[NX
2
(X)
2
][NY
2
(Y )
2
]
, (3.1)
dengan r
xy
adalah validitas tes, N adalah jumlah peserta tes, X adalah jumlah
skor butir soal, X
2
adalah jumlah kuadrat skor butir soal, Y adalah jumlah skor
total, Y
2
adalah jumlah kuadrat skor total dan XY adalah jumlah perkalian
skor butir soal dengan skor total (Arikunto 2, 2009). Hasil perhitungan kemudian
dikonsultasikan dengan kriteria pada tabel 3.1.
Tabel 3.1: Kriteria validitas tes
Koesien Kriteria
Antara 0,80 sampai 1,00 sangat tinggi
Antara 0,60 sampai 0,80 tinggi
Antara 0,40 sampai 0,60 cukup
Antara 0,20 sampai 0,40 rendah
Antara 0,00 sampai 0,20 sangat rendah
29
Taraf kesukaran
Indeks kesukaran soal menunjukkan taraf kesukaran soal yang dapat dilihat
pada persamaan 3.3. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00-1,00. Dalam istilah
evaluasi indeks kesukaran disimbolkan dengan P.
P =
B
JS
, (3.2)
dengan P adalah indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal
itu dengan betul, JS adalah jumlah seluruh siswa peserta tes (Arikunto 2, 2009) dan
klasikasi indeks kesukaran butir soal adalah seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2: Klasikasi indeks kesukaran
Jumlah Persentase Kriteria
sampai dengan 27% soal mudah
28%72% soal sedang
73% ke atas soal sukar
Daya pembeda
Sebuah kelompok test dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok pandai
atau kelompok atas dan kelompok bodoh atau kelompok bawah. Rumus pada
persamaan 3.4 untuk menentukan daya pembeda soal. Besarnya daya pembeda soal
0,00-1,00.
D =
B
A
J
A
B
B
J
B
= P
A
P
B
, (3.3)
dengan D adalah daya pembeda soal, B
A
adalah banyaknya kelompok atas yang
menjawab soal itu dengan bena, B
B
adalah banyaknya kelompok bawah yang
menjawab soal itu dengan benar, J
A
adalah banyaknya peserta kelompok atas, J
B
adalah banyaknya peserta kelompok bawah, P
A
adalah proporsi kelompok atas
yang menjawab benar, P
B
adalah proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
(Arikunto 2, 2009).
30
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan t
tabel
dengan taraf signikan 5%.
Jika t
hitung
> t
tabel
dengan dk = n
1
+ n
2
2, maka soal tersebut mempunyai daya
pembeda yang signikan.
Reliabilitas tes
Rumus KR-20 digunakan untuk mencari reliabilitas yang dapat dilihat pada
persamaan
r
11
=
n
n 1
S
2
pq
S
2
, (3.4)
dengan r
1
1 adalah reliabilitas test, p adalah proporsi subjek yang menjawab item
dengan benar, q adalah proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p),
pq adalah jumlah hasil perkalian antara p dan q, n adalah banyaknya item, S adalah
standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians) (Arikunto 2, 2009).
Kemudian hasil perhitungan dikonsultasikan pada r product moment dengan
taraf signikan 5%, jika r
11
> r
tabel
, maka soal nomor tersebut dikatakan reliabel.
Tingkat reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3: Kriteria reliabilitas tes
Koesien Kriteria
Antara 0.801 - 1.00 sangat tinggi
Antara 0.601 - 0.800 tinggi
Antara 0.401 - 0.600 cukup
Antara 0.201 - 0.400 rendah
Antara 0.001 - 0.200 sangat rendah
3.5 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalampenelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
1. Variabel bebas
Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel ini disebut
juga variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran MI.
31
2. Variabel terikat
Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi pada saat pelaksanaan
pembelajaran MI. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
siswa.
