Anda di halaman 1dari 12

Lesson Plan 23 Oktober 2021-Kelas Remaja

Aku dan Pekerjaanku


Bahan Alkitab : Kolose 3:23-24
Kebenaran Pelajaran : Allah harus menjadi pusat dari segala sesuatu yang manusia kerjakan.

Tujuan Pengajaran
Umum : Murid menyadari bahwa segala sesuatu yang mereka kerjakan harus
berpusat pada Allah.

Khusus : Murid-murid akan mampu


A. Kognitif
Memahami bagaimana pekerjaan yang berpusat pada Allah
dengan menghubungkan book dengan kegiatan AA sehari-hari.
B. Afektif
Merefleksikan diri apakah AA sudah melakukan pekerjaan yang
berpusat pada Allah dengan menceritakan tantangan yang pernah
dihadapi saat berusaha menjadikan Tuhan sebagai pusat dalam
hal yang dikerjakannya.
C. Psikomotorik
Mengingat bahwa hidup AA hari ini haruslah dipersembahkan
kepada Allah dengan menyanyikan lagu “Kupersembahkan
Hidupku” setiap pagi.

LATAR BELAKANG
Pada LP sebelumnya kita telah membahas identitas manusia sebagai gambar Allah yang
telah rusak dan dipulihkan, sehingga manusia kini telah mendapatkan serta harus menghidupi
identitasnya yang baru. Pada LP kali ini kita akan membahas tentang “Aku dan Pekerjaanku”,
dimana melalui pekerjaan yang dilakukan kita dapat menunjukkan identitas kita sebagai anak
Allah. Sebagai manusia baru, kita harus terus memiliki hidup yang berpusat kepada Allah, oleh
karena itu, apa pun yang kita kerjakan haruslah dikerjakan untuk Tuhan.
LP ini membahas surat Paulus kepada Kolose yang menyuruh jemaatnya untuk melakukan
segala sesuatu seperti untuk Tuhan, bukan manusia. Dalam suratnya Paulus menggunakan relasi
tuan dan budak untuk menggambarkan setiap kita sebagai hambanya Tuhan. Hal ini
menyadarkan kita bahwa kita hanyalah hamba dan Tuhan adalah tuan atas hidup kita. Tanpa
kesadaran ini, kita tidak akan dapat melakukan segala sesuatu untuk Tuhan, kita akan terus
berfokus pada keinginan diri bukan kesenangan Tuhan.
KEGIATAN WAKTU DETAIL ALAT/BAHAN
B Berbincang- <10 - Menanyakan kabar seminggu ini
U bincang dengan menit
I teman-teman
L (anak-anak)
D
I
N
G
I Puji-pujian ... Lagu : ... ...
B
A
D
A
H
H Menarik perhatian AA untuk masuk dalam topik pengajaran
O 3-5 Menit
O
K
TT, ada yang pernah denger kata “Bucin”? (S2) yang pernah denger boleh
raise hand. Ada yang tau apa kepanjangan dari kata bucin? (tunggu respon AA)
Iyap, Budak Cinta. Kayaknya gak mungkin ya anak jaman skg gk pernah denger kata
bucin, kata bucin sering banget muncul di sosial media. Kalian tau gk sih kenapa
seseorang disebut bucin? Atau jangan2 salah satu dari kalian ada yang pernah atau
lagi jd bucin nih? (gk usah tunggu jwban AA) Wah semoga engga ada ya. Jadi gini,
di sekolah dulu pas SMA, KK punya temen yang kira2 bisa menggambarkan seperti
apa bucin itu. (S3) Anggep aja nama dia X, si X ini suka sama 1 cewe, dan dia
tergila-gila sama cewenya. Setiap hari si X ke sekolah cuman buat ketemu cewenya,
bukan buat belajar. Sampai2 si X ini pernah bilang kalau dia gak butuh siapa-siapa
di dunia ini, yg dia butuh cuman cewenya. Dia bisa kehilangan harapan hidup kalau
si cewenya ini gk mau lg sama dia. Gk berenti disitu, pernah suatu kali pas
valentine, (S4) si X bawa boneka yang gede buanget ditambah sama chocolate
bouquet yang gede bgt ke sekolah cmn buat si doi. Buat yg gk tau, chocolate
bouquet itu coklat yang disusun jadi kayak bunga yang ada di PPT. Kalau TT yg ada
di posisi cewenya gimana nih? Kita pasti seneng dong kalau doi perhatian, ngasih
barang yang lucu.
