(Tesis)
Oleh:
SITI INDASYAH
Oleh
Siti Indasyah
ii
ABSTRACT
By
Siti Indasyah
iii
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI ELASTISITAS
DAN HUKUM HOOKE BERBASIS INKUIRI TERBIMBING
Oleh
SITI INDASYAH
Tesis
Pada
Penulis dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 15 Mei 1973, sebagai
anak kedua dari dua bersaudara atas pasangan Bapak Kasidin dan Ibu Supiyati.
pada tahun 1985. Pada tahun 1988, penulis menyelesaikan pendidikan menengah
pertama di SMP Negeri Sukarame Bandar Lampung, dan pada tahun 1991
Lampung.
Melalui jalur seleksi Sipenmaru Universitas Lampung tahun 1992, penulis di-
Fisika. Pada tahun 2014 Penulis melanjutkan pendidikan pada Fakultas Keguruan
Tahun 2003 penulis diterima sebagai Guru Bantu kota Bandar Lampung tepatnya
di SMA Negeri 5 Bandar Lampung, dan tahun 2005 penulis menjadi CPNSD pada
viii
MOTTO
“Menjadi sempurna memang sulit, namun menjadi lebih baik bisa dilakukan”.
ix
PERSEMBAHAN
Tesis ini merupakan karya yang penuh perjuangan, ketekunan dan kesabaran, doa,
dan dukungan cinta kasih dan sayang. Dengan mengucap syukur Alhamdulillah
kepada Allah SWT serta shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, tesis ini
4. Para pendidik yang penulis hormati, yang telah mencurahkan ilmunya dengan
penuh kesabaran.
terima kasih atas dukungan do’a, persahabatan dan kekeluargaan yang selama
x
SANWACANA
Bissmillahirohmannirohim ...
Segala Puji kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena
tesis ini yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Materi Elastisitas dan
1. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph.D. selaku Direktur Pasca sarjana
Universitas Lampung.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
3. Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister
4. Bapak Dr. Undang Rosidin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
5. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Uji Ahli Materi dan Penguji I yang
xi
6. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Penguji II yang telah memberikan
7. Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku evaluator uji ahli yang telah bersedia
penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Magister Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang
Bandar Lampung.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan tesis ini.
Semoga Allah SWT membalas dengan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan dan semoga tesis ini
bermanfaat. Amin.
Penulis,
Siti Indasyah
xii
DAFTAR ISI
Halaman
A. Desain Penelitian........................................................................... 42
B. Subjek Evaluasi Pengembangan Produk ....................................... 42
C. Prosedur Pengembangan ............................................................... 43
D. Uji Coba Produk............................................................................ 48
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 49
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 50
G. Hipotesis Statistik.......................................................................... 54
xiii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 55
1. Hasil Potensi dan Masalah ....................................................... 55
2. Hasil Pengumpulan Data.......................................................... 56
3. Desain Produk .......................................................................... 56
4. Hasil Validasi Desain ............................................................... 59
5. Revisi Desain............................................................................ 59
6. Uji Coba Produk....................................................................... 61
7. Revisi Produk ......................................................................... 64
8. Uji Coba Pemakaian................................................................. 64
B. Pembahasan................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 88
LAMPIRAN ............................................................................................ 92
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengaruh Gaya (F) terhadap Perubahan Panjang Pegas ........................... 31
2. Susunan Seri Pegas ................................................................................... 33
3. Susunan Paralel Pegas............................................................................... 33
4. Susunan Seri Paralel Pegas ....................................................................... 33
5. Kerangka Pikir .......................................................................................... 40
6. Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ..................................... 42
7. Desain Pengembangan Produk.................................................................. 43
8. Desain Experimen PenelitianPretest-Postest Control Group Design....... 46
9. Format LKS pengembangan ..................................................................... 56
10. Judul sebelum revisi.................................................................................. 61
11. Judul LKS sesudah revisi.......................................................................... 61
12. Macam-macam bentuk dan bahan dari pegas sebelum revisi ................... 61
13. Macam-macam bentuk dan bahan dari pegas sesudah revisi.................... 61
14. Diagram batang data nilai rata-rata pretest dan Posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol................................................................... 68
15. Hasil Uji kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan............................. 73
16. Perbandingan Nilai rata-rata N-gain Hasil Belajar Siswa pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ................................................................. 74