3.6 Desain Eksperimen
Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Siswa
diberikan tes yang diperoleh dengan penerapan dan perlakuan tersebut, untuk meng-
etahui hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4: Rancangan eksperimen
Sampel Pretest Perlakuan Postest
Kel. Eksperimen T
1
X T
2
Kel. Kontrol T
1
Y T
2
Keterangan T
1
adalah pemberian tes awal atau pretest, T
2
adalah pemberian tes
akhir atau posttest, X adalah perlakuan 1 yang diberikan dengan menggunakan model
pembelajaran MI, dan Y adalah perlakuan 2 yang diberikan dengan pembelajaran
konvensional.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi menetapkan jadwal penelitian, menentukan sam-
pel penelitian, mempersiapakan materi, menyusun RPP, menyediakan perleng-
kapan untuk kelas eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilakukan pada masing-masing kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Kelas eksperimen dengan perlakuan diterapkannya model pembelajaran MI dan
kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Masing-masing kelas diberi
pretest untuk mengukur kesiapan siswa dan diberi posttest untuk mengukur
hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan model pembelajaran MI.
32
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2006) metode pengumpulan data adalah mengamati va-
riabel yang diteliti yang menggunakan metode tertentu, metode pengumpulan data
dalam penelitian ini terdiri dari metode tes dan metode dokumentasi.
3.8.1 Metode tes
Metode tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto,
2006). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan hasil belajar
siswa. Tipe soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Pretest dilakukan pada
awal pelajaran dan posttest dilakukan pada akhir pelajaran, dengan menggunakan
instrumen yang sama untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.8.2 Metode dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dokumentasi digunakan
untuk mendapatkan data nama siswa, jumlah siswa penelitian dan dokumentasi
selama penelitian berlangsung untuk mengetahui situasi ketika pembelajaran di kelas
eksperimen.
3.9 Analisis dan Interpretasi Data
Analisis dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap awal yang
merupakan tahap sampel dan tahap akhir yang merupakan tahap analisis data untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.9.1 Analisis data awal
Uji normalitas
Pada uji normalitas digunakan untuk mengetahui data sampel yang diteliti
berditribusi normal atau tidak, dengan menggunakan uji Lilliefors pada langkah
sebagai berikut:
33
1. Hipotesis
Ho adalah Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Ha adalah Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
2. Prosedur
(a) x
1
, x
2
, x
n
dijadikan bilangan baku z
1
, z
2
, z
n
dengan menggunakan
rumus:
z
i
=
x
i
x
S
, (3.5)
dengan Z
i
adalah bilangan baku, x
i
adalah data hasil sampel, x adalah
rata-rata sampel, dan S adalah simpangan baku sampel
S =
(x
i
x)
n 1
. (3.6)
(b) Data dari sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor tertinggi.
(c) Dengan data distribusi normal baku dihitung peluang F(Z
i
) = P(Z
Z
i
).
(d) Menghitung proporsi z
1
, z
2
, z
n
z
i
, jika proporsi ini dinyatakan oleh
S(z
i
), maka:
S(z
i
) =
z
1
, z
2
, z
n
z
i
N
. (3.7)
(e) Menghitung selisih F(z
i
) S(z
i
) dan menentukan harga mutlaknya.
(f) Ambil harga terbesar di antara harga-harga mutlaknya selisih tersebut,
harga terbesar ini dinamakan L
0
.
(g) Bandingkan L
0
dengan L
tabel
, pada taraf signikan 0,05.
3. Kesimpulan
(a) Jika L
0
< L
tabel
, maka H
0
diterima.
(b) Jika L
0
> L
tabel
, maka H
0
ditolak.
Catatan: L
tabel
diperoleh dari tabel Lilliefors (Sudjana, 2005).
34
Uji homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang diteliti mempu-
nyai varian yang sama atau tidak, dengan menggunakan uji Bartlett. Masing-masing
sampel berukuran n
1
, n
2
, , n
k
dengan data Y
ij
(I = 1, 2, , k dan j =
1, 2, , n
k
), kemudian masuk dalam sebuah daftar seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5: Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett
Sampel Dk
1
dk
S
2
i
logS
2
i
(dk)logS
2
i
1 n
1
1
1
n
1
1
S
2
1
logS
2
1
(n
1
1)logS
2
1
2 n
2
1
1
n
2
1
S
2
2
logS
2
2
(n
2
1)logS
2
2
. . . . . .
