Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan secara garis besar: Zakheus (LUK 9:

Di kota Yerikho, tinggal seorang kepala pemungut pajak, Zakheus, yang sangat
dibenci oleh orang banyak. Ia adalah koruptor, dan penghianat bangsa, karena dia menarik
uang lebih daripada yang seharusnya, dan dia bekerja pada pemerintah Roma, yang pada
waktu itu menjajah bangsa Yahudi. Semua orang tidak mau berteman dengannya, walaupun
ia sangat kaya. Orang-orang memandang dia sebagai seorang pendosa yang harus dijauhi.

Sebelum lewat di kota Yerikho, Yesus menyembuhkan orang buta di tengah jalan.
Maka orang-orang banyak mengerumuni Dia, demikian juga Zakheus. Namun karena
badannya pendek, maka ia memanjat pohon ara untuk dapat melihat Yesus dengan jelas.
Yesus mengetahui maksud hati Zakheus, maka ketika Ia lewat, Dia memandang Zakheus
dengan penuh kasih. Dia memanggil nama “Zakheus”, dan bahkan mau tinggal dan makan
bersama dengannya.

Kasih inilah yang merubah kehidupan Zakheus, dan ia mengalami pertobatan yang
benar. Pertobatan/Metanoia adalah perubahan sikap 180 derajat. Berubah dari sikap dosa dan
berbalik kepada Kristus, serta menyadari jati diri kita yang sebenarnya, sebagai anak-anak
Allah. Itu juga yang dialami oleh Zakheus, setelah mengalami kasih dari Tuhan, mengalami
pertobatan, dia mau memperbaiki hidup, dan membagi kasih kepada orang lain, termasuk
orang-orang yang pernah dia rugikan.

Kita semua adalah seperti Zakheus, yang datang dengan latar belakang yang berbeda,
dan kita ingin melihat Tuhan, serta mengalami jamahan kasih-Nya. Tidak ada kesalahan yang
terlalu besar bagi Tuhan untuk diampuni. Dimana dosa semakin besar, maka kasih-Nya akan
semakin besar dan nyata. Tuhan tidak mempermasalahkan masa lalu, dosa-dosa kita. Yang
Dia mau adalah, kita menyadari akan semua dosa-dosa kita, bertobat, dan mengalami kasih-
Nya yang begitu besar. Kasih yang sempurna, kasih yang “Agape”, yang bukan dari dunia
ini, yang dapat merubah segalanya.

Orang yang sudah mengalami jamahan kasih Allah, seharusnya tidak boleh menjadi
manusia yang sama lagi. Kehidupannya harus benar-benar berubah, karena tidak ada kasih
yang dapat disimpan sendiri. Dengan sendirinya kasih ini akan mengalir keluar, dan akan
menular dengan cepat. Alangkah indahnya, jika di dalam keluarga, komunitas, lingkungan,
dan paroki kita, semua orang mengalami kasih Allah yang benar-benar nyata, dan
membagikannya kepada semua orang. Dunia kita akan menjadi tempat bagi kita untuk
mempraktekkan hukum Tuhan, yaitu hukum cinta kasih. Tempat bagi kita untuk melakukan
pelayan dengan penuh kasih dan sukacita.
Pembahasan ayat-ayat

Luk 19:1: Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus memasuki kota itu.

Yerikho adalah suatu kota di mana terletak di sebelah Timur dari Yerusalem, dan
dekat dengan sungai Yordan. Ditempat inilah tempat tembok yang terkenal, yaitu tembok
Yerikho yang dirubuhkan oleh Yosua, atas bantuan Tuhan. Ketika itu para iman berjalan
mengelilingi tembok dan pada hari ketujuh mereka mengeliliungi tembok Yerikho dan
bersorak sorai, dan tembok itu runtuh (Yos 6:13-16). Di tempat ini juga yang
menginspirasikan lagu “Dari Yerikho ke Yerusalem ada jalan belas kasih ….). Ketika itu
seorang Samaria menolong seorang yahudi, setelah dia dirampok. Juga ada seorang buta,
yang disembuhkan Yesus (Lukas 18:35-43). Dan ditempat inilah terjadi suatu drama
kehidupan, yang memberikan pengharapan kepada semua pendosa, termasuk kita semua,
yaitu drama kasih yang membawa pertobatan yang sejati, kisah Zakheus.

Luk 19:2 Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang
kaya.

Zakheus yang berarti “suci”,dari Zakchaios, atau “zakkay”.