Sebenernya apa sih yang jadi tujuan si X ini sampe mau repot2 bawain hadiah itu
ke sekolah? Tujuan dia adalah bikin cewenya seneng. (next animasi)
Saat seseorang jadi bucin, dia akan rela ngelakuin apa aja supaya orang yang
dia kagumin ini seneng, bahkan hal-hal yang gk dia sukai sekalipun akan dia lakuin,
gk ada hal yang terlalu sulit untuk dilakukan asal doinya seneng, dan dengan begitu
dia jg bakal ikutan seneng karena ngeliat doinya seneng.
Kalau liat dari kisah si X yang gk bisa hidup tanpa cewenya dan rela
“ngeribetin” diri buat nyenengin pasangannya, kita sebagai orang Kristen harusnya
menyenangkan siapa sih TT? (S5) Orang yang kita sukain? Guru kita? Orang tua
kita? Atau siapa? Sebenernya siapa yang seharusnya jadi pusat kehidupan kita
sebagai orang percaya? Kalau si X jd bucin, budak dari orang yang dia cintai, kita ini
“budaknya” siapa ya? (next) KK mau ajak kita baca Kolose 3:18-4:1 (baca giliran).
B
O 10-15 menit Mengajak AA untuk berdiskusi tentang kebenaran Firman Tuhan
O
K
Dari firman yang tadi kita baca, Paulus mau menyampaikan bahwa jemaat ...
kolose, dan juga kita, harus melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan. (S6)
Tapi kan... saat ini kita masih tinggal di dunia, kita terdistraksi dengan hal-hal
duniawi, kira2 gimana ya caranya supaya apapun yang kita kerjakan bisa kita
lakukan seperti untuk Tuhan? KK punya 2 cara yang mungkin bisa menolong kita.
Cara pertama yang bisa menolong kita supaya dapat mengerjakan segala
sesuatu seperti untuk Tuhan adalah: (S7) Menyadari siapa kita di hadapan Tuhan.
Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose untuk menasehati mereka,
supaya mereka hidup sesuai dengan identitasnya, yaitu sebagai manusia baru. Nah
salah satu contoh penerapan yang Paulus pakai dalam surat ini adalah kehidupan
berelasi jemaat. Ada hubungan suami-isteri (next), orang tua, (next) anak, tapi kok
Paulus mengakhiri pesannya dengan hubungan tuan dan budak ya? (next 2x) Dan
yang lebih menarik lagi, di ayat 24 ditekankan kalau kita ini adalah hamba. Atau
dengan kata lain Paulus menyamakan kita dengan budak.
TT, budak disini bukan kayak budak di bucin tadi ya. Budak disini adalah
orang yang diperjual belikan. (S9) Otomatis, orang yang diperjual belikan ini tidak
memiliki hak atas dirinya sendiri. Mereka tidak dianggap sebagai manusia, mereka
tidak bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan, mereka disamain kayak
mesin yang harus mengerjakan apapun yang tuannya suruh, gk peduli mereka cape
kek, mereka kurang makan, kurang minum, kurang istirahat, lagi sakit, intinya
mereka harus terus-terusan kerja sampai si tuan ini puas dengan pekerjaan
mereka. Tugas budak adalah menyenangkan hati tuannya. TT bayangin deh kalau
kita yang ada di posisi mereka, kita dipaksa bekerja sampai si tuannya ini seneng,
gk ada lagi deh waktu buat scrolling instagram, main tiktok, main games, apalagi
ngebucin, pasti gak enak banget ya kalau harus hidup sebagai budak. Kita jadi gk
bebas dan hidup dalam tekanan.