. . . . . .
. . . . . .
k n
k
1
1
n
k
1
S
2
k
logS
2
k
(n
k
1)logS
2
k
jumlah n
k
1 (
1
n
k
1
) S
2
k
logS
2
k
(n
k
1)logS
2
k
Dari daftar di atas kita hitung harga-harga yang diperlukan.
1. Varians gabungan dari semua sampel
S
2
=
(n
i
1)S
2
i
(n
i
1)
. (3.8)
2. Harga satuan B dengan rumus :
B = (logS
2
)(n
i
1). (3.9)
3. Uji Bartlett ini menggunakan statistic Chi-kuadrat
2
= (ln10)(B (n
i
1)logS
2
). (3.10)
Dengan ln 10 = 2,3026, disebut logaritma asli dari bilangan 10.
Harga
2
hitung
tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga
2
tabel
yang
mempunyai taraf signikan 5% dan derajat kebebasan (dk = k-1). Jika harga
2
hitung
lebih kecil dibandingkan dengan harga
2
tabel
dikatakan bahwa data populasi tersebut
adalah homogen (Sudjana, 2005).
35
3.9.2 Analisis data akhir
Uji t
Dasar penggunaan uji t karena data sampel yang diteliti dalam kondisi
normal dan homogen. Uji t ini digunakan untuk menguji ketuntasan dan beda nilai
rata-rata siswa.
Dilakukan uji:
1. H
0
:
1
=
2
2. H
a
:
1
>
2
Dalam hal ini,
1. H
0
:
1
=
2
; tidak ada pengaruh model pembelajaran multiple intelligence
terhadap hasil belajar siswa pada materi listrik statis.
2. H
a
:
1
>
2
; ada pengaruh model pembelajaran multiple intelligence terhadap
hasil belajar siswa pada materi listrik statis.
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus:
t =
X
e
X
k
S
1
n
e
+
1
nk
, (3.11)
dengan
S
2
=
(n
e
1)S
2
e
+ (n
k
1)S
2
k
n
e
+n
k
2
(3.12)
S
2
e
=
n
e
X
e
(X
e
)
2
n
e(n
e
1)
(3.13)
S
2
k
=
n
k
X
k
(X
k
)
2
n
k(n
k
1)
. (3.14)
36
X
e
adalah rata-rata kelompok eksperimen,
X
k
adalah rata-rata kelompok
kontrol, n
e
adalah jumlah anggota kelompok eksperimen, n
k
adalah jumlah anggota
kelompok kontrol, S
2
e
adalah varian kelompok eksperimen, S
2
k
adalah varian kelom-
pok kontrol (Sudjana, 2005).
Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah (n
e
+n
k
2) dengan peluang
(1 ), taraf signikan (Sudjana, 2005). Dalam penelitian ini diambil taraf
signikan = 5%, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1. H
0
diterima, jika t
hitung
< t
(1)(n
e
+n
k
2)tabel
, hal ini berarti tidak ada perbeda-
an nilai rata-rata posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
2. H
0
ditolak, jika t
hitung
> t
(1)(n
e
+n
k
2)tabel
, hal ini berarti ada perbedaan nilai
rata-rata posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Uji Gain
Uji gain digunakan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Data gain merupakan data peningkatan prestasi belajar siswa sebelum diberi perlaku-
an dan setelah mendapat perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan rumus gain
ternomalisasi (Wijayanti, 2012).
Uji gain didapatkan dari selisih skor posttest dan skor pretest. Uji gain secara
sistematis dapat dirumuskan,
< g >=
S
post
S
pre
100 S
pre
. (3.15)
Dengan S
pre
adalah skor pretest, S
post
adalah skor postest. Besar faktor < g >
dikategorikan seperti pada tabel 3.6
37
Tabel 3.6: Gain ternormalisasi
Besar gain ternormali-
sasi
Kriteria
g > 0,7 tinggi
0, 3 g 0, 7 sedang
g < 0,3 rendah
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil maksimal dapat dilakukan
beberapa persiapan sebelum penelitian dilaksanakan, antara lain:
1. Mengumpulkan Informasi
Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan objek penelitian sangat
dibutuhkan oleh peneliti.Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian antara
lain jumlah kelas, jumlah siswa dan nama siswa. Beberapa informasi tentang
kelas yang akan menjadi objek penelitian ini didapat dari guru mata pelajaran
sika di SMP Negeri 10 Semarang.
