SKRIPSI
Oleh
Rezky Arisal
Oleh
Rezky Arisal
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Papua
ii
ABSTRAK
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui,
Mengesahkan,
Christiana Niken Larasati, S.Pd, M.Pd Jan Hendrik Nunaki, S.Pd, M.Si
iv
RIWAYAT HIDUP
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatdan
hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Berbasis
Kartun Kimia pada Materi Hidrokarbon” dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW Teladan
bagi umat manusia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat.
1. Dra. Apriani Sulu Parubak, M.Si, selaku dosen wali yang selalu memberikan
motivasi.
2. Christiana Niken Larasati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi untuk mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi.
3. Radite Yogaswara, S.Si., M.Si selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi untuk mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi.
4. Kedua orangtuaku (Abd. Haris dan Napisah) tercinta, yang selalu mendoakan
penulis dan selalu memberikan dorongan moril dan finansial dengan penuh
keikhlasan.
5. Kepala Sekolah SMA YPK OIKOUMENE Manokwari yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
6. Manuela Toding, S.Pd selaku guru mata pelajaran kimia di SMA YPK
OIKOUMENE Manokwari yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
penelitian penulis.
7. Teman-teman pendidikan kimia dan kimia angkatan 2011 (Indrawan,
Sumarlan, Fadli, Ida, Suci, Halimah, Uli, Astria, yanti dan Hardiana) yang
berjuang bersama mewujudkan cita-cita dan telah mewarnai perkuliahan
selama ini.
8. Teman-teman Kos Damaskus (Adi, Ilyas, Irul, Ilham, Wirnata) yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam menempuh pendidikn ini.
vi
9. Teman-teman FKMI yang telah memberikan motivasi, semangat dan selalu
mengingatkan penulis dalam hal kebaikan.
10. Teman-teman FKMI yang telah memberikan motivasi, semangat dan selalu
mengingatkan penulis dalam hal kebaikan.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat
penulis ucapkan satu-satu. Terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya dengan penuh kesadaran terhadap batas kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut skripsi ini.Semoga
skripsi ini bermaanfaat bagi kita semua.
Manokwari, 9November 2015
Penulis,
Rezky Arisal
vii
DAFTAR ISI
viii
2.6 Hidrokarbon .................................................................................... 15
III Metode ..................................................................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 22
3.2 Subjek Penelitian ............................................................................ 22
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................. 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 24
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................... 26
IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 28
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 28
4.1.1 Tahap Pendefinisian .............................................................. 28
4.1.2 Tahap Perencanaan ................................................................ 29
4.1.3 Tahap Pengembangan ........................................................... 36
4.1.3.1 Analisis ValiditasModul Menurut Validator............. 36
4.1.3.2 Uji Coba Modul Hidrokarbon ................................... 40
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 41
4.2.1 Tahap Pendefinisian.............................................................. 41
4.2.2 Tahap perencanaan................................................................ 42
4.2.3 Tahap Pengembangan ........................................................... 43
4.2.3.1 Analisis Kevalidan .................................................... 43
4.2.3.2 Uji Coba Modul ........................................................ 44
V Penutup...................................................................................................... 46
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana .................................. 16
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar................................... 26
Tabel 3.2 Kriteria respon peserta didik........................................................ 27
Tabel 4.1Hasil Tanggapan Peserta Didik Kelas X1 Berupa Angket ............. 40
Tabel 4.2Format Modul Hidrokarbon Berbasis Kartun Jepang.................... 42
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Cover Modul Hidrokarbon........................................................ 29
Gambar 4.2 Kata Pengantar .......................................................................... 30
Gambar 4.3 Daftar Isi ................................................................................... 31
Gambar 4.4 Peta Konsep............................................................................. 31
Gambar 4.5Deskripsi, Petunjuk Penggunaan Modul dan Tujuan Akhir....... 32
Gambar 4.6Pembelajaran, Latihan, Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 3 ..................................................................... 33
Gambar 4.7Tampilan Rangkuman ................................................................ 34
Gambar 4.8Tampilan Lembar Evaluasi ........................................................ 34
Gambar 4.9Tampilan Lembar Kunci Jawaban ............................................. 35
Gambar 4.10 Tampilan Glosarium................................................................ 35
Gambar 4.11 Tampilan Daftar Pustaka......................................................... 36
Gambar 4.12 Tampilan Cover Sebelum Revisi
dan Tampilan Setelah Revisi ..................................................... 37
Gambar 4.13 Tampilan Isi Modul sebelum Revisi
dan Setelah Revisi .................................................................... 38
Gambar 4.14 Tampilan Salah Satu Sub Bab Sebelum Revisi....................... 39
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ....................................................................................... 50
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1....................................... 51
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2....................................... 60
Lampiran 4 Soal Ujian .................................................................................. 69
Lampiran 5 Rekapan Hasil Penilaian 2 Validator......................................... 71
Lampiran 6 Rekapan Hasil Tanggapan Peserta Didik .................................. 72
Lampiran 7 Perhitungan Hasil Validasi dan Hasil Tanggapan
Peserta Didik .............................................................................. 73
Lampiran 8 Lembar Penilaian Validator....................................................... 74
Lampiran 9 Angket Tanggapan Peserta Didik.............................................. 83
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik ............................................ 86
Lampiran 11 Modul ...................................................................................... 87
xii
I PENDAHULUAN
2
Dalam modul tersebut akan disisipkan karakter-karekter kartun jepang yang
sering disaksikan di televisi sehingga dapat menarik minat baca para peserta didik.
Dalam pengembangan modul tersebut peneliti menggunakan materi hidrokarbon
kelas X. Materi hidrokarbon yang akan dikaji berupa kekhasan atom karbon,
alkena, alkana, alkuna, dan isomer yang merupakan materi hafalan. Sehingga
peserta didik kesulitan dan kurang berminat mempelajari materi tersebut.
Sehingga, perlu adanya pengembangan suatu modul untuk membantu para peserta
didik dalam proses pembelajaran di sekolah.
3
b. Bagi Guru
1. Guru dapat menggunakan modul ini sebagai referensi dalam proses
pembelajaran kimia.
2. Guru terbuka kesempatan membuat modul-modul yang lain dengan
materi yang berbeda.
3. Guru dapat mengembangkan modul sebagai media pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengalaman bagi
peneliti dalam tahap pembinaan diri sebagai peserta didik.
d. Bagi peneliti lainnya
Penelitian ini dapat diigunakan sebagai bahan acuan pertimbangan dan
pengembangan penelitian ilmu yang sejenis.
4
II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2 Bahan Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan peserta didik belajar.
Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya
untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu (Sungkono, 2009).
