoks. Di mana pada LKS
tersebut terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai
26

siswa setelah proses pembelajaran. Selain itu siswa juga dituntut


lebih aktif dalam proses pembelajaran baik pembelajaran di sekolah
maupun di rumah. Untuk mencapai kompetensi tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa kegiatan belajar, salah satunya dengan
memberikan sarana dan prasaran belajar mandiri kepada siswa agar
minat belajar siswa meningkat.
b. Kajian Literatur
Analisis kajian literatur terhadap teori-teori dan beberapa hasil
penelitian terdahulu yang relevan berkaitan dengan pentingnya media
pembelajaran berupa media komik untuk mengoptimalkanhasil
belajar siswa. Menurut (Novianti, 2011) media komik dalam
pembelajaran memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Komik dapat menciptakan minat belajar peserta didik,
2) Komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan
minat baca,
3) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya,
4) Mempermudah peserta didik menangkap hal-hal atau rumusan
yang abstrak.
5) Komik sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran dari
pendidik, tetapi lebih mengaktifkan peran dari siswa.
Menurut penelitian terdahulu materi redoks merupakan materi
yang bersifat abstrak. Karena menurut Annisa (2013) materi
redoks mencakup pemahaman konsep istilah dan angka.
Berdasarkan penelitian Nur Annisa tingkat kesulitan siswa dalam
memahami konsep pada materi redoks sangat tinggi yaitu
46,78%.
c. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor
yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan
produk baru.adapun masalah yang teridentifikasi meliputi:
27

1) Di MAN 2 Filial pelajaran kimia, khususnya pada materi redoks


hanya menggunakan media berupa LKS saja, sehingga pelajaran
terasa monoton dan kurang menarik.
2) Materi redoks bersifat abstrak.
3) Siswa kurang bersemangat dalam belajar (kurangnya motivasi).
4) Siswa malas belajar kimia, khususnya pada materi redoks karena
menganggap materi redoks itu sesuatu yang abstrak sehingga
terkesan sulit.

2. Perencanaan (Planning)
Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan
pengembangan komik pada materi redoks, mulai dari pengumpulan
buku-buku yang berkaitan dengan materi redoks yang akan
dikembangkan, membuat kisi-kisi komik, pemilihan desain yang tepat,
menulis strip komik yang menarik sampai dengan menyiapkan bahan-
bahan sebagai evaluasi komik.
3. Pengembangan Draft Produk
Pada tahap ini mulai disusun komik materi redoks dan
instrument yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian dilakukan
validasi terhadap rancangan awal produk oleh pakar yang ahli di
bidangnya menggunakan lembar validasi ahli. Validasi dilakukan oleh
ahli pada bidangnya meliputi ahli media, ahli bahasa, dan ahli materi
dengan validator sebanyak 2 orang untuk tiap ahli untuk mengetahui
kevalidan media komik yang dikembangkan. Hasil validasi ahli akan
digunakan sebagai acuan dalam proses revisi. Media komik perlu
direvisi pada saat nilai validitas isi komik ≤ 0,60 nilai respon dari siswa
pada uji coba lapangan awal kurang dari 60.
Instrument penelitian yang akan divalidasi adalah soal tes serta
angket respon guru dan siswa. Soal tes hasil belajar divalidasi
menggunakan pedoman telaah butir soal. Hasil pre-test dan post-test
untuk mengetahui keefektifan media komik sedangkan angket respon
28

guru, siswa dan Rancangan proses pembelajaran (RPP) akan divalidasi


menggunakan lembar validasi. RPP disesuaikan dengan kurikulum
yang digunakan di MAN 2 Filial yaitu Kurikulum 2013 untuk materi
reaksi redoks. Hasil angket respon guru dan siswa digunakan untuk
mengetahui kepraktisan media komik yang dikembangkan.
4. Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing).
Setelah produk selesai dikembangkan, langkah selanjutnya adalah
menguji coba lapangan awal yang digunakan untuk mengetahui valid
produk pengembangan komik. Borg and Gall (dalam Mulyatinigsih,
2011) membatasi jumlah sampel dalam uji coba lapangan awal
melibatkan 9 orang sampel. 3 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa
berkemampuan sedang dan 3 siswa berkemampuan rendah dari kelas
X IPS MAN 2 Filial tahun ajaran 2016/2017.
Perangkat yang digunakan dalam pengumpulan data ini berupa
lembar angket untuk guru dan siswa. Angket respon guru diberikan
kepada guru saat melakukan uji coba dan angket respon siswa
diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian setelah selesai
melakukan uji coba. Pemberian angket ini dilakukan untuk menguji
kepraktisan produk yang dikembangkan.
Keefektifan produk diketahui dengan menggunakan penelitian
pre-experimental dengan bentuk one-shot case study dengan X adalah
perlakuan dan O adalah hasil. Desain penelitian ini ditunjukkan pada
Gambar 3.1 (Sugiyono, 2016). Perangkat yang digunakan untuk
mengetahui keefektifan produk berupa post-test.

X O
Gambar 3.1 One-shot case study design

5. Merevisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)


Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk
tahap pertama. Pengembang merevisi komik, sesuai dengan kekurangan-
29

kekurangan dan kesalahan-kesalahan setelah validasi dan uji coba


lapangan. Dengan menganalisis kekurangan yang ditemui berdasarkan
validasi dan selama uji coba produk, maka kekurangan tersebut dapat
segera diperbaiki.

6. Uji Coba Lapangan Utama (Main Field Testing)


Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011) menyebutkan dalam
uji coba lapangan utama disarankan mengambil sampel yang lebih banyak
yaitu melibatkan sekitar 30-100 orang sampel. Uji coba lapangan ini
dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017, di MAN 2 Filial
pada kelas X dengan jumlah siswa 22 orang. Dalam menguji keefektifan
produk, digunakan penelitian pre-experimental dengan bentuk one-shot
case study dengan X adalah perlakuan dan O adalah hasil. Penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan postest kepada siswa setelah
pembelajaran menggunakan media komik. Desain penelitian ini
ditunjukkan pada Gambar 3.1 (Sugiyono, 2016). Untuk menguji
kepraktisan media komik, maka pada tahap ini guru diberi angket respon
guru pada saat melakukan uji coba dan seluruh siswa yang menjadi sampel
penelitian diberi angket respon siswa setelah selesai melakukan uji coba.
7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama
Revisi produk selalu dilakukan setelah produk diterapkan atau
diujicobakan. Hal ini dilakukan terutama apabila ada kendala-kendala baru
yang belum terpikirkan pada saat perancangan. Masukan dan saran dalam
uji coba lapangan utama dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
merevisi produk komik. Media komik perlu direvisi pada saat nilai respon
dari guru dan siswa kurang dari 60. Faroh dkk (2014) berpendapat bahwa
dari segi kepraktisan, media yang diterapkan harus mendapatkan kriteria
minimal baik dengan rentang nilai 60-80.
30

Penelitian dan Pengumpulan Data


(Research and information collecting)

Analisis Kebutuhan Kajian Literatur Identifikasi Masalah

Perencanaan (Planning)

Pengembangan Draft Produk

Rancangan awal media Penyusunan Instrument


komik kimia Penelitian

Validasi Ahli

Tidak
Valid Revisi
d
Ya

Uji Coba Lapangan Awal

Status
Revisi produk 1
penerimaan Tidak
Ya
Ya ak

Uji Coba Lapangan Utama

Status Tidak
penerimaan Ya Revisi produk II
ak

Ya

PRODUK AKHIR KOMIK

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Penelitian Dan Pengembangan media komik


31

D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data


Teknik dan alat pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :
1. Teknik Komunikasi tidak langsung (menggunakan Angket)
Teknik komunikasi tidak langsung digunakan untuk mengetahui
kepraktisan media komik pada materi redoks. Instrument yang digunakan
adalah angket. Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket respon guru dan siswa terhadap media komik pada materi reaksi
redoks. Angket digunakan untuk mengetahui kepraktisan media komik
yang dikembangkan. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk skala likert dengan 4 skala penilaian. Untuk pilihan 4 mulai dari
SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak
Setuju) (Widoyoko, 2014). Sedangkan untuk mengetahui kevalidan media
komik yang dikembangkan digunakan lembar validasi ahli. Lembar
validasi ahli terdiri dari lembar validasi ahli media, ahli materi dan ahli
bahasa.
2. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran digunakan untuk mengetahui keefektifan media
komik yang dikembangkan. Teknik pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes kepada siswa sesudah pembelajaran menggunakan
media komik. Data hasil belajar siswa yang diperoleh digunakan untuk
menentukan keefektifan media komik yang dikembangkan. Tes yang
digunakan dalam pengembangan produk komik ini berupa post-test
dengan bentuk soal essai.

E. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan
ini adalah pengumpulan data lewat instrumen kemudian dikerjakan sesuai
dengan prosedur penelitian dan pengembangan.
1. Analisis kevalidan media komik
Analisis kelayakan media komik yang dikembangkan yaitu berupa
analisis yang dilakukan oleh validator yang ahli dibidangnya. Adapun
32

validator yang akan menilai isi komik yakni 1 orang dosen Pendidikan
Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak dan 1 orang guru bidang
studi kimia MAN 2 Filial, untuk validator yang menilai bahasa komik
yakni 1 orang dosen Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah
Pontianak dan 1 orang guru bidang studi Bahasa Indonesia MAN 2 Filial,
sedangkan untuk validator yang akan menilai tampilan komik yakni 1
orang dosen Pendidikan Kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak
dan 1 orang guru bidang studi kimia MAN 2 Filial. Data yang dperoleh
kemudian diolah dengan rumus perhitungan Gregory. Komik dikatakan
valid jika koefisien validitas > 0,60 (Nur dkk, 2014). Validator
menganalisis kelayakan media dari beberapa aspek, yaitu:
a. Tampilan, meliputi: keteraturan desain,kejelasan cetak huruf dan
gambar, kesesuaian pemilihan jenis serta ukuran huruf dan angka,
gradasi warna, kemudahan penggunaan, dan kemenarikan penampilan.
b. Isi, meliputi: kesesuaian judul, kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar, kebenaran materi.
c. Bahasa, meliputi: kebakuan bahasa, kesesuaian bahasa dengan EYD,
dukungan bahasa terhadap kemudahan memahami alur cerita, kesatuan
bahasa, dan tidak adanya kalimat yang menimbulkan makna ganda.
Penentuan koefisien validasi hasil penilaian dari kedua ahli dimasukkan
dalam tabulasi silang 2 x 2 yang terdiri dari kolom A, B, C, dan D. Kolom A
adalah sel yang menunjukkan kedua penilai tidak relevan. Kolom B dan C
adalah sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama
dan kedua (penilai pertama setuju dan penilai kedua tidak setuju atau
sebaliknya). Kolom D adalah sel yang menunjukkan kedua penilai
menyatakan relevan. Rekapitulasi validasi instrumen penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.1 (Hairida dan Astuti, 2012):
Tabel 3.1 Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian
Penilai I Penilai II
Tidak Relevan Relevan Tidak Relevan Relevan
(Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4) (Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4)
33

Setelah instrumen penilaian divalidasi oleh dua orang ahli dan


direkapitulasi, selanjutnya digunakan tabulasi silang 2 x 2 dapat dilihat pada
Tabel 3.2 (Hairida dan Astuti, 2012):

Tabel 3.2 Tabulasi Silang

Penilai II
Tabulasi penilaian dari ahli Tidak Relevan Relevan
(Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(A) (C)
(Skor 1 – 2)
Penilai I
Relevan
(B) (D)
(Skor 3 – 4)
Kriteria perhitungan akan dianalisis menggunakan rumus Gregory
seperti Persamaan 3.2 (Hairida dan Astuti, 2012).
𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

(Persamaan 3.1)

Keterangan :

A = Sel yang menunjukan kedua penilai menyatakan tidak relevan

B = Sel yang menunjukan penilai I relevan dan penilai II tidak relevan

C = Sel yang menunjukan penilai I tidak relevan dan penilai II relevan

D = Sel yang menunjukan kedua penilai menyatakan relevan

Hasil validitas kemudian dicocokan dengan kriteria kevalidan instrumen


penelitian menurut Amir, dkk (2015) yang ditampilkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan Instrumen Penilaian

Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Sedang
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah
34

2. Analisis Kepraktisan Instrumen


Analisis kepraktisan diketahui berdasarkan analisis angket respon
guru dan respon siswa yang mengacu pada penelitian Prasetyo (2012).
Media Komik dikatakan praktis jika diperoleh nilai respon dengan kriteria
minimal baik dengan nilai >60 (Faroh dkk, 2014).Sebelum menganalisis
data respon, mula-mula dihitung jumlah responden melalui pilihan jawaban
pada setiap butir peryataan. Kemudian dicari nilai skor angket per item
dengan mengalikan jumlah responden dan skor pilihan jawaban sesuai
kriteria pernyataan positif dan negatif. Skor setiap pilihan jawaban untuk
menghitung nilai skor angket per item dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Skor Pilihan Jawaban Angket Respon Guru dan Siswa
Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Sesuai (SS) 4 1


Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Analisis data respon, mula-mula jumlah responden dihitung melalui


pilihan jawaban pada setiap butir pernyataan. Kemudian akan dicari nilai
respon dengan mengalikan jumlah responden dengan skor pilihan jawaban.
Rumus yang digunakan adalah (Prasetyo, 2012):

Nilai = ∑ 𝑅 × 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛

(Persamaan 3.2)

Jumlah responden yang memilih jawaban dengan skor maksimum


dilambangkan dengan ∑ 𝑅. Karena ada empat pilihan jawaban, maka rumus
untuk menghitung nilai respon guru dan siswa dapat dilihat pada Tabel 3.5
(Prasetyo, 2012):
35

Tabel 3.5 Rumus perhitungan respon guru dan siswa


Pernyataan Positif Perhitungan
Pilihan Sangat Setuju (SS) = ∑𝑅 × 4

Pilihan Setuju (S) = ∑𝑅 × 3

∑𝑅 × 2
Pilihan Tidak Setuju (TS) =
Pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) = ∑𝑅 × 1

Pernyataan Negatif Perhitungan


Pilihan Sangat Setuju (SS) = ∑𝑅 × 1

Pilihan Setuju (S) = ∑𝑅 × 2

∑𝑅 × 3
Pilihan Tidak Setuju (TS) =
Pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) = ∑𝑅 × 4

Nilai respon guru atau siswa tiap jawaban akan dijumlahkan untuk
tiap butir pertanyaan dan dicari persentase dengan rumus sebagai berikut
(Prasetyo, 2012):
∑ Nilai
% Nilai = × 100%
Nilai Maksimum
∑ Respon = Nilai SS + Nilai S + Nilai TS + Nilai STS
Nilai Maksimum = ∑ 𝑅 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘
= ∑𝑅 ×4
(Persamaan 3.3)

Kemudian menghitung banyaknya kriteria sangat lemah, lemah,


kuat, dan sangat kuat dari seluruh butir pernyataan. Selanjutnya membuat
kategori untuk seluruh butir pernyataan yang dapat dilihat pada Tabel 3.6
(Prasetyo, 2012):
36

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Respon Guru dan Siswa


Nilai Katagori
0 ≤ nilai < 20 Sangat Lemah
20 ≤ nilai < 40 Lemah
40 ≤ nilai < 60 Cukup
60 ≤ nilai < 80 Kuat
80 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Kuat

Berdasarkan kriteria kepraktisan, media komik yang dikembangkan


dikatakan praktis apabila nilai respon guru dan siswa yang didapat ≥ 61
(Rahayu & Azizah, 2012).

3. Analisis Keefektifan Instrumen Penilaian


Analisis keefektifan dilakukan menggunakan lembar penilaian
kognitif. Hasil penilaian kognitif dinilai berdasarkan pedoman penskoran.
Nilai maksimal untuk penilaian kognitif adalah 100. Kriteria ketuntasan
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh
guru yaitu 75. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar
atau sama dengan KKM. Media komik yang dikembangkan dikatakan
efektif jika setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
komik, siswa tuntas secara klasikal atau lebih besar sama dengan 65 %
dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Astuti dkk, 2012).
Tahapan perhitungan nilai siswa dilakukan dengan mengoreksi
lembar jawaban siswa berdasarkan kunci jawaban dan pedoman
penskoran yang telah dibuat oleh peneliti. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai siswa berdasarkan skor yang diperoleh sebelumnya.
Kemudian nilai tersebut diklasifikasikan berdasarkan kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) dan ditentukan persentase jumlah siswa yang tuntas dan
siswa yang tidak tuntas.
37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap Pengembangan Media Komik

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan untuk menghasilkan


produk berupa media komik pada materi reaksi redoks yang valid , praktis dan
efektif digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat membantu siswa
mengatasi kesulitan pemahaman konsep. penelitian pengembangan ini
menggunakan model pengembangan Borg dan Gall (Sugiyono, 2016 : 407) yang
diadaptasi dari penelitian Alfiani, dkk (2015) dengan tujuh langkah penelitian
yaitu : (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan
draft produk, (4) Uji coba lapangan awal, (5) Merevisi hasil uji coba lapangan
awal, (6) Uji coba lapangan utama, dan (7) Penyempurnaan produk hasil uji
lapangan utama. Bagian ini merupakan uraian tentang data hasil penelitian beserta
pembahasan mengenai kelayakan media komik yang dikembangkan.