2. Menentukan populasi dan sampel penelitian
Populasi dalampenelitian ini adalah siswa kelas IXsemester ganjil SMP Negeri
10 Semarang tahun ajaran 2013/2014, yang terdiri dari 3 kelas. Masing-
masing kelas terdiri dari 32 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan
sampel dari populasi berdasarkan kelompok dengan proses acak. Pengambilan
sampel akan dipilih secara acak, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu
kelas sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Multiple Intelligence (MI) adalah kelas IX
B. Kelas kontrol yaitu kelompok yang mendapatkan pembelajaran konvensio-
nal adalah kelas IX C.
4.2 Analisis Hasil Uji Coba
Soal tes uji coba yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 40 butir soal.
Soal diuji cobakan pada kelas uji coba yaitu kelas IX H. Tujuan diadakan uji coba
soal yaitu untuk mencari validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
butir soal. Hasil perhitungan tes uji coba yang telah dilaksanakan sebagai berikut:
38
39
1. Validitas
Pengujian validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar. Hasil tes uji coba dari 40 soal pilihan ganda adalah:
(a) Terdapat 27 soal yang dikategorikan valid, yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9,
10, 12, 13, 14, 16, 18, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39
dan 40.
(b) Terdapat 13 soal yang tidak valid, yaitu nomor 4, 7, 11, 15, 17, 19, 20, 21,
22, 26, 28, 31 dan 32. Tiga belas soal tersebut mempunyai r
xy
< r
tabel
.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas soal menggunakan rumus KR-20. Hasil perhitungan
diperoleh harga r
hitung
sebesar 0,863, sedangkan pada taraf signikan 5%
dengan N = 32 didapat harga r
tabel
sebesar 0,349. Jadi r
hitung
> r
tabel
, maka
dapat disimpulkan bahwa soal tersebut reliabel.
3. Daya pembeda
Berdasarkan perhitungan hasil tes uji coba yang telah dilakukan, dapat diklasi-
kasikan sebagai berikut:
(a) Terdapat 19 butir soal yang diklasikasikan cukup pada nomor 1, 2, 6, 7,
8, 11, 12, 15, 16, 19, 22, 23, 24, 29, 30, 31, 37, 39 dan 40.
(b) Terdapat 11 butir soal yang diklasikasikan baik pada nomor 5, 9, 10, 14,
18, 25, 27, 33, 34, 35 dan 36.
(c) Terdapat 10 butir soal yang diklasikasikan jelek pada nomor 3, 4, 13, 17,
20, 21, 26, 28, 32 dan 38.
4. Tingkat kesukaran
Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran, memilki simbol TK. Berdasarkan perhitungan, soal uji coba dapat
diklasikasikan sebagai berikut:
40
(a) Terdapat 8 butir soal yang diklasikasikan mudah pada nomor 1, 2, 8, 10,
13, 17, 20 dan 25.
(b) Terdapat 29 butir soal yang diklasikasikan sedang pada nomor 3, 4, 5, 6,
7, 9, 11, 12, 14, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 34, 36, 37,
38, 39 dan 40.
(c) Terdapat 3 butir soal yang diklasikasikan sukar pada nomor 16, 32 dan
33.