Penyusunan bahan ajar dapat berupa buku yang dapat dilengkapi dengan
bahan-bahan multimedia. Bahan ajar yang berbentuk buku biasanya dapat berupa
sebuah modul ajar atau buku ajar. Bahan ajar yang dikembangkan berbeda dengan
buku teks. Bahan ajar secara khusus disusun secara sistematis dalam rangka
peningkatan kualitas dan kuantitas belajar-mengajar sesuai dengan tujuan
instruksional yang diinginkan. Bahan ajar diberikan khusus kepada peserta didik
yang sedang mengikuti proses instruksional atau biasa disebut dengan learned
oriented. Bahan ajar bersifat mandiri, sehingga dapat dipelajari sendiri oleh
peserta didik, jadi harus disusun secara sistematis dan lengkap.
Beberapa bahan pembelajaran yang telah dikembangkan sebagian besar
peserta didik memahami materi pada bahan ajar tersebut. Contohnya,
pengembangan buku ajar berbasis kontekstual (Suharyadi, dkk, 2013) dan
penelitian yang dilakukan oleh Cristiyanti (2012) yaitu penyusunan bahan ajar
berbasis macromedia flash 8. Hasil dari penelitian tersebut berdasarkan penilaian
validator adalah sangat baik sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar.Pada
penelitian ini peneliti mencoba mengembangkan suatu bahan pembelajaran yaitu
modul pembelajaran dengan materi Hidrokarbon.
7
2.3 Penelitian Pengembangan
2.3.1Pengertian Penelitian Pengembangan
Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau yang dikenal
dengan istilah Research and Development (R & D), merupakan hal yang baru.
Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk
pendidikan (Sanjaya,2013).
Menurut Borg dalam Sanjaya (2013) dewasa ini penggunan research dan
development (R & D) merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk
pengembangan pendidikan.Research dan development (R & D) sendiri
menurutnya berkembang dalam penelitian yang dilakukan oleh industri untuk
menemukan suatu produk yang dianggap cocok dengn kebutuhan masyarakat.
Menurut Sanjaya (2013), produk-produk sebagai hasil research dan
development (R & D) dalam pendidikan di antaranya:
a. Berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media
cetak seperti buku dan bahan ajar tercetak lainnya, maupun media noncetak
seperti pembelajaran melalui audio, video dan audiovisual, termasuk media
CD.
b. Berbagai macam strategi pembelajaran dalam berbagai bidang studi bersama
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk perbaikan prosesdan hasil
belajar.
c. Paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri, seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram.
d. Desain system pembelajaran yng sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kurikulum.
e. Berbagi jenis metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dan isi atau materi pembelajaran.
f. Sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
ataupun sesuai dengan tuntutan kurikulum.
g. Sistem evalusi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan penentuan kualitas pembelajaran atau
pencapaian target kurikulum.
8
h. Prosedur penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti laboratorium,
microteaching termasuk prosedur penyelanggaran praktik mengajar, dan lain
sebagainya.
2.3.2 Tahap Penelitian Pengembangan
Research and development (R & D) dilaksanakan melalui beberapa tahap.
Setiap tahap merupakan proses kegiatan yang memiliki target yang ingin
dihasilkan. Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974).
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop,
dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
a. Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu
analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis),
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis)dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
b. Tahap II: Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.
Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar
tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang
sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan
format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan
menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan
awal (initial design) sesuai format yang dipilih
c. Tahap III: Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian
ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba
pengembangan (developmental testing).
9
Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir
perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar
ahli/praktisi dan data hasil ujicoba.
d. Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap
diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan
distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk
yang tepat.
Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat
juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi
pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan
tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk
menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para
pengguna produk.
2.4 Modul
2.4.1 Pengertian Modul
Modul merupakansebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan
usia mereka, agar dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik (Prastowo, 2014). Menurut Dharma (2008) Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri
karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.Artinya,
pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara
langsung.
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat
karakteristik sebagai berikut(Dharma, 2008).
1. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;
10
a. Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
b. Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik
sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
c. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran
materi pembelajaran;
d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung-
kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa-
annya;
e. Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h. Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan peng-
gunaan diklat melakukan ‘self assessment’;
i. Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau
mengevaluasi tingkat penguasaan materi;
j. Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui
tingkat penguasaan materi; dan
k. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung
materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak
tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan
atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan
11
bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media
tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel
digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan
teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”.
Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan
sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan
merupakan salah satu bentuk user friendly.
Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang dilakukan
secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan system pembelajaran
modul.Dalam mengembangkan modul diperlukan prosedur tertentu yang sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas, dan
memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan pembelajaran (Parmin,
2012).
Modul yang dikembangkan oleh Muis (2010) menggunakan model
pengembangan prosedural berwawasan integrasi islam berdasarkan penilaian dari
reviewer adalah modul kimia tersebut layak dan dapat digunakan. Kemudian hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2014) menyimpulkan bahwa modul
pembelajaran kimia berbasis blog yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria
baik digunakan dalam pembelajaran kimia. Hal ini sesuai dengan penilaian dari
ahli media pembelajaran, ahli materi, danreviewer.Begitupun dengan Jofrishal,
dkk (2013) menyimpulkan bahwa modul terintegrasi konsep kimia dari hasil
penilaian pakar termasuk dalam kriteria baik dan hasil uji efektifitas dilihat dari
hasil ujian peserta didik sangat baik.
12
Dari berbagai hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
modul dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Melihat hal tersebut, peneliti mencoba mengembangkan
suatu modul yang dapat membantu proses pembelajaran peserta didik.
13
2.5 Kartun Jepang
Manga adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komik Jepang.Kata
“manga” digunakan pertama kali oleh seorang seniman bernama Hokusai dan
berasal dari dua huruf Cina yang artinya kira-kira gambar manusia untuk
menceritakan sesuatu.
Pada akhir abad 18, manga mulai muncul untuk pertama kalinya. Buku
komik yang pertama muncul adalah kibyoushi yang berisikan cerita dengan
gambar beserta narasi dan dialog di sebelah/mengelilinginya. Tema yang diangkat
pun bermacam-macam.Pada akhir abad 19, Jepang secara cepat menyerap budaya,
pengetahuan dan teknologi Barat, sehingga kibyoushi tergeser keberadaannya.
Anime adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi atau
kartun Jepang.Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan
bahasa Jepang menjadi animeshon.Kata tersebut kemudian disingkat menjadi
anime.Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi
Jepang, tetapi kebanyakan orang menggunakan kata tersebut untuk membedakan
antara film animasi buatan Jepang dan non-Jepang.
Kartun jepang merupakan sesuatu yang banyak digemari oleh berbagai
kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, biasa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan mempunyai nilai menghibur yang tinggi.Kartun jepang bukanlah
sesuatu yang asing dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi para pelajar yang
sudah terbiasa menyaksikan di televisi.Inilah yang menjadikan kartun jepang
dapat digunakan sebagai media alterntif dalam belajar karena dekat dengan
kehidupan sehari-hari, identik dengan humor dan merupakan sesuatu yang tidak
membuat tegang.
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mencoba mengembangkan atau
memodifikasi suatu modul yang berbasis kartun jepang yang sebelumnya belum
pernah dikembangkan. Hal ini di lakukan untuk meningkatkan daya tarik peserta
didik dalam mempelajari modul tersebut.