17. Contoh jawaban siswa dalam menjawab rumusan masalah...................... 78
18. Contoh jawaban siswa dalam menjawab merumuskan hipotesis.............. 79
19. Gambar aktifitas siswa dalam merancang percobaan ............................. 80
20. Contoh data hasil percobaan dan analisis data siswa ................................ 80
21. Gambar aktifitas siswa dalam melakukan percobaan .............................. 80
22. Contoh jawaban siswa dalam membuat kesimpulan................................. 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xvii
I. PENDAHULUAN
diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari dari
nyata. Dalam Standar isi pada Permendiknas No. 22 tahun 2006 pada tingkat
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek
kesimpulan bukan upaya mengumpulkan informasi atau fakta saja, artinya guru
siswa menurut Astuti & Setiawan, ( 2013). Kenyataannya masih banyak guru
yang menggunakan metode ceramah saja dan masih banyak pembelajaran yang
Dalam pendidikan formal guru dan siswa memegang peranan penting dalam
proses belajar mengajar yang merupakan suatu kegiatan interaksi timbal balik
Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan dalam menyusun bahan ajar yang
Permasalahan siswa dalam kegiatan pembelajaran saat ini adalah kesukaran siswa
oleh guru, sehingga memerlukan suatu media yang tepat dan dapat dijadikan
sebagai solusi. Media pembelajaran yang tersedia sekarang beraneka ragam, oleh
3
karena itu dibutuhkan media yang dapat memberikan siswa suatu pembelajaran
LKS merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan untuk membantu
secara langsung untuk menemukan konsep dan prinsip yang akan dipelajari,
LKS merupakan salah satu media pembelajaran yang digunakan di dalam proses
memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk
yang sesuai dengan standar proses, perlu digunakan suatu LKS yang
LKS dengan menggunakan pendekatan dan metode tertentu. LKS dengan metode
inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi
Dimyati dan Mudjiono (2010:173). Oleh karena itu tujuan dari penggunaan
Model pengajaran inkuiri merupakan pengajaran yang terpusat pada siswa. Tujuan
kritis, dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah yang merupakan ciri dari
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu solusi mengatasi kelemahan
ceramah dari guru tanpa diketahui dengan jelas apakah materi pelajaran telah
dapat dikuasai siswa atau belum, serta kompetensi dasar apa saja yang telah
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Dalam hal ini siswa
dipandang sebagai subyek belajar bukan lagi obyek belajar sehingga perlu
mengomunikasikan.
Hasil analisis kebutuhan Kompetensi dasar (KD) atau materi pelajaran fisika kelas
persentase 80% guru fisika di SMAN 5 Bandar Lampung yang berjumlah 5 orang
membutuhkan LKS dengan materi Elastisitas dan Hukum Hooke, ini berdasarkan
keterlibatan siswa masih kurang dan siswa cenderung kurang aktif dalam
Dari hasil angket analisis kebutuhan pembelajaran fisika yang ditujukan kepada
5 guru fisika diperoleh total skor 78,57% dan hasil angket kebutuhan siswa kelas
diperoleh total skor 79,62% yang artinya perlu dikembangkan LKS berbasis
inkuiri terbimbing untuk membantu pembelajaran fisika bagi guru dan membantu
Berdasarkan uraian di atas, LKS pada materi elastisitas dan Hukum Hooke sangat
Selain itu LKS dengan inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk lebih
belajar secara langsung kepada siswa. Oleh karena itu, penulis melakukan
B. Rumusan Masalah
inkuiri terbimbing?
C. Tujuan Pengembangan
inkuiri terbimbing.
D. Manfaat Pengembangan
Hukum Hooke.
7
materi SMA pada materi pokok Elastisitas dan Hukum Hooke pada semester
ganjil.
2. Uji coba produk penelitian pengembangan dilakukan pada siswa kelas XI IPA
Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pendidikan. Belajar lebih pada
menekankan tentang peserta didik dan proses yang menyertai dalam rangka
guru dalam upayanya untuk membuat peserta didik dapat belajar, menurut
Pendidikan secara formal di sekolah, guru dan siswa memegang peranan penting
dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan
yang integral antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai
pengajar yang sedang mengajar, sehingga terjadi interaksi timbal balik dalam
situasi instruksional, menurut Maretasari dkk, (2012: 28). Pada akhirnya akan
bermuara pada hasil belajar yang terbaik apabila interaksi tersebut berjalan
dengan baik.
Belajar secara psikologis adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
9
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu
Setelah terjadi perubahan diri dan menemukan sesuatu yang baru maka akan
timbul suatu kecakapan yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan diri
(2014:3) belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
laku yang ditimbulkan atau diubah melalui aktivitas diri dalam praktik atau
peserta didik agar dapat belajar dengan baik serta dapat menguasai pengetahuan
ilmiah dalam bidang tertentu untuk mendapatkan suatu informasi yang dijadikan
10
data, yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah atau penyelesaian
yang menjadi pusat perhatian dari peneliti. setiap penelitian mempunyai tujuan
dan kegunaan tertentu, secara umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang
data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang benar-benar baru yang
produk, tapi perlu disesuaikan dengan keadaan kondisi dan kebutuhan di sekolah.
kegiatan pencarian dan pengumpualan data, pengolahan data, analisis data, dan
penyajian data yang dilakukan secara urut atau sistematis dan objektif yang
hanya sampai langkah ke 8 saja yang meliputi: (1) Potensi dan Masalah, (2)
Mengumpulkan informasi, (3) Desain Produk, (4) Validitas Desain, (5) Perbaikan
Desain, (6) Ujicoba Produk, (7) Revisi Produk, dan (8) Ujicoba Pemakaian, hal ini
tersebut.
