Anda di halaman 1dari 186

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING


PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
DI SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA

SKRIPSI

oleh :

WIJI TRI UTARI


NPM. 131620161

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
DI SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA

SKRIPSI

Oleh :

WIJI TRI UTARI


NPM. 131620161

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017
LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)


PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA
DI SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA

SKRIPSI

Tanggung Jawab Yuridis Pada

WIJI TRI UTARI


NPM: 131620161

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Raudhatul Fadhilah, S.Pd, M.Si Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc


NIDN. 1127028801 NIDN. 1128078101

Disahkan
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Pontianak

Arif Didik Kurniawan, M.Pd


NIDN. 0708048701
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Wiji Tri Utari
NPM : 131620161
Program Studi : Pendidikan Kimia
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan
Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Skripsi ini telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima
sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak
pada :
Hari : Senin
Tanggal : 07 Agustus 2017

Tim Penguji
Nama Tanda Tangan
1. Raudhatul Fadhilah, S.Pd, M.Si
Ketua ………………...
2. Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc
Sekretaris ………………...
3. Dini Hadiarti, M.Sc
Penguji I ………………...
4. Tuti Kurniati, S.Pd, M.Si
Penguji II ………………...
5. Raudhatul Fadhilah, S.Pd, M.Si
Pembimbing I ………………...
6. Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc
Pembimbing II ……………….
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Wiji Tri Utari
NPM : 131620161
Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul


“PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN
PENYANGGA DI SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA” adalah hasil karya saya
sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung segala
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan
pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.

Pontianak, 07 September 2017


Peneliti

Wiji Tri Utari


NPM. 131620161

i
MOTTO

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu


telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
urusan yang lain dan hanya kepada Allah lah hendaknya kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 6-8)

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)


kepadamu.”
(QS. Ibrahim: 7)

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali


kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka.”
(QS. Ar-Rad: 11)

“Kaum minoritas bukanlah masalah untuk menjadi berkualitas.”


(Penulis)

ii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmaanirrahim.

Dengan Rahmat Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Saya persembahkan karya ini untuk…

Ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan doa dan kasih sayang serta motivasi
yang tak terhingga. Terima kasih telah menjadi Ibu yang kuat dan selalu setia
menemani dalam kondisi apapun.

Ayahanda tersayang yang telah tiada, semoga engkau selalu berada dalam kedamaian di
tempat terindah-Nya.

Kedua kakakku yang selalu memberi semangat dan motivasi. Terima kasih telah
menjadi kakak yang baik dan selalu mengayomi adik bungsu kalian ini.

Sahabat-sahabatku (1000 squad ; Fidza, Lya & Eno) yang terkasih nan tercinta,
terima kasih banyak atas dukungan serta canda tawa yang selalu kalian berikan.
Semoga dimasa depan kita akan menjadi insan-insan yang sukses selalu baik di dunia
maupun di akhirat dan semoga hubungan baik kita selalu terjaga. Amin.

Teman-teman Pendidikan Kimia Angkatan 2013 senasib sepenanggungan, terima kasih


atas segalanya sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.

Dosen-dosen Pendidikan Kimia yang telah memberikan ilmu yang berguna dan
bermakna dalam hidup saya.

Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan kalian dikemudian hari dan semoga selalu
dalam lindungan-Nya. Amin.

iii
ABSTRAK

WIJI TRI UTARI. 131620161. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)


Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA
Negeri 4 Sungai Raya. Dibimbing oleh RAUDHATUL FADHILAH, S.Pd, M.Si
dan FITRIANI, S.Si, M.Si, M.Sc.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bahan ajar yang digunakan untuk


membimbing siswa dalam kegiatan praktikum belum tersedia khususnya pada
materi larutan penyangga. Penelitian ini bertujuan menghasilkan LKS Praktikum
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4
Sungai Raya yang valid, praktis dan efektif. Model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Borg & Gall. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi tidak langsung dan
teknik pengukuran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar angket
dan soal tes hasil belajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa LKS Praktikum
Berbasis Inkuiri terbimbing yang dikembangkan valid dengan kriteria kevalidan
sangat tinggi sebesar 1,00. Hasil uji coba lapangan awal diperoleh kepraktisan dan
keefektifan masing-masing sebesar 83,71% dan 77,78%. Hasil uji coba lapangan
utama diperoleh kepraktisan dan keefektifan masing-masing sebesar 85,65% dan
76,47%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan memenuhi kriteria
kevalidan, kepraktisan dan keefektifan sehingga dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.

Kata Kunci : Inkuiri terbimbing, larutan penyangga, LKS praktikum.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, semesta alam yang
memegang kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang senantiasa mencurahkan
kasih sayang-Nya kepada seluruh umat manusia di hamparan dunia ini, shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat, serta para pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan
hartanya senantiasa istiqomah memegang teguh yang mulia ini.
Alhamdulillahirobbil’alamin, atas ridha Allah semata penulis akhirnya
mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Larutan
Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya”. Penulis menyadari banyak pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan
pengarahan, dorongan, dan motivasi.
2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.
3. Raudhatul Fadhilah, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 dan Fitriani,
S.Si, M.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah memberikan
pengarahan, dorongan dan motivasi.
4. Dini Hadiarti, M.Sc selaku Dosen Penguji 1 dan Tuti Kurniati S.Pd, M.Pd
selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan masukan dan arahan yang
berguna untuk memperbaiki skripsi ini.
5. Aisyah, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 4 Sungai Raya yang telah
memberikan izin penelitian ini.
6. Rukiah, S.P, Endah Warni S, S.Pd, Hamdil Mukhlisin, M.Pd dan Fitri
Jayanti, M.Pd selaku validator yang telah memberikan saran, masukan,

v
pengarahan, dan motivasi.
7. Ibunda, kedua kakakku dan semua keluarga yang telah memberikan doa yang
tulus, semangat, bimbingan, dan motivasi yang sangat luar biasa tanpa henti-
hentinya.
8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak khususnya angkatan 2013 yang telah banyak
memberikan dukungan, bantuan, motivasi dan semangat dalam penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan sehingga
apabila di dalam skripsi ini terdapat kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan menambah
pengetahuan untuk kita semua.

Pontianak, 07 September 2017

Peneliti

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... i
MOTTO ................................................................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...........................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xi
DAFTAR PERSAMAAN .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................7
E. Definisi Operasional .........................................................................................7
1. Penelitian dan pengembangan .......................................................................7
2. LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing ...............................................8
3. Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) .............................................................9
4. Materi Larutan Penyangga ..........................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................11
A. Penelitian Dan Pengembangan .......................................................................11
B. Pengembangan Bahan Ajar.............................................................................13
1. Pengertian Bahan Ajar ................................................................................13
2. Jenis-jenis Bahan Ajar ................................................................................13
3. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar ...................................................................13
4. Kualitas Pengembangan Bahan Ajar...........................................................14
C. LKS Praktikum ...............................................................................................15

vii
D. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .......................................................18
1. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing .......................18
2. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing ....................................19
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ........20
E. Materi Larutan Penyangga ..............................................................................21
1. Sifat Larutan Penyangga .............................................................................21
2. Komponen Larutan Penyangga ...................................................................22
3. pH Larutan Penyangga ................................................................................23
4. Fungsi Larutan Penyangga ..........................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................26
A. Bentuk Penelitian ............................................................................................26
B. Subjek Penelitian ............................................................................................26
C. Prosedur Penelitian .........................................................................................27
D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data ..................................................................32
1. Teknik Komunikasi Tidak Langsung ..........................................................32
2. Teknik Observasi ........................................................................................32
3. Teknik Pengukuran .....................................................................................32
E. Analisis Data ...................................................................................................33
1. Analisis Kevalidan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing ...............................33
2. Analisis Kepraktisan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing ............................35
3. Analisis Keefektifan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing ............................37
4. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran .......................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................38
A. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal ........................................................38
B. Perencanaan ....................................................................................................41
C. Pengembangan Draft Produk ..........................................................................42
D. Uji Coba Lapangan Awal ...............................................................................53
E. Revisi Produk Hasil Uji Coba Lapangan Awal ..............................................55
F. Uji Coba Lapangan Utama .............................................................................57
G. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama .............................60

viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................62
A. Kesimpulan .....................................................................................................62
B. Saran ...............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................63

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan Harian Kimia ..................................................2
Tabel 3.1 Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian ..........................................34
Tabel 3.2 Tabulasi Silang ...................................................................................... 34
Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan Instrumen Penelitian ............................................... 35
Tabel 3.4 Skor Pilihan Jawaban Angket Respon Siswa ........................................ 36
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Respon Siswa .................................................................. 36
Tabel 3.6 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ................................................... 37
Tabel 4.1 Pengembangan Indikator dan Tujuan Pembelajaran.............................. 42
Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi RPP ..................................................................... 50
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Angket Respon Siswa ......................................... 53
Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Soal Post-test ...................................................... 49
Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Ahli Materi ......................................................... 49
Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Ahli Media .......................................................... 52
Tabel 4.7 Rekapitulasi Validasi Ahli Bahasa ........................................................ 52
Tabel 4.8 Data Hasil Analisis Angket Respon Siswa ............................................ 56
Tabel 4.9 Data Hasil Analisis Angket Respon Siswa Uji Coba Utama ................. 60

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 One-Shot Case Study Design .............................................................29
Gambar 3.2 One-Shot Case Study Design .............................................................30
Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan ...................................................31
Gambar 4.1 Penambahan Keterangan Gambar Sebelum Revisi ............................48
Gambar 4.2 Penambahan Keterangan Gambar Setelah Revisi ..............................49
Gambar 4.3 Penambahan Daftar Isi .......................................................................50
Gambar 4.4 Penambahan Daftar Pustaka...............................................................50
Gambar 4.5 Penambahan Nomor Halaman............................................................51
Gambar 4.6 Gambar Air Liur Sebagai Larutan Penyangga Sebelum Revisi .........51
Gambar 4.7 Gambar Air Liur Sebagai Larutan Penyangga Setelah Revisi ...........51

xi
DAFTAR PERSAMAAN

Halaman
Persamaan2.1 Reaksi Pembentukan Hidrogen Asetat ...........................................21
Persamaan2.2 Reaksi Ion Hidrogen .......................................................................21
Persamaan2.3 Reaksi Penguraian Hidrogen Asetat ...............................................21
Persamaan2.4 Reaksi Pembentukan Molekul Ammonia .......................................22
Persamaan2.5 Reaksi Pembentukan Ion Ammonium ............................................22
Persamaan2.6 Reaksi Kesetimbangan Disosiasi Asam Lemah .............................22
Persamaan2.7 Tetapan Kesetimbangan Disosiasi Asam Lemah ...........................22
Persamaan2.8 Konsentrasi Ion Hidrogen ...............................................................22
Persamaan2.9 Konsentrasi Asam Tak Terdisosiasi ...............................................22
Persamaan2.10 Konsentrasi Anion ........................................................................23
Persamaan2.11 Konsentrasi Ion Hidrogen .............................................................23
Persamaan2.12 Perhitungan pH .............................................................................23
Persamaan2.13 Reaksi Kesetimbangan Disosiasi Basa Lemah .............................23
Persamaan2.14 Tetapan Kesetimbangan Disosiasi Basa Lemah ...........................23
Persamaan2.15 Hubungan Konsentrasi Basa dan Garam ......................................23
Persamaan2.16 Hubungan Konsentrasi Basa dan Garam ......................................23
Persamaan2.17 Hasil Kali Ion Air .........................................................................23
Persamaan2.18 Tetapan Kesetimbangan Disosiasi Asam Lemah .........................24
Persamaan2.19 Konsentrasi Ion Hidrogen .............................................................24
Persamaan2.20 Logaritma Perhitungan pH ...........................................................24
Persamaan2.21 Rumus Perhitungan pH Mengandung Asam Lemah ....................24
Persamaan2.22 Rumus Perhitungan pH Mengandung Asam Lemah ....................24
Persamaan2.23 Rumus Umum Perhitungan pH .....................................................24
Persamaan2.24 Reaksi Asam Format dan Ion Format ...........................................24
Persamaan2.25 Perhitungan pH Asam Format dan Ion Format.............................24
Persamaan2.26 Reaksi Penambahan Asam ............................................................25
Persamaan2.27 Reaksi Penambahan Basa .............................................................25

xii
Persamaan3.1 Validasi Isi Gregory........................................................................34
Persamaan3.2 Nilai ................................................................................................36
Persamaan3.3 Persen Nilai.....................................................................................37

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
LAMPIRAN A Pra-Penelitian
Lampiran A-1 Observasi Pra Penelitian.................................................................68
Lampiran A-2 Hasil Wawancara Guru Kimia .......................................................70
Lampiran A-3 Daftar Nilai Ulangan Harian ..........................................................71

LAMPIRAN B Instrumen Penelitian


Lampiran B-1 Kisi-Kisi Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Materi ................74
Lampiran B-2 Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Materi ...............................75
Lampiran B-3 Kisi-Kisi Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Media ................76
Lampiran B-4 Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Media ................................77
Lampiran B-5 Kisi-Kisi Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Bahasa ...............78
Lampiran B-6 Lembar Validasi LKS Praktikum Ahli Bahasa ..............................79
Lampiran B-7 Lembar Observasi ...........................................................................80
Lampiran B-8 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................81
Lampiran B-9 Lembar Validasi RPP .....................................................................89
Lampiran B-10 Kisi-kisi Soal Postest....................................................................90
Lampiran B-11 Soal Postest ..................................................................................91
Lampiran B-12 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Postest.................92
Lampiran B-13 Lembar Validasi Soal Postest.......................................................93
Lampiran B-14 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ....................................................96
Lampiran B-15 Angket Respon Siswa ...................................................................97
Lampiran B-16 Lembar Validasi Angket Respon Siswa .......................................98

LAMPIRAN C Hasil Penelitian


Lampiran C-1 Hasil Validasi LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Ahli
Materi .............................................................................................99
Lampiran C-2 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Ahli Materi Terhadap
LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing ..............................100

xiv
Lampiran C-3 Hasil Validasi LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Ahli
Media ...........................................................................................101
Lampiran C-4 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Ahli Media Terhadap
LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing ..............................102
Lampiran C-5 Hasil Validasi LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Ahli
Bahasa ..........................................................................................103
Lampiran C-6 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Ahli Bahasa Terhadap
LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing ..............................104
Lampiran C-7 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..........105
Lampiran C-8 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) .....................................................................106
Lampiran C-9 Hasil Validasi Soal Posttest .........................................................107
Lampiran C-10 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Soal Posttest........108
Lampiran C-11 Hasil Validasi Angket Respon SiswaTerhadap LKS Praktikum
Berbasis Inkuiri Terbimbing ........................................................110
Lampiran C-12 Rekapitulasi dan Perhitungan Hasil Validasi Angket Respon
SiswaTerhadap LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing ....111
Lampiran C-13 Hasil Observasi Pembelajaran Tahap Uji Coba Lapangan
Awal .............................................................................................112
Lampiran C-14 Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran Tahap Uji Coba
Lapangan Awal ............................................................................113
Lampiran C-15 Hasil Observasi Pembelajaran Tahap Uji Coba Lapangan
Utama ...........................................................................................115
Lampiran C-16 Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran Tahap Uji Coba
Lapangan Utama ..........................................................................116
Lampiran C-17 Hasil Angket Respon Siswa Tahap Uji Coba Lapangan Awal ..118
Lampiran C-18 Analisis Kepraktisan Berdasarkan Angket Respon Siswa Tahap
Uji Coba Lapangan Awal.............................................................119
Lampiran C-19 Hasil Angket Respon Siswa Tahap Uji Coba Lapangan
Utama ..........................................................................................120

xv
Lampiran C-20 Analisis Kepraktisan Berdasarkan Angket Respon Siswa Tahap
Uji Coba Lapangan Utama ..........................................................121
Lampiran C-21 Hasil Posttest pada Uji Coba Lapangan Awal di Kelas XII IPA
SMA Negeri 4 Sungai Raya .........................................................122
Lampiran C-22 Analisis Efektifitas Berdasarkan Nilai Ketuntasan Siswa pada Uji
Coba Lapangan Awal ...................................................................123
Lampiran C-23 Hasil Posttest pada Uji Coba Lapangan Utama di Kelas XI IPA
SMA Negeri 4 Sungai Raya .........................................................124
Lampiran C-24 Analisis Efektifitas Berdasarkan Nilai Ketuntasan Siswa pada Uji
Coba Lapangan Utama .................................................................125
Lampiran C-25 Sampel LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing yang Telah
Digunakan dalam Pembelajaran...................................................126
Lampiran C-26 LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pegangan Siswa .131
Lampiran C-27 LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Pegangan Guru...146

LAMPIRAN D Surat-surat Penelitian

Lampiran D-1 Surat Pernyataan Validator ..........................................................161


Lampiran D-2 Surat Izin Penelitian .....................................................................162

LAMPIRAN E Dokumentasi Penelitian

Lampiran E-1 Kegiatan Uji Coba Lapangan Awal ..............................................163


Lampiran E-2 Kegiatan Uji Coba Lapangan Utama ............................................165

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan experimental science, tidak dapat dipelajari hanya
dengan membaca, menulis atau mendengarkan. Mempelajari ilmu kimia bukan
hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep, atau prinsip tetapi
mengetahui juga suatu proses penemuan dan penguasaan petunjuk atau metode
ilmiah (Jahro dan Susilawati, 2009: 20). Realita yang terjadi di sekolah bahwa
mata pelajaran kimia dianggap sulit oleh sebagian besar siswa SMA, sehingga
banyak dari siswa yang tidak berhasil dalam belajar kimia. Selain itu, ada
anggapan bahwa pelajaran kimia merupakan pelajaran yang menakutkan dan
membosankan (Yuniasri, 2013: 2). Banyak faktor yang menyebabkan kimia
dianggap sebagai pelajaran yang sulit, di antaranya kurangnya pemahaman siswa
terhadap konsep-konsep kimia dan banyak konsep-konsep kimia yang bersifat
abstrak (Nazar dkk, 2013: 1).
Faktor penyebab siswa merasa sulit dalam belajar kimia karena kurangnya
pemahaman konsep juga dialami oleh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Sungai
Raya. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kimia SMA
Negeri 4 Sungai Raya (Lampiran A-2), bahwa kesulitan yang sering dialami siswa
adalah penalaran konsep dalam materi pembelajaran kimia, salah satunya pada
materi larutan penyangga. Materi larutan penyangga merupakan salah satu materi
kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdapat dalam Standar Isi yang
termasuk ke dalam Standar Kompetensi 4 dengan Kompetensi Dasar 4.3 yaitu
“Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup” yang merujuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang dipelajari di kelas XI semester genap. Pada hasil wawancara guru
(Lampiran A-2) ini juga menyatakan bahwa hasil belajar siswa masih banyak
yang berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Hal ini
dibuktikan dari rendahnya nilai ulangan siswa pada materi larutan penyangga.
Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Sungai Raya tahun ajaran
2015/2016 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
2

Tabel 1.1 Persentase Nilai Ulangan Harian Kimia Materi Asam Basa,
Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam XI IPA Tahun Ajaran 2015/2016
SMA Negeri 4 Sungai Raya
Asam Basa Larutan Penyangga Hidrolisis Garam
Kelas
T (%) TT (%) T (%) TT (%) T (%) TT (%)
XI IPA 60,23 39,76 21,59 78,40 29,88 70,11

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa persentase ketuntasan terendah sebesar


21,59% terdapat pada nilai ulangan harian materi larutan penyangga. Hal ini
dikarenakan oleh masalah pemahaman konsep yang dialami oleh siswa. Menurut
Dwijayanti & Siswaningsih (2005:2), pemahaman konsep siswa dapat
ditingkatkan menggunakan metode praktikum, karena pada kegiatan praktikum
dapat dikembangkan keterampilan psikomotorik, kognitif, dan juga afektif.
Hasil observasi (Lampiran A-1) menunjukkan bahwa selama ini di SMA
Negeri 4 Sungai Raya telah menerapkan metode praktikum pada beberapa materi
pelajaran kimia seperti pada materi uji larutan elektrolit, asam-basa, laju reaksi,
koloid dan sebagainya. Tetapi metode praktikum belum terlaksana pada materi
larutan penyangga. Belum terlaksananya praktikum pada materi larutan
penyangga inilah yang dapat menyebabkan kurangnya pemahaman konsep siswa
pada materi larutan penyangga. Salah satu kendala belum terlaksananya
praktikum pada materi larutan penyangga karena belum tersedianya Lembar Kerja
Siswa (LKS) praktikum yang mendukung untuk mengatasi masalah pemahaman
konsep siswa pada materi ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
(Lampiran A-2), praktikum yang biasa dilakukan diambil dari buku paket siswa
tanpa dimodifikasi terlebih dahulu oleh guru dan bersifat instruksi langsung,
sehingga siswa hanya melakukan praktikum sesuai dengan instruksi yang terdapat
dalam buku paket tersebut tanpa memikirkan alasan dari pengerjaan yang
dilakukan tahap demi tahap.
LKS adalah salah satu jenis bahan ajar yang digunakan sebagai panduan
untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah oleh siswa
(Trianto, 2014: 85). Sedangkan menurut Arsyad (2004: 67), LKS adalah media
3

pembelajaran yang digunakan sebagai media belajar alternatif yang termasuk


media cetak berupa lembaran atau buku berisi materi visual. Padmaningrum
(2008: 2) menyatakan bahwa keberadaan LKS memberi pengaruh yang cukup
besar dalam proses belajar mengajar sehingga penyusunan LKS harus memenuhi
berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknik.
Pentingnya LKS dalam proses pembelajaran berkaitan dengan beberapa
manfaat dan tujuan yang dimiliki oleh LKS itu sendiri, di antaranya LKS dapat
mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa dalam
mengembangkan konsep, melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan
proses belajar mengajar, sebagai alat bantu guru dan siswa dalam melaksanakan
proses belajar mengajar, membantu siswa untuk menambah info tentang konsep,
membantu siswa memperoleh catatan materi yang dipelajari dalam melakukan
kegiatan pembelajaran, dan membantu guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah juga perlu pengembangan
perangkat pembelajaran, salah satunya LKS yang dikembangkan oleh guru
sebagai fasilitator dan pedoman pembelajaran, supaya siswa dapat ikut berperan
aktif dalam kegiatan belajar mengajar (Afifah, 2015: 2).
Pembelajaran praktikum selain ditunjang dengan ketersediaan alat dan
bahan, juga harus ditunjang dengan sumber atau media pembelajaran yang lain.
Salah satu sumber dan media pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran
praktikum adalah LKS praktikum. Menurut Afifah (2015: 2), LKS dapat menjadi
sumber belajar atau media pembelajaran tergantung pada kegiatan pembelajaran
yang dirancang. Peran LKS di dalam pembelajaran salah satunya adalah dapat
menuntun siswa dalam proses belajar dan mengembangkan kemampuan kerja
ilmiahnya. Dalam hal ini, maka penting adanya LKS praktikum dapat
mengembangkan serta membantu siswa melakukan kerja ilmiah dalam
menemukan konsep pembelajaran yang ingin dicari, sehingga siswa menjadi
terbiasa untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah dan kemampuan kerja
ilmiahnya dapat meningkat.
Pembelajaran dengan metode praktikum bagi siswa seharusnya tidak
hanya memberikan keterampilan tangan (hands-on) tetapi siswa juga harus
4

mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya (minds-on). Namun pada


umumnya praktikum yang dilakukan belum memberikan kesempatan pada siswa
untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan percobaan. Akibatnya siswa
kurang memahami apa yang dilakukan dan alasannya melakukan praktikum
tersebut. Hal ini kurang sesuai dengan karakteristik ilmu kimia sebagai proses,
terlebih siswa menjadi kurang termotivasi melakukan kegiatan praktikum.
Sehingga diperlukan model pembelajaran inkuiri terbimbing agar pembelajaran
dengan metode praktikum yang terpusat pada siswa lebih efektif dalam
membimbing siswa untuk memahami konsep yang diajarkan (Pratiwi, 2013: 2).
Suyanti (2010: 68) menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga
siswa dapat merumuskan penemuannya sendiri. Dalam pembelajaran melalui
inkuiri siswa dimotivasi untuk mengembangkan keterampilan proses, sehingga
sifat ilmiah siswa seperti menghargai pendapat orang lain, terbuka terhadap
gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif dapat terlatih. Pembelajaran
berbasis inkuiri di laboratorium terbagi menjadi 5 level, yaitu level 0: konfirmasi,
level ½: inkuiri terstruktur, level 1: inkuiri terbimbing, level 2: inkuiri terbuka,
dan level 3: inkuiri bebas (authentic inquiry). Gormally et al (2011: 45)
mengungkapkan bahwa jenis inkuiri yang cocok digunakan untuk tingkat SMA
adalah inkuiri terbimbing, dikarenakan inkuiri terbimbing menyediakan lebih
banyak arahan untuk para siswa yang belum siap untuk menyelesaikan masalah
dengan inkuiri tanpa bantuan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan atau
belum mencapai tingkat perkembangan kognitif yang diperlukan untuk berpikir
abstrak. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing siswa memiliki kesempatan untuk
menginvestigasi materi baik secara konseptual dan prosedural dengan arahan
berupa pertanyaan dalam LKS. Maka dapat disimpulkan bahwa penting adanya
LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dapat digunakan dalam metode praktikum
untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
Tahapan dari inkuiri terbimbing terdiri atas merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, menganalisis data, dan membuat
5

kesimpulan. Berdasarkan tahapan-tahapan ini, sangat sesuai bila diterapkan


dengan praktikum pada materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu materi
larutan penyangga khususnya pada sub materi sifat-sifat larutan penyangga. Pada
sub materi ini berisi tentang konsep dasar mengenai larutan penyangga yang dapat
mempertahankan pH larutan. Siswa mengetahui berbagai macam jenis asam, basa
dan garam, namun asam atau basa lemah yang direaksikan dengan garamnya
dapat mempertahankan pH larutan meski ditambahkan dengan air, asam ataupun
basa yang lain. Dalam hal ini, pengetahuan mengenai sifat larutan penyangga
yang dapat mempertahankan pH tidak bisa hanya dengan mengandalkan hafalan,
karena sifat larutan penyangga ini merupakan suatu konsep kimia yang bersifat
mikroskopik. Oleh karena itu, siswa perlu melakukan eksperimen dan mengamati
secara langsung perubahan pH larutan agar dapat memberikan bukti nyata bagi
siswa yang bersifat makroskopis sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman
konsep yang kuat.
Telah terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Zahara (2013: 75)
mengenai pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada
subpokok materi hubungan hasil kali kelarutan dan pengendapan. Hasil penelitian
pada tahap pengembangan model menunjukkan bahwa keterlaksanaan LKS
berbasis inkuiri yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar
91,57% yang terdiri dari observasi keterlaksanaan tahapan inkuiri (100%) dan
penilaian jawaban siswa terhadap tugas-tugas LKS (83,15%). Penilaian guru
terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri yang dikembangkan sangat baik dengan
persentase penilaian sebesar 85,33% yang terdiri dari penilaian terhadap
kesesuaian dengan konsep hubungan hasil kali kelarutan dan pengendapan
(86,51%), dan kesesuaian dengan tata bahasa (83,93%). Respon siswa terhadap
LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan sangat baik dengan persentase sebesar
83,45%. Wulandari (2014: 96) pada penelitiannya mengenai pengembangan LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan sistem koloid melalui
pembuatan dan pengujian sabun juga menunjukkan tingkat keterlaksanaan
praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik sekali (88,32%)
yang terdiri dari observasi keterlaksanaan praktikum (98,77%) dan penilaian
6

jawaban siswa terhadap tugas – tugas dalam LKS (77,86%). Adapun respon siswa
terhadap praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik
(77,56%). Berdasarkan penilaian guru dan dosen terhadap LKS tergolong baik
sekali (82,29%) yang terdiri dari kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan
konsep pembuatan dan pengujian sabun (79,72%) dan kesesuaian LKS dengan
syarat kebahasaan yang digunakan (84,86%).
Uraian yang telah dipaparkan di atas memberikan beberapa temuan
masalah yang dapat diangkat oleh peneliti, khususnya pada LKS praktikum
larutan penyangga, pelaksanaan praktikum itu sendiri, serta model pembelajaran
inkuiri terbimbing yang dianggap penting untuk pemahaman konsep siswa dalam
melaksanakan praktikum. Maka dari itu, peneliti merasa perlu mengembangkan
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kevalidan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis
inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya?
2. Bagaimanakah kepraktisan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis
inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya?
3. Bagaimanakah keefektifan lembar kerja siswa berbasis (LKS) praktikum
inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kevalidan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis
inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya.
7