5. Menentukan instrumen penilaian
Setelah dilakukan tes uji coba terhadap instrumen yang dipakai dalam pene-
litian, setiap butir soal uji coba dipilih yang layak untuk digunakan sebagai
instrumen penilaian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes uji coba
yang terdiri dari 40 butir soal berupa pilihan ganda, dipilih 27 butir soal yang
layak digunakan sebagai tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, yaitu butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10,
12, 13, 14, 16, 18, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39 dan
40. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober-31 Oktober 2013 pada
kelas IX SMP Negeri 1 Semarang. Pada tanggal 22 Oktober 2013 digunakan
untuk melaksanakan uji coba instrumen di kelas IX H. Tanggal 23 Oktober-
31 Oktober 2013 digunakan untuk proses pembelajaran di kelas eksperimen
dan kontrol. Sebelum melaksanakan penelitian pada kelas eksperimen dan
kontrol, dari hasil ulangan harian dilakukan perhitungan analisis normalitas dan
homogenitas awal untuk mengetahui apakah kedua kelas berdistribusi normal
dan homogen atau tidak. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan pehitungan uji-t
untuk mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran MI, serta dilakukan
uji Gain untuk mengetahui peningkatan nilai hasil belajar diantara kedua kelas
tersebut.
4.3 Analisis Data Awal
Data awal diperoleh dari nilai ulangan harian siswa kelas IX B dan IX C pada
materi listrik statis. Data awal diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 4.1
41
Tabel 4.1: Data awal dari nilai ulangan harian
Rentang
Nilai
Frekuensi pada
kelas eksperimen
Frekuensi pada
kelas kontrol
30 - 35 3 6
36 - 41 3 5
42 - 47 3 2
48 - 53 5 12
54 - 59 3 1
60 - 65 3 5
66 - 71 6 1
72 - 77 4 0
78 - 83 2 0
Sebelum menentukan kelas yang akan diambil untuk dilakukan penelitian,
maka perlu diadakan uji normalitas dan homogenitas. Hasil dari perhitungan uji
normalitas dan homogenitas sebagai berikut:
1. Uji normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors, pada taraf
signikan 5%. Penyajian dan perhitungan data selengkapnya dapat dilihat pada
tabel 4.2 terlihat bahwa L
0
< L
tabel
pada taraf 5% dan N
1
= 32, dan N
2
=
32 untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan
sampel dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.
Tabel 4.2: Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelompok N L
0
L
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 32 0.1111 0.1566 berdistribusi normal
Kontrol 32 0.0944 0.1566 berdistribusi normal
42
2. Uji homogenitas
Uji kesamaan dua varian pada uji homogenitas digunakan untuk mengetahui
kesamaan dari sampel. Uji yang digunakan adalah uji Bartlet. Hasil analisis
homogenitas diperoleh
2
hitung
= 3,126, untuk = 5% dengan dk = 1, didapat
2
tabel
=
2
0,95(2)
= 3,481. Karena
2
hitung
<
2
tabel
, yaitu 3,126 < 3,481, maka
kedua kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3: Uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelompok S
2
2
hitung
2
tabel
Kesimpulan
Eksperimen 205,68 3,126 3,481 data homogen
Kontrol 112,71 3,126 3,481 data homogen
4.4 Analisis Data Akhir
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas hingga memenuhi syarat
untuk dilakukan penelitian, maka dilakukan penerapan model pembelajaran kepada
kedua kelas tersebut untuk dilakukan tes evaluasi. Hasil tes evaluasi diteliti untuk
menguji hipotesis H
o
dan H
a
untuk mengetahui adakah pengaruh pada penggunaan
model pembelajaran MI terhadap hasil belajar siswa. Analisis data akhir ini
menggunakan uji-t, selanjutnya dilakukan uji Gain untuk mengetahui peningkatan
nilai rata-rata antara kedua kelas tersebut.
Data akhir diperoleh dari nilai pretest dan posttest siswa. Data akhir dari nilai
pretest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4.
Data akhir dari nilai posttest siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.5.