Proses pembelajaran di kelas atau interaksi antara guru dan siswa dibutuhkan
suatu media dan bahan ajar yang dapat menjadikan sarana komunikasi agar tujuan
yang akan disampaikan guru dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa. Menurut
Paivio (2006) dual coding theory bahwa informasi yang diterima seseorang
diproses melalui salah satu dari dua channel yaitu channel verbal meliputi teks
dan suara dan channel visual(non verbal image) seperti diagram, gambar, dan
animasi. Kedua channel ini dapat berfungsi baik secara independen, secara
paralel, atau secara terpadu. Pada channel verbal memproses informasi secara
dan ilustrasi yang relevan memiliki kecenderungan lebih mudah dipelajari dan
dipahami dari pada infirmais yang menggunakan teks saja, suara saja, perpaduan
Teori dual coding menyiratkan bahwa seseorang akan belajar lebih baik ketika
media belajar yang digunakan merupakan perpaduan yang tepat dari channel
verbal dan channel non verbal menurut Najjar (1995). Maka ketika teori ini
yang disampaikan.
Salah satu bahan ajar yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dalam
pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar kegiatan siswa adalah
lembaran-lembaran yang berisi tugas yang biasanya berupa petunjuk atau langkah
14
untuk menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan siswa dan merupakan salah satu
sarana yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau
kelompok kerja.
LKS adalah salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya keberhasilan
dalam pembelajaran fisika. Lembar kerja siswa (LKS) yaitu materi ajar yang
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri. Selain itu, LKS dapat
diartikan sebagai materi ajar yang sudah dikemas sedemikaan rupa, sehingga
(2012: 204).
Chodijah dkk, (2012) LKS adalah lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan
keterampilan siswa dan LKS juga dapat digunakan oleh guru dan siswa sebagai
yang dilakukan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang hendak
Format LKS dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran sehingga
dengan pemanfaatan LKS yang disusun oleh guru dapat membuat siswa
menyelesaikan tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja siswa
harus jelas KD yang akan dicapainya. Penyusunan lembar kerja siswa harus
konstruksi, dan persyaratan teknik menurut Ibrahim dalam, Trianto, (2010: 212).
16
Syarat-syarat lembar kerja siswa yang baik dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut:
No Syarat-syarat LKS
Aspek-aspek LKS yang baik
yang baik
(1) (2) (3)
1. Syarat Pedagogik • Memberi tekanan pada proses penemuan konsep atau
petunjuk mencari tahu.
• Mempertimbangkan perbedaan individu.
2. Syarat Konstruksi • Menggunakan bahasa yang sesuai tingkat
perkembangan siswa.
• Menggunakan struktur kalimat yang sederhana,
pendek, dan jelas (tidak berbelit-belit).
• Memiliki tata urutan yang sistematik, memiliki tujuan
belajar yang jelas.
• Memiliki identitas untuk memudahkan
pengadministrasian.
3. Syarat Teknis • Menggunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik.
• Jumlah kata di dalam satu baris lebih dari 10 kata.
• Gambar harus dapat menyampaikan pesan secara
efektif.
• Gambar harus cukup besar dan jelas detailnya.
• Tampilan harus menarik dan menyenangkan.
• Tampilan disusun sedemikian rupa sehingga ada
harmonisasi antara gambar dan tulisan.
Sumber: Trianto, (2010: 223)
LKS dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat pedagogik, kontruksi dan
syarat teknis. Syarat pedagogik adalah memberi tekanan pada proses penemuan
dengan tata letak sajian LKS dengan penulisan yang jelas. Bahan yang mudah
dipahami, sederhana, dan sesuai dengan penulisan tata bahasa Indonesia. Syarat
menjadi media berkualitas, yakni syarat valid, praktis dan efektif, menurut Nieven
“ .....as far as good quality material is concerned, the material itself( the
intended curriculum) must be well considered. The components of the
material should be based on state of the art knowledge (content validity)
and all component should be consistently linked to each other (construct
validity). If the product meets these requierements it is considered to be
valid.
lisan menurut Hogan dalam Hane, (2007). Menurut Indrianto dalam Ahliswiwite
2. LKS Berstruktur.
LKS berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini
dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau
mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan
pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah
disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan
peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat
dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
Peneliti memilih jenis LKS yang berstruktur pada penelitian dan pengembangan
siswa sama sekali tidak dibimbing atau sedikit dibimbing, guru dapat dengan
yang hendak dicapai. Selain itu, guru dapat memberikan semangat, dorongan
sebagai berikut:
1. Analisis kurikulum;
2. Menyusun peta kebutuhan LKS;
3. Menentukan judul-judul LKS;
4. Penulisan LKS, dapat dilakukan dengan langkah-langkah: (a) perumusan
Kompetensi Dasar yang harus dikuasai; (b) menentukan alat penilaian;
(c) penyusunan materi; (d) struktur LKS.
seperti analisis kurikulum, analisis kebutuhan, dan menentukan judul LKS yang
sesuai dengan SK dan KD perlu dilakukan sebelum pembuatan LKS yang akan
dikembangkan.
LKS mempunyai beberapa fungsi menurut Nurseto dalam Oktari,( 2015) yang
dikemukakan bahwa:
Kelebihan LKS menurut Trianto, (2010: 212) adalah untuk mengaktifkan siswa
materi pelajaran yang menekankan keaktifan siswa, serta dapat memotivasi siswa.