14
2.6 Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan salah satu bagian dari senyawa karbon.Senyawa
hidrokarbon adalah senyawa yang hanya disusun dari atom karbon (C) dan atom
Hidrogen (H). Isi materi hidrokarbon terdiri dari kekhasan atom karbon, alkana,
alkena, dan alkuna.
15
H H H H H
H c H H C C H C C H C C H
H H H H H
Metana Etana Etena etuna
H H H
HH H
H C C
C
H H
H H H
Siklopropana Benzena
Gambar 2.1 berbagai macam bentuk ikatan dan bentuk rantai karbon dalam
senyawa karbon.
1o CH
o o 3
1 o o
2 3 2 4o 1o
H3C CH2 CH CH2 C CH3
2o CH 1o CH3
2
1o CH3
16
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana
N Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H16 Heksana
7 C7H18 Heptana
8 C8H20 Okatan
9 C9H22 Nonana
10 C10H24 Dekana
11 C11H26 Undekana
12 C12H28 Dodekana
17
5) Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja
dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 =
tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
6) Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis
sesuai dengan urutan abjad, misalnya etil harus ditulis lebih dahulu daripada
metil.
Untuk lebih memahami aturan-aturan diatas, perhatikan beberapa contoh
berikut:
Contoh:
H 3C CH CH2 CH2 CH3
H3C CH2 CH2 CH CH3 H3C C CH3
CH3 CH3
C. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan
rangkap dua. Rumus umum alkena adalah CnH2n. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –ena.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H 3C CH CH2 CH CH CH3 H 3C CH 2 C CH 2 CH CH 3
CH3 CH 2 CH 3
5-metil-2-heksena 2-etil-4-metil-1-pentana
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis,
yaitu denga proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya
18
suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya
untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.
D. Alkuna
Alkuna merupakan mengandung ikatan rangkap tiga.Senyawa hidrokarbon
takjenuh yang Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –una.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H3C C C CH CH3
C2H5
4-metil-2-heksuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2).
Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana
melalui pembakaran tak sempurna.Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat
dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air.
E. Keisomeran
Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul atau jumlah atom
C sama, tetapi berbeda rumus strukturnya.
1. Keisomeran alkana
Keisomeran pada alkana tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom-atom
saling berikatan. Keisomeran dapat terjadikarena perbedaan kerangka (rantai
induk) atau perbedaan posisi cabang-cabangnya. Dalam deret alkana,
keisomeran mulai terdapat pada suku keempat yaitu butana.
Contoh:
Butana mempunyai 2 isomer
H H H
H 3C C C CH3H3C C CH3
H H CH3
19
2. Keisomeran alkena
Senyawa alkena dapat mempunyai isomer posisi dan isomer geometri. Isomer
posisi yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi posisi ikatan
rangkap berbeda. Untuk senyawa etena dan propena tidak mempunyai isomer
posisi. Isomer geometri/isomer ruang, yaitu senyawa alkena dengan rumus
molekul sama dan posisi ikatan rangkap sama, tetapi mempunyai struktur
ruang yang berbeda.
Contoh isomer posisi:
Butena (C4H8), mempunyai isomer posisi 3 buah, yaitu:
H 2C CH CH 2 CH 3 : 1-butena
H 3C CH CH CH 3 : 2-butena
H3C CH CH3
CH3 : 2-metil propena
Contoh isomer geometri:
2 butena (C4H8)
H C H
H 3C CH3 3
C C C C
H H H CH3
1-butuna 2-butuna
20
F. Reaksi Sederhana pada Senyawa Hidrokarbon
1. Reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi disebut reaksi pembakaran.Reksi pembakaran alkana
menghasilkan CO2 dan H2O.
Misalnya: Propana/C3H8
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
2. Reaksi subtitusi/reaksi pergantian
Atom H pada alkana diganti oleh atom lain atau gugus lain.
Misalnya: klorinasi alkana
R – x + R’ – y R – y + R’ – y
H H
H C H + Cl2 H C Cl + HCl
H H
Dari reaksi diatas ketika etana ditambahkan dengan Hidrogen, etana mengikat
H sehingga ikat rangkapnya berubah menjadi rangkap satu atau ikatan jenuh.
4. Reaksi eliminasi
Pada reaksi ini terjadi perubahan senyawa yang berikatan tunggal/jenuh
menjadi senyawa yang berikatan rangkap atau tidak jenuh dengan melepaskan
molekul kecil.
Misalnya:
Reaksi pelepasan hidrogen
Reaksi diatas merupakan kebalikan dari reaksi adisi.Pada reaksi ini propana
melepaskan Hidrogen sehingga menghasilkan suatu etena dan Hidrogen.
21
III METODE PENELITIAN
23
2. Uji coba di lapangan
Draft 2 yang dihasilkan selanjutnya akan di uji cobakan di kelas yang
menjadi subjek penelitian. Hasil uji coba ini yang akan digunakan untuk
mengetahui tanggapan dari subjek uji mengenai perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan.
Tahap Pengembangan model 4-D hanya sampai pada tahap
pengembangan.Untuk tahap penyebaran tidak dilakukan karena peneliti
terkendala oleh waktu, sehingga hanya sampai pada tahap pengembangan.
24
2. Modul memberi kesempatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
secara mandiri
3. Modul dapat dipakai oleh peserta didik dengan kemampuan yang berbeda
4. Modul dapat digunakan dimana saja baik disekolah maupun diluar
e. Aspek daya tarik
Indikator yang dinilai pada aspek daya tarik meliputi:
1. Sampul modul menarik
2. Gambar yang disajikan berwarna
f. Aspek penulisan
Indikator yang dinilai pada aspek penulisan meliputi:
1. Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca
2. Jenis huruf yang digunakan konsisten
3. Jarak spasi antarhuruf yang digunakan konsisten
Skala pengukuran pada angket validasi produk pengembangan
menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang. Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert
dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak
penyusun item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Untuk keperluan analisis
kuantitatif maka jawaban diberi skor (Sugiyono, 2010). Kriteria dari masing-
masing skala penilaian sebagai berikut:
a. Angka 4 berarti: sangat tepat/sangat menarik/sangat layak/sangat sesuai
b. Angka 3 berarti: tepat/menarik/layak/sesuai
c. Angka 2 berarti: kurang tepat/kurang menarik/kurang layak/kurang sesuai
d. Angka 1 berarti: tidak tepat/tidak menarik/tidak layak/tidak sesuai
25
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan terdiri dari analisis lembar validasi dan
analisis angket peserta didik.
a. Analisis data validitas
Data hasil validasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase.