1. Penelitian Dan Pengumpulan Data


Tahap ini dilakukan untuk menentukan jenis produk yang akan
dikembangkan sehingga benar-benar penting untuk digunakan sesuai dengan
kebutuhan siswa maupun karakteristik materi. Oleh karena itu, dilakukan
analisis terhadap kendala yang dialami guru dan siswa selama proses
pembelajaran kimia khususnya pada materi redoks. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis dilakukan pada LKS Kimia Kurikulum-13 kelas X semester
genap tahun ajaran 2016/2017 pada materi reaksi redoks. Pada LKS tersebut
terdapat beberapa kompetensi dasar yang harus dicapai siswa setelah proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis terdapat beberapa permasalahan
diantaranya LKS mempunyai bahasa yang masih abstrak sehingga sulit untuk
dipahami, penjelasan dengan gambar hanya sedikit dan kurang menarik serta
menggunakan kertas buram sehingga gambar dan tulisan kurang jelas. Selain
itu siswa juga dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran baik

37
38

pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Untuk mencapai kompetensi


tersebut dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan belajar, salah satunya
dengan memberikan sarana dan prasarana belajar mandiri kepada siswa agar
minat belajar siswa meningkat.
Telaah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) juga dilakukan
dalam tahap ini, yang akan dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan
media komik pada materi reaksi redoks. Kompetensi Inti (KI) yang terdapat
dalam kurikulum 2013 untuk materi reaksi redoks adalah “KI 3. Memahami,
menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah”
dengan kompetensi dasar “3.9. Menganalisis perkembangan konsep reaksi
oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul
atau ion”. Materi reaksi redoks merupakan materi yang bersifat abstrak, hal
ini dibuktikan dengan sulitnya siswa dalam menentukan suatu reaksi
tergolong reaksi reduksi atau oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan
oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta menentukan biloks dari
suatu unsur terutama biloks pada senyawa bermuatan selain itu redoks juga
memiliki karakteristik yaitu : mempunyai materi yang cukup banyak,
memerlukan kemampuan menghapal, dan memerlukan keaktifan siswa untuk
berlatih sehingga benar-benar memahami konsep. Oleh sebab itu, upaya yang
dapat dilakukan untuk memudahkan siswa memahami konsep dan
meningkatkan minat siswa untuk belajar adalah dengan memberikan serana
belajar siswa yang mengasyikkan yaitu dengan mengembangkan media
komik pada materi reaksi redoks. Pemanfaatan media komik ini, akan dapat
memberikan gambaran secara konkrit tentang materi-materi reaksi redoks.
Berdasarkan hal di atas, KI dan KD kemudian ditelaah lebih lanjut
dengan melakukan pengembangan indikator dan tujuan pembelajaran
39

sehingga memudahkan sejauh mana kedalaman dan keluasan materi yang


akan disajikan dalam media komik. Hasil pengembangan indikator dan tujuan
pembelajaran selengkapnya terdapat dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Pengembangan Indikator Dan Tujuan Pembelajaran
Indikator Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Tahap
Berpikir
Menjelaskan perkembangan Siswa mampu menjelaskan
C1
konsep reduksi-oksidasi perkembangan konsep reduksi-oksidasi
Menjelaskan konsep reduksi- Siswa mampu Menjelaskan konsep
oksidasi dalam kehidupan reduksi-oksidasi dalam kehidupan C2
sehari-hari sehari-hari
Menentukan bilangan oksidasi Siswa mampu Menentukan bilangan
C3
atom dalam molekul atau ion oksidasi atom dalam molekul atau ion
Menujukkan reduktor dan Siswa mampu Menunjukkan reduktor
C4
oksidator pada suatu reaksi dan oksidator pada suatu reaksi
Peneliti menyimpulkan berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan
dengan menganalisis LKS Kimia Kurikulum-13 kelas X semester genap tahun
ajaran 2016/2017 pada materi reaksi redoks serta analisis Kompetinsi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) diperlukan suatu sarana dan prasana berupa
media komik yang dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
b. Analisis Kajian Literatur
Berdasarkan peraturan menteri pendidikan No. 22 Tahun 2006 tentang
standar isi, mata pelajaran kimia di SMA merupakan kelanjutan dari IPA SMP
yang lebih menekankan pada penguasaan konsep abstrak. Untuk meningkatkan
pemahaman konsep serta meningkatkan daya tarik siswa untuk belajar maka
dapat dilakukan upaya dengan memberikan sarana dan prasarana belajar
mandiri. Sarana dan prasarana yang dapat diberikan yaitu berupa media
pembelajaran yang baik. Media pembalajaran dikatakan baik jika memenuhi 3
fungsi yaitu fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk
mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media,
fungsi mediasi yang merupakan perantara yang dapat menjembatani
komunikasi antara guru dan siswa serta fungsi informasi yang dapat dengan
mudah menagkap penjelasan yang ingin disampaikan guru. Berikut ini
beberapa penelitian yang menunjukkan penggunaan media komik yang
40

memenuhi kelayakan untuk meningkatkan hasil serta minat belajar siswa


dalam memahami konsep:
1) Hikmatul Fawaidah dan Sukarmin (2016) yang menggunakan media
komik sebagai media pembelajaran pada materi ikatan kimia melaporkan
bahwa media komik layak digunakan sebagai media pembelajaran yang
baik untuk siswa. Media komik yang dikembangkan memiliki kevalidan
84,66 %, kepraktisan 97,23 % serta keefektifan 75% memiliki nilai gain
sedang dan 25% memiliki nilai gain tinggi.
2) Rini, (2009) yang menyatakan bahwa minat serta hasil belajar siswa
meningkat sebesar 76,2 % setelah belajar dengan menggunakan media
komik, Selain itu siswa juga belajar lebih antusias serta lebih santai dalam
belajar kimia.
3) Ramadhani, (2014) yang mengembangkan media komik kimia pada matei
kimia unsur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan media
komik memudahkan siswa memahami materi yang dapat dilihat dari
analisis respon siswa sebesar 81,33% dengan kriteria sangat baik
4) Zulkifli (2010) yang meneliti pengaruh media komik pada materi redoks
terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi
redoks. Hal tersebut terlihat dari perbedaan yang signifikan rata-rata hasil
belajar siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Dibuktikan dengan
hasil perhitungan uji “t” yaitu thitung > ttabel (4,1685 > 2,0000).

c. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan produk baru.
Pada tahap ini peneliti melakukan survei lapangan di MAN 2 Filial. Kegiatan
survei lapangan juga dilengkapi dengan wawancara terhadap pihak-pihak yang
terlibat yaitu guru (Lampiran A-1) dan siswa (Lampiran A-2). Wawancara
dengan guru dilakukan wawancara langsung, sedangkan wawancara dengan
41

siswa dilakukan wawancara tidak langsung (angket). Adapun masalah yang


teridentifikasi meliputi:
1) Tingginya angka ketidaktuntasan siswa pada materi reaksi redoks yakni
rata-rata 44,73 dikarenakan kurangnya pemahaman konsep siswa sebab
kurangnya minat siswa untuk belajar.
2) Media pembelajaran yang digunakan berupa LKS, sedangkan penggunaan
media elektronik dalam pembelajaran belum maksimal karena jumlah
infocus yang tidak memadai.
3) Guru kesulitan memvisualkan bahan ajar yang disebabkan oleh keterbatasan
peralatan, alat, bahan, dan biaya
4) Sebanyak 77,27 % siswa menyatakan bahwa LKS yang digunakan di
sekolah mempunyai bahasa yang sulit untuk dipahami. Siswa juga
beranggapan bahwa LKS yang digunakan kurang menarik, disebabkan
memiliki gambar dan warna yang kurang menarik sehingga mengakibatkan
siswa malas dan bosan untuk membacanya.
5) Siswa memiliki minat baca yang cukup tinggi, namun bacaan yang dibaca
bersifat non-fiksi seperti novel dan komik

2. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemui, kemudian peneliti
menganalisis solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Melalui tahap
ini peneliti melakukan beberapa perencanaan antara lain:
a. Penetapan Rancangan Produk
Peneliti bermaksud untuk mengembangkan produk berupa media komik
yang bertujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien serta membantu untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Pengembangan media komik mengacu pada langkah-langkah pengembangan
suatu bahan ajar serta mengacu pada hasil analisis Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013.
b. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dari hasil analisis
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam silabus kimia
42

kurikulum 2013. Perumusan tujuan pembelajaran tentang penguasaan


kompetensi ditargetkan untuk pencapaian indikator pembelajaran. Tujuan
pembelajaran yang dirumuskan, dijadikan pedoman pengembangan media
komik dan penyusunan tes.
c. Penyusunan Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
Rencana proses pembelajaran (Lampiran B-19) disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran. Pada tahap ini peneliti merancang sebuah kegiatan pembelajaran
untuk menyesuaikan penggunaan produk yang dikembangkan yaitu media
komik.
3. Pengembangan Draft Produk
Melalui tahap ini disusun rancangan awal media komik, penentuan karakter
tokoh serta penulisan strip komik (Lampiran B-21), pembuatan instrumen yang
dibutuhkan dalam penelitian dan melakukan validasi terhadap rancangan awal
produk oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Bagian-bagian komik yang
dirancang diantaranya : judul , pengenalan karakter tokoh dan isi komik berupa
penjelasan materi (Zulkifli,2010).
a. Komponen-komponen komik
1) Judul
Judul pada media komik bertujuan untuk mengetahui atau menjadi
identitas komik. Judul yang dibuat merupakan gambaran jelas dari
pembahasan materi yang akan disampaikan. Judul komik berupa “CHEMIC
(Chemistry Comic): REAKSI REDOKS”.
2) Pengenalan Karakter Tokoh
Pengenalan karakter tokoh bertujuan untuk mengenalkan tokoh-tokoh
yang berperan dalam alur cerita. Dengan mengetahui karakter-karakter
tokoh akan memudahkan siswa dalam memahami isi komik.
3) Isi komik
isi komik memuat sketsa tokoh, latar waktu dan tempat serta penjelasan
materi reaksi redoks yang disesuaikan dengan indikator serta tujuan
pembelajaran yang telah dikembangkan. Materi dijelaskan dalam bentuk
43

alur cerita dengan menggunakan Bahasa yang sederhana sehingga mudah


untuk dipahami.
b. Validasi Ahli
Validasi ahli atau pakar merupakan proses penilaian terhadap desain awal
media komik. Desain akan divalidasi oleh para validator untuk mengetahui
kekurangan serta perbaikan yang perlu dilakukan sebelum media komik
diujicoba. Validasi media komik dilakukan oleh 6 validator dengan spesifikasi
1 dosen dan 1 guru ahli materi, 1 dosen dan 1 guru ahli media serta 1 dosen
dan 1 guru ahli bahasa. Berikut merupakan deskripsi hasil validasi dari
beberapa ahli:
1) Validasi ahli materi
Hasil validasi pada ahli materi, diperoleh bahwa media komik dapat
digunakan untuk uji coba lapangan dengan syarat revisi sesuai saran/masukan.
Beberapa saran perbaikan dari para ahli materi adalah sebagai berikut:
a) Penambahan reaksi kimia serta molekul- molekul pada cover untuk
memperkuat karakter komik pada bidang ilmu kimia yang diperlihatkan
pada gambar 4.1 menjadi 4.2

Gambar 4.1 Cover Gambar 4.2 Cover Sesudah


Sebelum Revisi Revisi
44

b) Perubahan ukuran gambar reaksi perkaratan diperbesar untuk


mempermudah siswa memahami tahapan reaksi.yang ditunjukkan
pada gambar 4.3 menjadi 4.4

Gambar 4.3 Sebelum Revisi Gambar 4.4 Sesudah Revisi


Reaksi perkaratan Reaksi Perkaratan

c. Memperjelas penulisan reaksi kimia yang diperlihatkan pada gambar 4.5


menjadi 4.6

Gambar 4.5 Sebelum


Revisi Reaksi Perkaratan
45

Gambar 4.6 Sesudah Revisi


Reaksi Perkaratan
d. Menambahkan tujuan pembelajaran, soal evaluasi serta daftar pustaka
kedalam komik yang diperlihatkan pada gambar 4.7, 4.8 dan 4.9

Gambar 4.7
Prakata : tujuan
pembelajaran
46

Gambar 4.8
Soal evaluasi

Gambar 4.9
Daftar pustaka

Ahli materi memberikan beberapa saran yang telah dijelaskan


sebelumnya. Dari kedua validator ahli materi menyatakan bahwa media komik
layak digunakan setelah dilakukan revisi sesuai saran/perbaikan dari kedua
validator. Hasil rekapitulasi validasi ahli materi diperlihatkan pada Tabel 4.2.
47

Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi Ahli Materi


No Deskripsi Skor Sel
V I V II
1 Materi yang disampaikan sesuai /relevan dengan 4 4 D
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran
2 Konsep dan definisi yang disajikan sesuai dengan 4 4 D
konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang ilmu
kimia khususnya pada materi redoks
3 Apersepsi yang dikandung dalam cerita dapat 4 4 D
menguatkan ingatan siswa pada materi
4 Topik yang dibahas dapat dimengerti dengan jelas 4 3 D
5 Materi redoks dibahas secara runtut 4 3 D
6 Materi redoks dibahas secara tuntas 4 3 D
7 Tingkat kesulitan dan keabstrakan konsep sesuai dengan 4 4 D
tingkat berfikir siswa kelas X, Sehingga dapat
diterjemahkan dengan mudah
8 Contoh yang disajikan sesuai dengan kondisi yang ada 4 4 D
di lingkungan sekitar
9 Contoh yang dsajikan jelas dan mendukung peahaman 4 4 D
siswa SMA kelas X
10 Dialog / teks sesuai dengan materi yang dibahasa 3 4 D
11 Aspek pembelajaran mencakup kognitif, psikomotorik 4 3 D
dan afektif telah padu dalam materi
Koefesien Validitas Ahli Materi 1,00

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa validator 1 memberikan skor 4 untuk


sebagian besar aspek penilaian, namun pada indikator dialog / teks sesuai
dengan materi yang dibahas mendapatkan skor 3. Validator 2 juga
memberikan skor 4 pada sebagian aspek penilaian, namun untuk Topik yang
dibahas dapat dimengerti dengan jelas, keruntutan,ketuntasan serta cakupan
aspek kognitif, psikomotorik dan afektif pada materi mendapatkan skor 3.
Hasil akhir analisis penilaian ahli materi menunjukkan nilai koefesien
validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut Gregory
(Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.

2) Validasi Ahli Media


Hasil validasi pada ahli media, diperoleh bahwa media komik dapat
digunakan untuk uji coba lapangan dengan syarat revisi sesuai saran/masukan.
Beberapa saran perbaikan dari para ahli media adalah sebagai berikut:
48

a) Mengubah judul dan desain sampul menjadi lebih menarik yang


terlihat pada gambar 4.10 menjadi 4.11

Gambar 4.10 Cover Sebelum Gambar 4.11 Cover Sesudah


Direvisi Direvisi

b. mengubah halaman judul menjadi lebih menarik yang terlihat pada gambar
4.12 menjadi 4.13

Gambar 4.12 Halaman Judul sebelum direvisi


49

Gambar 4.13 Halaman Judul sesudah direvisi

Ahli media menyatakan bahwa media komik layak digunakan setelah


dilakukan revisi sesuai saran/perbaikan dari kedua validator. Hasil rekapitulasi
validasi ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Ahli Media
No Deskripsi Skor Sel
V I V II
1 Judul cerita menarik 4 3 D
2 Desain sampul memberi kesan positif sehingga mampu menarik 3 3 D
minat pembaca
3 Penyajian gambar tokoh menarik dan proporsional 3 4 D
4 Panel baca yang digunakan mempermudah memahami alur cerita 4 4 D
5 Balon kata yang digunakan dapat dibaca secara sistematis 4 4 D
6 Ilustrasi yang disajikan mendukung kemudahan pembaca untuk 4 4 D
memahami materi
7 Media komik kimia dapat memudahkan pembelajaran siswa baik 4 4 D
secara mandiri maupun di dalam kelas
8 Media komik kimia dapat meningkatkan motivasi siswa dalam 4 4 D
mempelajari kimia kususunya pada materi redoks.
9 Bentuk dan ukuran huruf yang digunakan jelas dan mudah dibaca 3 4 D
10 Hasil cetakan komik sudah baik 4 3 D
11 Desain halaman komik menarik 4 3 D
Koefesien Validitas Ahli Media 1,00
50

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa aspek desain sampul memberi kesan


positif sehingga mampu menarik minat pembaca dari validator 1 dan validator
2 mendapatkan skor 3. Aspek Judul cerita menarik mendapatkan skor 3 dari
validator 2. Aspek Penyajian gambar tokoh menarik dan proporsional
mendapatkan skor 3 dari validator 1. Bentuk dan ukuran huruf yang digunakan
jelas dan mudah dibaca mendapatkan skor 3 dari validator 1. Hasil cetakan
komik sudah baik dan desain halaman komik menarik mendapatkan skor 3 dari
validator 2. Hasil akhir analisis penilaian ahli media menunjukkan nilai
koefesien validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut
Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.

3) Validasi Ahli Bahasa


Hasil validasi pada ahli bahasa, diperoleh media komik dapat digunakan
untuk uji coba lapangan dengan syarat revisi sesuai saran/masukan. Beberapa
saran perbaikan dari para ahli bahasa adalah sebagai berikut:
a) Memperbaiki tata tulisan yang kurang tepat seperti kurangnya spasi dalam
suatu kalimat, peletakan tanda baca dan penggunaan huruf kapital.
b) Menambahkan petunjuk penggunaan pada komik yang terlihat pada
Gambar 4.14

Gambar 4.14 Petunjuk


Penggunaan
51

Ahli bahasa menyatakan bahwa media komik layak digunakan setelah


dilakukan revisi sesuai saran/perbaikan dari kedua validator. Hasil rekapitulasi
validasi ahli bahasa dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Ahli Bahasa

No Deskripsi Skor Sel


V I V II
1 Petunjuk penggunaan komik disampaikan dengan jelas 3 3 D
2 Istilah – istilah yang digunakan tepat dan sesuai dengan 4 4 D
bidang kimia
3 Penggunaan bahasa mudah untuk memahami alur 3 4 D
4 Penggunaan bahasa mudah untuk memahami materi 4 4 D
5 Penggunaan Bahasa santun dan tidak mengurangi nilai- 4 4 D
nilai pendidikan
6 Teks dialog yang digunakan dalam komik dapat 4 3 D
menyampaikan materi dengan tepat
Koefesien Validitas Ahli Bahasa 1,00

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa aspek petunjuk penggunaan komik


disampaikan dengan jelas mendapatkan skor 3 dari kedua validator. Aspek
penggunaan bahasa mudah untuk memahami alur mendapatkan skor 3 dari
validator 2 kedua validator. Aspek Teks dialog yang digunakan dalam komik
dapat menyampaikan materi dengan tepat mendapatkan skor 3 dari validator 2.
Namun, ahli bahasa memberikan skor 4 pada sebagian besar aspek penilaian.
Hasil akhir analisis penilaian ahli bahasa menunjukkan nilai koefesien validitas
sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut Gregory (Tabel 3.3),
maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.