Adanya LKS, guru akan memiliki bahan ajar yang siap untuk digunakan,
pengembangan LKS dapat juga melatih siswa bekerja secara ilmiah serta dapat
yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa, Darmodjo dan
Kaligis,(1991). Pada proses pembelajaran yang berpusat pada guru interaksi satu
hanya akan mendengar, mencatat dan mematuhi semua perintah guru. Pada
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa terjadi interaksi antara siswa
dengan guru, dan antar siswa karena siswa memperoleh informasi dari berbagai
Keuntungan lain adanya LKS bagi guru adalah memudahkan dalam melaksanakan
pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik akan belajar secara mandiri dan
belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis, Chodijah dkk, (2012).
Berdasarkan uraian diatas maka fungsi dan kegunaan LKS adalah untuk
yang berpusat pada siswa untuk mengoptimalkan kemampuan siswa untuk lebih
D. Inkuiri Terbimbing
Pelajaran Fisika sering kali menjadi pelajaran yang tidak diminati karena
21
serta keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang sangat sedikit, Popov, (2006).
memberikan porsi keleluasaan ruang dan waktu terbesar kepada siswa untuk itu
guru harus memiliki startegi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran yang
cocok untuk anak usia SMA yaitu strategi pembelajaran inkuiri terbimbing,
pembelajaran bermakna, serta umpan balik dari siswa, Ansori dkk, (2017).
Model inkuiri juga merupakan salah satu model pembelajaran yang berorientasi
pada pembelajaran berpusat pada siswa (Student Center Learning). Sesuai dengan
yang berpusat pada siswa, pendekatan ini memiliki pengaruh positif terhadap
serta sikap ilmiah mereka. Karena kualitas pendidikan pada umumnya dan
di sekolah, Suma, (2010 :48). Metode inkuiri tidak semata-mata digunakan dan
konsep, prinsip-prinsip, dan hukum-hukum saja tetapi juga pada suatu proses
penemuan, hal ini akan membuat model inkuiri sangat cocok digunakan dalam
konsep sains yang dilakukan oleh siswa dengan meniru para ilmuwan dalam
(NSTA) mendefinisikan dengan tegas bahwa inkuiri ilmiah merupakan cara yang
paling baik untuk memahami materi IPA, karena siswa belajar bagaimana
tersebut. Siswa juga belajar untuk merancang percobaan dan mengumpulkan bukti
dari berbagai sumber, mengembangkan penjelasan dari data yang ada serta
Wenning, (2007).
tepat, Kuhlthau, et. al.,( 2007), dengan strategi ini, siswa dibimbing oleh guru
sains, termasuk proses-proses sains terkait, dan secara perlahan guru membekali
proses mencari dan menemukan sehingga materi pelajaran tidak diberikan secara
Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri materi
Peran guru dalam inkuiri terbimbing untuk memecahkan masalah yang diberikan
sehingga siswa tidak akan kebingungan. Sehingga kesimpulannya lebih cepat dan
mudah di ambil. Guru bertindak sebagai petunjuk jalan membantu siswa agar
yang tepat oleh guru akan merangsang kreativitas siswa dan membantu mereka
Peran guru dari setiap tahapan inkuiri terbimbing dapat terlihat pada Tabel 2.2.
pembelajaran. Meskipun tahapan yang ada cukup panjang namun akan sebanding
dengan hasil belajar siswa yang meningkat. Serta memberikan pengalaman belajar
Peran guru dalam membimbing siswa pada setiap tahap pembelajaran inkuiri
terbimbing ini agar dapat dilakukan secara optimal maka perlu dibuat LKS,
25
tahapannya.
E. Pendekatan Saintifik
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep,
berikut: (1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
khayalan, legenda, atau dongeng semata. (2) Penjelasan guru, respon peserta didik
, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-
merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir
26
logis. (3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran. (5) Mendorong dan menginspirasi
yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. (6) Berbasis
pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. (7)
sistem penyajiannya.
Langkah
Deskripsi Kegiatan Bentuk Hasil Belajar
Pembelajaran
(1) (2) (3)
Mengumpulkan mengeksplorasi, mencoba, jumlah dan kualitas sumber
informasi/mencoba berdiskusi, yang dikaji/digunakan,
(experimenting) mendemonstrasikan, kelengkapan informasi,
meniru bentuk/gerak, validitas informasi yang
melakukan dikumpulkan, dan
eksperimen, membaca instrumen/alat yang digunakan
sumber lain selain buku untuk mengumpulkan data.
teks, mengumpulkan data
dari nara sumber melalui
angket, wawancara, dan
memodifikasi/
menambahi/mengem-
bangkan suatu pola dan
menyimpulkan.
Menalar/ mengolah informasi yang mengembangkan interpretasi,
Mengasosiasi sudah dikumpulkan, argumentasi dan kesimpulan
(associating) menganalisis data dalam mengenai keterkaitan informasi
bentuk membuat kategori, dari dua fakta/konsep,
mengasosiasi atau interpretasi argumentasi dan
menghubungkan kesimpulan mengenai
fenomena/informasi yang keterkaitan lebih dari dua
terkait dalam rangka fakta/konsep/teori, menyintesis
menemukan dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antar
berbagai jenis fakta/konsep/
teori/ pendapat;mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan
yang menunjukkan hubungan
fakta/konsep/teori dari dua
sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan
dari konsep/teori/penda-pat
yang berbeda dari berbagai
jenis sumber.