Teknik analisis persentase dinyatakan dengan rumus:
Validitas isi :
= (Gregory, 2007)
Keterangan:
D = Validator 1 dan 2 mengatakan relevan
A = Validator 1 dan 2 mengatakan tidak relevan
B = Validator 1 megatakan tidak relevan dan validator 2 relevan
C = Validator 1 megatakan relevan dan validator 2 tidak relevan
Validitas Konstruk :
= 100% (Purwanto dalam Yuniatul, 2013)
Keterangan:
NP = nilai persentase
= jumlah skor yang diperoleh
= skor maksimal
Setelah dianalisis, maka tingkat kelayakan dari setiap komponen ditetapkan
berdasarkan kriteria persentase kelayakan modul yang tercantum pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar
Persentase Kriteria
81 – 100 Sangat valid
62 – 81 valid
43 – 62 cukup valid
33 – 43 Sangat tidak layak
≥ 33 Tidak valid
(Sumber :(Purwanto dalam Yuniatul, 2013))
b. Analisis data kepraktisan
Analisis data kepraktisan dilakukan oleh praktisi dalam hal ini peserta didik
kelas X, dengan tujuan untuk menguji apakah produk pengembangan sudah
praktis dan mudah dalam pemakaiannya atau belum. Teknik analisis yang
26
digunakan oleh penulis adalah menggunakan skala likert termodifikasi dengan
skor 1 sampai 4.
27
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
29
b. Kata pengantar
Bagian ini berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya modul, alasan
penulisan modul secara singkat, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan
membaca modul tersebut (Gambar 4.2).
30
Gambar. 4.3 Daftar isi
d. Peta Konsep
Pada peta konsep ini akan memberikan informasi penting tentang
hubungan antartopik, sehingga pembaca atau peserta didik lebih mudah
melihat ruang lingkup materi secara umum.
31
Pada bagian pendahuluan terdiri dari tiga kompenen yaitu deskripsi,
petunjuk penggunaan modul, dan tujuan akhir.Deskripsi pada modul ini
merupakan gambaran singkat mengenai hidrokarbon. Kemudian petunjuk
penggunaan modul berisi petunjuk-petunjuk untuk peserta didik dalam
mempelajari modul ini. Kompenen yang terakhir adalah tujuan akhir, pada
tujuan akhir ini terdapat tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari
modul ini (Gambar 4.5).
a b c
Gambar 4.5. (a) deskripsi, (b) petunjuk penggunaan modul, (c) tujuan
akhir
f. Pembelajaran
Pada bagian pembelajaran terdapat tiga kegiatan belajar. Dimana setiap
kegiatan belajar terdiri dari tujuan, uraian materi, tugas dan tes formatif.
Pada kegiatan belajar pertama materi yang akan disampaikan adalah
kekhasan atom karbon, penulisan struktur senyawa karbon, posisi atom
karbon dan perbedaan sifat organik dan anorganik. Kemudian pada
kegiatan belajar kedua membahas penggolongan hidrokarbon, alkana,
alkena dan alkuna.Pada kegiatan belajar yang ketiga membahas
keisomeran, sifat-sifat hidrokarbon (Gambar 4.6).
32
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4.6 (a) Pembelajaran, (b) Latihan (c) Kegiatan Belajar 2, (d) kegiatan
Belajar 3
g. Rangkuman
Pada bagian rangkuman berisi ringkasan materi-materi yang telah di
sajikan di bagian pembelajaran. Tujuan rangkuman tersebut untuk
memudahkan pembaca untuk memahami materi pada modul ini.
33
Gambar 4.7Tampilan rangkuman
h. Evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa tes uraian yang dibuat oleh penulis
berdasarkan tujuan akhir yang akan dicapai peserta didik dalam
mempelajari modul tersebut.
34
Gambar 4.8 tampilan lembar evaluasi
i. Kunci jawaban
Pada bagian kunci jawaban meliputi kunci jawaban pada tes formatif satu
sampai tiga.Tujuan adanya kunci jawaban ini agar peserta didik dapat
menilai langsung sejauh mana kemampuan mereka dalam menguasai
modul tersebut.
35
Gambar 4.10 Tampilan Glosarium
k. Daftar Pustaka
Beberapa referensi yang digunakan sebagai rujukan penulisan modul
ditulis dibagian ini.Sehingga, jika peserta didik ingin mengetahui lebih
lanjut mengenai suatu persoalan dapat dilihat di bagian ini.
Selanjutnya modul ini akan divalidasi oleh pakar. Modul hidrokarbon akan
direvisi sesuai dengan saran dari validator, kemudian di ujicobakan ke peserta
didik kelas X1 di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari. Uji coba dilakukan
dengan pembelajaran menggunakan modul yang telah dikembangkan.Kemudian
mengumpulkan data tanggapan peserta didik dan hasil belajar peserta didik.
36
aspek daya tarik dan aspek penulisan. Persentase hasil penilaian oleh validator
terhadap modul hidrokarbon menggunakan validitas isi adalah 84% dan validitas
konstruk termasuk dalam kategori sangat valid dengan persentase 90,78%.
Revisi dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh dari validator.
Berikut tampilan revisi yang diberikan oleh validator terhadapa modul
hidrokarbon berdasarkan saran dari validator.
37
Gambar 4.12 Tampilan cover (a) sebelum revisi dan (b) sesudah Revisi
b
Gambar 4.13 Tampilan isi modul (a) Sebelum revisi, (b) sesudah revisi
38
3. Dalam setiap sub bab diberikan nomor. Perbaikan yang dilakukan adalah
memberikan penomoran disetiap subbab (Gambar 4.14).
b
Gambar 4.14Tampilan salah satu subbab (a) sebelum revisi, (b) sesudah revisi
39
4.1.3.2 Uji Coba Modul Hidrokarbon
a. Tanggapan peserta didik
Uji coba terbatas dilakukan kepada 15 peserta didik dari 30 peserta didik
di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari kelas X1. Uji coba ini dilakukan untuk
mengetahui tanggapan peserta didik terhadap modul hidrokarbon.Perhitungan
hasil uji coba terbatas disajikan pada tabel berikut (Table 4.3).
Tabel 4.1 Hasil tanggapan peserta didik kelas X1 berupa angket
Krit Skor Rerat
eria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 1 a
3 5 Skor
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.933
33
3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.733
33
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.933
33
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3.866
67
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3.933
33
7 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.733
33
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.866
67
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.866
67
10 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.733
33
11 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.733
33
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.933
33
13 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.8
14 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.733
33
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
tota 64 6 60 6 59 5 6 64 59 62 60 64 6 64 6 61.8
l 4 0 9 4 0 4
Per 10 1 93 9 92, 9 1 10 92, 96, 93, 100 9 100 1 96,56
40
sent 0 0 ,7 3, 18 2, 0 0 18 87 75 3, 0
se 0 5 7 1 0 7 0
% 5 8 5
krit SP S SP S SP S S SP SP SP SP SP S SP S SP
eria P P P P P P
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tahap Define (pendefinisian)
Tahap difine merupakan tahapan awal dalam penelitian ini.pada tahap ini
ada beberapa analisis yang harus dilakukan yaitu analisis awal, analisis media,
dan analisis materi. Analisis ini dilakukan dengan observasi dan wawancara
langsung.Hasil analisis awal yang dilakukan di SMA YPK Oikoumene adalah
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KTSP. Tetapi, sebelumnya telah
pernah diterapkan kurikulum 2013. Pada kurikulum KTSP guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam menyusun perangkat pembelajaran. Kemudian hasil analisis
media adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran berupa buku cetak,
LKS, dan Power Point. Namun ketersediaan LKS dan buku cetak masih kurang
serta penggunaan media pembelajaran seperti modul belum digunakan,.
Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran mengakibatkan
kurangnya minat belajar peserta didik. Penyebab kurangnya penggunaan media
adalah lamanya waktu yang digunakan oleh guru untuk membuat media disetiap
41
materi, sehingga guru kurang mengeksplorasi dan berkreasi dalam membuat
media pembelajaran pada setiap materi.
Setelah analisis media dilakukan selanjutnya dilakukan analisis materi.
Hasil analisis materi didapatkan bahwa materi yang tepat yang digunakan dalam
membuat modul adalah materi Hidrokarbon. Dalam materi ini peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Dimana isi materi berupa
kekhasan atom karbon, alkena, alkana, alkuna, dan isomer yang merupakan materi
hafalan.Sehingga peserta didik kesulitan dan kurang berminat mempelajari materi
tersebut.
42
Berikut format format pada modul yang dikembangkan dengan
memperhatikan kebutuhan pembaca dan keteraturan strukturnya.
Tabel 4.2 format modul hidrokarbon berbasis kartun jepang
Sebelum memulai materi Saat pemberian materi Setelah pemberian materi
1. Judul 1. Tujuan 1. Kesimpulan
2. Kata pengantar 2. Uraian materi 2. Evaluasi
3. Daftar isi 3. Tugas 3. Kunci jawaban
4. Peta konsep 4. Tes formatif 4. Daftar pustaka
5. Deskripsi 5. Glosarium
6. Petunjuk penggunaan
modul
7. Tujuan akhir
Pada saat pemberian materi terdapat tiga kegiatan belajar.Pada kegiatan
belajar pertama materi yang dibahas adalah kekhasan atom karbon, posisi atom
karbon dan perbedaan sifat organik dan anorganik.Kegiatan belajar kedua
membahas penggolongan hidrokarbon, alkana, alkena,dan alkuna.Sedangakan
kegiatan belajar ketiga membahas materi keisomeran dan sifat-sifat hidrokarbon.
Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang yang telah selesai dibuat
kemudian divalidasi oleh validator.Modul ini direvisi sesuai saran dari validator,
kemudian di ujicobakan ke peserta didik. Uji coba dilakukan secara terbatas pada
15 peserta didik di SMA OIKOUMENE Manokwari kelas X1. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui tanggapan dan hasil belajar peserta didik.Setelah melalui
proses-proses tersebut maka media yang dikembangkan dapat diterapkan secara
umum.
43
diujicobakan dan persentase penilaian pada validitas konstruk sebesar 90,78%
dengan kriteria sangat layak dan ada beberapa saran perbaikan yang diberikan.
Perbaikan yang pertama adalah desain cover menggambarkan materi hidrokarbon
dan warnanya diubah menjadi lebih terang. Kedua, perbaikan isi modul, saran dari
validator yaitu isi modul dibuat dalam bentuk percakapan antara karakter kartun.
Ketiga, perbaikan yang dilakukan adalah memberikan penomoran pada setiap sub
bab.
Setelah dilakukan perbaikan tahap selanjutnya akan diujicobakan kepada
peserta didik di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari pada kelas X1. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan keefektifan modul hidrokarbon
berbasis kartun jepang.
44
modul ini yaitu pertama, pendistribusian modul sedikit terlambat.Kedua, peserta
didik kurang disiplin. Peserta didik yang telah memegang modul pada proses
pembelajaran kebanyakan tidak hadir sehingga mereka ketinggalan materi.
Ketiga, tingkat pemahaman peserta didik kurang dan yang keempat lamban dalam
menangkap pelajaran.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa modul
hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat layak sebagai media pembelajaran
menurut validator serta tanggapan peserta didik terhadap modul ini sangat
baik.Namun, kurang efektif untuk diterapkan.Ketidakefektifan tersebut ditunjukan
dari hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil ujian yaitu 35,7(lampiran
10) dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan disekolah yaitu sebesar ≥70.
45
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat layak digunakan
menurut penilaian dari validator dengan persentase 84%.
2. Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat praktis digunakan
menurut hasil tanggapan peserta didik dengan persentase 96,56%.
3. Hasil belajar peserta didik yaitu 35,7 dibawah nilai KKM. Sehingga,
Modul hidrokarbon kurang efektif digunakan di SMA YPK
OIKOUMENE Manokwari.
5.2 Saran
1. Persiapan yang matang dan pengelolaan waktu yang baik sangat
diperlukan dalam penerapan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang .
2. Pengembangan modul berbasis kartun jepang disarankan dikembangkan
pada materi yang lain dengan karakteristik yang sama.
3. Penelitian ini hanya dilakukan hingga tahap pengembangan (develop).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan
tahap penyebaran (Dessiminate).
DAFTAR PUSTAKA
48
Negeri Ngemplak.Skripsi.Fakultas sains dan teknologi. Universitas
Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.
49
L
N
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Alokasi Waktu : 6 jam (untuk UH 3 jam)
Alokasi Sumber/
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Waktu bahan/alat
4.2 Menggolongkan Alkana, alkena dan Diskusi menganai tatanama Mengelompokkan senyawa Sumber
senyawa alkuna alkane, alkena dan alkuna. hidrokarbon berdasarkan kejenuhan 4 jam Buku
hidrokarbon ikatan kimia
berdasarkan Latihan tatanama. Memberi nama senyawa alkana, modul
strukturnya dan alkena dan alkuna.
hubungannya Sifat fisik alkana, Menyimpulkan hubungan titik didih
dengan sifat alkena dan alkuna Menggunakan modul dalam senyawa hidrokarbon dengan massa
senyawa. proses pembelakajaran molekul relatifnya dan strukturnya.
Kompetensi dasar
Menentukan isomer struktur
Isomer (kerangka, posisi, fungsi) atau
isomer geometri (cis, trans)
Mengtahui,
Guru Mata Kuliah
A. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan
senyawa makromolekul.
B. Kompetensi Dasar :
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan
hubungannya dengan sifat senyawa.
C. Indikator :
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
D. Tujuan
Pada akhir pembelajaran, siswa dapat:
Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.