Media komik dikatakan valid jika koefisien validitas Media komik lebih
besar dari 0,60 (Nur, Hobri dan Suharto, 2014: 114). Secara umum media komik
yang dikembangkan telah memenuhi aspek kevalidan dengan koefisien
validitas sebesar 1,00 yang tergolong dalam kriteria sangat tinggi. Media komik
sebagai salah satu bahan ajar yang digunakan siswa dalam proses belajar
mengajar haruslah memiliki validitas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai dengan hasil efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasir, Susanti dan
52

Isnawati (2013) yang menyatakan bahwa bahan ajar yang valid dapat diterapkan
dalam pembelajaran dengan hasil keterlaksanaan pembelajaran dalam kategori
baik, sehingga dapat mencapai indikator pembelajaran.
4. Uji Coba Lapangan Awal
Uji coba lapangan awal merupakan tahap yang dilakukan untuk
mengetahui apakah media komik yang dikembangkan layak digunakan dalam
pembelajaran atau tidak. Uji coba lapangan awal dilakukan pada tanggal 15
Mei 2017 terhadap 9 siswa dari kelas X IPS MAN 2 Filial. Siswa yang
dijadikan sampel mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda yaitu 3 siswa
berkemampuan rendah, 3 siswa berkemampuan sedang dan 3 siswa
berkemampuan tinggi. Uji coba lapangan awal dilakukan dengan bentuk
penelitian one-shot case study.
Hasil kegiatan belajar mengajar pada uji coba ini memperlihatkan saat
kegiatan pendahuluan siswa langsung fokus dengan apersepsi yang diberikan
sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari reaksi redoks. Setelah
menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa dikondisikan untuk membaca dan
memahami isi komik dalam waktu 30 menit. Setelah 30 menit siswa diminta
untuk menyampaikan informasi-informasi penting yang diperoleh dari komik.
Terdapat tiga siswa yang menyampaikan informasi-inforamasi penting yang
diperoleh dari membaca komik. Setelah itu peneliti meluruskan dan mengulas
secara singkat isi komik yang telah dibaca. Kemudian peneliti dan siswa
bersama-sama menarik kesimpulan dan meluruskan informasi yang diperoleh
dari komik. Setelah itu peneliti memberikan beberapa contoh dalam
menentukan bilangan oksidasi dan reduksi dari suatu unsur maupun senyawa
serta menentukan reduktor dan oksidator dalam reaksi redoks.
Siswa lalu diarahkan untuk mengerjakan 3 soal latihan yang akan
diselesaikan bersama-sama. Soal latihan yang dikerjakan terkait penentuan
biloks suatu unsur dalam senyawa serta menentukan reduktor dan oksidator
dari reaksi redoks. Pada tahap ini peneliti berkeliling menghampiri tempat
duduk siswa untuk melihat siswa mengerjakan latihan sambil sesekali
memberikan penjelasan singkat kepada siswa yang merasa kebingungan.
53

Beberapa pertanyaan yang muncul dari uji coba lapangan awal adalah terkait
aturan-aturan menentukan biloks serta penetuan reduktor dan oksidator.
Kemudian siswa diarahkan untuk menyelesaikan soal-soal latihan tersebut di
papan tulis secara bergantian dan menjelaskan setiap jawaban yang telah
ditulis di papan tulis. Lalu peneliti dan siswa lainnya mengoreksi pekerjaan
siswa tersebut di papan tulis dan membahasnya secara bersama-sama. Setelah
itu siswa diarahkan untuk mengerjakan soal evaluasi berupa post-test. Soal
post-test berjumlah 4 soal. Tujuan diberikannya soal post test ini adalah untuk
mengetahui keefektifan media komik yang digunakan dalam pembelajaran
pada uji coba lapangan awal.
Keefektifan dapat diketahui dari hasil post-test. Selain mampu
memberikan pemahaman atau membantu siswa dalam memahami konsep yang
diajarkan, media komik diharapkan efektif dalam memberikan dampak
terhadap perubahan hasil belajar setelah penggunaannya. Analisis keefektifan
dilakukan dengan menganalisis nilai sesudah pembelajaran menggunakan
media komik pada siswa yang dijadikan sampel uji coba lapangan awal.
Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Post-test Siswa pada uji lapangan awal

Post-test
Nilai Rata-Rata 81,06
Jumlah Siswa Tuntas 8 orang
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 1 orang
Persentase Ketuntasan Siswa 88,89%

Tabel 4.5 menunjukkan persentase ketuntasan dari 9 siswa pada posttest


dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 88,89%. 1 dari 9 siswa yang
memiliki nilai post-test dibawah standar ketuntasan dengan nilai 74,07. Hal ini
disebabkan karena siswa yang kurang teliti dalam memahami maksud soal.
pada soal no.1, maksud dari soal adalah penjelasan perkembangan reaksi
redoks namun siswa hanya sekedar menyebutkan perkembangan-
perkembangan reaksi redoks tanpa ada penjelasan. kemudian soal no. 4 juga
54

masih banyak yang keliru dalam menentukan reduktor dan oksidator, padahal
di dalam komik sudah cukup jelas pembahasan tentang hal tersebut. Media
komik yang dikembangkan dikatakan efektif jika setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan media komik, siswa tuntas secara klasikal atau
lebih besar sama dengan 65% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
(Astuti, Nur dan Rahayu, 2012: 54). Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa media komik yang dikembangkan sudah efektif.

Tahap akhir pembelajaran siswa diminta menarik kesimpulan secara


keseluruhan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini guru dan
siswa juga diminta mengisi angket respon untuk mengetahui bagaimana
kepraktisan media yang dikembangkan pada uji coba lapangan awal. Hasil
analisis angket respon guru pada uji coba lapangan awal diperoleh skor dengan
rentang 3-4 pada setiap aspek. Artinya secara keseluruhan, media komik dinilai
telah sesuai untuk digunakan. Hal ini disebabkan karena guru pengampu mata
pelajaran kimia di MAN 2 Filial ini juga dilibatkan sebagai validator sehingga
kritik dan saran banyak diberikan ketika tahap validasi. Namun berdasarkan
hasil respon guru pada uji lapangan awal ada beberapa saran yang diberikan
yaitu ukuran huruf yang digunakan pada komik disesuaikan lagi dengan
standar penulisan yang ada yaitu dengan size 12. Penilaian aspek lain seperti
materi, tampilan, bahasa, tulisan di nilai telah sesuai. Sedangkan hasil analisis
respon siswa uji coba lapangan awal, menunjukkan respon siswa terhadap
media komik dengan rata-rata nilai lebih besar dari 60. Hal ini berarti aspek
materi, tampilan, bahasa, tulisan, alur cerita, serta contoh soal pada media
komik berdasarkan respon siswa telah sesuai untuk digunakan pada uji
lapangan utama. Adapun rekapitulasi hasil analisis angket respon guru dan
siswa pada uji lapangan awal dapat dilihat pada Tabel 4.7.
55

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru dan Siswa

Nilai Respon
Guru Siswa

Uji coba lapangan awal 87,50% 84,50%

Tabel 4.7 menunjukkan nilai respon guru dan siswa terhadap penggunaan
media komik dengan nilai lebih besar dari 60. Media komik dikatakan praktis
jika diperoleh nilai respon dengan kriteria minimal baik dengan rentang nilai
60-80 (Faroh, Sukestiyarno dan Junaedi, 2014: 100). Dapat disimpulkan
bahwa media komik yang dikembangkan telah memenuhi aspek kepraktisan
dengan tingkat kepraktisan baik. sehingga media komik ini bisa digunakan
pada uji lapangan utama.
5. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Awal
Revisi yang dilakukan pada tahap ini berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan pada uji coba lapangan awal yaitu berdasarkan analisis hasil belajar
siswa serta analisis komentar/saran yang diberikan oleh guru dan siswa terhadap
media komik. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa bahwa media komik yang
dikembangkan pada tahap uji lapangan awal telah memenuhi aspek keefektifan.
Sedangkan berdasarkan analisis angket respon guru dan siswa masih ada
beberapa masukan dan saran. Rekapitulasi komentar/saran tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Rekapitulasi Respon Guru dan Siswa Uji Coba Lapangan Awal

No Responden Respon
1. Guru 1 Ukuran huruf seharusnya size standar yaitu 12
2. Siswa 1 Komiknya menarik sehingga dapat memotivasi saya dalam
belajar materi redoks ini.
3. Siswa 2 Bahasa dan alur cerita yang dibuat menarik,sehingga
memudahkan sya untuk memahaminya
4. Siswa 3 Contoh yang diberikan sangat dekat dengan kehidupan sehari-
hari
5. Siswa 4 Komiknya bisa dipelajari sendiri dirumah, karena mudah di
pahami dan menarik.
56

Respon guru pada uji coba lapangan awal sudah cukup baik namun ada
sedikit masukan terkait kesesuaian ukuran huruf pada media. Sebenarnya pada
tahap pengembangaan draf produk , produk sudah dibuat dengan ukuran huruf
dengan size standar yaitu 12 namun pada saat pencetakan ternyata ukuran huruf
pada produk mengalami perubahan. Karena keterbatasan software yang dimiliki
peneliti, ketika percetakan ukuran huruf pada komik belum bisa diseragamkan.
Sedangkan respon siswa tidak mengarah pada revisi produk melainkan kepada
komentar-komentar positif tentang media komik yang digunakan. Oleh sebab
itu, media komik yang dikembangkan tidak lagi direvisi dan dianggap sebagai
produk yang layak digunakan pada tahap uji coba lapangan utama.

6. Uji Coba Lapangan Utama


Uji coba lapangan utama bermanfaat untuk melihat sejauh mana produk
yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Uji lapangan utama ini
dilakukan untuk memperoleh produk akhir dari media komik yang
dikembangkan. Uji coba lapangan utama dilakukan pada tanggal 22 Mei 2017
terhadap seluruh siswa kelas X IPA yang berjumlah 23 siswa.
Semua langkah-langkah uji coba lapangan utama sama dengan langkah-
langkah yang dilakukan pada uji coba lapangan awal yang membedakan
hanyalah jumlah sampel yang digunakan lebih besar dibandingkan pada uji
coba lapangan awal. Seperti halnya pada uji coba lapangan awal diakhir
pembelajaran siswa diarahkan untuk mengerjakan soal evaluasi berupa post-test
dan mengisi angket respon siswa. Soal post-test berjumlah 4 soal. Tujuan
diberikannya soal post test ini adalah untuk mengetahui keefektifan media
komik yang digunakan dalam pembelajaran pada uji coba lapangan awal.
Keefektifan dapat diketahui dari hasil post-test. Selain mampu memberikan
pemahaman atau membantu siswa dalam memahami konsep yang diajarkan,
media komik diharapkan efektif dalam memberikan dampak terhadap
perubahan hasil belajar setelah penggunaannya. Analisis keefektifan dilakukan
dengan menganalisis nilai sesudah pembelajaran menggunakan media komik
57

pada siswa yang dijadikan sampel uji coba lapangan utama. Rekapitulasi hasil
belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Post-test Siswa pada uji lapangan utama
Post-test
Nilai Rata-Rata 85,18
Jumlah Siswa Tuntas 22 orang
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 1 orang
Persentase Ketuntasan Siswa 95,65 %

Tabel 4.7 menunjukkan persentase ketuntasan dari 23 siswa pada posttest


dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 95,65 %. 1 dari 23 siswa yang memiliki
nilai post-test dibawah standar ketuntasan yaitu besar dari sama dengan 75. terdapat
satu siswa yang tidak tuntas karena memiliki nilai post-test sebesar 66,66. hal ini
disebabkan karena siswa yang kurang teliti dalam mengerjakan dan memahami
maksud dari soal tersebut. Pada soal no.1 maksud dari soal adalah penjelasan
perkembangan reaksi redoks namun siswa hanya sekedar menyebutkan
perkembangan- perkembangan reaksi redoks tanpa ada penjelasan. kemudian soal
no. 3 siswa tersebut keliru menentukan biloks unsur dalam suatu senyawa
disebabkan kesalahan dalam perhitungan. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi
kefektifan pada media. Media komik yang dikembangkan dikatakan efektif jika
setelah mengikuti pembelajaran menggunakan media komik, siswa tuntas secara
klasikal atau lebih besar sama dengan 65% dari jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut (Astuti, Nur dan Rahayu, 2012: 54). Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa media komik yang dikembangkan telah memenuhi aspek keefektifan.

Tahap akhir guru dan siswa juga diminta mengisi angket respon untuk
mengetahui bagaimana kepraktisan media yang dikembangkan pada uji coba
lapangan utama. Analisis angket respon guru dan siswa pada uji coba lapangan
utama diperoleh skor dengan rentang 3-4 pada setiap aspek. Hasil analisis respon
guru dan siswa menunjukkan respon terhadap media komik dengan rata-rata nilai
lebih besar dari 60. Hal ini berarti aspek materi, tampilan, bahasa, tulisan, alur
cerita, serta contoh soal pada media komik berdasarkan respon guru dan siswa telah
58

sesuai untuk digunakan sebagai media pembelajaran pada materi reaksi redoks.
Artinya secara keseluruhan, media komik dinilai telah sesuai untuk digunakan.
Adapun rekapitulasi hasil analisis angket respon guru dan siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Angket Respon Guru dan Siswa

Nilai Respon
Guru Siswa

Uji coba lapangan utama 87,50 % 81,25 %

Tabel 4.8 menunjukkan nilai respon guru dan siswa terhadap penggunaan
media komik dengan nilai lebih besar dari 60. Media komik dikatakan praktis
jika diperoleh nilai respon dengan kriteria minimal baik dengan rentang nilai 60-
80 (Faroh, Sukestiyarno dan Junaedi, 2014: 100). Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa media komik yang dikembangkan telah memenuhi aspek kepraktisan
dengan tingkat kepraktisan baik.
7. Revisi Hasil Uji Coba Lapangan Utama
Revisi yang dilakukan pada tahap ini berdasarkan hasil analisis yang
dilakukan pada uji coba lapangan utama yaitu berdasarkan analisis hasil belajar
siswa serta analisis komentar/saran yang diberikan oleh guru dan siswa terhadap
media komik. Rekapitulasi respon guru dan siswa pada uji coba lapangan utama
dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Respon Guru dan Siswa Uji Coba Lapangan Utama
No Responden Respon
1. Guru 1 Media komik secara umum sudah baik.
2. Siswa 1 Media komik lebih menarik untuk dipelajari.
3. Siswa 2 Bahasa yang digunakan Bahasa sehari-hari , sehingga mudah
untuk dipahami.
4. Siswa 3 Tulisan, gambar dan warna sudah bagus, isinya juga
membantu memudahkan dalam memahami materi
5. Siswa 4 Banyak gambar, membuat saya tertarik untuk belajar
59

Respon guru dan siswa pada uji coba lapangan utama ini tidak mengarah
kepada revisi produk, melainkan kepada komentar-komentar positif tentang
media komik yang digunakan. Oleh sebab itu, media komik yang dikembangkan
tidak lagi direvisi dan dianggap sebagai produk akhir yang layak digunakan dalam
proses pembelajaran.
60

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Media komik yang dikembangkan pada penelitian ini telah layak digunakan
sebagai bahan ajar pada materi Reaksi Redoks karena telah memenuhi kriteria
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan sebagai berikut:
1. Hasil analisis kevalidan aspek materi, media dan bahasa menunjukkan nilai
koefisien validitas masing-masing sebesar 1,00 dengan kriteria sangat tinggi.
2. Hasil analisis kepraktisan berdasarkan nilai respon guru pada uji coba lapangan
awal dan utama sama-sama sebesar 87,50% (kriteria sangat tinggi), sedangkan
nilai respon siswa untuk uji coba lapangan awal dan utama masing-masing
84,50% (kriteria sangat tinggi) dan 81,25% (kriteria sangat tinggi).
3. Hasil analisis keefektifan menunjukkan persentase ketuntasan pada uji coba
lapangan awal dan utama masing-masing 88,89% (kritria sangat baik) dan
95,65% (kriteria sangat baik).
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang
dapat dijadikan sebagai saran, antara lain:
1. Soal no.1 sebaiknya kalimatnya diperjelas menjadi ”jelaskan perkembangan 3
konsep redoks?”.
2. Sebaiknya pada pengembangan media komik ini dilakukan penelitian lanjutan
pada tahap penyebaran
3. Pengembangan media komik tidak hanya dikembangkan pada materi reaksi
redoks, namun dapat dikembangkan untuk materi kimia lainnya

60
61

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tabany, T.I.B.2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan


Kontekstual : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum
2013(Kurikulum Tematik Integrati/TIK). Jakarta : Prenadamedia.
Alfiyani, N., Yayuk M., & Khutobah. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran dalam
Bentuk Komik pada Mata Pelajaran IPS Sub Pokok Bahasan Detik-Detik
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia untuk Kelas V SD. Artikel Ilmiah
Mahasiswa. 1(1) : 1-5.
Amir, M.M., & Arsyad, M. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pengalaman Pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMAN 9 Pinrang. Jurnal Sains Dan
Pendidikan Fisika. Jild 11 No 3.

Anissa, N. 2013. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Reaksi Reduksi Oksidasi
Di Kelas X SMA Swasta Mujahidin Pontianak. SKRIPSI. Pontianak : Universitas
Muhammadiyah Pontianak.

Arsyad, A. 2015. Media Pembelajaran. Depok : PT Rajagrafindo Perjada.

Astuti, W. P., Nur, M. & Rahayu, Y. R. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran


untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pelatihan Strategi Belajar
Membaca pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan Darah di SMA. Pendidikan
Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. 1(1): 52-59.
Budiarti, Wahyu N., & Haryanto. 2016. Pengembangan Media Komik Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas IV. Jurnal Prima Edukasia. Vol 4.No 2 : (233 - 242)
Chang, R. 2003. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Daryanto, 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media

Dewi , E.C. 2016. Pengembangan Komik Akuntansi Sebagai Media Pembelajaran


Akuntansi Pada Materi Jurnal Penyesuaian Untuk Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri
1 Imogiri Tahun Ajaran 2015/2016. SKRIPSI. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Ermawati ,E., Marmi S., & Diane N. 2014. Pembuatan Komik Tentang Tekanan
Hidrostatis Sebagai Media Pembelajaran Fisika. Radiasi : Vol.4. No.1 :1-8.
62

Faroh, N., Sukestiyarno & Junaedi, I. (2014). Model Missouri Mathematics Project
Terpadu dengan TIK untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah dan
Kemandirian Belajar. UJMER. 3(2): 98-103.
Fawaidah, H., & Sukarmin. 2016. Pengembangan Media CHEMIC (Chemistry Comic)
Sebagai Media Pembelajaran Pada Materi Ikatan Kimia Untuk Siswa Kelas X
SMA. Unesa Journal of Chemical Education. Vol. 5, No. 3: (621-628)
Gumelar, M.S. 2011. Comic Making- Cara Membuat Komik. Jakarta : Indeks

Hairida, Astuti, W.M. 2012. Self Efficacy Dan Prestasi Belaar Siswa Dalam Pembelaaran
IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika Dan IPA. Volume 3. No 1.