Mengomunikasikan menyajikan laporan dalam menyajikan hasil kajian (dari
(communicating) bentuk bagan, diagram, mengamati sampai menalar)
atau grafik; menyusun dalam bentuk tulisan, grafis,
laporan tertulis; dan media elektronik, multi media
menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan
kesimpulan secara lisan
28
dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep,
bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada
informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari
berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu dari guru saja,
kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu
F. Elastisitas
1. Elastisitas
Jika sebuah pegas ditarik gaya tarik pegas akan mengalami perubahan bentuk
yaitu bertambah panjang. Ketika tarikan pada pegaas dilepaskan pegas akan ke
mbali ke bentuk semula. Hal ini merupakan salah satu fenomena elastisitas benda.
benda yang diberi gaya akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran namun
setelah gaya dilepaskan maka benda tersebuat akan kembali ke bentuk semula.
Contoh dari benda elastis adalah pegas, karet gelang, balon, karet pentil dan
sebagainya.
Benda tak elastis atau plastis adalah benda yang diberikan gaya tidak dapat
kembali ke bentuk semula apabila gaya tersebut dibebasan. Pemberian gaya tekan
(pemampatan) dan gaya tarik ( penarikan) bisa mengubah bentuk suatu benda
plastis akan mengalami perubahan bentuk jika diberi gaya, dan akan kembali ke
bentuk semula jika gaya yang diberikan sedikit, tetapi benda plastis tidak akan
kembali ke bentuk semula setelah gaya ditiadakan jika gaya yang diberikan
a) Tegangan
Seutas kawat dengan luas penampang mengalami suatu gaya tarik pada
ujung-ujungnya. Akibat gaya tarik tersebut, kawat mengalami tegangan tarik.
tarik yang dialami kawat didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik (F)
yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A). tegangan ( ) adalah besaran
b) Regangan
Gaya tarik yang dikerjakan pada kawat berusaha meregangkan kawat hingga
panjang kawat semula bertambah sebesar.
awal (L). Karena pertambahan panjang dan panjang awal adalah besaran yang
c) Modulus Elastis
tegangan dan regangan yang dialami bahan. Modulus elastis hanya bergantung
hanya pada jenis zat dan tidak pada ukuran dan bentuknya.
2. Hukum Hooke
Hukum Hooke merupakan hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang
ilmu fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Hukum Hooke
Suatu benda yang dikenai gaya akan mengalami perubahan bentuk (volume
dan ukuran). Misalnya suatu pegas akan bertambah panjang dari ukuran
semula, apabila dikenai gaya sampai batas tertentu.
Berdasarkan pendapat Palupi, dkk, (2009: 68), dapat disimpulkan bahwa akan
terjadi perubahan bentuk dalam volume dan ukuran pada suatu benda jika benda
tersebut diberi gaya sampai batas tertentu. Hal tersebut dapat terjadi karena sifat
Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan berubah.
Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pula pertambahan panjang
pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali ke keadaan
semula. .
32
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa jika sebuah pegas ditarik
lurus.
Secara matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan
F~∆
F=k∆
Keterangan :
“Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka pertambahan
tersebut dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang
mengalami kebakaran pada tahun 1666. Oleh karena itu, pernyataan di atas
Susunan seri pegas, paralel pegas, dan seri paralel pegas menurut Kanginan,
Beberapa buah pegas dapat disusun seri, paralel, atau gabungan keduanya.
Susunan pegas ini dapat diganti dengan sebuah pegas pengganti.
Penelitian yang dilakukan oleh Bilgin, (2009), menunjukkan hasil yang signifikan
pada materi cahaya untuk siswa SMP kelas VIII. Penelitian dilakukan untuk
LKS di SMPN 4 Sekampung kelas VIII.3 untuk mendapatkan LKS yang sesuai
sangat mudah, dan sangat bermanfaat. Hasil uji efektivitas menunjukan bahwa
LKS efektif digunakan sebagai media pembelajaran karena 86% siswa telah
tuntas nilai Ketuntasan Kriteria Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70.
Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Hidrolis Garam untuk SMA/MA”. Jurnal
35
Pelatihan, 17(1), 94-103. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil
model penelitian dan pengembangan (R & D) dari Borg & Gall. Kualitas produk
dilanjutkan pada tahap uji coba diperoleh rata-rata penilaian “sangat baik”, rata-
rata angket respons siswa dan guru diperoleh penilaian “sangat baik”, dan
persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Batik 1 Surakarta
Sebesar 94,12% Dan kelas XI IPA 2 SMA Batik 2 Surakarta Sebesar 82,86%
yang layak dan efektif. Data penelitian ini adalah hasil validasi dari validator dan
hasil uji coba yang dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Materi Gerak Melingkar” oleh Chodijah, dkk, (2012). Pada tujuan penelitian ini
guided inquiry yang dilengkapi penilaian portofolio pada materi gerak melingkar
pada aktifitas siswa dan lembar penilian portofolio siswa yang mencakup aspek
asesmen autentik pada mata kuliah Pengembangan Konsep Dasar IPA SD untuk
yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir ilmiah pada mata kuliah lain yang
relevan.
dosen, guru fisika dan teman sejawat berkategori “sangat baik” serta layak
diperoleh kemampuan berpikir kritis pada peserta didik berkategori “baik” yang
Adapun respon peserta didik terhadap LKS diperoleh dengan kategori setuju,
sehingga dapat dinyatakan bahwa LKS tersebut telah layak untuk digunakan
dengan menggunakan LKS yang telah dikembang ini diperoleh dengan kategori
“sangat baik”. LKS yag telah dikembangkan ini dapat digunakan dalam proses
yang dikembangkan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan materi atau
tingkat yang berbeda. Serta LKS yang dikembangkan ini diharapkan dapat
didik.