2. Mengetahui kepraktisan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis


inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya.
3. Mengetahui keefektifan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis
inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai
Raya.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di SMA Negeri 4
Sungai Raya adalah sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, diharapkan dapat digunakan untuk menambah kreativitas
dan motivasi dalam pembelajaran kimia.
2. Bagi peserta didik, diharapkan dapat digunakan untuk menambah motivasi
dalam belajar kimia.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat
digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

E. Definisi Operasional
1. Penelitian dan pengembangan
Metode penelitian dan pengembangan atau bahasa Inggrisnya Research
and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifitas produk tersebut (Sugiyono, 2016 : 407).
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS (Lembar Kerja
Siswa) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga di
SMA Negeri 4 Sungai Raya berdasarkan aspek kelayakan, kevalidan dan
keefektifan.
Bahan ajar yang layak digunakan haruslah memenuhi 3 kriteria yaitu valid,
praktis, dan efektif yang dinyatakan oleh Nieveen (Putranto, 2015 : 25).
a. Aspek Kevalidan (Validity) yang berarti sesuai dengan ketentuan seharusnya.
Menurut Nieveen (Putranto, 2015: 25) kevalidan dinilai dari tiga aspek
8

kevalidan yang meliputi kevalidan isi, kevalidan bahasa, dan kevalidan media.
Kevalidan isi dilihat dari cakupan materi, keakuratan materi, dan kesesuaian
dengan kompetensi serta pendekatan yang digunakan. Kevalidan bahasa
meliputi kesesuaian dengan peserta didik, ketepatan kaidah penulisan, serta
kebenaran istilah dan simbol. Kevalidan tampilan meliputi teknik penyajian
dan pendukung penyajian. Indikator aspek kevalidan dari LKS berbasis inkuiri
terbimbing dapat tercapai bila koefisien validitas LKS lebih dari 0,60 (Nur
dkk, 2014: 118).
b. Aspek Kepraktisan (Practically) yang didasarkan pada kemudahan suatu
media baik dalam mempersiapkan dan menggunakannya oleh siswa
berdasarkan angket respon siswa terhadap media yang dikembangkan (Faroh
dkk, 2014: 101). LKS yang dikembangkan dikatakan praktis jika rata-rata
respon siswa lebih dari ≥ 60% atau interpretasi kepraktisan menunjukkan
tinggi atau sangat tinggi (Prasetyo, 2012: 3).
c. Aspek Keefektifan (Effectiveness) didasarkan pada ketuntasan hasil belajar
siswa. LKS berbasis inkuiri terbimbing dikatakan efektif jika setelah
dilakukan pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, siswa
tuntas secara klasikal dengan presentase ≥ 65% dari jumlah siswa yang ada di
kelas tersebut (Astuti dkk, 2012: 30).

2. LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing


LKS praktikum merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
menunjang kegiatan praktikum dan berfungsi sebagai alat evaluasi dalam proses
belajar mengajar, selain itu dapat digunakan pula sebagai acuan dalam menuntun
siswa untuk memahami masalah dan membantu kegiatan bernalar (Surianto, 2012:
3). LKS praktikum merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran untuk
membantu siswa belajar secara terarah (Widjajanti, 2008: 1).
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga
yang akan dikembangkan pada penelitian ini berisi sintaks inkuiri di antaranya:
menyajikan pertanyaan atau masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan,
9

melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan dan


menganalisis data dan membuat kesimpulan. Selain itu LKS yang dikembangkan
ini juga berisi materi yang ringkas dan mudah dipahami dan intruksi yang
meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan siswa dalam bekerja secara
ilmiah, apersepsi yang dibahas lebih lanjut serta dengan keseluruhan tampilan
yang menarik.

3. Inkuiri terbimbing (Guided Inquiry)


Inkuiri terbimbing (guided inquiry) merupakan model pembelajaran yang
dapat melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan proses investigasi untuk
mengumpulkan data berupa fakta dan memproses fakta tersebut sehingga siswa
mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna menjawab pertanyaan atau
permasalahan yang diajukan oleh guru (teacher-proposed research question)
(Maguire et al, 2010: 55).
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKS inkuiri terbimbing yang
akan dilaksanakan terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah.
Tahap merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada
suatu persoalan yang memancing siswa untuk mencari jawabannya. Pada
penelitian ini siswa diberikan LKS yang berisi masalah dalam suatu hasil
percobaan kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah
tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru.
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Untuk
memudahkan proses ini, guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan pada tahapan perumusan masalah
sebelumnya.
c. Menguji hipotesis
Tahap ini, guru membimbing siswa dalam langkah-langkah pengumpulan
data yang dilaksanakan seiring dengan berlangsungnya kegiatan praktikum.
10

Mengumpulkan data pada tahap ini adalah aktifitas menjaring informasi yang
dilakukan pada saat menguji hipotesis yang diajukan. Data yang dihasilkan berupa
tabel pengamatan yang telah disajikan dalam LKS.
d. Menganalisis data
Siswa menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil uji hipotesis.
Setelah menganalisis data, maka siswa dapat menyimpulkan apakah hipotesis
yang telah dibuat sesuai atau tidak dengan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan.
Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai
dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.
e. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dari data yang telah
dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan. Setelah diambil
kesimpulan, kemudian dicocokkan dengan hipotesa asal, apakah hipotesa diterima
atau tidak.

4. Materi Larutan Penyangga


Materi larutan penyangga adalah salah satu materi dalam mata pelajaran
kimia yang terdapat dalam standar isi yang termasuk ke dalam Standar
Kompetensi 4 dengan Kompetensi Dasar 4.3 yaitu “Mendeskripsikan sifat larutan
penyangga dan peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup”, dengan
merujuk pada KTSP yang dipelajari di kelas XI semester genap. Sub materi yang
terdapat pada materi pokok larutan penyangga, yaitu :
a. Sifat-sifat larutan penyangga,
b.Komponen Larutan Penyangga
c. pH larutan penyangga,
d.Fungsi larutan penyangga.
Pada penelitian ini, LKS praktikum yang akan dikembangkan hanya pada sub
materi sifat-sifat larutan penyangga.
11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Dan Pengembangan


Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah –
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan
produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut
tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi juga bisa
perangkat lunak (software), seperti program computer untuk pengolahan data,
pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model
pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll
(Sukmadinata, 2010 : 164).
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development)
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,
dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2016 : 407). Borg and
Gall (Mulyatiningsih, 2012 : 163) menyatakan bahwa penelitian dan
pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
pendidikan dan pembelajaran. Menurut Borg and Gall ada sepuluh langkah
pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan (Mulyatiningsih, 2012 :
163):
1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting).
Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meneliti
kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,
rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain
atau langkah-langkah penelitian kemungkinan pengujian dalam lingkup
terbatas.
12

3. Pengembangan draft produk (develop preliminary form of product).


Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen
evaluasi.
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba lapangan ini
melibatkan sekitar 6 sampai 12 subjek uji coba. Hal ini penting dilakukan
untuk mengantisipasi kesalahan yang dapat terjadi selama penerapan
model yang sesungguhnya berlangsung. Selain itu, uji coba skala kecil
juga bermanfaat untuk menganalisis kendala yang mungkin dihadapi dan
berusaha untuk mengurangi kendala tersebut pada saat penerapan model
berikutnya. Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan
pengedaran angket respon.
5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan utama (main field testing). Pada pengujian ini
disarankan mengambil sampel yang lebih banyak yaitu 30 sampai dengan
100 orang responden. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan
sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil
pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan
kelompok pembanding.
7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
Menyempurnakan produk hasil uji lapangan utama.
8. Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan dengan
melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket,
wawancara dan observasi serta analisis lainnya.
9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan
didasarkan masukan dari uji pelaksanaan kegiatan.
10. Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan professional dan dalam jurnal.
Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Memonitor penyebaran
untuk pengontrolan kualitas.
13

B. Pengembangan Bahan Ajar


1. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi, 2008 :
36). Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah isi dari kurikulum,
yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan
rinciannya (Ruhimat, 2011:152). Menurut National Center for Vocational
Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training
(Nugraha dkk, 2013: 28), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas.
2. Jenis-jenis Bahan Ajar
Jenis-jenis bahan ajar menurut Tocharman (Nugraha dkk, 2013: 28)
dalam diklat pembinaan SMA oleh Depdiknas, yaitu bahan ajar pandang
(visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, dan non
cetak (non printed), seperti model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang
dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia
interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted
Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan
bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
3. Fungsi dan Tujuan Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar yaitu sebagai pedoman bagi guru yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus
merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
14

dipelajari atau dikuasainya. Alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil


pembelajaran (Hamdani, 2011: 121).
Tujuan bahan ajar menurut Hamdani (2011: 122) adalah:
a) Membantu siswa dalam mempelajari sesuatu. Segala informasi yang
didapat dari sumber belajar, kemudian disusun dalam bentuk bahan ajar.
Hal ini membuka wacana dan wahana baru bagi siswa karena materi ajar
yang disampaikan adalah sesuatu yang baru dan menarik.
b) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Pilihan bahan ajar yang
dimaksud tidak hanya terpaku oleh satu sumber, melainkan dari berbagai
sumber belajar yang dapat dijadikan suatu acuan dalam penyusunan
bahan ajar.
c) Memudahkan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mudah karena bahan
ajar disusun sendiri dan disampaikan dengan cara yang bervariatif.
d) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Dengan berbagai
jenis bahan ajar yang bervariatif diharapkan kegiatan pembelajaran tidak
monoton, hanya terpaku oleh satu sumber buku, atau di dalam kelas.
4. Kualitas Pengembangan Bahan Ajar
Nieveen (Putranto, 2015 : 25) menyampaikan bahwa kualitas bahan
ajar yang dikembangkan haruslah memenuhi 3 kriteria yaitu valid, praktis, dan
efektif.
a. Aspek Kevalidan (Validity) yang berarti sesuai dengan ketentuan
seharusnya. Menurut Nieveen (Putranto, 2015: 25) kevalidan dinilai dari
tiga aspek kevalidan yang meliputi kevalidan isi, kevalidan bahasa, dan
kevalidan media. Kevalidan isi dilihat dari cakupan materi, keakuratan
materi, dan kesesuaian dengan kompetensi serta pendekatan yang
digunakan. Kevalidan bahasa meliputi kesesuaian dengan peserta didik,
ketepatan kaidah penulisan, serta kebenaran istilah dan simbol.
Kevalidan tampilan meliputi teknik penyajian dan pendukung penyajian.
Indikator aspek kevalidan dari LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat
15

tercapai bila koefisien validitas LKS lebih dari 0,60 (Nur dkk, 2014:
118).
b. Aspek Kepraktisan (Practically) yang didasarkan pada kemudahan
suatu media baik dalam mempersiapkan dan menggunakannya oleh
siswa berdasarkan angket respon siswa terhadap media yang
dikembangkan (Faroh dkk, 2014: 101). Prasetyo (2012: 3) berpendapat
bahwa dari segi kepraktisan, menyatakan bahwa LKS yang
dikembangkan dikatakan praktis jika rata-rata respon siswa lebih dari ≥
60% atau interpretasi kepraktisan menunjukkan tinggi atau sangat tinggi.
c. Aspek Keefektifan (Effectiveness) didasarkan pada ketuntasan hasil
belajar siswa. Media pembelajaran dikatakan efektif jika terdapat
perbedaan hasil belajar yang signifikan antara sebelum menggunakan
media dengan setelah menggunakan media yang dikembangkan. LKS
berbasis inkuiri terbimbing dikatakan efektif jika setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, siswa
tuntas secara klasikal dengan presentase ≥ 65% dari jumlah siswa yang
ada di kelas tersebut (Astuti dkk, 2012: 30)

C. LKS Praktikum
LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kerja
yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas
pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada
kompetensi dasar yang harus dicapai. Dilihat dari strukturnya, bahan ajar LKS
lebih sederhana daripada modul, namun lebih kompleks daripada buku. Bahan
ajar LKS terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah
kerja, dan penilaian. Sedangkan jika dilihat dari formatnya, LKS memuat
paling tidak delapan unsur, yaitu judul, kompetensi dasar yang akan dicapai,
waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan
laporan yang harus dikerjakan(Prastowo, 2012: 207).
16

Widodo dan Jasmadi (2008: 57) menyatakan bahwa bahan ajar yang
baik harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: syarat didaktik, syarat
konstruksi dan syarat teknis.
a. Syarat- syarat didaktik
Bahan ajar dapat dikatakan memenuhi syarat didaktik. Artinya
mampu mengikuti asas-asas belajar mengajar yang efektif, seperti,
memperhatikan adanya perbedaan individual, menekankan pada proses
untuk menemukan konsep-konsep bukan pada materi, memiliki variasi
stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa, tidak hanya ditujukan
untuk mengenal fakta-fakta dan konsep-konsep materi, tetapi juga dapat
mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan
estetika pada diri siswa, memuat pengalaman belajar yang ditentukan oleh
tujuan pengembangan pribadi siswa (intelektual, emosional, dan
sebagainya), dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran (Rohaeti,
dkk, 2009: 3).
b. Syarat - syarat konstruksi
Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan
kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat
dimengerti oleh pengguna yaitu siswa (Rohaeti, dkk, 2009: 3).
c. Syarat-syarat teknis
Syarat-syarat teknis dalam penyusunan bahan ajar memperhatikan
hal-hal seperti kejelasan tulisan dan gambar serta kemenarikan tampilan
(Indah, 2015: 692).
Metode praktikum merupakan salah satu metode yang sangat tepat
diterapkan dalam pembelajaran ilmu kimia karena metode ini memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan sendiri fakta yang
diperlukan untuk meningkatkan penguasaan dan pemahamannya terhadap
materi yang dipelajari. Pada metode praktikum kegiatannya menitik
beratkan untuk melakukan pengamatan, percobaan, pengumpulan data yang
dilakukan di laboratorium atau tempat lain yang disamakan dengan
17

laboratorium, melakukan pembahasan dan membuat laporan (Jahro dan


Susilawati, 2009: 22). Menurut Hamdani (2011 :163) metode praktikum
dapat dilakukan kepada siswa setelah guru memberikan arahan, aba-aba,
petunjuk pelaksanaannya. Kegiatan ini berbentuk praktik dengan
mempergunakan alat-alat tertentu.
Bentuk LKS yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum memiliki
arti bahwa petunjuk praktikum merupakan salah satu isi (content) dari LKS
(Prastowo, 2012: 211). Menurut Surianto (2012: 3), LKS praktikum
merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan
praktikum dan berfungsi sebagai alat evaluasi dalam proses belajar
mengajar, selain itu dapat digunakan pula sebagai acuan dalam menuntun
siswa untuk memahami masalah dan membantu kegiatan bernalar. Dalam
melakukan penalaran siswa akan mempunyai kesempatan lebih luas untuk
mengemukakan pendapatnya. Sedangkan menurut Widjajanti (2008:1), LKS
praktikum merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan
oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu
siswa belajar secara terarah.
LKS yang berbentuk petunjuk percobaan terdiri atas komponen:
judul percobaan, tujuan percobaan, dasar teori, alat dan bahan, prosedur
kerja, tabel pengamatan, pertanyaan/diskusi, kesimpulan, dan tugas. Judul
percobaan tentunya harus sesuai dengan materi pokok/kompetensi dasar.
Tujuan percobaan sesuai dengan kompetensi dasar dan indicator pencapaian
hasil belajar. Dasar teori diberikan secara singkat yang mendukung
kompetensi dasar dan tujuan percobaan. Alat dan bahan tentunya
mendukung prosedur kerja yang sesuai dengan tujuan percobaannya.
Pertanyaan/diskusi diharapkan mengarahkan cara berpikir siswa untuk
menyimpulkan hasil percobaan yang sesuai dengan tujuannya. Kesimpulan
yang diambil diarahkan untuk menjawab tujuan percobaan. Tugas
merupakan pertanyaan pengayaan yang memberi peluang kepada siswa
untuk mengembangkan kompetensinya. Petunjuk percobaan sesuai untuk
materi yang memerlukan penanaman konsep dengan keterampilan proses
18

bukan sekedar menghafal. LKS ini dapat dikerjakan oleh siswa secara
mandiri maupun dalam kelompok kecil serta dapat juga sebagai panduan
dalam diskusi kelas (Padmaningrum, 2008: 2).

D. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


1. Hakikat Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing
Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat
mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, kreatif, dan ilmiah
dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan
yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan (Hamdani, 2011:
182). Dalam berinkuiri pengajar mengeksplorasi minat pembelajar,
memberikan pertanyaan yang mendorong pembelajar untuk melakukan
inkuiri, bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran (Iskandar,
2011: 17). Menurut Mudalara (2012: 5) model pembelajaran inkuiri terbagi
menjadi tiga, yaitu: (1) inkuiri terbimbing (guided inquiry); (2) inkuiri bebas
(free inquiry); (3) inkuiri bebas yang dimodifikasikan (modified free inquiry).
Perbedaan ketiganya lebih ditandai dengan seberapa besar campur tangan guru
dalam penyelidikan tersebut.
Menurut Mudalara (2012: 5) model pembelajaran inkuiri terbimbing
yaitu guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi
pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Menurut Sofiani (2011:
2) pembelajaran inkuiri terbimbing diawali dari permasalahan yang diajukan
guru yang tidak bisa dijelaskan dengan mudah atau tidak bisa dijelaskan
dengan cepat, kemudian siswa melakukan pengamatan sampai pada
kesimpulan. Akan tetapi guru mengontrol pertanyaan-pertanyaan yang
diungkapkan, hipotesis yang dibuat dan apa yang telah diamati siswa. Model
pembelajaran guided inquiry tepat diterapkan bagi siswa yang belum terbiasa
melakukan inkuiri. Oleh sebab itu, siswa mendapat bimbingan mulai dari
merumuskan masalah sampai pada membuat simpulan.
Moog et al (2006: 43) mengungkapkan bahwa proses belajar
berorientasikan guided inquiry bertujuan untuk: (1) mengembangkan
19

keterampilan- keterampilan proses dalam lingkup pembelajaran, berpikir, dan


pemecahan masalah, (2) mengarahkan siswa untuk memperoleh hak dalam
belajar, (3) memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan, (4) meningkatkan
pembelajaran dengan teknologi informasi, dan (5) mendukung pengembangan
keterampilan – keterampilan proses dalam kerja sama dan komunikasi.
2. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing
Trianto (2014: 83-84) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran
inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut :
a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan.
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan
diajukan. Pada kegiatan ini, kemampuan yang dituntut yaitu: (a) kesadaran
terhadap masalah; (b) melihat pentingnya masalah; dan (c) merumuskan
masalah.
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses
ini, guru menanyakan kepada siswa gagasan mengenai hipotesis yang
mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih salah satu hipotesis yang
relevan dengan permasalahan yang diberikan.
Kemampuan yang dituntut dalam mengembangkan hipotesis ini
yaitu: (a) menguji dan menggolongkan data yang dapat diperoleh; (b)
melihat dan merumuskan hubungan yang ada secara logis; dan
merumuskan hipotesis.
c. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data
yang dihasilkan dapat berupa tabel, matriks, atau grafik. Pada kegiatan ini
kemampuan yang dituntut yaitu: (a) merakit peristiwa, terdiri dari
mengidentifikasi peristiwa yang dibutuhkan, mengumpulkan data, dan
mengevaluasi data; (b) menyusun data, terdiri dari mentranslasikan data,
menginterpretasikan data dan mengklasifikasi data; (c) analisis data, terdiri
20

dari melihat hubungan,mencatat persamaan dan perbedaan, dan


mengidentifikasikan tren, sekuensi, dan keteraturan.
d. Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor penting dalam
menguji hipotesis yaitu pemikiran ‘benar’ atau ‘salah’. Setelah
memperoleh kesimpulan dari data percobaan, siswa dapat menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis itu salah atau
ditolak, siswa dapat menjelaskan sesuai dengan proses inkuiri yang telah
dilakukannya.
e. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dari data yang telah
dikelompokkan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Kelebihan model inkuiri terbimbing yang dinyatakan oleh Shoimin
(2014: 86), merupakan pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang
sehingga pembelajaran dengan strategi ini dianggap lebih bermakna sehingga
memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai gaya belajar mereka.
Inkuiri terbimbing merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Agustanti (2012: 17), model pembelajaran
inkuiri terbimbing memiliki keunggulan karena siswa akan melakukan
penelitian secara berulang-ulang dan dengan bimbingan yang berkelanjutan.
Rasa ingin tahu siswa akan terpenuhi karena model meneliti ini dapat
memperkuat dan mendorong secara alami untuk mengeksploitasi sehingga
kegiatan dapat dilakukan dengan semangat yang besar dan penuh
kesungguhan.
21

Kelemahan model inkuiri terbimbing yang dinyatakan oleh Hanafiah


dan Cucu (2012: 79), siswa harus memiliki keinginan untuk kesiapan dan
kematangan mental, siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik. Jika dalam keadaan kelas besar maka model
ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru dan siswa yang sudah
sangat terbiasa dengan terbiasa dengan gaya lama maka model inkuiri ini
sangat mengecewakan.