Indaryati & Jailani, 2015. Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika


Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V. Jurnal Prima
Edukasia. Volume 3. No 1.

Masdiono, T. 2004. 14 Jurus Membuat Komik. Jakarta : Creative Mediana.

Mulyanti, S. 2015. Kimia Dasar (Jilid 1). Bandung : Alfabeta

Mulyatiningsih, E. 2014. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung :


Alfabeta.

Novianti, R.D. & M. Syaichudin. 2011. Pengembangan Media Komik Pembelajaran


Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan
Pada Siswa Kelas V SDN Ngembung. Skripsi. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya

Nur, F., Hobri & Suharto. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika pada Model ‘CORE’ (Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending) dengan Pendekatan Kontekstual Pokok Bahasan Peluang untuk Siswa
SMA Kelas XI. Kadikma. 5(2): 111-120.
Prasetyo, W. 2011. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Dengan Pendidikan
PMR Pada Materi Lingkaran Di Kelas VIII SMAN 2 Kepohbaru Bojonegara.
Mathedunesa. Unversitas Negri Surabaya.

Purba, M. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Rahayu, D. & Utiya A. 2012. Pengembangan Instrument Penilaian Kognitif Berbasis


Computer Dengan Kombinasi Permainan “Who Wants To Be A Chemist” Pada
63

Materi Pokok Struktur Atom Untuk Kelas X SMA RSBI. Prosiding Seminar
Nasional Kimia UNESA. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Ramadhani, P.K. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Komik Kimia Dengan Tema
Pertualangan Untuk SMA/MA Kelas XII Semester Gasal Dengan Materi Kimia
Unsur. Skripsi. Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga.

Rini, M.N. 2009. Peningkatan Minat Belajar Kimia Siswa Melalui Modul Komik Pada
Kelas X Di MAN 2 Wates Kulon Proge. Prosiding Seminar Nasional Penelitian
Pendidikan Dan Penerapan MIPA, FMIPA. Universitas Negri Yogyakarta.

S, Syukri . 1999. Kimia Dasar 1. Bandung : ITB

Sadiman, A.S. 2004. Media Pendidikan (Media Pendidikan (Pengembangan Dan


Pemanfaaatannya). Jakarta : PT. Raja Garfindo

Saputro, A.D. 2015. Aplikasi Komik Sebagai Media Pembelajaran. M U A D D I B


Vol.05 No.01.

Sastrohamidjojo, H. 2010. Kimia Dasar . Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.


Situmorang, M.2013. Pengembangan Buku Ajar Kimia Sma Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Prosiding Semirata FMIPA UnLa. Lampung : Universitas Lampung

Sudjana, N. & Ahmad R. 2011. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif,


Dan R&D). Bandung : Alfabeta.

Suhana, C. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Rafika Aditama.

Sukmadinata, N.S. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Wahyuningsih, A.N. 2011. Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf
Untuk Pembelajaran Yang Menggunakan Strategi PQ4R. Jurnal PP. Volume 1.
No.2.

Waluyanto, H.D. 2005. Komik Sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.


Nirmana. Volume 7. No 1.
64

Widoyoko,E.P. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Wurianto. 2009. Komik Sebagai Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press


Zulkifli.2010. Pengaruh Media Komik Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep
Reaksi Redoks. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah.
65

DESKRIPSI DIRI

1. DATA PRIBADI
Nama : Nurhafidza
Tempat, Tanggal Lahir : Tamang, 24 Desember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Kawin
Alamat : Dusun Tamang, Desa Berlimang, RT/RW 005/002
Kec. Teluk Keramat, Kab. Sambas
No. HP : 089693549261
Email : Hafiza24.fh@gmail.com

2. JENJANG PENDIDIKAN
SD : SDN 05 Tamang 2007
SMP : SMPN 06 Teluk Keramat 2010
SMA : MA Darussalam Sengkubang 2013
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Pontianak 2017

3. DATA ORANG TUA


Nama Ayah : Ahyan
Tempat, Tanggal Lahir : Sungai Baru, 10 Juni 1965
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Rina
Tempat, Tanggal Lahir : Tamang, 26 Agustus 1972
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun Tamang, Desa Berlimang, RT/RW 005/002
Kec. Teluk Keramat, Kab. Sambas
66

LAMPIRAN A
Lampiran A-1
67

Lembar Wawancara Guru Mata Pelajaran Kimia


Di MAN 2 Filial

Narasumber : Yossi Deafirmanda S.Pd


Tempat : kantor guru MAN 2 Filial
Hari / Tanggal : Kamis, 12 Januari 2017
No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah Anda sering menggunakan Iya.
media pembelajaran dalam proses
KBM?
2 Media Pembelajaran apa yang sering Sering mengunakan buku paket dan
Anda gunakan dalam proses KBM? LKS, namun pada materi tertentu
menggunkan Power point
3 Bagaimana ketersediaan buku paket Belum. Hingga saat ini ketersediaan
dan LKS untuk siswa? Apakah sudah buku paket untuk siswa belum ada.
memadai? Buku paket hanya sebagai pegangan
untuk guru. Namun untuk pegangan
siswa saat ini hanya LKS
3 Pada materi seperti apa anda Materi-materi yang berisi konsep-
menggunakan media pembelajaran konsep tidak terdapat hitungan, seperti
Power point? pada materi sistem periodik unsur,
struktur atom,koloid.
4 Bagaimana respon siswa terhadap Untuk media Power Point, Mereka
media pembelajaran yang anda sangat antusias apalagi jika kita
gunakan seperti power point maupun menggunakan media yang menarik dan
LKS? memberikan sesuatu yang baru, media
yang belum pernah kita gunakan dalam
proses pembelajaran. Misalnya
menggunakan media berbasis
elektronik. Namun permasalahannya
adalah sekolah tidak mempunyai
banyak ketersediaan infocus.
Untuk LKS hanya siswa tertentu saja
yang mau membaca, banyak keluhan
dari siswa yang mengatakan bahwa
Bahasanya susah untuk dipahami dan
membosankan saat membacanya
Ada berapa ketersediaan infocus di Jumlah infocus ada 4 unit, namun yang
sekolah ? bisa digunakan hanya ada 2 unit.
Sedangkan jumlah kelas ada 7 unit.
Selain pemasalahan infocus, apakah Ada, sulitnya memvisualkan bahan
ada permasalahan lain yang membuat ajar disebabkan oleh keterbatasan
anda kesulitan dalam memvisualkan peralatan, alat, bahan, biaya, bahkan
bahan ajar? terbatas oleh kemampuan saya.
5 Apakah kurang nya minat siswa Tidak, berdasarkan pengamatan saya
dalam membaca yang mengakibatkan mereka justru hobi membaca, namun
siswa malas untuk membaca LKS? bacaaan yang mereka baca berupa
68

buku-buku non fiksi, seperti novel,


komik, dan cerpen,
6 Apakah dengan media LKS dapat Tidak terlalu, hal ini dibuktikan dengan
mempermudah pemahaman siswa banyak siswa yang tidak tuntas apabila
terhadap materi yang anda diberikan soal ulangan pada akhir bab.
sampaikan?
7 Apakah dengan media LKS dapat Tidak terlalu, namun jika kita
meningkatkan motivasi siswa dalam memberikan media yang menarik
belajar mudah untuk dipahami mereka akan
termotivasi dalam pembelajaraan
8 Apakah dengan media LKS dapat Hasil belajar siswa belum sesuai
meningkatkan hasil belajar siswa dengan yang saya harapkan
sesuai dengan yang anda harapkan?
9 Apakah media LKS dapat dijadikan Belum bisa. Hal ini terbukti ketika
sebagai media belajar mandiri untuk pembelajaran berlangsung, hanya 4-5
siswa di rumah? orang saja yang memahami isi materi
pada LKS tersebut. Disebabkan mereka
sudah membaca di rumah .Namun yang
lainnya untuk memegang buku saja
mereka malas
69
Lampiran A-2

Hasil Angket respon siswa terhadap Buku Pelajaran Kimia


di Kelas X IPA MAN 2 Filial

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak

1 Apakah buku pelajaran kimiamu menarik? 31,81 % 68,18 %


2 Apakah kamu senang membaca buku 22,72 % 77,27 %
pelajaraan kimia di rumah?

3 Apakah kamu menyukai buku pelajaran 90,9 % 9,09 %


kimia yang menarik?

4 Apakah kamu menyukai buku pelajaran 69,09 % 30,9 %


kimia yang bergambar?

5 Apakah kamu mudah memahami 22,72% 77,27 %


penggunaan bahasa dalam uraian materi di
dalam buku pelajaran kimia?
6 Adakah buku yang kamu baca selain dari 77,27 % 22,72 %
buku pelajaran ? jika ya buku apa?

7 Apakah dengan adanya buku tersebut akan 63,63 % 36,36 %


membantu memudahkan kamu menguasai
pelajaran ?
8 Apakah dengan adanya buku tersebut akan 59,09 % 40,9 %
menambah ketertarikankan kamu dalam
belajar kimia?
9 Apakah dengan adanya buku tersebut akan 54,54 % 45,45 %
membuat kamu belajar kimia dirumah?
Lampiran A-3
70

Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X IPA MAN 2 Filial Tahun Ajaran
2015/2016

No Nama Materi
1 2 3 4
M R M R M R M R
1 K-S1 37 78 65 78 55 78 7 78
2 K-S2 68 78 50 78 68 78 41 78
3 K-S3 79 - 72 78 77 74 78
4 K-S4 54 78 89 38 78 5 78
5 K-S5 52 78 39 78 48 78 8 78
6 K-S6 59 78 43 78 72 78 52 78
7 K-S7 75 - 78 65 78
8 K-S8 79 - 94 66 83
9 K-S9 64 78 94 73 80
10 K-S10 51 78 39 78 38 78 30 78
11 K-S11 55 78 39 78 53 77
12 K-S12 66 78 75 78 84 78 62 78
13 K-S13 64 78 75 78 60 77
14 K-S14 62 78 82 60 78 43 78
15 K-S15 44 78 59 78 64 78 56 78
16 K-S16 61 78 75 78 69 78
17 K-S17 50 78 82 70 78 78
18 K-S18 62 78 82 51 78 14 78
19 K-S19 67 78 50 78 58 78 38 78
20 K-S20 78 83 64 78
21 K-S21 75 78 50 78 42 78
22 K-S22 60 78 31 78 84 48 78
23 K-S23 71 78 63 78 60 78 60 78
24 K-S24 66 78 94 34 78 8 78
25 K-S25 55 78 100 91 68 78
26 K-S26 67 78 81 61 78 18 78
27 K-S27 70 78 75 78 75 80
28 K-S28 67 78 39 78 80 80
29 K-S29 60 78 75 78 89 60 78
30 K-S30 39 70 81 64 78 30 78
Jumlah 1779 2054 1848 1342
Rata-rata 59,3 68,46 61,6 44,73

Nb : 1 = Stoikiometri
2 = Elektrolit dan Non Elektrolit
3 = Rumus,Tata nama, hukum dasar kimia
4 = Reaksi Reduksi Oksidasi
71

LAMPIRAN B
Lampiran B-1 72

LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI MEDIA

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi
Redoks Untuk Kelas X MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk pengisian :
1. Angket penelitian ini dimaksud untuk mendapatkan informasi dari Bapak/ibu sebagai
ahli media komik yang dimuat dalam media komik yang sedang dikembangkan sebab
data yang akan didapatkan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
peningkatan kualitas media komik ini.
2. Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom dengan memilih :
1 = STS (jika media komik SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
2 = TS (jika media komik TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
3 = S (jika media komik SESUAI dengan deskripsi)
4 = SS (jika media komik SANGAT SESUAI dengan deskripsi)
3. Apabila bapak ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang
disediakan
4. Jika ada, tuliskanlah komentar bapak/ibu secara keseluruhan mengenai media komik
yang disediakan
5. Atas kesediaan Bapak/ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan
terimakasih
No Deskripsi Skala Penilaian Kritik / Saran
1 2 3 4
1 Judul cerita menarik
2 Desain sampul memberi kesan positif
sehingga mampu menarik minat
pembaca
3 Penyajian gambar tokoh menarik dan
proporsional
4 Panel baca yang digunakan
mempermudah memahami alur cerita
5 Balon kata yang digunakan dapat
dibaca secara sistematis
6 Ilustrasi yang disajikan mendukung
kemudahan pembaca untuk
memahami materi
7 Media komik kimia dapat
memudahkan pembelajaran siswa
baik secara mandiri maupun di dalam
kelas
8 Media komik kimia dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari kimia kususunya pada
materi redoks.
73

9 Bentuk dan ukuran huruf yang


digunakan jelas dan mudah dibaca
10 Hasil cetakan komik sudah baik
11 Desain halaman komik menarik
Dimodifikasi dari penelitian Ramadhani, P.K (2014) & Amalia, R. (2016)
Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai media komik ini

Kesimpulan Umum (pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan Ahli Media Komik terhadap media komik yang dikembangkan, media komik ini
dinyatakan :
a. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
b. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak untuk dignakan untuk uji coba lapangan

Pontianak, 2017
Ahli Media Komik

(………....………..………..)
Lampiran B-2
74

LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI MATERI


Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi Redoks
Untuk Kelas X MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk pengisian :
1. Angket penelitian ini dimaksud untuk mendapatkan informasi dari Bapak/ibu
sebagai ahli materi yang dimuat dalam media komikyang sedang dikembangkan
sebab data yang akan didapatkan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
peningkatan kualitas media komik ini.
2. Berilah tanda ceklis ( ) pada salah satu kolom dengan memilih :
1 = STS (jika media komik SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
2 = TS (jika media komik TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
3 = S (jika media komik SESUAI dengan deskripsi)
4 = SS (jika media komik SANGAT SESUAI dengan deskripsi)
3. Apabila bapak ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom
yang disediakan
4. Jika ada, tuliskanlah komentar bapak/ibu secara keseluruhan mengenai media
komik yang disediakan
5. Atas kesediaan Bapak/ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan
terimakasih
No Deskripsi Skala Penilaian Kritik / Saran
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan sesuai
/relevan dengan kompetensi dasar
dan tujuan pembelajaran
2 Konsep dan definisi yang
disajikan sesuai dengan konsep
dan definisi yang berlaku dalam
bidang ilmu kimia khususnya
pada materi redoks
3 Apersepsi yang dikandung dalam
cerita dapat menguatkan ingatan
siswa pada materi
4 Topik yang dibahas dapat
dimengerti dengan jelas
5 Materi redoks dibahas secara
runtut
6 Materi redoks dibahas secara
tuntas
7 Tingkat kesulitan dan keabstrakan
konsep sesuai dengan tingkat
berfikir siswa kelas X, Sehingga
75

dapat diterjemahkan dengan


mudah
8 Contoh yang disajikan sesuai
dengan kondisi yang ada di
lingkungan sekitar
9 Contoh yang dsajikan jelas dan
mendukung peahaman siswa
SMA kelas X
10 Dialog / teks sesuai dengan materi
yang dibahas
11 Aspek pembelajaran mencakup
kognitif, psikomotorik dan afektif
telah padu dalam materi

Dimodifikasi dari penelitian Ramadhani, P.K (2014) & Amalia, R. (2016)

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai media komik ini

Kesimpulan Umum (pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan ahli materi terhadap media komik yang dikembangkan, media komik ini
dinyatakan :
a. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
b. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak untuk dignakan untuk uji coba lapangan
Pontianak, 2017
Ahli Materi

(………..……..………..………..)
Lampiran B-3
76

LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI BAHASA

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi Redoks
Untuk Kelas X MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk pengisian :
1. Angket penelitian ini dimaksud untuk mendapatkan informasi dari Bapak/ibu
sebagai ahli bahasa yang dimuat dalam media komik yang sedang dikembangkan
sebab data yang akan didapatkan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
peningkatan kualitas media komik ini.
2. Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom dengan memilih :
1 = STS (jika media komik SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
2 = TS (jika media komik TIDAK SESUAI dengan deskripsi)
3 = S (jika media komik SESUAI dengan deskripsi)
4 = SS (jika media komik SANGAT SESUAI dengan deskripsi)
3. Apabila bapak ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom
yang disediakan
4. Jika ada, tuliskanlah komentar bapak/ibu secara keseluruhan mengenai media
komik yang disediakan
5. Atas kesediaan Bapak/ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan
terimakasih
No Deskripsi Skala Penilaian Kritik / Saran
1 2 3 4
1 Petunjuk penggunaan komik
disampaikan dengan jelas
2 Istilah – istilah yang digunakan
tepat dan sesuai dengan bidang
kimia
3 Penggunaan bahasa mudah untuk
memahami alur
4 Penggunaan bahasa mudah untuk
memahami materi
5 Penggunaan Bahasa santun dan
tidak mengurangi nilai- nilai
pendidikan
6 Teks dialog yang digunakan
dalam komik dapat
menyampaikan materi dengan
Tepat
Dimodifikasi dari penelitian Ramadhani, P.K (2014) & Amalia, R. (2016)
77

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai media komik ini

Kesimpulan Umum (pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan Ahli bahasa terhadap media komik yang dikembangkan, media komik ini
dinyatakan :
a. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
b. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak untuk dignakan untuk uji coba lapangan

Pontianak, 2017
Ahli bahasa

(….………..………..………..)
Lampiran B-4 78

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI MEDIA


KOMIK

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : Pengembangan media komik pada materi reaksi
reduksi oksidasi Kelas X DI MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
1. Anatomi Komik Judul Cerita 1
Panel Baca 4
Balon kata 5
Penyajian ilustrasi yang mengarah pada 6
pemahaan konsep
Proporsi komik sebagai hiburan dan alat 7, 8
2 Mutu gambar
komunikasi pendidikan
Karakter dan penokohan pada gambar yang 3
digunakan
Sampul komik 2
Desain halaman komik 11

3 Tampilan menyeluruh Cetakan komik 10


Bentuk dan ukuran huruf 9
Lampiran B-5
79

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI MATERI

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi
Reduksi Oksidasi Kelas X DI MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
No. Aspek Indikator Nomor
Butir
1. Kompetensi Kesesuaian isi media komik dengan dengan 1
tujuan pembelajaran dan Kompetensi Dasar

