Anda di halaman 1dari 117

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG

PADA MATERI HIDROKARBON

SKRIPSI

Oleh
Rezky Arisal

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG
PADA MATERI HIDROKARBON

Oleh
Rezky Arisal

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Papua

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2016

ii
ABSTRAK

REZKY ARISAL. Pengembangan Modul Berbasis Kartun Jepang


Pada Materi Hidrokarbon. Dibimbing oleh Christiana Niken Larasati, S.Pd.,
M.Pd sebagai Pembimbing I dan Radite Yogaswara, S.Si., M.Si sebagai
Pembimbing II.
Tujuan penelitian ini adalah Mengembangkan modul hidrokarbon berbasis
kartun jepang dan mengetahui kualitas modul hidrokarbon yang sudah
dikembangkan.
Penelitian inidilaksanakan selama 3 bulan terhitung mulai bulan April
sampai Juni 2015 di SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI pada kelas X
Semester genap tahun ajaran 2015. Model pengembangan yang digunakan adalah
model 4-D (Faour D). Model 4-D terdiri dari 4 tahap utama yaitu: (1) Define
(Pendefinisian), (2) Design (Perencanaan), (3) Develop (Pengembangan) dan (4)
Disseminate (Penyebaran). Pada penelitian ini peneliti memodifikasi model
Pengembangan 4-D menjadi model pengembangan 4-D termodifikasi atau 3-D.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data validitas, analisis data
kepraktisan dan analisis data keefektifan.
Berdasarkan hasil penelitian, persentase hasil penilaian oleh validator
menggunakan validitas isi adalah 84% dan validitas konstruk adalah 90,78% dari
hasil tersebut maka modul yang telah dibuat termasuk dalam kategori sangat
valid. Analisis data kepraktisan dilakukan oleh peserta didik dengan tujuan untuk
menguji produk yang dikemangkan praktis atau tidak. Hasil dari analisis
kepraktisan adalah 96,56% yang menyatakan bahwa modul hidrokarbon termasuk
dalam kategori sangat praktis. Pada uji keefektifan ternyata hasil yang didapatkan
kurang efektif.Dari hasil belajar peserta didik tidak mencapai KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥70.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukan bahwa modul
Hidrokarbon sangat layak sebagai media pembelajaran menurut validator serta
tanggapan peserta didik terhadap modul ini sangat baik.Namun, kurang efektif
untuk diterapkan.

Kata Kunci : Modul, Kartun Jepang, Hidrokarbon

iii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN


JEPANG PADA MATERI HIDROKARBON
Nama : Rezky Arisal
NIM : 2011 60 006
Program Studi : Pendidikan Kimia
Program Pendidikan: Strata 1

Disetujui,

Christiana Niken Larasati, S.Pd, M.Pd Radite Yogaswara, S.Si, M.Si


Pembimbing I Pembimbing II

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Pendidikan Dekan Fakultas Keguruan


Kimia dan Ilmu Pendidikan

Christiana Niken Larasati, S.Pd, M.Pd Jan Hendrik Nunaki, S.Pd, M.Si

Tanggal Lulus : 14 Desember 2015

iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Barru pada tanggal 14 Agustus 1992 dengan nama


lengkap Rezky Arisal. Penulis Merupakan anak ketiga dari lima bersaudara,
pasangan dari Abd. Haris Ali (Ayah) dan Napisah (ibu).
Pendidikan formal diawali pada tahun 1999 di SD Inpres 27 Lalabata dan
pada tahun 2005 melanjutkan studi di SMP N 1 Bintuni. Pada tahun 2008 penulis
terdaftar sebagai siswa SMA N 1 Bintuni dan pada tahun 2011 penulis lulus
seleksi di UNIPA melalui jalur SESAMA dan terdaftar sebagai mahasiswa
Universitas Papua Manokwari di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Selama menempuh studi di UNIPA penulis pernah menjabat sebagai
sekretaris Forum Komunikasi Mahasiswa islam, Anggota Bidang pengembangan
organisasi di BEM FMIPA, sekretaris Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI) Komisariat Manokwari, MPO di Himpunan Mahasiswa
Jurusan (HMJ) Kimia, Sekretaris Remaja Masjid Darul Ulum Amban dan MPO
Forum Komunikasi Mahasiswa islam Universitas Papua. Pada tahun 2014 penulis
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Pyefuri Distrik Numfor Timur
dan pada tahun 2015 penulis melakukan PPL di SMA YPK Oikoumene
Manokwari. Tahun 2015 penulis melakukan penelitian di SMA YPK Oikoumene
Manokwari.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmatdan
hidayahNya, sehingga skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Berbasis
Kartun Kimia pada Materi Hidrokarbon” dapat terselesaikan. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW Teladan
bagi umat manusia.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat.
1. Dra. Apriani Sulu Parubak, M.Si, selaku dosen wali yang selalu memberikan
motivasi.
2. Christiana Niken Larasati, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing pertama yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi untuk mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi.
3. Radite Yogaswara, S.Si., M.Si selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan waktu, tenaga, pikiran, dan motivasi untuk mengarahkan penulis
dalam menyusun skripsi.
4. Kedua orangtuaku (Abd. Haris dan Napisah) tercinta, yang selalu mendoakan
penulis dan selalu memberikan dorongan moril dan finansial dengan penuh
keikhlasan.
5. Kepala Sekolah SMA YPK OIKOUMENE Manokwari yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.
6. Manuela Toding, S.Pd selaku guru mata pelajaran kimia di SMA YPK
OIKOUMENE Manokwari yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
penelitian penulis.
7. Teman-teman pendidikan kimia dan kimia angkatan 2011 (Indrawan,
Sumarlan, Fadli, Ida, Suci, Halimah, Uli, Astria, yanti dan Hardiana) yang
berjuang bersama mewujudkan cita-cita dan telah mewarnai perkuliahan
selama ini.
8. Teman-teman Kos Damaskus (Adi, Ilyas, Irul, Ilham, Wirnata) yang telah
memberikan semangat dan motivasi dalam menempuh pendidikn ini.

vi
9. Teman-teman FKMI yang telah memberikan motivasi, semangat dan selalu
mengingatkan penulis dalam hal kebaikan.
10. Teman-teman FKMI yang telah memberikan motivasi, semangat dan selalu
mengingatkan penulis dalam hal kebaikan.
11. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat
penulis ucapkan satu-satu. Terima kasih atas bantuannya.
Akhirnya dengan penuh kesadaran terhadap batas kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut skripsi ini.Semoga
skripsi ini bermaanfaat bagi kita semua.
Manokwari, 9November 2015
Penulis,

Rezky Arisal

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii


ABSTRAK ................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii
I Pendahuluan................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Kerangka berfikir ............................................................................ 4
II Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 5
2.1 Media Pembelajaran........................................................................ 5
2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran ............................................ 5
2.1.2 Kegunaan dan Manfaat Media Pembelajaran ........................ 6
2.2 Bahan Pembelajaran........................................................................ 7
2.3 Penelitian Pengembangan ............................................................... 8
2.3.1 Pengertian Penelitian Pengembangan ..................................... 8
2.3.2 Tahap Penelitian Pengembangan ............................................ 9
2.4 Modul .............................................................................................. 10
2.4.1 Pengertian Modul.................................................................... 10
2.4.2 Jenis-Jenis Modul.................................................................... 13
2.5 Kartun Jepang ................................................................................. 14

viii
2.6 Hidrokarbon .................................................................................... 15
III Metode ..................................................................................................... 22
3.1 Jenis Penelitian................................................................................ 22
3.2 Subjek Penelitian ............................................................................ 22
3.3 Prosedur Pengembangan ................................................................. 22
3.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 24
3.5 Teknik Analisis Data....................................................................... 26
IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 28
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 28
4.1.1 Tahap Pendefinisian .............................................................. 28
4.1.2 Tahap Perencanaan ................................................................ 29
4.1.3 Tahap Pengembangan ........................................................... 36
4.1.3.1 Analisis ValiditasModul Menurut Validator............. 36
4.1.3.2 Uji Coba Modul Hidrokarbon ................................... 40
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 41
4.2.1 Tahap Pendefinisian.............................................................. 41
4.2.2 Tahap perencanaan................................................................ 42
4.2.3 Tahap Pengembangan ........................................................... 43
4.2.3.1 Analisis Kevalidan .................................................... 43
4.2.3.2 Uji Coba Modul ........................................................ 44
V Penutup...................................................................................................... 46
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 46
5.2 Saran ....................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana .................................. 16
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar................................... 26
Tabel 3.2 Kriteria respon peserta didik........................................................ 27
Tabel 4.1Hasil Tanggapan Peserta Didik Kelas X1 Berupa Angket ............. 40
Tabel 4.2Format Modul Hidrokarbon Berbasis Kartun Jepang.................... 42

x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Cover Modul Hidrokarbon........................................................ 29
Gambar 4.2 Kata Pengantar .......................................................................... 30
Gambar 4.3 Daftar Isi ................................................................................... 31
Gambar 4.4 Peta Konsep............................................................................. 31
Gambar 4.5Deskripsi, Petunjuk Penggunaan Modul dan Tujuan Akhir....... 32
Gambar 4.6Pembelajaran, Latihan, Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 3 ..................................................................... 33
Gambar 4.7Tampilan Rangkuman ................................................................ 34
Gambar 4.8Tampilan Lembar Evaluasi ........................................................ 34
Gambar 4.9Tampilan Lembar Kunci Jawaban ............................................. 35
Gambar 4.10 Tampilan Glosarium................................................................ 35
Gambar 4.11 Tampilan Daftar Pustaka......................................................... 36
Gambar 4.12 Tampilan Cover Sebelum Revisi
dan Tampilan Setelah Revisi ..................................................... 37
Gambar 4.13 Tampilan Isi Modul sebelum Revisi
dan Setelah Revisi .................................................................... 38
Gambar 4.14 Tampilan Salah Satu Sub Bab Sebelum Revisi....................... 39

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Silabus ....................................................................................... 50
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1....................................... 51
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2....................................... 60
Lampiran 4 Soal Ujian .................................................................................. 69
Lampiran 5 Rekapan Hasil Penilaian 2 Validator......................................... 71
Lampiran 6 Rekapan Hasil Tanggapan Peserta Didik .................................. 72
Lampiran 7 Perhitungan Hasil Validasi dan Hasil Tanggapan
Peserta Didik .............................................................................. 73
Lampiran 8 Lembar Penilaian Validator....................................................... 74
Lampiran 9 Angket Tanggapan Peserta Didik.............................................. 83
Lampiran 10 Nilai Hasil Belajar Peserta Didik ............................................ 86
Lampiran 11 Modul ...................................................................................... 87

xii
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar (Susilana dan Riyana,
2009).Pembelajaran melibatkan dua pihak yaitu peserta didik sebagai pembelajar
dan guru sebagai fasilitator. Terdapat perbedaan antara peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran, dimana peserta didik yang mengikuti proses
pembelajaranumumnya memiliki kemampuan yang lebih unggul (Widodo dan
Jasmadi, 2008). Pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di sekolah, tetapi juga
dapat dilaksanakan di luar sekolah.
Belajar merupakan suatu proses perubahan dari dalam diri seseorang
disamping sebagai salah satu kebutuhan yang wajib dipenuhi oleh setiap manusia
yang hidup di bumi. Aktivitas belajar dari peserta didik sangat bervariasi,
misalnya, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengamati guru dalam
mendemonstrasikan, melakukan latihan, membaca, menulis, menggambar,
mengerjakan soal, mengkaji bahan cetak, dan sebagainya.Untuk mewujudkan hal
ini, maka dibutuhkan sarana penunjang yang salah satunya adalah dengan
pemanfaatan fasilitas belajar.
Buku pelajaran merupakan salah satu fasilitas belajar yang penting dalam
menyelenggarakan pendidikan nasional. Sitepu dalam Simatupang, dkk (2005)
menuliskan bahwa buku pelajaran yang baik mengandung bahan ajar yang
disusun secara tepat dan benar ditinjau dari disiplin ilmu, metode belajar dan
pembelajaran, bahasa, ilustrasi dan grafikanya dapat memberikankontribusi yang
cukup berarti pada daerahnya.
Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang berisikan
materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang
didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensinya (Widodo dan
Jasmadi, 2008). Bahan ajar yang baik tentu saja harus mampu memotivasi peserta
didik untuk belajar. Inovasi yang dilakukan pada bahan ajar dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi peserta didik dengan adanya ilustrasi gambar, contoh soal dan
pengembangannya. Salah satu penyebab berkurangnya minat baca para peserta
didik saat ini terhadap buku pelajaran khususnya buku pelajaran kimia adalah
kurangnya inovasi pada materi bahan ajar.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA YPK OIKIMUNE,
didapatkan informasi bahwa variasi media pembelajaran yang digunakan masih
konvensional misalnya menggunakan media cetak seperti buku paket maupun
lembar kerja siswa(LKS). Penggunaan LKS dalam menunjang proses
pembelajaran sangat terbatas. Karena, tidak ada motivasi peserta didik untuk
memiliki LKS,sehingga hal ini dapat mengurangi minat belajar peserta didik.Hasil
penelitian zamhari (2009) menyimpulkan bahwa kualitas buku kartun kimia
berdasarkan hasil penilaian reviewer dapat digunakan sebagai sumber penunjang
belajar.
Melihat realita tersebut, peneliti mencoba mengembangkan suatu bahan ajar
yang dapat meningkatkan semangat belajar dan minat baca peserta didik.Bahan
ajar yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa modul.Menurut Prastowo
(2015) modul merupakan sebuah bahan ajar/paket belajar mandiri yang disusun
secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai
tingkat pengetahuan dan usia mereka, sehingga diharapkan dapat membantu para
peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama dari pembelajaran dengan
menggunakan modul adalah agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa
atau minimal dengan bimbingan pendidik dan mampu mengukur sendiri tingkat
penguasaan materi yang telah dipelajari (Prastowo, 2015).
Modul yang akan dikembangkan adalah modul yang berbasis kartun jepang.
Kartun jepang merupakan suatu media hiburan yang banyak digemari oleh
berbagai kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, karena sangat menarik
untuk disimak dan dipelajari. Kartun jepang bukanlah sesuatu yang asing dalam
kehidupan sehari-hari, terutama bagi para pelajar yang sudah terbiasa
menyaksikannya di televisi.Inilah yang menjadikan kartun jepang dapat
digunakan sebagai media alternatif dalam belajar karena dekat dengan kehidupan
sehari-hari, yang identik dengan humor, tidak membosankan dan memiliki nilai
edukasi yang tinggi.