E. Materi Larutan Penyangga


1. Sifat Larutan Penyangga
Suatu larutan yang mengandung suatu asam lemah plus suatu garam
dari asam itu, atau suatu basa lemah plus suatu garam dari basa itu,
mempunyai kemampuan bereaksi baik dengan asam kuat maupun basa kuat.
Sistem semacam itu dirujuk sebagai larutan berbuffer (berpenyangga), karena
sedikit penambahan asam kuat atau basa kuat itu hanya mengubah pH sedikit
(Keenan et al, 1984 : 625).
Jika sedikit asam klorida ditambahkan pada suatu larutan yang
mengandung asam asetat dan natrium asetat, ion asetat yang bersifat basa itu
bereaksi dengan ion hydrogen yang ditambahkan untuk membentuk lebih
banyak molekul hidrogen asetat (Keenan et al, 1984 : 625):
H+ + C2H3O2-  HC2H3O2 (2.1)
pH itu tidak berubah dengan nyata.
Sebaliknya, jika ion hidrogen diambil dengan menambahkan natrium
hidroksida yang bersifat basa
H+ + OH-  H2O (2.2)
hidrogen asetat yang berbentuk molekul akan mengion untuk membentuk
lebih banyak ion hidrogen (Keenan et al, 1984 : 625):
HC2H3O2  H+ + C2H3O2- (2.3)
Sekali lagi, pH larutan tidak berubah banyak kecuali bila kuantitas basa yang
ditambahkan besar (Keenan et al, 1984 : 625).
22

Sebagai contoh lebih lanjut, jika natrium hidroksida ditambahkan ke


dalam larutan yang mengandung ammonia dan ammonium klorida, ion
ammonium yang bersifat asam itu bereaksi dengan ion hidroksida tambahan
untuk membentuk molekul-molekul ammonia:
OH- + NH4+  H2O + NH3 (2.4)
pH tidak berubah banyak (Keenan et al, 1984 : 626).
Sebaliknya, jika ion hidroksida dihilangkan dengan penambahan asam,
hidrogen klorida, dengan membentuk air, ammonia akan mengion untuk
membentuk lebih banyak ion hidroksida:
NH4 + H2O  NH4+ + OH- (2.5)
Sekali lagi, pH larutan tidak berubah banyak kecuali bila kuantitas asam yang
ditambahkan besar (Keenan et al, 1984 : 626).
2. Komponen Larutan Penyangga
Umumnya, larutan buffer mengandung campuran dari suatu asam
lemah dan garamnya atau suatu basa lemah dan garamnya. Konsentrasi ion
hydrogen dapat dihitung dari tinjauan – tinjauan tentang kesetimbangan kimia
yang terdapat dalam larutan- larutan tersebut. Larutan buffer yang terdiri dari
suatu asam lemah dan garamnya, maka kesetimbangan disosiasinya adalah
(Svehla, 1990: 52):
HA H+ + A- (2.6)
Tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai
[H+ ][A− ]
Ka = (2.7)
[HA]

Dengan konsentrasi ion hidrogen dapat dinyatakan seperti pada persamaan


[HA]
[H+] = Ka [A−] (2.8)

Asam bebas yang terdapat, hampir tak terdisosiasi sama sekali, karena
adanya anion A-, dalam jumlah-jumlah yang banyak yang berasal dari
garamnya. Maka konsentrasi total asam (c), hampir sama dengan konsentrasi
asam yang tak terdisosiasi,
ca ≈ [HA] (2.9)
Oleh sebab yang sama, konsentrasi total garam (c) akan hampir sama dengan
23

konsentrasi anion (Svehla, 1990: 52):


cs ≈ [A-] (2.10)
Penggabungan persamaan-persamaan (2.8), (2.9), dan (2.10), maka dapat
dinyatakan konsentrasi ion-hidrogen sebagai (Svehla, 1990 :52):
𝑐
[H+] = Ka 𝑐𝑎 (2.11)
𝑠

atau pH sebagai
𝑐
pH = pKa + log 𝑐 𝑠 (2.12)
𝑎

Sama halnya, bila buffer itu terbuat dari basa lemah MOH dan garamnya,
yang mengandung kation M+, kesetimbangan disosiasi yang terjadi dalam
larutan demikian adalah
MOH H+ + OH- (2.13)
Dimana tetapan kesetimbangan disosiasidapat dinyatakan sebagai
[M+ ][OH− ]
Kb = (2.14)
[MOH]

Dengan pertimbangan-pertimbangan yang serupa, kita dapat menuliskan untuk


konsentrasi total basa c, dan untuk konsentrasi garam c, hubungan-hubungan
berikut (Svehla, 1990: 53):
cb ≈ [MOH] (2.15)
dan
cs ≈ [M+] (2.16)
Sehingga, dalam setiap larutan air maka hasilkali ion air adalah (Svehla, 1990:
53):
Kw = [H+][OH-] = 10-14 (2.17)
3. pH Larutan Penyangga
Larutan berbuffer digunakan secara meluas dalam kimia analitis,
biokimia, dan bakteriologi, demikian pula dalam fotografi dan industri kulit
dan zat warna. Dalam tiap bidang ini, terutama dalam biokimia, dan
bakteriologi , jangka-jangka pH tertentu yang agak sempit mungkin
diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Jika selama arah suatu reaksi
kimia, konsentrasi asam (atau basa) dimungkinkan bertambah, mungkin suatu
reaksi yang tidak diinginkan akan terjadi atau reaksi yang diinginkan dapat
24

dihambat. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia
lain bergantung pada pengendalian pH oleh sistem berbuffer (Keenan et al,
1984 : 628).
Larutan buffer standar dapat dibuat dari asam lemah dan garam (dari)
asam lemah itu. Suatu persamaan untuk menghitung angka banding asam
terhadap garam yang diperlukan untuk memperoleh larutan dengan pH yang
diinginkan, pH suatu buffer yang mengandung asam lemah HA dapat dihitung
sebagai berikut (Keenan et al, 1984 : 625):
[H+ ][A− ]
Ka = (2.18)
[HA]
[𝐻𝐴]
[H+] = Ka x [𝐴−] (2.19)
[𝐻𝐴]
-log [H+] = -log Ka – log [𝐴−] (2.20)
[𝐻𝐴]
pH = pKa – log [𝐴−] (2.21)

atau
[𝐴− ]
pH = pKa + log [𝐻𝐴] (2.22)

Untuk suatu larutan dalam mana konsentrasi HA dan A- sama,


pH = pKa + log 1,0 = pKa + 0 = pKa (2.23)
Misalnya, dalam suatu larutan berbuffer dari asam format-ion format, dalam
mana
[HCHO2] = [CHO2-], (2.24)
pH = pKa = -log Ka = -log (1,8 x 10-4) = 3,74 (2.25)
4. Fungsi Larutan Penyangga
Semua proses biologi, seperti banyak proses kimia lainnya suatu hal
yang penting ialah bahwa pH tidak banyak berubah dari harga tertentu.
Sebagai contoh, fungsi dari darah manusia yang mengangkut oksigen untuk
sel-sel dari paru-paru adalah tergantung pada pengaturan pH yang sangat
dekat dengan 7,4. Kenyataannya, ada perbedaan 0,02 satuan pH antara darah
vena arteri yang disebabkan terbentuknya asam dan basa yang dihasilkan
reaksi-reaksi dalam sel-sel. Hampir tetapnya pH dalam suatu sistem dimana
asam atau basa ditambahkan adalah disebabkan karena pengaruh buffer dari
25

keseimbangan asam basa. Terdapat banyak kemungkinan penyangga dari


asam-asam lemah dan basa-basa lemah. Di dalam darah manusia ada sejumlah
penyangga yang terjadi secara simultan. Ini meliputi (Sastrohamidjojo, 2005:
201):
1. Pelarutan CO2 dan HCO3-
2. H3PO4- dan HPO2-
3. Berbagai protein yang dapat menerima ion-ion hidrogen
Cairan intrasel dan ekstrasel dalam organisme hidup mengandung
pasangan asam-basa konjugasi yang berfungsi sebagai buffer pada pH cairan.
Buffer dalam sel yang utama adalah pasangan asam-basa konjugasi dihidrogen
fosfat-monohidrogenfosfat, H2PO4- - HPO42- . Buffer luar sel yang utama
adalah pasangan asam-basa konjugasi asam karbonat - bikarbonat, H2CO3-
HCO3. Sistem buffer yang kedua ini membantu menjaga agar pH darah
berharga hampir konstan, mendekati 7,4, meskipun zat- zat yang bersifat asam
dan basa terus – menerus masuk ke aliran darah. Kerja penyangga dari suatu
larutan yang mengandung asam karbonat dan ion bikarbonat, didasarkan pada
reaksi berikut (Keenan et al, 1984 : 629).
Bila ditambahkan suatu asam : HCO3- + H+  H2CO3 (2.26)
Bila ditambahkan suatu basa : H2CO3 + OH-  H2O + HCO3- (2.27)
26

BAB III
METODE PENELITIAN

A. BENTUK PENELITIAN
Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan (research & development). Sugiyono (2016: 407) menyatakan
bahwa secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode pengembangan dari Borg & Gall (Sukmadinata, 2010
: 190) yang meliputi 10 langkah yaitu : (1) Penelitian dan pengumpulan data, (2)
Perencanaan pengembangan produk, (3) Pengembangan produk awal, (4) Uji coba
produk awal, (5) Penyempurnaan produk awal, (6) Uji coba produk yang telah
disempurnakan, (7) Penyempurnaan produk yang telah disempurnakan, (8)
Pengujian produk yang telah disempurnakan, (9) Uji lapangan produk yang telah
disempurnakan (10) Implementasi dan institusionalisasi produk. Namun, pada
penelitian ini dilakukan hingga tahap ke tujuh saja sesuai dengan kebutuhan untuk
mengefisienkan waktu, biaya, dan tenaga dari peneliti. Sebagai acuan, penelitian
Maghfiroh & Wahyudi (2017 : 289) juga melakukan penelitian dengan metode
pengembangan dari Borg & Gall hingga tahap ke tujuh.

B. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII IPA SMA Negeri
4 Sungai Raya dengan total berjumlah 43 siswa. Pengambilan sampel pada
penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel menurut
Sugiyono (2016: 118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini terdiri
dari sampel uji coba lapangan awal dan sampel uji coba lapangan utama.
1. Sampel uji coba lapangan awal
Sampel uji coba lapangan awal pada penelitian ini melibatkan kelas XII
IPA yang telah mempelajari materi larutan penyangga. Borg & Gall
27

(Mulyatiningsih, 2012: 163) membatasi jumlah sampel dalam uji lapangan awal
melibatkan sekitar 6-12 orang. Untuk memudahkan penentuan besarnya sampel,
maka digunakan pengambilan nilai tengah dari rentang jumlah sampel yang
dibatasi oleh Borg & Gall. Berdasarkan perhitungan didapatkan jumlah sampel uji
coba lapangan awal sebanyak 9 orang siswa kelas XII IPA. Siswa dari kelas
tersebut dipilih masing-masing 3 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa
berkemampuan sedang, dan 3 siswa berkemampuan rendah dalam mata pelajaran
kimia.
2. Sampel uji coba lapangan utama
Borg & Gall (Mulyatiningsih, 2012: 164) menyebutkan dalam uji coba
lapangan utama disarankan mengambil sampel yang lebih banyak. Sampel uji
coba lapangan utama pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
dengan jumlah sebanyak 34 siswa.

C. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian dan pengembangan pada penelitian ini menggunakan
tujuh dari sepuluh langkah metode pengembangan yang dikembangkan Borg &
Gall (Mulyatiningsih, 2012: 163).
1. Penelitian dan pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kajian literatur, dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu
ada pengembangan produk baru (Mulyatiningsih, 2012: 163). Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan ditinjau dari silabus pembelajaran yang menjadi acuan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Analisis dilakukan pada silabus Kimia
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI semester genap materi
larutan penyangga.
28

b. Kajian Literatur
Analisis kajian literatur terhadap teori-teori dan beberapa hasil penelitian
terdahulu yang relevan berkaitan dengan pentingnya media pembelajaran LKS
untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.
c. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan produk baru. Pada
tahap ini peneliti melakukan observasi pra-penelitian (Lampiran A-1) untuk
mengumpulkan informasi mengenai proses pembelajaran kimia pada SMA Negeri
4 Sungai Raya. Observasi ini juga dilengkapi dengan wawancara terhadap guru
mata pelajaran kimia (Lampiran A-2) dan daftar nilai ulangan harian (Lampiran
A-3) kelas XII IPA tahun ajaran 2015/2016 yang telah mempelajari materi larutan
penyangga.
2. Perencanaan
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga
yang akan dikembangkan pada penelitian ini berisi sintaks inkuiri diantaranya:
rumusan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, menganalisis data
dan merumuskan kesimpulan. Selain itu LKS yang dikembangkan ini juga berisi
materi yang ringkas dan mudah dipahami, intruksi yang meningkatkan
pemahaman konsep dan keterampilan siswa dalam bekerja secara ilmiah,
apersepsi yang dibahas lebih lanjut dalam materi, serta gambar-gambar yang
mendukung materi larutan penyangga.
3. Pengembangan Draft Produk
Pada tahap ini mulai disusun rancangan awal LKS berbasis inkuiri
terbimbing dan instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian dilakukan
validasi terhadap rancangan awal produk oleh pakar yang ahli dalam bidangnya.
Sebelum diujicobakan pada siswa, LKS praktikum harus divalidasi terlebih
dahulu dengan merujuk pada ketentuan validasi isi menurut Gregory (Hairida dan
Astuti, 2012: 29). Validasi dilakukan oleh ahli pada bidangnya meliputi ahli
materi, ahli media, ahli bahasa dengan jumlah validator sebanyak 2 orang untuk
masing-masing ahli. Proses ini dilakukan untuk mengoreksi LKS praktikum yang
29

telah disusun sebelumnya dan hasilnya digunakan sebagai acuan dalam proses
revisi.
4. Uji Coba Lapangan Awal
Kegiatan selanjutnya adalah menguji coba produk. Borg & Gall
(Mulyatiningsih, 2012: 163) membatasi jumlah sampel dalam uji coba lapangan
awal melibatkan sekitar 6-12 orang sampel. Nugraha dkk (2013 : 32) menyatakan
bahwa uji coba lapangan awal dilakukan untuk mengetahui dan mencari
kekurangan, kelemahan, kendala serta hambatan yang mungkin terjadi selama
proses pembelajaran. Apabila bahan ajar sudah memenuhi kriteria keefektifan dan
kepraktisan maka penelitian dapat dilanjutan pada tahap selanjutnya yaitu uji coba
lapangan utama. Uji coba lapangan awal melibatkan satu kelas yang siswanya
sudah pernah belajar materi larutan penyangga yaitu kelas XII IPA. Sampel pada
uji coba lapangan awal ini melibatkan 9 orang siswa. Siswa dari kelas tersebut
dipilih masing-masing, yaitu 3 orang berkemampuan tinggi, 3 orang
berkemampuan sedang dan 3 orang berkemampuan rendah dalam mata pelajaran
kimia. Untuk menguji keefektifan produk, digunakan penelitian pre-experimental
dengan bentuk one-shot case study dengan X adalah perlakuan dan O adalah hasil.
Desain penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.1 (Sugiyono, 2016: 110):

X O
Gambar 3.1 One-shot case study design
5. Merevisi Hasil Uji Coba
Revisi produk dilakukan berdasarkan hasil analisis kevalidan dari validator
dan uji coba produk tahap pertama. Dengan menganalisis kekurangan yang
ditemui berdasarkan validasi dan selama uji coba produk, maka kekurangan
tersebut dapat segera diperbaiki. LKS berbasis inkuiri terbimbing perlu direvisi
pada saat nilai validitas isi LKS ≤ 0,60 dan nilai respon dari siswa pada uji coba
lapangan awal kurang dari 60.
6. Uji Coba Lapangan Utama
Borg & Gall (Mulyatiningsih, 2012: 164) menyebutkan dalam uji coba
lapangan utama disarankan mengambil sampel yang lebih banyak yaitu
30

melibatkan sekitar 30-100 orang sampel. Uji coba lapangan utama melibatkan
seluruh siswa kelas XI IPA dengan jumlah seluruhnya sebanyak 34 orang siswa.
Uji coba lapangan utama bermanfaat untuk melihat sejauh mana produk yang
dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Uji lapangan utama ini dilakukan untuk
memperoleh produk akhir dari LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan. Dalam menguji keefektifan produk, digunakan penelitian pre-
experimental dengan bentuk one-shot case study dengan X adalah perlakuan dan
O adalah hasil. Desain penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.2 (Sugiyono,
2016: 110):

X O
Gambar 3.2 One-shot case study design

7. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama


Revisi produk selalu dilakukan setelah produk diterapkan atau
diujicobakan. Hal ini dilakukan terutama apabila ada kendala-kendala baru yang
belum terpikirkan pada saat perancangan. Masukan dan saran dalam uji coba
lapangan utama dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merevisi produk LKS
berbasis inkuiri terbimbing. LKS berbasis inkuiri terbimbing perlu direvisi pada
saat nilai respon dari siswa kurang dari 60. Prasetyo (2012: 3) berpendapat bahwa
dari segi kepraktisan, menyatakan bahwa LKS yang dikembangkan dikatakan
praktis jika rata-rata respon siswa lebih dari ≥ 60% atau interpretasi kepraktisan
menunjukkan tinggi atau sangat tinggi. Secara umum, prosedur penelitian dapat
dilihat pada Gambar 3.3 berikut :
31

Penelitian dan pengumpulan data

Analisis Kebutuhan Kajian Literatur Identifikasi Masalah

Perencanaan

Pengembangan draft produk

Rancangan awal LKS praktikum Penyusunan Instrumen


berbasis inkuiri terbimbing Penelitian

Validasi Ahli

Tidak
Valid Revisi
Ya
Uji Coba Lapangan Awal

Tidak
Status Penerimaan Revisi 1
Produk
Ya
Uji Coba Lapangan Utama

Tidak
Status Penerimaan Revisi 2
Produk
Ya

Produk Akhir

Gambar 3.3 Prosedur Penelitian Pengembangan


32

D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data


Adapun teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik Komunikasi Tidak Langsung (Lembar Validasi dan Angket)
Teknik komunikasi tidak langsung digunakan untuk mengetahui kevalidan
dan kepraktisan LKS berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga.
Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi dan angket. Lembar validasi
digunakan untuk mengetahui kevalidan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan dan untuk memperoleh informasi tentang kualitas LKS berbasis
inkuiri terbimbing berdasarkan penilaian para ahli. Teknik pengumpul data
validasi dilakukan dengan cara memberikan rancangan LKS berbasis inkuiri
terbimbing yang telah diselesaikan dan lembar validasi kepada para ahli. Penilaian
terdiri dari empat kategori yaitu sangat tidak sesuai (nilai 1), tidak sesuai (nilai 2),
sesuai (nilai 3) dan sangat sesuai (nilai 4).
Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket respon siswa
terhadap LKS berbasis inkuiri terbimbing. Angket digunakan untuk mengetahui
respon siswa setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini berbentuk skala Likert dengan 4 skala penilaian.
Untuk pilihan 4 mulai dari SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan
STS (Sangat Tidak Sesuai) (Widoyoko, 2014: 78).
2. Teknik Observasi (Lembar Observasi)
Observasi atau pengamatan merupakan suatu cara atau teknik
pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang
sedang berlangsung (Sugiyono, 2016 : 220). Instrumen yang digunakan berupa
lembar observasi. Dalam lembar observasi ini dicantumkan beberapa indikator
yang akan dianalisis. Penilaian tiap aspek dalam lembar observasi ini berbentuk
skala Guttman yang terdiri dari ‘Ya’ dan ‘Tidak’.
Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan secara non partisipatif
kerena pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat hanya berperan
mengamati kegiatan. Penelitian ini menggunakan 3 observer yang terdiri dari 1
orang guru dan 2 orang teman sejawat. Data yang didapatkan dari hasil observasi
33

ini akan menunjukkan keterlaksanaan tahapan inkuiri terbimbing yang dilakukan


dalam pembelajaran.
3. Teknik Pengukuran (Soal posttest)
Teknik pengukuran digunakan untuk mengetahui keefektifan LKS berbasis
inkuiri terbimbing. Instrumen yang digunakan adalah soal posttest dengan bentuk
soal essay. Teknik pengukuran dilakukan dengan memberikan soal posttest
kepada siswa sesudah pembelajaran menggunakan LKS berbasis inkuiri
terbimbing. Data hasil belajar siswa yang diperoleh digunakan untuk menentukan
keefektifan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan.

E. Analisis Data
1. Analisis Kevalidan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing
Kevalidan LKS berbasisi inkuiri terbimbing didasarkan menurut penilaian
validator yang ahli dibidangnya. Adapun validator yang akan menilai LKS
berbasis inkuiri terbimbing yakni 2 orang dosen Universitas Muhammadiyah
Pontianak, 1 orang guru bidang studi kimia dan 1 orang guru bidang studi bahasa
Indonesia pada masing-masing bidang ahli. Data yang dperoleh kemudian diolah
dengan rumus perhitungan Gregory. LKS berbasis inkuiri terbimbing dikatakan
valid jika koefisien validitas LKS > 0,60 (Nur dkk, 2014: 118). Penilaian ahli
meliputi beberapa aspek, yaitu:
a. Media, meliputi: keterturan desain, kejelasan cetak huruf dan gambar,
kesesuaian pemilihan jenis serta ukuran huruf dan angka, gradasi warna,
kemudahan penggunaan, dan kemenarikan penampilan.
b. Materi, meliputi: kesesuaian judul, kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran dan kompetensi dasar, kebenaran konsep materi ditinjau dari
aspek keilmuan, kesesuaian dengan tingkat kematangan berpikir peserta didik,
kesesuaian dengan tahapan inkuiri terbimbing, kejelasan langkah kerja dan
kelengkapan komponen LKS praktikum.
c. Bahasa, meliputi: kebakuan bahasa, kesesuaian bahasa dengan EYD,
kesantunan bahasa, dukungan bahasa terhadap kemudahan memahami alur
praktikum, dan tidak adanya kalimat yang menimbulkan makna ganda.
34

Penentuan koefisien validasi hasil penilaian dari kedua ahli dimasukkan


dalam tabulasi silang 2 x 2 yang terdiri dari kolom A, B, C, dan D. Kolom A
adalah sel yang menunjukkan kedua penilai tidak relevan. Kolom B dan C adalah
sel yang menunjukkan perbedaan pandangan antara penilai pertama dan kedua
(penilai pertama setuju dan penilai kedua tidak setuju atau sebaliknya). Kolom D
adalah sel yang menunjukkan kedua penilai menyatakan relevan. Rekapitulasi
validasi instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 (Hairida dan Astuti,
2012: 29):
Tabel 3.1 Rekapitulasi Validitas Instrumen Penelitian
Penilai I Penilai II
Tidak Relevan Relevan Tidak Relevan Relevan
(Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4) (Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4)

Setelah instrumen penilaian divalidasi oleh dua orang ahli dan


direkapitulasi, selanjutnya digunakan tabulasi silang 2 x 2 dapat dilihat pada Tabel
3.2 (Amir dkk, 2015 : 207):
Tabel 3.2 Tabulasi Silang
Penilai II
Tabulasi penilaian dari ahli Tidak Relevan Relevan
(Skor 1 – 2) (Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(A) (C)
(Skor 1 – 2)
Penilai I
Relevan
(B) (D)
(Skor 3 – 4)

Kriteria perhitungan akan dianalisis menggunakan rumus Gregory seperti


Persamaan 3.1 (Amir dkk, 2015 : 207).
𝐷
Validitas =
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
(Persamaan 3.1)
35

Keterangan :
A = Sel yang menunjukan kedua penilai menyatakan tidak relevan
B = Sel yang menunjukan penilai I relevan dan penilai II tidak relevan
C = Sel yang menunjukan penilai I tidak relevan dan penilai II relevan
D = Sel yang menunjukan kedua penilai menyatakan relevan

Hasil validitas kemudian dicocokan dengan kriteria kevalidan instrumen


penelitian menurut Amir, dkk (2015: 206) yang ditampilkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Kevalidan Instrumen Penelitian


Nilai Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,79 Tinggi
0,40 – 0,59 Sedang
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat rendah

2. Analisis Kepraktisan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing


Analisis kepraktisan diketahui berdasarkan analisis angket respon siswa
yang mengacu pada penelitian Prasetyo (2012: 2). LKS yang dikembangkan
dikatakan praktis jika rata-rata respon siswa lebih dari ≥ 60% atau interpretasi
kepraktisan menunjukkan tinggi atau sangat tinggi (Prasetyo, 2012: 3). Sebelum
menganalisis data respon, mula-mula dihitung jumlah responden melalui pilihan
jawaban pada setiap butir pernyataan. Kemudian dicari nilai skor angket per item
dengan mengalikan jumlah responden dan skor pilihan jawaban sesuai kriteria
pernyataan positif dan negatif. Skor setiap pilihan jawaban untuk menghitung nilai
skor angket per item dapat dilihat pada Tabel 3.4.
36

Tabel 3.4 Skor Pilihan Jawaban Angket Respon Siswa


Pilihan Jawaban Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Jumlah keseluruhan dari nilai skor angket per item ditentukan terlebih
dahulu, kemudian dicari nilai dengan rumus yang dimodifikasi dari Khabibah
(Prasetyo, 2012: 2), seperti persamaan 3.2.