2 Kualitas Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek 2


Materi keilmuan
Kesesuaian Kesulitan dan Keabstrakan konsep 7
dengan tingkat kematangan berpikir siswa.
Kejelasan dan keruntutan konsep 4
5
Materi yang dijelaskan di dalam media komik 6
tuntas
3. Keluasan Apersepsi yang dikandung dalam cerita dapat 3
Konsep menguatkan ingatan siswa pada materi
Kesesuaian contoh dengan kondisi yang ada di 8
lingkungan sekitar serta mendukung pemahaman 9
siswa
Dialog / teks sesuai 10

Aspek pembelajaran mencakup kognitif, 11


psikomotorik dan afektif telah padu dalam
materi
Jumlah 11
Lampiran B-6
80

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI MEDIA KOMIK UNTUK AHLI BAHASA

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : pengembangan media komik pada materi reaksi reduksi
oksidasi Kelas X DI MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza

No. Aspek Indikator Nomor Butir


1. Penilaian bahasa Bahasa yang komunikatif dan 1,6
benar
Kesesuaian bahasa dengan 2
ejaan yang disempurnakan
(EYD)
Kesantunan bahasa 5
Dukungan bahasa terhadap
kemudahan memahami alur 3,4
cerita dan materi pada media
komik
81

Lampiran B-7

LEMBAR VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI


MEDIA
Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan media komik pada materi reaksi reduksi
oksidasi Kelas X DI MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika instrumen penilaian untuk ahli media SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika instrumen penilaian untuk ahli media TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika instrumen penilaian untuk ahli media SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika instrumen penilaian untuk ahli media SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai instrumen penilaian untuk ahli
media pada baris yang disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih
Pilihan Kritik/Saran
No Deskripsi
1 2 3 4
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media
1. terhadap anatomi komik ( judul, panel baca dan
balon kata sudah relevan)
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media
terhadap penyajian ilustrasi yang mengarah pada
2.
pemahaan konsep dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media
terhadap proporsi komik sebagai hiburan dan alat
3.
komunikasi pendidikan dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media
terhadap karakter dan penokohan pada gambar
4.
yang digunakan dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media
5. terhadap tampilan menyeluruh dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan.
Kritik/Saran :

Pontianak, 2017
Validator

( )
82

Lampiran B-8

LEMBAR VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI


MATERI
Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan media komik pada materi reaksi reduksi oksidasi
Kelas X DI MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika instrumen penilaian untuk ahli materi SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika instrumen penilaian untuk ahli materi TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika instrumen penilaian untuk ahli materi SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika instrumen penilaian untuk ahli materi SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai angket respon guru pada baris yang
disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih
Kritik/Saran
Pilihan
No Deskripsi
1 2 3 4
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
terhadap kesesuaian media komik dengan tujuan
1.
pembelajaran dan Kompetensi Dasar sudah
relevan dengan informasi yang ingin diperoleh.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
2. terhadap kebenaran dan kejelasan konsep dalam
media komik yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
terhadap keabstrakan dan tingkat kesulitan
3.
konsep dalam media komik yang dikembangkan
sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
4.
terhadap kesesuaian dialog / isi terhadap materi
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
terhadap apersepsi yang dikandung dalam cerita
5.
dapat menguatkan ingatan siswa dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi
terhadap kesesuaian contoh dengan kondisi yang
6 ada di lingkungan sekitar serta mendukung
pemahaman siswa dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan.

Pontianak, 2017
Validator

( )
Lampiran B-9
83

LEMBAR VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI


BAHASA
Mata Pelajaran/Materi : Kimia / reaksi reduksi Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan media komik pada materi reaksi reduksi
oksidasi Kelas X di MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika instrumen penilaian untuk ahli Bahasa SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika instrumen penilaian untuk ahli Bahasa TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika instrumen penilaian untuk ahli Bahasa SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika instrumen penilaian untuk ahli Bahasa SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai instrumen penilaian untuk ahli
Bahasa pada baris yang disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih
Pilihan Kritik/Saran
No Deskripsi
1 2 3 4
Pernyataan mengenai tanggapan ahli Bahasa
terhadap bahasa yang digunakan komunikatif dan
1.
benar dalam media komik yang dikembangkan
sudah relevan.)
Pernyataan mengenai tanggapan ahli bahasa
terhadap kesesuaian bahasa dengan ejaan yang
2.
disempurnakan (EYD) dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli Bahasa
3. terhadap kesantunan bahasa dalam media komik
yang dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli bahasa
terkait dukungan bahasa terhadap kemudahan
4.
memahami alur cerita dan materi pada media
komik

Krittik/Saran :

Pontianak, 2017
Validator

( )
Lampiran B-10
84

KISI-KISI ANGKET RESPON GURU DAN SISWA TERHADAP MEDIA


KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2 FILIAL

No.
Indikator
Pernyataan
Tanggapan terhadap kesesuaian jenis dan ukuran huruf yang digunakan pada media
1,2
komik
Tanggapan terhadap tampilan media komik pada materi reaksi redoks
3,4
Tanggapan terhadap media komik materi redoks memiliki cerita yang menarik 5
Tanggapan terhadap kesesuaian materi redoks pada media komik 6
Tanggapan terhadap Bahasa yang digunakan pada media komik materi reaksi redoks 7
Tanggapan terhadap contoh materi redoks dalam media komik 8
Tanggapan terhadap dukungan media komik dalam membantu pemahaman siswa pada
9
materi redoks
Tanggapan terhadap dukungan media komik dalam meningkatkan motivasi siswa
10
untuk belajar
Tanggapan terhadap dukungan media komik dalam meningkatkan perhatian siswa
11
pada materi redoks
Tanggapan terhadap dukungan media komik sebagai media pembelajaran yang
12
menyenangkan
Lampiran B-11
85

ANGKET RESPON GURU TERHADAP MEDIA KOMIK PADA MATERI


REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2 FILIAL
Petunjuk Pengisian:
1. Setelah Bapak/Ibu mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik dimohon untuk
memberi penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan media komik pada materi reaksi
redoks!
2. Penilaian cukup dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu kolom yang berisi pernyataan
yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu!
Dengan memilih :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Skor Kritik / Saran


STS TS S SS
1 Ukuran huruf yang digunakan pada komik
mudah dibaca
2 Pemilihan jenis huruf yang dipakai pada
pada komik sulit dibaca
3 Gambar yang dipakai pada komik ini
mempermudah untuk memahami alur cerita
4 Kualitas gambar pada media pembelajaran
ini baik
5 Cerita dalam media pembelajaran ini
menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran ini sesuai
materi
7 Bahasa yang digunakan pada media komik
ini sulit dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran ini mudah
dipahami
9 Media pembelajaran ini memudahkan siswa
memahami materi
10 Media pembelajaran ini tidak memberikan
motivasi belajar untuk siswa
11 Media pembelajaran ini meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat menjadi
alternatife sumber belajar yang
menyenangkan bagi siswa pada materi
kimia

Pontianak, 2017
Pengampu Pelajaran Kimia MAN 2 Filial

(…………………………)

( )
Lampiran B-12
86

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MEDIA KOMIK PADA MATERI


REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2 FILIAL

Kode siswa :

Petunjuk pengisisan :

1. Setelah kalian mengikuti pembelajaran dengan media komik pada materi redoks dimohon untuk
memberi penilaian terhadap media komik yang telah digunakan!
2. Penilaian cukup memberi tanda () pada salah satu kolom yang berisi pernyataan yang paling
sesuai denga pendapat kalian!
Dengan memilih:
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Skor Kritik / Saran
STS TS S SS
1 Ukuran huruf yang digunakan pada
media pembelajaran memudahkan
saya membaca isi komik
2 Pemilihan jenis huruf yang dipakai
pada media menyulitkan saya
membaca isi komik
3 Gambar yang dipakai pada komik ini
mempermudah saya untuk memahami
alur cerita
4 Kualitas gambar pada media
pembelajaran ini menurut saya sudah
baik
5 Cerita dalam media pembelajaran ini
menurut saya menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran ini
menurut saya sesuai materi
7 Bahasa yang digunakan pada media
komik ini menurut saya sulit dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran ini
menurut saya mudah dipahami
9 Media pembelajaran ini memudahkan
saya memahami materi
10 Media pembelajaran ini tidak
memberikan motivasi belajar untuk
saya
11 Media pembelajaran ini meningkatkan
perhatian saya terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat menjadi
alternatif sumber belajar yang
menyenangkan untuk saya pada materi
kimia
Lampiran B-13 87

LEMBAR VALIDASI LEMBAR ANGKET RESPON GURU TERHADAP


MEDIA KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL
Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Reaksi Reduksi Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi Redoks untuk Siswa
Kelas X MAN 2 Filial

Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika angket respon guru SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika angket respon guru TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika angket respon guru SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika angket respon guru SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai angket respon guru pada baris yang
disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
No Pernyataan Skor Kritik / Saran
STS TS S SS
1 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian ukuran huruf yang digunakan pada
media pembelajaran komik
2 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian Pemilihan jenis huruf yang dipakai
pada media pembelajaran komik
3 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian gambar yang dipakai pada media
pembelajaran komik
4 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kualitas gambar pada media pembelajaran komik
5 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
cerita dalam media pembelajaran komik
6 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian cerita dalam media pembelajaran
komik dengan materi
7 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian bahasa yang digunakan pada media
pembelajaran komik
8 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
kesesuaian contoh pada media pembelajaran
komik mudah dipahami siswa
9 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
media pembelajaran komik dapat memudahkan
pemahaman materi redoks
10 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap
Media pembelajaran komik dapat memberikan
motivasi belajar siswa
88

11 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap


Media pembelajaran komik dapat meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi
12 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap
media pembelajaran komik dapat menjadi
alternative sumber belajar yang menyenangkan
pada materi kimia

Komentar dan Saran Secara Keseluruhan

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………

Pontianak, 2017
Validator,

(…………………………)
Lampiran B-14 89

LEMBAR VALIDASI LEMBAR ANGKET RESPON SISWA TERHADAP


MEDIA KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Reaksi Reduksi Oksidasi


Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi Redoks untuk Siswa
Kelas X MAN 2 Filial

Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
5. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika angket respon siswa SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika angket respon siswa TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika angket respon siswa SESUAI dengan deskripsi
5 : Jika angket respon siswa SANGAT SESUAI dengan deskripsi
6. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
7. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai angket responsiswapada baris yang
disediakan.
8. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
No Pernyataan Skor Kritik / Saran
STS TS S SS
1 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian ukuran huruf yang
digunakan pada media pembelajaran komik
2 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian Pemilihan jenis huruf
yang dipakai pada media pembelajaran
komik
3 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian gambar yang dipakai
pada media pembelajaran komik
4 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kualitas gambar pada media
pembelajaran komik
5 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap cerita dalam media pembelajaran
komik
6 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian cerita dalam media
pembelajaran komik dengan materi
7 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian bahasa yang
digunakan pada media pembelajaran komik
8 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap kesesuaian Contoh pada media
pembelajaran komik mudah dipahami
9 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap media pembelajaran komik dapat
memudahkan pemahaman materi redoks
90

10 Pernyataan mengenai tanggapan siswa


terhadap Media pembelajaran komik dapat
memberikan motivasi untuk belajar
11 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap Media pembelajaran komik dapat
meningkatkan perhatian terhadap materi
12 Pernyataan mengenai tanggapan siswa
terhadap media pembelajaran komik dapat
menjadi alternative sumber belajar yang
menyenangkan pada materi kimia

Komentar dan Saran Secara Keseluruhan

……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………

Pontianak, 2017
Validator,

(……………………………………)
91
Lampiran B-15

Kisi–Kisi Soal Post-Test

Mata Pelajaraan : Kimia


Kelas / Semester :X/2
Sekolah : MAN 2 Filial
Materi Pokok : Reaksi Reduksi-Oksidasi
Bentuk Soal : Essay

Kompetensi Dasar :

3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan


bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.

No Indikator Aspek No
Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Menjelaskan perkembangan konsep  1
reduksi-oksidasi
2 Menjelaskan konsep reduksi-oksidasi  2
dalam kehidupan sehari-hari
3 Menentukan bilangan oksidasi atom  3
dalam molekul atau ion
4 Menentukan reduktor dan oksidator  4
pada reaksi Redoks.
Lampiran B-16 92

--6

Post-Test

Mata Pelajaraan : Kimia


Kelas / Semester :X/2
Sekolah : MAN 2 Filial
Materi Pokok : Reaksi Reduksi-Oksidasi
Bentuk Soal : Essay
Waktu : 15 Menit

Petunjuk :
1. Berdo’alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan test
2. Jawablah soal yang mudah terlebih dahulu
3. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah tersedia
4. Dilarang bertanya dan memberikan jawaban

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !


1. Jelaskan 3 konsep redoks, tulis berdasarkan urutan perkembangan konsep !
2. Jelaskan 3 contoh aplikasi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari !
3. Tentukan bilangan oksidasi atom Cr pada ion Cr2O72-
4. Perhatikan reaksi dibawah ini !
MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l)
Tunjukan reaksi oksidasi dan reduksinya serta tentukan reduktor dan oksidator
pada reaksi tersebut ?
Lampiran B-17 93

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL POST-TEST


No Jawaban Skor Total
1 Konsep I :
a. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan pelepasan & 1
pengikatan oksigen : 1
Reduksi : reaksi pelepasan oksigen
Oksidasi : reaksi pengikatan oksigen 6

Konsep II :
b. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan pelepasan & 1
penerimaan elektron : 1
Reduksi : reaksi pengikatan electron
Oksidasi : reaksi pelepasan elektron
1
Konsep III : 1
c. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi
Reduksi : reaksi penurunan bilangan oksidasi
Oksidasi : reaksi kenaikan bilangan oksidasi

2 1. Reaksi perkaratan pada besi terjadi akibat adanya reaksi 2


oksidasi yang disebabkan karena besi mengikat oksigen
sehingga terjadilah reaksi oksidasi pada besi tersebut. 2 6
reaksi perkaratan terjadi akibat konsep pengikatan
oksigen 2
2. Reaksi pada apel / kentang ang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka mengalami perubahan warna
3. Reaksi yang terjadi pada aki ,reaksi ini karena konsep
pengikatan dan pelepasan electron
3 Bilangan oksidasi atom Cr pada ion Cr2O72-
biloks Cr2O72- = -2 2
2(Cr) + 7(O) = -2 2
2(Cr) + 7(-2) = -2 1 7
2Cr = -2 + 14 1
2Cr = 12 1
12
Cr = 2 = 6
4 MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l) 2
+4 -2 +1 -1 +2 -1 0 +1 -2

MnO2(s)+4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l) 2


8
Oksidasi
Reduksi
Reduktor : HCl
Oksidator : MnO2 2
2
Jumlah 27
94

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Nilai = x 100
𝟐𝟕
95

Lampiran B-18
LEMBAR VALIDASI SOAL POSTTEST
Mata Pelajaran/Materi : Kimia/ Reaksi Reduksi & Oksidasi
Judul Penelitian : Pengembangan Media Komik Pada Materi Reaksi Redok Untuk Siswa Kelas X MAN 2 Filial
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan kriteria skor:
1 : Kurang (hanya ada 1 deskripsi yang muncul)
2 : Cukup (2 deskripsi yang muncul)
3 : Baik (3 deskripsi yang muncul)
4 : Sangat Baik (4 deskripsi yang muncul)
Keterangan Dekripsi:
 Soal sesuai dengan indikator.
 Batasan pertanyaan dan jawaban sudah sesuai.
 Isi materi soal sesuai dengan tujuan pengukuran.
 Isi materi soal sesuai dengan tingkatan kelas, jenjang, dan jenis sekolah.
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
No. Pilihan
Indikator Soal Soal Posttest Kunci Jawaban Soal Posttest Saran
Soal 1 2 3 4
96

Konsep I
a. Konsep reduksi –oksidasi
berdasarkan pelepasan &
pengikatan oksigen :
Reduksi : reaksi pelepasan
oksigen
1 Oksidasi : reaksi pengikatan
oksigen
Konsep II
Menjelaskan
Jelaskan 3 konsep redoks, b.Konsep reduksi –oksidasi
perkembangan berdasarkan pelepasan &
tulis berdasarkan urutan
konsep reduksi penerimaan elektron :
perkembangan konsep !
oksidasi Reduksi : reaksi pengikatan
. electron
Oksidasi : reaksi pelepasan
elektron
Konsep III:
c. Konsep reduksi –oksidasi
berdasarkan kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi
Reduksi : reaksi penurunan
bilangan oksidasi
Oksidasi : reaksi kenaikan
bilangan oksidasi
97

2 Jelaskan 3 contoh aplikasi a. Reaksi perkaratan pada besi


Menjelaskan reaksi redoks dalam terjadi akibat adanya reaksi
konsep reduksi-
kehidupan sehari-hari ! oksidasi yang disebabkan
oksidasi dalam
karena besi mengikat oksigen
kehidupan sehari-
sehingga terjadilah reaksi
hari
oksidasi pada besi tersebut.
reaksi perkaratan terjadi akibat
konsep pengikatan oksigen
b. Reaksi pada apel / kentang ang
dibelah dan dibiarkan di udara
terbuka mengalami perubahan
warna
c. Reaksi yang terjadi pada aki
,reaksi ini karena konsep
pengikatan dan pelepasan
electron
98

Menentukan Tentukan bilangan oksidasi


bilangan oksidasi atom Cr pada ion Cr2O72- Bilangan oksidasi atom Cr pada
3 ion Cr2O72-
atom dalam
molekul atau ion biloks Cr2O72- = -2
2(Cr) + 7(O) = -2
2(Cr) + 7(-2) = -2
2Cr = -2 + 14
2Cr = 12
12
Cr = 2 = 6
99

Perhatikan reaksi dibawah ini


4 Menentukan ! MnO2(s)+4HCl(aq)MnCl2(aq)+ 2Cl2(g) +
reduktor dan +4 -2 +1 -1 +2 -1 0
oksidator pada MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g)
2H2O(l)
reaksi Redoks + 2H2O(l)
+1 -2

MnO2(s)+4HCl(aq)MnCl2(aq) +2Cl2(g) +
Tunjukan reaksi oksidasi dan
reduksinya serta tentukan Reduksi
2H2O(l) Oksidasi
reduktor dan oksidator pada
reaksi tersebut ?