Putri, dkk, (2013). Pada penelitian “Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis
persentase rata-rata 3,72 untuk pakar isi, 3,44 pakar penyajian, 3,79 pakar bahasa.
Selain itu 100% siswa telah mencapai batas nilai KKM yang ditetapkan yaitu
untuk ketuntasan individu =72 dan untuk keterampilan proses ilmiah siswa telah
inkuiri terbimbing pada materi suhu dan perubahannya yang menarik, mudah, dan
masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba
produk, revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi. Hasil dari
kemenarikan sangat baik dengan skor 3,33, tingkat kemudahan sangat baik
dengan skor 3,31, dan tingkat kemanfaatan sangat baik dengan skor 3,36. LKS
dinyatakan efektif untuk digunakan karena 84,61% siswa telah tuntas dari nilai
dihasilkan LKS pembelajaran fisika materi Suhu dan Kalor berbasis inkuiri
terbimbing yang telah divalidasi ahli materi dan ahli desain, sehingga produk
fisika materi Suhu dan Kalor berbasis inkuiri terbimbing memiliki skor
3,48 (bermanfaat); dan (3) LKS pembelajaran fisika materi Suhu dan Kalor
dari hasil belajar siswa, yaitu 82,14% siswa telah mencapai KKM yaitu 76. pada
penelitian pengembangan ini ada beberapa saran yaitu: (1) bagi guru maupun
siswa agar dapat membaca dan memahami dengan seksama petunjuk yang
disajikan dalam LKS materi Suhu dan Kalor ini, sehingga penggunaan LKS
tersampaikan secara keseluruhan; dan (2) bagi siswa LKS pembelajaran fisika
39
materi Suhu dan Kalor berbasis inkuiri terbimbing ini dapat digunakan secara
H. Kerangka pikir
Berdasarkan studi di lapangan dan studi literatur yaitu analisis kebutuhan guru
79,62% serta literatur yang mendukung bahwa perlu diadakannya LKS inkuiri
Salah satu prinsip utama inkuiri yakni siswa dapat membentuk sendiri
yang dilakukan oleh siswa dengan bekerja kelompok dengan menerapkan inkuiri
pembelajaran Fisika pada saat kegiatan pembelajaran inti. Data dalam penelitian
ini diperoleh dari teknik tes yang terdiri dari tes awal (pree test), tes akhir (post
test) dan LKS serta teknik non tes yang terdiri dari lembar observasi (angket).
Bentuk soal pre test dan post test dibuat sesuai dengan indikator yang
I. Hipotesis Penelitian
H : rata-rata nilai hasil belajar siswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) kelas
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan adalah research and development atau
pengembangan suatu produk yang berupa LKS materi Elastisitas dan Hukum
Sebelum LKS ini diuji coba ke siswa, terlebih dahulu dilakukan uji validasi ahli.
Uji validasi ahli dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk yang diha-
silkan berdasarkan kesesuaian produk dilihat dari segi isi atau materi dan desain
tingkat keterbacaan produk yang telah dihasilkan dari penelitian pengembangan ini.
Tingkat keterbacaannya dapat dilihat dari hasil penilaian yang diberikan setelah uji
Subjek evaluasi pengembangan produk terdiri dari ahli bidang isi atau materi, ahli
media atau desain, dan uji satu lawan satu. Uji ahli materi dilakukan oleh ahli
bidang isi atau materi yang bertujuan untuk mengevaluasi isi materi pembelajaran
dan uji ahli desain dilakukan oleh ahli desain atau media. Subyek uji coba produk
43
yaitu uji satu lawan satu diambil dari sampel penelitian yang dapat mewakili
C. Prosedur Pengembangan
model pengembangan tersebut terdiri dari: (1) Potensi dan Masalah, (2)
Pengumpul-an Data, (3) Desain Produk, (4) Validasi Desain, (5) Revisi Desain, (6)
Uji Coba Produk, (7) Revisi Produk, (8) Uji Coba Pemakaian, (9) Revisi Produk,
Revisi Produksi
Produk Masal
langkah yang diambil sebagai arah pengembangan dari produk yang dihasilkan
44
dalam penelitian ini dibatasi sampai pada tahap ke-8 saja yaitu revisi produk, hal ini
2. Pengumpulan Data
3. Desain Produk
4. Validasi Desain
5. Revisi Desain
6. Ujicoba Produk
7. Revisi Produk
8. Ujicoba Pemakaian
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah menurut
dengan yang terjadi, Sugiyono, (2009:410). Pada tahap ini, dilakukan penelitian
yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai bahan ajar yang ada di sekolah.