Zaman skg, perbudakan udh menjadi kegiatan yang dilarang, (S10) mungkin
kalian mulai berpikir dan bertanya2: Kalau gitu kenapa ya Surat Kolose ini ditulis
dengan gambaran tuan dan budak? bukannya ini adalah relasi yang jelas-jelas
melanggar hak asasi manusia ya kak? Nah, perbudakan ini merupakan hal yang
wajar banget terjadi di zaman dulu, tapi anehnya disini surat kolose malah ngasih
gambaran yang berbeda tentang tuan dan budak loh. Kalau saat itu seorang budak
tidak dianggap sederajat dengan manusia, Paulus bilang tuan dan budak itu sama,
sama-sama orang berdosa yang ditebus oleh Kristus. (S11) Yok kita lihat alkitab kita
di Kolose 2:13-14 (minta tolong AA bacakan). TT, disini Paulus mau menyampaikan
kalau manusia yang dulunya adalah budak dosa udah Tuhan Yesus beli melalui
kematianNya di atas kayu salib, Dia telah menghapuskan surat hutang manusia,
dan itu mengubah status manusia. (S12) Sekarang mereka sudah menjadi manusia
baru di dalam Kristus. Begitu juga kita, sebagai orang yang udah dibeli sama Tuhan
Yesus, otomatis kita sekarang jadi hambanya Tuhan. Karena itu kita juga
mendapatkan pekerjaan yang baru nih, yaitu menyenangkan hati Tuhan. Makanya
di ayat yg udh kita baca tadi dibilang Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya,
apa pun yang kamu perbuat harus diperbuat dengan segenap hati untuk Tuhan.
Kita sekarang udh tau nih, kenapa mereka dan kita menjadi hambanya
Tuhan. Tapi, (S13) apa sih yang membedakan jadi hambanya manusia sama jadi
hambanya Tuhan? Di Kolose 3:24 yang tadi kita baca, dibilang “kamu tahu dari
Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah”,
nah upah mereka sebagai hambanya Tuhan itu apa sih? Apakah mereka akan
mendapatkan uang yang sangattt banyakk? (next) Kalau kita lihat dari bahasa
inggrisnya nih, kata yang dipakai sebagai upah adalah “mewariskan”. Kita semua
udh tau, yang bisa mewariskan harta itu hanyalah seorang anak. Ini artinya mereka
bukan hanya jadi budak yang tidak memiliki relasi apa-apa sama tuannya, tetapi
mereka Tuhan jadikan sebagai anak-Nya. Jadi, sebagai hamba sekaligus anak Tuhan
kita ini mewariskan apa? (next) Ayo kita liat lagi alkitab kita di Roma 8:17 (minta
AA bacakan). 
Ya, kita akan mewarisi Kerajaan Allah. (S14) Kayak yang TT semua udah
sering denger dari Roma 6:23 “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (S15) Dulu saat status kita
masih manusia berdosa upah kita adalah maut, tetapi penebusan Kristus (next)
mengubah status kita. Kita yang dulunya adalah budak dosa menjadi hambanya
Allah, (next) disaat yang bersamaan kita juga menjadi anak Allah (next). Bukan jadi
anak yang bisa santai gk usah ngapa2in, tapi Allah ingin kita juga terlibat dalam
pekerjaan2-Nya, kita dijadikan kawan sekerja Allah (next) yang suatu saat akan
menerima upah hidup kekal itu.
Jadi itu cara pertama yang bisa kita lakukan supaya kita bisa mengerjakan
segala sesuatu seperti untuk Tuhan, yaitu dengan menyadari siapa diri kita di
hadapan Tuhan. (S16) Kita adalah hamba, tetapi berbeda dari hamba dunia, kita ini
hamba yang dibeli sama tuannya dengan pengorbanan-Nya yang sangat besar dan
tak dapat dibandingkan dengan harta apapun di dunia, dan secara bersamaan kita
juga merupakan anak Allah.
Cara kedua yang dapat menolong kita supaya dapat mengerjakan segala
sesuatu seperti untuk Tuhan adalah: (S17) Menyadari seperti apa Tuhan yang
menjadi Tuan kita.