∑ nilai
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100% (Persamaan 3.2)

Skor maksimum dapat dicari dengan mengalikan jumlah responden dan


skor pilihan terbaik dari pernyataan positif dan negatif yaitu 4. Kemudian
menghitung banyaknya kriteria sangat lemah, lemah, kuat, dan sangat kuat dari
seluruh butir pernyataan. Selanjutnya membuat kategori untuk seluruh butir
pernyataan yang dapat dilihat pada Tabel 3.5 (Prasetyo, 2012: 2):

Tabel 3.5 Kriteria Nilai Respon Siswa


Nilai Kategori
0 ≤ nilai < 20 Sangat Lemah
20 ≤ nilai < 40 Lemah
40 ≤ nilai < 60 Cukup
60 ≤ nilai < 80 Kuat
80 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Kuat

Berdasarkan kriteria kepraktisan, LKS yang dikembangkan dikatakan


praktis jika rata-rata respon siswa lebih dari ≥ 60% atau interpretasi kepraktisan
menunjukkan tinggi atau sangat tinggi (Prasetyo, 2012: 3).
37

3. Analisis Keefektifan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing


LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dikatakan efektif jika
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri
terbimbing, siswa tuntas secara klasikal atau lebih besar sama dengan 65 % dari
jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Astuti dkk, 2012: 30). Siswa dikatakan
tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar atau sama dengan KKM yang diterapkan
oleh sekolah yaitu 75.
4. Analisis Keterlaksanaan Tahapan Inkuiri Terbimbing dalam
Pembelajaran
Analisis keterlaksanaan tahapan inkuiri terbimbing dalam pembelajaran
diketahui berdasarkan lembar observasi. Sebelum menganalisis data ini, mula-
mula jumlah skor mentah hasil penilaian pengamat diubah ke dalam bentuk
persentase berdasarkan rumus (Jamiel, 2012: 29) :
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100% (Persamaan 3.3)

Skor maksimum diperoleh dari penjumlahan seluruh skor tertinggi yang


bernilai 1 pada tiap aspek yang terdapat dalam lembar observasi. Sedangkan skor
mentah diperoleh dari penjumlahan skor yang berdasarkan pada hasil penilaian
pengamat. Kemudian menginterpretasikan nilai persentase sesuai dengan kriteria
keterlaksanaan pembelajaran menurut Widoyoko (2014 : 242) pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase (%) Kategori
80 ≤ P ≤ 100 Sangat Baik
60 ≤ P ≤ 80 Baik
40 ≤ P ≤ 60 Sedang
20 ≤ P ≤ 40 Kurang
0 ≤ P ≤ 20 Sangat Kurang
38

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri


terbimbing bertujuan menghasilkan produk yang dijadikan sebagai alternatif
penggunaan bahan ajar praktikum dalam pembelajaran kimia khususnya pada sub
materi sifat larutan penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya. Prosedur penelitian
yang dilakukan merujuk pada metode penelitian pengembangan dari Borg & Gall
(Sukmadinata, 2010 : 190). Berikut ini adalah uraian tentang data hasil penelitian
berdasarkan Borg & Gall meliputi:
A. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan, kajian literatur, dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu
ada pengembangan produk baru (Mulyatiningsih, 2012: 163). Adapun kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan menetapkan masalah dasar penelitian.
Analisis kebutuhan dimulai dengan analisis kurikulum. Selain itu analisis juga
dilakukan terhadap guru mata pelajaran kimia melalui wawancara yang dilakukan
pada tanggal 31 Januari 2017 (Lampiran A-2). Melalui tahap ini dilakukan telaah
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dijadikan acuan
dalam mengembangkan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Standar
kompetensi untuk materi larutan penyangga adalah “Memahami sifat-sifat larutan
asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya” dengan kompetensi dasar 4.3
yaitu “Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga
dalam tubuh makhluk hidup”. Menurut Pratiwi (2015: 33), berdasarkan hasil
analisis proses pembelajaran kata kerja mendeskripsikan selain dapat digunakan
melalui pemberian konsep secara langsung kepada siswa (ceramah) dapat juga
dikembangkan melalui kegiatan praktikum. Hal ini bertujuan agar siswa dapat
memperoleh pengalaman secara langsung untuk memahami konsep.
39

Standar kompetensi tersebut menunjukkan bahwa materi larutan


penyangga merupakan terapan dari sifat larutan asam-basa dan metode
pengukurannya. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa media pembelajaran, yang salah satunya adalah
LKS praktikum. Selain itu hasil wawancara guru menunjukkan bahwa metode
yang sering digunakan saat pembelajaran yaitu metode ceramah dan diskusi biasa.
Kesulitan belajar juga dialami siswa seperti penalaran konsep, menganalisis dan
memecahkan masalah serta pemahaman dalam perhitungan kimia. Materi yang
sering dilakukan dengan metode praktikum adalah materi larutan elektrolit,
indikator asam-basa dan koloid.
2. Kajian Literatur
Berdasarkan masalah yang ditemukan di lapangan maka diperlukan suatu
bahan ajar praktikum untuk mendukung pemahaman konsep siswa, khususnya
dalam submateri sifat larutan penyangga. LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing (Guided inquiry) merupakan produk yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah pemahaman konsep karena dapat menunjang dan layak
digunakan dalam proses sains siswa.
Menurut Prastowo (2012: 205) LKS memiliki setidaknya empat fungsi
berikut:
1. Sebagai bahan ajar yang dapat meminimalkan peran dari pendidik, tetapi
lebih mengaktifkan peran dari siswa.
2. Sebagai bahan ajar yang membantu mempermudah siswa dalam
memahami materi pelajaran yang diberikan.
3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya akan tugas untuk berlatih.
4. Sebagai bahan ajar yang memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada
siswa.
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing (Guided inquiry) merupakan
produk yang dapat menunjang dan layak digunakan dalam proses sains siswa. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zahara (2013: 75) mengenai
pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada subpokok materi
hubungan hasil kali kelarutan dan pengendapan. Hasil penelitian menunjukkan
40

bahwa penilaian guru terhadap LKS praktikum berbasis inkuiri yang


dikembangkan sangat baik dengan persentase penilaian sebesar 85,33% yang
terdiri dari penilaian terhadap kesesuaian dengan konsep hubungan hasil kali
kelarutan dan pengendapan (86,51%), dan kesesuaian dengan tata bahasa
(83,93%). Respon siswa terhadap LKS berbasis inkuiri yang dikembangkan
sangat baik dengan persentase sebesar 83,45%.
Wulandari (2014: 96) pada penelitiannya mengenai pengembangan LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan sistem koloid melalui
pembuatan dan pengujian sabun juga menunjukkan respon siswa terhadap
praktikum menggunakan LKS yang dikembangkan tergolong baik (77,56%).
Berdasarkan penilaian guru dan dosen terhadap LKS tergolong baik sekali
(82,29%) yang terdiri dari kesesuaian LKS yang dikembangkan dengan konsep
pembuatan dan pengujian sabun (79,72%) dan kesesuaian LKS dengan syarat
kebahasaan yang digunakan (84,86%).
Pratiwi dkk (2015) pada penelitiannya mengenai pengembangan LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan larutan penyangga
kelas XI IPA SMA menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan memiliki
kualitas baik dengan beberapa hasil validasi pada aspek kelayakan isi,
kebahasaan, sajian dan kegrafisan oleh ahli media, ahli materi, reviewer, peer
reviewer dan peserta didik. Penelitian Pratiwi dkk (2015) berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan, namun terdapat perbedaan pada aspek yang diukur
sehingga berdampak pada hasil penelitiannya. Aspek yang diukur pada penelitian
ini meliputi aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Jenis validasi dalam
penelitian ini adalah validasi isi menurut Gregory yang dilakukan oleh ahli materi,
ahli media dan ahli bahasa sebanyak 2 orang untuk masing-masing ahli. Pada
aspek kepraktisan dilakukan berdasarkan respon siswa dan aspek keefektifan
berdasarkan pada hasil belajar siswa setelah menggunakan LKS praktikum inkuiri
terbimbing dalam pembelajaran.
41

c.Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor yang
menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan produk baru.
Adapun masalah yang teridentifikasi meliputi:
1. Kurangnya pemahaman siswa pada materi larutan penyangga.
2. Belum adanya LKS praktikum yang mendukung terlaksananya praktikum
larutan penyangga.
3. LKS praktikum yang selama ini digunakan hanya berupa instruksi langsung
yang kurang memberikan pengalaman pada siswa untuk bekerja secara ilmiah
dan meningkatkan pemahaman konsep.
4. Apersepsi tidak dibahas secara jelas.
5. Tampilan LKS yang kurang menarik.

B. Perencanaan
1. Penetapan Rancangan Produk
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti bermaksud
untuk membuat produk berupa LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada
materi larutan penyangga yang bertujuan menilai kualitas yang meliputi kevalidan
dari produk serta kepraktisan dan keefektifan produk yang dibuat. LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan penyangga yang dikembangkan
pada penelitian ini berisi sintaks inkuiri di antaranya: rumusan masalah,
merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, menganalisis data dan merumuskan
kesimpulan. Selain itu LKS yang dikembangkan ini juga berisi materi yang
ringkas dan mudah dipahami, instruksi yang meningkatkan pemahaman konsep
dan keterampilan siswa dalam bekerja secara ilmiah, apersepsi yang dibahas lebih
lanjut dalam materi, serta gambar-gambar yang mendukung materi larutan
penyangga.
2. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dari hasil analisis standar
kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus kimia kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Perumusan tujuan pembelajaran tentang penguasaan kompetensi
42

ditargetkan untuk pencapaian indikator pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang


dirumuskan, dijadikan pedoman penyusunan tes dan pengembangan penuntun
praktikum. Hasil pengembangan indikator dan tujuan pembelajaran selengkapnya
terdapat dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Pengembangan Indikator dan Tujuan Pembelajaran


Tahap
Indikator Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Berpikir
Menuliskan pengertian larutan Siswa dapat menuliskan pengertian
C1
penyangga larutan penyangga
Membedakan jenis larutan Siswa dapat membedakan jenis
penyangga berdasarkan larutan penyangga berdasarkan C2
komponen penyusunnya komponen penyusunnya
Menentukan larutan penyangga Siswa dapat menentukan larutan
dan bukan penyangga melalui penyangga dan bukan penyangga C3
data hasil percobaan melalui data hasil percobaan

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana proses pembelajaran (Lampiran B-8) disusun berdasarkan tujuan
pembelajaran. Peneliti melakukan penyusunan RPP berlandaskan hasil analisis
standar isi dan proses pembelajaran pada Standar Kompetensi 4 dengan
kompetensi dasar 4.3 yaitu “Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan
larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup”. Pada tahap ini peneliti
merancang sebuah kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum yang memuat
tahapan inkuiri terbimbing, untuk menyesuaikan penggunaan produk yang
dikembangkan yaitu LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

C. Pengembangan Draft Produk


Pada langkah ini, peneliti mulai mengembangkan bentuk produk awal
(draft). Penyusunan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing mengacu pada
RPP yang berlandaskan standar isi yang berlaku (Lampiran B-8). Selain itu, pada
tahap ini peneliti juga menyusun instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian
yaitu lembar validasi ahli untuk mengetahui kevalidan (Lampiran B-2, B-4, dan
B-6), angket respon siswa untuk mengetahui kepraktisan (Lampiran B-15), dan
43

soal posttest (Lampiran B-11) untuk mengetahui keefektifan LKS yang


dikembangkan. Sebelum digunakan, instrumen penelitian tersebut juga divalidasi
terlebih dahulu oleh para ahli. Data hasil validasi diolah menggunakan rumus
Gregory. Hasil rekapitulasi validasi instrumen penelitian dapat dilihat pada
beberapa tabel berikut.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Validasi RPP


Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
1. Identitas yang termuat sudah lengkap. 4 3
2. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan 4 4
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
3. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan 4 4
rumus ABCD (Audience, Behavior, Condition,
Degree).
4. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan 4 4
materi yang akan diajarkan.
5. Langkah-langkah dalam tiap tahapan 4 4
pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi
waktu.
6. Sumber belajar / media sudah sesuai dengan 4 3
tujuan pembelajaran.
7. Sumber belajar / media sudah sesuai dengan 4 3
materi pembelajaran.
8. Pendekatan dan metode pembelajaran sudah 4 4
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
9. Pendekatan dan metode pembelajaran sudah 4 4
sesuai dengan materi pembelajaran.
10. Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan 4 4
EYD (ejaan yang disempurnakan).
11. Penilaian sudah sesuai dengan tujuan 4 4
pembelajaran.
12. Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran 4 4
sudah lengkap.
Koefisien Validitas RPP 1,00

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa semua aspek penilaian mendapatkan skor 4


dari validator 1. Sedangkan berdasarkan penilaian dari validator 2, pada aspek
identitas yang termuat, kesesuaian sumber belajar / media dengan tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran mendapatkan skor 3. Hasil akhir analisis
penilaian RPP memiliki nilai koefisien validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan
44

kriteria kevalidan menurut Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada
kriteria sangat tinggi.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Angket Respon Siswa


Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
1. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4
kesesuaian LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing dengan kegiatan praktikum materi
larutan penyangga sudah relevan.
2. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 3
pemahaman perintah dan arahan pada LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah relevan.
3. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4
kemudahan membaca tulisan pada LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah relevan.
4. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4
tampilan dan warna pada LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan
sudah relevan.
5. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 3
bahan diskusi pada LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing yang memberikan
kemudahan dalam memahami materi yang
dipraktikumkan sudah relevan.
6. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4
pemahaman bahasa yang digunakan pada LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah relevan.
7. Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap 4 4
penggunaan LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang memberikan kemudahan
dalam memahami konsep sifat larutan
penyangga sudah relevan.
Koefisien Validitas Angket Respon Siswa 1,00

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa semua aspek penilaian mendapatkan skor 4


dari validator 1. Sedangkan berdasarkan penilaian dari validator 2, pada aspek
pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap pemahaman perintah dan arahan
pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan sudah
45

relevan serta aspek pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap bahan diskusi
pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang memberikan kemudahan
dalam memahami materi yang dipraktikumkan sudah relevan mendapatkan skor
3. Hasil akhir analisis penilaian angket respon siswa memiliki nilai koefisien
validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut Gregory (Tabel
3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.

Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Soal Postest


Skor
No Indikator Soal Soal Postest
V1 V2
Menuliskan Apa yang dimaksud 4 4
1. pengertian larutan dengan larutan
penyangga. penyangga?

2. Membedakan jenis Jelaskan 2 jenis larutan 4 4


larutan penyangga penyangga berdasarkan
berdasarkan komponen penyusunnya!
komponen
penyusunnya.

3. Menentukan larutan Perhatikan data percobaan 4 4


penyangga dan berikut!
bukan penyangga
melalui data hasil
percobaan.

Berdasarkan data hasil


percobaan, manakah di antara
larutan tersebut yang
merupakan larutan penyangga?
Jelaskan jawaban Anda!
Koefisien Validitas
1,00
Soal Postest

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa validator 1 dan validator 2 memberikan skor 4


untuk semua aspek penilaian yang didasarkan pada indikator soal. Hasil akhir
analisis penilaian soal posttest menunjukkan nilai koefisien validitas sebesar 1,00.
Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut
berada pada kriteria sangat tinggi. Hasil validasi semua instrumen penelitian
46

memiliki kriteria validitas sangat tinggi sehingga layak digunakan untuk


penelitian. Hasil rekapitulasi dan perhitungan validitas tersebut dapat dilihat pada
Lampiran C-2 hingga C-12.
Komponen-komponen LKS praktikum ini mengacu pada sintaks inkuiri di
antaranya: rumusan masalah, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis,
menganalisis data dan merumuskan kesimpulan. Komponen juga dilengkapi
dengan informasi singkat mengenai tahapan inkuiri serta cara merumuskannya.
Selain itu, LKS praktikum ini mengacu pada syarat penyusunan LKS praktikum
yang terdiri atas komponen : judul, tujuan, petunjuk belajar siswa, dasar teori, alat
dan bahan, prosedur kerja, tabel pengamatan, kesimpulan, tugas dan penilaian.
1. Komponen-komponen LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
a) Judul
Judul pada LKS praktikum bertujuan mengetahui atau menjadi identitas
percobaan atau materi percobaan yang akan dilakukan siswa. Judul yang dibuat
merupakan gambaran jelas dari praktikum sehingga judul dari LKS praktikum ini
adalah “Percobaan Sifat Larutan Peyangga”.
b) Tujuan
Tujuan pada LKS praktikum yaitu untuk mengetahui hal yang harus dicapai
siswa pada percobaan yang dilakukan. Tujuan dalam tercantum di dalam LKS ini
adalah “Siswa dapat membuktikan sifat larutan penyangga melalui percobaan”.
c) Kajian Teori
Kajian teori pada LKS praktikum ini berisi tentang konsep dan definisi
mengenai sifat laruutan penyangga beserta komponennya. Selain itu, dilengkapi
dengan fenomena di kehidupan sehari-hari sebagai bentuk apersepsi yang
ditujukan untuk pendalaman pemahaman konsep siswa.
d) Arahan dalam merumuskan masalah
Bagian ini menuntun siswa agar dapat merumuskan masalah dalam bentuk
pertanyaan berdasarkan masalah yang terdapat pada wacana. Arahan dalam
merumuskan masalah pada LKS praktikum yang dikembangkan pada penelitian
ini adalah “Berdasarkan uraian di atas, buatlah rumusan masalahnya!”
47

e) Arahan dalam membuat hipotesis


Bagian ini menuntun siswa agar dapat membuat hipotesis (jawaban
sementara) dari rumusan masalah yang sebelumnya telah dirumuskan. Siswa
diarahkan untuk memperkirakan jenis larutan yang akan terjadi berdasarkan data
yang telah tersedia.
f) Arahan dalam menguji hipotesis
Bagian ini berisi arahan agar siswa dapat menguji hipotesis dengan
melakukan percobaan sifat larutan penyangga menggunakan alat dan bahan serta
prosedur kerja yang telah terdapat dalam LKS praktikum.
g) Arahan dalam komunikasi data
Bagian ini berisi tentang arahan agar siswa dapat mengkomunikasikan data
dalam bentuk tabel pengamatan. Data yang diperoleh dari tahap menguji hipotesis
berupa perubahan pH dari keadaan awal hingga adanya penambahan HCl, NaOH
dan akuades kemudian dituliskan pada tabel pengamatan yang telah tersedia pada
LKS praktikum.
h) Arahan dalam menarik kesimpulan
Bagian ini berisi arahan yang dapat menuntun siswa untuk membuat
kesimpulan dengan menghubungkan hipotesis dan hasil percobaan.
i) Penilaian
Bagian ini berisi tabel skor dan penilaian terhadap tiap tahapan inkuiri dan
tugas/bahan diskusi yang telah dilakukan siswa.
2. Validasi Ahli
Validasi ahli atau pakar merupakan proses penilaian terhadap desain awal
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Desain akan divalidasi oleh para
validator untuk mengetahui kekurangan serta perbaikan yang perlu dilakukan
sebelum LKS praktikum diujicoba. Kevalidan LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing diketahui berdasarkan penilaian para validator yang terdiri dari 2 ahli
materi, 2 ahli media, dan 2 ahli bahasa yang dilaksanakan dari tanggal 01-06 Mei
2017. Data hasil validasi diolah menggunakan rumus Gregory yang dapat dilihat
pada Lampiran C-2, C-4 dan C-6. LKS berbasis inkuiri terbimbing dikatakan valid
jika koefisien validitas LKS > 0,60 (Nur dkk, 2014: 118).
48

Penilaian ahli meliputi beberapa aspek, yaitu aspek materi, media dan
bahasa. Pada aspek materi, meliputi; kesesuaian judul, kesesuaian materi dengan
tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar, kebenaran konsep materi ditinjau dari
aspek keilmuan, kesesuaian dengan tingkat kematangan berpikir peserta didik,
kesesuaian dengan tahapan inkuiri terbimbing, kejelasan langkah kerja dan
kelengkapan komponen LKS praktikum. Pada aspek media meliputi ; keteraturan
desain, kejelasan cetak huruf dan gambar, kesesuaian pemilihan jenis serta ukuran
huruf dan angka, gradasi warna, kemudahan penggunaan, dan kemenarikan
penampilan. Pada aspek bahasa meliputi; kebakuan bahasa, kesesuaian bahasa
dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), kesantunan bahasa, dukungan bahasa
terhadap kemudahan memahami alur praktikum, dan tidak adanya kalimat yang
menimbulkan makna ganda.
Berikut merupakan deskripsi hasil validasi dari beberapa ahli:
a. Validasi Ahli Materi
Hasil validasi pada ahli materi, diperoleh bahwa LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk uji coba lapangan dengan syarat revisi
sesuai saran/masukan. Adapun saran perbaikan dari para ahli materi adalah
sebagai berikut:
1) Penambahan keterangan pada gambar yang terletak di bagian kajian teori
seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.1 menjadi Gambar 4.2.

Gambar 4.1 Sebelum penambahan keterangan gambar (Sebelum revisi)


49

Gambar 4.2 Setelah penambahan keterangan gambar (Setelah revisi)


Ahli materi menyatakan bahwa LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
layak digunakan setelah dilakukan revisi sesuai saran/perbaikan dari kedua
validator. Hasil rekapitulasi validasi ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Validasi Ahli Materi


Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
1. Kesesuaian judul 4 4
2. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4 4
dan kompetensi dasar
3. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek 4 4
keilmuan
4. Kesesuaian dengan tingkat kematangan 4 4
berpikir peserta didik
5. Kesesuaian dengan tahapan inkuiri terbimbing 4 4
6. Kejelasan langkah kerja 4 4
7. Kelengkapan komponen LKS praktikum 4 4
Koefisien Validitas Ahli Materi 1,00

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa validator 1 dan validator 2 memberikan skor 4


untuk semua aspek penilaian. Hasil akhir analisis penilaian ahli materi
menunjukkan nilai koefisien validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria
kevalidan menurut Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria
sangat tinggi.
50

b. Validasi Ahli Media


Hasil validasi pada ahli media, diperoleh bahwa LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk uji coba lapangan dengan syarat revisi
sesuai saran/masukan. Beberapa saran perbaikan dari para ahli media adalah
sebagai berikut:
1) Penambahan keterangan daftar isi seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Penambahan daftar isi

2) Penambahan keterangan daftar pustaka seperti yang diperlihatkan pada


Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Penambahan daftar pustaka


51

3) Penambahan nomor halaman seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Penambahan nomor halaman


4) Penggantian gambar air liur sebagai larutan penyangga seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 4.6 menjadi Gambar 4.7.

Gambar 4.6 Air liur sebagai larutan penyangga (sebelum revisi)

Gambar 4.7 Air liur sebagai larutan penyangga (sesudah revisi)


52

Hasil rekapitulasi validasi ahli media dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Validasi Ahli Media
Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
1. Keteraturan desain 3 4
2. Cetak huruf dan gambar 3 4
3. Jenis huruf dan angka 4 4
4. Ukuran huruf dan angka 4 4
5. Gradasi warna 3 4
6. Kemudahan penggunaan 4 4
7. Kemenarikan penampilan 3 4
Koefisien Validitas 1,00

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa aspek keteraturan desain, cetak huruf dan
gambar, gradasi warna dan kemenarikan penampilan mendapatkan skor 3 dari
validator 1. Sedangkan berdasarkan penilaian dari validator 2 pada semua aspek
mendapatkan skor 4. Hasil akhir analisis penilaian ahli media memiliki nilai
koefisien validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut
Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.
c. Validasi Ahli Bahasa
Hasil validasi pada ahli bahasa, diperoleh bahwa LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing sudah layak dan dapat digunakan untuk uji coba lapangan
dengan rekapitulasi validasi ahli bahasa yang dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Validasi Ahli Bahasa
Skor
No Aspek Penilaian
V1 V2
1. Kebakuan bahasa 3 3
2. Kesesuaian bahasa dengan EYD 4 4
3. Kesantunan bahasa 4 4
4. Dukungan bahasa terhadap kemudahan 3 3
memahami alur praktikum
5. Tidak adanya kalimat yang 4 4
menimbulkan makna ganda
Koefisien Validitas 1,00

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa validator 1 dan validator 2 memberikan skor 3


pada aspek kebakuan bahasa dan dukungan bahasa terhadap kemudahan
memahami alur praktikum. Sedangkan pada aspek yang lain, kedua validator
53

tersebut memberikan skor 4. Hasil akhir analisis penilaian ahli bahasa diperoleh
koefisien validitas sebesar 1,00. Sesuai dengan kriteria kevalidan menurut
Gregory (Tabel 3.3), maka nilai tersebut berada pada kriteria sangat tinggi.
Secara umum LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan telah memenuhi aspek kevalidan dengan koefisien validitas
sebesar 1,00 yang tergolong dalam kriteria sangat tinggi. LKS praktikum sebagai
salah satu bahan ajar yang dapat digunakan siswa dalam proses belajar mengajar
haruslah memiliki validitas yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan hasil efektif.

D. Uji Coba Lapangan Awal


Borg & Gall (Mulyatinigsih, 2012: 163) membatasi jumlah sampel dalam
uji coba lapangan awal melibatkan sekitar 6-12 orang sampel. Nugraha dkk (2013
: 32) menyatakan bahwa uji coba lapangan awal dilakukan untuk mengetahui dan
mencari kekurangan, kelemahan, kendala serta hambatan yang mungkin terjadi
selama proses pembelajaran. Apabila bahan ajar sudah memenuhi kriteria
keefektifan dan kepraktisan maka penelitian dapat dilanjutkan pada tahap
selanjutnya yaitu uji coba lapangan utama. Uji coba lapangan awal dilakukan pada
tanggal 15 Mei 2017 dengan melibatkan 9 orang siswa XII IPA SMA Negeri 4
Sungai Raya yang sudah pernah belajar materi larutan penyangga. Siswa dari
kelas tersebut dipilih masing-masing, yaitu 3 orang berkemampuan tinggi, 3 orang
berkemampuan sedang dan 3 orang berkemampuan rendah dalam mata pelajaran
kimia.
Uji coba lapangan awal dilakukan dengan bentuk penelitian one-shot case
study. Kegiatan belajar mengajar pada uji coba ini terdiri dari tiga tahap kegiatan,
yaitu tahap kegiatan pendahuluan (orientasi), kegiatan inti pembelajaran, dan
kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, siswa memperhatikan dengan
seksama terhadap tujuan dan rencana kegiatan praktikum dalam pembelajaran
serta apersepsi yang diberikan sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari sifat
larutan penyangga. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi,
siswa dikondisikan untuk membentuk 2 buah kelompok dengan jumlah siswa
54

masing-masing kelompok sebanyak 4 orang siswa dan 5 orang siswa, kemudian


LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dibagikan kepada setiap kelompok.
Tahap berikutnya yaitu kegiatan inti, pada tahap ini siswa menyimak
penjelasan tentang sifat larutan penyangga sambil memperhatikan LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing. Selanjutnya siswa diarahkan untuk menganalisis
masalah pada wacana untuk membuat rumusan masalah berdasarkan wacana yang
terdapat dalam LKS tersebut. Peneliti memberikan arahan dan tuntunan bagi siswa
yang kesulitan dalam membuat rumusan masalah. Setelah membuat rumusan
masalah, kemudian siswa dibimbing untuk membuat hipotesis atau dugaan
sementara dengan cara mengarahkan siswa membandingkan perubahan pH pada
beberapa jenis larutan campuran untuk membuat perkiraan jenis larutan.
Kemudian siswa diarahkan menguji hipotesis dengan melakukan
praktikum sifat larutan penyangga. Pada tahap ini peneliti menghampiri tiap
kelompok siswa untuk melihat kegiatan praktikum yang dilakukan siswa dengan
sesekali memberikan penjelasan serta bimbingan. Berdasarkan hasil pengamatan,
siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam melakukan kegiatan praktikum, teliti
dalam mengamati hasil percobaan serta bertanggung jawab terhadap alat-alat
laboratorium setelah praktikum selesai. Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa
untuk menuliskan hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang tersedia dalam
LKS serta meminta perwakilan siswa untuk mengkomunikasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Hasil pengamatan kedua kelompok menunjukkan
bahwa dari ketiga larutan yang direaksikan, hanya campuran pertama yang bukan
merupakan larutan penyangga, yaitu campuran HCl dan NaOH.
Tahap akhir pembelajaran yaitu kegiatan penutup, siswa diminta untuk
menarik kesimpulan dengan cara menghubungkan hipotesis dan hasil percobaan.
Siswa dibimbing dalam menuliskan kesimpulan pada LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing. Kemudian, peneliti mengkonfirmasi penjelasan siswa serta
menyimpulkan secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Uji coba lapangan awal ini melibatkan guru bidang studi kimia dan teman
sejawat sebagai pengamat keterlaksanaan penggunaan LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis keterlaksanaan
55

tahapan inkuiri terbimbing yang terdapat pada lembar observasi (Lampiran C-14)
diketahui pada uji coba lapangan awal keterlaksanaan pembelajaran inkuiri
terbimbing termasuk dalam kategori sangat baikdengan nilai sebesar 100%. Hal
ini dilihat dari keterlaksanaan semua tahapan – tahapan pembelajaran dalam RPP
yang tercantum dalam lembar observasi. Pada tahap ini siswa juga diminta
mengisi angket respon untuk mengetahui bagaimana kepraktisan LKS praktikum
yang dikembangkan pada uji coba lapangan awal.
Analisis kepraktisan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dilakukan
untuk menentukan seberapa besar respon positif terhadap LKS tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan respon siswa diperoleh nilai sebesar 83,71%.
Sesuai dengan kategori yang ditetapkan, respon siswa pada uji coba lapangan
awal berada pada interval 80% - 100% menunjukkan kategori sangat kuat, hal ini
berarti LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dikatakan praktis untuk
digunakan. Selengkapnya analisis kepraktisan LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing ini dapat dilihat pada Lampiran C-18.
Analisis keefektifan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dilakukan
untuk menentukan seberapa efektif LKS tersebut dalam pembelajaran kimia pada
submateri sifat larutan penyangga. Berdasarkan hasil perhitungan keefektifan
produk diperoleh nilai sebesar 77,78%. Sesuai dengan kategori yang ditetapkan,
LKS berbasis inkuiri terbimbing yang dikembangkan dikatakan efektif jika setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing,
siswa tuntas secara klasikal atau lebih besar sama dengan 65 % dari jumlah siswa
yang ada di kelas tersebut (Astuti dkk, 2012: 30). Hal ini berarti LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing dikatakan efektif karena memiliki nilai lebih dari 65%.
Selengkapnya analisis keefektifan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing ini
dapat dilihat pada Lampiran C-22.