Reduktor : HCl
Oksidator : MnO2
100

Lampiran B-19
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)”
REAKSI REDUKSI & OKSIDASI
KELAS X

Disusun OLEH

NAMA : NURHAFIDZA
NIM : 131620316

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2017
101

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Identitas
Nama Sekolah : MAN 2 FILLIAL
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X / II
Materi Pokok : Reaksi Reduksi & Oksidasi
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

B. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar (KD)


3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.

D. Indikator :
1. Menjelaskan perkembangan konsep reduksi-oksidasi
102

2. Menjelaskan konsep reduksi-oksidasi dalam kehidupan sehari-hari


3. Menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
4. Menujukkan reduktor dan oksidator pada suatu reaksi

1. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan perkembangan konsep reduksi-oksidasi
2. Siswa mampu Menjelaskan konsep reduksi-oksidasi dalam kehidupan sehari-hari
3. Siswa mampu Menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
4. Siswa mampu Menujukkan reduktor dan oksidator pada suatu reaksi

2. Materi Pelajaran
Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan sehari-hari reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak
bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Pada awalnya, reaksi reduksi-oksidasi dikaitkan dengan pengikatan
dan pelepasan oksigen kemudian dikembangkan menjadi proses serah-terima electron dan perubahan bilangan oksidasi (Sudarmo, U 2013)

d. Konsep reaksi redoks ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen


Menurut Sudarmo, U (2013) ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, konsep reaksi redoks data didefinisikan
sebagi berikut :
Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan pengikatan oksigen pada suatu zat baik unsur maupun senyawa. Contoh
konsep reaksi redoks ditinjau dari penggabungan oksigen :
3) Peristiwa perkaratan besi
Reaksinya : 4Fe(s) + 3O2(g)  2Fe2O3(s)
103

4) Pembakaran Lembaran magnesium pada kembang api tetes


Reaksinya : Mg(s) + ½ O2(g)  MgO(s)
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu zat. Contoh konsep reaksi redoks ditinjau dari
pelepasan oksigen:
3) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
Reaksinya : Fe2O3(s) + 3CO(g)  2Fe(s) + 3CO2(g)
4) Pengurangan kadar oksigen
Reaksinya : 2KNO3(s)  2KNO2(s) + O2(g)

e. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron
Sudarmo, U (2013) menjelaskan bahwa pelepasan dan penangkapan elek tron terjadi secara stimulant , artinya jika suatu
spesi melepas elektron berarti ada spasi lain yang menangkap. Hal itu berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi.
Reaksi yang melibatkan oksidasi-reduksi selanjutnya disebut reaksi redoks. Contoh reaksi yang termasuk reaksi redoks
yaitu :

Oksidasi : Ca  Ca2+ + 2e-


Reduksi : S + 2e-  S2-
+
Redoks : Ca + S  Ca2+ + S2-
104

Pada Contoh di atas, kalsium dioksidasi oleh belerang. Oleh karena itu, belerang merupakan pengoksidasi atau
oksidator sedangkan belerang direduksi oleh kalsium sehingga kalsium merupakan pereduksi atau oksidator. Jadi
oksidator merupakan reaksi yang menangkap electron atau yang mengalami reduksi sedangkan reduktor merupakan
reaksi penerima electron atau mengalami oksidasi.

f. Perkembangan konsep reduksi dan oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
Sudarmo, U (2013) menyatakan bahwa untuk menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu senyawa dapat
digunakan beberapa ketentuan berikut :
7) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0 tidak peduli apakah membentuk molekul
yang sederhana atau kompleks.
8) Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada
ion tersebut. Dalam hal ini , muatan dari atom adalah muatan dari ion yang sesungguhnya. Misalnya :
d) Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi.
e) Atom-atom golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi + 2
f) Atom –atom golongan IIIA (Ba, Al, Ga ) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +3..
9) Atom oksigen di dalam senyawa pada umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida.
Ada dua pengecualian yaitu untuk senyawa – senyawa peroksida contohnya H2O2 dan senyawa OF2. Senyawa
peroksida memiliki bilangan oksidasi -1 dan senyawa OF2 memiliki bilangan +2.
105

10) Pada senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Namun
demikian untuk senyawa-senyawa hibrida logam, missal natrium hibrida, NaH, bilangan oksidasi untuk hidrogen
adalah -1.
11) Flour memiliki bilangan oksidasi -1dalam semua senyawanya. Halogen lainnya (Cl, Br, dan I) memiliki bilangan
oksidasi negatif ketika sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen – halogen tersebut bergabung dengan
oksigen misalnya dalam okso dan anion okso maka memiliki bilangan oksidasi positif.
12) Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasinya semua atom penyusunya adalah nol. Dalam ion poliatomik, jumlah
bilangan oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan total ion. Sebagai contoh :
1) Ion Amonium NH4+ ,
Biloks NH4+ = +1
N + 4(1) = +1
N = +1 – 4 = -3
2) H2SO4
Biloks 2(H) + S + 4(O) = 0

Dengan menggunakan konsep bilangan oksidasi, maka dari suatu reaksi redoks dapat diketahui zat mana yang mengalami reaksi
oksidasi dan zat mana yang mengalami zat reduksi. Caranya yaitu dengan memperhatikan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom
yang terlibat reaksi. Dengan memperhatikan perubahan bilangan oksidasi , maka reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan
kenaikan bilangan oksidasi, dan reaksi reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.
106

Contoh : oks

1
H2 + 2O2  H2O
0 0 +1 -2
Red

Atom Hidrogen pada H2 mempunyai bilangan oksidasi 0, dan pada H2O mempunyai bilangan oksidasi +1. Jadi bilangan oksidasi atom
naik dari 0 menjadi +1 sehingga reaksinya merupakan reaksi oksidasi . dan atom O2 mempunai bilangan oksidasi 0 dan pada H2O
mempunyai bilangan oksidasi -2. Jadi mengalami penurunan bilangan oksidasi sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi.
Dengan menggunakan konsep perubahan bilangan oksidasi, maka reaksi reduksi dan oksidasi dari suatu reaksi redoks yang rumit dapat
ditentukan.
Contoh :
Cr2O72-(aq) + 3C2O42-(aq) + 14H+ (aq)  2Cr3+(aq) + 6CO2(g) + 7H2O(l)
+6 -2 +3 -2 +1 +3 +4 -2 +1 -2
Pada reaksi tersebut atom hidrogen dan oksigen tidak berubah bilangan oksidasinya, yang mengalami perubahan hanya bilangan
oksidasi atom Cr dan C. Reduksi

Cr2O72-(aq) + 3C2O42-(aq) + 14H+ (aq)  2Cr3+(aq) + 6CO2(g) + 7H2O(l)


+6 -2 +3 -2 +1 +3 +4 -2 +1 -2
oksidasi

Di dalam reaksi redoks terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan pengoksidasi (oksidator) . pereduksi
(reduktor) adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Dalam hal ini zat pereduksi
107

mengalami oksidasi. Pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami
oksidasi. Dalam hal ini zat pengosidasi mengalami reduksi.

3. Pendekatan dan Model/Metode Pembelajaran


Pendekatan : Scientific
Metode : Ceramah

4. Media dan Sumber Belajar


1. Komik Kimia
2. Papan tulis
3. Spidol

5. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Tahap Uraian Kegiatan Alokasi
Proses Scientific
Pembelajaran Guru Siswa Waktu
1. Pendahuluan a. Guru mengkondisikan siswa a. Siswa memberikan respon a. Mengamati
siap belajar (mengucapkan terhadap guru (menjawab salam,
salam, berdoa, mengecek berdoa dan menyebutkan nama-
kehadiran sebelum memulai nama kawannya yan tidak hadir)
pelajaran) b. Siswa membantu guru menyiapkan
b. Mengamati ± 5 menit
b. Guru menyiapkan media media pembelajaran.
pembelajaran.
c. Guru memberikan apersepsi c. Mengamati dan
c. Siswa menyimak dan menanya
d. Guru menyampaikan tujuan mendengarkan
108

Pembelajaran d. Siswa mendengarkan


d. Mengamati
2. Inti a. Guru membagikan komik a. Siswa mengambil komik Kimia a. Mengamati dan
Kimia “Reaksi Redoks” “Reaksi Redoks” menanya
b. Guru meminta siswa membaca b. Siswa membaca dan memahami isi
dan memahami isi komik Kimia komik Kimia “Reaksi Redoks” b. Mengamati dan
“Reaksi Redoks” menanya
c. Guru meminta siswa unuk c. Siswa menyampaikan informasi c. Mengamati,
menyampaikan informasi yang yang diperoleh dari komik mengumpulkan data,
diperoleh dari komik ,
d. Guru memperjelas kembali d. Siswa mendengarkan d. Mengamati, meng-
informasi yang diperoleh dari komunikasikan,
komik menalar atau
e. Guru meminta siswa untuk menganalisis ± 60 menit
e. Siswa bertanya
bertanya terkait materi yang e. Mengamati, , meng-
belum dipahami komunikasikan dan
f. Guru menjawab pertanyaan menanya
f. Siswa mendengarkan dan mencatat
siswa f. Mengamati dan
g. Guru mengarahkan siswa untuk menanya
g. Siswa mengerjakan soal latihan
mengerjakan soal latihan secara
secara bersama-sama
bersama-sama
h. Guru minta siswa untuk
h. Siswa rebutan mengangkat tangan
menjawab soal latihan yang
(siapa cepat ia dapat). siswa yang
telah dikerjakan di depan kelas
cepat angkat tangan ia yang maju
109

dengan sistem rebutan (siapa kedepan untuk menjawab soal


cepat ia dapat) latihan yang telah dikerjakan
i. Guru membahas soal yang telah
dikerjakan siswa di depan kelas i. menyimak dan mendengarkan
secara bersama-sama
3. Penutup a. Guru memberikan post test b. Siswa mengerjakan soal post-test
1. Mengumpulkan
kepada siswa sebanyak 4 soal data, Menalar, atau
b. Guru meminta salah seorang c. Siswa menyampaikan kesimpulan menganalisis
siswa untuk menyimpulkan pembelajaran 2. Mengamati
materi pembelajaran. ± 15 menit
c. Guru mengarahkan ketua kelas d. Ketua kelas memimpin doa 3. Mengamati
untuk memimpin doa. sebelum mengakhiri pelajaran
d. Guru menutup pertemuan e. Siswa menjawab salam
dengan mengucapkan salam.

6. Penilaian Hasil Belajar


No Aspek Mekanisme dan Prosedur Instrumen Keterangan
1. Sikap Observasi dalam proses
Lembar Observasi
pembelajaran
2. Pengetahuan Post-test Soal essay
3. Ketrampilan Observasi dalam proses
Lembar Observasi
pembelajaran
110

Lampiran 1.
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :.................................................................................
Kelas/Semester :................................................................................
Tahun Ajaran :................................................................................
Waktu Pengamatan : ...............................................................................

Indikator perkembangan sikap religius,tanggung jawab,peduli,responsif, dansantun


1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan
belum ajeg/konsisten
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai
ajeg/konsisten
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan
ajeg/konsisten
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Religius Tanggug jawab Peduli Responsif Santun
Siswa BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
1.
2.
3.
Keterangan:
BT= kurang
MT= sedang
MB= baik
MK= sangat baik
111

Lampiran 2.
a. Lembar Observasi keterampilan siswa dalam proses pembelajaran
LEMBAR PENGAMATAN OBSERVASI
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Program : X/M-IPA
Kompetensi : ……………
Jml
Observasi
Skor
N
Nama Siswa Mengemukakan
o Bertanya menjawab
pendapat
(1) (2) (3)
1.
2.

3.
Keterangan pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
112

Kisi–Kisi Soal Post-Test

Mata Pelajaraan : Kimia


Kelas / Semester :X/2
Sekolah : MAN 2 Filial
Materi Pokok : Reaksi Reduksi-Oksidasi
Bentuk Soal : Essay

Kompetensi Dasar :

3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.

No Indikator Aspek No
Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 Menjelaskan perkembangan konsep reduksi-  1
oksidasi
2 Menjelaskan konsep reduksi-oksidasi dalam  2
kehidupan sehari-hari
3 Menentukan bilangan oksidasi atom dalam  3
molekul atau ion
4 Menentukan reduktor dan oksidator pada reaksi  4
Redoks.
113

Soal Post-Test
Mata Pelajaraan : Kimia
Kelas / Semester :X/2
Sekolah : MAN 2 Filial
Materi Pokok : Reaksi Reduksi-Oksidasi
Bentuk Soal : Essay
Waktu : 15 Menit
Petunjuk :
1. Berdo’alah terlebih dahulu sebelum mengerjakan test
2. Jawablah soal yang mudah terlebih dahulu
3. Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah tersedia
4. Dilarang bertanya dan memberikan jawaban

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !


1. Jelaskan 3 konsep redoks, tulis berdasarkan urutan perkembangan konsep !
2. Jelaskan 3 contoh aplikasi reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari !
3. Tentukan bilangan oksidasi atom Cr pada ion Cr2O72-
4. Perhatikan reaksi dibawah ini !
MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l)
Tunjukan reaksi oksidasi dan reduksinya serta tentukan reduktor dan oksidator pada reaksi tersebut ?
114

Kunci Jawaban Dan Pedoman Penskoran Soal Post-Test

No Jawaban Skor Total


1 Konsep I :
d. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan pelepasan & 1
pengikatan oksigen : 1
Reduksi : reaksi pelepasan oksigen
Oksidasi : reaksi pengikatan oksigen 6

Konsep II : 1
e. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan pelepasan & 1
penerimaan elektron :
Reduksi : reaksi pengikatan electron
Oksidasi : reaksi pelepasan elektron 1
1
Konsep III :
f. Konsep reduksi –oksidasi berdasarkan kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi
Reduksi : reaksi penurunan bilangan oksidasi
Oksidasi : reaksi kenaikan bilangan oksidasi

2 1. Reaksi perkaratan pada besi terjadi akibat adanya reaksi 2


oksidasi yang disebabkan karena besi mengikat oksigen
sehingga terjadilah reaksi oksidasi pada besi tersebut. 2 9
115

reaksi perkaratan terjadi akibat konsep pengikatan 2


oksigen
2. Reaksi pada apel / kentang ang dibelah dan dibiarkan di
udara terbuka mengalami perubahan warna
3. Reaksi yang terjadi pada aki ,reaksi ini karena konsep
pengikatan dan pelepasan electron
3 Bilangan oksidasi atom Cr pada ion Cr2O72-
biloks Cr2O72- = -2 2
2(Cr) + 7(O) = -2 2
2(Cr) + 7(-2) = -2 1 7
2Cr = -2 + 14 1
2Cr = 12 1
12
Cr = 2 = 6

4 MnO2(s) + 4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l) 2


+4 -2 +1 -1 +2 -1 0 +1 -2

MnO2(s)+4HCl(aq)  MnCl2(aq) + 2Cl2(g) + 2H2O(l) 2


8
Oksidasi
Reduksi

Reduktor : HCl 2
Oksidator : MnO2 2

Jumlah 27
116

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓


Nilai = x 100
𝟐𝟕
Lampiran B-20 117

LEMBAR VALIDASI RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran/Materi : Kimia/Reaksi Redoks
Peneliti : Nurhafidza
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika RPP SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika RPP TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika RPP SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika RPP SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang
disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai RPP pada baris yang
disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
Pilihan Kritik/Saran
No Deskripsi
1 2 3 4

1. Identitas yang termuat sudah lengkap.


Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
2.
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
3. rumus ABCD (Audience, Behavior, Condition,
Degree).
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
4.
materi yang akan diajarkan.
Materi pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi
5.
waktu.
Alokasi waktu sudah sesuai dengan tuntutan
6.
kompetensi dasarnya.
Kegiatan pembelajaran sudah disusun sesuai
7. dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan karakteristik siswa.
Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan EYD
8.
(ejaan yang disempurnakan)
Sumber belajar sudah sesuai dengan tujuan
9.
pembelajaran.
Sumber belajar sudah sesuai dengan karakter
10.
peserta didik.
Penilaian sudah sesuai dengan materi yang
11.
diajarkan.

Pontianak, 2017
Validator

( )
Lampiran B-21
118

Strip Komik Kimia Materi Reaksi REDOKS


Seperti biasanya sepulang sekolah ia langsung berlari menuju dapur, mencari-cari
barang yang bisa ia makan tanpa menoleh kiri dan kanan layaknya orang yang kelaparan.
Ya … siapa lagi kalo bukan si boboy gendut ini. Boboy namanya ! cari dan mencari
akhirnya
Boboy : haa asyiiiik ,, pasti sedap ni ( matanya berbinar-binar meliha kilauan merah
apel)
Tanpa berpikir panjang langsung ia potong apel tersebut. Setelah 15 menit kemudian ia
melihat daging apel berubah yang awalnya putih berubah menjadi coklat.
Boboy : kok apelnya jadi berubah ya ( muka kaget)
Jangan-jangan tadi saya makan apel busuk lagii… aduuuuuuuh gimana ni…
Kalo saya keracunan gimana?
Kalo jadi diare gimana ?
Tiba-tiba muncul mahluk ajaib
Oksi : jangan takut !
Boboy : siapa kamu ( kaget)
Oksi : aku oksi
Boboy : dari mana kamu datang ?
Oksi : aku datang dari perubahan sisa apel yang tadi kamu makan (nyengir)
mulai sekarang aku akan ada di mana pun kamu berada boboy
Boboy : kenapa?
Oksi : karena saya ingin berteman dengan kamu,, boleh laaa… ya ? ya ? yaaa
Boboy : oke.. tapi syaratnya kamu harus selalu bantu aku
Oksi : siip deeh… itu maah gampang !
Kamu penasaran kenapa sisa apel yang kamu makan berubah warna jadi
cokelat
Boboy : iya ,,,, terus kenapa ? memangnya kamu tau ?
oksi : saya tau, semua itukan karena aku. Aku yang merubahnya
Boboy : kok bisa?
Oksi : perubahan warna apel itu merupakan salah satu contoh reaksi redoks
Boboy : redoks ? apa itu ?
119

Oksi : reaksi redoks itu singkatan dari reduksi dan oksidasi.