Kalau tadi TT perhatikan, di ayat 22 dibilang seorang hamba juga harus
melakukan tanggung jawab yang udah tuannya kasih dengan sungguh-sungguh,
bukan karena takut diomelin sama tuannya, tapi karena mereka takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan kak? Bentar, bentar... Apa jangan2 artinya Tuhan yang menjadi
tuan kita ini lebih galak daripada tuan yang di bumi... (S18) atau gimana tuh?
Bukan seperti itu yaa, takut akan Tuhan itu merupakan dampak dari pengenalan
orang yang percaya pada Allah. (S19) Bisa dibilang takut akan Tuhan ini merupakan
sikap tunduk kita kepada Tuhan, kita menghormati Dia, taat pada perintah-Nya.
Bukan ketakutan ya, beda TT. Kalau gitu, Tuhan Yesus itu tuan seperti apa? 
Tuhan Yesus itu tuan yang penuh kasih dan juga adil. (S20) Kenapa? Dia
telah membuktikan kasih-Nya dengan mengorbankan hidup-Nya, mati bagi kita.
Dia mau membeli kita, yang bukan siapa-siapa, dengan darahNya yang sangat
mahal. Dia tuan yang akan selalu mendengarkan kita melalui setiap doa2 yang kita
panjatkan. Tadi KK ada bilang kalau kita ini merupakan kawan sekerja Allah, ini
artinya Allah juga turut bekerja bersama dengan kita. (S21) Dia tidak pernah
meninggalkan kita. Dia bukan seperti tuan yang di dunia ini yang bodo amat kalau
budaknya kenapa2. Dia akan menolong kita disaat kita membutuhkan-Nya. Perlu
diingat, kita harus taat pada pimpinan Tuhan, apapun cara yang Tuhan pakai untuk
menolong kita, kita harus tetap percaya bahwa Allah turut bekerja untuk
mendatangkan kebaikan bagi setiap kita, karena Dia mengasihi kita. Di sisi lain,
Dia jg merupakan Allah yg adil. Kalau TT baca lagi di ayat 25, dibilang kalau Tuhan
tidak memandang orang. Kalau orang itu salah maka dia harus menanggung
kesalahannya. Bukan berarti dengan menjadi hambanya Tuhan, kita gk perlu
menanggung konsekuensi dari apa yang kita lakukan. Sama seperti seorang ayah
yg sayang sama anaknya dan nasehatin anaknya supaya jangan lari2, nanti bisa
jatuh dan terluka. (S22) Tapi anak ini buandellll banget, gak bisa dibilangin, dan
malah makin kenceng larinya. Akhirnya anak ini terjatuh dan terluka. Ada
konsekuensi yang harus diterima dari anak itu, mungkin dia kesakitan dan dia
menangis. Di saat anak itu jatuh, apakah ayahnya akan jadi seneng dan berpikir
“yey anakku jatuh, anakku terluka, aku senang dia jatuh?” Pasti tidak, ayah itu
akan menghampiri anaknya (S23) dan bilang dengan penuh kasih “kan tadi ayah
udh bilang jangan lari2, skg jadi jatuh kan, lain kali dengerin kata ayah ya” lalu ayah
itu akan menolong anaknya yang jatuh itu untuk bangkit dan memeluknya. Disini
kita bisa lihat kalau ayah itu tetap mengasihi anaknya, kasih itu tidak hilang
meskipun si anak sedang merasa kesakitan. Rasa sakit itu ada akibat konsekuensi
yang dia lakukan, dan terkadang dengan cara seperti itulah si anak bisa jadi lebih
percaya dengan perkataan ayahnya, bahwa yang ayahnya katakan itu benar. Anak
itu jadi tau bahwa ada hal-hal yang dapat membahayakan dirinya, anak itu
berproses menjadi semakin dewasa.
(S24) Jadi cara yang kedua adalah kita perlu menyadari bahwa Tuhan kita
adalah tuan yang penuh kasih tetapi secara bersamaan Dia jg adalah tuan yang
adil.