43
Tabel 4.4: Rentang nilai pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Rentang
Nilai
Frekuensi pada
kelas eksperimen
Frekuensi pada
kelas kontrol
27 - 32 1 2
33 - 38 3 6
39 - 44 5 5
45 - 50 2 5
51 - 56 6 8
57 - 62 2 2
63 - 68 5 3
69 - 74 6 1
75 - 80 1 0
81 - 86 1 0
1. Uji-t
Tujuan analisis evaluasi untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh
penggunaan model pembelajaran MI terhadap hasil belajar siswa pada po-
kok bahasan listrik statis antara yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran MI dengan yang tanpa model tersebut. Untuk membuktikan
hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji beda dua rata-rata atau uji-t. Analisis
yang digunakan yaitu menggunakan uji-t pihak kanan karena kelas eksperimen
hasil rata-ratanya lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil rata-
rata posttest pada kelas eksperimen IX B sebesar 74,8 dan kelas kontrol IX C
sebesar 68,9. Varian pada kelas IX B sebesar 152,30 dan kelas IX C sebesar
124,54 dengan jumlah siswa masing-masing 32 siswa. Sehingga diperoleh
t
hitung
sebesar 2,01 > t
tabel
sebesar 1,67, dengan dk = 62 dan = 5%. Hal
ini membuktikan bahwa ada pengaruh pembelajaran menggunakan model MI
terhadap hasil belajar siswa.
2. Uji Gain
Untuk menguji hipotesis kedua digunakan data hasil belajar siswa pada materi
listrik statis dengan menggunakan uji Gain. Uji Gain hasil belajar siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat diperoleh melalui nilai pretest dan
posttest siswa. Hasil Uji Gain hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.6.
44
Tabel 4.5: Rentang nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Rentang
Nilai
Frekuensi pada
kelas eksperimen
Frekuensi pada
kelas kontrol
45 - 49 0 1
50 - 54 1 3
55 - 59 5 4
60 - 64 2 4
65 - 69 2 3
70 - 74 6 6
75 - 79 4 3
80 - 84 2 4
85 - 89 7 3
90 - 94 2 0
95 - 99 1 0
Hasil uji Gain menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas
eksperimen sama dengan kelas kontrol yaitu berkategori sedang. Dari kategori
tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen
dengan gain ternormalisasinya sebesar 0,419 dan pada kelas kontrol sebesar
0,405.
Tabel 4.6: Hasil uji Gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
Rata-rata Eksperimen Kontrol
Pretest 56,60 47,68
Posttest 74,79 68,89
Gain ternormalisasi 0,419 0,405
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian yang telah dilakukan merupakan jenis penelitian eksperimen pen-
didikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan
model pembelajaran MI dalam aspek visual, logika dan interpersonal terhadap hasil
belajar siswa. Langkah awal sebelum melakukan penelitian di kelas eksperimen
dan kelas kontrol dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas terhadap populasi
dari hasil nilai ulangan harian siswa. Pengambilan sampel digunakan teknik cluster
random sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi berdasarkan kalompok
dengan proses pengacakan. Berdasarkan analisis data awal diperoleh hasil uji
normalitas menggunakan uji Lilliefors untuk kedua kelas dengan kriteria pengujian
yaitu jika L
0
< L
tabel
, maka data tersebut berdistribusi normal. Pada kelas eksperimen
L
0
= 0,1111 dan L
tabel
= 0,1566. Pada kelas kontrol L
0
= 0,0944 dan L
tabel
= 0,1566.
Kedua kelas memenuhi L
0
< L
tabel
, maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal.
Selanjutnya kedua kelas diuji homogenitas menggunakan uji Bartlet.
Pada ananlisis data awal, uji homogenitas didasarkan pada ketentuan penguji-
an hipotesis homogenitas. Hasil analisis uji homogenitas diperoleh
2
hitung
= 3,12647,
untuk = 5% dengan dk = 1 didapat
2
tabel
=
2
0,95(2)
= 3,481. Karena
2
hitung
<
2
tabel
, yaitu 3,126 < 3,481, maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama
atau homogen.
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran MI terhadap hasil belajar
siswa dilakukan analisis tahap akhir berupa uji t pihak kanan dan perhitungan uji Gain
ternormalisasi. Hasil analisis data akhir pengujian hipotesis pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol menggunakan uji t pihak kanan didapatkan t hitung > t tabel. Hal
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap hasil belajar.
Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa hasil belajar kedua kelas tersebut
berbeda secara nyata. Hal ini terbukti dari hasil uji t dengan hasil t
hitung
= 2,01
dan t
tabel
= 1,67, sehingga t
hitung
> t
tabel
, maka berada di daerah penolakan H
0
dan
penerimaan H
a
. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang disebabkan oleh
pemberian perlakuan. Hal ini membuktikan bahwa ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran MI terhadap hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar siswa kelas IX B
yang menggunakan model pembelajaran MI, yaitu sebesar 74,8, sedangkan rata-rata
45
46
tes hasil belajar siswa kelas IX C dengan model pembelajaran konvensional, yaitu
sebesar 68,9. Perbandingan nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada gambar 5.1. Hal ini menjelaskan bahwa kondisi kelas berasal dari
kondisi yang sama dan diberikan perlakuan, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan
menggunakan model pembelajaran MI, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan
pembelajaran konvensional.
Gambar 5.1: Perbandingan nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kontrol
Perhitungan gain ternormalisasi terhadap kedua kelas untuk mengetahui besar-
nya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol yang berada pada
kategori sedang. Peningkatan hasil belajar tersebut menunjukkan bahwa pembelajar-
an yang telah dilaksanakan berpengaruh terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen
yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran MI. Perhitungan uji
Gain ini diperoleh dari nilai pretest dan nilai posttest siswa. Peningkatan hasil belajar
pada uji Gain dapat dilihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2: Perbandingan peningkatan nilai pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol
47
Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji dengan pretest. Soal yang digunakan adalah soal yang telah diujikan
pada kelas uji coba. Soal yang diujikan di kelas uji coba tersebut menghasilkan
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Pretest pada kelas
eksperimen bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan
dengan model pembelajaran MI.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen dengan meng-
gunakan model pembelajaran MI berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada pro-
ses pembelajaran, guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Guru menjelaskan
materi listrik statis dengan ceramah dan demonstrasi. Siswa diberi kesempatan untuk
diskusi dan mengerjakan tugas sesuai inteligensi yang dimiliki siswa tersebut. Dalam
kerja kelompok, siswa mendapat bimbingan dari guru untuk menyelesaiakan tugas
serta mengembangkan inteligensi sesuai tugas yang dikerjakan dalam kelompok.
Hasil tugas yang telah dikerjakan dipresentasikan oleh siswa di depan kelas melalui
tanya jawab dengan siswa lain untuk mendapat penilaian dari guru. Selanjutnya,
siswa dapat mengaplikasikan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari.
Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji dengan posttest. Pelaksanaan posttest pada kelas eksperimen bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan dengan model pembe-
lajaran MI. Hasil belajar tersebut dianalisis dengan uji t untuk membuktikan ada atau
tidak ada pengaruh model pembelajaran MI terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran
MI memiliki kelebihan, yaitu siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan inteligensi yang dimiliki secara maksimal untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru pada materi listrik statis. Hasil belajar yang
diperoleh dapat meningkat dari sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan model
pembelajaran MI.
Pelaksanaan penelitian pada model pembelajaran MI juga memiliki kelemah-
an, yaitu peneliti kurang mengetahui kemampuan inteligensi siswa secara keseluruh-
an. Waktu yang digunakan untuk diskusi kelompok maupun presentasi hasil tugas di
depan kelas kurang berjalan dengan efektif dan esien.
Berdasarkan uraian dan analisis data di atas menunjukkan bahwa ada penga-
ruh model pembelajaran MI terhadap hasil belajar IPA sika pada siswa kelas IX
SMP Negeri 10 Semarang untuk materi listrik statis.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan uji t pihak kanan adalah model
pembelajaran multiple intelligence memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA
sika pada kelas IX SMP Negeri 10 Semarang untuk materi listrik statis. Data akhir
diperoleh rata-rata hasil tes kemampuan belajar siswa untuk kelas eksperimen 74,8.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t pihak kanan didapatkan t
hitung
= 2,01,
sedangkan t
tabel
= 1,67. Hal ini menunjukkan H
o
ditolak dan H
a
diterima, karena
t
hitung
> t
tabel
.
6.2 Saran
1. Sebelum menggunakan model pembelajaran MI di kelas, hendaknya guru
mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan, sehingga penggunakan mo-
del pembelajaran MI dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan pembelajaran.