sebanyak 80% guru membutuhkan LKS materi elastisitas dan Hukum Hooke,
inkuiri terbimbing. Karena masalah yang ditemui bahwa LKS yang selama ini
2. Pengumpulan Data
Setelah tahap potensi atau masalah dapat ditunjukkan secara faktual, selanjutnya
perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk yang dapat mengatasi masalah tersebut. Data dan informasi
yang dikumpulkan adalah melalui kajian pustaka dari berbagai buku dan jurnal
3. Desain Produk
Hasil akhir dari rangkaian penelitian awal adalah desain produk yang berupa
dari tahap ini adalah berupa sebuah desain produk yang lengkap, yaitu berupa LKS
materi elastisitas dan Hukum Hooke berbasis inkuiri terbimbing tetapi masih
bersifat hipotesis yang belum terbukti efektivitasnya dan akan diketahui setelah
4. Validasi Desain
Untuk mengetahui bahwa suatu rancangan produk secara rasional lebih efektif dari
yang lama, dilakukan validasi desain. Validasi desain ini dapat dilakukan oleh
beberapa tenaga ahli yang sudah berpengamalan untuk menilai produk tersebut.
dikembangkan. Validasi desain ini terdiri dari uji ahli materi dan uji ahli desain
Instrumen yang akan digunakan adalah angket. Instrumen angket uji ahli
5. Revisi Desain
Setelah diadakan uji validasi desain oleh ahli materi dan ahli desain, maka
kelemahan yang ada akan diketahui. Kelemahan produk yang dihasilkan tersebut
Setelah produk divalidasi oleh para ahli desain dan ahli materi kemudian dilakukan
uji satu lawan satu untuk mengetahui respon siswa terhadap produk yang
kemanfaatan. Uji coba satu lawan satu dilakukan terhadap 10 siswa SMAN 5
7. Revisi Produk
Setelah melakukan uji produk maka akan diketahui bagaimana efektifitas dari
memperbaiki kelemahan yang mungkin masih ada. Revisi ini dilakukan untuk
8. Ujicoba Pemakaian
Prototipe 2 yang telah dibuat diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran. Uji coba
pemakaian dilakukan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 5 Bandar Lampung
sebagai subjek penelitian, yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen
yaitu menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing dan satu kelas kontrol
R O1 X O2
R O3 O4
Sebelum diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kedua kelas
ini diberikan pretest untuk melihat bahwa kelas tersebut tidak berbeda secara
signifikan.
48
Uji coba produk adalah proses menyediakan dan menggunakan informasi untuk
sendiri. Uji coba produk meliputi desain uji coba, subjek uji coba.
Desain uji coba produk ini terdiri dari uji satu lawan satu dan uji kelompok terbatas.
Uji kelompok terbatas dilakukan saat uji coba produk. Uji satu lawan satu
direvisi dan diujicobakan. Uji coba terbatas diberikan kepada siswa kelas XI IPA
SMA Negeri 5 Bandar Lampung sebagai subjek penelitian yang diambil secara
keefektifan LKS materi elastisitas dan Hukum Hooke berbasis inkuiri terbimbing.
Objek penelitian ini adalah LKS materi elastisitas dan Hukum Hooke berbasis
inkuiri terbimbing dan subjek penelitian adalah para ahli dan penguji produk yang
menguji kevalidan LKS dan siswa kelas XI IPA. Para ahli penguji kevalidan LKS
ini terdiri dari ahli materi dan ahli desain serta siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas
kemanfaatan, dan efektivistas LKS tersebut serta XI IPA 2 sebagai kelas kontrol di
a. Jenis Data
Jenis data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
yang diperoleh pada data tingkat kebutuhan guru dan siswa dalam proses
dan hasil observasi. Data kuantitatif berupa angket tertutup yang diperoleh dari
data kelayakan produk berdasarkan uji ahli materi, ahli desain, kemenarikan,
Penelitian ini menggunakan data angket dan tes, daftar instrumen dapat dilihat
Setelah data hasil angket analisis kebutuhan guru dan siswa diperoleh, data ter-
sebut digunakan untuk menyusun latar belakang dan tingkat kebutuhan produk
yang akan dikembangkan. Data kesesuaian materi pembelajaran dan desain pada
produk diperoleh dari ahli materi dan ahli desain melalui uji validasi ahli. Data
oleh dari uji lapangan yang dilakukan secara langsung kepada siswa. Sedangkan
data tingkat keefektifan produk diperoleh melalui tes tertulis sebelum dan setelah
produk digunakan.
a. Validitas
Validitas instrumen yang digunakan sebagai alat ukur instrumen tes, keefektifan
LKS diujikan dahulu kepada responden diluar subyek uji coba. Instrumen
dikatakan valid bila instrumen tersebut dapat mengukur dengan tepat dengan
ketentuan : Jika pada signifikan 5% r hitung > r tabel maka intrumen dinyatakan
valid dan jika r hitung < r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.
b. Reliabilitas
bila diteskan berulang kali. Dengan ketentuan jika signifikan 5% alpha > r tabel
maka instrumen dinyatakan reliabel (konsisten), alpha < r tabel maka instrumen
c. Uji Normalitas
Pada data efektivitas penggunaan LKS dinilai dari aspek kognitif nilai preetest
dan posttest. Nilai pretest dan posttes diuji dengan menggunakan One Sample
Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak → data tidak berdistribusi normal
d. Uji Homogenitas
eksperimen atau kelompok kontrol sama atau tidak. Data diuji dengan
homogenitas adalah:
Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian tidak sama.