E. Revisi Produk Hasil Uji Coba Lapangan Awal


Revisi produk hasil uji coba lapangan awal dilakukan berdasarkan analisis
komentar dan saran masukan dari guru maupun siswa terhadap LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing. Hasil yang didapatkan dari uji coba lapangan awal
56

pada penelitian ini berupa respon positif dari semua siswa yang menjadi sampel.
Respon positif ini ditunjukkan pada hasil analisis data dari angket respon yang
telah diisi siswa. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket respon siswa
ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Butir pernyataan positif
terdapat pada nomor 1, 3, 5 dan 7. Sedangkan butir pernyataan negatif terdapat
pada nomor 2, 4 dan 6. Berikut data hasil analisis kepraktisan berdasarkan angket
respon siswa pada uji coba lapangan awal yang dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Data Hasil Analisis Angket Respon Siswa

No Pernyatan Skor Nilai


1. Menurut saya LKS praktikum berbasis 34 94,4
inkuiri terbimbing sesuai digunakan
dalam praktikum materi larutan
penyangga
2. Saya sulit memahami perintah dan 26 72,2
arahan pada LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing.
3. Saya mudah membaca tulisan pada 30 83,3
LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing.
4. Menurut saya LKS praktikum berbasis 29 80,5
inkuiri terbimbing memiliki tampilan
dan warna yang tidak menarik dan
membosankan.
5. Bahan diskusi pada LKS praktikum 31 86,1
berbasis inkuiri terbimbing
mempermudah saya dalam memahami
materi yang dipraktikumkan.
6. Saya sulit memahami bahasa yang 28 77,8
digunakan pada LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing.
7. Menggunakan LKS praktikum berbasis 33 91,7
inkuiri terbimbing mempermudah saya
dalam memahami konsep sifat larutan
penyangga.
Jumlah 586
Rata-rata 83,71
57

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pada pernyataan 2, 4 dan 6 yang


merupakan pernyataan negatif mendapatkan skor dan nilai yang lebih rendah
daripada pernyataan 1, 3, 5 dan 7 yang merupakan pernyataan positif. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon ”Sangat Tidak
Sesuai (STS)” pada pernyataan negatif dan memberikan respon “Sangat Sesuai
(SS)” pada pernyataan positif. Selain data di atas, respon positif siswa juga
ditunjukkan pada komentar positif yang terdapat pada angket respon (Lampiran
C-17). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing layak digunakan untuk uji coba lapangan utama tanpa revisi.

F. Uji Coba Lapangan Utama


Borg & Gall (Mulyatiningsih, 2012: 164) menyebutkan dalam uji coba
lapangan utama disarankan mengambil sampel yang lebih banyak yaitu
melibatkan sekitar 30-100 orang sampel. Uji coba lapangan utama melibatkan
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 4 Sungai Raya dengan jumlah
seluruhnya sebanyak 34 siswa. Uji coba lapangan utama bermanfaat untuk melihat
sejauh mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan. Uji lapangan
utama ini dilakukan untuk memperoleh produk akhir dari LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing yang dikembangkan.
Uji coba lapangan utama dilakukan dengan bentuk penelitian one-shot
case study. Kegiatan belajar mengajar pada uji coba ini terdiri dari tiga tahap
kegiatan, yaitu tahap kegiatan pendahuluan (orientasi), kegiatan inti pembelajaran,
dan kegiatan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, siswa memperhatikan dengan
seksama terhadap tujuan dan rencana kegiatan praktikum dalam pembelajaran
serta apersepsi yang diberikan sehingga siswa termotivasi untuk mempelajari sifat
larutan penyangga. Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi,
siswa dikondisikan untuk membentuk 6 buah kelompok dengan jumlah siswa
pada tiap kelompok ada yang berjumlah 5 orang siswa dan 6 orang siswa,
kemudian LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dibagikan kepada setiap
kelompok.
58

Tahap berikutnya yaitu kegiatan inti, pada tahap ini siswa menyimak
penjelasan tentang sifat larutan penyangga sambil memperhatikan LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing. Selanjutnya siswa diarahkan untuk menganalisis
masalah pada wacana untuk membuat rumusan masalah berdasarkan wacana yang
terdapat dalam LKS tersebut. Peneliti memberikan arahan dan tuntunan bagi siswa
yang kesulitan dalam membuat rumusan masalah. Setelah membuat rumusan
masalah, kemudian siswa dibimbing untuk membuat hipotesis atau dugaan
sementara dengan cara mengarahkan siswa membandingkan perubahan pH pada
beberapa jenis larutan campuran untuk membuat perkiraan jenis larutan,
Kemudian siswa diarahkan menguji hipotesis dengan melakukan
praktikum sifat larutan penyangga. Pada tahap ini peneliti menghampiri tiap
kelompok siswa untuk melihat kegiatan praktikum yang dilakukan siswa dengan
sesekali memberikan penjelasan serta bimbingan. Berdasarkan hasil pengamatan,
siswa dapat bekerja sama dengan baik dalam melakukan kegiatan praktikum, teliti
dalam mengamati hasil percobaan serta bertanggung jawab terhadap alat-alat
laboratorium setelah praktikum selesai. Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa
untuk menuliskan hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang tersedia dalam
LKS serta meminta perwakilan siswa untuk mengkomunikasikan hasil
pengamatan di depan kelas. Hasil pengamatan keenam kelompok menunjukkan
sedikit perbedaan. Kelompok 1, 2, 4 dan 5 menunjukkan bahwa dari ketiga larutan
yang direaksikan, hanya campuran pertama yang bukan merupakan larutan
penyangga, yaitu campuran HCl dan NaOH. Namun kelompok 3 dan 6
menunjukkan bahwa dari ketiga larutan yang direaksikan, yang bukan larutan
penyangga adalah campuran pertama yaitu campuran HCl dan NaOH serta
campuran kedua yaitu campuran CH3COOH dan CH3COONa. Hal ini
dikarenakan siswa keliru dalam memasukkan jumlah larutan NaOH yang
ditambahkan pada campuran CH3COOH dan CH3COONa. Jumlah larutan NaOH
yang seharusnya dimasukkan adalah sebanyak 2 ml, tetapi siswa keliru
memasukkan jumlah larutan hingga 4 ml. Sehingga pH menjadi lebih besar karena
jumlah NaOH yang dicampurkan berlebih.
59

Tahap akhir pembelajaran yaitu kegiatan penutup, siswa diminta untuk


menarik kesimpulan dengan cara menghubungkan hipotesis dan hasil percobaan.
Siswa dibimbing dalam menuliskan kesimpulan pada LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing. Kemudian, peneliti mengkonfirmasi penjelasan siswa serta
menyimpulkan secara keseluruhan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Uji coba lapangan utama ini melibatkan guru bidang studi kimia sebagai
pengamat keterlaksanaan penggunaan penuntun praktikum berbasis inkuiri
terbimbing dalam pembelajaran. Berdasarkan analisis keterlaksanaan tahapan
inkuiri terbimbing yang terdapat pada lembar observasi (Lampiran C-16)
diketahui pada uji coba lapangan utama ketercapaian pembelajaran inkuiri
terbimbing termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai sebesar 100 %. Pada
tahap ini siswa juga diminta mengisi angket respon untuk mengetahui bagaimana
kepraktisan penuntun praktikum yang dikembangkan pada uji coba lapangan
utama.
Analisis kepraktisan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
memberikan hasil penilaian respon yang dapat dilihat pada (Lampiran C-20).
Berdasarkan hasil perhitungan respon siswa diperoleh nilai sebesar 85,65%.
Sesuai dengan kategori yang ditetapkan, respon siswa pada uji coba lapangan
awal berada pada interval 80% - 100% menunjukkan kategori sangat kuat, hal ini
berarti LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dikatakan praktis untuk
digunakan.
Analisis keefektifan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
memberikan hasil penilaian kefektifan yang dapat dilihat pada (Lampiran C-24).
Berdasarkan hasil perhitungan keefektifan produk diperoleh nilai sebesar 76,47%.
Soal yang diberikan berjumlah 3 soal, dimana masing-masing siswa mendapatkan
skor yang bervariasi dari tiap jawaban. Hampir semua siswa menjawab benar pada
soal nomor 1. Pada soal nomor 2 sebagian siswa menjawab benar namun kurang
lengkap pada jawaban “larutan penyangga dapat terbentuk dari asam lemah dan
basa kuat ataupun asam kuat dan basa lemah dengan syarat asam atau basa lemah
tersebut dicampurkan dalam jumlah berlebih”. Pada soal nomor 3 sebagian siswa
menjawab benar namun kurang lengkap pada alasan yang terdapat pada perintah
60

soal. Sesuai dengan kategori yang ditetapkan, LKS berbasis inkuiri terbimbing
yang dikembangkan dikatakan efektif jika setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing, siswa tuntas secara klasikal atau
lebih besar sama dengan 65% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Astuti
dkk, 2012: 30). Hal ini berarti LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
dikatakan efektif karena memiliki nilai lebih dari 65%.

G. Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan Utama


Tahap penyempurnaan ini dilakukan berdasarkan analisis komentar dari
siswa dan guru. Komentar yang diberikan siswa melalui angket respon siswa pada
uji coba lapangan utama ini berisi komentar-komentar positif tentang LKS
praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang digunakan serta tidak mengarah
kepada revisi produk. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket respon
siswa ini terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negatif. Butir pernyataan
positif terdapat pada nomor 1, 3, 5 dan 7. Sedangkan butir pernyataan negatif
terdapat pada nomor 2, 4 dan 6. Berikut data hasil analisis kepraktisan
berdasarkan angket respon siswa pada uji coba lapangan utama yang dapat dilihat
pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Data Hasil Analisis Angket Respon Siswa


pada Uji Coba Lapangan Utama
No Pernyatan Skor Nilai
1. Menurut saya LKS praktikum berbasis 126 92,6
inkuiri terbimbing sesuai digunakan
dalam praktikum materi larutan
penyangga
2. Saya sulit memahami perintah dan 104 76,4
arahan pada LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing.
3. Saya mudah membaca tulisan pada 121 88,9
LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing.
4. Menurut saya LKS praktikum berbasis 110 80,8
inkuiri terbimbing memiliki tampilan
dan warna yang tidak menarik dan
membosankan.
61

5. Bahan diskusi pada LKS praktikum 123 90,4


berbasis inkuiri terbimbing
mempermudah saya dalam memahami
materi yang dipraktikumkan.
6. Saya sulit memahami bahasa yang 108 79,4
digunakan pada LKS praktikum
berbasis inkuiri terbimbing.
7. Menggunakan LKS praktikum berbasis 124 91,1
inkuiri terbimbing mempermudah saya
dalam memahami konsep sifat larutan
penyangga.
Jumlah 599,6
Rata-rata 85,65

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pada pernyataan 2, 4 dan 6 yang


merupakan pernyataan negatif mendapatkan skor dan nilai yang lebih rendah
daripada pernyataan 1, 3, 5 dan 7 yang merupakan pernyataan positif. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memberikan respon ”Sangat Tidak
Sesuai (STS)” pada pernyataan negatif dan memberikan respon “Sangat Sesuai
(SS)” pada pernyataan positif. Selain data diatas, respon positif siswa juga
ditunjukkan pada komentar positif yang terdapat pada angket respon (Lampiran
C-19). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa LKS praktikum berbasis
inkuiri terbimbing layak digunakan dan dapat dilanjutkan pada tahap penyebaran.
62

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan pada penelitian ini telah layak digunakan sebagai bahan ajar dalam
praktikum sifat larutan penyangga karena telah memenuhi kriteria kevalidan,
kepraktisan dan keefektifan sebagai berikut:
1. Hasil analisis kevalidan aspek materi, media dan bahasa menunjukkan nilai
koefisien validitas masing-masing sebesar 1,00 dengan kriteria sangat tinggi.
2. Hasil analisis kepraktisan berdasarkan nilai respon siswa untuk uji coba
lapangan awal dan utama berturut-turut adalah 83,71% dan 85,65% dengan
kriteria sangat tinggi.
3. Hasil analisis keefektifan, yang didasarkan pada analisis hasil belajar setelah
menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing untuk uji coba
lapangan awal dan utama berturut-turut adalah 77,78% dan 76,47% yang
telah memenuhi kriteria aspek keefektifan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang
dapat dijadikan sebagai saran, antara lain:
1. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing ini dilakukan penelitian lanjutan
pada tahap penyebaran.
2. Pengembangan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing ini tidak hanya
dikembangkan pada materi larutan penyangga, namun dapat dikembangkan
untuk materi kimia lainnya.
63

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, R. N. (2015). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Ilmu


Pengetahuan Alam Berbasis Metode Percobaan. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas PGRI. Yogyakarta
Agustanti, T. H. (2012). Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 1(1): 17-20.
Amir, M., Muris, & Arsyad, M. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berbasis Pengalaman pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 9
Pinrang. Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. 11(3): 202-213.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2004). Media Pembelajaran Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Astuti, W. P., Nur, M., & Rahayu, Y. S. (2011). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pelatihan
Strategi Belajar Membaca pada Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah di
SMA. Pendidikan Sains Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.1(1) :
28-35.
Dwijayanti, G & Siswaningsih, W. (2004). Keterampilan Proses Siswa SMU
Kelas II pada Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Melalui Metode
Praktikum, Makalah FPMIPA. Bandung : Universitas Pendidikan
Indonesia.
Faroh, N., Sukestiyarno, & Junaedi, I. (2014). Model Missouri Mathematics
Project Terpadu dengan TIK untuk Meningkatkan Pemecahan Masalah
dan Kemandirian Belajar. Unnes Journal of Mathematics Education
Research. 3(2) : 98-103.
Gormally, C., Brickmann, P., Hallar, B., & Armstrong, N. (2011). Lessons
Learned About Implementing an Inquiry - Based Curriculum in a College
Biology Laboratory Classroom. Journal of College Science Teaching.
40(3): 45-51.
64

Hairida & Astuti, M. W. (2012). Self Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. 3(1) :
29-33.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hanafiah & Cucu, S. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT.
Refika Adiatama.
Indah, D.A.R. (2015). Validitas LKS Berbasis Strategi Metakognitif pada Materi
Sistem Pernapasan Kelas XI SMA. Bioedu. 4(1) : 689-693.
Iskandar, S. M. (2011). Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis
Konstruktivistik. Malang : Bayu Media.
Jahro, I. S., & Susilawati. (2009). Analisis Penerapan Metode Praktikum pada
Pembelajaran Ilmu Kimia di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan
Kimia.1(1) : 20-26.
Jamiel, Siti Nuur Asiyah. (2012). Analisis Interaksi Siswa SMP pada
Pembelajaran Partikel Materi dengan Menggunakan Media Model. Skripsi.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., Wood, J.H. (1984). Ilmu Kimia untuk
Universitas Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Maghfiroh, F dan Wahyudi. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Video
Animasi Materi Fase-Fase Bulan dengan Pendekatan Saintifik untuk Kelas
4 SD. Seminar Nasional Hardiknas. 285-292.
Maguire, L., Myerowitz, L., & Sampson, V. (2010). Exploring Osmosis and
Diffusion in Cells : A Guided-Inquiry Activity for Biology Classes,
Developed Through The Lesson-Study Process. Science Teacher. 77(8):
55-60.
Moog, R. S., Creegan, F. J., Hanson, D. M., Spencer, J. N., & Straumanis, A. R.
(2006). Process-oriented guided inquiry learning: POGIL and the POGIL
project. Metropolitan Universities, 17(4), 41-52.
Mudalara, I. P. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Bebas terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gianyar ditinjau
65

dari Sikap Ilmiah. Jurnal Penelitian Pascasarjana UNDIKSHA. 2(2): 1-


23.
Mulyatiningsih, E. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Nazar, M., Sulastri., Winarni. S., & Fitriana. R. (2013). Identifikasi Miskonsepsi
Siswa SMA pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
Jurnal Biologi Edukasi. 2(3) : 1-5.
Nugraha, D. A., Binadja, A., & Supartono. (2013). Pengembangan Bahan Ajar
Reaksi Redoks Bervisi SETS, Berorientasi Konstruktivistik. Journal of
Innovative Science Education. 2(1) : 27-34.
Nur, F., Hobri, & Suharto. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Matematika pada Model ‘CORE’ (Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending) dengan Pendekatan Kontekstual Pokok Bahasan Peluang untuk
Siswa SMA Kelas XI. Kadikma.5(2) : 111-120.
Padmaningrum, Regina Tutik. (2008). Penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan KTSP bagi Guru SMK/MAK DIY.
Makalah pada Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
Prasetyo, W. (2012). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan
Pendekatan PMR pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2
Kepohbaru Bojonegoro. MATHEdunesa. 1(1) : 1-6.
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
Diva Pers.
Pratiwi, F (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis
Inkuiri Terbimbing pada Topik Pengaruh Penambahan Asam terhadap
Kelarutan Garam. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Putranto, S. (2015). Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa pada Materi
Perbandingan Menggunakan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
(PMR) Bagi Siswa SMP Kelas VIII Sesuai Kurikulum 2013. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
66

Rohaeti, E., Widjajanti, E., & Padmaningrum, R. T. (2009). Pengembangan


Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata Pelajaran Sains Kimia untuk SMP.
Jurnal Inovasi Pendidikan. 10(1) : 1-11.
Ruhimat, T. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sastrohamidjojo, H. (2005). Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Shoimin, Aris. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta : KDTS.
Sofiani, E. (2011). Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa pada Konsep Listrik DInamis. Skripsi. Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Surianto. (2012). Pengembangan Buku LKS Praktikum Kimia SMA Kelas XI
Semester Ganjil Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Tesis. Medan: Universitas Negeri Medan.
Suyanti, R. D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Svehla, G. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progesif, dan
Kontekstual. Surabaya : Prenada Media Group.
Widjajanti, E. (2008). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru
SMK/MAK: Kualitas Lembar Kerja Siswa. Makalah pada Kegiatan
Pengabdian pada Masyarakat, Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Widodo, C. S., & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Elex Media Komputindo.
67

Widoyoko, E. P. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.
Wulandari, Diah Fitri. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Sistem
Koloid Melalui Pembuatan dan Pengujian Sabun. Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Yuniasri, D. (2013). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Kelas XI di SMA Negeri
Singaraja dan SMA Negeri Bali Mandara pada Materi Struktur Atom dan
Ikatan Kimia. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha.
Zahara, Rita. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum
Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Subpokok Materi Hubungan Hasil Kali
Kelarutan dan Pengendapan. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Lampiran A - 1
68

LEMBAR OBSERVASI PRA-PENELITIAN

Hari/Tanggal : 13 Januari 2017


Observer : Wiji Tri Utari
Materi/Sub materi : Asam Basa / Indikator Asam Basa

GURU SISWA
1. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran 1. Siswa menjawab absen, berdoa dan
(absensi, kebersihan kelas, berdoa dan lain- membersihkan kelas sebelum
lain) pembelajaran dimulai
2. Guru memberikan apersepsi dengan 2. Siswa mendengarkan dan menjawab
memberikan pertanyaan kepada siswa pertanyaan
3. Guru menginformasikan kepada siswa tujuan 3. Siswa mendengarkan tujuan
yang hendak dicapai pada pembelajaran pembelajaran
kimia dalam identifikasi larutan asam dan
basa menggunakan indikator asam basa
khususnya indikator alami
4. Guru menyajikan materi indikator asam basa 4. Siswa mendengarkan dan
khususnya indikator alami memperhatikan.
5. Guru membagi kelas menjadi beberapa 5. Siswa membentuk kelompok
kelompok yang beranggotakan 5-6 orang.
6. Guru memberikan LKS praktikum pada tiap 6. Siswa menerima LKS praktikum
kelompok yang akan didiskusikan oleh siswa
selama melakukan praktikum.
7. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk 7. Siswa melakukan praktikum dan
melakukan praktikum dan berdiskusi, sambil berdiskusi
memberikan bimbingan selama jalannya
praktikum.
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 8. Siswa mempresentasikan hasil
untuk mempresentasikan hasil pengamatan pengamatan dan diskusi yang telah
dan diskusi mereka di depan kelas. dilaksanakan.
9. Guru membahas kembali percobaan yang 9. Siswa mendengarkan
dilakukan dan meluruskan penjelasan siswa.
10. Menanyakan kepada siswa mengenai hal-hal 10. Siswa bertanya mengenai hal-hal yang
yang belum dimengerti. belum dimengerti.
11. Meminta siswa untuk memberikan 11. Siswa memberikan kesimpulan
kesimpulan.
12. Menginformasikan materi selanjutnya. 12. Siswa mendengarkan
13. Doa dan salam. 13. Siswa berdoa dan mengucapkan salam
Lampiran A - 1
69

LEMBAR OBSERVASI PRA-PENELITIAN

Hari/Tanggal : 30 Januari 2017


Observer : Wiji Tri Utari
Materi/Sub materi : Larutan Penyangga / Sifat Larutan Penyangga

GURU SISWA
1. Mempersiapkan kelas dalam pembelajaran 1. Siswa menjawab absen, berdoa dan
(absensi, kebersihan kelas, berdoa dan lain- membersihkan kelas sebelum
lain) pembelajaran dimulai
2. Guru memberikan apersepsi dengan 2. Siswa mendengarkan dan menjawab
memberikan pertanyaan kepada siswa pertanyaan
3. Guru menyampaikan kepada siswa tujuan 3. Siswa mendengarkan tujuan
pembelajaran pembelajaran
4. Guru menyajikan materi sifat-sifat larutan 4. Siswa mendengarkan dan
penyangga memperhatikan.
5. Melakukan evaluasi dengan mengerjakan 5. Siswa mengerjakan soal latihan
soal latihan
6. Membahas soal evaluasi yang telah 6. Siswa memperhatikan pembahasan soal
dikerjakan dan menanyakan kepada siswa dan menanyakan materi yang belum
mengenai materi yang belum dimengerti dimengerti
7. Meminta siswa untuk memberikan 7. Siswa memberikan kesimpulan
kesimpulan.
8. Menginformasikan materi selanjutnya. 8. Siswa mendengarkan
9. Doa dan salam. 9. Siswa berdoa dan mengucapkan salam
Lampiran A - 2
70

HASIL WAWANCARA GURU KIMIA SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA

Narasumber : Ibu Rukiah, S.P (Guru kimia kelas X, XI IPA & XII IPA)
Tempat : Ruang guru SMA Negeri 4 Sungai Raya
Hari / Tanggal : 31 Januari 2017
Pertanyaan Jawaban
Bagaimana proses berlangsungnya Proses pembelajaran kimia di kelas XI IPA berlangsung cukup
pembelajaran kimia di kelas XI IPA? baik, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif
dalam proses pembelajaran dan kebanyakan hasil belajar siswa
juga masih dibawah KKM.
Apakah siswa mengalami kesulitan Ya, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran
dalam pembelajaran kimia? kimia.
Kesulitan seperti apa yang biasa dialami Kesulitan yang biasa dialami siswa seperti penalaran konsep,
siswa dalam pembelajaran kimia? menganalisis dan memecahkan masalah, serta pemahaman dalam
perhitungan kimia.
Materi apa saja yang biasanya dianggap Materi yang biasanya dianggap sulit oleh siswa ialah materi-
siswa kelas XI sulit untuk dipahami? materi yang berkaitan dengan perhitungan kimia dan pemahaman
konsep seperti, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia,
larutan penyangga, hidrolisis garam, dan Ksp.
Metode apa saja yang biasa ibu gunakan Metode yang sering digunakan biasanya adalah metode ceramah,
dalam pembelajaran kimia? namun terkadang saya juga menerapkan metode diskusi.
Apakah ibu sering menggunakan Tidak terlalu sering.
metode praktikum dalam pembelajaran
kimia?
Materi apa saja yang biasanya diajarkan Materi larutan elektrolit, indikator asam-basa, dan koloid.
menggunakan metode praktikum?
Bagaimana respon siswa saat Respon siswa saat pembelajaran kimia menggunakan metode
pembelajaran kimia yang berlangsung praktikum cukup baik. Siswa menjadi aktif dan rasa ingin tahu
dengan menggunakan metode mereka juga tampak meningkat, meskipun masih ada beberapa
praktikum? siswa yang tidak serius pada saat praktikum berlangsung.
Praktikum yang selama ini ibu lakukan Menurut saya, praktikum yang selama ini dilakukan berbasis
berbasis apa? kontekstual. Artinya berkaitan dengan pengalaman dan
kehidupan sehari-hari siswa.
Apakah ibu selalu memberikan Pastinya saya memberikan penilaian ketiga aspek tersebut.
penilaian afektif, kognitif dan
psikomotorik?
Persiapan seperti apa yang biasa ibu Mengecek ketersediaan alat dan bahan di laboratorium,
lakukan sebelum melakukan menyiapkan LKS atau penuntun praktikum, kemudian
pembelajaran dengan metode menginformasikan kepada siswa mengenai praktikum yang akan
praktikum? dilakukan.
LKS praktikum seperti apa yang biasa LKS praktikum yang biasa digunakan ialah LKS yang telah
ibu gunakan? terdapat dalam buku paket siswa.
Apakah ibu memodifikasi kembali LKS Tidak.
praktikum tersebut?
Memuat apa saja kerangka LKS Judul, tujuan, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, tabel
praktikum yang biasa ibu gunakan? pengamatan, pertanyaan.
Apakah menurut ibu penting adanya Menurut saya, sebenarnya hal itu penting, agar dapat menunjang
LKS praktikum yang dapat membangun siswa dalam melakukan proses sains sehingga nantinya siswa
pemahaman konsep siswa? dapat mengaitkan antara fenomena yang telah didapatkannya
dengan teori yang ada dan siswa pun akan memiliki pemahaman
konsep yang baik yang berdampak pada hasil belajar mereka
nantinya.
Lampiran A - 3 71