2
Dalam modul tersebut akan disisipkan karakter-karekter kartun jepang yang
sering disaksikan di televisi sehingga dapat menarik minat baca para peserta didik.
Dalam pengembangan modul tersebut peneliti menggunakan materi hidrokarbon
kelas X. Materi hidrokarbon yang akan dikaji berupa kekhasan atom karbon,
alkena, alkana, alkuna, dan isomer yang merupakan materi hafalan. Sehingga
peserta didik kesulitan dan kurang berminat mempelajari materi tersebut.
Sehingga, perlu adanya pengembangan suatu modul untuk membantu para peserta
didik dalam proses pembelajaran di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, masalah yang diteliti dalam penelitian ini
adalah:
a. Bagaimana mengembangkan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang?
b. Bagaimana mengetahui kualitas modul yang sudah di kembangkan?

1.3 Tujuan Penelitian


a. Mengembangkan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang.
b. Mengetahui kualitas modul hidrokarbon yang sudah dikembangkan.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepada metode pembelajaran kimia. Khususnya kepada pengembangan modul
hidrokarbon untuk meningkatakan minat belajar peserta didik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat dari pengembangan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang
untuk kelas X adalah sebagai berikut :
a. Bagi peserta didik
1. Peserta didik dapat mempelajari materi dengan mandiri secara berulang-
ulang.
2. Menjadi sumber belajar alternatif bagi peserta didik dalam pembelajaran
kimia SMA/MA.
3. Dapat meningkatkan minat peserta didik untuk belajar kimia.

3
b. Bagi Guru
1. Guru dapat menggunakan modul ini sebagai referensi dalam proses
pembelajaran kimia.
2. Guru terbuka kesempatan membuat modul-modul yang lain dengan
materi yang berbeda.
3. Guru dapat mengembangkan modul sebagai media pembelajaran.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengalaman bagi
peneliti dalam tahap pembinaan diri sebagai peserta didik.
d. Bagi peneliti lainnya
Penelitian ini dapat diigunakan sebagai bahan acuan pertimbangan dan
pengembangan penelitian ilmu yang sejenis.

4
II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Media Pembelajaran


2.1.1 Pengertian media pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘pengantar’. Media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima
pesan tersebut. Media pembelajaran merupakan media yang membawa pesan-
pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran (Arsyad, 2011). Menurut (Widodo dan Jasmadi, 2008)Media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah
pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran.
Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur
peralatan atau perangkat keras (hardware)dan unsur pesan yang dibawanya
(massage/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar
itu sendiri yang akan disampaikan kepada peserta didik, sedangkan perangkat
keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan
pesan/bahan ajar tersebut.
Media pembelajaran sangat membantu dalam proses pembelajaran. Hal ini
dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan Khikmah (2013), bahwa media
pembelajaran CD interaktif sangat layak dan efektif untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Begitupun dengan penelitan yang dilakukan oleh Sunroiwati
(2013) menyimpulkan bahwa, pengembangan media pembelajaran berupa komik
sangat layak digunakan sebagai media belajar.
Melihat hasil dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran layak digunakan dan efektif untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Maka dari itu, perlu dikembangkan suatu media pembelajaran yang
dapat menarik minat peserta didik dalam mempelajari suatu pelajaran.
2.1.2 Kegunaan dan manfaat media pembelajaran
Menurut (Susilana dan Riyana, 2009) secara umum media pembelajaran
mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi sama .
Selain dari kegunaan sebagaimana telah diuraikan diatas, media
pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut:
1. Membuat konkrit konsep-konsep abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan
masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada peserta
didik bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media
pembelajaran. Misalnya untuk menjelaskan tentang system peredaran darah
manusia, arus listrik, berhembusnya angin, dsb. Bisa menggunakan media
gambar atau bagan sederhana.
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam
lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar
atau televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan
menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat udara, pasar,
candi, dsb. Atau menampilkan objek-objek yang terlalu kecil seperti bakteri,
virus, nyamuk, atau hewan/benda kecil lainnya.
4. Memperhatikan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan
teknik gerakan lambat dalam media film bisa memperlihatkan tentang lintasan
peluru, melesatnya anaka panah, atau memperlihatkan suatu ledakan.
Demikian juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat (Susilana dan Riyana
2009).

6
2.2 Bahan Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar bersifat
sistematis artinya disusun secara urut sehingga memudahkan peserta didik belajar.
Di samping itu bahan ajar juga bersifat unik dan spesifik. Unik maksudnya bahan
ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran
tertentu, dan spesifik artinya isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya
untuk mencapai kompetensi tertentu dari sasaran tertentu (Sungkono, 2009).
Penyusunan bahan ajar dapat berupa buku yang dapat dilengkapi dengan
bahan-bahan multimedia. Bahan ajar yang berbentuk buku biasanya dapat berupa
sebuah modul ajar atau buku ajar. Bahan ajar yang dikembangkan berbeda dengan
buku teks. Bahan ajar secara khusus disusun secara sistematis dalam rangka
peningkatan kualitas dan kuantitas belajar-mengajar sesuai dengan tujuan
instruksional yang diinginkan. Bahan ajar diberikan khusus kepada peserta didik
yang sedang mengikuti proses instruksional atau biasa disebut dengan learned
oriented. Bahan ajar bersifat mandiri, sehingga dapat dipelajari sendiri oleh
peserta didik, jadi harus disusun secara sistematis dan lengkap.
Beberapa bahan pembelajaran yang telah dikembangkan sebagian besar
peserta didik memahami materi pada bahan ajar tersebut. Contohnya,
pengembangan buku ajar berbasis kontekstual (Suharyadi, dkk, 2013) dan
penelitian yang dilakukan oleh Cristiyanti (2012) yaitu penyusunan bahan ajar
berbasis macromedia flash 8. Hasil dari penelitian tersebut berdasarkan penilaian
validator adalah sangat baik sehingga layak digunakan sebagai bahan ajar.Pada
penelitian ini peneliti mencoba mengembangkan suatu bahan pembelajaran yaitu
modul pembelajaran dengan materi Hidrokarbon.

7
2.3 Penelitian Pengembangan
2.3.1Pengertian Penelitian Pengembangan
Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau yang dikenal
dengan istilah Research and Development (R & D), merupakan hal yang baru.
Penelitian dan Pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk
pendidikan (Sanjaya,2013).
Menurut Borg dalam Sanjaya (2013) dewasa ini penggunan research dan
development (R & D) merupakan model penelitian yang banyak digunakan untuk
pengembangan pendidikan.Research dan development (R & D) sendiri
menurutnya berkembang dalam penelitian yang dilakukan oleh industri untuk
menemukan suatu produk yang dianggap cocok dengn kebutuhan masyarakat.
Menurut Sanjaya (2013), produk-produk sebagai hasil research dan
development (R & D) dalam pendidikan di antaranya:
a. Berbagai macam media pembelajaran dalam berbagai bidang studi baik media
cetak seperti buku dan bahan ajar tercetak lainnya, maupun media noncetak
seperti pembelajaran melalui audio, video dan audiovisual, termasuk media
CD.
b. Berbagai macam strategi pembelajaran dalam berbagai bidang studi bersama
langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk perbaikan prosesdan hasil
belajar.
c. Paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara
mandiri, seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram.
d. Desain system pembelajaran yng sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
kurikulum.
e. Berbagi jenis metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
dan isi atau materi pembelajaran.
f. Sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
ataupun sesuai dengan tuntutan kurikulum.
g. Sistem evalusi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil untuk pengambilan
keputusan yang berhubungan dengan penentuan kualitas pembelajaran atau
pencapaian target kurikulum.

8
h. Prosedur penggunaan fasilitas-fasilitas pendidikan seperti laboratorium,
microteaching termasuk prosedur penyelanggaran praktik mengajar, dan lain
sebagainya.
2.3.2 Tahap Penelitian Pengembangan
Research and development (R & D) dilaksanakan melalui beberapa tahap.
Setiap tahap merupakan proses kegiatan yang memiliki target yang ingin
dihasilkan. Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974).
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop,
dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
a. Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-
syarat pembelajaran. Tahap define ini mencakup lima langkah pokok, yaitu
analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis),
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis)dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
b. Tahap II: Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.
Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar
tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang
sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan
format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan
menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan
awal (initial design) sesuai format yang dipilih
c. Tahap III: Develop (Pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni: (1) penilaian
ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba
pengembangan (developmental testing).

9
Tujuan tahap pengembangan ini adalah untuk menghasilkan bentuk akhir
perangkat pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan masukan para pakar
ahli/praktisi dan data hasil ujicoba.
d. Tahap IV: Disseminate (Penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap
diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa
diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan
distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk
yang tepat.
Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat
juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi
pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan
tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk
menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para
pengguna produk.

2.4 Modul
2.4.1 Pengertian Modul
Modul merupakansebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan
usia mereka, agar dapat belajar sendiri dengan bantuan atau bimbingan yang
minimal dari pendidik (Prastowo, 2014). Menurut Dharma (2008) Modul
merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga media untuk belajar mandiri
karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.Artinya,
pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara
langsung.
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat
karakteristik sebagai berikut(Dharma, 2008).

1. Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar
mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk
memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;

10
a. Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
b. Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik
sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
c. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran
materi pembelajaran;
d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung-
kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa-
annya;
e. Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g. Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h. Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan peng-
gunaan diklat melakukan ‘self assessment’;
i. Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau
mengevaluasi tingkat penguasaan materi;
j. Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui
tingkat penguasaan materi; dan
k. Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung
materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar
mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke
dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati
dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3. Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak
tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan
atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan

11
bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media
tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4. Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel
digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan
teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”.
Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan
sampai dengan kurun waktu tertentu.
5. User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap
instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan
merupakan salah satu bentuk user friendly.
Pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur yang dilakukan
secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan system pembelajaran
modul.Dalam mengembangkan modul diperlukan prosedur tertentu yang sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas, dan
memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan pembelajaran (Parmin,
2012).
Modul yang dikembangkan oleh Muis (2010) menggunakan model
pengembangan prosedural berwawasan integrasi islam berdasarkan penilaian dari
reviewer adalah modul kimia tersebut layak dan dapat digunakan. Kemudian hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ratna (2014) menyimpulkan bahwa modul
pembelajaran kimia berbasis blog yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria
baik digunakan dalam pembelajaran kimia. Hal ini sesuai dengan penilaian dari
ahli media pembelajaran, ahli materi, danreviewer.Begitupun dengan Jofrishal,
dkk (2013) menyimpulkan bahwa modul terintegrasi konsep kimia dari hasil
penilaian pakar termasuk dalam kriteria baik dan hasil uji efektifitas dilihat dari
hasil ujian peserta didik sangat baik.

12
Dari berbagai hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
modul dapat digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Melihat hal tersebut, peneliti mencoba mengembangkan
suatu modul yang dapat membantu proses pembelajaran peserta didik.

2.4.2 Jenis-Jenis Modul


Menurut Prastowo (2015) ada dua jenis modul yaitu sebagai berikut.
a. Menurut Penggunaannya
Dilihat dari penggunaannya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul
untuk peserta didik dan modul untuk pendidik.Modul untuk peserta didik berisi
kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan modul untuk
pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir
modul.
b. Menurut tujuan penguyusunnya
Jenis modul lain dikemukakan oleh vembriarto. Ia mengatakan bahwa
menurut tujuan penyusunnya, modul dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
modul inti (modul dasar) dan modul pengayaan.
1. Modul Inti
Modul inti adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar, yang merupakan
tuntutan dari pendidikan dasar umum yang diperlukan oleh seluruh warga
Negara Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan hasil penyusunan dari
unit-unit program yang disusun menurut tingkat dan bidang studi (mata
pelajaran).
2. Modul Pengayaan
Modul pengayaan adalah hasil dari penyusunan unit-unit program pengayaan
yang berasal dari program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi
horizontal) dan memperdalam (dimensi vertikal) program pendidikan dasar
yang bersifat umum tersebut.Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha
untuk mengakomodasi peserta didik yang telah menyelasaikan dengan baik
program pendidikan dasarnya mendahului teman-temannya.

13
2.5 Kartun Jepang
Manga adalah istilah yang digunakan untuk menyebut komik Jepang.Kata
“manga” digunakan pertama kali oleh seorang seniman bernama Hokusai dan
berasal dari dua huruf Cina yang artinya kira-kira gambar manusia untuk
menceritakan sesuatu.
Pada akhir abad 18, manga mulai muncul untuk pertama kalinya. Buku
komik yang pertama muncul adalah kibyoushi yang berisikan cerita dengan
gambar beserta narasi dan dialog di sebelah/mengelilinginya. Tema yang diangkat
pun bermacam-macam.Pada akhir abad 19, Jepang secara cepat menyerap budaya,
pengetahuan dan teknologi Barat, sehingga kibyoushi tergeser keberadaannya.
Anime adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan film animasi atau
kartun Jepang.Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan
bahasa Jepang menjadi animeshon.Kata tersebut kemudian disingkat menjadi
anime.Meskipun pada dasarnya anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi
Jepang, tetapi kebanyakan orang menggunakan kata tersebut untuk membedakan
antara film animasi buatan Jepang dan non-Jepang.
Kartun jepang merupakan sesuatu yang banyak digemari oleh berbagai
kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, biasa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan mempunyai nilai menghibur yang tinggi.Kartun jepang bukanlah
sesuatu yang asing dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi para pelajar yang
sudah terbiasa menyaksikan di televisi.Inilah yang menjadikan kartun jepang
dapat digunakan sebagai media alterntif dalam belajar karena dekat dengan
kehidupan sehari-hari, identik dengan humor dan merupakan sesuatu yang tidak
membuat tegang.
Dari hasil penelitian tersebut, peneliti mencoba mengembangkan atau
memodifikasi suatu modul yang berbasis kartun jepang yang sebelumnya belum
pernah dikembangkan. Hal ini di lakukan untuk meningkatkan daya tarik peserta
didik dalam mempelajari modul tersebut.