Jika nilai signifikan > 0,05, maka dikatakan bahwa varian adalah sama.
Analisis data yang berupa nilai prestasi siswa dari hasil tes dengan Independent
Sampel t-tes untuk membandingkan dua rata-rata , dua kelompok yang tidak
Adapun syarat sebelum melakukan Uji Independent sampel t-test yaitu data
harus diuji normalitas dan hasilnya harus berdistribusi normal serta data harus
Analisis data uji ahli berdasarkan instrumen uji ahli (materi dan desain) yang
∑
=∑ 100%
Keterangan:
P = Presentase yang dicari
∑ = Jumlah nilai jawaban responden
∑ = Jumlah nilai ideal
Adapun dasar pengambilan keputusan untuk merevisi produk yang dihasilkan
digunakan kriteria penilaian yang diadaptasi dari buku Dasar- Dasar Evaluasi
tentang suatu fenomena, Sugiyono (2009: 134). Skala Linkert untuk uji
kemenarikan, uji kemudahan , dan uji kemanfaatan produk pada penelitian ini
ℎ
= 100%
ℎ
Untuk menguji uji keefektifan LKS pada tahap Uji Coba Produk (Pretest-
berikut:
〈 〉 〈 〉
〈 〉=
54
Keterangan:
〈 〉 = gain ternormalisasi
〈 〉 = nilai posttest
〈 〉 = nilai pretest
= nilai maksimum
Nilai rata-rata gain ternormalisasi kemudian diklasifikasikan dan dapat
dilihat pada Tabel 3.4
Tabel 7. Nilai Rata-rata Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya
Rata-rata gain Klasifikasi Tingkat Keefektifitasan
ternormalisasi
〈 〉 ≥ 0,70 Tinggi Efektif
G. Hipotesis Statistik
H2: μ1 > μ2 (rata-rata nilai prestasi siswa kelas eksperimen lebih besar dari
kelas kontrol).
86
A. Simpulan
disimpulkan:
1. Dihasilkan produk bahan ajar LKS, materi Elastisitas dan Hukum Hooke
berbasis inkuiri terbimbing yang telah divalidasi ahli yaitu ahli materi dan
ahli desain. Produk LKS yang dihasilkan dengan spesifikasi yakni; materi,
B. Saran
hasil belajar yang lebih baik, pada skala kelas yang lebih luas yaitu di
kelas lainnya.
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Ahliswiwite. 2007. LKS Berbasis Web. Diakses 20 Oktober 2015, dari www.
wordpress.com: http://ahliswiwite .files.wordpress.com.
Ansori, M. I. L., Sunarno, W., & Suparmi, S. 2017. Pengembangan Modul Fisika
Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis Untuk
Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas X SMA/MA.
Inkuiri Jurnal Pendidikan IPA, 6(2), 35-46.
Astuti, Y., & Setiawan, B. 2013. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Pendekatan Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Kooperatif
Pada Materi Kalor. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia (JPII), 2(1), 88-92.
Chodijah, S., Fauzi, A., & Wulan, R. 2012. Pengembangan Perangkat Pembel-
ajaran Fisika Menggunakan Model Guided Inquiry yang Dilengkapi
Penilaian Portofolio pada Materi Gerak Melingkar. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika (JPPFI), 1(1), 1-19.
Dimyati & Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Palupi, Dwi Satya, Suharyanto, Karyono. 2009. Fisika untuk SMA dan MA Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pariska, I. S., Elniati, S., & Syafriandi, 2012. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Matematika Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika . 1(1), 75-
80.
Paivio, A. 2006. Dual coding theory and education. In The Conference on
Pathways to Literacy Achievement for High Poverty Children (pp. 1-20).
Permana, A., Suyatna, A., & Rosidin,U., 2013. Pengembangan LKS (Lembar
Kerja Siswa) Model Inkuiri Terbimbing Materi Pokok Optika. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 1(5), 45-57. Diakses (31 Oktober 2015).
Popov, O. 2006. Developing Outdoor Activities and a Website as resources to
Stimulate Learning Physics in Teacher Education. Journal Physics
Teacher. Education Online, 3(3),18-23.
Resita, I., Ertikanto, C., & Suana, W. 2016. Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(Lks) Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pokok Cahaya. Jurnal
Pembelajaran Fisika Universitas Lampung, 4(2) 11-22.
Retnosari, G., Maharta, N., & Ertikanto, C. 2015. Pengembngan LKS Berbasis
Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Perubahannya, Jurnal
Pembelajaran Fisika, 3(3), 97-108.
91
Wahyuningsih, F., Saputro, S., & Mulyani, S. 2014. Pengembangan LKS Berbasis
Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Hidrolis Garam untuk Sma/Ma.
Jurnal Pelatihan, 17(1), 94-103.