Dengan kesadaran bahwa kita adalah hamba dan Tuhan adalah tuan kita,
firman Tuhan berkata: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan
segenap hatimu seperti untuk Tuhan”, kira2 dalam keseharian kita, apa aja sih
yang udh kita kerjakan untuk Tuhan? (S25) (tujuan kognitif) Bagaimana dengan
kegiatan sehari-hari kita? (tanya jika AA menjawab dengan disiplin rohani) Taukah
TT bahwa “apapun” yang kita kerjakan, itu semua untuk Tuhan. Saat TT olahraga,
makan, atau tidur sekalipun harusnya itu semua dikerjakan untuk Tuhan. Dengan
kita makan, (S26) kita jadi sehat, punya energi untuk beraktivitas, dan itu artinya
kita sedang menjaga tubuh yg Tuhan berikan. Bener makan untuk menghilangkan
rasa lapar, keinginan untuk makan, tapi tujuannya bukan untuk memuaskan diri
dengan rakus, memakan apa saja dengan jumlah yg sgt banyak, tapi dengan
kesadaran bahwa segala sesuatu harus kita kerjakan utk Tuhan, kita makan ya
tujuannya untuk menyenangkan Tuhan, bertanggung jawab sama Tuhan atas apa
yang udh Dia berikan. Begitu juga tidur, (S27) bukan berarti pas KK bilang tidur itu
kita kerjakan utk Tuhan, setelah pos sabtu TT jadi tidur seharian karena berpikir
kan kita tidur utk Tuhan. Dengan kita tidur seharian ga ngapa2in ya itu ga bener
juga, karena artinya kita cmn memuaskan keinginan kita buat tidur, gk ngapa2in.
Inget TT, (S28) apa pun yang kita kerjakan adalah untuk Tuhan. Jadi saat kita mau
mengerjakan apa pun, coba TT pikirin dulu, apakah dengan kalian mengerjakan hal
itu kalian akan menyenangkan hati Tuhan?

L 7 menit Mengajak AA untuk merefleksikan Firman Tuhan dalam


O kehidupan sehari-hari
O
K
KK mau ajak kita untuk merefleksikan diri sejenak. (Stop SS) Bagaimana
dengan kehidupan kita skg? Apakah kita sudah hidup dengan penuh kesadaran
bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan adalah untuk Tuhan? Mungkin TT mikir,
ah kak semua yg tadi KK jelasin kita udh tau kok, dari kemaren2 kan juga udh
dikasih tau kita ini ditebus, kita sekarang harus hidup untuk Tuhan. Tapi, apakah
sampai saat ini kita udh sungguh2 hidup bagi Dia, Tuannya kita? Kalau tugas budak
adalah menyenangkan hati tuannya, apakah kita udah menyenangkan hati Tuhan?
Apakah kita yakin Tuhan akan berkata kepada kita: Aku sudah disenangkan dengan
segala yang kamu perbuat?
Kita bisa aja denger cerita firman Tuhan setiap sabtu, tapi tanpa sadar kita
tetep hidup untuk kenyamanan diri kita sendiri. Contohnya aja nyontek. (S29) Kita
semua pasti tau apa yang Firman Tuhan sudah bilang tentang nyontek, kita gk
boleh nyontek. Tapi seringkali kita tetep memilih untuk menyontek dari pada
bener2 berusaha belajar dan mengerjakan ujian itu dengan jujur, sesuai dgn yang
Tuhan mau. Atau contoh lain yang lebih nyata adalah sekarang, (S30) saat TT
mengikuti pos sabtu apakah kalian sudah mengikutinya dengan sungguh2? Apa
jgn2 sebenernya kalian ikut pos, kalian ada di zoom/meet tapi hati kalian ga disini,
TT gk sungguh2 dengerin firman Tuhan yang disampaikan, ada hal lain yg kalian
kerjakan. Apakah itu sikap yang Tuhan inginkan dari para hamba-Nya? Tidak kan.