14
2.6 Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan salah satu bagian dari senyawa karbon.Senyawa
hidrokarbon adalah senyawa yang hanya disusun dari atom karbon (C) dan atom
Hidrogen (H). Isi materi hidrokarbon terdiri dari kekhasan atom karbon, alkana,
alkena, dan alkuna.

A. Kekhasan Atom Karbon


Senyawa karbon adalah senyawa yang molekulnya mengandung atom
karbon. Dalam molekul karbon terjadi ikatan antara atom karbon sehingga terjadi
rantai karbon.
Beberapa sifat khas atom karbon tersebut antara lain:
1. Atom karbon mempunyai nomor atom 6, dengan empat electron valensi.
Keempat electron valensi itu dapat membentuk pasangan electron bersama
dengan atom lain membentuk ikatan kovalen.
2. Atom karbon dengan keempat tangan ikatan itu dapat membentuk rantai atom
karbon dengan berbagai bentuk dan kemungkinan. Setiap kemungkinan
menghasilkan satu jenis senyawa. Semakin banyak kemungkinan
menyebabkan semakin banyak jenis senyawa yang bisa dibentuk oleh atom
karbon.
3. Posisi atom karbon di dalam rantai karbon
Atom karbon dengan empat elektron valensi dapat membentuk ikatan
antaratom karbon berupa ikatan tunggal, ikatan rangkap dua, atau ikatan
rangkap tiga. Hal itulah yang menyebabkan mengapa jumlah senyawa karbon
menjadi sangat banyak.Selain itu, atom karbon dapat pula membentuk rantai
melingkar (siklik). Perhatikan beberapa contoh senyawa berikut.

15
H H H H H
H c H H C C H C C H C C H
H H H H H
Metana Etana Etena etuna

H H H
HH H
H C C
C
H H
H H H

Siklopropana Benzena

Gambar 2.1 berbagai macam bentuk ikatan dan bentuk rantai karbon dalam
senyawa karbon.

4. Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner


Berdasarkan jumlah atom karbon dengan empat ikatan kovalen tunggal
dibedakan atas atom karbon primer (1o), sekunder (2o), tersier (3o), dan
kuarterner (4o).Atom karbon primer adalah atom karbon yang terikat langsung
pada 1 atom karbon lainnya, karbon sekunder terikat langsung pada 2 atom
karbon lainnya, dan seterusnya.Perhatikan contoh berikut ini.
Contoh:

1o CH
o o 3
1 o o
2 3 2 4o 1o
H3C CH2 CH CH2 C CH3
2o CH 1o CH3
2
1o CH3

Jumlah atom karbon


Primer = 5, sekunder = 3, tersier = 1, kuarterner = 1
B. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang terdiri atas ikatan tunggal saja biasa disebut
dengan parafin.Rumus umum alkana adalah CnH2n+2. Penggantian atom H oleh
atom C yang lain akan menghasilkan suatu deret homolog. Beberapa anggota
deret homolog alkana ditunjukan dalam tabel 2.1.

16
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana
N Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H16 Heksana
7 C7H18 Heptana
8 C8H20 Okatan
9 C9H22 Nonana
10 C10H24 Dekana
11 C11H26 Undekana
12 C12H28 Dodekana

Oleh karena jumlah senyawa karbon yang sangat banyak, penamaan


senyawa karbon perlu sistem tertentu, dan hal ini telah diatur oleh komisi tata
nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry). Nama yang diturunkan ini disebut nama sistematis atau nama
IUPAC. Berikut ini akan dibahas mengenai tata nama alkana sebagai berikut:
1) Nama IUPAC alkana bercabang terdiri dari dua bagian.
a. Bagian pertama, yaitu nama cabang (cabang-cabang)
b. Bagian kedua, yaitu nama rantai induk (rantai karbon terpanjang dalam
molekul)
2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul.
3) Cabang diberi nama alkil, yaitu sama dengan nama alkana yang sesuai tetapi
akhiran ana diganti il, misalnya metana menjadi metil dan etana menjadi
metil.
4) Posisi cabang (cabang-cabang) ditunjukan dengan awalan angka. Untuk itu,
rantai induk diberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung
sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.

17
5) Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja
dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 =
tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
6) Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis
sesuai dengan urutan abjad, misalnya etil harus ditulis lebih dahulu daripada
metil.
Untuk lebih memahami aturan-aturan diatas, perhatikan beberapa contoh
berikut:
Contoh:
H 3C CH CH2 CH2 CH3
H3C CH2 CH2 CH CH3 H3C C CH3
CH3 CH3

2-metilpentana 2,2,3 – trimetilheksana


Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
1) Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar.
2) Pelarut.
3) Sumber hidrogen
4) Pelumas
5) Bahan baku untuk senyawa organik
6) Bahan baku industri

C. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan
rangkap dua. Rumus umum alkena adalah CnH2n. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –ena.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H 3C CH CH2 CH CH CH3 H 3C CH 2 C CH 2 CH CH 3
CH3 CH 2 CH 3

5-metil-2-heksena 2-etil-4-metil-1-pentana
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis,
yaitu denga proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya

18
suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya
untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.

D. Alkuna
Alkuna merupakan mengandung ikatan rangkap tiga.Senyawa hidrokarbon
takjenuh yang Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –una.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H3C C C CH CH3
C2H5

4-metil-2-heksuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2).
Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana
melalui pembakaran tak sempurna.Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat
dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air.

E. Keisomeran
Isomer adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul atau jumlah atom
C sama, tetapi berbeda rumus strukturnya.
1. Keisomeran alkana
Keisomeran pada alkana tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom-atom
saling berikatan. Keisomeran dapat terjadikarena perbedaan kerangka (rantai
induk) atau perbedaan posisi cabang-cabangnya. Dalam deret alkana,
keisomeran mulai terdapat pada suku keempat yaitu butana.
Contoh:
Butana mempunyai 2 isomer
H H H
H 3C C C CH3H3C C CH3
H H CH3

Butana 2 metil propane

19
2. Keisomeran alkena
Senyawa alkena dapat mempunyai isomer posisi dan isomer geometri. Isomer
posisi yaitu senyawa yang memiliki rumus molekul sama, tetapi posisi ikatan
rangkap berbeda. Untuk senyawa etena dan propena tidak mempunyai isomer
posisi. Isomer geometri/isomer ruang, yaitu senyawa alkena dengan rumus
molekul sama dan posisi ikatan rangkap sama, tetapi mempunyai struktur
ruang yang berbeda.
Contoh isomer posisi:
Butena (C4H8), mempunyai isomer posisi 3 buah, yaitu:
H 2C CH CH 2 CH 3 : 1-butena
H 3C CH CH CH 3 : 2-butena
H3C CH CH3
CH3 : 2-metil propena
Contoh isomer geometri:
2 butena (C4H8)
H C H
H 3C CH3 3
C C C C
H H H CH3

Cis 2-butena trans 2-butena


Dikatkan Cis 2-butena karena metana yang mengikat C berada pada posisi
yang sejajar, sedangkan Trans 2-butena karena atom C yang mengikat
C=C berada pada posisi yang bersebrangan.
3. Keisomeran alkuna
Isomer alkuna sama seperti isomer pada alkena, kecuali isomer cis dan trans
tidak terdapat pada senaywa alkuna.
Contoh:
Butuna memiliki 2 isomer
HC C CH 2 CH 3 H 3C C C CH 3

1-butuna 2-butuna

20
F. Reaksi Sederhana pada Senyawa Hidrokarbon
1. Reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi disebut reaksi pembakaran.Reksi pembakaran alkana
menghasilkan CO2 dan H2O.
Misalnya: Propana/C3H8
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
2. Reaksi subtitusi/reaksi pergantian
Atom H pada alkana diganti oleh atom lain atau gugus lain.
Misalnya: klorinasi alkana
R – x + R’ – y  R – y + R’ – y
H H
H C H + Cl2 H C Cl + HCl
H H

3. Reaksi adisi/penjenuhan ikatan rangkap


Reaksi adisi terjadi dari ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh menjadi ikatan
jenuh.
Misalnya: - adisi hidrogen pada etena menghasilkan etana

H2C CH2 + H2 H3C CH3

Dari reaksi diatas ketika etana ditambahkan dengan Hidrogen, etana mengikat
H sehingga ikat rangkapnya berubah menjadi rangkap satu atau ikatan jenuh.

4. Reaksi eliminasi
Pada reaksi ini terjadi perubahan senyawa yang berikatan tunggal/jenuh
menjadi senyawa yang berikatan rangkap atau tidak jenuh dengan melepaskan
molekul kecil.
Misalnya:
Reaksi pelepasan hidrogen

H3C CH2 CH3 H3C CH CH2 + H2

Reaksi diatas merupakan kebalikan dari reaksi adisi.Pada reaksi ini propana
melepaskan Hidrogen sehingga menghasilkan suatu etena dan Hidrogen.

21
III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Penelitian ini selama 3 bulan terhitung mulai bulan April sampai Juni 2015
di SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI pada kelas X Semester genap tahun
ajaran 2015.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini terdiri dari :
a. Ahli/validator
Ahli atau validator dalam penelitian ini Dosen dan Guru kimia.Kriteria dosen
adalah minimal lulusan S1 dan selain dosen pembimbing dan telah
berpengalaman.Kriteria untuk guru minimal telah menempuh pendidikan S1 dan
guru kimia.
b. Peserta didik SMA YPK OIKUMENE Manokwari
Subjek uji coba modul ini adalah peserta didik SMA YPK OIKUMENE
Manokwari kelas X.

3.3 Prosedur Pengembangan


Pada tahap ini, pengembang menggunakan Model pengembangan 4-D (Four
D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran.Model ini
dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel.
Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define
(Pendefinisian), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan
Disseminate (Penyebaran). Pada penelitian ini peneliti memodifikasi model
pengembangan 4D menjadi model pengembangan 4D termodifikasi atau 3D
(Rindi dan Rudiyana 2014).
Adapun tahap-tahap pengembangannya diuraikan sebagai berikut :
a. Define (Pendefinisian)
Pada tahap ini, langkah awal yang dilakukan adalah analisis awal. Pada
analisis awal yang dilakukan adalah melakukan observasi disekolah terkait
kurikulum yang digunakan serta perangkat lain. Selanjutnya, peneliti menganalisis
media atau fasilitas belajar yang digunakan serta kemampuan kognitif peserta
didik. Setelah melakukan analisis awal dan peserta didik, langkah selanjutnya
adalah menganilis materi yang akan digunakan. Pada langkah ini, peneliti
memilah dan mencari materi yang sesuai dengan silabus kimia di sekolah tersebut.
Dari hasil analisis tersebut maka peneliti dapat merumuskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
b. Design (Perencanaan)
Dari hasil tahap pendefinisian, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah tahap
perencanaan.Pada tahap perencanaan langkah awal yang dilakukan adalah
pemilihan media.Langkah ini peneliti mencari media yang tepat berupa modul
yang pernah digunakan.Dari beberapa modul yang terkumpul dipilih beberapa
untuk dijadikan referensi dan diamati bagaimana cara penyampaian materi,
evaluasi, tampilan dan bentuk interaktif dari modul-modul tersebut. Kemudian
dikembangkan dan dimodifikasi rancangan bentuknya serta disesuaikan dengan
kebutuhan modul pembelajaran kimia.Setelah langkah pemilihan modul, langkah
selanjutnya adalah pemilihan format.Format modul yang digunakan meliputi
sampul, kata pengantar, petunjuk penggunaan, daftar isi, isi materi, tugas mandiri,
rangkuman, daftar pustaka.
Setelah merancang isi modul langkah selanjutnya adalah menyusun menjadi
desain awalmodul. Desain awal ini disebut draft 1.
c. Develop (Pengembangan)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang
sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (1) validasi
perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi (2) uji coba terbatas dengan
peserta didik yang sesungguhnya.
1. Validasi perangkat oleh para ahli diikuti dengan revisi
Draft 1 yang telah dibuat akan di validasi oleh para ahli. Saran-saran dari
para ahli akan dijadikan bahan untuk merevisi draft 1. Hasil dari revisi tersebut
akan mengahasilkan draft 2.
Modul yang telah direvisi dan divalidasi oleh validator disebut draft 2.
Apabila draft layak dipakai maka akan dilakukan tahap selanjutnya, jika tidak
layak maka perlu dilakukan revisi.