Kejadian pada apel tersebut diakibatkan karena enzim pada apel mengalami
reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi tersebut terjadi karena enzim pada apel mengikat Oksigen (O2) dari
udara. Itulah yang mengakibatkan pembentukan melamin sehingga terbentuk warna
cokelat pada apel tersebut.
Boboy : owh gituu… kok bisa ?
Oksi : ya bisa laaa…reaksi redoks ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Setiap mahluk hidup di dunia ini membutuhkan energi . umumnya energi yang
dibutuhkan mahluk hidup berasal dari hasil reaksi redoks.
Boboy : wah .. kalo lah dipelajari benar-benar sepertinya akan asyik sekali ini. Siapa
tahu saya bisa menemukan sumber energy baru
Oksi : ya bagus sekali itu
Oleh karena itu mempelajari rekasi redoks sangat penting, karena ia sangat dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari.
Boboy : oke baiklah.
Keesokan harinya setiba di sekolah boboy heboh bercerita dengan Redo, Nani dan Reda
Boboy : guys , saya ada teman baru lho.. dia baik lagi cerdas oksi namanya. Dia datang
dari sisa apel yang aku makan kemarin.
Redo, Nani, Reda : Haaaaaaa……..(kaget)
Bobby : kenapa kalian ?
Redo : bobby kamu sehat ?
Bobby : sehat (menunjukkan otot)
Reda : mengigau saja la Bobby nii…
Nani :jika memang iya coba buktikan , mana teman barumu ?
Oksi : taraaaaa… hai guys, saya oksi
Saya ada di mana-mana
Redo, Nani, Reda : Haaaaaaa……..(kaget)
Bobby : jangan takut, dia ini baik , cerdas lagi
Kita harus banyak belajar dari oksi untuk jadi seorang ilmuan
Reda, Neni : WoW…. Mau …mau…
Kring …. Kring …. Kring …. Kring …. Kring ….
Redo : teman-teman sudah bel masuk, ayo cepat !
120

Bu Guru : Assalamu’alaikum…
Anak-anak : Wa’alaikum salam
Bu Guru : Bagai mana kabarnya anak-anak?
Anak-anak : baik bu…

Bu Guru : ada yang tidak masuk?


Anak-anak : tidak ada bu
Bu Guru : bagus , hari ini tau kita akan belajar materi apa ?
Reda : reaksi redoks bu
Bu Guru : ya benar
Nani : reaksi redoks itu apa bu?
Bobby : reaksi redoks itu singkatan dari reaksi reduksi oksidasi , itu semua terjadi
karena oksi
Bu guru : oksi siapa?
Boboy : itu teman baru saya bu, kemarin kan saya makan apel bu, sisa potongan yang
tidak saya makan tiba-tiba berubah warna menjadi cokelat, saya pikir saya
makan apel busuk, dan ternyata itu disebabkan karena oksi bu…
Dan oksi bilang dia ada dimana-mana bud an bisa bereaksi dengan apa saja.
Bu Guru : ya benar . reaksi tersebut disebabkan karena reaksi oksidasi. terjadi karena
enzim pada apel mengikat oksigen.
Redo : jadi reaksi oksidasi itu disebabkan karena adanya pengikatan oksigen ya bu?
Bu guru : iya, benar. Nah selain reaksi apel, ada yang tahu apa contoh yang lain?
Reda : besi berkarat bu
Bu guru : nah , apakah reaksi redoks ini hanya disebabkan karena sebatas pengikatan dan
pelepasan oksigen saja?
Bobboy : tidak bu, kata oksi reaksi redoks dapat ditinjau dari beberapa konsep tidak
hanya konsep pengikatan dan pelepasan O2
Tapi bisa ditinjau dari pengikatan dan pelepasan e- dan kenaikan & penurunan
bilangan oksidasi.
Redo : jadi redoks bisa di tinjau dari 3 konsep bob?
Bobboy : iyaps….
Bu guru : benar yaa , redoks dapat ditinjau dari 3 konsep , yang disebutkan boboy tadi
merupakan perkembangan reaksi redoks.
121

Ditinjau dari asal katanya oksidasi terjadi karena melibatkan gas oksigen O2
Sehingga pada awalnya reaksi oksidasi diartikan sebagai peristiwa bereaksinya
suatu zat dengan O2
kalian sering bukan melihat besi-besi yang berkarat ?
Nani : sering sekali bu, kalau reaksi perkaratan itu disebabkan karena konsep yang
mana bu ?
Reda : itu contoh dari konsep yang pertama , pengikatan dan pelepasan O2
Hmmm, ini dia contoh reaksinya: (Tiba-tiba reda maju dan menulis di papan tulis
reaksi perkaratan )
4Fe + 3 O2  2Fe2O3
Bu guru : benar ya.. sedangkan reaksi reduksi kebalikan dari reaksi oksidasi yaitu
mengalami reaksi pelepasan O2
Nani : pelepasan O2 maksudnya seperti apa bu?
Bu guru : pelepasan O2 umumnya terjadi pada oksida logam.
oksida logam akan melepaskan oksigen jika dipanaskan, contohnya pada
pemanasan oksida raksa. Ada yang bisa menuliskan reaksinya ?
bobboy : saya bu,, saya bu ( menuju ke papan tulis )
2Hgo  2Hg + O2
Bu guru : bagaimana anak-anak benar apa yang dituliskan boboy?
Anak- anak : benar bu…
Bu guru : nah dari contoh reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan
oksigen, yang teman-teman tuliskan, maka dapat disimpulkan bahwa ?
Terlihat redo mengangkat tangan
Redo : reaksi Oksidasi adalah reaksi pengikatan Oksigen, dan
Reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen
Bu guru : bagus , sekarang kita lanjutkan ke konsep yang kedua. Ada yang masih ingat
?
Neni : konsep ke 2 itu penerimaan dan pelepasan elektron kan bu?
Bu guru : iya benar, tenyata anak-anak setelah ilmu kimia berkembang, sangat banyak
reaksi yag terjadi tanpa melibat kan O2 misalnya reaksi- reaksi yang terjadi pada
logam cu, logam Zn, dan masih banyak lagi. Ada yang bisa bantu ibu untuk
menuliskan reaksinya ?
Reda : saya bu (bergegas menuju kedepan )
122

Cu itu tidak hanya bisa bereaksi dengan O2 tapi ia juga bisa bereaksi dengan
unsur-unsur lain seperti Cl2
Reaksi Cu dan O2
Redoks : 2Cu + O2  2CuO
Reduksi : O2 + 4e  2O2-
Oksidasi : 2Cu  2Cu2+ + 4e
Reaksi Cu dan Cl2
Redoks : Cu + Cl2  CuCl2
Oksidasi : Cu  Cu2+ + 2e
Reduksi : Cl2 + 2e  2Cl
Bu guru :apa kesamaan reaksi yang dituliskan oleh reda ?
Bobboy : kesamaannya terletak pada reaksi Cu dengan O2 dan reaksi Cu dengan
Cl2
Neni : Iya bu, kesamaannya karena O2 dan Cl2 sama-sama menerima electron
dari Cu, dengan kata lain Cu melepas electron pada O2 dan Cl2
Redo : Oh , iya terlihat jelas dari kedua contoh tersebut
Bu guru : jadi ada yang berseda menyimpulkan reaksi redoks berdasarkan konsep
k2 ini ?
Redo : berdasarkan konsep serah terima electron, maka oksidasi adalah yang
melepaskan electron dan reduksi adalah yang mengikat elektron.
Bu guru : nah sekarang kita masuk ke konsep redks yang ketiga , ada yang masih
ingat?
Bobboy : berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi bu, atau biasa
disingkat dengan biloks
Bu guru : berdasarkan konsep ipengikatan dan pelepasan O2 reaksi spembakaran
karbon
C + O2  CO2 , merupakan reaksi …..
Redo : Oksidasi bu
Bu guru : namun, menurut teori ikatan kimia senyawa CO2 bukan senyawa ionik,
melainkan senyawa kovalen. Sehingga tidak cocok untuk reaksi redoks
berdasarkan perpindahan electron
Neni : jadi reaksi redoks berdasarkan konsep yang k- 2 hanya berlaku untuk
senyawa-senyaw ionic saja bu ?
123

Bu guru : iya , maka nya untuk megatasipermasalahan tersebut muncullah konsep


baru yaitu reaksi redoks berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan
biloks
Reda : jadi konsep ketiga ini bisa mengetahui reaksi redoks pada senyawa ionic
maupun kovalen begitu bu
?
Bu guru : iya, kalian tau pengertian biloks itu apa ?
Boboy : bilangan oksidasi bu
Bu guru : setiap atom memiliki muatan yang disebut dengan biloks. bilangan oksidasi
merupakan bilangan yang diberikan (positif/negatif ) pada atom dalam
senyawa ion , berdasarkan aturan tertentu.
Redo : positif atau negatif maksudnya bu ?
Bu guru: jika diberi tanda positif pada atom dalam senyawa ion , berarti melepaskan
elektron , jika diberi tanda negative pada atom dalam senyawa ion , berarti
menerima elektron.
Redo : oh …begitu! Terus ibu bilang tadi berdasarkan aturan tertentu . memangnya
aturannya apa-apa saja bu ?
Bobby : (mengangkat tangan ) harus ganteng seperti saya kan bu ..?
Neni : ah bobby nji bisa saja, memangnya kamu ganteng ? hahaha
Bobby : (mukanya memerah)
Bu guru : sudah-sudah kalian ini bisa saja .
Mari kita lanjutkan.
Dalam menentukan biloks pada suatu unsur / senyawa mempunyai aturan ada
yang tahu bagai mana atran tersebut ?
Bobby : saya bu…
Aturan pertama adalah Biloks unsur bebas = 0
Contohnya Ne, H2, O2, Cl2, P4, C, Cu, Fe, N dan masih banyak lagi
Redo: aturan ke-2 itu, Biloks ion monoatom sama dengan muatan ionnya , contonya : Na+
,Mg2+
Ini menandakan kalau Na+ biloksnya = +1 dan Mg2+ = +2.
Reda : owh.. berarti jika ion F-, Cl- , Br- biloksnya sama dengan -1 gitu ya?
Redo: yupss… benar
Neni : na kalo aturan yang ke-3 itu, Jumlah bilok untuk semua senyawa adalah 0,
124

Boboy : Maksudnya gimana?


Neni : contohnya pada senyawa-senyawa CuO , H2S , H2SO4 jumlah bilks nya itu sama
dengan 0
Redo : terus untuk aturan selanjutnya gimana bu? Masih ada?
Boboy : aturan ke-4, Biloks oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam
peroksida (biloks Oksigen = -1) dan dalam senyawa biner dengan flour (biloks
Oksigen = +2)
Reda : terus apalagi aturannya ?
Neni : aturan ke-5, Biloks unsur gol. I A, II A, IIIA dalam senyawa memiliki biloks +1,
+2, +3, contohnya : Li+ , Na+, K+, = +1 ;Ca2+ , Be2+, Mg2+ , Ba2+ = +2 ; B3+, Al3+ ,
Ga3+ = +3
Redo : aturan ke-6 Biloks unsur-unsur golongan VIIA dalam senyawa biner logam sama
denga -1, contohnya : Biloks Cl dalam NaCl, MgCl2, FeCl3 = -1
Boboy : terus aturan ke-7 itu Biloks Hidrogen dalam senyawa umumnya +1 kecuali
dalam hidrida logam hidrogen mempunyai biloks -1
Redo : hidrida logam contonya seperti apa?
Neni : contohnya itu NaH, CaH2, LiH
Reda : Berarti biloks H pada hidrida logam itu sama dengan -1
Neni : iya..
Bu guru : dan yang terakhir , aturan ke-8 adalah Jumlah biloks atom-atom pembentuk
ion poliatom sama dengan muatan ion poliatom tersebut
Reda : maksudnya bu ?
Bu guru : ia , jumlah biloks atom-atom pembentuk ion poliatom sama dengan muatan
ion poliatom contohnya OH- . pada OH- berarti jumlah biloksnya sama
dengan -1.
Boboy : contoh lain misalnya pada senyawa ion S4O62- . jumlah biloksnya itu sama
dengan -2.
Bu guru : dari aturan ini juga kita bisa mengetahui bilangan oksidasi dari unsur-unsur
yang belum kita ketahui bilangan oksidasinya. Misalnya biloks atom S dari
senyawa ion S4O62- , ada yang tau berapa bilangan oksidasinya?
Boboy : saya bu…
S4O62- Biloksnya itukan sama dengan -2. Dan kita sudah tahu bahwa biloks
dari unsur O pada umumnya itu sama dengan -2, jadi bisa kita tentukan unsur
S itu biloks nya sama dengan :
S4O62- = -2
125

4(S) + 6(O) = -2
4S + 6(-2) = -2
4S = -2+ 12
10 1
S = 4
= 22

Bu guru : jadi ada berapa aturan bilangan biloks ?


Neni : ada 8 bu
Bu guru : ya benar. Ini harus diingat baik-baik .. Karena aturan ini sangat penting
Sampai di sini ada yang mau ditanyakan atau sudah jelas semua?
Anak-anak : jelas bu..
Bu guru : karena tidak ada yang bertanya , coba kerjakan soal ini, dicatat ya…
1. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn dari senyawa ion MnO4- …
2. Tunjukkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dari persamaan reaksi berikut ini dan
tentukan yang berperan sebagai reduktor dan oksidator!
a. Cl2(g) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq)
b. CuO(S) + H2(g)  Cu(s) + H2O(l)

Tiba-tiba … kring….. kring….. kring….. kring….. kring…..bel tanda ganti jam pelajaran
berbunyi
Anak-anak : ye..
Bu guru : oke tugas di atas jadi PR ya.. dikerjakan baik-baik
See you next time
Assalamu’alaikum wr.wb
Anak-anak : wa’alaikum salam wr.wb
Boboy : asyiiik dapat PR.
Dirumah tepat pukul 19.30 WIB. Boboy melaksanakan kewajibannya sebagai seorang
siswa yang rajin. Ia belajar di ruang belajar. Belajar malam ini akan ia habiskan untuk
belajar kimia. Entah kenapa setelah ia berteman dengan oksi semangatnya untuk belajar
kimia meningkat. Ia merasa sangat butuh untuk belajar kimia dan ia merasa bahwa belajar
kimia itu asyik dan menyenangkan.
Oksi : malam ini belajar apa boy ?

Boboy : kimia ni, ngerjain PR dari ibu kemarin.


Belajar kimia itu benar-benar asyik dan menyenangkan ya..
126

Keren
Oksi : iyaa donk … saya!
Boboy : (berfikir + Melihat tulisan di buku PR)

(1. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn dari senyawa ion MnO4- …


(2. Tunjukkan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dari persamaan reaksi berikut ini dan
tentukan yang berperan sebagai reduktor dan oksidator!
Cl2(g) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq)

Soal no 1 menentukan bilangan oksidasi atom Mn dari senyawa ion MnO4-


???
Oksi : itu mah gampang, ini berdasarkn aturan-aturan yang tadi dijelaskan sama
ibu guru di sekolah
Boboy : oh iya saya ingat, ini sesuai dengan aturan ke-8 Jumlah biloks atom-atom
pembentuk ion poliatom sama dengan muatan ion poliatom tersebut.

Berarti pada bilangan oksidasi senyawa ion MnO4- = -1

Benarkan oksi
Oksi : yapss, atom O itu bilangan oksidasinya berapa?
Boboy : O= -2
Berarti : biloks Mn + 4 x biloks O
Mn + (4xO) = -1
Mn+ (4 x -2) = -1
Mn = -1 + 8 = +7
Berarti biloks dari Mn = +7
Oksi : yes, sekarang boboy sudah bisa (gembira)
Boboy : sekarang no 2
Cl2(g) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq)

Karena Cl2 dan I2 adalah unsur bebas berarti biloksnya = 0


Oksi : untuk KI karena K itu golongan 1A berarti biloksnya = +1
Boboy: berarti untuk I itu sama dengan -1 dan utk Cl pada KCl juga -1
Berarti bisa dituliskan seperti ini dong ya…

Cl2(g) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq)


127

0 +1 -1 +1 -1 0
Sehingga :

Cl2(g) + 2KI(aq)  2KCl(aq) + I2(aq)


reduksi

oksidasi

Bagaimana oksi ? benarkan ?


Oksi : benar sekali , sekarang coba tentukan reduktor serta oksidatornya?
Boboy: reduktor ? oksidator ? apakah sama pengertiannya dengan reduksi dan
oksidasi?\
Oksi : tentu berbeda boy
Reduktor itu pereduksi artinya ia yang mengalami reaksi oksidasi,
sedangkan
oksidator itu pengoksidasi artinya ia yang mengalami reaksi reduksi
boboy : berarti pada reaksi ini yang berperan sebagai reduktor adalah KI
Dan oksidator adalah Cl2
Oksi : benar sekali
boboy : ternyata gampang ya Oksi .
Oksi : ya memang gampang, siapa bilang kimia itu susah?
Justru ia malah asyik dan menyenangkan.
Selagi kita mau belajar dan berusaha tidak ada yang tidak bisa
terselesaikan.
Percayalah !!!
Boboy : (mengaangguk mengiyakan)

SEKIAN
128

LAMPIRAN C
129

Lampiran C-1

HASIL VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN AHLI MATERI


Lampiran C-2 130

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI KISI-KISI


INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI MATERI
Validator I : HM
Validator II : YS

No Deskripsi Skor Sel


Validator Validator
I II
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
kesesuaian media komik dengan tujuan pembelajaran dan
1.
Kompetensi Dasar sudah relevan dengan informasi yang
ingin diperoleh.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
2. kebenaran dan kejelasan konsep dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
3. keabstrakan dan tingkat kesulitan konsep dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
4.
kesesuaian dialog / isi terhadap materi
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
apersepsi yang dikandung dalam cerita dapat menguatkan
5.
ingatan siswa dalam media komik yang dikembangkan
sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli materi terhadap 4 4 D
kesesuaian contoh dengan kondisi yang ada di lingkungan
6
sekitar serta mendukung pemahaman siswa dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan.

Keterangan :

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

6
Validitas =
0+0+0+6
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
131
Lampiran C-3

HASIL VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN AHLI MEDIA


132

Lampiran C-4

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI KISI-KISI


INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI MEDIA
Validator I : HM
Validator II : YS

No Deskripsi Skor Sel


Validator I Validator II
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media 4 4 D
1. terhadap anatomi komik ( judul, panel baca dan
balon kata sudah relevan)
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media 4 4 D
terhadap penyajian ilustrasi yang mengarah
2.
pada pemahaan konsep dalam media komik
yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media 4 4 D
terhadap proporsi komik sebagai hiburan dan
3.
alat komunikasi pendidikan dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media 4 4 D
terhadap karakter dan penokohan pada gambar
4.
yang digunakan dalam media komik yang
dikembangkan sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli media 4 4 D
5. terhadap tampilan menyeluruh dalam media
komik yang dikembangkan sudah relevan.