Dia yang memang suci, karena dimurnikan sendiri oleh Yesus Kristus. Dia seorang pendosa
yang diubah oleh Yesus menjadi seorang kudus. Dia adalah seorang pemungut cukai, bahkan
kepala dari pemungut cukai di daerah Yerikho. Sebagai latar belakang, pada masa
pemerintahan Roma, orang-orang Yahudi diharuskan untuk membayar pajak kepada
kaisar/pemerintah Roma. Dan amatlah umum pada masa itu, bahwa seorang pemungut pajak,
biasanya menarik pajak lebih daripada yang ditetapkan oleh pemerintah Roma. Dengan
kebiasaan seperti itu, maka seorang pemungut pajak menjadi sangat dibenci rakyat. Karena
Zakheus seorang yahudi, maka dia dianggap seorang yang berkhianat terhadap bangsanya
sendiri, karena dia bekerja pada pemerintah Roma, bangsa penjajah. Zakheus, dengan
pekerjaannya sebagai pemungut pajak, adalah seseorang yang mengambil hak orang lain
yang bukan menjadi haknya, dalam hal ini adalah uang milik masyarakat. Dengan cara
seperti inilah Zakheus menjadi kaya.

Luk 19:3 Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena
orang banyak, sebab badannya pendek.

Zakheus tentu sudah mendengar tentang Yesus, dimana terlihat dari keinginannya
untuk melihat Yesus. Dia sudah mendengar bagaimana Yesus sudah menyembuhkan begitu
banyak orang dari berbagai macam penyakit, juga membuat begitu banyak mukjizat. Dia juga
mungkin sudah mendengar bagaimana Yesus tidak pernah menolak seorangpun untuk datang
kepada-Nya, juga termasuk pendosa. Namun karena keterbatasannya, karena badannya
pendek, dan juga ada begitu banyak orang, maka kita dia tidak dapat melihat Yesus.
Luk 19:4 Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk
melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Zakheus tidaklah menyerah karena keterbatasannya, dan karena orang banyak yang
menghalangi dia untuk bertemu dengan Yesus. Yang dia lakukan adalah memanjat pohon ara.

Luk 19:5 Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus,
segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”

Lihatlah, karena Zakheus sudah berusaha dengan segala keterbatasannya, dia akhirnya
dapat berjumpa dengan Yesus. Benarlah apa yang dikatakan di dalam alkitab, bahwa Dia
akan membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang mencari-Nya dengan tulus hati. Dan
bagaimana pertemuan Yesus dengan Zakheus? Yesuslah yang terlebih dahulu mengadakan
inisiatif. Dia yang terlebih dahulu membuka pembicaan dengan Zakheus. Yang Yesus
lakukan adalah:

 BERHENTI. Yesus berhenti di bawah pohon tempat Zakheus ada. Dia mau berhenti
dimana saja, juga ditempat kita ada.
 Yesus berhenti setiap saat di dalam kehidupan kita, lebih-lebih pada saat kita benar-
benar membutuhkan uluran kasih-Nya,
 MELIHAT KEATAS. Pada saat semua orang memandang rendah Zakheus, Yesus
justru melihat keatas, kepada Zakheus. Pada saat mata Yesus bertemu dengan mata
Zakheus, mata-Nya bukanlah mata yang benci dan menuduh, seperti yang dilakukan
oleh orang-orang Yahudi. Tatapan mata yang dipancarkan oleh Yesus adalah tatapan
penuh kasih.
Jangan pernah berfikir bahwa kita tidaklah pantas untuk menerima Yesus, karena
dosa-dosa kita. Yesus tidak pernah merendahkan kita kalau kita menyadari dosa-dosa
kita. Dia akan meninggikan kita, dan membawa kita ke tempat yang seharusnya, yaitu
menjadi anak-anak Allah.
 MEMANGGIL. Bayangkan, tidak ada orang yang memanggil Zakheus dengan
namanya. Semua orang memanggil Zakheus dengan sebutan “pemungut cukai”.
Yesuslah yang juga memanggil kita dengan nama kita masing-masing, “James, Heri,
Doni, …” Terlebih dia juga memanggil kita dengan sebutan “sahabat”, karena
meskipun kita adalah hamba, namun Dia menganggap kita adalah sabahat-Nya.
Yang terpenting, adalah Dia memanggil kita dengan sebutan “anak-anak Allah”.
Sebutan yang memungkinkan kita untuk memanggil Allah, sebagai Abba, Bapa, Papa,
Bapak.
 MEMINTA. Jangankan meminta untuk menjadi teman, berbicarapun orang segan
kepada Zakheus. Yesus meminta kepada Zakheus untuk dapat tinggal dirumahnya.
Mungkin pada saat ini, Tuhan Yesus, meminta sesuatu kepada kita. Dan mungkin
juga itu adalah permintaan yang sama, yaitu untuk turun dari tempat kita, tempat di
mana kita biasa berada. Tempat di mana dosa dan kebiasaan buruk harus
ditanggalkan.
 TINGGAL. Yesus mau tinggal menginap di rumah Zakheus. Tuhan, pencipta langit
dan bumi, mau memilih untuk tinggal di rumah Zakheus, sang pendosa, sementara
orang menganggap najis untuk menginjakkan kaki di rumah sang pendosa.
Yesus juga mau tinggal di hati kita, di kehidupan kita, di permasalahan kita. Dia
sudah menawarkan dirinya kepada kita. “….. Aku mau tinggal di rumah hatimu”.
Lalu apakah jawaban kita?
Luk 19:6 Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita.