23
2. Uji coba di lapangan
Draft 2 yang dihasilkan selanjutnya akan di uji cobakan di kelas yang
menjadi subjek penelitian. Hasil uji coba ini yang akan digunakan untuk
mengetahui tanggapan dari subjek uji mengenai perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan.
Tahap Pengembangan model 4-D hanya sampai pada tahap
pengembangan.Untuk tahap penyebaran tidak dilakukan karena peneliti
terkendala oleh waktu, sehingga hanya sampai pada tahap pengembangan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,lembar
validasi dan lembar angket peserta didik. Yang diperoleh dari observasi langsung,
validator dan angket peserta didik. Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini
berupa data tentang (Yuniatul, 2013):
a. Aspek penggunaan bahasa
Indikator yang dinilai pada aspek penggunaan bahasa meliputi:
1. Kalimat tidak menimbulkan makna ganda
2. Bahasa yang digunakan komunikatif
3. Keterkaitan antarparagraf
b. Aspek kebenaran konsep kimia
Indikator yang dinilai pada aspek kebenaran konsep kimia meliputi:
1. Kesesuaian konsep dengan materi pokok kimia dalam SK dan SD
2. Konsep sesuai dengan para ahli
c. Aspek format modul
Indikator yang dinilai pada aspek format modul meliputi:
1. Terdapat tujuan materi, rangkuman, dan evaluasi pembelajaran
2. Terdapat peta konsep yang jelas
3. Terdapat soal latihan untuk mengukur penguasaan materi peserta duduk
4. Penyajian glosarium jelas
5. Penyajian daftar pustaka jelas
d. Aspek sumber belajar mandiri
Indikator yang dinilai pada aspek sumber belajar mandiri meliputi:
1. Evaluasi membantu peserta didik dalam memahami materi

24
2. Modul memberi kesempatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
secara mandiri
3. Modul dapat dipakai oleh peserta didik dengan kemampuan yang berbeda
4. Modul dapat digunakan dimana saja baik disekolah maupun diluar
e. Aspek daya tarik
Indikator yang dinilai pada aspek daya tarik meliputi:
1. Sampul modul menarik
2. Gambar yang disajikan berwarna
f. Aspek penulisan
Indikator yang dinilai pada aspek penulisan meliputi:
1. Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca
2. Jenis huruf yang digunakan konsisten
3. Jarak spasi antarhuruf yang digunakan konsisten
Skala pengukuran pada angket validasi produk pengembangan
menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang. Variabel penelitian yang diukur dengan skala Likert
dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolak
penyusun item-item instrumen, bisa berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.Untuk keperluan analisis
kuantitatif maka jawaban diberi skor (Sugiyono, 2010). Kriteria dari masing-
masing skala penilaian sebagai berikut:
a. Angka 4 berarti: sangat tepat/sangat menarik/sangat layak/sangat sesuai
b. Angka 3 berarti: tepat/menarik/layak/sesuai
c. Angka 2 berarti: kurang tepat/kurang menarik/kurang layak/kurang sesuai
d. Angka 1 berarti: tidak tepat/tidak menarik/tidak layak/tidak sesuai

25
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang akan dilakukan terdiri dari analisis lembar validasi dan
analisis angket peserta didik.
a. Analisis data validitas
Data hasil validasi dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase.
Teknik analisis persentase dinyatakan dengan rumus:
Validitas isi :
= (Gregory, 2007)

Keterangan:
D = Validator 1 dan 2 mengatakan relevan
A = Validator 1 dan 2 mengatakan tidak relevan
B = Validator 1 megatakan tidak relevan dan validator 2 relevan
C = Validator 1 megatakan relevan dan validator 2 tidak relevan
Validitas Konstruk :
= 100% (Purwanto dalam Yuniatul, 2013)

Keterangan:
NP = nilai persentase
= jumlah skor yang diperoleh
= skor maksimal
Setelah dianalisis, maka tingkat kelayakan dari setiap komponen ditetapkan
berdasarkan kriteria persentase kelayakan modul yang tercantum pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Persentase Kelayakan Bahan Ajar
Persentase Kriteria
81 – 100 Sangat valid
62 – 81 valid
43 – 62 cukup valid
33 – 43 Sangat tidak layak
≥ 33 Tidak valid
(Sumber :(Purwanto dalam Yuniatul, 2013))
b. Analisis data kepraktisan
Analisis data kepraktisan dilakukan oleh praktisi dalam hal ini peserta didik
kelas X, dengan tujuan untuk menguji apakah produk pengembangan sudah
praktis dan mudah dalam pemakaiannya atau belum. Teknik analisis yang

26
digunakan oleh penulis adalah menggunakan skala likert termodifikasi dengan
skor 1 sampai 4.

= 100% (Yuniatul, 2013)

Adapun kriteria analisis angket responden adalah sebagai berikut (Arikunto,


2009):
Tabel 3.2 kriteria respon peserta didik
Persentase Kriteria respon
Peserta didik
80 – 100 Sangat praktis
66 – 79 Praktis
55 – 65 Cukup praktis
40 – 45 Kurang praktis
30 – 39 Tidak praktis

c. Analisis data keefektifan


Data untuk analisis kefektifan modul, dilihat dari hasil tes peserta didik.Uji
keefektifan ini bertujuan untuk menguji apakah produk pengembangan sudah
efektif.Untuk mengukur keefektifan produk pengembangan, dilihat dari hasil tes
beberapa peserta didik yang diberi modul.Jika hasil tes peserta didik diatas KKM
yang telah ditetapkan oleh sekolah maka modul yang digunakan efektif.

27
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Research andDevelopment (R&D) atau


biasa disebut juga dengan penelitian pengembangan.Produk yang dihasilkan
adalah modulberbasis kartun jepang dengan materi hidrokarbon.Desain penelitian
menggunakan Model pengembangan 4-D (Four D).Model ini dikembangkan oleh
S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan
4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (pendefinisian), (2) Design
(Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Pada
penelitian ini peneliti memodifikasi model pengembangan 4D menjadi model
pengembangan 4D termodifikasi atau 3D.

4.1.1 Tahap Define (Pendefinisian)


Pada tahap define terdiri dari analisis awal, analisis media yang digunakan
dan analisis materi. Pada analisis awal yang dilakukan adalah melakukan
observasi terkait kurikulum yang digunakan disekolah tersebut.Hasil obeservasi
yang dilakukan di SMA YPK Oikoumene adalah kurikulum yang digunakan
adalah kurikulum KTSP. Tetapi, sebelumnya telah pernah diterapkan kurikulum
2013. Pada kurikulum KTSP guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyusun
perangkat pembelajaran.
Pada analisis media, peneliti melakukan observasi langsung dan
mewawancarai guru kimia terkait media yang digunakan pada proses
pembelajaran. Hasil observasi dan wawancara tersebut adalah media yang
digunakan pada proses pembelajaran berupa buku cetak, LKS, dan Power Point.
Namun ketersediaan LKS dan buku cetak masih kurang serta penggunaan media
pembelajaran seperti modul belum digunakan, sehingga perlu adanya
pengembangan media pembelajaran berupa modul.
Analisis materi bertujuan untuk menetukan materi yang digunakan dalam
pembuatan media pembelajaran. Dari hasil analisis tersebut didapatkan bahwa
materi yang tepat yang digunakan dalam membuat modul adalah materi
Hidrokarbon.
4.1.2 Tahap Design (Perencanaan)
Dari hasil tahap pendefinisian, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah
tahap perencanaan. Pada tahap perencanaan langkah awal yang dilakukan adalah
pemilihan media. Langkah ini peneliti mencari media yang tepat berupa modul
yang pernah digunakan. Dari beberapa modul yang terkumpul dipilih beberapa
untuk dijadikan referensi dan diamati bagaimana cara penyampaian materi,
evaluasi, tampilan dan bentuk interaktif dari modul-modul tersebut.
Dari hasil pengamatan beberapa modul yang digunakan sebagai bahan
rujukan. Peneliti mengembangkan suatu modul yang berbasis kartun jepang.
Tujuan penggunaan kartun jepang dalam modul ini, agar peserta didik lebih
tertarik dalam membaca dan mempelajari modul tersebut.Perangkat yang
digunakan dalam pembuatan modul berbasis jepang berupa perangkat keras yaitu
laptopdan perngkat lunak yang digunakan yaitu aplikasi photoshop CS 4.
Tahap selanjutnya adalah penentuan format modul. Format modul yang
digunakan sebagai berikut:
a. Judul/Cover
Judul pada modul harus dibuat lebih menarik.Agar pembaca lebih tertarik
dalam membaca modul tersebut. Judul pada cover depan modul adalah
hidrokarbon dengan gambar cover berupa gambar kilang minyak(Gambar 4.1)

Gambar 4.1 Cover modul hidrokarbon

29
b. Kata pengantar
Bagian ini berisi ucapan terima kasih atas terselesaikannya modul, alasan
penulisan modul secara singkat, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan
membaca modul tersebut (Gambar 4.2).

Gambar. 4.2 Kata pengantar


c. Daftar isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut
diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar dapat
melihat secara keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam
modul. Daftar isi juga mencantumkan nomor halaman untuk memudahkan
pembelajar menemukan topik (Gambar. 4.3).

30
Gambar. 4.3 Daftar isi
d. Peta Konsep
Pada peta konsep ini akan memberikan informasi penting tentang
hubungan antartopik, sehingga pembaca atau peserta didik lebih mudah
melihat ruang lingkup materi secara umum.

Gambar. 4.4 peta konsep


e. Pendahuluan

31
Pada bagian pendahuluan terdiri dari tiga kompenen yaitu deskripsi,
petunjuk penggunaan modul, dan tujuan akhir.Deskripsi pada modul ini
merupakan gambaran singkat mengenai hidrokarbon. Kemudian petunjuk
penggunaan modul berisi petunjuk-petunjuk untuk peserta didik dalam
mempelajari modul ini. Kompenen yang terakhir adalah tujuan akhir, pada
tujuan akhir ini terdapat tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari
modul ini (Gambar 4.5).

a b c
Gambar 4.5. (a) deskripsi, (b) petunjuk penggunaan modul, (c) tujuan
akhir

f. Pembelajaran
Pada bagian pembelajaran terdapat tiga kegiatan belajar. Dimana setiap
kegiatan belajar terdiri dari tujuan, uraian materi, tugas dan tes formatif.
Pada kegiatan belajar pertama materi yang akan disampaikan adalah
kekhasan atom karbon, penulisan struktur senyawa karbon, posisi atom
karbon dan perbedaan sifat organik dan anorganik. Kemudian pada
kegiatan belajar kedua membahas penggolongan hidrokarbon, alkana,
alkena dan alkuna.Pada kegiatan belajar yang ketiga membahas
keisomeran, sifat-sifat hidrokarbon (Gambar 4.6).

32
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 4.6 (a) Pembelajaran, (b) Latihan (c) Kegiatan Belajar 2, (d) kegiatan
Belajar 3
g. Rangkuman
Pada bagian rangkuman berisi ringkasan materi-materi yang telah di
sajikan di bagian pembelajaran. Tujuan rangkuman tersebut untuk
memudahkan pembaca untuk memahami materi pada modul ini.

33
Gambar 4.7Tampilan rangkuman
h. Evaluasi
Lembar evaluasi ini berupa tes uraian yang dibuat oleh penulis
berdasarkan tujuan akhir yang akan dicapai peserta didik dalam
mempelajari modul tersebut.

34
Gambar 4.8 tampilan lembar evaluasi
i. Kunci jawaban
Pada bagian kunci jawaban meliputi kunci jawaban pada tes formatif satu
sampai tiga.Tujuan adanya kunci jawaban ini agar peserta didik dapat
menilai langsung sejauh mana kemampuan mereka dalam menguasai
modul tersebut.

Gambar 4.9 Tampilan lembar kunci jawaban


j. Glosarium
Bagian ini memuat definisi operasional yang digunakan dalam modul dan
sering diperlukan oleh pembaca.

35
Gambar 4.10 Tampilan Glosarium
k. Daftar Pustaka
Beberapa referensi yang digunakan sebagai rujukan penulisan modul
ditulis dibagian ini.Sehingga, jika peserta didik ingin mengetahui lebih
lanjut mengenai suatu persoalan dapat dilihat di bagian ini.

Gambar 4.11 Tampilan daftar pustaka

Selanjutnya modul ini akan divalidasi oleh pakar. Modul hidrokarbon akan
direvisi sesuai dengan saran dari validator, kemudian di ujicobakan ke peserta
didik kelas X1 di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari. Uji coba dilakukan
dengan pembelajaran menggunakan modul yang telah dikembangkan.Kemudian
mengumpulkan data tanggapan peserta didik dan hasil belajar peserta didik.

4.1.3 Tahap Develop (Pengembangan)


4.1.3.1 Analisis Kevalidan Modul Menurut Validator
Setelah modul selesai dibuat, selanjutnya akan divalidasi oleh para
validator dengan menggunakan angket validasi yang telah disediakan. Validator
dalam penelitian ini terdiri dari dua validator yaitu dosen Pendidikan kimia di
UNIPA dan guru Kimia di SMA YPK OIKOUMENE tempat peneliti melakukan
penelitian.
Angket validasi terdiri dari enam aspek yaitu aspek penggunaan bahasa,
aspek kebenaran konsep, aspek format modul, aspek sumber belajar mandiri,

36
aspek daya tarik dan aspek penulisan. Persentase hasil penilaian oleh validator
terhadap modul hidrokarbon menggunakan validitas isi adalah 84% dan validitas
konstruk termasuk dalam kategori sangat valid dengan persentase 90,78%.
Revisi dilakukan berdasarkan saran yang diberikan oleh dari validator.
Berikut tampilan revisi yang diberikan oleh validator terhadapa modul
hidrokarbon berdasarkan saran dari validator.

1. Desain cover kurang menggambarkan materi hidrokarbon dan warnanya


kurang terang. Perbaikan yang dilakukan adalah mengganti gambar dan
mengubah warna cover dengan warna yang lebih terang (Gambar 4.12).