DAFTAR NILAI ULANGAN HARIAN

No Kode Siswa Nilai


1 AS 70
2 AH 75
3 AR 76
4 AP 75
5 AF 77
6 DAP 75
7 DFP 60
8 DPU 75
9 DA 75
10 EF 20
11 ER 75
12 ESP 10
13 FEP 75
14 MD 78
15 MR 76
16 MIR 70
17 NAO 65
18 NR 70
19 NAA 60
20 PTR 75
21 RDS 73
22 RS 78
23 RA 70
24 RAN 73
25 SU 77
26 WT 60

Tabel A-3.1. Daftar nilai ulangan harian asam basa kelas XI IPA
Lampiran A - 3 72

No Kode Siswa Nilai


1 AS 67
2 AH 67
3 AR 69
4 AP 75
5 AF 79
6 DAP 65
7 DFP 69
8 DPU 73
9 DA 74
10 EF 70
11 ER 67
12 ESP 72
13 FEP 68
14 MD 73
15 MR 65
16 MIR 76
17 NAO 82
18 NR 71
19 NAA 70
20 PTR 73
21 RDS 57
22 RS 84
23 RA 69
24 RAN 69
25 SU 68
26 WT 62

Tabel A-3.2. Daftar nilai ulangan harian larutan penyangga kelas XI IPA
Lampiran A - 3 73

No Kode Siswa Nilai


1 AS 50
2 AH 68
3 AR 75
4 AP 68
5 AF 83
6 DAP 68
7 DFP 50
8 DPU 68
9 DA 80
10 EF 50
11 ER 68
12 ESP 95
13 FEP 60
14 MD 70
15 MR 50
16 MIR 75
17 NAO 68
18 NR 68
19 NAA 30
20 PTR 60
21 RDS 70
22 RS 100
23 RA 73
24 RAN 65
25 SU 68
26 WT 20

Tabel A-3.3. Daftar nilai ulangan harian hidrolisis garam kelas XI IPA
Lampiran B - 1
74

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI MATERI

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari

No. Aspek Indikator Nomor Butir


1. Kompetensi Kesesuaian judul 1
Kesesuaian isi LKS dengan 2
dengan tujuan pemebelajaran
dan Kompetensi Dasar
2. Kualitas Materi Kebenaran konsep materi 3
ditinjau dari aspek keilmuan
Kesesuaian dengan tingkat 4
kematangan berpikir peserta
didik
3. Aspek inkuiri Kesesuaian dengan tahapan 5
inkuiri terbimbing
Kejelasan langkah kerja LKS 6
praktikum
Kelengkapan komponen 7
LKS praktikum
Jumlah 7

Diadaptasi : Amelia, R. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan Berbasis Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak.
Skripsi. Pontianak : Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Lampiran B - 2
75

LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI MATERI

Mata Pelajaran / Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
1) Angket penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli materi
tentang isi materi yang dimuat dalam LKS praktikum yang sedang dikembangkan, sebab data yang
didapatkan akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas LKS praktikum ini.
2) Berilah tanda (√) pada salah satu kolom dengan memilih :
STS : jika LKS praktikum SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
TS : jika LKS praktikum TIDAK SESUAI dengan deskripsi
S : jika LKS praktikum SESUAI dengan deskripsi
SS : jika LKS praktikum SANGAT SESUAI dengan deskripsi
3) Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
4) Jika ada, tuliskanlah komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum pada baris
yang disediakan.
5) Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Pilihan
No Deskripsi Kritik / Saran
STS TS S SS
1. Judul dalam LKS praktikum telah sesuai dengan praktikum
kegiatan praktikum yang akan dilakukan.
2. Materi larutan penyangga yang disajikan telah sesuai/relevan
dengan tujuan praktikum dari Kompetensi Dasar (KD) yang
termuat dalam LKS praktikum.
3. Konsep dan definisi larutan penyangga sesuai dengan konsep
dan definisi yang berlaku dalam ilmu kimia.
4. Kedalaman materi sesuai dengan tingkat kematangan
berpikir peserta didik.
5. Komponen dalam LKS praktikum sesuai dengan tahapan
inkuiri terbimbing meliputi kegiatan orientasi, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
6. Langkah kerja dalam LKS praktikum jelas dan mudah
dipahami
7. Komponen-komponen dalam LKS praktikum lengkap

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum ini :


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum (Pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan penilaian ahli materi terhadap LKS praktikum yang dikembangkan, LKS praktikum ini
dinyatakan :
A. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
B. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
C. Tidak layak untuk diuji cobakan lapangan

Pontianak, 2017
Ahli Materi,

(……………………………………)
Lampiran B - 3 76

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI MEDIA

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari

No. Aspek Indikator Nomor Butir


1. Kelayakan Keteraturan desain 1
kegrafikan Cetak huruf dan gambar 2
Jenis huruf dan angka 3
Ukuran huruf dan angka 4
Gradasi warna 5
Kemudahan penggunaan 6
Kemenarikan penampilan 7

Diadaptasi : Amelia, R. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan Berbasis Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak.
Skripsi. Pontianak : Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Lampiran B - 4 77

LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI MEDIA

Mata Pelajaran / Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
6) Angket penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli materi
tentang isi materi yang dimuat dalam LKS praktikum yang sedang dikembangkan, sebab data yang
didapatkan akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas LKS praktikum ini.
7) Berilah tanda (√) pada salah satu kolom dengan memilih :
STS : jika LKS praktikum SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
TS : jika LKS praktikum TIDAK SESUAI dengan deskripsi
S : jika LKS praktikum SESUAI dengan deskripsi
SS : jika LKS praktikum SANGAT SESUAI dengan deskripsi
8) Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
9) Jika ada, tuliskanlah komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum pada baris
yang disediakan.
10) Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Pilihan
No Deskripsi Kritik / Saran
STS TS S SS
1. Desain dalam LKS praktikum (tata letak teks dan gambar)
teratur.
2. Huruf dan gambar tercetak dengan jelas.
3. Pemilihan jenis huruf dan angka telah sesuai.
4. Pemilihan ukuran huruf dan angka telah sesuai.
5. Komposisi perpaduan warna telah sesuai, baik, serasi, dan
tampilannya menarik.
6. LKS praktikum mudah digunakan dalam kegiatan
praktikum.
7. Tampilan LKS praktikum secara umum menarik.

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum ini :


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum (Pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan penilaian ahli materi terhadap LKS praktikum yang dikembangkan, LKS praktikum ini
dinyatakan :
D. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
E. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
F. Tidak layak untuk diuji cobakan lapangan

Pontianak, 2017
Ahli Media,

(……………………………………)
Lampiran B - 5
78

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI BAHASA

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari

No. Aspek Indikator Nomor Butir


1. Penilaian bahasa Kebakuan bahasa 1
Kesesuaian bahasa dengan 2
ejaan yang disempurnakan
(EYD)
Kesantunan bahasa 3
Dukungan bahasa terhadap 4
kemudahan memahami alur
praktikum
Tidak adanya kalimat yang 5
menimbulkan makna ganda

Diadaptasi : Amelia, R. 2016. Pengembangan Penuntun Praktikum Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan Berbasis Inkuiri Terbimbing Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Pontianak.
Skripsi. Pontianak : Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Lampiran B - 6 79

LEMBAR VALIDASI LKS PRAKTIKUM AHLI BAHASA

Mata Pelajaran / Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
1) Angket penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu sebagai ahli materi
tentang isi materi yang dimuat dalam LKS praktikum yang sedang dikembangkan, sebab data yang
didapatkan akan sangat bermanfaat untuk perbaikan dan peningkatan kualitas LKS praktikum ini.
2) Berilah tanda (√) pada salah satu kolom dengan memilih :
STS : jika LKS praktikum SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
TS : jika LKS praktikum TIDAK SESUAI dengan deskripsi
S : jika LKS praktikum SESUAI dengan deskripsi
SS : jika LKS praktikum SANGAT SESUAI dengan deskripsi
3) Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
4) Jika ada, tuliskanlah komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum pada baris
yang disediakan.
5) Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Pilihan
No Deskripsi Kritik / Saran
STS TS S SS
1. Bahasa yang digunakan komunikatif dan benar.
2. Setiap kata dalam LKS praktikum menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
3. Bahasa yang digunakan dalam LKS praktikum santun dan
tidak mengurangi nilai-nilai pendidikan.
4. Penggunaan bahasa dalam LKS praktikum mendukung
kemudahan memahami alur praktikum.
5. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda.

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai LKS praktikum ini :


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

Kesimpulan umum (Pilih salah satu untuk dilingkari)


Berdasarkan penilaian ahli materi terhadap LKS praktikum yang dikembangkan, LKS praktikum ini
dinyatakan :
A. Layak untuk uji coba lapangan tanpa revisi
B. Layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
C. Tidak layak untuk diuji cobakan lapangan

Pontianak, 2017
Ahli Bahasa,

(……………………………………)
Lampiran B - 7
80

LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM DENGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING


Hari / Tanggal :
Pengajar :
Petunjuk : Berilah penilaian anda dengan memberikan ceklis (√) pada kolom yang sesuai!
Tahapan Inkuiri Penilaian
No. Aspek yang diamati
Terbimbing Ya Tidak
1. Orientasi Membuka pembelajaran
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Guru menyampaikan rencana kegiatan praktikum menggunakan LKS
praktikum berbasis inkuiri.
d. Guru memberikan apersepsi
e. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran
2. -Merumuskan Kegiatan inti pembelajaran
masalah a. Guru menjelaskan materi yang terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan
-Mengajukan praktikum
hipotesis b. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
-Mengumpulkan c. Guru mengajak siswa menganalisis masalah yang ada pada LKS praktikum
data d. Guru mengarahkan siswa membuat hipotesis dari masalah yang ditemui
-Menguji hipotesis e. Siswa melakukan percobaan
-Merumuskan f. Guru meminta perwakilan siswa menyampaikan hasil pengamatan
kesimpulan g. Guru mengkonfirmasi penjelasan siswa dan membuat kesimpulan
3. Penutup
a. Guru menginformasikan materi selanjutnya
b. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam

Sungai Raya, 2017


Pengamat,

(…………………………..……...)
Lampiran B - 8 81

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

A. Identitas
Mata Pelajaran : Kimia
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XI/2
Sekolah : SMA Negeri 4 Sungai Raya
Materi Pokok : Larutan Penyangga
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

B. Standar Kompetensi
4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

C. Kompetensi Dasar
4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan penyangga dalam
tubuh makhluk hidup.

D. Indikator
1. Kognitif
a. Menyebutkan pengertian larutan penyangga.
b. Membedakan jenis larutan penyangga berdasarkan komponen penyusunnya.
c. Menentukan larutan penyangga dan bukan penyangga melalui percobaan.
2. Afektif
a. Menunjukkan sikap bertanggungjawab ketika berakhirnya kerja kelompok.
b. Menunjukkan sikap kerja sama dalam hal menyelesaikan praktikum.
c. Menunjukkan sikap teliti dalam mengamati hasil percobaan.
3. Psikomotor
Melakukan percobaan sifat larutan penyangga dengan :
a. Menunjukkan keterampilan menggunakan pipet tetes saat mengambil larutan
b. Menunjukkan keterampilan membaca meniskus saat menakar larutan.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. Siswa dapat menyebutkan pengertian larutan penyangga.
b. Siswa dapat membedakan jenis larutan penyangga berdasarkan komponen
penyusunnya.
c. Siswa dapat menentukan larutan penyangga dan bukan penyangga melalui
percobaan.
2. Afektif
Terlibat dalam proses pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing, siswa
dinilai jika menunjukkan keterampilan sosial antara lain: bertanggung jawab
ketika berakhirnya kerja kelompok, kerja sama dalam hal menyelesaikan
praktikum,sikap teliti dalam mengamati hasil percobaan sesuai dengan Lembar
Penilaian Afektif siswa.
Lampiran B - 8 82

3. Psikomotor
Diberikan alat, bahan dan LKS praktik6m berbasis inkuiri terbimbing, siswa dapat
melakukan percobaan sifat larutan penyangga dengan menunjukkan keterampilan
kerja ilmiah antara lain menggunakan pipet tetes saat mengambil larutan dan
membaca meniskus saat menakar larutan, yang ditentukan pada Lembar
Pengamatan Psikomotorik siswa.

F. Materi Ajar
Dapat dilihat di LKS Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing.

G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Inkuiri Terbimbing
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, praktikum

H. Media dan Sumber Belajar


1. Media : Alat tulis menulis (spidol, whiteboard, penghapus, buku tulis, pulpen)
dan LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
2. Sumber belajar
Premono, S., Wardani, A., & Hidayati, N. (2014). Kimia SMA/MA Kelas XI.
Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, M., & Sunardi. (2012). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Suwardi, Soebiyanto, Widiasih, E.Th. (2012). Panduan Pembelajaran Kimia


Untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.

Tim Srikandi Eksakta. (2015). KIMIA Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa


untuk SMA / MA Kelas XI. Bandung : PT. SEWU.
Lampiran B - 8 83

I. Langkah – langkah Pembelajaran


Tahapan Kegiatan Tahapan Inkuiri
No. Waktu
Pembelajaran Guru Siswa Terbimbing
1. Pendahuluan a. Mengucapkan salam dan doa. a. Menjawab salam dan berdoa. - Orientasi 10
b. Mengecek kehadiran siswa. b. Mengacungkan tangan bagi menit
yang diabsen
c. Menyampaikan tujuan c. Mendengarkan tujuan
pembelajaran. pembelajaran
d. Menyampaikan apersepsi dengan d. Memperhatikan dengan
mengajak siswa berpikir tentang sungguh-sungguh.
bagaimanakah tubuh kita
mempertahankan rentang pH
darah? Setiap hari kita makan.
Makanan yang masuk ke tubuh
kita tak hanya akan berhubungan
dengan organ mulut,
kerongkongan, lambung, dan
usus saja. Makanan akan
mengalami serangkaian proses
metabolisme di dalam tubuh dan
hasilnya akan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui darah.
Hasil metabolisme dapat bersifat
asam ataupun basa, tergantung
dari sifat makanan yang kita
konsumsi. Tentu saja hal ini
akan berpengaruh terhadap pH
darah. Darah mempunyai pH
7,4. Fungsi-fungsi darah akan
terganggu jika pH berubah e. Siswa termotivasi untuk belajar
hingga di bawah 7,0 atau di atas
7,8.
Lampiran B - 8 84

e. Memotivasi dengan
mengharapkan siswa belajar
dengan sungguh – sungguh
karena prinsip larutan penyangga
ini sangat berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan Inti Eksplorasi
a. Mengarahkan siswa untuk a. Membentuk kelompok. 75
membentuk beberapa kelompok. menit
b. Membagikan LKS praktikum b. Setiap individu menerima LKS
kepada setiap kelompok. praktikum yang dibagikan
c. Menjelaskan secara garis besar c. Mendengarkan penjelasan guru.
tentang sifat larutan penyangga.
d. Mengarahkan siswa d. Menemukan beberapa masalah. -Merumuskan
merumuskan masalah yang ada masalah
pada LKS praktikum.
e. Meminta siswa menganalisis e. Menganalisis LKS praktikum -Mengajukan
LKS praktikumnya dan berbasis inkuiri terbimbing dan hipotesis
memperkirakan larutan mana menganalisis sifat larutan
yang merupakan larutan penyangga.
penyangga dan bukan larutan
penyangga.
f. Meminta siswa untuk bekerja f. Bekerja sama melakukan -Menguji
sama dengan kelompok untuk praktikum sesuai arahan. hipotesis
menguji hipotesis yang dibuat
dengan melakukan percobaan
sesuai dengan LKS praktikum
yang dibagikan.
g. Mengarahkan siswa mengamati g. Melakukan percobaan dengan -Mengumpulkan
percobaan dan menuliskan data sungguh-sungguh dan mencatat data
pada tabel pengamatan hasil pengamatan.
Konfirmasi
Lampiran B - 8 85

h. Meminta perwakilan siswa h. Siswa lainnya memberikan


menyampaikan hasil tanggapan.
pengamatannya di depan kelas.
i. Meluruskan penjelasan siswa i. Membuat kesimpulan -Merumuskan
dan meminta siswa membuat kesimpulan
kesimpulan.
j. Memberikan posttest dan j. Mengerjakan posttest secara
mengingatkan siswa untuk individu
bersikap jujur dalam
mengerjakan tes.
3. Penutup a. Menginformasikan materi a. Memperhatikan guru. 5 menit
selanjutnya
b. Doa dan salam b. Berdoa dan menjawab salam
c. Mengarahkan siswa merapikan c. Merapikan dan membersihkan
dan membersihkan laboratorium laboratorium setelah praktikum
setelah praktikum.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik penilaian
a. Aspek Pengetahuan : Postest
b. Aspek Sikap : Sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
c. Aspek Keterampilan : Keterampilan siswa saat kegiatan praktikum
2. Bentuk Instrumen
a. Soal Postest (Lampiran B-11)
b. Lembar penilaian sikap (Lampiran 1) dan rubrik penilaian sikap (Lampiran 2)
c. Lembar penilaian keterampilan (Lampiran 3) dan rubrik penilaian keterampilan (Lampiran 4)
Kubu Raya, 2017
Mengetahui,
Guru Bidang Studi Peneliti

Rukiah, S.P Wiji Tri Utari


Lampiran B - 8 86

Lampiran 1

RUBRIK PENILAIAN SIKAP

Tabel Rubrik Penilaian Sikap


No. Aspek yang dinilai Skor Keterangan
Alat yang berantakan dirapikan dan disimpan
Bertanggung jawab 2
pada tempatnya.
terhadap alat-alat
1. Alat yang berantakan dirapikan namun tidak
laboratorium setelah 1
disimpan pada tempatnya.
praktikum selesai
0 Tidak merapikan alat sama sekali.
Terlibat aktif dan senantiasa membantu
2
temannya dalam proses praktikum.
Kerja sama pada saat Hanya sesekali terlibat selama proses
2. 1
praktikum. praktikum.
Tidak terlibat sama sekali dalam proses
0
praktikum.
Mengamati hasil percobaan dari awal sampai
2 akhir dengan benar dan sesuai dengan yang
diamati.
Teliti dalam mengamati
3. Mengamati hasil percobaan dari awal sampai
hasil percobaan.
1 akhir tetapi yang diamati tidak sesuai dan tidak
benar.
0 Tidak mengamati sama sekali.

Lampiran 2
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Petunjuk :
1. Berilah skor pada tiap aspek yang dinilai sesuai dengan Rubrik Penilaian Sikap
2. Hitung jumlah skor pada setiap siswa
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
3. Tentukan nilai sikap siswa menggunakan rumus : Nilai = 𝑥 100%
9

Tabel Penilaian Sikap


Skor Total
Tanggung Kerja Teliti Skor
No. Nama Siswa Nilai
jawab sama Total
2 1 0 2 1 0 2 1 0
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Lampiran B - 8 87

Lampiran 3
RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN
Tabel Rubrik Penilaian Keterampilan
Skor
No. Aspek
3 2 1 0
1. Kemampuan menggunakan pipet tetes
Menggunakan pipet 1) Menekan karet penghisap pada 1) Saat mengeluarkan 1) Saat mengeluarkan Tidak ada aspek yang
tetes pipet tetes kemudian larutan ke wadah larutan ke wadah yang dilakukan.
mencelupkan ujung pipet tetes yang baru ujung pipet baru posisi pipet tetes
pada larutan yang akan tetes pada dinding tidak tegak lurus dan
diambil. bagian dalam atas ujung pipet tetes berada
2) Mengurangi tekanan pada karet wadah. pada dinding bagian
penghisap dan keluarkan dari 2) Aspek lain dilakukan dalam wadah.
wadah yang baru. dengan benar. 2) Aspek yang lain
3) Posisi pipet tetes tegak lurus dilakukan dengan benar.
dengan ujung pipet tetes
dengan memberikan tekanan
pada karet penghisap secara
perlahan hingga larutan keluar.
2.Kemampuan membaca meniscus
Membaca meniskus Membaca meniskus dengan arah Membaca meniskus Membaca meniskus dengan Tidak ada aspek yang
pada gelas ukur penglihatan mata dengan posisi dengan arah penglihatan arah penglihatan mata tidak dilakukan.
horizontal pada permukaan mata tidak dengan posisi dengan posisi horizontal
cekung. horizontal. dan tidak pada permukaan
cekung.
3.Kemampuan mengukur pH menggunakan indikator universal
Mengukur pH Mengukur pH menggunakan Mengukur pH menggunakan Mengukur pH menggunakan Tidak ada aspek yang
menggunakan indikator universal dengan indikator universal dengan indikator universal dengan dilakukan.
indikator cara yang benar dan cara yang benar, namun tidak cara yang tidak benar dan
universal disesuaikan dengan warna disesuaikan dengan warna disesuaikan dengan warna
yang menunjukkan angka pH yang menunjukkan angka pH yang menunjukkan angka pH
Lampiran B - 8 88

Lampiran 4

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

Petunjuk
1. Berilah skor pada tiap aspek yang dinilai sesuai dengan Rubrik Penilaian
Keterampilan
2. Hitung jumlah skor pada setiap siswa
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
3. Tentukan nilai keterampilan siswa menggunakan rumus : Nilai = 𝑥 100%
12

Tabel Penilaian Keterampilan Siswa


Aspek yang dinilai
Skor
No. Nama Siswa Menggunakan Membaca Nilai
Total
pipet tetes meniskus
1. 3 2 1 0 3 2 1 0
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lampiran B - 9 89

LEMBAR VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Mata Pelajaran/Materi : Kimia/ Larutan Penyangga
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika RPP SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika RPP TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika RPP SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika RPP SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai RPP pada baris yang disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
Pilihan Kritik/Saran
No Deskripsi
1 2 3 4
1. Identitas yang termuat sudah lengkap.
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
2.
standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
3. rumus ABCD (Audience, Behavior, Condition,
Degree).
Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan
4.
materi yang akan diajarkan.
Langkah-langkah dalam tiap tahapan
5.
pembelajaran sudah sesuai dengan alokasi waktu.
Sumber belajar / media sudah sesuai dengan
6.
tujuan pembelajaran.
Sumber belajar / media sudah sesuai dengan
7.
materi pembelajaran.
Pendekatan dan metode pembelajaran sudah
8.
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pendekatan dan metode pembelajaran sudah
9.
sesuai dengan materi pembelajaran.
Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan
10.
EYD (ejaan yang disempurnakan)
Penilaian sudah sesuai dengan tujuan
11.
pembelajaran.
Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran
12.
sudah lengkap.

Komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai RPP ini :


……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Pontianak, 2017
Validator,

(……………………………………)
Lampiran B - 10 90

KISI-KISI SOAL POSTEST

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Sekolah : SMA Negeri 4 Sungai Raya
Materi Pokok : Larutan Penyangga
Bentuk Soal : Essay

Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan


terapannya.

Kompetensi Dasar : 4.3 Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan peranan larutan
penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Aspek No
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
Menuliskan pengertian larutan penyangga. √ 1
Membedakan jenis larutan penyangga
√ 2
berdasarkan komponen penyusunnya.
Menentukan larutan penyangga dan bukan
√ 3
penyangga melalui data hasil percobaan.
Lampiran B - 11 91

SOAL POSTEST

Mata Pelajaran : Kimia


Kelas/Semester : XI/2
Sekolah : SMA Negeri 4 Sungai Raya
Materi Pokok : Larutan Penyangga
Bentuk Soal : Essay
Waktu : 15 menit

Petunjuk :
- Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan tes.
- Jawablah soal-soal yang mudah terlebih dahulu.
- Kerjakan soal pada lembar jawab yang telah tersedia.
- Dilarang bertanya atau memberikan jawaban kepada teman.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !


1. Apa yang dimaksud dengan larutan penyangga?
2. Jelaskan 2 jenis larutan penyangga beserta komponen penyusunnya!
3. Perhatikan data percobaan berikut!
pH
No. Larutan Ditambah sedikit Ditambah sedikit
Awal
asam basa
1. KOH + H2SO4 6 3 9
2. HF + NaF 4,8 4,3 5
3. NH4OH + NH4Cl 7,9 7,5 8,1
Berdasarkan data hasil percobaan, manakah di antara larutan tersebut yang merupakan
larutan penyangga? Jelaskan jawaban Anda!
Lampiran B – 12 92

KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL POSTEST

No. Jawaban Skor Total


1. Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
Mempertahankan pH, dimana pada dasarnya suatu larutan
penyangga dapat mengurangi atau memperkecil perubahan 3 3
pH suatu larutan dengan senyawa asam dan senyawa basa
yang ditambahkan.
2. a) Larutan penyangga asam, terbentuk dari : 1
- Asam lemah dan garamnya 1
- Asam lemah dan basa kuat, 1
dimana asam lemah yang dicampurkan dalam jumlah 1
berlebih
8
b) Larutan penyangga basa, terbentuk dari : 1
- Basa lemah dan garamnya 1
- Basa lemah dan asam kuat, 1
dimana basa lemah yang dicampurkan dalam jumlah 1
berlebih
3. Larutan yang termasuk larutan penyangga adalah larutan 2
campuran HF dan NaF,
Serta larutan campuran NH4OH dan NH4Cl. 2
Berdasarkan data percobaan tersebut, maka dapat diketahui 3
9
bahwa sifat larutan penyangga ialah dapat mempertahankan
pH,
Meski terdapat penambahan sedikit asam maupun basa, tidak 2
terjadi perubahan pH secara berarti.
Jumlah 20

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
20
Lampiran B – 13 93

LEMBAR VALIDASI SOAL POSTTEST

Mata Pelajaran/Materi : Kimia/Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga
di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu, berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan kriteria skor:
1 : Kurang (hanya ada 1 deskripsi yang muncul)
2 : Cukup (2 deskripsi yang muncul)
3 : Baik (3deskripsi yang muncul)
4 : Sangat Baik (4 deskripsi yang muncul)
Keterangan Dekripsi:
 Soal sesuai dengan indikator.
 Batasan pertanyaan dan jawaban sudah sesuai.
 Isi materi soal sesuai dengan tujuan pengukuran.
 Isi materi soal sesuai dengan tingkatan kelas, jenjang, dan jenis sekolah.
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi angket penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
4. Berilah kesimpulan Bapak/Ibu dengan menyatakan soal layak atau tidak layak pada kolom yang disediakan.
No. Indikator Pilihan
Soal Posttest Kunci Jawaban Soal Posttest Saran
Soal Soal 1 2 3 4
Larutan penyangga adalah
larutan yang dapat
mempertahankan pH, dimana
Menuliskan pada dasarnya suatu larutan
Apa yang dimaksud dengan
pengertian penyangga dapat mengurangi
1. larutan penyangga?
larutan atau memperkecil perubahan
penyangga. pH suatu larutan dengan
menetralisasi senyawa asam dan
senyawa basa yang
ditambahkan.
2. Membedakan Jelaskan 2 jenis larutan a) Larutan penyangga asam,
Lampiran B – 13 94

jenis larutan penyangga berdasarkan terbentuk dari :


penyangga komponen penyusunnya! - Asam lemah dan
berdasarkan garamnya
komponen - Asam lemah dan basa
penyusunnya. kuat, dimana asam
lemah yang
dicampurkan dalam
jumlah
berlebih
b) Larutan penyangga basa,
terbentuk dari :
- Basa lemah dan
garamnya
- Basa lemah dan asam
kuat, dimana basa
lemah yang
dicampurkan dalam
jumlah berlebih
Perhatikan data percobaan Larutan yang termasuk larutan
berikut! penyangga adalah larutan
campuran HF dan NaF, serta
Menentukan larutan campuran NH4OH dan
larutan NH4Cl.
penyangga Berdasarkan data percobaan
dan bukan Berdasarkan data hasil tersebut, maka dapat diketahui
3.
penyangga percobaan, manakah di antara bahwa sifat larutan penyangga
melalui data larutan tersebut yang ialah dapat mempertahankan
hasil merupakan larutan pH,
percobaan. penyangga? Jelaskan jawaban meski terdapat penambahan
Anda! sedikit asam maupun basa, tidak
terjadi perubahan pH secara
berarti.
Lampiran B – 13 95

Kesimpulan Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai kelayakan soal postest ini :


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Pontianak, 2017
Validator,

(……………………………………)
Lampiran B – 14 96

KISI-KISI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LKS PRAKTIKUM BERBASIS


INKUIRI TERBIMBING

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri
Terbimbing pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari

Nomor Butir Nomor Butir


No Indikator
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Keterkaitan
1. 1, 5 2, 6
(Relevance)
Keyakinan
2. 3 -
(convidence)
Kepuasan
3. 7 4
(Satisfaction)
Jumlah 7

Bobot Nilai
Pernyataan positif : Pernyataan negatif :
Sangat Setuju (SS) :4 Sangat Setuju (SS) :1
Setuju (S) :3 Setuju (S) :2
Tidak Setuju (TS) :2 Tidak Setuju (TS) :3
Sangat Tidak Setuju (STS) :1 Sangat Tidak Setuju (STS) :4

Diadaptasi : Zakaria. 2016. Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Computer Based Test
(CBT) dengan Software iSpring QuizMaker pada Materi Kesetimbangan Kimia di
SMA Negeri 9 Pontianak. Skripsi. Pontianak : Universitas Muhammadiyah
Pontianak.
Lampiran B – 15 97

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI


TERBIMBING

Kode Siswa :

Petunjuk Pengisian:
1. Setelah kalian mengikuti pembelajaran dengan menggunakan LKS praktikum berbasis
inkuiri dimohon untuk member penilaian terhadap pelaksanaan praktikum dengan
LKS praktikum berbasis inkuiri!
2. Penilaian cukup dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah satu kolom yang berisi
pernyataan yang paling sesuai dengan pendapat kalian!
Dengan memilih :
SS = Sangat Sesuai TS = Tidak Sesuai
S = Sesuai STS = Sangat Tidak Sesuai

Skor
No Pernyataan Kritik/Saran
STS TS S SS
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
1. terbimbing sesuai digunakan dalam praktikum
materi larutan penyangga
Saya sulit memahami perintah dan arahan pada
2.
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Saya mudah membaca tulisan pada LKS
3.
praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
4. terbimbing memiliki tampilan dan warna yang
tidak menarik dan membosankan.
Bahan diskusi pada LKS praktikum berbasis
5. inkuiri terbimbing mempermudah saya dalam
memahami materi yang dipraktikumkan.
Saya sulit memahami bahasa yang digunakan pada
6.
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri
7. terbimbing mempermudah saya dalam memahami
konsep sifat larutan penyangga.

Komentar dan Saran Secara Keseluruhan


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………........
Lampiran B – 16 98

LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LKS PRAKTIKUM


BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Mata Pelajaran/Materi : Kimia / Larutan Penyangga


Judul Penelitian : Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing
pada Materi Larutan Penyangga di SMA Negeri 4 Sungai Raya
Peneliti : Wiji Tri Utari
Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda ceklis (√) pada salah satu kolom dengan memilih:
1 : Jika angket respon siswa SANGAT TIDAK SESUAI dengan deskripsi
2 : Jika angket respon siswa TIDAK SESUAI dengan deskripsi
3 : Jika angket respon siswa SESUAI dengan deskripsi
4 : Jika angket respon siswa SANGAT SESUAI dengan deskripsi
2. Apabila Bapak/Ibu menilai kurang, mohon menuliskan kritik/saran pada kolom yang disediakan.
3. Jika ada, tuliskan komentar Bapak/Ibu secara keseluruhan mengenai angket responsiswapada baris yang
disediakan.
4. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi ini, saya ucapkan terimakasih.
Skor
No Pernyataan Kritik/Saran
STS TS S SS
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian
1. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dengan kegiatan
praktikum materi larutan penyangga sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap pemahaman
2. perintah dan arahan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kemudahan
3. membaca tulisan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap tampilan dan
4. warna pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap bahan
diskusi pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
5.
yang memberikan kemudahan dalam memahami materi
yang dipraktikumkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap pemahaman
6. bahasa yang digunakan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
7.
memberikan kemudahan dalam memahami konsep sifat
larutan penyangga sudah relevan.

Komentar dan Saran Secara Keseluruhan

…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

Pontianak, 2017
Validator,

(……………………………………)
Lampiran C - 1 99

HASIL VALIDASI LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING


AHLI MATERI
Lampiran C - 2 100

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI MATERI


TERHADAP LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Validator I : Hamdil Mukhlisin, M.Pd


Validator II : Rukiah, S.P

Pakar I Pakar II
No. Kriteria Sel
(Dosen) (Guru)

1. Judul dalam LKS praktikum telah sesuai dengan 4 4 D


praktikum kegiatan praktikum yang akan dilakukan.
2. Materi larutan penyangga yang disajikan telah 4 4 D
sesuai/relevan dengan tujuan praktikum dari
Kompetensi Dasar (KD) yang termuat dalam LKS
praktikum.
3. Konsep dan definisi larutan penyangga sesuai dengan 4 4 D
konsep dan definisi yang berlaku dalam ilmu kimia.
4. Kedalaman materi sesuai dengan tingkat kematangan 4 4 D
berpikir peserta didik.
5. Komponen dalam LKS praktikum sesuai dengan 4 4 D
tahapan inkuiri terbimbing meliputi kegiatan orientasi,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan
kesimpulan.
6. Langkah kerja dalam LKS praktikum jelas dan mudah 4 4 D
dipahami
7. Komponen-komponen dalam LKS praktikum lengkap 4 4 D

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟕
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎+𝟎+𝟎+𝟕

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C - 3 101

HASIL VALIDASI LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING


AHLI MEDIA
Lampiran C - 4 102

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI MEDIA


TERHADAP LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Validator I : Hamdil Mukhlisin, M.Pd


Validator II : Rukiah, S.P

Pakar I Pakar II
No. Kriteria Sel
(Dosen) (Guru)

1. Desain dalam LKS praktikum (tata letak teks dan 3 4 D


gambar) teratur.
2. Huruf dan gambar tercetak dengan jelas. 3 4 D
3. Pemilihan jenis huruf dan angka telah sesuai. 4 4 D
4. Pemilihan ukuran huruf dan angka telah sesuai. 4 4 D
5. Komposisi perpaduan warna telah sesuai, baik, serasi, 3 4 D
dan tampilannya menarik.
6. LKS praktikum mudah digunakan dalam kegiatan 4 4 D
praktikum.
7. Tampilan LKS praktikum secara umum menarik. 3 4 D

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟕
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎+𝟎+𝟎+𝟕

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C – 5 103

HASIL VALIDASI LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING


AHLI BAHASA
Lampiran C - 6 104

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI AHLI BAHASA


TERHADAP LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Validator I : Fitri Jayanti, M.Pd


Validator II : Endah Warni.S, S.Pd

Pakar I Pakar II
No. Kriteria Sel
(Dosen) (Guru)

1. Bahasa yang digunakan komunikatif dan benar. 3 3 D


2. Setiap kata dalam LKS praktikum menggunakan ejaan 4 4 D
yang disempurnakan (EYD).
3. Bahasa yang digunakan dalam LKS praktikum santun 4 4 D
dan tidak mengurangi nilai-nilai pendidikan.
4. Penggunaan bahasa dalam LKS praktikum 3 3 D
mendukung kemudahan memahami alur praktikum.
5. Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan makna 4 4 D
ganda.

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟓
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎+𝟎+𝟎+𝟓

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C - 7 105

HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Lampiran C - 8 106

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Validator I : Hamdil Mukhlisin, M.Pd


Validator II : Rukiah, S.P

Pakar I Pakar II
No. Deskripsi Sel
(Dosen) (Guru)

1. Identitas yang termuat sudah lengkap. 4 3 D


2. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan standar 4 4 D
kompetensi dan kompetensi dasar.
3. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan rumus 4 4 D
ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree).
4. Rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan materi 4 4 D
yang akan diajarkan.
5. Langkah-langkah dalam tiap tahapan pembelajaran 4 4 D
sudah sesuai dengan alokasi waktu.
6. Sumber belajar / media sudah sesuai dengan tujuan 4 3 D
pembelajaran.
7. Sumber belajar / media sudah sesuai dengan materi 4 3 D
pembelajaran.
8. Pendekatan dan metode pembelajaran sudah sesuai 4 4 D
dengan tujuan pembelajaran.
9. Pendekatan dan metode pembelajaran sudah sesuai 4 4 D
dengan materi pembelajaran.
10. Bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan EYD 4 4 D
(ejaan yang disempurnakan).
11. Penilaian sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4 4 D
12. Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran sudah 4 4 D
lengkap.

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟏𝟐
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎 + 𝟎 + 𝟎 + 𝟏𝟐

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C - 9 107

HASIL VALIDASI SOAL POSTTEST


Lampiran C - 10 108

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI


SOAL POSTEST

Validator I : Hamdil Mukhlisin, M.Pd


Validator II : Rukiah, S.P

No. Indikator Pakar I Pakar II


Soal Posttest Kunci Jawaban Soal Posttest (Dosen) (Guru)
Sel
Soal Soal
Larutan penyangga adalah
larutan yang dapat
mempertahankan pH, dimana
Menuliskan pada dasarnya suatu larutan
Apa yang dimaksud dengan
pengertian penyangga dapat mengurangi
1. larutan penyangga? 4 4 D
larutan atau memperkecil perubahan
penyangga. pH suatu larutan dengan
menetralisasi senyawa asam dan
senyawa basa yang
ditambahkan.
Jelaskan 2 jenis larutan a) Larutan penyangga asam, 4 4 D
penyangga berdasarkan terbentuk dari :
komponen penyusunnya! - Asam lemah dan
garamnya
Membedakan - Asam lemah dan basa
jenis larutan kuat, dimana asam
penyangga lemah yang
2.
berdasarkan dicampurkan dalam
komponen jumlah
penyusunnya. berlebih
b) Larutan penyangga basa, 4 4 D
terbentuk dari :
- Basa lemah dan
garamnya
Lampiran C - 10 109

- Basa lemah dan asam


kuat, dimana basa
lemah yang
dicampurkan dalam
jumlah berlebih
Perhatikan data percobaan Larutan yang termasuk larutan
berikut! penyangga adalah larutan
campuran HF dan NaF, serta
Menentukan larutan campuran NH4OH dan
larutan NH4Cl.
penyangga Berdasarkan data percobaan
dan bukan Berdasarkan data hasil tersebut, maka dapat diketahui
3. 4 4 D
penyangga percobaan, manakah di antara bahwa sifat larutan penyangga
melalui data larutan tersebut yang ialah dapat mempertahankan
hasil merupakan larutan pH,
percobaan. penyangga? Jelaskan jawaban meski terdapat penambahan
Anda! sedikit asam maupun basa, tidak
terjadi perubahan pH secara
berarti.

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟒
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎+𝟎+𝟎+𝟒

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C - 11 110

HASIL VALIDASI ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LKS PRAKTIKUM


BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
Lampiran C - 12 111

REKAPITULASI DAN PERHITUNGAN HASIL VALIDASI


ANGKET RESPON SISWA TERHADAP LKS PRAKTIKUM
BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

Validator I : Hamdil Mukhlisin, M.Pd


Validator II : Rukiah, S.P

Pakar I Pakar II
No Pernyataan Sel
(Dosen) (Guru)
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kesesuaian 4 4 D
1. LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing dengan kegiatan
praktikum materi larutan penyangga sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap pemahaman 4 3 D
2. perintah dan arahan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap kemudahan 4 4 D
3. membaca tulisan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap tampilan dan 4 4 D
4. warna pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap bahan 4 3 D
diskusi pada LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing
5.
yang memberikan kemudahan dalam memahami materi
yang dipraktikumkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap pemahaman 4 4 D
6. bahasa yang digunakan pada LKS praktikum berbasis inkuiri
terbimbing yang dikembangkan sudah relevan.
Pernyataan mengenai tanggapan siswa terhadap penggunaan 4 4 D
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang
7.
memberikan kemudahan dalam memahami konsep sifat
larutan penyangga sudah relevan.

𝐃
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝐀+𝐁+𝐂+𝐃

𝟕
𝐕𝐚𝐥𝐢𝐝𝐢𝐭𝐚𝐬 =
𝟎+𝟎+𝟎+𝟕

Validitas = 1

Kriteria = Sangat tinggi


Lampiran C - 13 112

HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN TAHAP UJI COBA LAPANGAN AWAL


Lampiran C – 14 113

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN


UJI COBA LAPANGAN AWAL

Tahapan Inkuiri Penilaian Skor


No. Aspek yang diamati
Terbimbing Ya Tidak Total
1. Orientasi Membuka pembelajaran
f. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa √
g. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
h. Guru menyampaikan rencana kegiatan praktikum menggunakan LKS √ 5
praktikum berbasis inkuiri.
i. Guru memberikan apersepsi

j. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

2. -Merumuskan Kegiatan inti pembelajaran
masalah h. Guru menjelaskan materi yang terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan √
-Mengajukan praktikum
hipotesis i. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru √
-Mengumpulkan j. Guru mengajak siswa menganalisis masalah yang ada pada LKS praktikum √ 7
data k. Guru mengarahkan siswa membuat hipotesis dari masalah yang ditemui

-Menguji hipotesis l. Siswa melakukan percobaan
-Merumuskan m. Guru meminta perwakilan siswa menyampaikan hasil pengamatan √
kesimpulan n. Guru mengkonfirmasi penjelasan siswa dan membuat kesimpulan √

3. Penutup
c. Guru menginformasikan materi selanjutnya √ 2
d. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam √
Jumlah 14
Lampiran C – 14 114

Observer 1
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%

Observer 2
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%

Observer 3
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%
Lampiran C - 15 115

HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN TAHAP UJI COBA LAPANGAN UTAMA


Lampiran C – 16 116

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN


UJI COBA LAPANGAN UTAMA

Tahapan Inkuiri Penilaian Skor


No. Aspek yang diamati
Terbimbing Ya Tidak Total
1. Orientasi Membuka pembelajaran
k. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa √
l. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
m. Guru menyampaikan rencana kegiatan praktikum menggunakan LKS √ 5
praktikum berbasis inkuiri.
n. Guru memberikan apersepsi

o. Guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran

2. -Merumuskan Kegiatan inti pembelajaran
masalah o. Guru menjelaskan materi yang terkait dengan rencana pelaksanaan kegiatan √
-Mengajukan praktikum
hipotesis p. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru √
-Mengumpulkan q. Guru mengajak siswa menganalisis masalah yang ada pada LKS praktikum √ 7
data r. Guru mengarahkan siswa membuat hipotesis dari masalah yang ditemui

-Menguji hipotesis s. Siswa melakukan percobaan
-Merumuskan t. Guru meminta perwakilan siswa menyampaikan hasil pengamatan √
kesimpulan u. Guru mengkonfirmasi penjelasan siswa dan membuat kesimpulan √

3. Penutup
e. Guru menginformasikan materi selanjutnya √ 2
f. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam √
Jumlah 14
Lampiran C – 16 117

Observer 1
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%

Observer 2
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%

Observer 3
𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai (%) = 𝛴 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 x 100%
14
= 14 x 100%

= 100%
Lampiran C - 17 118

HASIL ANGKET RESPON SISWA TAHAP UJI COBA LAPANGAN AWAL


Lampiran C - 18 119

ANALISIS KEPRAKTISAN BERDASARKAN ANGKET RESPON SISWA PADA


UJI COBA LAPANGAN AWAL

Skor
No Pernyataan Skor Total Nilai
STS TS S SS
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
1. terbimbing sesuai digunakan dalam praktikum 0 0 2 7 34 94,4
materi larutan penyangga
Saya sulit memahami perintah dan arahan pada
2. 1 6 2 0 26 72,2
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Saya mudah membaca tulisan pada LKS
3. 0 0 6 3 30 83,3
praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
4. terbimbing memiliki tampilan dan warna yang 5 2 1 1 29 80,5
tidak menarik dan membosankan.
Bahan diskusi pada LKS praktikum berbasis
5. inkuiri terbimbing mempermudah saya dalam 0 0 5 4 31 86,1
memahami materi yang dipraktikumkan.
Saya sulit memahami bahasa yang digunakan
6. pada LKS praktikum berbasis inkuiri 4 2 3 0 28 77,8
terbimbing.
Menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri
7. terbimbing mempermudah saya dalam 0 0 3 6 33 91,7
memahami konsep sifat larutan penyangga.
Jumlah 586
Rata-rata 83,71
Sangat
Kriteria
Kuat
Lampiran C - 19 120

HASIL ANGKET RESPON SISWA TAHAP UJI COBA LAPANGAN UTAMA


Lampiran C – 20 121

ANALISIS KEPRAKTISAN BERDASARKAN ANGKET RESPON SISWA PADA


UJI COBA LAPANGAN UTAMA

Skor
No Pernyataan Skor Total Nilai
STS TS S SS
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
1. terbimbing sesuai digunakan dalam praktikum 0 0 10 24 126 92,6
materi larutan penyangga
Saya sulit memahami perintah dan arahan pada
2. 10 16 8 0 104 76,4
LKS praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Saya mudah membaca tulisan pada LKS
3. 1 1 10 22 121 88,9
praktikum berbasis inkuiri terbimbing.
Menurut saya LKS praktikum berbasis inkuiri
4. terbimbing memiliki tampilan dan warna yang 15 15 1 3 110 80,8
tidak menarik dan membosankan.
Bahan diskusi pada LKS praktikum berbasis
5. inkuiri terbimbing mempermudah saya dalam 1 0 10 23 123 90,4
memahami materi yang dipraktikumkan.
Saya sulit memahami bahasa yang digunakan
6. pada LKS praktikum berbasis inkuiri 12 17 4 1 108 79,4
terbimbing.
Menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri
7. terbimbing mempermudah saya dalam 2 0 6 26 124 91,1
memahami konsep sifat larutan penyangga.
Jumlah 599,6
Rata-rata 85,65
Sangat
Kriteria
Kuat
Lampiran C - 21 122

HASIL POSTTEST PADA UJI COBA LAPANGAN AWAL DI KELAS XII IPA
SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA
Lampiran C – 22 123

ANALISIS EFEKTIFITAS BERDASARKAN NILAI KETUNTASAN SISWA PADA


UJI COBA LAPANGAN AWAL

Kode Siswa Nilai


XII IPA 1 90
XII IPA 2 90
XII IPA 3 80
XII IPA 4 80
XII IPA 8 80
XII IPA 6 75
XII IPA 9 75
XII IPA 5 60
XII IPA 7 45

Persentase Ketuntasan Siswa


Jumlah Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Persentase %
Siswa Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
9 7 2 77,78 22,22
Lampiran C – 23 124

HASIL POSTTEST PADA UJI COBA LAPANGAN UTAMA DI KELAS XI IPA


SMA NEGERI 4 SUNGAI RAYA
Lampiran C – 24 125

ANALISIS EFEKTIFITAS BERDASARKAN NILAI KETUNTASAN SISWA PADA


UJI COBA LAPANGAN UTAMA

Kode Siswa Nilai


XI IPA 6 90
XI IPA 7 90
XI IPA 8 90
XI IPA 9 90
XI IPA 16 80
XI IPA 17 80
XI IPA 32 80
XI IPA 1 75
XI IPA 2 75
XI IPA 3 75
XI IPA 4 75
XI IPA 5 75
XI IPA 10 75
XI IPA 13 75
XI IPA 14 75
XI IPA 19 75
XI IPA 22 75
XI IPA 23 75
XI IPA 24 75
XI IPA 25 75
XI IPA 26 75
XI IPA 27 75
XI IPA 30 75
XI IPA 31 75
XI IPA 33 75
XI IPA 34 75
XI IPA 15 65
XI IPA 18 35
XI IPA 20 30
XI IPA 11 20
XI IPA 12 20
XI IPA 21 20
XI IPA 28 20
XI IPA 29 20

Persentase Ketuntasan Siswa


Jumlah Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Persentase %
Siswa Tuntas Tidak Tuntas
Tuntas Tidak Tuntas
34 26 8 76,47 23,53
Lampiran C – 25
126

SAMPEL LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING YANG TELAH


DIGUNAKAN DALAM PEMBELAJARAN
Lampiran C – 25
127
Lampiran C – 25
128
Lampiran C – 25
129
Lampiran C – 25
130
Lampiran C – 25
131
LKS PRAKTIKUM
KIMIA
NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

PERCOBAAN
SIFAT LARUTAN PENYANGGA

NAMA KELOMPOK :

4.

5.

6.

OLEH :

WIJI TRI UTARI


Lampiran C – 26
132

DAFTAR ISI

Halaman
Identitas Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................................1
Kajian Teori ........................................................................................................2
Merumuskan Masalah .........................................................................................7
Membuat Hipotesis .............................................................................................8
Menguji Hipotesis ...............................................................................................9
Komunikasi Data .................................................................................................10
Menarik Kesimpulan ...........................................................................................11
Penilaian ..............................................................................................................12
Daftar Pustaka .....................................................................................................13
Lampiran C – 26
133

LKS PRAKTIKUM

Sekolah : SMA Negeri 4 Sungai Raya


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sifat Larutan Penyangga
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode


pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.
Indikator : Membuktikan sifat larutan penyangga melalui
percobaan.
Tujuan : Siswa dapat membuktikan sifat larutan penyangga
melalui percobaan.
Petunjuk Belajar Siswa : 1. Bacalah kajian teori dengan seksama.
2. Buatlah rumusan masalah berdasarkan wacana
yang ada.
3. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah
yang ada.
4. Ujilah hipotesis dengan melakukan percobaan
sifat larutan penyangga.
5. Sajikanlah data percobaan dalam tabel
pengamatan.
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan.
7. Kerjakanlah tugas sebagai bahan diskusi secara
berkelompok.
Lampiran C – 26
134

KAJIAN TEORI

Makanan yang kita makan akan


mengalami serangkaian proses
metabolisme dan hasilnya akan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui darah. Hasil
metabolisme tersebut dapat bersifat asam
maupun basa, tergantung dari sifat
makanan yang kita konsumsi. Hal ini akan
berpengaruh terhadap pH darah, padahal
agar bekerja dengan baik pH darah harus
Gambar 1. Aneka makanan dan minuman tetap stabil dengan pH sekitar 7,4.

Jika pH darah sangat rendah, maka


kondisi pada saat tersebut dikenal dengan
asidosis, sedangkan jika pH darah sangat
tinggi, maka kondisi pada saat tersebut
dikenal dengan alkalosis. Kedua kondisi
tersebut dapat membahayakan, karena
banyak reaksi-reaksi kimia dalam tubuh,
khususnya reaksi-reaksi yang melibatkan
protein bergantung pada pH. Oleh karena
itu,darah harus terjaga pada pH ideal, yaitu
7,4. Jika pH menurun di bawah 6,8 atau
meningkat di atas 7,8 dapat menyebabkan
kematian (Tim Srikandi Eksakta, 2015).
Gambar 2. Penyebab terjadinya alkalosis dan asidosis
Lampiran C – 26
135

Bagaimana darah bisa

mempertahankan pH-nya?