2. Guru harus dapat mengelola kelas dengan baik dalam mengatur waktu yang
digunakan untuk diskusi kelompok maupun presentasi hasil tugas di depan
kelas, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung efektif dan esisen.
48
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2009. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas. Jakarta: Indeks.
Anni, Tri Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas
Negeri Semarang.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto 2, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV. IKIP Semarang
Press.
Gardner, Howard. 1983. Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences.
Harvard University: Basic Books.
Huda, Miftachul. 2009. Pengaruh Multiple Intelligences Menggunakan Model Pem-
belajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok
Bahasan Listrik Dinamis Kelas X Di SMAN 1 Porong. Jurnal Inovasi Pendidikan
Fisika Vol.02 No.03 Tahun 2013.
Indrawati dan Wanwan. 2009. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangk-
an. Jakarta: PPPPTK IPA.
Jasmine, Julia. 2007. Mengajar dengan Metode Kecerdasan Majemuk. Bandung:
Nuansa.
Khofah, Nurul. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Fisiska Melalui Model Pembela-
jaran Multiple Intelligence Pada Siswa Kelas XI Semester Genap di SMA YATPI
Godong Grobogan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi tidak dipublikasikan. IKIP
PGRI Semarang.
Richards C Jack dan Rodgers S Theodore. 2001. Approaches and Methods in
Language Teaching, 2nd Edition. Cambridge University Press.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.
49
50
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito.
Sugiharti, Piping. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur, Tahun IV, Nomor 5, Desember 2005.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susanto, Handy. 2005. Menerapkan Multiple Intelligence dalam Sistem Pembelajar-
an. Jurnal Pendidikan Penabur. No.04/Th.IV/Juli 2005.
Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta: Diva Press.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2008. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Repu-
blik Indonesia.
Wariyono, Sukis. 2008. Panduan Belajar IPA Terpadu Untuk Kelas IX SMP/MTs.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Widdiharto. 2006. Model-model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Wijayanti. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pema-
haman Pada Pembelajaran TIK. Bandung: UPI.
51
.
LAMPIRAN A
Daftar Nama Siswa
52
53
.
54
.
55
.
LAMPIRAN B
Silabus
56
57
.
58
.
LAMPIRAN C
Soal Uji Coba
59
60
.
61
.
62
.
63
.
LAMPIRAN D
Kunci Jawaban Soal Uji Coba
64
65
.
66
.
67
.
68
.
69
.
70
.
LAMPIRAN E
Kisi-kisi Soal Uji Coba
71
72
.
73
.
LAMPIRAN F
Hasil Tes Uji Coba
74
75
.
76
.
77
.
LAMPIRAN G
Perhitungan Manual Validitas
78
79
.
80
.
81
.
82
.
83
.
84
.
LAMPIRAN H
Perhitungan Manual Reliabilitas
85
86
.
87
.
LAMPIRAN I
Perhitungan Manual Taraf Kesukaran
88
89
.
90
.
91
.
LAMPIRAN J
Perhitungan Manual Daya Pembeda
92
93
.
94
.
95
.
96
.
97
.
98
.
99
.
LAMPIRAN K
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen
100
101
.
102
.
LAMPIRAN L
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol
103
104
.
105
.
106
.
107
.
108
.
109
.
LAMPIRAN M
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
110
111
.
112
.
113
.
LAMPIRAN N
Uji Normalitas Kelas Kontrol
114
115
.
116
.
117
.
118
.
119
.
LAMPIRAN O
Uji Homogenitas
120
121
.
122
.
LAMPIRAN P
Soal Evaluasi
123
124
.
125
.
LAMPIRAN Q
Kunci Jawaban Soal Evaluasi
126
127
.
128
.
LAMPIRAN R
Uji t
129
130
.
131
.
LAMPIRAN S
Uji Gain
132
133
.
134
.
LAMPIRAN T
Tabel Perhitungan
135
136
.
137
.
LAMPIRAN U
Dokumentasi Kegiatan
138
139
.
140
.
LAMPIRAN V
Surat Ijin Penelitian
141
142
.
143
.
144
.
145
.
LAMPIRAN W
Rekapitulasi Bimbingan
146
147
.
148
.