37
Gambar 4.12 Tampilan cover (a) sebelum revisi dan (b) sesudah Revisi

2. Isi modul disarankan dibuat dalam bentuk percakapan. Agar gambar


kartunnya lebih hidup (Gambar 4.13).

b
Gambar 4.13 Tampilan isi modul (a) Sebelum revisi, (b) sesudah revisi

38
3. Dalam setiap sub bab diberikan nomor. Perbaikan yang dilakukan adalah
memberikan penomoran disetiap subbab (Gambar 4.14).

b
Gambar 4.14Tampilan salah satu subbab (a) sebelum revisi, (b) sesudah revisi

39
4.1.3.2 Uji Coba Modul Hidrokarbon
a. Tanggapan peserta didik
Uji coba terbatas dilakukan kepada 15 peserta didik dari 30 peserta didik
di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari kelas X1. Uji coba ini dilakukan untuk
mengetahui tanggapan peserta didik terhadap modul hidrokarbon.Perhitungan
hasil uji coba terbatas disajikan pada tabel berikut (Table 4.3).
Tabel 4.1 Hasil tanggapan peserta didik kelas X1 berupa angket
Krit Skor Rerat
eria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14 1 a
3 5 Skor
1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.933
33
3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.733
33
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.933
33
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3.866
67
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3.933
33
7 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.733
33
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.866
67
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.866
67
10 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.733
33
11 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.733
33
12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.933
33
13 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.8
14 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.733
33
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
tota 64 6 60 6 59 5 6 64 59 62 60 64 6 64 6 61.8
l 4 0 9 4 0 4
Per 10 1 93 9 92, 9 1 10 92, 96, 93, 100 9 100 1 96,56

40
sent 0 0 ,7 3, 18 2, 0 0 18 87 75 3, 0
se 0 5 7 1 0 7 0
% 5 8 5
krit SP S SP S SP S S SP SP SP SP SP S SP S SP
eria P P P P P P

Berdasarkan hasil penilaianatau tanggapan yang diberikan oleh peserta


didik kelas X1diperoleh persentase rata-rata sebesar 96,56 % yang menyatakan
bahwa modul hidrokarbon termasuk dalam kategori sangat praktis atau sangat
layak untuk digunakan.
b. Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar diperoleh dari nilai tugas dan ujian semester.Ketuntasan
belajar peserta didik adalah dengan KKM ≥ 70%. Hasil belajar peserta didik
dengan menggunakan modul hidrokarbon kurang dari nilai KKM.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa modul hidrokarbon kurang efektif.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tahap Define (pendefinisian)
Tahap difine merupakan tahapan awal dalam penelitian ini.pada tahap ini
ada beberapa analisis yang harus dilakukan yaitu analisis awal, analisis media,
dan analisis materi. Analisis ini dilakukan dengan observasi dan wawancara
langsung.Hasil analisis awal yang dilakukan di SMA YPK Oikoumene adalah
kurikulum yang digunakan adalah kurikulum KTSP. Tetapi, sebelumnya telah
pernah diterapkan kurikulum 2013. Pada kurikulum KTSP guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam menyusun perangkat pembelajaran. Kemudian hasil analisis
media adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran berupa buku cetak,
LKS, dan Power Point. Namun ketersediaan LKS dan buku cetak masih kurang
serta penggunaan media pembelajaran seperti modul belum digunakan,.
Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran mengakibatkan
kurangnya minat belajar peserta didik. Penyebab kurangnya penggunaan media
adalah lamanya waktu yang digunakan oleh guru untuk membuat media disetiap

41
materi, sehingga guru kurang mengeksplorasi dan berkreasi dalam membuat
media pembelajaran pada setiap materi.
Setelah analisis media dilakukan selanjutnya dilakukan analisis materi.
Hasil analisis materi didapatkan bahwa materi yang tepat yang digunakan dalam
membuat modul adalah materi Hidrokarbon. Dalam materi ini peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Dimana isi materi berupa
kekhasan atom karbon, alkena, alkana, alkuna, dan isomer yang merupakan materi
hafalan.Sehingga peserta didik kesulitan dan kurang berminat mempelajari materi
tersebut.

4.2.2 Tahap Design (Perancangan)


Berdasarkan hasil analisis tersebut maka perlu adanya media
pembelajaran.Media pembelajaran yang dikembangkan berupa modul yang
berbasis kartun jepang.Pengembangan modul berbasis kartun jepang didesain
manarik agar dapat memunculkan minat belajar peserta didik.Kartun jepang yang
digunakan pada modul ini adalah one piece dan naruto. Penggunaan karakter
kartun one piece dan naruto pada modul hidrokarbon karena kedua kartun tersebut
banyak diminati oleh semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa.Modul ini
didesain dalam bentuk percakapan agar peserta didik lebih tertarik dalam
membaca modul ini dan lebih dipahami.
Setelah menentukan desain modul yang akan dikembangkan, langkah
selanjutnya adalah penetuan format modul. Menurut (Andi Prastowo 2015) format
modul juga menjadi hal yang harus benar-benar diperhatikan.Berkaitan dengan
hal itu, ada dua hal penting yang perlu kita perhatikan dalam penetuaan format
modul.Pertama, frekuensi dan konsistensi harus benar-benar diperhatikan. Kedua.
Kemudahan kepada pembaca.Maksudnya, modul disusun dalam format yang
mudah dipelajari dan sistematis, sehingga memudahkan peserta didik untuk
mempelajarinya.

42
Berikut format format pada modul yang dikembangkan dengan
memperhatikan kebutuhan pembaca dan keteraturan strukturnya.
Tabel 4.2 format modul hidrokarbon berbasis kartun jepang
Sebelum memulai materi Saat pemberian materi Setelah pemberian materi
1. Judul 1. Tujuan 1. Kesimpulan
2. Kata pengantar 2. Uraian materi 2. Evaluasi
3. Daftar isi 3. Tugas 3. Kunci jawaban
4. Peta konsep 4. Tes formatif 4. Daftar pustaka
5. Deskripsi 5. Glosarium
6. Petunjuk penggunaan
modul
7. Tujuan akhir
Pada saat pemberian materi terdapat tiga kegiatan belajar.Pada kegiatan
belajar pertama materi yang dibahas adalah kekhasan atom karbon, posisi atom
karbon dan perbedaan sifat organik dan anorganik.Kegiatan belajar kedua
membahas penggolongan hidrokarbon, alkana, alkena,dan alkuna.Sedangakan
kegiatan belajar ketiga membahas materi keisomeran dan sifat-sifat hidrokarbon.
Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang yang telah selesai dibuat
kemudian divalidasi oleh validator.Modul ini direvisi sesuai saran dari validator,
kemudian di ujicobakan ke peserta didik. Uji coba dilakukan secara terbatas pada
15 peserta didik di SMA OIKOUMENE Manokwari kelas X1. Uji coba dilakukan
untuk mengetahui tanggapan dan hasil belajar peserta didik.Setelah melalui
proses-proses tersebut maka media yang dikembangkan dapat diterapkan secara
umum.

4.2.3 Tahap Develop (pengembangan)


4.2.3.1 Analisis Kevalidan
Validasi dilakukan oleh dua validator yang terdiri dari Dosen kimia dan
Guru kimia. Penilaian media pembelajaran yang dilakukan oleh validator untuk
mengetahui kesesuaian, kekurangan atau kelebihanmedia pembelajaran. Jika
terdapat kekurangan atau ketidaksesuaian, maka akan direvisi sesuai dengan saran
dari validator. Penilaian validator terhadap modul hidrokarbon berbasis kartun
jepang sangat valid atau sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Hasil penilaian validator menggunakan validitas isi adalah 84% dari hasil
tersebut menunjukan bahwa modul Hidrokarbon berbasis kartun jepang dapat

43
diujicobakan dan persentase penilaian pada validitas konstruk sebesar 90,78%
dengan kriteria sangat layak dan ada beberapa saran perbaikan yang diberikan.
Perbaikan yang pertama adalah desain cover menggambarkan materi hidrokarbon
dan warnanya diubah menjadi lebih terang. Kedua, perbaikan isi modul, saran dari
validator yaitu isi modul dibuat dalam bentuk percakapan antara karakter kartun.
Ketiga, perbaikan yang dilakukan adalah memberikan penomoran pada setiap sub
bab.
Setelah dilakukan perbaikan tahap selanjutnya akan diujicobakan kepada
peserta didik di SMA YPK OIKOUMENE Manokwari pada kelas X1. Uji coba
dilakukan untuk mengetahui tanggapan dan keefektifan modul hidrokarbon
berbasis kartun jepang.

4.2.3.2 Uji Coba Modul


Uji coba dilapangan dilakukan secara terbatas untuk mengetahui
tanggapan dan kefektifan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang.Uji coba
kefektifan yang dilakukan yaitu keefektifan hasil belajar peserta didik. Uji coba
terbatas dilakukan pada 15 peserta didik dari 30 peserta didik kelas X1 di SMA
YPK OIKOUMENE Manokwari.Peneliti hanya menggunakan 15 peserta didik
karena dari 30 peserta didik hanya sekitar 15 peserta didik yang rajin masuk
kelas.Uji coba dilakukan dengan pembelajaran menggunakan modul, kemudian
mengumpulkan data tanggapan dan hasil belajar peserta didik.
Secara keseluruhan hasil tanggapan peserta didik terhadap modul
hidrokarbon berbasis kartun jepang yaitu sebesar 96,56% dengan kriteria sangat
praktis. Penyebab besarnya respon peserta didik terhadap modul hidrokarbon
adalah proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media berupa modul.
Sebelum penggunaan modul diterapkan proses pembelajaran hanya menggunakan
media berupa buku cetak dan LKS. Sehingga ketika modul diterapkan pada proses
pembelajran, peserta didik begitu senang dan termotivasidengan adanya modul
ini.
Pembelajaran menggunakan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang
ternyata kurang efektif.Dari hasil belajar peserta didik tidak mencapai KKM yang
telah ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar ≥70.Penyebab kurang efektifnya

44
modul ini yaitu pertama, pendistribusian modul sedikit terlambat.Kedua, peserta
didik kurang disiplin. Peserta didik yang telah memegang modul pada proses
pembelajaran kebanyakan tidak hadir sehingga mereka ketinggalan materi.
Ketiga, tingkat pemahaman peserta didik kurang dan yang keempat lamban dalam
menangkap pelajaran.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa modul
hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat layak sebagai media pembelajaran
menurut validator serta tanggapan peserta didik terhadap modul ini sangat
baik.Namun, kurang efektif untuk diterapkan.Ketidakefektifan tersebut ditunjukan
dari hasil belajar peserta didik yang diperoleh dari hasil ujian yaitu 35,7(lampiran
10) dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan disekolah yaitu sebesar ≥70.

45
V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat layak digunakan
menurut penilaian dari validator dengan persentase 84%.
2. Modul hidrokarbon berbasis kartun jepang sangat praktis digunakan
menurut hasil tanggapan peserta didik dengan persentase 96,56%.
3. Hasil belajar peserta didik yaitu 35,7 dibawah nilai KKM. Sehingga,
Modul hidrokarbon kurang efektif digunakan di SMA YPK
OIKOUMENE Manokwari.

5.2 Saran
1. Persiapan yang matang dan pengelolaan waktu yang baik sangat
diperlukan dalam penerapan modul hidrokarbon berbasis kartun jepang .
2. Pengembangan modul berbasis kartun jepang disarankan dikembangkan
pada materi yang lain dengan karakteristik yang sama.
3. Penelitian ini hanya dilakukan hingga tahap pengembangan (develop).
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melakukan
tahap penyebaran (Dessiminate).
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007. http://hansteru.wordpress.com/sejarah singkat anime dan


manga.Tanggal akses 25 Januari 2015.

Arikunto S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.PT Bumi Aksara. Jakarta.

Arsyad, A. 2011.Media Pembelajaran.PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Cristiyanti, D.Y. 2012.Penyusunan Bahan Ajar Berbasis Macromedia Flash 8


Pada Materi System Saraf Manusia Untuk Peserta didik Kelas XI
Semester II SMA N 9 Purworejo.Skripsi.Fakultas Sains Dan Teknologi.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.Yogyakarta.

Dharma, S. 2008. Penulisan Modul. Depdiknas. Jakarta.

Gregory, R.J. 2007.Psychological Testing: History, Principles, and


Applications (5Edition). Pearson EducationGroup, Inc. New York.

Jofrishal, Adlim dan Yusrizal. 2013. Pengembangan Modul Kompos Terintegrasi


Konsep Kimia Sebagai Bahan Ajar Untuk Peserta didik Program
Agribisnis Tanaman Perkebunan (Atp) SMKN Aceh Timur. Jurnal
Pendidikan Kimia. 1 (1) : 17-26.

Khikmah, T.Y. 2013.Pengembangan Media Pembelajaran Cd Interaktif


Materi Struktur Dan Fungi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis
Flash. Skripsi. Jurusan Biologi FMIPA. Universitas Negeri Semarang.

Muis, A. 2010.Pengembangan Modul Kimia SMA Berwawasan Integrasi


Islam-Sains untuk Kelas X SMA Materi Pokok Hidrokarbon dan
Minyak Bumi.Skripsi: Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Sunan
Kali Jaga. Yogyakarta.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. PT. Remaja RosdaKarya.


Bandung.
Parmin dan Peniati, E. 2012.Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi Belajar
Mengajar Ipa Berbasis Hasil Penelitian Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan IPA. 1 (1) : 8-15

Prastowo, A. 2015.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.DIVA


Press.Yogyakarta.

Ratna, A. S. 2014. Pengembangan Modul Pembelajaran Kimia Berbasis Blog


Untuk Materi Struktur Atom Dan Sistem Periodik Unsur SMA Kelas
XI.Jurnal Pendidikan Kimia. 3 (2): 7 – 15

Sridewanti, R dan Agustina, R.2014.Pengembangan E-Book Berorientasi Mind


Mapping Pada Materi Pokok Hidrokarbon Untuk Sma Kelas XI.Journal
of Chemical Education. 3 (3): 135 – 147.

Sanjaya, W. 2013.Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta:


Kencana.

Simatupang, N.I, Situmorang, M, Silaban, R. 2013. Pengembangan Buku Ajar


Kimia Inovatif untuk SMA/MA Kelas X Semester II.Skripsi.Jurusan
Kimia FMIPA. Universitas Negeri Medan.

Sudarmo, U. 2013. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Eralngga. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suharyadi, Permanasari. A dan Hernani. 2013. Pengembangan buku ajar berbasis


kontekstual pada pokok bahasan asam dan basa. Jurnal riset dan
praktik pendidikan kimia. 1 (1).

Sungkono. 2009. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul Dalam


Proses Pembelajaran. FIP UNY. Yogyakarta.

Sunroiwati, E.S. 2012.Pengembangan Media Pembelajaran Komik Biologi


Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup Untuk Kelas VIIDi Mts

48
Negeri Ngemplak.Skripsi.Fakultas sains dan teknologi. Universitas
Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Susilana, R dan Riyana, C. 2009.Media Pembelajaran (Hakikat,


Pemgembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian). CV. Wacana Prima.
Bandung.