Ternyata darah memiliki sebuah


sifat larutan yang menyebabkan pH-nya
tetap stabil. Sifat larutan ini dinamakan
dengan sifat larutan penyangga.
Larutan penyangga yang paling
penting untuk mempertahankan
kesetimbangan asam-basa dalam darah
adalah sistem penyangga asam karbonat-
bikarbonat. Dua buah reaksi
kesetimbangan penyangga asam karbonat- Gambar 3. Sel Darah

bikarbonat tersebut dituliskan sebagai


berikut (Tim Srikandi Eksakta, 2015):

Reaksi dalam Darah

H3O+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) 2H2O(l) + CO2(g)

Ketika suatu senyawa asam Akan tetapi, ketika suatu senyawa


+
dimasukkan ke dalam darah, maka ion H basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion
dari asam tersebut segera bereaksi dengan OH- dari basa tersebut segera bereaksi
ion bikarbonat (HCO3-) dalam darah yang dengan asam karbonat (H2CO3-) dalam
menghasilkan asam karbonat menurut darah yang menghasilkan ion bikarbonat
reaksi sebagai berikut (Tim Srikandi dan air menurut reaksi sebagai berikut
Eksakta, 2015) : (Tim Srikandi Eksakta, 2015) :
HCO3- + H+ H2CO3 H2CO3 + OH- H2O + HCO3-
Lampiran C – 26
136

Massa Total Tubuh (Wanita) Massa Total Tubuh (Pria)

45 % 40 %
Padatan Padatan

Total Cairan
Tubuh

2/3
Cairan
intra-
60 % seluler
55 % Cairan
Cairan Cairan
Extraseluler

1/3 80 %
Cairan
Cairan
ekstra- interstial
seluler

(a) Komponen massa total tubuh pada wanita dan pria dewasa (b) Pemisahan cairan tubuh menjadi air

Gambar 4. Komponen massa total tubuh pada wanita dan pria dewasa

Cairan tubuh, baik intrasel Larutan penyangga fosfat ini juga


maupun cairan luar sel, merupakan berperan dalam darah, namun
larutan penyangga. Sistem penyangga konsentrasi H2PO4- - H3PO4 ditemukan
yang utama dalam cairan intrasel adalah dalam konsentrasi yang sangat rendah.
pasangan dihidrogenfosfat - Sistem penyangga fosfat ini bereaksi
monohidrogenfosfat (H2PO4- - HPO42-) dengan asam dan basa sebagai berikut
(Tim Srikandi Eksakta, 2015). (Tim Srikandi Eksakta, 2015):
.
Reaksi penyangga fosfat terhadap asam dan basa

HPO42-(aq) + H+(aq)  H2PO4-(aq)


H2PO4-(aq) + OH-(aq)  HPO42-(aq) + H2O(l)

Air liur sebagai Larutan Penyangga

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada


larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi.
Air liur dapat mempertahankan pH pada mulut
sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan
penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
Gambar 5. Air Liur (Saliva)
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan
(Premono dkk, 2014).
Lampiran C – 26
137

Sifat Larutan Penyangga

pH suatu larutan, jika ditambah dengan Namun, ada larutan


asam, pH-nya akan turun karena konsentrasi ion yang jika ditambah sedikit
H+ semakin besar. Sebaliknya, jika ditambah asam atau basa, bahkan
dengan basa, pH akan meningkat karena diencerkan, tidak mengalami
konsentrasi ion OH- bertambah. Begitu pula, jika perubahan pH secara berarti.
diencerkan dengan larutan asam atau basa pH Larutan ini disebut larutan
akan berubah karena konsentrasi asam atau penyangga / buffer (Syukri,
basanya semakin mengecil. 1999).

Gambar 6. Perbedaan antara larutan penyangga dan bukan penyangga

Ada dua macam larutan buffer,


yaitu larutan buffer asam dan larutan
buffer basa. Larutan buffer asam
mempertahankan pH-nya pada kisaran < 7
(daerah asam), sedangkan larutan buffer
basa mempertahankan pH-nya pada Gambar 7. Larutan penyangga
dengan berbagai pH
kisaran > 7 (daerah basa) (Purba, 2012).
Lampiran C – 26
138

Terdapat dua jenis larutan penyangga


berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu larutan
penyangga asam lemah dengan basa konjugatnya
dan larutan penyangga basa lemah dengan asam
konjugatnya. Salah satu contoh larutan penyangga
asam lemah dengan basa konjugatnya adalah
larutan penyangga yang mengandung CH3COOH
dan CH3COO-. Larutan ini dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan CH3COOH dengan larutan
Gambar 8. Larutan penyangga asam garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
dari CH3COOH dan CH3COONa
tersebut, misalnya garam CH3COONa (Suwardi
dkk, 2012).

Sedangkan salah satu


contoh larutan penyangga basa
lemah dengan asam konjugatnya
adalah larutan penyangga yang
mengandung NH3 dan NH4+.
Larutan ini dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan NH3
Gambar 9. Reaksi larutan penyangga asam dan basa
dengan larutan garam yang
mengandung asam konjugasi dari
basa tersebut, misalnya garam
NH4Cl (Suwardi dkk, 2012).
Lampiran C – 26
139

MERUMUSKAN MASALAH
Rumusan masalah adalah pertanyaan yang
mempertanyakan hubungan antara dua hal atau lebih yang
saling berpengaruh. Ciri-cirinya yaitu: merupakan kalimat
tanya, terdapat dua atau lebih hal yang saling berhubungan
dan mempertanyakan hubungan antar hal yang berpengaruh.

Bacalah wacana di bawah ini dengan seksama!

Seorang peneliti ingin melakukan sebuah eksperimen. Peneliti telah menyiapkan 3


jenis larutan campuran, yaitu : larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M, larutan CH3COOH 0,1
M dan CH3COONa 0,1 M, larutan NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M. Ketiga larutan
campuran tersebut masing-masing akan diberi penambahan 1 ml HCl 0,1 M, 1 ml NaOH 0,1
M, dan 20 ml akuades. Kemudian, diukur masing-masing pH pada tiap perlakuan untuk
mengetahui seberapa besar perubahan pH yang terjadi.

Diketahui data dari percobaan yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
pH
Setelah Setelah Setelah
N
Larutan Mula- Penambaha Penambaha Penambaha
o
mula n HCl 0,1 M n NaOH 0,1 n Akuades
M
1. HCl + NaOH 6,5 4,7 9,2 7,1
2. CH3COOH + 4 3,7 4,1 3,9
CH3COONa
3. NH4OH + NH4Cl 8,2 7,8 8 8,1

Berdasarkan uraian di atas, buatlah rumusan masalahnya!


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..?
Lampiran C – 26
140

MEMBUAT HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang
pengaruh apa yang akan diberikan suatu hal terhadap hal lain
yang diamati. Dengan demikian, hipotesis juga merupakan
dugaan jawaban terhadap rumusan masalah. Hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan.

Tuliskan hasil perkiraan pada tabel di bawah ini !

pH
Setelah Setelah Setelah
Mula Jenis
No Larutan Penambaha Penambaha Penambaha Alasan
- Larutan
n HCl 0,1 M n NaOH 0,1 n Akuades
mula
M
1. HCl 0,1 M + 6,5 4,7 9,2 7,1
NaOH 0,1 M

2. CH3COOH 4 3,7 4,1 3,9


0,1 M +
CH3COONa
0,1 M
3. NH4OH 0,1 8,2 7,8 8 8,1
M + NH4Cl
0,1 M
Lampiran C – 26
141

MENGUJI HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara yang telah
dibuat dapat diuji dengan melakukan percobaan
Sifat Larutan Penyangga. Berikut adalah alat,
bahan dan cara kerja untuk menguji hipotesis.

A. Alat dan Bahan


Alat Jumlah Bahan Jumlah
Gelas beker 100 ml 3 buah NaOH 0,1 M 12 ml
pH meter 1 buah HCl 0,1 M 12 ml
Pipet tetes 4 buah NH4Cl 0,1 M 10 ml
Gelas ukur 25 ml 3 buah NH4OH 0,1 M 10 ml
CH3COOH 0,1 M 10 ml
CH3COONa 0,1 M 10 ml
Akuades 500 ml

B. Cara Kerja
1. 3 buah gelas beker disiapkan, kemudian masing-masing dimasukkan 10 ml
larutan HCl 0,1 M dan 10 ml larutan NaOH.
2. pH yang terjadi diukur dengan pH meter atau indikator universal.
3. 2 ml larutan HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam gelas beker pertama, 2 ml
larutan NaOH 0,1 M dimasukkan ke dalam gelas beker kedua, dan 2 ml
akuades pada gelas beker ketiga. pH yang terjadi diukur dan dicatat.
4. Langkah 1-3 diulangi untuk campuran CH3COOH dan CH3COONa, serta
campuran NH4OH dan NH4Cl.
Lampiran C – 26
142

KOMUNIKASI DATA
Data yang terkumpul dari tahap uji
hipotesis harus disajikan dalam suatu bentuk yang
lebih ringkas. Cara termudah adalah dengan
membuat Tabel Pengamatan. Tulislah hasil
pengamatan kalian pada tabel pengamatan!

Tabel Pengamatan

pH
Setelah Setelah Setelah
No Larutan
Mula-mula Penambahan Penambahan Penambahan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Akuades
1. HCl + NaOH
2. CH3COOH +
CH3COONa
3. NH4OH + NH4Cl
Lampiran C – 26
143

MENARIK KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan berarti pembuatan
pernyataan yang mengikhtisarkan apa yang telah
dipelajari dari suatu eksperimen atau pengamatan.
Kesimpulan berkaitan dengan hipotesis dan hasil
eksperimen. Buatlah rumusan kesimpulan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan!

KESIMPULAN :

1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Bahan Diskusi

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, campuran larutan manakah yang


merupakan larutan penyangga dan bukan penyangga ?
2. Sebutkan ion-ion yang berperan dalam larutan penyangga yang telah dibuktikan
melalui percobaan !
3. Berikan 2 contoh larutan penyangga yang terdapat di kehidupan sehari-hari, serta
sebutkan ion apa saja yang merupakan komponen penyusun larutan penyangga
tersebut !
Lampiran C – 26
144

Penilaian

No. Tahapan Inkuiri Skor


1. Merumuskan masalah 15
2. Membuat hipotesis 15
3. Menguji hipotesis 20
4. Komunikasi data 30
5. Menarik kesimpulan 20
Jumlah 100

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
100

Bahan Skor
Diskusi
1 3
2 4
3 3
Jumlah 10

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
10

Nilai Paraf Guru


Lampiran C – 26
145

DAFTAR PUSTAKA

Premono, S., Wardani, A., & Hidayati, N. (2014). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, M., & Sunardi. (2012). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Suwardi, Soebiyanto, Widiasih, E.Th. (2012). Panduan Pembelajaran Kimia Untuk


SMA & MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.

Tim Srikandi Eksakta. (2015). KIMIA Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk
SMA / MA Kelas XI. Bandung : PT. SEWU.
Lampiran C – 25
146

LKS PRAKTIKUM
KIMIA
( PEGANGAN GURU) NAMA KELOMPOK :

1.

2.

3.

PERCOBAAN
SIFAT LARUTAN PENYANGGA

NAMA KELOMPOK :

4.

5.

6.

OLEH :

WIJI TRI UTARI


Lampiran C – 27 147

DAFTAR ISI

Halaman
Identitas Lembar Kerja Siswa (LKS) ..................................................................1
Kajian Teori ........................................................................................................2
Merumuskan Masalah .........................................................................................7
Membuat Hipotesis .............................................................................................8
Menguji Hipotesis ...............................................................................................9
Komunikasi Data .................................................................................................10
Menarik Kesimpulan ...........................................................................................11
Penilaian ..............................................................................................................12
Daftar Pustaka .....................................................................................................13
Lampiran C – 27
148

LKS PRAKTIKUM

Sekolah : SMA Negeri 4 Sungai Raya


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : XI / 2
Materi Pokok : Sifat Larutan Penyangga
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode


pengukuran, dan terapannya.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan
peranan larutan penyangga dalam tubuh makhluk
hidup.
Indikator : Membuktikan sifat larutan penyangga melalui
percobaan.
Tujuan : Siswa dapat membuktikan sifat larutan penyangga
melalui percobaan.
Petunjuk Belajar Siswa : 1. Bacalah kajian teori dengan seksama.
2. Buatlah rumusan masalah berdasarkan wacana
yang ada.
3. Buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah
yang ada.
4. Ujilah hipotesis dengan melakukan percobaan
sifat larutan penyangga.
5. Sajikanlah data percobaan dalam tabel
pengamatan.
6. Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan.
7. Kerjakanlah tugas sebagai bahan diskusi secara
berkelompok.
Lampiran C – 27
149

KAJIAN TEORI

Makanan yang kita makan akan


mengalami serangkaian proses
metabolisme dan hasilnya akan diedarkan
ke seluruh tubuh melalui darah. Hasil
metabolisme tersebut dapat bersifat asam
maupun basa, tergantung dari sifat
makanan yang kita konsumsi. Hal ini akan
berpengaruh terhadap pH darah, padahal
agar bekerja dengan baik pH darah harus
Gambar 1. Aneka makanan dan minuman tetap stabil dengan pH sekitar 7,4.

Jika pH darah sangat rendah, maka


kondisi pada saat tersebut dikenal dengan
asidosis, sedangkan jika pH darah sangat
tinggi, maka kondisi pada saat tersebut
dikenal dengan alkalosis. Kedua kondisi
tersebut dapat membahayakan, karena
banyak reaksi-reaksi kimia dalam tubuh,
khususnya reaksi-reaksi yang melibatkan
protein bergantung pada pH. Oleh karena
itu,darah harus terjaga pada pH ideal, yaitu
7,4. Jika pH menurun di bawah 6,8 atau
meningkat di atas 7,8 dapat menyebabkan
kematian (Tim Srikandi Eksakta, 2015).
Gambar 2. Penyebab terjadinya alkalosis dan asidosis
Lampiran C – 27
150

Bagaimana darah bisa

mempertahankan pH-nya?

Ternyata darah memiliki sebuah


sifat larutan yang menyebabkan pH-nya
tetap stabil. Sifat larutan ini dinamakan
dengan sifat larutan penyangga.
Larutan penyangga yang paling
penting untuk mempertahankan
kesetimbangan asam-basa dalam darah
adalah sistem penyangga asam karbonat-
bikarbonat. Dua buah reaksi
Gambar 3. Sel Darah
kesetimbangan penyangga asam karbonat-
bikarbonat tersebut dituliskan sebagai
berikut (Tim Srikandi Eksakta, 2015):

Reaksi dalam Darah

H3O+(aq) + HCO3-(aq) H2CO3(aq) + H2O(l) 2H2O(l) + CO2(g)

Ketika suatu senyawa asam Akan tetapi, ketika suatu senyawa


+
dimasukkan ke dalam darah, maka ion H basa dimasukkan ke dalam darah, maka ion
dari asam tersebut segera bereaksi dengan OH- dari basa tersebut segera bereaksi
ion bikarbonat (HCO3-) dalam darah yang dengan asam karbonat (H2CO3-) dalam
menghasilkan asam karbonat menurut darah yang menghasilkan ion bikarbonat
reaksi sebagai berikut (Tim Srikandi dan air menurut reaksi sebagai berikut
Eksakta, 2015) : (Tim Srikandi Eksakta, 2015) :
HCO3- + H+ H2CO3 H2CO3 + OH- H2O + HCO3-
Lampiran C – 27
151

Massa Total Tubuh (Wanita) Massa Total Tubuh (Pria)

45 % 40 %
Padatan Padatan

Total Cairan
Tubuh

2/3
Cairan
intra-
60 % seluler
55 % Cairan
Cairan Cairan
Extraseluler

1/3 80 %
Cairan
Cairan
ekstra- interstial
seluler

(c) Komponen massa total tubuh pada wanita dan pria dewasa (d) Pemisahan cairan tubuh menjadi air

Gambar 4. Komponen massa total tubuh pada wanita dan pria dewasa

Cairan tubuh, baik intrasel Larutan penyangga fosfat ini juga


maupun cairan luar sel, merupakan berperan dalam darah, namun
larutan penyangga. Sistem penyangga konsentrasi H2PO4- - H3PO4 ditemukan
yang utama dalam cairan intrasel adalah dalam konsentrasi yang sangat rendah.
pasangan dihidrogenfosfat - Sistem penyangga fosfat ini bereaksi
monohidrogenfosfat (H2PO4- - HPO42-) dengan asam dan basa sebagai berikut
(Tim Srikandi Eksakta, 2015). (Tim Srikandi Eksakta, 2015):
.
Reaksi penyangga fosfat terhadap asam dan basa

HPO42-(aq) + H+(aq)  H2PO4-(aq)


H2PO4-(aq) + OH-(aq)  HPO42-(aq) + H2O(l)

Air liur sebagai Larutan Penyangga

Gigi dapat larut jika dimasukkan pada


larutan asam yang kuat. Email gigi yang rusak
dapat menyebabkan kuman masuk ke dalam gigi.
Air liur dapat mempertahankan pH pada mulut
sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan
penyangga fosfat yang dapat menetralisir asam
Gambar 5. Air Liur (Saliva)
yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa makanan
(Premono dkk, 2014).
Lampiran C – 27
152

Sifat Larutan Penyangga

pH suatu larutan, jika ditambah dengan Namun, ada larutan


asam, pH-nya akan turun karena konsentrasi ion yang jika ditambah sedikit
H+ semakin besar. Sebaliknya, jika ditambah asam atau basa, bahkan
dengan basa, pH akan meningkat karena diencerkan, tidak mengalami
konsentrasi ion OH- bertambah. Begitu pula, jika perubahan pH secara berarti.
diencerkan dengan larutan asam atau basa pH Larutan ini disebut larutan
akan berubah karena konsentrasi asam atau penyangga / buffer (Syukri,
basanya semakin mengecil. 1999).

Gambar 6. Perbedaan antara larutan penyangga dan bukan penyangga

Ada dua macam larutan buffer,


yaitu larutan buffer asam dan larutan
buffer basa. Larutan buffer asam
mempertahankan pH-nya pada kisaran < 7
(daerah asam), sedangkan larutan buffer
basa mempertahankan pH-nya pada
Gambar 7. Larutan penyangga
kisaran > 7 (daerah basa) (Purba, 2012). dengan berbagai pH
Lampiran C – 27
153

Terdapat dua jenis larutan penyangga


berdasarkan komponen penyusunnya, yaitu larutan
penyangga asam lemah dengan basa konjugatnya
dan larutan penyangga basa lemah dengan asam
konjugatnya. Salah satu contoh larutan penyangga
asam lemah dengan basa konjugatnya adalah
larutan penyangga yang mengandung CH3COOH
dan CH3COO-. Larutan ini dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan CH3COOH dengan larutan
Gambar 8. Larutan penyangga asam garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
dari CH3COOH dan CH3COONa
tersebut, misalnya garam CH3COONa (Suwardi
dkk, 2012).

Sedangkan salah satu


contoh larutan penyangga basa
lemah dengan asam konjugatnya
adalah larutan penyangga yang
mengandung NH3 dan NH4+.
Larutan ini dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan NH3
Gambar 9. Reaksi larutan penyangga asam dan basa
dengan larutan garam yang
mengandung asam konjugasi dari
basa tersebut, misalnya garam
NH4Cl (Suwardi dkk, 2012).
Lampiran C – 27
154

MERUMUSKAN MASALAH
Rumusan masalah adalah pertanyaan yang
mempertanyakan hubungan antara dua hal atau lebih yang
saling berpengaruh. Ciri-cirinya yaitu: merupakan kalimat
tanya, terdapat dua atau lebih hal yang saling berhubungan
dan mempertanyakan hubungan antar hal yang berpengaruh.

Bacalah wacana di bawah ini dengan seksama!

Seorang peneliti ingin melakukan sebuah eksperimen. Peneliti telah menyiapkan 3


jenis larutan campuran, yaitu : larutan HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M, larutan CH3COOH 0,1
M dan CH3COONa 0,1 M, larutan NH4OH 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M. Ketiga larutan
campuran tersebut masing-masing akan diberi penambahan 1 ml HCl 0,1 M, 1 ml NaOH 0,1
M, dan 20 ml akuades. Kemudian, diukur masing-masing pH pada tiap perlakuan untuk
mengetahui seberapa besar perubahan pH yang terjadi.

Diketahui data dari percobaan yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
pH
Setelah Setelah Setelah
N
Larutan Mula- Penambaha Penambaha Penambaha
o
mula n HCl 0,1 M n NaOH 0,1 n Akuades
M
1. HCl + NaOH 6,5 4,7 9,2 7,1
2. CH3COOH + 4 3,7 4,1 3,9
CH3COONa
3. NH4OH + NH4Cl 8,2 7,8 8 8,1

Berdasarkan uraian di atas, buatlah rumusan masalahnya!

Mengapa pada campuran larutan HCl + NaOH memiliki perubahan pH yang besar setelah
diberikan beberapa perlakuan, sedangkan campuran larutan CH3COOH + CH3COONa
dan NH4OH + NH4Cl memiliki perubahan pH yang kecil setelah diberikan beberapa
perlakuan?
Lampiran C – 27
155

MEMBUAT HIPOTESIS
Hipotesis adalah dugaan sementara tentang
pengaruh apa yang akan diberikan suatu hal terhadap hal lain
yang diamati. Dengan demikian, hipotesis juga merupakan
dugaan jawaban terhadap rumusan masalah. Hipotesis
dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan.

Tuliskan hasil perkiraan pada tabel di bawah ini !

pH
Setelah Setelah Setelah
Mula Jenis
No Larutan Penambaha Penambaha Penambaha Alasan
- Larutan
n HCl 0,1 M n NaOH 0,1 n Akuades
mula
M
Bukan Karena
HCl 0,1 M + larutan perubahan pH
1. 6,5 4,7 9,2 7,1
NaOH 0,1 M penyangg yang terjadi
a begitu jauh.
Karena
CH3COOH
Larutan perubahan pH
0,1 M +
2. 4 3,7 4,1 3,9 penyangg yang terjadi
CH3COONa
a tidak begitu
0,1 M
jauh.
Karena
NH4OH 0,1 Larutan perubahan pH
3. M + NH4Cl 8,2 7,8 8 8,1 penyangg yang terjadi
0,1 M a tidak begitu
jauh.
Lampiran C – 27
156

MENGUJI HIPOTESIS
Hipotesis atau dugaan sementara yang telah
dibuat dapat diuji dengan melakukan percobaan
Sifat Larutan Penyangga. Berikut adalah alat,
bahan dan cara kerja untuk menguji hipotesis.

C. Alat dan Bahan


Alat Jumlah Bahan Jumlah
Gelas beker 100 ml 3 buah NaOH 0,1 M 12 ml
pH meter 1 buah HCl 0,1 M 12 ml
Pipet tetes 4 buah NH4Cl 0,1 M 10 ml
Gelas ukur 25 ml 3 buah NH4OH 0,1 M 10 ml
CH3COOH 0,1 M 10 ml
CH3COONa 0,1 M 10 ml
Akuades 500 ml

D. Cara Kerja
5. 3 buah gelas beker disiapkan, kemudian masing-masing dimasukkan 10 ml
larutan HCl 0,1 M dan 10 ml larutan NaOH.
6. pH yang terjadi diukur dengan pH meter atau indikator universal.
7. 2 ml larutan HCl 0,1 M dimasukkan ke dalam gelas beker pertama, 2 ml
larutan NaOH 0,1 M dimasukkan ke dalam gelas beker kedua, dan 2 ml
akuades pada gelas beker ketiga. pH yang terjadi diukur dan dicatat.
8. Langkah 1-3 diulangi untuk campuran CH3COOH dan CH3COONa, serta
campuran NH4OH dan NH4Cl.
Lampiran C – 27
157

KOMUNIKASI DATA
Data yang terkumpul dari tahap uji
hipotesis harus disajikan dalam suatu bentuk yang
lebih ringkas. Cara termudah adalah dengan
membuat Tabel Pengamatan. Tulislah hasil
pengamatan kalian pada tabel pengamatan!

Tabel Pengamatan

pH
Setelah Setelah Setelah
No Larutan
Mula-mula Penambahan Penambahan Penambahan
HCl 0,1 M NaOH 0,1 M Akuades
1. HCl + NaOH
2. CH3COOH +
CH3COONa
3. NH4OH + NH4Cl
Lampiran C – 27
158

MENARIK KESIMPULAN
Penarikan kesimpulan berarti pembuatan
pernyataan yang mengikhtisarkan apa yang telah
dipelajari dari suatu eksperimen atau pengamatan.
Kesimpulan berkaitan dengan hipotesis dan hasil
eksperimen. Buatlah rumusan kesimpulan berdasarkan
kegiatan yang telah dilakukan!

KESIMPULAN :

1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Bahan Diskusi

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, campuran larutan manakah yang


merupakan larutan penyangga dan bukan penyangga ?
2. Sebutkan ion-ion yang berperan dalam larutan penyangga yang telah dibuktikan
melalui percobaan !
3. Berikan 2 contoh larutan penyangga yang terdapat di kehidupan sehari-hari, serta
sebutkan ion apa saja yang merupakan komponen penyusun larutan penyangga
tersebut !
Lampiran C – 27
159

Penilaian

No. Tahapan Inkuiri Skor


1. Merumuskan masalah 15
2. Membuat hipotesis 15
3. Menguji hipotesis 20
4. Komunikasi data 30
5. Menarik kesimpulan 20
Jumlah 100

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
100

Bahan Skor
Kunci Jawaban
Diskusi
1 Berdasarkan percobaan, yang merupakan larutan penyangga adalah 3
campuran larutan CH3COOH 0,1 M + CH3COONa 0,1 M dan NH4OH
0,1 M + NH4Cl 0,1 M. Sedangkan yang bukan larutan penyangga
adalah campuran larutan HCl 0,1 M + NaOH 0,1 M.
2 CH3COOH  CH3COO- + H+ 4
CH3COONa  CH3COO + Na - +

NH4OH  NH4+ + OH-


NH4Cl  NH4+ + Cl-
3 a) Darah : penyangga asam karbonat-bikarbonat 3
b) Air liur : penyangga fosfat
Jumlah 10

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Nilai = x 100
10

Nilai Paraf Guru


Lampiran C – 27
160

DAFTAR PUSTAKA

Premono, S., Wardani, A., & Hidayati, N. (2014). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta :
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Purba, M., & Sunardi. (2012). Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Suwardi, Soebiyanto, Widiasih, E.Th. (2012). Panduan Pembelajaran Kimia Untuk


SMA & MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung : ITB Press.

Tim Srikandi Eksakta. (2015). KIMIA Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa untuk
SMA / MA Kelas XI. Bandung : PT. SEWU.
Lampiran D – 1
161

SURAT PERNYATAAN VALIDATOR


Lampiran D - 2 162

SURAT IZIN PENELITIAN


Lampiran E - 1 163

KEGIATAN UJI COBA LAPANGAN AWAL

A. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan

B. Siswa merumuskan masalah menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri


terbimbing

C. Siswa melakukan praktikum


Lampiran E - 1 164

D. Siswa mengerjakan posttest

E. Siswa mengisi angket respon


Lampiran E - 2 165

KEGIATAN UJI COBA LAPANGAN UTAMA

A. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai pembelajaran yang akan dilakukan

B. Siswa merumuskan masalah menggunakan LKS praktikum berbasis inkuiri


terbimbing

C. Siswa melakukan praktikum


Lampiran E - 2 166

D. Siswa mengerjakan posttest

E. Siswa mengisi angket respon

Anda mungkin juga menyukai