Keterangan :

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

5
Validitas =
0+0+0+5
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
Lampiran C-5 133

HASIL VALIDASI KISI-KISI INSTRUMEN PENILAIAN AHLI BAHASA


134

Lampiran C-6

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI KISI-KISI


INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK AHLI BAHASA
Validator I : HM
Validator II : YS

No Deskripsi Skor Sel


Validator Validator
I II
Pernyataan mengenai tanggapan ahli Bahasa terhadap bahasa 4 4 D
1. yang digunakan komunikatif dan benar dalam media komik
yang dikembangkan sudah relevan.)
Pernyataan mengenai tanggapan ahli bahasa terhadap 4 4 D
2. kesesuaian bahasa dengan ejaan yang disempurnakan (EYD)
dalam media komik yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan ahli Bahasa terhadap 4 4 D
3. kesantunan bahasa dalam media komik yang dikembangkan
sudah relevan
Pernyataan mengenai tanggapan ahli bahasa terkait 4 4 D
4. dukungan bahasa terhadap kemudahan memahami alur cerita
dan materi pada media komik
Keterangan :

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

4
Validitas =
0+0+0+4
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
Lampiran C-7
135

HASIL VALIDASI MEDIA KOMIK AHLI MATERI


Lampiran C-8 136

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI


MATERI TERHADAP MEDIA KOMIK
Validator I : NA
Validator II : YDF
No Deskripsi Skor Sel
Validator Validator
I II
1 Materi yang disampaikan sesuai /relevan 4 4 D
dengan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
2 Konsep dan definisi yang disajikan sesuai 4 4 D
dengan konsep dan definisi yang berlaku
dalam bidang ilmu kimia khususnya pada
materi redoks
3 Apersepsi yang dikandung dalam cerita 4 4 D
dapat menguatkan ingatan siswa pada
materi
4 Topik yang dibahas dapat dimengerti 4 3 D
dengan jelas
5 Materi redoks dibahas secara runtut 4 3 D
6 Materi redoks dibahas secara tuntas 4 3 D
7 Tingkat kesulitan dan keabstrakan konsep 4 4 D
sesuai dengan tingkat berfikir siswa kelas
X, Sehingga dapat diterjemahkan dengan
mudah
8 Contoh yang disajikan sesuai dengan 4 4 D
kondisi yang ada di lingkungan sekitar
9 Contoh yang dsajikan jelas dan 4 4 D
mendukung peahaman siswa SMA kelas
X
10 Dialog / teks sesuai dengan materi yang 3 4 D
dibahas
11 Aspek pembelajaran mencakup kognitif, 4 3 D
psikomotorik dan afektif telah padu dalam
materi

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
11
Validitas =
0 + 0 + 0 + 11
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
Lampiran C-9
137

HASIL VALIDASI MEDIA KOMIK AHLI MEDIA


138
Lampiran C-10

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI MEDIA


TERHADAP MEDIA KOMIK
Validator I : HM
Validator II : SK

No Deskripsi Skor Sel


Validator I Validator II
1 Judul cerita menarik 4 3 D
2 Desain sampul memberi kesan positif 3 3 D
sehingga mampu menarik minat
pembaca
3 Penyajian gambar tokoh menarik dan 3 4 D
proporsional
4 Panel baca yang digunakan 4 4 D
mempermudah memahami alur cerita
5 Balon kata yang digunakan dapat 4 4 D
dibaca secara sistematis
6 Ilustrasi yang disajikan mendukung 4 4 D
kemudahan pembaca untuk
memahami materi
7 Media komik kimia dapat 4 4 D
memudahkan pembelajaran siswa
baik secara mandiri maupun di dalam
kelas
8 Media komik kimia dapat 4 4 D
meningkatkan motivasi siswa dalam
mempelajari kimia kususunya pada
materi redoks.
9 Bentuk dan ukuran huruf yang 3 4 D
digunakan jelas dan mudah dibaca
10 Hasil cetakan komik sudah baik 4 3 D
11 Desain halaman komik menarik 4 3 D

Keterangan :
𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
11
Validitas =
0 + 0 + 0 + 11
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
Lampiran C-11 139

HASIL VALIDASI MEDIA KOMIK AHLI BAHASA


140
Lampiran C-12

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI


BAHASA
TERHADAP MEDIA KOMIK
Validator I : FJ
Validator II : KH
No Deskripsi Skor Sel
Validator Validator
I II
1 Petunjuk penggunaan komik 3 3 D
disampaikan dengan jelas
2 Istilah – istilah yang digunakan tepat 4 4 D
dan sesuai dengan bidang kimia
3 Penggunaan bahasa mudah untuk 3 4 D
memahami alur
4 Penggunaan bahasa mudah untuk 4 4 D
memahami materi
5 Penggunaan Bahasa santun dan tidak 4 4 D
mengurangi nilai- nilai pendidikan
6 Teks dialog yang digunakan dalam 4 3 D
komik dapat menyampaikan materi
dengan
tepat

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

6
Validitas =
0+0+0+6
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
141
Lampiran C-13

HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


142
Lampiran C-14

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI RENCANA


PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Validator I : HM
Validator II : YS

No Deskripsi Skor Sel


Validator Validator
I II
1. Identitas yang termuat sudah lengkap. 4 4 D
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar 4 4 D
2.
kompetensi dan kompetensi dasar.
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan rumus ABCD 4 4 D
3.
(Audience, Behavior, Condition, Degree).
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang 4 4 D
4.
akan diajarkan.
5. Materi pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi waktu. 4 4 D
Alokasi waktu sudah sesuai dengan tuntutan kompetensi 4 4 D
6.
dasarnya.
Kegiatan pembelajaran sudah disusun sesuai dengan standar 4 4 D
7.
kompetensi, kompetensi dasar, dan karakteristik siswa.
Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan EYD (ejaan 4 4 D
8.
yang disempurnakan)
9. Sumber belajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4 4 D
10. Sumber belajar sudah sesuai dengan karakter peserta didik. 4 4 D
11. Penilaian sudah sesuai dengan materi yang diajarkan. 4 4 D

Keterangan :

𝐷 11
Validitas = 𝐴+𝐵+𝐶+𝐷 = 0+0+0+11

= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
Lampiran C-15 143

HASIL VALIDASI SOAL POST-TEST


144
145
Lampiran C-16

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI SOAL POST-


TEST
Validator I : HM
Validator II : YS

No Deskripsi Skor Sel


Validator Validator
I II
Menjelaskan perkembangan konsep reduksi 4 4 D
1.
oksidasi
Menjelaskan konsep reduksi-oksidasi dalam 4 4 D
2.
kehidupan sehari-hari
Menentukan bilangan oksidasi atom dalam 4 3 D
3.
molekul atau ion
Menentukan reduktor dan oksidator pada reaksi 4 4 D
4. Redoks

Keterangan :

𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷

4
Validitas =
0+0+0+4
= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
146
Lampiran C-17

HASIL VALIDASI ANGKET RESPON SISWA


Lampiran C-18
147

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI LEMBAR


ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MEDIA KOMIK PADA MATERI
REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2 FILIAL
Validator I : HM
Validator II : YS
No Deskripsi Skor Sel
Validator Validator
I II
1 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
ukuran huruf yang digunakan pada media pembelajaran
komik
2 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
Pemilihan jenis huruf yang dipakai pada media
pembelajaran komik
3 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
gambar yang dipakai pada media pembelajaran komik
4 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kualitas 4 4 D
gambar pada media pembelajaran komik
5 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap cerita 4 4 D
dalam media pembelajaran komik
6 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4 D
kesesuaian cerita dalam media pembelajaran komik dengan
materi
7 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
bahasa yang digunakan pada media pembelajaran komik
8 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
Contoh pada media pembelajaran komik mudah dipahami
9 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap media 4 4 D
pembelajaran komik dapat memudahkan pemahaman materi
redoks
10 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap Media 4 4 D
pembelajaran komik dapat memberikan motivasi untuk
belajar
11 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap Media 4 4 D
pembelajaran komik dapat meningkatkan perhatian
terhadap materi
12 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap media
pembelajaran komik dapat menjadi alternative sumber
belajar yang menyenangkan pada materi kimia

Keterangan :

𝐷 12
Validitas = 𝐴+𝐵+𝐶+𝐷 = 0+0+0+12

= 1
Kriteria = Sangat Tinggi
148
Lampiran C-19

HASIL VALIDASI ANGKET RESPON GURU


149

Lampiran C-20

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI LEMBAR


ANGKET RESPON GURU TERHADAP MEDIA KOMIK PADA MATERI
REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2 FILIAL
Validator I : HM
Validator II : YS
No Deskripsi Skor Sel
Validator Validator
I II
1 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
ukuran huruf yang digunakan pada media pembelajaran
komik
2 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
Pemilihan jenis huruf yang dipakai pada media
pembelajaran komik
3 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
gambar yang dipakai pada media pembelajaran komik
4 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kualitas 4 4 D
gambar pada media pembelajaran komik
5 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap cerita dalam 4 4 D
media pembelajaran komik
6 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
cerita dalam media pembelajaran komik dengan materi
7 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
bahasa yang digunakan pada media pembelajaran komik
8 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap kesesuaian 4 4 D
contoh pada media pembelajaran komik mudah dipahami
siswa
9 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap media 4 4 D
pembelajaran komik dapat memudahkan pemahaman materi
redoks
10 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap Media 4 4 D
pembelajaran komik dapat memberikan motivasi belajar
siswa
11 Pernyataan mengenai tanggapan guru terhadap Media 4 4 D
pembelajaran komik dapat meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi
12 Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap media 4 4 D
pembelajaran komik dapat menjadi alternative sumber
belajar yang menyenangkan pada materi kimia

Keterangan :

𝐷 12
Validitas = 𝐴+𝐵+𝐶+𝐷 = 0+0+0+12 = 1

Kriteria = Sangat Tinggi


Lampiran C-21 150

HASIL ANGKET RESPON GURU PADA UJI COBA LAPANGAN AWAL


151

Lampiran C-22

REKAPITULASI ANGKET RESPON GURU TERHADAP MEDIA


KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL UJI LAPANGAN AWAL

No Pernyataan Skor Skor Nilai


STS TS S SS
1 Ukuran huruf yang digunakan  3 75
pada komik mudah dibaca
2 Pemilihan jenis huruf yang  3 75
dipakai pada pada komik sulit
dibaca
3 Gambar yang dipakai pada komik  4 100
ini mempermudah untuk
memahami alur cerita
4 Kualitas gambar pada media  3 75
pembelajaran ini baik
5 Cerita dalam media pembelajaran  3 75
ini menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran  4 100
ini sesuai materi
7 Bahasa yang digunakan pada  4 100
media komik ini sulit dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran  4 100
ini mudah dipahami
9 Media pembelajaran ini  3 75
memudahkan siswa memahami
materi
10 Media pembelajaran ini tidak  3 75
memberikan motivasi belajar
untuk siswa
11 Media pembelajaran ini  4 100
meningkatkan perhatian siswa
terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat  4 100
menjadi alternatife sumber belajar
yang menyenangkan bagi siswa
pada materi kimia
Jumlah 1050
Rata-rata 87,5
Kriteria Sangat Kuat

∑ Nilai
% Nilai = × 100%
Nilai Maksimum
∑ Respon = Nilai SS + Nilai S + Nilai TS + Nilai STS
Nilai Maksimum = ∑ 𝑅 × 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘
= ∑𝑅 ×4
Lampiran C-23 152

HASIL ANGKET RESPON SISWA PADA UJI COBA LAPANGAN AWAL


Lampiran C-24 153

REKAPITULASI ANGKET RESPON GURU TERHADAP MEDIA


KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL UJI LAPANGAN UTAMA
No Pernyataan Skor Skor Nilai
STS TS S SS
1 Ukuran huruf yang digunakan pada komik  3 75
mudah dibaca
2 Pemilihan jenis huruf yang dipakai pada  3 75
pada komik sulit dibaca
3 Gambar yang dipakai pada komik ini  4 100
mempermudah untuk memahami alur cerita
4 Kualitas gambar pada media pembelajaran  4 100
ini baik
5 Cerita dalam media pembelajaran ini  4 100
menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran ini sesuai  4 100
materi
7 Bahasa yang digunakan pada media komik  3 75
ini sulit dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran ini mudah  3 75
dipahami
9 Media pembelajaran ini memudahkan siswa  4 100
memahami materi
10 Media pembelajaran ini tidak memberikan  3 75
motivasi belajar untuk siswa
11 Media pembelajaran ini meningkatkan  4 100
perhatian siswa terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat menjadi  3 75
alternatife sumber belajar yang
menyenangkan bagi siswa pada materi
kimia
Jumlah 1050
Rata-rata 87,5
Kriteria
154

Lampiran C-25

HASIL POST-TEST SISWA PADA UJI COBA LAPANGAN AWAL


155

Lampiran C-26

REKAPITULASI NILAI POST-TEST UJI LAPANGAN AWAL


SISWA KELAS X IPS

No Kode Siswa Nilai Ket


T = Tuntas
1 ULA1 81,48 T
2 ULA2 74,07 TT TT = Tidak Tuntas
3 ULA3 81,48 T
4 ULA4 88,88 T
5 ULA5 85,18 T
6 ULA6 88,88 T
7 ULA7 77,77 T
8 ULA8 85,18 T
9 ULA9 85,18 T
Jumlah 729,58
Rata-rata 81,06
Lampiran C-27 156

HASIL ANGKET RESPON GURU PADA UJI COBA LAPANGAN UTAMA


Lampiran C-28 157

REKAPITULASI ANGKET RESPON GURU TERHADAP MEDIA


KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL UJI LAPANGAN UTAMA

No Pernyataan Skor Skor Nilai


STS TS S SS
1 Ukuran huruf yang digunakan pada komik  3 75
mudah dibaca
2 Pemilihan jenis huruf yang dipakai pada  3 75
pada komik sulit dibaca
3 Gambar yang dipakai pada komik ini  4 100
mempermudah untuk memahami alur cerita
4 Kualitas gambar pada media pembelajaran  4 100
ini baik
5 Cerita dalam media pembelajaran ini  4 100
menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran ini sesuai  4 100
materi
7 Bahasa yang digunakan pada media komik  3 75
ini sulit dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran ini mudah  3 75
dipahami
9 Media pembelajaran ini memudahkan siswa  4 100
memahami materi
10 Media pembelajaran ini tidak memberikan  3 75
motivasi belajar untuk siswa
11 Media pembelajaran ini meningkatkan  4 100
perhatian siswa terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat menjadi  3 75
alternatife sumber belajar yang
menyenangkan bagi siswa pada materi
kimia
Jumlah 1050
Rata-rata 87,5
Kriteria
158
Lampiran C-29

HASIL ANGKET RESPON SISWA PADA UJI COBA LAPANGAN UTAMA


Lampiran C-30 159

REKAPITULASI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP MEDIA


KOMIK PADA MATERI REAKSI REDOKS KELAS X IPA MAN 2
FILIAL UJI LAPANGAN UTAMA

No Pernyataan Skor Skor Nilai


STS TS S SS Total
1 Ukuran huruf yang digunakan pada 0 0 17 6 75 81
media pembelajaran memudahkan
saya membaca isi komik
2 Pemilihan jenis huruf yang dipakai 5 18 0 0 74 80
pada media menyulitkan saya
membaca isi komik
3 Gambar yang dipakai pada komik ini 0 0 19 4 73 79
mempermudah saya untuk
memahami alur cerita
4 Kualitas gambar pada media 0 1 16 6 74 80
pembelajaran ini menurut saya sudah
baik
5 Cerita dalam media pembelajaran ini 0 0 15 8 80 87
menurut saya menarik
6 Cerita dalam media pembelajaran ini 0 0 14 9 78 85
menurut saya sesuai materi
7 Bahasa yang digunakan pada media 3 20 0 0 72 78
komik ini menurut saya sulit
dipahami
8 Contoh pada media pembelajaran ini 0 1 18 4 72 78
menurut saya mudah dipahami
9 Media pembelajaran ini 0 0 18 5 74 80
memudahkan saya memahami materi
10 Media pembelajaran ini tidak 7 16 0 0 76 83
memberikan motivasi belajar untuk
saya
11 Media pembelajaran ini 0 0 19 4 73 79
meningkatkan perhatian saya
terhadap materi
12 Media pembelajaran ini dapat 0 0 14 9 78 85
menjadi alternatif sumber belajar
yang menyenangkan untuk saya
pada materi kimia
Jumlah 975
Rata-rata 81,25
Kriteria
160

Lampiran C-31

HASIL POST-TEST SISWA PADA UJI COBA LAPANGAN AWAL


Lampiran C-32 161

REKAPITULASI NILAI POST-TEST UJI LAPANGAN UTAMA


SISWA KELAS X IPA

No Kode Siswa Nilai Ket T = Tuntas


1 ULU1 92,59 T
TT = Tidak Tuntas
2 ULU2 66,66 TT
3 ULU3 81,48 T
4 ULU4 81,48 T
5 ULU5 88,88 T
6 ULU6 88,88 T
7 ULU7 81,48 T
8 ULU8 81,48 T
9 ULU9 77,77 T
10 ULU10 81,48 T
11 ULU11 88,88 T
12 ULU12 88,88 T
13 ULU13 81,48 T
14 ULU14 88,88 T
15 ULU15 88,88 T
16 ULU16 92,59 T
17 ULU17 92,59 T
18 ULU18 77,77 T
19 ULU19 88,88 T
20 ULU20 85,18 T
21 ULU21 88,88 T
22 ULU22 88,88 T
23 ULU23 85,18 T
Jumlah 1959,13
Rata-rata 85,18
162

LAMPIRAN D
163

LAMPIRAN D-1
SURAT PERNYATAAN VALIDATOR
164
165
LAMPIRAN D-2 166

SURAT KETERANGAN PENELITIAN


167

LAMPIRAN E
168
Lampiran E-1

Dokumentasi Uji Coba Lapangan Awal


169
170
171

Lampiran E-2

Dokumentasi Uji Coba Lapangan Utama


172
173
174

Anda mungkin juga menyukai