Wibowo, A.B. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Praktik Chasis


Dan Pemindah Daya Kompetensi Pemeliharaan Dan PerbaikanSistem
Rem.Skripsi.Jurusan teknik mesin Fakultas Teknik.Universitas Negeri
Semarang.

Wibowo, A.S. 2012.Pengembangan Modul Kimia Berbasis Keunggulan Lokal


Kraton Yogyakarta Pada Materi Pokokkimia Unsur Dan Elektrolisis
Sebagai Sumber Belajar Mandiri Peserta Didik SMA/MA Kelas
XII.Skripsi. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Sains Dan
Teknologi. Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Widodo, C.S dan Jasmadi.(2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis


Kompetensi.Alex Media Komputindo. Jakarta.

Zamhari, M. 2009. Pengembangan Dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul


Dalam Proses Pembelajaran.Fakultas Sains dan Teknologi.Universitas
Islam Negeri Sunan KaliJaga.

49
L

N
Lampiran 1
SILABUS
Nama Sekolah : SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : 4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa makromolekul.
Alokasi Waktu : 6 jam (untuk UH 3 jam)
Alokasi Sumber/
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Waktu bahan/alat
4.2 Menggolongkan  Alkana, alkena dan  Diskusi menganai tatanama  Mengelompokkan senyawa  Sumber
senyawa alkuna alkane, alkena dan alkuna. hidrokarbon berdasarkan kejenuhan 4 jam Buku
hidrokarbon ikatan kimia
berdasarkan  Latihan tatanama.  Memberi nama senyawa alkana, modul
strukturnya dan alkena dan alkuna.
hubungannya  Sifat fisik alkana,  Menyimpulkan hubungan titik didih
dengan sifat alkena dan alkuna  Menggunakan modul dalam senyawa hidrokarbon dengan massa
senyawa. proses pembelakajaran molekul relatifnya dan strukturnya.
Kompetensi dasar
 Menentukan isomer struktur
 Isomer (kerangka, posisi, fungsi) atau
isomer geometri (cis, trans)

 Reaksi senyawa  Merumuskan reaksi sederhana  Menuliskan reaksi sederhana pada


karbon senyawa alkana, alkena dan senyawa alkana, alkena, dan alkuna 2 jam
alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi
substitusi, dan reaksi eliminasi)

Mengtahui,
Guru Mata Kuliah

Manuella Toding, S.Pd


NIP : 198128022005022006
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1
(RPP 1)

Nama Sekolah : SMA YPK OIKUMENE MANOKWARI


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Hidrokarbon
Sub Materi Pokoh : alkana, alkena dan alkuna
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke :1
Alokasi waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 45 menit)

A. Standar Kompetensi :
4. Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan
senyawa makromolekul.

B. Kompetensi Dasar :
4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dan
hubungannya dengan sifat senyawa.

C. Indikator :
 Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
 Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.

D. Tujuan
Pada akhir pembelajaran, siswa dapat:
 Mengelompokkan senyawa hidrokarbon berdasarkan kejenuhan ikatan
 Memberi nama senyawa alkana, alkena dan alkuna.

E. Karakter siswa yang diharapkan


1. Jujur
2. Toleransi
3. Rasa ingin tahu
4. Komunikatif
5. Menghargai prestasi
6. Tanggung jawab
51
7. Peduli lingkungan

F. Materi Pembelajaran
1. Hidrokarbon
2. Alkana, alkena, dan alkuna
(Materi terlampir)

G. Model/Metode/Media
Model : Kooperatif
Metode :
- Diskusi
- CeramahTanya jawab
Media: Modul
H. Langkah – langkah Pembelajaran
No Fase Kegiatan Guru Kegiatan Peserta waktu
didik
1 Fase 1: Kegiatan awal 10’
menyampaikan a. Membuka a. Menjawab salam
tujuan dan motifasi pelajaran
Fase 2: menyajikan dengan salam. b. mempersiapkan
informasi b. Guru mengecek diri
Fase 3 : kehadiran
c. Duduk sesuai
mengorganisasikan peserta didik
pasangan
siswa kedalam dan kesiapan
kelompok belajar. c. Peserta didik
Fase 5: evaluasi duduk
Fase 6: berpasangan
memberikan sesuai pasangan
penghargaan, yang telah
ditentukan.
d. Memperhatikan
d. Memberikan
yang dijelaskan
apersepsi

52
guru
e. Menyampaikan e. Menyimak
tujuan tujuan yang
pembelajaran disampaikan
guru

2 Fase 4: Kegiatan inti 60’


membimbing  Eksplorasi  Eksplorasi
kelompok belajar. a. Membagika a. Belajar
n modul menggunaka
kepada n modul
peserta didik yang telah
dibagi
b. Guru b. Memperhatik
menjelaskan an penjelasan
mengenai guru
alkana,
alkena, dan
alkuna serta
sifat
fisiknya.

 Elaborasi
 Elaborasi
a. setiap
a. Berdiskusi
pasangan
mengerjakan
mengerjakan
tugas yang
tugas yang
diberikan.
diberikan
sesuai
dengan
materi

53
b. tiap b. Mempersent
pasangan asikan hasil
mempersent pekerjaan.
asikan hasil
hasil
kerjanya.
c. siswa lain c. Menganalisa
menganalisa hasil
pekerjaan pekerjaan
temannya kelompok
lain.
 Konfirmasi  Konfirmasi
a. Guru bersama a. Membahas
siswa tugas
membahas
bersama tugas
yang diberikan
b. Guru secara b. Mencatat.
kreatifmemberik
an catatan-
catatan penting
mengenai
materi pokok
yang harus
dikuasai siswa.

3 Fase 5: evaluasi Kegiatan Akhir 10’


Fase 6: a. Menyimpulkan a. Memperhatikan
memberikan materi yang penyampaian
penghargaan, telah di pelajari. guru
b. Memberikan b. Mencatat tugas
tugas yang diberikan

54
I. Alat/bahan/sumber belajar
- Michael purba. Buku Paket kelas X. Penerbit Erlangga
- LKS
- Laptop
- infokus
G. Penilaian
Penilaian Kognitif
- Tugas individu

Nilai = 100

Manokwari, 26 April 2015

Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Manuella Toding, S.Pd Rezky Arisal


NIP : 198128022005022006 NIM 201160006

55
A. Alkana
Alkana adalah hidrokarbon yang terdiri atas ikatan tunggal saja biasa disebut
dengan parafin.Rumus umum alkana adalah CnH2n+2. Penggantian atom H oleh
atom C yang lain akan menghasilkan suatu deret homolog. Beberapa anggota
deret homolog alkana ditunjukan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Beberapa Anggota Deret Homolog Alkana
N Rumus Molekul Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H16 Heksana
7 C7H18 Heptana
8 C8H20 Okatana
9 C9H22 Nonana
10 C10H24 Dekana
11 C11H26 Undekana
12 C12H28 Dodekana

Oleh karena jumlah senyawa karbon yang sangat banyak, penamaan


senyawa karbon perlu sistem tertentu, dan hal ini telah diatur oleh komisi tata
nama dari himpunan kimia sedunia atau IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry). Nama yang diturunkan ini disebut nama sistematis atau nama
IUPAC. Berikut ini akan dibahas mengenai tata nama alkana sebagai berikut:

7) Nama IUPAC alkana bercabang terdiri dari dua bagian.


c. Bagian pertama, yaitu nama cabang (cabang-cabang)
d. Bagian kedua, yaitu nama rantai induk (rantai karbon terpanjang dalam
molekul)
8) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul.

56
9) Cabang diberi nama alkil, yaitu sama dengan nama alkana yang sesuai tetapi
akhiran ana diganti il, misalnya metana menjadi metil dan etana menjadi
metil.
10) Posisi cabang (cabang-cabang) ditunjukan dengan awalan angka. Untuk itu,
rantai induk diberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung
sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil.
11) Bila terdapat lebih dari satu cabang sejenis, nama cabang disebut sekali saja
dengan diberi awalan yang menyatakan jumlah cabang, misalnya 2 = di; 3 =
tri; 4 = tetra; 5 = penta, dan seterusnya.
12) Bila terdapat lebih dari satu jenis cabang, maka cabang-cabang tersebut ditulis
sesuai dengan urutan abjad, misalnya etil harus ditulis lebih dahulu daripada
metil.
Untuk lebih memahami aturan-aturan diatas, perhatikan beberapa contoh
berikut:
Contoh:
H3C CH CH2 CH2 CH3
H 3C CH2 CH2 CH CH3 H3C C CH3
CH3 CH3

2-metilpentana 2,2,3 – trimetilheksana


Kegunaan alkana dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut.
7) Bahan bakar, misalnya elpiji, kerosin, bensin, dan solar.
8) Pelarut.
9) Sumber hidrogen
10) Pelumas
11) Bahan baku untuk senyawa organik
12) Bahan baku industri

B. Alkena
Alkena merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh, yaitu memiliki ikatan
rangkap dua. Rumus umum alkena adalah CnH2n. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –ena.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.

57
Contoh:
H3C CH CH2 CH CH CH3H 3C CH 2 C CH 2 CH CH 3
CH3 CH 2 CH 3

5-metil-2-heksena 2-etil-4-metil-1-pentana
Dalam industri, alkena dibuat dari alkana melalui pemanasan dengan katalis,
yaitu denga proses yang disebut perengkahan atau cracking. Alkena, khususnya
suku-suku rendah, adalah bahan baku industri yang sangat penting, misalnya
untuk membuat plastik, karet sintetis, dan alkohol.

C. Alkuna
Alkuna merupakan mengandung ikatan rangkap tiga.Senyawa hidrokarbon
takjenuh yang Rumus umum alkuna adalah CnH2n-2. Tata nama penamaan alkena
sesuai dengan nama alkananya, tetapi akhiran –ana diganti dengan –una.
Pemberian nomor atom C dimulai dari C ujung yang dekat dengan ikatan
rangkapnya.
Contoh:
H 3C C C CH CH3
C2H5

4-metil-2-heksuna
Alkuna yang mempunyai nilai ekonomis penting hanyalah etuna (C2H2).
Nama lain etuna adalah asetilena. Dalam industri, asetilena dibuat dari metana
melalui pembakaran tak sempurna.Dalam jumlah sedikit, asetilena dapat dibuat
dari reaksi batu karbid (kalsium karbida) dengan air.

58
Soal
1.Beri nama senyawa berikut ini

CH3

a.
CH2 CH3

CH3 CH CH CH CH2 CH3

CH3

b. CH3 CCH CH3

CH2CH3

e. CH3 C C CH 3

2.Tuliskan struktur dari


a. 2,4-dimetilheptana
b. 2,3-dimetil-1-heksena
c. 4-metil-2-pentuna

Kunci Jawaban
1.a. 2,4-dimetil-3-etil heptana
b. 3-metil 2-Pentena
c. 2-butuna

2. a. H3C CH CH2 CH CH2 CH3


CH3 CH3

b. H2C C CH CH2 CH2 CH3


CH3 CH3

H3C C C CH CH3
CH3

59
Lampiran 3
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN 2
(RPP 2)
Nama Sekolah : SMA YPK OIKUMENE MANOKWARI
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Hidrokarbon
Kelas/Semester : X/2
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 1 x pertemuan ( 2 x 45 menit)

A. Standar Kompetensi:

4.1 Memahamisifat-sifatsenyawaorganik atasdasar gugusfungsidan


senyawa makromolekul.

B. Kompetensidasar :
4.2
Menggolongkansenyawahidrokarbonberdasarkanstrukturnyadanhubung
annya dengan sifatsenyawa.

C. Indikator PencapaianKompetensi:
1. Menetukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer
geometri(cis, trans)
2. Mengetahui reaksisederhanapadasenyawa alkana, alkena, dan
alkuna(reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksisubstitusi, dan reaksi eliminasi)
D. Tujuan:
Siswadapat,
1. Menentukan isomer struktur (kerangka, posisi, fungsi) dan isomer
geometri(cis, trans).
2. Membuat reaksisederhanapadasenyawa alkana, alkena, dan
alkuna(reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksisubstitusi, dan reaksi
eliminasi).
E. Karaktersiswayang
diharapkan:

60
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingintahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Pedulilingkungan

F. MateriAjar :
- Keisomeran
- Reaksi sederhana pada senyawa alkana, alkena dan alkuna
G. Model/Metodependekatan:
Model : Pembelajaran langsung
Metode :
oCeramah /penyampaian informasi.
H. Langkah-langkah pembelajaran
No fase Kegiatan Guru Kegiatan waktu
Peserta didik
1 Fase 1: menyampaikan Kegiatan awal
tujuan dan motivasi. f. Membuka pelajaran f. Menjawab 10’
dengan salam. salam
g. Guru mengecek g. mempersiap
kehadiran peserta kan diri
didik dan kesiapan
h. Memberikan h. Memperhati
apersepsi kan yang
dijelaskan
guru
i. Menyampaikan i. Menyimak
tujuan pembelajaran tujuan yang
disampaikan
guru

61
2 Fase 2 : Kegiatan inti 60’
Mendemonstrasikan  Eksplorasi  Eksplorasi
pengetahuan/keterampila c. Guru c. Memper
n menjelaskan hatikan
mengenai penjelasa
keisomeran dan n guru
sifat-sifat
hidrokarbon

 Elaborasi
 Elaborasi
d. Merumuskanreak
d. Memperh
sisederhana
atikan
senyawa alkana,
penjelasa
alkenadan alkuna
n guru

e. Memberikan
latihan soal
Fase 3: e. Mengerja
Membimbing pelatihan kan
latihan
soal yang
diberikan

 Konfirmasi
c. Guru bersama
siswa membahas
Fase 4: mengecek  Konfirmasi
bersama latihan
pemahaman dan memberi c. Membah
soal yang
umpan balik. as tugas
diberikan
d. Guru secara
kreatifmemberik
an catatan-
d. Mencatat
catatan penting
.