F. Materi Pembelajaran
1. Hidrokarbon
2. Alkana, alkena, dan alkuna
(Materi terlampir)
G. Model/Metode/Media
Model : Kooperatif
Metode :
- Diskusi
- CeramahTanya jawab
Media: Modul
H. Langkah – langkah Pembelajaran
No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta waktu
didik
1 Fase 1: Kegiatan awal 10’
menyampaikan a. Membuka a. Menjawab salam
tujuan dan motifasi pelajaran
Fase 2: menyajikan dengan salam. b. mempersiapkan
informasi b. Guru mengecek diri
Fase 3 : kehadiran
c. Duduk sesuai
mengorganisasikan peserta didik
pasangan
siswa kedalam dan kesiapan
kelompok belajar. c. Peserta didik
Fase 5: evaluasi duduk
Fase 6: berpasangan
memberikan sesuai pasangan
penghargaan, yang telah
ditentukan.
d. Memperhatikan
d. Memberikan
yang dijelaskan
apersepsi
52
guru
e. Menyampaikan e. Menyimak
tujuan tujuan yang
pembelajaran disampaikan
guru
Elaborasi
Elaborasi
a. setiap
a. Berdiskusi
pasangan
mengerjakan
mengerjakan
tugas yang
tugas yang
diberikan.
diberikan
sesuai
dengan
materi
53
b. tiap b. Mempersent
pasangan asikan hasil
mempersent pekerjaan.
asikan hasil
hasil
kerjanya.
c. siswa lain c. Menganalisa
menganalisa hasil
pekerjaan pekerjaan
temannya kelompok
lain.
Konfirmasi Konfirmasi
a. Guru bersama a. Membahas
siswa tugas
membahas
bersama tugas
yang diberikan
b. Guru secara b. Mencatat.
kreatifmemberik
an catatan-
catatan penting
mengenai
materi pokok
yang harus
dikuasai siswa.
54
I. Alat/bahan/sumber belajar
- Michael purba. Buku Paket kelas X. Penerbit Erlangga
- LKS
- Laptop
- infokus
G. Penilaian
Penilaian Kognitif
- Tugas individu
Nilai = 100
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
55
A. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang terdiri atas ikatan tunggal saja biasa disebut
dengan parafin.Rumus umum alkana adalah CnH2n+2. Penggantian atom H oleh
atom C yang lain akan menghasilkan suatu deret homolog. Beberapa anggota
deret homolog alkana ditunjukan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana
N Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H16 Heksana
7 C7H18 Heptana
8 C8H20 Okatana
9 C9H22 Nonana
10 C10H24 Dekana
11 C11H26 Undekana
12 C12H28 Dodekana
56
9) Cabang diberi nama alkil, yaitu sama dengan nama alkana yang sesuai tetapi
akhiran ana diganti il, misalnya metana menjadi metil dan etana menjadi
metil.
10) Posisi cabang (cabang-cabang) ditunjukan dengan awalan angka. Untuk itu,
rantai induk diberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung
sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
11) Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja
dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 =
tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
12) Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis
sesuai dengan urutan abjad, misalnya etil harus ditulis lebih dahulu daripada
metil.
Untuk lebih memahami aturan-aturan diatas, perhatikan beberapa contoh
berikut:
Contoh:
H3C CH CH2 CH2 CH3
H 3C CH2 CH2 CH CH3 H3C C CH3
CH3 CH3
B. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan
rangkap dua. Rumus umum alkena adalah CnH2n. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –ena.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
57
Contoh:
H3C CH CH2 CH CH CH3H 3C CH 2 C CH 2 CH CH 3
CH3 CH 2 CH 3
5-metil-2-heksena 2-etil-4-metil-1-pentana
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis,
yaitu denga proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya
suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya
untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.
C. Alkuna
Alkuna merupakan mengandung ikatan rangkap tiga.Senyawa hidrokarbon
takjenuh yang Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –una.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H 3C C C CH CH3
C2H5
4-metil-2-heksuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2).
Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana
melalui pembakaran tak sempurna.Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat
dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air.
58
Soal
1.Beri nama senyawa berikut ini
CH3
a.
CH2 CH3
CH3
CH2CH3
e. CH3 C C CH 3
Kunci Jawaban
1.a. 2,4-dimetil-3-etil heptana
b. 3-metil 2-Pentena
c. 2-butuna
H3C C C CH CH3
CH3
59
Lampiran 3
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN 2
(RPP 2)
Nama Sekolah : SMA YPK OIKUMENE MANOKWARI
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Hidrokarbon
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 45 menit)
A. Standar Kompetensi:
B. Kompetensidasar :
4.2
Menggolongkansenyawahidrokarbonberdasarkanstrukturnyadanhubung
annya dengan sifatsenyawa.
C. Indikator PencapaianKompetensi:
1. Menetukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer
geometri(cis, trans)
2. Mengetahui reaksisederhanapadasenyawa alkana, alkena, dan
alkuna(reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksisubstitusi, dan reaksi eliminasi)
D. Tujuan:
Siswadapat,
1. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer
geometri(cis, trans).
2. Membuat reaksisederhanapadasenyawa alkana, alkena, dan
alkuna(reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksisubstitusi, dan reaksi
eliminasi).
E. Karaktersiswayang
diharapkan:
60
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingintahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Pedulilingkungan
F. MateriAjar :
- Keisomeran
- Reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna
G. Model/Metodependekatan:
Model : Pembelajaran langsung
Metode :
oCeramah /penyampaian informasi.
H. Langkah-langkah pembelajaran
No fase Kegiatan Guru Kegiatan waktu
Peserta didik
1 Fase 1: menyampaikan Kegiatan awal
tujuan dan motivasi. f. Membuka pelajaran f. Menjawab 10’
dengan salam. salam
g. Guru mengecek g. mempersiap
kehadiran peserta kan diri
didik dan kesiapan
h. Memberikan h. Memperhati
apersepsi kan yang
dijelaskan
guru
i. Menyampaikan i. Menyimak
tujuan pembelajaran tujuan yang
disampaikan
guru
61
2 Fase 2 : Kegiatan inti 60’
Mendemonstrasikan Eksplorasi Eksplorasi
pengetahuan/keterampila c. Guru c. Memper
n menjelaskan hatikan
mengenai penjelasa
keisomeran dan n guru
sifat-sifat
hidrokarbon
Elaborasi
Elaborasi
d. Merumuskanreak
d. Memperh
sisederhana
atikan
senyawa alkana,
penjelasa
alkenadan alkuna
n guru
e. Memberikan
latihan soal
Fase 3: e. Mengerja
Membimbing pelatihan kan
latihan
soal yang
diberikan
Konfirmasi
c. Guru bersama
siswa membahas
Fase 4: mengecek Konfirmasi
bersama latihan
pemahaman dan memberi c. Membah
soal yang
umpan balik. as tugas
diberikan
d. Guru secara
kreatifmemberik
an catatan-
d. Mencatat
catatan penting
.
62
mengenai materi
pokok yang
harus dikuasai
siswa.
I. Alat /Bahan/SumberBelajar:
BukuKimia;LKS.
J. Penilaian:
Penilaian Kognitif
- Tugas
Nilai = 100
63
1. Keisomeran
Isomeradalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang
sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda .Struktur
berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi
berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Keisomeran struktur: keisomeran karena perbedaan struktur.
oKeisomeran ruang: keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus
molekul dan strukturnya sama).
Keisomeran Struktur
Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
· keisomeran kerangka: jika rumus molekulnya sama tetapi rantai
induknya (kerangka atom) berbeda.
· keisomeran posisi: jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka
atom) sama tetapi posisi cabang / gugus penggantinya berbeda.