Kita bisa tau apa yang harus kita kerjakan, dan disaat yang bersamaan kita
tidak mau mengerjakan apa yang benar. Kenapa? (S31) Karena kita tidak sadar
kalau Tuan dari hidup kita adalah Tuhan. Saat kita menyontek, tidak serius
mengikuti pos sabtu, melawan orang tua, kita melakukannya karena itu adalah hal
yang ingin kita lakukan, kita tidak mau menjadikan Tuhan menjadi Tuan dari hidup
kita. Kita hanya mau melakukan hal2 yang membuat kita senang, nyaman, hal2
yang menurut kita baik, tanpa menyadari bahwa sesungguhnya tuan di hidup kita
bukanlah diri kita sendiri, tetapi Tuhan Yesus.
Alasan yang paling jelas mengapa kita tidak mau menjadikan Tuhan
sebagai tuan atas hidup kita adalah kita gagal (S32) melihat Tuhan sebagai tuan
yang penuh kasih. Seringkali orang mendefinisikan kasih itu sebagai perbuatan
yang menyenangkan saya, bukan hal yang terbaik buat saya. Mungkin TT berpikir
bahwa menyontek adalah hal yang baik bagi saya karena saya bisa mendapatkan
nilai yang bagus tanpa perlu belajar dengan susah payah. Tetapi sebenarnya
menyontek hanyalah cara utk menyenangkan diri, dan nyontek hanya akan
membuat kita semakin tidak bertanggung jawab, semakin tidak jujur. Makanya
Tuhan tidak suka jika kita menyontek, karena itu tidak baik bagi kita.
Kalau lagi jadi bucin nih, kejelekan2 doi gk akan keliatan, rasanya doi tuh
manusia sempurna. (S33) Kita bisa rela chatting sampe subuh, bela2in jemput doi
meski lg ujan, kalau doi ultah kita beliin kado terbaik yang bisa kita kasih, pokoknya
apapun jg kita lakuin deh asal doi seneng. Dan saat doi seneng, kita pasti ikutan
seneng ngeliat dia bahagia. Kita bisa lakuin apapun buat org yg kita sayang tanpa
ada rasa keberatan atau merasa itu adalah suatu keharusan, tanpa disuruh juga
kita bakal berusaha buat bikin doi seneng. Tapi kenapa ya giliran buat Tuhan kok
kayaknya susah banget gitu? Kita bisa chatingan berjem2 sama doi, tapi buat doa
atau baca firman Tuhan yang cuman beberapa menit aja terasa berat. (S34) Kita
bangun tidur bisa lgsg mikirin doi, cek chat dari doi, tapi susah buat bangun dan
lgsg mengingat kebaikan Tuhan, saat teduh dulu. Padahal, kita mau baik
gimanapun ke doi, klo emg dia gk setia mah tetep aja bisa diputusin. (S35) Berbeda
dengan Tuhan. (next) Tuhan akan selalu setia sama kita, mau kita menjauh
sekalipun, Dia akan selalu sabar menunggu kita untuk kembali. Kita udah
ngecewain Tuhan berkali2, Tuhan tetep ampuni.
Tuhan itu baik banget, Dia sangat mengasihi kita, Dia sabar banget. Bahkan
nyawa-Nya pun dikasih buat kita. Saat kita udh melihat dan merasakan indahnya
kasih Tuhan, KK yakin, gk ada hal yang terlalu sulit untuk kita lakukan untuk
menyenangkan hati-Nya Tuhan. (S36) Bukan berarti mudah, tapi semua hal yang
berat utk dilakukan sekali pun akan terasa ringan. Dengan kesadaran bahwa kita ini
umat yang udah Tuhan tebus dengan kasihNya, kita dapat menikmati kasih itu dan
menjalankan semua pekerjaan kita dengan penuh sukacita. Bukan dengan terpaksa
karena kewajiban, tapi karena kita tau bahwa Dia adalah Tuan yang begitu baik,
sampai2 kita gk sanggup atau gk tega untuk tidak menyenangkan hati-Nya. (next)
Kesadaran bahwa Tuhan kita adalah tuan yang sangat mengasihi kita, membuat
kita memiliki kerinduan untuk terus menyenangkan hati-Nya.