62
mengenai materi
pokok yang
harus dikuasai
siswa.

3 Fase 5 : memberi Kegiatan Akhir 10’


kesempatan pelatihan c. Menyimpulkan c. Memperhati
lanjutan dan penerapan materi yang telah di kan
pelajari. penyampaia
d. Memberikan tugas n guru
d. Mencatat
tugas yang
diberikan

I. Alat /Bahan/SumberBelajar:
BukuKimia;LKS.
J. Penilaian:
Penilaian Kognitif
- Tugas

Nilai = 100

Manokwari, 21 Mei 2015


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Manuella Toding, S.Pd Rezky Arisal


NIP : 198128022005022006 NIM 201160006

63
1. Keisomeran
Isomeradalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul yang
sama tetapi mempunyai struktur atau konfigurasi yang berbeda .Struktur
berkaitan dengan cara atom-atom saling berikatan, sedangkan konfigurasi
berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul.
Keisomeran dibedakan menjadi 2 yaitu :
o Keisomeran struktur: keisomeran karena perbedaan struktur.
oKeisomeran ruang: keisomeran karena perbedaan konfigurasi (rumus
molekul dan strukturnya sama).
Keisomeran Struktur
Dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
· keisomeran kerangka: jika rumus molekulnya sama tetapi rantai
induknya (kerangka atom) berbeda.
· keisomeran posisi: jika rumus molekul dan rantai induknya (kerangka
atom) sama tetapi posisi cabang / gugus penggantinya berbeda.
· keisomeran gugus fungsi
Keisomeran Ruang
Dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
okeisomeran geometri: keisomeran karena perbedaan arah (orientasi)
gugus-gugus tertentu dalam molekul dengan struktur yang sama.
okeisomeran optik.
a. Isomer pada alkana
Isomeri adalah peristiwa suatu zat yang mempunyai rumus kimia sama,
tetapi sifat-sifatnya berbeda (rumus bangun atau namanya berbeda). Zat-
zatnya disebut isomer.
Keisomeran pada alkan tergolong keisomeran struktur, yaitu cara atom-
atom saling berikatan.

64
Contoh : C6H14 (mempunyai isomer 5) CH3
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3CH3-CH-CH2-CH2-CH3 H3C-C-CH2-CH3
CH3 CH3
Heksana 2 –metilpentana 2,2-dimetilbutana
CH3-CH-CH-CH3 CH3-CH2-CH-CH2-CH3
CH3 CH3 CH3
2,3-dimetilbutana 3-metilpentana
b. Isomer pada alkena
Keisomeran pada alkena dibagi menjadi dua yaitu keisomeran struktur dan
keisomeran geometri.
Keisomeran struktur pada alkena dapat terjadi karena perbedaan posisi
ikatan rangkap, posisi cabang, atau karena perbedaan kerangka atom.
Contoh : Butena C4H8
CH2=CH-CH2-CH3 CH3-CH=CH-CH3 CH2=C-CH3
CH3
1-butena 2-butena 2-metilbutena

1. Sifat-sifat hidrokarbon
Kita membedakan sifat-sifat zat ke dalam sifat fisis dan sifat kimia.Sifat
fisis mencakup keadaan fisik zat tersebut, seperti wujud, titik leleh dan titik
didih, warna, aroma, dan kekentalan.Adapun sifat kimia mencakup reaksi-
reaksi yang dapat dialami oleh zat tersebut.
a. Sifat-Sifat Fisis
2. Titik leleh dan titik didih Semakin besar molekul relatif (semakin
panjang rantai karbon) dari alkana maupun alkena, semakin tinggi titik
leleh, titik didih, dan massa jenisnya. Pada suhu kamar (25 derajat
Celcius), C1-C4 berwujud gas, suku-suku berikutnya berwujud cair,
sedangkan suku-suku tinggi mulai dari (C18H38) berwujud padat.
Kecenderungan yang sama juga berlaku bagi alkuna.
3. Kelarutan dalam air Semua hidrokarbon sukar larut dalam air. Mereka
lebih mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti tetraklorometana
(CCl4).

65
b. Sifat kimia
Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana tergolong zat yang sukar bereaksi sehingga disebut parafin yang
artinya afinitas kecil .Reaksi terpenting dari alkana adalah reaksi
pembakaran, substitusi dan perengkahan ( cracking ).
 Pembakaran
Pembakaran sempurna alkana menghasilkan gas CO 2 dan uap air,
sedangkan pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO dan uap
air, atau jelaga (partikel karbon).
 Substitusi atau pergantian
Atom H dari alkana dapat digantikan oleh atom lain, khususnya
golongan halogen . Penggantian atom H oleh atom atau gugus lain
disebut reaksi substitusi . Salah satu reaksi substitusi terpenting dari
alkana adalah halogenasi yaitu penggantian atom H alkana dengan
atom halogen, khususnya klorin ( klorinasi ). Klorinasi dapat terjadi
jika alkana direaksikan dengan klorin.
 Perengkahan atau cracking
Perengkahan adalah pemutusan rantai karbon menjadi potongan-
potongan yang lebih pendek. Perengkahan dapat terjadi bila alkana
dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggitanpa oksigen .Reaksi ini
juga dapat dipakai untuk membuat alkena dari alkana .Selain itu juga
dapat digunakan untuk membuat gas hidrogen dari alkana .
Reaksi-reaksi pada Alkena
Alkena lebih reaktif daripada alkana. Hal ini disebabkan karena adanya
ikatan rangkap C=C.Reaksi alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap
tersebut. Reaksi penting dari alkena meliputi : reaksi pembakaran, adisi
dan polimerisasi .
 Pembakaran
Seperti halnya alkana, alkena suku rendah mudah terbakar.Jika dibakar
di udara terbuka, alkena menghasilkan jelaga lebih banyak daripada
alkana. Hal ini terjadi karena alkena mempunyai kadar C lebih tinggi
daripada alkana, sehingga pembakarannya menuntut / memerlukan

66
lebih banyak oksigen. Pembakaran sempurna alkena menghasilkan gas
CO 2 dan uap air.
 Adisi (penambahan = penjenuhan)
Reaksi terpenting dari alkena adalah reaksi adisi yaitu reaksi
penjenuhan ikatan rangkap .
Contoh
i. Reaksi alkena dengan galogen
CH2=CH2 + Cl2 ClCH2-CH2Cl
Etens klorin 1,2-dikloroetana
 Polimerisasi
Adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana menjadi
molekul yang besar.Molekul sederhana yang mengalami polimerisasi
disebut monomer, sedangkan hasilnya disebut polimer. Polimerisasi
alkenaterjadi berdasarkan reaksi adisi .
Reaksi-reaksi pada Alkuna
Reaksi-reaksi pada alkuna mirip dengan alkena; untuk menjenuhkan ikatan
rangkapnya, alkuna memerlukan pereaksi 2 kali lebih banyak
dibandingkan dengan alkena.
Reaksi-reaksi terpenting dalam alkena dan alkuna adalah reaksi adisi
dengan H 2, adisi dengan halogen (X2 ) dan adisi dengan asam halida
(HX). Pada reaksi adisi gas HX (X = Cl, Br atau I) terhadap alkena dan
alkuna berlaku aturan Markovnikov.

67
Jawablah soalberikutdengan singkatdan tepat!
1. Jelaskan mengapasenyawa alkanadengan rantaikarbon yangpanjangtitik
lelehmaupun titik didihnyasangattinggi?
2. Gambarkan isomer berikutdari:
a. pentana
b. butena
c. heksuna

3. Tuliskan namadarirumus struktur berikut:


a. CH2= CH-CH3
b. CH3-CH2-CH-CH3
|
CH3
c. CH≡ C-CH-CH2-CH3
|
CH3

4. Darireaksiberikuttentukan yangmanareaksisubttitusi, adisi, dan eliminasi?


a. CH2= CH2 + 2H2 → CH3-CH3
b. CH3-CH2OH→ CH2= CH2 +H2O
c. CH3-CH3 + Cl2→ CH3-CH2Cl + HCl
d. CH2= CH2 + Br2→ CH2Br-CH2Br

68
Lampiran 4
ULANGAN AKHIR SEMESTER
SMA YPK OIKOUMENE MANOKWARI
MATA PELAJARAN KIMIA
KELAS X
Hari : Senin, 8 Juni 2015

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Bagaimana cara membuktikan adanya unsur karbon dan hidrogen dalam


senyawa karbon organik?
2. Tentukan jumlah atom C primer, sekunder, tersier dan kuarterner senyawa
berikut:

3. Tuliskan nama senyawa berikut:


a. b.

c. CH3 – CH2 – CH2 – C CH

4. Buatlah isomer struktur (rantai dan posisi) dari senyawa pentana yang
mungkin dan berikan namanya.
5. a. Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi?
b. Selesaikan reaksi berikut.
1. CH2 = CH2 + HCl 
2. CH2 = CH2 + Cl2
3. CH2 = CH – CH + Br2

Selamat Bekerja

69
KUNCI JAWABAN

1. Dengan melakukan uji pembakaran.


Sampel organik dibakar. Karbon dan hidrogen akan teroksidasi menjadi
karbon dan uap air. Terbentuknya karbon dioksida dikenali dengan air kabpur
menjadi keruh, sedangkan air dikenali dengan kertas kobalt.

2. Primer = 9
Sekunder = 3
Tersier = 3
Kuarterner = 2

3. a. 2,4-dimetil-2-etilheksana
b. 3-metil-2-pentena
c. 1-pentuna

4. CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 = pentana
CH3
CH3-C-CH3 = 2,2-dimetilpropana
CH3
CH3-CH-CH2-CH3 = 2-metilbutana
CH3

5. A. Reaksi adisi terjadi dari ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh menjadi
ikatan jenuh.
B. Selesaikan reaksi berikut.
1. CH2 = CH2 + HCl  CH3- CH2Cl
2. CH2 = CH2 + Cl2 CH2Cl-CH2Cl
3. CH2 = CH – CH + Br2 CH2Br-CHBr-CH

70
Lampiran 5

REKAP HASIL PENILAIAN 2 VALIDATOR

Skor Rata-rata Rata-rata


No Kriteria
A B skor skor ideal
1 Kalimat tidak menimbulkan makna ganda 4 4 4 4
2 Bahasa yang digunakan komunikatif 4 4 4 4
3 Keterkaitan antarparagraf 4 4 4 4
4 Kesesuaian konsep dengan materi pokok kimia dalam SK dan SD 4 4 4 4
5 Konsep sesuai dengan para ahli 4 3 3,5 4
6 terdapat tujuan, materi, rangkuman, dan evaluasi pembelajaran 3 4 3,5 4
7 Terdapat peta konsep yang jelas 3 3 3 4
8 Terdapat soal latihan untuk mengukur penguasaan peserta didik 4 4 4 4
9 Penyajian glosarium jelas 4 4 4 4
10 Penyajian daftar pustaka jelas 3 4 3,5 4
11 Evaluasi membantu peserta didik dalam memahami materi 3 4 3,5 4
12 Modul memberi kesempatan peserta didik dalam melaksanakan tugas
4 4 4 4
secara mandiri
13 Modul dapat dipakai oleh peserta didik dengan kemampuan yang berbeda 4 4 4 4
14 Modul dapat digunakan dimana saja baik disekolah maupun diluar 4 4 4 4
15 Sampul modul menarik 2 4 3 4
16 Gambar yang disajikan berwarna 4 4 4 4
17 Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca 2 3 2,5 4
18 Jenis huruf yang digunakan konsisten 2 4 3 4
19 Jarak spasi antarhuruf dan antar paragraph konsisten 3 4 3,5 4
Total 65 73 69 76
Persentase (%) 85,52 96,05 90,78 100
Sangat Sangat
Kriteria Sangat valid Sangat valid
valid valid

71
Lampiran 6

REKAP HASIL SKOR TANGGAPAN 15 PESERTA DIDIK KELAS X1

N Kriteri Skor Rerata


Rerata Skor
o a A B C D E F G H I J K L M N O Skor Ideal
1 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.93333 4
3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.73333 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.93333 4
5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3.86667 4
6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3.93333 4
7 7 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.73333 4
8 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.86667 4
9 9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3.86667 4
10 10 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3.73333 4
11 11 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.73333 4
12 12 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.93333 4
13 13 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.8 4
14 14 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3.73333 4
15 15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
total 64 64 60 60 59 59 64 64 59 62 60 64 60 64 64 61.8 64
Persentse % 10 100 93,7 93, 92, 92,1 100 100 92,18 96,87 93,75 100 93,7 100 100 96,56 100
0 5 75 18 8 5
kriteria SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP SP

72
Lampiran 7

1. Perhitungan Hasil Validasi


a. Validitas isi

Validator 1
Relevan Tidak Relevan
Relevan D (16) B (3)
Validator 2
Tidak relevan C (0) A (0)

= 100
+ + +

16
= 100%
0 + 3 + 0 + 16
= 84%

b. Validitas Konstruk
Validator 1 validator 2

= 100% = 100%

NP = 100% NP = 100%

= 85,52% = 96,05%

, ,
Rata-rata = = 90,785%

2. Perhitungan hasil tanggapan peserta didik



= 100%

,
Skor tanggapan = 100% = 96,56%

73
Lampiran 8

Petunjukpengisian :
1. Beri tanda (√) pada kolom nilai sesuai penilaian anda terhadap media modul Hidrokarbon.
2. Gunakan kriteriauntuk memberikan penilaian. NilaiSB=Sangat Baik, B=Baik, , K= Kurang, SK=SangatKurang.
3. ApabilapenilaianandaadalahK, danSKmakaberilah saran.