· keisomeran gugus fungsi
Keisomeran Ruang
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
okeisomeran geometri: keisomeran karena perbedaan arah (orientasi)
gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama.
okeisomeran optik.
a. Isomer pada alkana
Isomeri adalah peristiwa suatu zat yang mempunyai rumus kimia sama,
tetapi sifat-sifatnya berbeda (rumus bangun atau namanya berbeda). Zat-
zatnya disebut isomer.
Keisomeran pada alkan tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom-
atom saling berikatan.
64
Contoh : C6H14 (mempunyai isomer 5) CH3
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3CH3-CH-CH2-CH2-CH3 H3C-C-CH2-CH3
CH3 CH3
Heksana 2 –metilpentana 2,2-dimetilbutana
CH3-CH-CH-CH3 CH3-CH2-CH-CH2-CH3
CH3 CH3 CH3
2,3-dimetilbutana 3-metilpentana
b. Isomer pada alkena
Keisomeran pada alkena dibagi menjadi dua yaitu keisomeran struktur dan
keisomeran geometri.
Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi
ikatan rangkap, posisi cabang, atau karena perbedaan kerangka atom.
Contoh : Butena C4H8
CH2=CH-CH2-CH3 CH3-CH=CH-CH3 CH2=C-CH3
CH3
1-butena 2-butena 2-metilbutena
1. Sifat-sifat hidrokarbon
Kita membedakan sifat-sifat zat ke dalam sifat fisis dan sifat kimia.Sifat
fisis mencakup keadaan fisik zat tersebut, seperti wujud, titik leleh dan titik
didih, warna, aroma, dan kekentalan.Adapun sifat kimia mencakup reaksi-
reaksi yang dapat dialami oleh zat tersebut.
a. Sifat-Sifat Fisis
2. Titik leleh dan titik didih Semakin besar molekul relatif (semakin
panjang rantai karbon) dari alkana maupun alkena, semakin tinggi titik
leleh, titik didih, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar (25 derajat
Celcius), C1-C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair,
sedangkan suku-suku tinggi mulai dari (C18H38) berwujud padat.
Kecenderungan yang sama juga berlaku bagi alkuna.
3. Kelarutan dalam air Semua hidrokarbon sukar larut dalam air. Mereka
lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti tetraklorometana
(CCl4).
65
b. Sifat kimia
Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang
artinya afinitas kecil .Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi
pembakaran, substitusi dan perengkahan ( cracking ).
Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan uap air,
sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap
air, atau jelaga (partikel karbon).
Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen . Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain
disebut reaksi substitusi . Salah satu reaksi substitusi terpenting dari
alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan
atom halogen, khususnya klorin ( klorinasi ). Klorinasi dapat terjadi
jika alkana direaksikan dengan klorin.
Perengkahan atau cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-
potongan yang lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana
dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggitanpa oksigen .Reaksi ini
juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana .Selain itu juga
dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana .
Reaksi-reaksi pada Alkena
Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya
ikatan rangkap C=C.Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap
tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi
dan polimerisasi .
Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar.Jika dibakar
di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada
alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi
daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan
66
lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas
CO 2 dan uap air.
Adisi (penambahan = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi
penjenuhan ikatan rangkap .
Contoh
i. Reaksi alkena dengan galogen
CH2=CH2 + Cl2 ClCH2-CH2Cl
Etens klorin 1,2-dikloroetana
Polimerisasi
Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi
molekul yang besar.Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi
disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Polimerisasi
alkenaterjadi berdasarkan reaksi adisi .
Reaksi-reaksi pada Alkuna
Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan
rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak
dibandingkan dengan alkena.
Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi
dengan H 2, adisi dengan halogen (X2 ) dan adisi dengan asam halida
(HX). Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan
alkuna berlaku aturan Markovnikov.
67
Jawablah soalberikutdengan singkatdan tepat!
1. Jelaskan mengapasenyawa alkanadengan rantaikarbon yangpanjangtitik
lelehmaupun titik didihnyasangattinggi?
2. Gambarkan isomer berikutdari:
a. pentana
b. butena
c. heksuna
68
Lampiran 4
ULANGAN AKHIR SEMESTER
SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI
MATA PELAJARAN KIMIA
KELAS X
Hari : Senin, 8 Juni 2015
4. Buatlah isomer struktur (rantai dan posisi) dari senyawa pentana yang
mungkin dan berikan namanya.
5. a. Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi?
b. Selesaikan reaksi berikut.
1. CH2 = CH2 + HCl
2. CH2 = CH2 + Cl2
3. CH2 = CH – CH + Br2
Selamat Bekerja
69
KUNCI JAWABAN
2. Primer = 9
Sekunder = 3
Tersier = 3
Kuarterner = 2
3. a. 2,4-dimetil-2-etilheksana
b. 3-metil-2-pentena
c. 1-pentuna
4. CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 = pentana
CH3
CH3-C-CH3 = 2,2-dimetilpropana
CH3
CH3-CH-CH2-CH3 = 2-metilbutana
CH3
5. A. Reaksi adisi terjadi dari ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh menjadi
ikatan jenuh.
B. Selesaikan reaksi berikut.
1. CH2 = CH2 + HCl CH3- CH2Cl
2. CH2 = CH2 + Cl2 CH2Cl-CH2Cl
3. CH2 = CH – CH + Br2 CH2Br-CHBr-CH
70
Lampiran 5
71
Lampiran 6
72
Lampiran 7
Validator 1
Relevan Tidak Relevan
Relevan D (16) B (3)
Validator 2
Tidak relevan C (0) A (0)
= 100
+ + +
16
= 100%
0 + 3 + 0 + 16
= 84%
b. Validitas Konstruk
Validator 1 validator 2
= 100% = 100%
NP = 100% NP = 100%
= 85,52% = 96,05%
, ,
Rata-rata = = 90,785%
73
Lampiran 8
Petunjukpengisian :