Dan dikatakan bahwa “Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita”.
Bayangkan jika ada seorang superstar atau presiden yang mengatakan, bahwa dia mau
bermalam di rumah kita dan makan bersama kita. Kita tentu akan segera bergegas dan
menyambutnya. Inilah, Yesus, Tuhan yang menciptakan seluruh alam semesta, raja dari
segala raja, meminta kita, untuk diperbolehkan tinggal di hati kita. Apa yang dilakukan oleh
Zakheus:

 TURUN. Zakheus turun dari pohon untuk bertemu dengan Yesus secara pribadi. Kita
juga harus turun dari ketinggian pohon yang menghalangi kita untuk berjumpa dengan
Yesus lebih dekat lagi. Kita harus meninggalkan segala kesombongan kita, masa lalu
kita, ketakutan, kekuatiran, merasa sikap merasa tidak dikasihi, kesendirian kita,
untuk bertemu secara pribadi dengan Yesus.
 MENERIMA. Sama seperti Zakheus, pada saat Yesus datang dan memanggil kita,
kita harus menerima-Nya. Adalah untuk kebaikan kita untuk menerima panggilan-
Nya, agar kita dapat merasakan damai sejahtera dan agar kita mendapatkan kekuatan
dalam mengarungi bahtera kehidupan ini yang penuh tantangan.
 SUKACITA. Sudah selayaknyalah, bahwa panggilan Tuhan, harus kita sambut
dengan sukacita.

Luk 19:7 Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: “Ia
menumpang di rumah orang berdosa.”

Semua orang bersungut-sungut, merasa bahwa Yesus yang begitu suci tidak layak
untuk tinggal di rumah sang pendosa dan sang pendosa tidaklah layak untuk menerima
Yesus, sang Maha Suci.

Luk 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku
akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang
akan kukembalikan empat kali lipat.”

Salah satu bentuk dari pertobatan yang benar adalah semangat dan tindak lanjut untuk
melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan. Yesus mengatakan kepada Maria
Magdalena, si pelacur “Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi…(Yoh 8:11)”. Dan kasih
merubah segalanya. Mungkin ada banyak orang yang mengatakan kepada Zakheus bahwa dia
harus berubah, dan mungkin semua itu membuat Zakheus semakin marah. Namun kasih dari
Yesus, yang mau menyapa dan tinggal bersama dia, yang mau menerima dia apa adanya,
menjadi suatu kekuatan untuk merubah apa yang tidak dapat dia rubah sebelumnya. Bahkan
Zakheus melakukan silih atas segala dosa-dosanya. Mengembalikan empat kali lipat adalah
hukum orang Yahudi bagi orang yang mencuri lembu atau domba, dia harus menggantinya
empat kali lipat (lihat kel 22:1). Secara hukum/adat dengan mengganti empat kali lipat
sudahlah lebih dari cukup, namun tidak bagi Zakheus yang baru saja menerima kasih yang
berlimpah dari Yesus. Kasih dari Yesus meluap, seperti yang digambarkan Daud dalam
mazmurnya “pialaku penuh melimpah (Mazmur 23:5)”. Kasih inilah yang mendorong
Zakheus untuk melakukan hal yang lain, yang melebihi hukum yang berlaku, melebihi
tingkat keadilan, yaitu dengan mengatakan “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan
kepada orang miskin”

Luk 19:9 Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini,
karena orang inipun anak Abraham.

Yesus mengatakan “Hari ini, telah terjadi keselamatan”. Pertobatan yang benar selalu
akan menghasilkan keselamatan. Zakheus yang mengalami kasih Tuhan, dan kemudian
bertobat dan melakukan silih atas dosa-dosanya, akhirnya mendapatkan sesuatu yang paling
berharga, yaitu mendapatkan keselamatan. Kita pun sama seperti Zakheus, bahwa kita adalah
anak-anak Abraham di dalam iman. Kita mempunyai iman seperti Abraham. Abraham
dibenarkan karena iman, kitapun dibenarkan karena iman, yaitu iman kepada Yesus Kristus.
Namun lebih lagi keselamatan yang kita terima adalah melulu karena berkat Tuhan,
pemberiaan cuma-cuma dari Tuhan. Kalau kita mencari siapa yang layak menerima
keselamatan, maka semua orang tidaklah layak untuk menerimanya, karena kita semua telah
berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.

Luk 19:10 “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Yesus datang ke dunia ini untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Sama seperti
gembala yang baik, Ia tidak membiarkan satu dombapun hilang dari kawanannya. Sama
seperti yang Dia katakan, bahwa orang sakitlah yang membutuhkan dokter.

Anda mungkin juga menyukai