Dan perlu diingat, Tuhan yang penuh kasih itu juga merupakan tuan yang
adil. Saat kita berbuat kesalahan, atau memenuhi keinginan kita sampai2
merugikan orang lain, ada ganjaran yang Tuhan kasih untuk membentuk kita. (S37)
Dalam Ibrani 12:6 ada dibilang bahwa Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Dia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Saat sedang menerima
konsekuensi, bukan artinya Tuhan sedang meninggalkan kita, tetapi Dia justru
sedang bekerja dalam hidup kita supaya kita bisa semakin serupa dengan Tuhan
Yesus. Allah aja terus bekerja dalam hidup kita untuk mengubahkan kita, dan Dia
turut bekerja bersama dengan kita, masa iya kita gk mau bekerja bersama Tuhan
dan bekerja untuk Tuhan?
T 3 menit Mengajak AA untuk mengambil tindakan/ komitmen/doa
O
O
K
TT, kita gk akan pernah bisa mengubah perilaku kita dalam setiap hal yang
kita kerjakan sebelum kita mengembalikan posisi Tuhan Yesus sebagai Tuan kita.
(S38) Sadarkah TT bahwa kita ini hanyalah hamba yang telah dibeli oleh darah
Kristus yang begitu mahal, sehingga kita tidak pantas untuk menduduki posisi tuan
atas diri kita? Maukah saat ini kita merendahkan diri, (next 2x) dan menyerahkan
kembali posisi “tuan” itu kepada Tuan yang sesungguhnya? Maukah kita
memberikan sepenuhnya hidup kita untuk menyenangkan hati Tuhan? (Stop SS)
Gapapa kalau saat ini TT masih sering gagal untuk menjadikan Tuhan
sebagai tuan atas hidup kalian. KK pun sampai sekarang masih menggumuli hal
yang sama. Tapi KK mau mengajak kita untuk terus menyadari kasih Tuhan bagi
kita, dan sadar bahwa hidup kita bukanlah milik kita lagi, saat kita percaya dan mau
mengikut Dia, hidup kita telah menjadi miliknya Tuhan. Memang sebagai manusia
yang memiliki natur berdosa, kita tidak sanggup untuk memenuhi ekspektasi Allah
yang begitu tinggi. Tapi justru dalam ketidakberdayaan kita, di dalam kelemahan
kita lah Allah hadir, dan saat itulah Allah turut bekerja dalam hidup kita. Dia telah
menebus kita, Roh Kudus yang kini telah berdiam dalam diri kita akan terus
memampukan kita serta terus menyadarkan siapa kita di hadapan Allah dan
siapa Allah yang menjadi tuan kita. Karena hanya dengan kesadaran itulah kita
dapat terus mengembalikan posisi Tuhan sebagai tuan kita di saat kita gagal.
KK mau ajak kita untuk berduka atas diri kita yang selalu menginginkan
posisi tuan itu atas hidup kita. Posisi yang membuat kita dapat mengerjakan apa
saja yang menyenangkan diri kita, “aku” telah menjadi pusat dari segala hal yang
kita kerjakan. Mari datanglah kepada Tuhan, mintalah pengampunan dari-Nya, dan
Tuhan yang berlimpah dgn kasih setia itu pasti akan mengampuni kita, Dia dengan
senang hati akan menyambut kita dan menerima kita kembali.
Biarlah melalui perenungan firman Tuhan yang disampaikan hari ini, kita
bisa terus menyadari siapa diri kita dan siapa Tuhan yang menjadi tuan atas hidup
kita. Dan dengan demikian kita bisa terus diubahkan. Apapun yang kita kerjakan,
mari kita kerjakan itu untuk Tuhan. Amin.
E ...
N
D
...
AKTIVITAS: ...
Sebelum mengakhiri sekolah sabtu ajak AA untuk menceritakan tantangan yang
pernah dihadapi saat berusaha menjadikan Tuhan sebagai pusat dalam hal yang
dikerjakannya (tujuan Afektif). Setelah menceritakan pengalamannya, ajak AA
untuk terus mengingat bahwa hidupnya harus terus dipersembahkan kepada
Allah, dengan menyanyikan lagu “Kupersembahkan Hidupku” setiap pagi.
Diharapkan AA dapat memulai hari dengan mengingat untuk apa dan siapa hari
ini mereka hidup. (Tujuan psikomotorik)

Anda mungkin juga menyukai