1. Beri tanda (√) pada kolom nilai sesuai penilaian anda terhadap media modul Hidrokarbon.
2. Gunakan kriteriauntuk memberikan penilaian. NilaiSB=Sangat Baik, B=Baik, , K= Kurang, SK=SangatKurang.
3. ApabilapenilaianandaadalahK, danSKmakaberilah saran.
LembarPenilaian
Nilai
Huruf Variabel Kriteria No Indikator
SB B K SK
1 Kalimat tidak menimbulkan makna ganda
3 Keterkaitan antarparagraf
74
9 Penyajian glosarium jelas
75
PENJABARANKRITERIAPENILAIANKUALITASMODUL
HIDROKARBON BERBASIS KARTUN JEPANG UNTUK SMA KELAS
X
Kriteria
NO Aspek Penilaian Indika Nilai
1. Aspekpenggunaan tor
1. kalimat tidak Jika dalam modul mengandung <25% bahasa kiasan
bahasa menimbulkan makna SB
ganda Jika dalam modul mengandung ≥25% - <50% bahasa kiasan
B
76
3. Keterkaitan Jika terdapat <25% paragraf yang tidak terdapat hubungan
antarparagraf SB dengan paragraf sebelum dan sesudahnya
2. Kebenaran konsep 4. Kesesuaian konsep Jika terdapat <25% konsep tidak sesuai dengan SK dan KD
dengan materi pokok SB
kimia dalam SK dan Jika terdapat ≥25% - <50% konsep tidak sesuai dengan SK dan
KD B KD
Jika terdapat ≥50% - <75% konsep tidak sesuai dengan SK dan
K KD
Jika terdapat ≥75% konsep tidak sesuai dengan SK dan KD
SK
5. Konsep sesuai dengan Jika terdapat <25% konsep yang tidak sesuai dengan paraahli
SB
para ahli
Jika terdapat ≥25% - <50% konsep yang tidak sesuai dengan
B para ahli
Jika terdapat ≥50% - <75% konsep yang tidak sesuai dengan
K para ahli
SK Jika terdapat ≥75% konsep yang tidak sesuai dengan para ahli
77
3. Format Modul 6. Tujuan, materi dan
evaluasi SB Jika tujuan, materi dan evaluasi jelas
B Jika salah satu dari tujuan, materi, atau evaluasi tidak jelas
78
10. Penyajian daftar Jika terdapat <25% daftar pustaka yang tidak disusun secara
SB alfabetis
Pustaka jelas
Jika terdapat ≥25% - <50% daftar pustaka yang tidak disusun
B secara alfabetis
Jika terdapat ≥50% - <75% daftar pustaka yang tidak disusun
S secara alfabetis
Jika terdapat ≥75% daftar pustaka yang tidak disusun secara
SK alfabetis
4 Sumber belajar 11. Modul memberi Jika terdapat <25% tugas yang tidak dapat dikerjakaan peserta
mandiri kesempatan peserta SB didik tanpa bantuan guru
didik dalam
melaksanakan tugas Jika terdapat ≥25% - <50% tugas yang tidak dapat dikerjakaan
secara mandiri B peserta didik tanpa bantuan guru
79
berbeda Jika modul mudah digunakan pada berbagai tingkat kecerdasan,
B bakat dan kecepatan belajar peserta didik
14. Modul dapat digunakan Jika terdapat <25% isi modul yang tidak dapat dipahami peserta
dimana saja baik di SB didik tanpa bantuan guru
sekolah maupun di luar
sekolah Jika terdapat ≥25% - <50% isi modul yang tidak dapat dipahami
B peserta didik tanpa bantuan guru
Jika terdapat ≥50% - <75% isi modul yang tidak dapat dipahami
K peserta didik tanpa bantuan guru
5 Daya Tarik 15. Sampul modul menarik SB Jika sampul modul menarik dan sesuai dengan isi modul
K Jika sampul modul tidak menarik tetapi sesuai dengan isi modul
80
16. Gambar yang
disajikan SB Jika terdapat <25% gambar yang tidak berwarna
berwarna
B Jika terdapat ≥25% - <50% gambar yang tidak berwarna
Jika bentuk huruf kurang mudah dibaca dan ukuran huruf tidak
K
sesuai dengan ukuran kertas
SK Jika bentuk huruf sulit dibaca dan ukuran huruf tidak sesuai
dengan ukuran kertas
18. Jenis huruf yang SB Jika terdapat <25% kata yang menggunakan jenis huruf berbeda
digunakan
konsisten
B Jika terdapat ≥25% - <50% kata yang menggunakan jenis huruf
berbeda
K Jika terdapat ≥50% - <75% kata yang menggunakan jenis huruf
berbeda
SK Jika terdapat ≥75% kata yang menggunakan jenis huruf berbeda
81
19. Jarak spasi antarhuruf SB Jika semua spasi antarhuruf dan antarparagraf konsisten
dan antarparagraf
konsisten B Jika semua spasi antarhuruf konsisten tetapi sebagian
antarparagraf tidak konsisten
82
Lampiran 9
INSTRUMEN TANGGAPAN SISWA
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON
UNTUK KELAS X SMA YPK OIKUMENE
83
ANGKET TANGGAPAN SISWA
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON
UNTUK KELAS X SMA YPK OIKOUMENE
Nama siswa :
Kelas :
Hari/tanggal :
Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda check (√) dengan ketentuan sebagai berikut:
SS : sangat setuju KS : kurang setuju
S : setuju TS : tidak setuju
2. Komentar atau saran harap ditulis pada lembar yang disediakan
No Pernyataan Kriteria Penilaian
Aspek Kemudahan Pemahaman SS S KS TS
1. Saya mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
hidrokarbon dengan adanya modul berbasis kartun Jepang.
2. Materi hidrokarbon yang disajikan dalam kartun Jepang ini dapat
saya pahami dengan mudah.
3. Setelah membaca modul berbasis kartun Jepang ini saya dapat
menjelaskan apa saja tentang hidrokarbon.
4. Gambar-gambar yang disajikan membuat saya lebih mudah untuk
memahami materi hidrokarbon.
Aspek Kemandirian Belajar
5. Modul berbasis kartun Jepang ini member kesempatan saya untuk
belajar sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
6. Saya tertarik mempelajari materi hidrokarbon dengan menggunakan
modul berbasis kartun Jepang ini.
7. Dengan adanya modul berbasis kartun Jepang ini menambah minat
saya untuk belajar tentang hidrokarbon.
8. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan untuk belajar
dirumah dan dimanapun
Aspek Penyajian Media Belajar
9. Teks atau tulisan dalam modul berbasis kartun Jepang ini terlihat
jelas dan mudah say abaca.
10. Gambar yang disajikan menarik perhatian saya untuk mempelajari
materi
11. Materi dijelaskan dengan bahasa sederhana sehingga saya mudah
memahaminya.
12. Gambar tokoh yang disajikan menarik dan berkarakter.
Aspek Penggunaan Media Belajar
13. Modul berbasis kartun Jepang yang disediakan memudahkan saya
dalam belajar.
14. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan dengan mudah
tanpa bantuan orang lain.
84
15. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan di sekolah
dan diluar sekolah.
16. Modul berbasis kartun Jepang ini menjadi media belajar dan hiburan
bagi saya.
Terima kasih
Manokwari, 2015
Siswa
( )
85
Lampiran 10
1 Adryana Mofu 0 60 30 33
2 Aleda Yesnath 0 60 30 33
Amandus
3 70 55 30 45.5
Yeniar
Aplince E.
4 0 55 35 34
Mandacan
Demianus D
5 70 60 30 47
Muday
Don E
6 70 65 35 51
Natumnea
Fince
7 0 55 35 34
Manggaprow
8 Jeki Ullo 70 55 25 43
Marina
9 0 60 30 33
Maryen
Meilani L. D
10 0 60 35 35.5
Waromi
11 Melkianus Iba 70 30 29
Murni H. Y
12 0 60 35 35.5
Manggaprouw
Madalin
13 0 60 30 33
Makamur
14 Nancy Katoar 0 55 16.5
Olince E
15 0 60 30 33
Mandacan
RATA-RATA 35.7
86
Lampiran 11. Modul
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104