LembarPenilaian
Nilai
Huruf Variabel Kriteria No Indikator
SB B K SK
1 Kalimat tidak menimbulkan makna ganda

A. Penggunaan bahasa 2 Bahasa yang digunakan komunikatif

3 Keterkaitan antarparagraf

4 Kesesuaian konsep dengan materi pokok kimia


Kebenaran konsep dalam SK dan KD
B. kimia
5 Konsep sesuai dengan para ahli

6 Terdapat tujuan, materi, rangkuman, dan


evaluasi pembelajaran.
C. Format modul 7 Terdapat peta konsep yang jelas
Terdapat soal latihan untuk mengukur
8 penguasaan peserta didik

74
9 Penyajian glosarium jelas

10 Penyajian daftar pustaka jelas

11 Evaluasi membantu peserta didik dalam


memahami materi
Modul memberi kesempatan peserta didik
12
Sumber belajar dalam melaksanakan tugas secara mandiri.
D. mandiri
13 Modul dapat dipakai oleh peserta didik dengan
kemampuan yang berbeda
14 Modul dapat digunakan dimana saja baik
disekolah maupun diluar
15 Sampul modul menarik
E. Daya Tarik
16 Gambar yang disajikan berwarna

17 Bentuk dan ukuran huruf mudah dibaca

F. Penulisan 18 Jenis huruf yang digunakan konsisten

19 Jarak spasi antarhuruf dan antarparagraf


konsisten

75
PENJABARANKRITERIAPENILAIANKUALITASMODUL
HIDROKARBON BERBASIS KARTUN JEPANG UNTUK SMA KELAS
X

Kriteria
NO Aspek Penilaian Indika Nilai
1. Aspekpenggunaan tor
1. kalimat tidak Jika dalam modul mengandung <25% bahasa kiasan
bahasa menimbulkan makna SB
ganda Jika dalam modul mengandung ≥25% - <50% bahasa kiasan
B

K Jika dalam modul mengandung ≥50% - <75% Bahasa kiasan

Jika dalam modul mengandung ≥70% Bahasa kiasan


SK
2. bahasa yang
digunakan SB Jika terdapat <25% bahasa yang tidak mudah dipahami
komunikatif
B Jika terdapat ≥25% - <50% bahasa yang tidak mudah dipahami

≥50% - <75% bahasa yang tidak mudah dipahami


K Jika terdapat

≥75% bahasa yang tidak mudah dipahami


SK Jika terdapat

76
3. Keterkaitan Jika terdapat <25% paragraf yang tidak terdapat hubungan
antarparagraf SB dengan paragraf sebelum dan sesudahnya

Jika terdapat ≥25% - <50% paragraf yang tidak terdapat


B hubungan dengan paragraf sebelum dan sesudahnya

Jika terdapat ≥50% - <75% paragraf yang tidak terdapat


K hubungan dengan paragraf sebelum dan sesudahnya

Jika terdapat ≥75% paragraf yang tidak terdapat hubungan


SK dengan paragraf sebelum dan sesudahnya

2. Kebenaran konsep 4. Kesesuaian konsep Jika terdapat <25% konsep tidak sesuai dengan SK dan KD
dengan materi pokok SB
kimia dalam SK dan Jika terdapat ≥25% - <50% konsep tidak sesuai dengan SK dan
KD B KD
Jika terdapat ≥50% - <75% konsep tidak sesuai dengan SK dan
K KD
Jika terdapat ≥75% konsep tidak sesuai dengan SK dan KD
SK
5. Konsep sesuai dengan Jika terdapat <25% konsep yang tidak sesuai dengan paraahli
SB
para ahli
Jika terdapat ≥25% - <50% konsep yang tidak sesuai dengan
B para ahli
Jika terdapat ≥50% - <75% konsep yang tidak sesuai dengan
K para ahli

SK Jika terdapat ≥75% konsep yang tidak sesuai dengan para ahli

77
3. Format Modul 6. Tujuan, materi dan
evaluasi SB Jika tujuan, materi dan evaluasi jelas

B Jika salah satu dari tujuan, materi, atau evaluasi tidak jelas

K Jika dua dari tujuan, materi, atau evaluasi tidak jelas


SK Jika tujuan, materi, rangkuman dan evaluasi tidak jelas
7. Terdapat peta konsep SB Peta konsep sangat menggambarkan isi modul
yang jelas
Peta konsep menggambarkan isi modul
B
K Peta konsep kurang menggambarkan isi modul
SK Peta konsep tidak menggambarkan isi modul
8. Terdapat soal latihan Jika terdapat <25% soal yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan
untuk mengukur SB pembelajaran
penguasaan peserta Jika terdapat ≥25% - <50% soal yang dibuat tidak sesuai dengan
didik B tujuan pembelajaran
Jika terdapat ≥50% - <75% soal yang dibuat tidak sesuai dengan
K tujuan pembelajaran
Jika terdapat ≥75% soal yang dibuat tidak sesuai dengan tujuan
SK pembelajaran
SB Jika terdapat <25% glosarium yang tidak disusun secara
9. Penyajian glosarium alfabetis
jelas Jika terdapat ≥25% - <50% glosarium yang tidak disusun secara
B alfabetis
Jika terdapat ≥50% - <75% glosarium yang tidak disusun secara
K alfabetis
Jika terdapat ≥75% glosarium yang tidak disusun secara
SK alfabetis

78
10. Penyajian daftar Jika terdapat <25% daftar pustaka yang tidak disusun secara
SB alfabetis
Pustaka jelas
Jika terdapat ≥25% - <50% daftar pustaka yang tidak disusun
B secara alfabetis
Jika terdapat ≥50% - <75% daftar pustaka yang tidak disusun
S secara alfabetis
Jika terdapat ≥75% daftar pustaka yang tidak disusun secara
SK alfabetis
4 Sumber belajar 11. Modul memberi Jika terdapat <25% tugas yang tidak dapat dikerjakaan peserta
mandiri kesempatan peserta SB didik tanpa bantuan guru
didik dalam
melaksanakan tugas Jika terdapat ≥25% - <50% tugas yang tidak dapat dikerjakaan
secara mandiri B peserta didik tanpa bantuan guru

Jika terdapat ≥50% - <75% tugas yang tidak dapat dikerjakaan


K peserta didik tanpa bantuan guru

Jika terdapat ≥75% tugas yang tidak dapat dikerjakaan peserta


SK didik tanpa bantuan guru
12. evaluasi membantu Jika evaluasi sangat membantu peserta didik memahami materi
peserta didik dalam SB
memahami materi B Jika evaluasi membantu peserta didik memahami materi
K Jika evaluasi kurang membantu peserta didik memahami materi
Jika evaluasi tidak membantu peserta didik memahami materi
SK
13. Modul dapat dipakai Jika modul sangat mudah digunakan pada berbagai tingkat
oleh peserta didik SB kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar peserta didik
dengan kemampuan

79
berbeda Jika modul mudah digunakan pada berbagai tingkat kecerdasan,
B bakat dan kecepatan belajar peserta didik

Jika modul kurang mudah digunakan pada berbagai tingkat


K kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar peserta didik

Jika modul sulit digunakan pada berbagai tingkat kecerdasan,


SK bakat dan kecepatan belajar peserta didik

14. Modul dapat digunakan Jika terdapat <25% isi modul yang tidak dapat dipahami peserta
dimana saja baik di SB didik tanpa bantuan guru
sekolah maupun di luar
sekolah Jika terdapat ≥25% - <50% isi modul yang tidak dapat dipahami
B peserta didik tanpa bantuan guru

Jika terdapat ≥50% - <75% isi modul yang tidak dapat dipahami
K peserta didik tanpa bantuan guru

Jika terdapat ≥75% isi modul yang tidak dapat dipahami


SK peserta didik tanpa bantuan guru

5 Daya Tarik 15. Sampul modul menarik SB Jika sampul modul menarik dan sesuai dengan isi modul

B Jika sampul modul tidak menarik tetapisesuai dengan isi modul

K Jika sampul modul tidak menarik tetapi sesuai dengan isi modul

SK Sampul modul tidak menarik dan tidak sesuai isi modul

80
16. Gambar yang
disajikan SB Jika terdapat <25% gambar yang tidak berwarna
berwarna
B Jika terdapat ≥25% - <50% gambar yang tidak berwarna

K Jika terdapat ≥50% - <75% gambar yang tidak berwarna


SK Jika terdapat ≥75% gambar yang tidak berwarna
6 Penulisan 17. Bentuk dan
ukuran huruf SB Jika bentuk huruf mudah dibaca dan ukuran huruf ksesuai
mudah dibaca dengan ukuran kertas

B Jika bentuk huruf mudah dibaca tetapi ukuran huruf kurang


sesuai dengan ukuran kertas

Jika bentuk huruf kurang mudah dibaca dan ukuran huruf tidak
K
sesuai dengan ukuran kertas

SK Jika bentuk huruf sulit dibaca dan ukuran huruf tidak sesuai
dengan ukuran kertas
18. Jenis huruf yang SB Jika terdapat <25% kata yang menggunakan jenis huruf berbeda
digunakan
konsisten
B Jika terdapat ≥25% - <50% kata yang menggunakan jenis huruf
berbeda
K Jika terdapat ≥50% - <75% kata yang menggunakan jenis huruf
berbeda
SK Jika terdapat ≥75% kata yang menggunakan jenis huruf berbeda

81
19. Jarak spasi antarhuruf SB Jika semua spasi antarhuruf dan antarparagraf konsisten
dan antarparagraf
konsisten B Jika semua spasi antarhuruf konsisten tetapi sebagian
antarparagraf tidak konsisten

K Jika sebagian spasi antarhuruf tidak konsisten dan sebagian


antarparagraf konsisten

SK Jika semua spasi antarhuruf dan antarparagraf tidak konsisten

82
Lampiran 9
INSTRUMEN TANGGAPAN SISWA
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON
UNTUK KELAS X SMA YPK OIKUMENE

A. Aspek Kemudahan Pemahaman


1. Materi yang disajikan dapat menambah pengetahuan siswa pada materi hidrokarbon
2. Kartun ini mempermudah siswa dalam memahami materi hidrokarbon
3. Dapat menjelaskan hidrokarbon
4. Gambar-gambar yang disajikan dapat menambah pemahaman dan member
kemudahan
B. Aspek Kemandirian Belajar
1. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sesuai kemampuannya
2. Menarik minat siswa untuk belajar modul berbasis kartun Jepang
3. Menambah minat siswa untuk belajar
4. Sebagai media belajar dimanapun berada
C. Aspek Penyajian Media Belajar
1. Teks dan tulisannya terlihat jelas dan mudah dibaca
2. Gambar yang disajikan menarik perhatian siswa
3. Menggunakan bahasa yang sederhana
4. Gambar tokoh yang disajikan menarik dan berkarakter
D. Aspek Penggunaan Media Belajar
1. Komik ini mempermudah siswa dalam belajar
2. Mudah digunakan tanpa bantuan orang lain
3. Dapat digunakan dimana saja
4. Sebagai media belajar dan hiburan bagi siswa

83
ANGKET TANGGAPAN SISWA
PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KARTUN JEPANG
PADA MATERI POKOK HIDROKARBON
UNTUK KELAS X SMA YPK OIKOUMENE

Nama siswa :
Kelas :
Hari/tanggal :

Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda check (√) dengan ketentuan sebagai berikut:
SS : sangat setuju KS : kurang setuju
S : setuju TS : tidak setuju
2. Komentar atau saran harap ditulis pada lembar yang disediakan
No Pernyataan Kriteria Penilaian
Aspek Kemudahan Pemahaman SS S KS TS
1. Saya mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
hidrokarbon dengan adanya modul berbasis kartun Jepang.
2. Materi hidrokarbon yang disajikan dalam kartun Jepang ini dapat
saya pahami dengan mudah.
3. Setelah membaca modul berbasis kartun Jepang ini saya dapat
menjelaskan apa saja tentang hidrokarbon.
4. Gambar-gambar yang disajikan membuat saya lebih mudah untuk
memahami materi hidrokarbon.
Aspek Kemandirian Belajar
5. Modul berbasis kartun Jepang ini member kesempatan saya untuk
belajar sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
6. Saya tertarik mempelajari materi hidrokarbon dengan menggunakan
modul berbasis kartun Jepang ini.
7. Dengan adanya modul berbasis kartun Jepang ini menambah minat
saya untuk belajar tentang hidrokarbon.
8. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan untuk belajar
dirumah dan dimanapun
Aspek Penyajian Media Belajar
9. Teks atau tulisan dalam modul berbasis kartun Jepang ini terlihat
jelas dan mudah say abaca.
10. Gambar yang disajikan menarik perhatian saya untuk mempelajari
materi
11. Materi dijelaskan dengan bahasa sederhana sehingga saya mudah
memahaminya.
12. Gambar tokoh yang disajikan menarik dan berkarakter.
Aspek Penggunaan Media Belajar
13. Modul berbasis kartun Jepang yang disediakan memudahkan saya
dalam belajar.
14. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan dengan mudah
tanpa bantuan orang lain.

84
15. Modul berbasis kartun Jepang ini dapat saya gunakan di sekolah
dan diluar sekolah.
16. Modul berbasis kartun Jepang ini menjadi media belajar dan hiburan
bagi saya.

Komentar dan saran


………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Terima kasih
Manokwari, 2015
Siswa

( )

85
Lampiran 10

NILAI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X1

No NAMA TGS 1 UH UAS NA

1 Adryana Mofu 0 60 30 33

2 Aleda Yesnath 0 60 30 33

Amandus
3 70 55 30 45.5
Yeniar
Aplince E.
4 0 55 35 34
Mandacan

Demianus D
5 70 60 30 47
Muday
Don E
6 70 65 35 51
Natumnea
Fince
7 0 55 35 34
Manggaprow
8 Jeki Ullo 70 55 25 43
Marina
9 0 60 30 33
Maryen
Meilani L. D
10 0 60 35 35.5
Waromi
11 Melkianus Iba 70 30 29

Murni H. Y
12 0 60 35 35.5
Manggaprouw
Madalin
13 0 60 30 33
Makamur
14 Nancy Katoar 0 55 16.5
Olince E
15 0 60 30 33
Mandacan

RATA-RATA 35.7

86
Lampiran 11. Modul

87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104

Anda mungkin juga menyukai